Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Hanifah Fitri
NIM. 011513243087
LEMBAR PENGESAHAN
Pengesahan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Wanita Subur Dalam
Masa Prakonsepsi di PKM Medokan Ayu
Nama : Hanifah Fitri
NIM
: 01513243087
Surabaya,
November 2016
Mahasiswa,
Hanifah Fitri
NIM. 015132087
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Poli KIA Puskesmas Medokan Ayu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada
perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum kehamilan
dengan sasaran mempermudah wankita mencapai tingkat kesehatan optimal
sebelum ia hamil. wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar
untuk memiliki bayi yang sehat. Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang
terencana dan setiap bayi berada dalam lingkungan yang sehat. asuhan
prakonsepsi memiliki banyak
Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada wanita usia subur
dalam persiapan prakomsepsi
1.1.2
Tujuan Khusus
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada wanita
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Definisi Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga
terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel
sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100
2.2
2.2.1
siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam dua
hari pertama. Wanita berusia.35 tahun (Benson, 2009).
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua
yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.
a. Siklus Ovarium
1) Fase Folikular
Siklus diawali hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium.
FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium.
Umumnya hanya satu terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang
lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel-sel granulosa mensintesis progesteron
yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh pertama siklus menstruasi,
dan bekerja sebagai prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka
interna yang mengelilinginya.
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon melalui 17hidroksilasi turunan dari androstenedion, testosteron dan estradiol. Kandungan
enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini mempercepat perubahan androgen
menjadi estrogen. Folikel, oosit primer mulai menjalani proses pematangannya.
Pada waktu yang sama, folikel yang sedange strogen yang meningkat
menyebabkan pelepasan LHRH melalui mekanisme umpan balik positif.
2) Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi,
oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen
yang tinggi kini menghambat produksi FSH.
Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari
folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah
dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum yang berwarna kuning
pada ovarium. Korpus luteum terus mensekresi sejumlah kecil estrogen dan
progesteron yang semakin lama semakin meningkat.
b. Siklus Endometrium
1) Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira selama 5 hari. Kadar
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma
endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi
hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah menjadi banyak sekali.
Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya. Kelenjar makin
bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk tubulus. Epitel kelenjar
berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik yang seragam dengan inti di
tengah. Stroma cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan
semakin longgar. Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil.
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir
2)
2.3
jenisnya
bermacam-macam.
sehingga
pada
saat
mempertahankan bayinya.
Pasangan juga diminta
pasangan
untuk
perempuan
melakukan
hamil
dia
dapat
pemeriksaan
darah
anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan
makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu jika salah satu
pasangan memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam
keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi.
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paruparu. Kandungan zat besi
yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Dalam
menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang, harus
3.
5.
pengobatan secepatnya.
Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan untuk
mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit herpes, klamidia,
gonorea, hepatitis dan sifilis pada pasangan, sehingga bisa dengan segera
menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit penyakit tersebut.
Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya
6.
7.
10.
penyebab AIDS).
Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menunjukkan adanya proses
penghancuran darah (hemolitik) dan termasuk salah satu pemeriksaan penyaring
11.
dari penyakit, tetapi masih dimungkinkan salah satu pihak mempunyai gen
penyakit keturunan yang akan berpindah kepada anak-anaknya. Janin
bergantung pada kualitas sel sperma yang ada pada laki-laki dan kualitas ovum
(indung telur) yang ada pada perempuan tersebut. Kemudian lahirlah anak yang
mirip dengan kedua ibu bapaknya, baik tubuh (fisik) maupun akalnya.34
Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah untuk
membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi
kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit kronis,
penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan bukan
1.
2.
3.
4.
5.
dini tentang berbagai penyakit keturunan yang diderita oleh kedua pasangan.
Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.
Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis pada diri
masing-masing pasangan yang dapat menghambat tercapainya tujuan-tujuan
6.
mulia pernikahan.
Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam
7.
2.
3.
bukan anak perempuan. Satu bentuk penyakit yang sulit ditemukan obatnya.
RH Faktor, yaitu penyakit kekurangan darah. Penyakit keturunan ini akan terjadi
jika darah sang ibu yang negatif bertentangan dengan darah sang suami yang
positif. Jika anak lahir dengan selamat, maka bayi itu akan menderita keracunan
darah, dan sebagian dari anak-anak tersebut perlu pencucian darah secara total
2.4.
2.4.1
1884, Behring dan Kitasato 1890 ). Spora Clostridium tetani biasanya masuk
kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun
2.4.2
2.4.3
penyakit tetanus
Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid
Tujuan diberikan imunisasi tetanus toksoid antara lain : untuk
melindungi bayi baru lahir tetanus Neonaturum, melindung ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan
bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit Tetanus
pada bayi baru lahir.
Tetanus toxoid (T) akan merangsang pembentukan antibodi spesifik
yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu
hamil yang mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk
antibodi tetanus. Seperti difteri, antibodi tetanus termasuk dalam golongan
imuno globulin G (IgG) yang mudah melewati plasenta, masuk dan menyebar
melalui aliran darah janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mencegah
2.4.4
Dosis
%
Perlindungan
Saat Pemberian
Lama
Perlindungan
TT I
0%
1 tahun
TT II
80 %
3 tahun
TT III
95 %
5 tahun
TT
IV
III
99 %
10 tahun
TT V
99%
TT
25 tahun/
selama seumur
hidup
Jarak waktu yang panjang antara pemberian imunisasi TT dengan saat
pada imunisasi TT adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa
kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri (Gunawan Rahman 2006)
Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang menjadi
mandul dan ada juga orang-orang yang beranggapan bahwa imunisasi TT
merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-anggapan itu adalah
tidak benar. Pemerintah bermaksud mencanangkan gerakan imunisasi TT untuk
melindungi bayi baru lahir dari risiko terkena Tetanus Neonatorum. Tetanus
neonatorum merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di Indonesia,
sekitar 40 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal. Salah satu strategi
Kemenkes RI untuk mencapai eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan
melakukan imunisasi tetanus toxoid (TT) pada ibu hamil.
2.5
Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki
maka hubunganintim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi
ovulasi (saat keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan
begitu, sperma Y yang masuk kedalam rahim dapat langsung membuahi sel telur.
Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hubungan intim
sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan
terjadi pada hari ke 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3
hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang
masih hidup dan membuahi sel telur.
Metode ini memang kurang praktis karena pasangan harus tahu saat tepat
berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus
mengukur suhu basal tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut.
Proses pengukurannya dengan meletakkan termometerkhusus di mulut
setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur. Ada beberapa syarat lain, seperti
suhu ruang harus normal dan wanita tidak dalam keadaan sakit. Lalu, hasil
pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh
menunjukkan peningkatan dibanding suhu basal, berarti saat itulah ovulasi
sedang terjadi. Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini
tentu sulit dilakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar bagaimana
pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil membuahi sel telur.
(Nina, 2008)
Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan, menurut Nugroho (2008) dapat memberikan hasil yang lebih
akurat ketimbang metode Akihito. Proses inseminasi ini diawali dengan
menampung sperma di dalam gelas hasil dari masturbasi atau coitus interuptus.
Kemudian, sperma disaring dengan dua lapis media khusus yang kekentalannya
berbeda untuk memisahkan sperma dengan semennya, serta sperma X dari
sperma Y. Pemisahan dapat dilakukan karena berat molekul keduanya berbeda.
Sperma X akan lebih cepat mencapai lapisan bawah dibanding sperma Y.
Sedangkan dengan melihat teknik berenang keduanya, mana yang lebih dulu
laki-laki.
Cara Mendapatkan Anak Laki-laki
Berikut tips cara mendapatkan anak laki-laki, akan tetapi kegagalan akan cara
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
mengalami
ketimbang sperma Y.
Seks Teratur Dengan seks teratur
Volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada
sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan
mendapatkan anak perempuan. Sebelum mencapai sel telur, sperma harus
melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama
sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan
semakin sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit,
hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3
hari menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama
mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu
2.6
ovulasi terjadi.
(Nina, 2008)
Konsep Asuhan Remaja dengan Dismenoere
SUBYEKTIF
1.
Identitas
Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama
wanita tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid yang
teratur, kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring dengan
bertambahnya usia maka kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel telur
akan mengalami penurunan. Penelitian menunjukkan bahwa potensi wanita
untuk hamil akan menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis setelah
usia diatas 38 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National
Center for Health Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia dibawah
25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 34 tahun
menurun menjadi 86% dan 78% pada usia 35 44 tahun.
2.
rencana
penundaan
kehamilan
atau
tidak
menunda
kehamilan.
Riwayat Kesehatan Klien
Syarat kesehatan klien : tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, kondisi
5.
kesehatan jiwa yang baik, kehamilan yang aman. Pengkajian penyakit klien
berfungsi untuk mengatasi penyakit yang
6.
yang tidak normal, penyulit selama kehamilan atau persalinan. Sehingga dapat
dilakukan penanganan terlebih dahulu sebulum kehamilan atau perencanaan
7
fisik meliputi kesehatan dalam arti orang itu tidak menghidap penyakit (apalagi
8
berhubungan
dengan
penyulit
seperti
Data Psikososial
Kepribadian Aspek kepribadian sangat penting karena hal ini akan
mempengaruhi pasangan dalam kemampuan beradaptasi antar pribadi. Pasangan
yang memiliki kematangan pribadi akan memiliki kemampuan yang baik dalam
memberikan kebutuhan afeksional sebagai unsur penting dalam berumah tangga.
Kenyataannya, tidak ada orang yang memiliki kepribadian ideal yang sempurna,
tapi paling tidak masing-masing pasangan bisa saling memahami dan
2)
adalah 12gr/dl agar tidak terjadi kekurangan asupan oksigen dan nutrisi ke
janinnya, serta menghindari terjadinya perdarahan saat persalinan (WHO,
2012).
2.
3.
4.
Perencanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
R/ dengan informasi ibu dan suami memiliki gambaran apa yang mereka
dapatkan di konseling ini
b. Menjelaskan kepada pentingnya pemeriksaan kesehatan prakonsepsi.
R/ ibu dan suami dapat menerima informasi
c. Memberikan dukungan mental spiritual dalam persiapan prakonsepsi
d. Memberikan KIE tentang :
- Persiapan Nutrisi
- Masa Subur
Kemungkinan terjadinya kehamilan pada hubungan seksual saat masa subur
sangan besar. Sehingga perhitungan masa subur di lihat dari siklus mentruasi
menjadi salah satu solusi untuk perencanaan kehamilan atau tidak hamil
(Sarwono,2012).
- Jenis metode kontrasepsi
- Keuntungan dan manfaat vaksin TT
- Menjaga Kebersihan alat reproduksi
- Kecemasan yang umum terjadi saat pertama melakukan senggama
e. Melakukan pendokumentasian
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 16-November-2016
Pukul
: 14.15 WIB
Tempat
: Rumah Klien
A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu
:
Umur
:
Suku /bangsa :
Agama
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
2.
3.
Ny. A
30 tahun.
Jawa/Indonesia
Islam
DIII
Karyawan Swasta
Medayu Utara
Nama Suami
Umur
Suku /bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Keluhan
Sudah 3 bulan menikah, ingin segera
menghilangkan ketergantungan minum kopi
: Tn. Z
: 33 tahun
: Jawa/Indonesia
: Islam
: STM
: Karyaawan Swasta
memiliki
Riwayat Menstruasi
HPHT 20-10-2016, haid teratur setiap bulan, siklus
menstruasi 5 hari, jumlah perdarahan normal.
keturunan,
sulit
4.
Riwayat Obstetri
Belum pernah hamil sebelumnya.
5.
Riwayat Pernikahan
Pernikahan Pertama, lama menikah 3 bulan.
6.
7.
Status TT Klien
Klien sudah melakukan TT CPW tanggal 26 Oktober 2016.
8.
HBsAg
HIV
Sifilis
: Non Reaktif
: Non reaktif
: Negatif
C. ASSESMENT
Wanita usia subur usia 30 tahun dalam masa prakonsepsi.
D. PLANNING
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui
2. Menejelaskan kepada ibu cara menghitung usia subur. Ibu dapat menghitung usia
subur berikutnya.
3. Menjelaskan kepada ibu proses fertilisasi. Ibu dapat mengulang kembali penjelasan.
4.
Menjelasan kepada ibu untuk mengurangi minum kopi. Ibu berjanji akan
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 30 tahun. Artinya,
dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori
yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35
tahun. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa
(Stickler, 2014). Tidak ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.
Meskipun usia klien masih dalam usia reproduksi, akan tetapi dilihat dari aspek
fertilitas, terdapat pengurangan kesuburan pada wanita diusia diatas 25 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa potensi wanita untuk hamil akan menurun setelah usia 25 tahun
dan menurun drastis setelah usia diatas 38 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh National Center for Health Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia
dibawah 25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 34 tahun
menurun menjadi 86% dan 78% pada usia 35 44 tahun.
Dalam kasus ini, Ny. A sudah mempersiapkan gizi selama prakonsepsi berupa
minum susu persiapan kehamilan (esensis) yakni salah satu produk susu yang tinggi zat
besi dan asam folat. Hal ini sesuai teori yang mengemukakan bahwa saam folat, penting
bagi calon ibu sejak masa prakonsepsi sampai sampai masa kehamilan trimester
pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan sistem peredaran darah
janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak
70%. (DP2M, 2014). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang
ditemukan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.A berada
dalam usia reproduksi. Dalam melakukan persiapan kehamilan prakonsepsi
perbaikan pola hidup kedua pasangan mutlak dibutuhkan. Baik dalam segi
kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, menghindari rokok, olah raga, kebersihan,
dan perbaikan pola hidup lainnya.
6.2
Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus
pada pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan promotif
dan preventif dalam masa prakonsepsi gunan mewujudkan generasi yang sehat
cerdas, dan mandiri.
Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan
kesehatan diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syauqi Al-Fanjari.2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi
Aksar.
Fatma, Lyna. 2013. Prasyarat Kesehatan Reproduksi. Dikutip [9 Nov 2016] dari:
http://lien-fea.blogspot.co.id/2013/08/prasyarat-kesehatan-reproduksi.html
H. Dadang Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa,
Kasdu, D dkk.(2001). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G
Publisher.
Laboratorium Klinik Prodia, Premarital Check Up: 100% Siap Nikah!, dalam
http://prodia.co.id/promosi/premarital-check-up-100-siap-nikah.htm, diakses
pada 9 November 2016 .
Monica Purba, Cek Kesehatan Sebelum Menikah, dalam
http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm, diakses
pada 9 November 2016 .
Nina. 2008. Bayi Cowok atau Cewek . Diakses [21 Nov 2016] dalam:
https://ninafkoe.files.wordpress.com/2008/12/bayi-cowok-atau-cewek.pdf
Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan Pranikah,
(Makalah-- ITB, 2009)
Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC, Vol. 1
Widjanarko,Bambang, 2006, Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer, Mjalah
Kedokteran Damianus. Vol.5.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka