Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Budidaya Perairan
Budidaya Ikan dan Krustasea
Best Aquaculture Practices
Pedoman, Standar Sertifikasi
BAP Finfish and Crustacean Farm Standards Issue 2 Revision September 2014
DISCLAIMER:
Dokumen ini dimaksudkan semata-mata sebagai bantuan untuk
kenyamanan klien yang tidak fasih berbahasa Inggris.
Terjemahan ini berasal dari versi asli berbahasa Inggris. Jika
terdapat perbedaan penafsiran antara versi bahasa Inggris dan
terjemahannya, versi bahasa Inggris tetap menjadi versi resmi
sebagai dasar audit dan kesesuaian persyaratan.
Diterapkan Pada
dan Limbah
14. Kesehatan dan Kesejahteraan
Hewan: Praktek dan Kondisi
Budidaya
6. Lingkungan (Hanya Keramba atau Tambak di Air Tawar atau Air Payau)
Kendali Kualitas Air
Fasilitas budidaya air dengan keramba atau tambak harus memantau kualitas air
untuk memastikan terpenuhinya kriteria kualitas air BAP. Di danau, waduk dan
muara, pengoperasian harus mematuhi batas tingkat pemberian pakan.
Pengukuran kualitas air yang diambil selama inspeksi sertifikasi harus memenuhi
kriteria BAP serta peraturan pemerintah yang berlaku. Fasilitas harus mematuhi
kriteria final BAP dalam waktu 5 tahun.
Data tambahan
Setelah tahun pertama pemantauan kualitas air, pengaudit akan menggunakan data
yang ada pada formulir permohonan fasilitas untuk menghitung indeks muatan tahunan
untuk total zat padat tersuspensi, fosfor terlarut, total amonia nitrogen, dan permintaan
oksigen biokimia selama 5 hari, ditentukan sebagaimana dijelaskan di bawah.
22
23
24
26
30
Budidaya yang sudah ada harus menyediakan data pemantauan sedikitnya tiga
tahun untuk menunjukkan bahwa budidaya memenuhi atau melewati standar
bentik yang diperlukan dalam izin operasi pada tingkat produksi sekarang.
Budidaya baru harus menyelesaikan studi dasar, dengan ulasan dari ahli yang
mandiri, yang menjelaskan kondisi hidrografik dan bentik di tempat budidaya,
dan dengan penilaian ahli (diberikan tanpa kewajiban), budidaya dapat
memenuhi atau melampaui standar bentik yang diperlukan oleh perizinan
operasional pada tingkat produksi sekarang atau yang diajukan. Penilaian ini
harus diverifikasi dengan hasil sampel pada audit selanjutnya.
Menyediakan dokumen untuk menunjukkan bahwa kualitas endapan ditentukan
dengan menggunakan pengumpulan sampel dan metode analisis yang diterima
secara umum.
Mengumpulkan dan menyimpan data tempat pembuangan karbon dan nitrogen
yang berdasar dari pemberian pakan dapat dihitung. Ini berarti mencatat konten
karbon dan nitrogen pada pakan yang diberikan, berat semua ikan yang dipanen
ditambah ikan mati yang dibuang selama budidaya, dikurangi berat ikan remaja
yang ditebar.
31
Informasi Tambahan
Australia Marine Farm License Condition, Schedule 3
Farm Site Inspection Checklist
British Columbia Salmon Farmers and Province of British Columbia 2001
http://www.salmonfarmers.org
Guide to the Assessment of Sediment Condition at Marine Finfish Farms in
Tasmania
C. Macleod dan S. Forbes (editor)
Tasmanian Aquaculture and Fisheries Institute
University of Tasmania
Hobart, Tasmania, Australia
http://www.imas.utas.edu.au/__data/assets/pdf_file/0011/68384/AquafinCRC_ProjectNo
4.1.pdf
Norwegian Standard N.S. 9410.E
Environmental Monitoring of Marine Fish Farms
Code of Good Practice for Scottish Finfish Culture
Scottish Salmon Producers Organization
http://www.scottishsalmon.co.uk
Washington State Legislature, WAC 173-204-420
Sediment Impact Zone Maximum Criteria
http://apps.leg.wa.gov/WAC/default.aspx?cite=173-204-200
FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper No. 527
Environmental Impact Assessment and Monitoring
in Aquaculture, pp. 455535
A. Wilson, S. Magill, K. D. Black 2009
FAO. Rome, Italy
32
area penampungan, tidak dibuang langsung ke aliran air atau area muara lainnya.
Penampung ini bisa dipasang di sepanjang tepi kanal atau di dataran garam di atas air
pasang tinggi. Endapan kolam dari bantaran erosi biasanya bisa ditempatkan kembali
ke area yang terkikis.
Pertambakan tidak boleh mengeruk atau mengisi lahan basah sensitif, atau lahan
basah penyangga, untuk menambah area yang tersedia untuk pembangunan kolam.
Pencegahan erosi menghindari pengendapan ulang material tanah dari pembuangan
hilir pertambakan. Pengendalian erosi dari pembuangan mencakup mengurangi
dampak energi pembuangan pada tanah dan mengurangi kecepatan air pada parit
untuk mencegah gesekan. Pipa pengeringan harus ditambah minimal 1 m melebihi
tanggul pada elevasi di dekat bawah parit. Daerah pipa keluar harus dilindungi dengan
perisai cipratan atau riprap (susunan bongkahan batu alam) untuk mengurangi
kekuatan pembuangan. Pipa pengeringan yang langsung membuang ke kali harus
melewati bantaran kali untuk mencegah erosi dan diletakkan di dekat aliran pada
tingkat air normal.
Ketika endapan dibuang ke luar area peternakan secara langsung, hal ini hanya dapat
dilakukan pada tempat penampungan dari tanah yang tanahnya mengandung garam,
untuk mencegah limpasan. Limpahan atau rembesan dari tanah dan air yang bergaram
dari penampungan tidak boleh merusak area.
36
39
40
41
42
43
44
11. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, beberapa bagian hanya untuk keramba)
Kontrol Pelepasan
Budidaya bersertifikat harus mengambil semua langkah praktis untuk mencegah
pelepasan dan meminimalkan efek merugikan yang mungkin terjadi pada
kehidupan liar di air jika terjadi pelepasan.
Latar Belakang Standar
Pelepasan spesies budidaya yang dijinakkan dan/atau non-asli, atau lepasnya telur
atau larva dapat mengarah pada kawin silang dan perubahan gen krustasea lokal atau
populasi ikan. Pelepasan spesies non-asli juga bisa mengarah pada kompetisi dengan
spesies asli untuk makanan dan/atau habitat, dan kemungkinan konsekuensi ekologis
merugikan lainnya. Penyakit juga bisa ditularkan dari ikan yang lepas ke ikan liar.
Biasanya pelepasan terjadi ketika ada lubang di jaring karena aus, tabrakan dengan
kapal, kesalahan manusia, atau diserang oleh predator besar. Kerusakan juga bisa
terjadi selama cuaca buruk, yang dapat merobek jala dan menyebabkan kehilangan
yang cukup banyak. Pelepasan kadang-kadang terjadi saat ikan dikeluarkan dari air
untuk penilaian atau panen, atau jika mata jaring terlalu besar untuk stok terkecil ikan di
dalam keramba.
Pelaksanaan
Semua insiden yang melibatkan lolosnya hewan harus didokumentasikan secara
akurat. Budidaya harus menunjukkan penurunan pelepasan dari waktu ke waktu.
Semua sistem harus dirancang untuk meminimalkan pelepasan hewan budidaya.
Misalnya, kolam dan sistem budidaya lainnya harus memiliki lapisan yang utuh pada
saluran air masuk dan keluar. Perangkat filter yang dapat diterima termasuk
serangkaian lapisan berjala yang dapat menyaring semua air, filter alas kering yang
dibangun dengan kerikil dan pasir, filter solid lapisan mikro, dan kolam jebakan dengan
saringan pembuangan. Fasilitas produksi harus dibangun untuk mencegah limpasan
karena badai, gelombang, atau banjir. Jika diperkirakan akan hujan deras, level kolam
harus diturunkan untuk mencegah kenaikan level air dan tanggul jebol.
Keramba, Kandang Jaring
Keramba, jaring, dan kandang harus ditandai dan dipertahankan dalam kondisi baik, dan
catatan perbaikan harus dijaga. Inspeksi berkala dari tambat baris harus
didokumentasikan. Jaring apung yang berada di sepanjang garis atas air harus
mengelilingi perimeter dari kandang jaring. Pemohon harus mematuhi setiap desain
kandang lokal dan standar konstruksi yang disetujui oleh asosiasi produsen lokal.
Setiap upaya harus dilakukan untuk menjamin ikan tidak melarikan diri dari kurungan di
badan air. Keramba dan kandang jaring harus terbuat dari bahan yang kokoh dan
dipertahankan dalam kondisi baik untuk meminimalkan kemungkinan berlubang dan
45
12. Lingkungan (Semua Sistem Produksi, beberapa standar hanya untuk keramba)
Perlindungan Keragaman Hayati dan Satwa Liar
Budidaya bersertifikat harus mengelola interaksi fisik dengan satwa liar.
Latar Belakang Standar
Budidaya harus mematuhi hukum yang berkaitan dengan perusakan burung predator
lainnya. Jika berlaku, izin dan catatan harus tersedia. Program BAP sangat mendorong
budidaya untuk mempekerjakan secara manusiawi, melakukan tindakan nonmematikan untuk kontrol predator, bahkan ketika metode mematikan diizinkan.
Pelaksanaan
Budidaya harus mencatat semua kematian predator (spesies dan jumlah). Selain itu,
semua spesies yang terdaftar sebagai "terancam punah" dan "sangat terancam" oleh
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (the International Union for
Conservation of Nature/IUCN) Daftar Merah, atau dilindungi oleh undang-undang lokal
atau nasional, harus dikenai metode pencegahan pasif saja, dan itu artinya tindakan
tidak aktif atau mematikan harus digunakan.
48
49
Daftar hukum lokal yang relevan dan kondisi spesifik izin operasi budidaya yang
berlaku untuk manajemen satwa liar dan perlindungan.
Daftar spesies lokal diklasifikasikan sebagai terancam punah atau terancam di
bawah undang-undang setempat dan/atau terdaftar pada IUCN Daftar Merah.
Pada lokasi kelautan, peta mengidentifikasi secara resmi laut dan habitat pesisir
yang "kritis" dan/atau "sensitif" di wilayah tersebut. Jika budidaya berada di
daerah yang ditetapkan, daftar spesies menetap yang diklasifikasikan terancam
punah dalam jarak 2 km dari budidaya dan spesies pesisir yang tidak menetap di
kawasan ini, diperbarui jika diperlukan untuk menunjukkan keberadaan satwa liar
setelah budidaya dimulai, juga harus disertakan.
Pelatihan untuk staf budidaya dalam mengenali spesies terancam punah,
terancam, dan dilindungi yang mereka mungkin lihat dari budidaya, dan sistem
pencatatan dan pelaporan observasi tersebut untuk manajemen pertanian dan
anggota masyarakat yang telah menyatakan minatnya.
Penunjukan salah satu anggota staf untuk melaksanakan langkah-langkah
pengendalian mematikan, jika diperlukan, dan untuk pelatihan individu dalam
metode penyembelihan yang berperikemanusiaan.
Deskripsi langkah pasif budidaya untuk mencegah masuk ke kandang burung
pemangsa atau mamalia kecil.
Pada lokasi laut dengan mamalia laut karnivora, deskripsi tindakan pasif
budidaya untuk melindungi keramba dari serangan bawah air.
Prosedur untuk pemeriksaan rutin keramba untuk memeriksa dan melaporkan
integritas tindakan pasif.
Dokumentasi untuk menunjukkan bahwa langkah-langkah pencegahan aktif
tetapi non-mematikan yang digunakan telah disetujui oleh regulator melalui
review dampak lingkungan dengan referensi khusus untuk spesies langka,
dilindungi, terancam, atau bangsa ikan paus di area. Perangkat tersebut tidak
akan digunakan jika peninjauannya menunjukkan mereka dapat mempengaruhi
spesies ini.
Prosedur pelaporan dalam hal mengontrol tindakan yang menyebabkan
kematian satwa liar dan tindakan yang diajukan untuk mencegah hal yang sama
terjadi lagi.
Prosedur yang menyatakan metode mematikan hanya dapat digunakan setelah
Standar
Semua Sistem Produksi
12.1: Fasilitas ini akan menggunakan metode yang manusiawi untuk mencegah
predator dan aktif mendukung metode non-mematikan. Jika berlaku, izin
pemerintah untuk kontrol predator harus tersedia untuk diperiksa. Tidak ada
kontrol, selain pengecualian metode non-mematikan, harus diterapkan untuk
spesies yang terdaftar sebagai terancam punah atau sangat terancam dalam
IUCN Daftar Merah atau yang dilindungi oleh undang-undang lokal atau nasional.
12.2: Fasilitas harus mencatat, dan melaporkan jika diperlukan, spesies dan jumlah
semua kematian burung, mamalia, dan reptil.
Keramba
12.3: Pemohon harus memiliki Rencana Interaksi Satwa Liar tertulis sesuai dengan
persyaratan pelaksanaan yang tercantum di atas dan yang sesuai dengan
prosedur, kinerja, dan persyaratan pelaporan di dalamnya.
12.4: Karyawan budidaya harus kenal dengan ketentuan WIP dan terlatih dalam aspek
itu yang mereka dapat diminta untuk menerapkannya.
53
Pelaksanaan
Pertambakan harus menyediakan fasilitas yang dirancang untuk menjaga dan
membesarkan krustasea dan ikan dengan ruangan dan naungan yang memadai.
Komposisi suhu dan kimia dari air budidaya harus dipertahankan agar tepat, dan
perubahan kualitas air harus dilakukan perlahan-lahan sehingga spesies yang
dibudidayakan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Tingkat oksigen terlarut
yang memadai harus dipelihara.
Pakan yang tepat untuk spesies budidaya harus diberikan secara berkala. Meskipun
periode puasa mungkin diperlukan untuk panen dalam kondisi higienis, hal ini harus
diminimalkan.
Budidaya harus meminimalkan situasi stres selama penanganan dengan membatasi
waktu berkerumun dan waktu keluar dari air. Kondisi budidaya harus dikelola untuk
menghindari situasi yang dapat menyebabkan stres, cedera, atau penyakit.
Hewan mati yang bias diambil harus dikeluarkan dari kolam atau keramba setidaknya
setiap hari dan dibuang dengan benar. Spesimen ikan sakit dan tidak diinginkan akan
dieliminasi secara manusiawi, misalnya mematikannya dengan pukulan di kepala.
Staf budidaya harus memeriksa secara teratur fasilitas budidaya, mencatat kualitas air
serta penampakan (misalnya, kondisi ikan) dan perilaku (misalnya, kehilangan nafsu
makan) dari hewan yang menjadi tanggung jawab mereka. Tindakan cepat harus
diambil untuk memperbaiki kekurangan atau gejala.
Meskipun data ilmiah yang dapat diandalkan tentang efek padat penebaran pada
kesejahteraan hewan akuatik terbatas, dan banyak faktor yang mempengaruhi
hubungan ini, standar BAP memerlukan operator untuk membangun dan menerapkan
batas mereka sendiri.
Kerumunan dan penanganan hewan akuakultur selama panen dan transportasi
berpotensi menimbulkan stres, sehingga langkah-langkah harus diambil untuk
mencegah penderitaan hewan yang tidak perlu.
Ketika hewan akuakultur yang sensitif, atau kegiatan fisiologis mereka sangat
berkurang selama pengangkutan, proses tersebut harus dilakukan dengan metode
yang manusiawi.
Hewan yang tidak sengaja jatuh ke tanah saat panen tidak boleh dibiarkan kekurangan
air hingga mati tercekik. Transportasi langsung hewan harus menjaga kualitas air yang
memadai selama transportasi. Hal ini biasanya membutuhkan penerapan aerasi
mekanis atau oksigenasi dalam wadah transportasi. Kontrol suhu juga mungkin
54
60
66
68
Lampiran A
Kriteria Kualitas Air Limbah BAP Semua Budidaya Kolam
Variabel (unit)
Nilai Awal
Akhir
Frekuensi
(setelah 5 tahun) Pengumpulan
pH (unit pH standar)
6.0 - 9,5
6.0 - 9.0
Bulanan
50 atau kurang
25 atau kurang
3 bulanan
Bulanan
5 atau kurang
3 atau kurang
Bulanan
50 atau kurang
30 atau kurang
3 bulanan
4 atau lebih
5 atau lebih
Bulanan
Klorida
Tidak ada
pembuangan
Tidak ada
pembuangan
Bulanan
69
Lampiran B
Formulir Pemantauan Sampel Limbah pH dan Oksigen Terlarut
Tanggal
(hari/bln/thn)
Pagi
pH (unit standar)
Siang
Rata-rata
Pagi
____/01/____
____/02/____
____/03/____
____/04/____
____/05/____
____/06/____
____/07/____
____/08/____
____/09/____
____/10/____
____/11/____
____/12/____
Rata-Rata
Tahunan
No. Unit
Dipanen
Fosfor Terlarut
(mg/L)
Klorida
(mg/L)
No. Unit
Dipanen
____/01/____
____/02/____
____/03/____
____/04/____
____/05/____
____/06/____
____/07/____
____/08/____
____/09/____
____/10/____
____/11/____
____/12/____
Rata-Rata
Tahunan
71
Tanggal
(hari/bln/thn)
1
2
3
4
Rata-Rata
Tahunan
Lampiran C
Perhitungan Tahunan Volume Limbah
Estimasi volume limbah tahunan ditentukan menggunakan salah satu persamaan
berikut.
72
No. Unit
Dipanen
73
Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan
Metode Pertukaran Air - Volume Kolam
Budidaya memiliki kolam seluas 100 ha dengan kedalaman rata-rata 1 m, dengan ratarata pertukaran air sebanyak 2.5% volume kolam/hari. Ada 2,3 panen/tahun, dan ratarata jarak antar panen 120 hari. Sumber air di fasilitas mengandung rata-rata 10 mg/L
74
Contoh: Penggunaan Air, Indeks Beban untuk Estimasi Limbah Tahunan dengan
Metode Operasional Pompa
Budidaya memiliki dua pompa yang membuang volume gabungan 136 m3/min.
Pompa beroperasi rata-rata 8 jam/hari. Sumber air di budidaya rata-rata
75
76
Lampiran D
Pemantauan Kualitas Air BAP
Keramba dan Jaring di Danau dan Waduk
Variabel
Suhu
Oksigen terlarut
pH
Chlorophyll-a
Permintaan oksigen biokimia 5-hari
Visibilitas secchi disk
Total fosfor larut
Total nitrogen amonia
Limpahan phytoplankton dan spesies
77
Kedalaman Sampel
Profil vertikal, selang 2-m
Profil vertikal, selang 2-m
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Tidak tersedia
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Sama dengan kedalaman
bagian tengah keramba
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Bulanan
3 bulanan
3 bulanan
3 bulanan
Mingguan
3 bulanan
3 bulanan
3 bulanan
Lampiran E
Indeks Beban untuk Keramba, Kandang Jaring
Indeks penggunaan air tidak dapat diterapkan pada keramba dan jaring. Beban nitrogen
dan fosfor yang diberlakukan pada keramba dan kandang jaring pada badan air
Persamaan 1
Beban nitrogen (kg/tahun) = [Jumlah pakan (kg) x Nitrogen (% dalam pakan) 100] [Ikan Panen (kg) x Nitrogen (% dalam ikan) 100]
Persamaan 2
Beban fosfor (kg/tahun) = [Jumlah pakan (kg) x Nitrogen (% dalam pakan) 100] - [Ikan
Panen (kg) x Nitrogen (% dalam ikan) 100]
* Dalam persamaan 1 dan 2, massa ikan dipanen juga dapat mencakup massa setiap
ikan mati yang dikeluarkan dari keramba sebelum panen.
Persamaan 3
Beban indeks nitrogen (kg/MT ikan) = beban nitrogen (kg/tahun) produksi ikan
(MT/tahun)
Persamaan 4
Indeks beban fosfor (kg/MT ikan) = beban fosfor (kg/tahun) produksi ikan (MT / tahun)
Persentase nitrogen dalam pakan adalah persentase protein kasar dibagi dengan 6,25.
Kandungan fosfor dalam pakan ikan nila adalah sekitar 1%, tetapi nilai yang tepat harus
diukur atau diperoleh dari produsen pakan. Misalnya, ikan nila hidup biasanya
mengandung 2,2% nitrogen dan fosfor 0,72%.
78
Lampiran F
Formulir Ketertelusuran Produk Sampel
Nama Budidaya
PAKAN
Tipe Pakan
Kuantitas Benih
Produsen
Spesies
Pembenihan
No. Lot
No. BAP
PENGGUNAAN PESTISIDA
Senyawa 1
Tingkat Aplikasi
Tingkat Aplikasi
Waktu Aplikasi
Waktu Aplikasi
Senyawa 2
Senyawa 2
Tingkat Aplikasi
Tingkat Aplikasi
Waktu Aplikasi
Waktu Aplikasi
PANEN
Tanggal Panen
Kuantitas Panen (kg)
79
Nama Pembeli
Hasil Panen/
Alamat