Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Daftar Isi...............................................................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................ 1
Latar Belakang........................................................................................................ 1
Rumusan masalah..2
BAB II: ISI......................................................................................................................... 2
Pengertian Etika...................................................................................................... 2
Dilema Etika........................................................................................................... 3
Kebutuhan Khusus Terhadap Kebutuhan Kode Etik Profesi................................. 5
Perbedaan antara KAP dengan Profesional lainnya........................................ 5
Cara-cara yang Dilakukan Akuntan Publik untuk Berlaku Profesional........... 6
Kode Etik................................................................................................................ 6
Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesional............................................................ 7
Independensi........................................................................................................... 9
Beberapa Ancaman Terhadap Independensi Auditor............................................. 9
Kepemilikan Finansial yang Signifikan............................................................ 9
Pemberian Jasa Non-Audit kepada Klien......................................................... 10
Imbalan Jasa Audit dan Independensi.............................................................. 13
Tindakan Hukum antara KAP dan Klien serta Independensi.......................... 15
Pergantian Auditor............................................................................................ 15
Ketentuan Bapepam-Lk Terkait Dengan Independensi Auditor............................ 16
Jasa-Jasa Non-audit.......................................................................................... 17
Komite Audit.................................................................................................... 17
Konflik yang Timbul dari Hubungan Kerja..................................................... 17
Rotasi Partner dan KAP................................................................................... 18
Kepentingan Kepemilikan................................................................................. 18
Bantuan-Bantuan Untuk Menjaga Independensi Dan Integritas Audit................... 18
Kontrak Kerja dan Pembayaran Imbalan Jasa Audit Oleh Manajemen..............19
Perlindungan Kertas Kerja................................................................................ 20
BAB III: PENUTUP.............................................................................................................21
Kesimpulan............................................................................................................... 21
DaftarPustaka............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika adalah seperangkat moral dan nilai. Dalam kehidupan sehari-hari, etika sangat
dibutuhkan dalam proses sosialisasi. Begitu pun dalam dunia bisnis. Setiap pelaku bisnis harus
memiliki etika agar kehidupan sosial-ekonomi berjalan dengan baik dan tertib. Dengan etika
yang djunjung tinggi, maka masyarakat akan mempercayai entitas bisnis yang ada.
Auditor sebagai satu dari entitas bisnis juga harus memperhatikan etika dalam melakukan
setiap pekerjaannya. Karena, secara tidak langsung, etika telah melindungi hak-hal auditor dan
kliennya. Integritas seorang auditor akan terjaga apabila auditor tersebut menjunjung etika yang
berlaku. Dan etika-etika yang harus diperhatikan seorang auditor termaktub dalam Kode Etik
yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK.
Di dalam kode etik, akan dibahas mengenai prinsip-prinsip seorang auditor. Dimana
seseorang dapat dikatakan sebagai auditor yang baik apabila mematuhi prinsip berikut: (1)
Integritas, (2) Objektivitas, (3) Kompetensi Profesional, (4) Kerahasiaan, dan (5) Perilaku
Profesional. Prinsip tersebut ada karena untuk mempertahankan eksistensi dan kepercayaan
masyarakat publik kepada para auditor.
Pada dasarnya, setiap auditor harus memiliki karakteristik yang sangat penting, yaitu
independensi. Artinya, dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor tidak boleh terpengaruh
oleh suatu pihak dan harus jujur serta objektif. Yang mana dengan independensi yang melekat
pada diri seorang auditor, akan muncul interpretasi yang baik dari masyarakat. Dan cara untuk
mempertahankan independensi tersebut adalah dengan mematuhi kode etik.
Kode etik berisi hukum, acuan, atau pedoman yang berupa perintah dan larangan seputar
auditing. Dan di dalam makalah ini akan disajikan beberapa ancaman yang timbul dan berpotensi
merusak independensi seorang auditor. Diantaranya yaitu: kepemilikan finansial yang signifikan,
pemberian jasa non-audit, imbalan jasa audit, dan sebagainya. Hal tersebut akan dibahas secara
detail wujud dan dampaknya serta bantuan atau alternatif untuk menghindari ancaman tersebut.
Sebab itu, setelah mengetahui kode etik yang harus dipatuhi oleh seorang auditor, maka
diharapkan integritas dan independensi para auditor dapat dipertanggung jawabkan dan
masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para auditor.
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut ini rumusan masalah yang dapat diambil oleh penulis berhubungan dengan kasus:
1. Jika seoang auditor menerima suapan yang oleh sebuah pimpinan prusahaan,
apakah tindakan tersebut melanggar kode etik?
BAB II
ISI
1. ETIKA DALAM AUDITING
Kode etik IAPI memberikan standar umum atas perilaku yang ideal dan ketetapan
peraturan yang spesifik yang mengatur perilaku. Kode etik tersebut terdiri dari tiga
bagian, ditambah sebuah bagian yang berisi definisi-definisi penting, yang meliputi
bagian-bagian sebagai berikut :
Bagian A : Penerapan umum atas Kode Etik
Bagian B : Anggota dalam Praktik Publik
Bagian C : Anggota dalam Bisnis
Bagian A mengidentifikasi tanggung jawab bertindak untuk kepentingan publik
sebagai unsur pembeda dalam profesi akuntansi. Bagian A juga menetapkan mengenai
prinsip-prinsip dasar etika professional bagi para anggota, serta memberikan kerangka
konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Bagian B dan C menggambarkan
bagaimana kerangka konseptual tersebut diterapkan untuk mengidentifikasi dan
mengatasi ancaman dalam situasi-situasi tertentu.
Berikut merupakan cara-cara profesi akuntan dan masyarakat untuk mendorong akuntan
publik agar berperilaku profesional:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pengawasan oleh pihak terkait yang dibentuk secara khusus. Auditing membutuhkan
pengabdian yang besar pada masyarakat/klien dan komitmen moral yang tinggi pula.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:
1.
2.
Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri
sendiri. Seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara.
Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat tersembunyi dan
merahasiakan kejadian tersebut.
Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi
yang dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan
pengetahuannya. Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:
1.
2.
Jika sah menurut hukum, hal tersebut etis atau Jika sesuatu perbuatan tidak melanggar
hukum berarti perbuatan tersebut tidak melanggar etika. Argumen tersebut didasarkan
pada pemikiran bahwa hukum yang sempurna harus sepenuhnya dilandaskan pada
etika.
3.
Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi
yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak
signifikan.
kompetensi,
dan
ketekunan,
serta
mempunyai
kewajiban
untuk
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesinya.
8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektifitas.
pesaing.
Prinsip-Prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum ini akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengatasi ancaman terhadap prisip-prinsip utama.
Ancaman. Umumnya, ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut :
Penelaahan pribadi ketika seorang auditor menelaah suatu situasi yang merupakan
konsekuensi penilaian sebelumnya atau nasihat dari auditor atau perusahaan tempat
sang auditor kerja.
Advokasi ketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan
berkurangnya objektivitas auditor tersebut.
Lingkungan kerja sangat bergantung pada kultur dan proses yang diterapkan pada
kantor akuntan publik tersebut.
3. INDEPENDENSI
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam
melakukan pengujian audit evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit.
Independensi merupakan satu dari karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan
dsar daari prinsip integritas dan objektivitas. Jika auditor merupakan advokat atau
dipengaruhi oleh karyawan atau manajemen klien, maka individu yang berkepentingan
tersebut akan memandang auditor tidak memiliki independensi dan objektivitas. Kode
etik membahas independensi dalam konteks terbebas dari segala kepentingan yang akan
merusak integritas dan objektivitas.
Persyaratan umum bagi independensi auditor melarang auditor untuk terlibat
dalam aktivitas audit di suatu entitas bilamana terdapat konflik kepentingan yang belum
terselesaikan. Selain itu, para pengguna laporan keuangan juga harus memiliki
kepercayaan terhadap independensi auditor. Kedua independensi ini sering disebut
independen dalam fakta atau kenyataan dan independen dalam penampilan. Independen
dalam fakta muncul ketika secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit.
Independen dalam penampilan merupakan interprestasi orang lain terhadap independensi
auditor tersebut
tanpa imbalan apapun, dan menyatakan bahwa pinjaman tersebut tidak terkait
dengan audit yang sedang berjalan. Setelah mempetimbangkannya secara
mendalam, kemudian Budiman menerima pinjaman tersebut.
Pembahasan:
Pada kasus Bapak Budiman, auditor telah mengabaikan prinsip objektifitas dan
indepedensi karena secara tidak langsung sang auditor akan memihak dan ada
ikatan kepentingan dalam menjalankan tugasnya untuk mengaudit PT ANGIN
RIBUT MENIMPA AHOKKK tersebut. Karena Bapak Budiman menerima
tawaran pinjaman uang untuk kuliah puteranya. Secara tidak langsung tindakan
yang dilakukan oleh Bung Danar sebagai Direktur utama PT ANGIN RIBUT
MENIMPA AHOKKK adalah suap-menyuap. Sehingga dalam proses audit
nantinya akan menjadi tidak sempurna dan tidak transparan karena adanya
kepentingan internal yang dilakukan oleh Bapak Budiman dan Bung Danar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kode etik Akuntan Publik sangatlah penting untuk ditaati bagi seorang
akuntan publik ataupun auditor. Kode etik ini berisi nilai, norma, dan
peraturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang auditor.
Semua auditor, wajib mengikuti kode etik yang telah berlaku, yaitu yang
dirumuskan oleh Bapepam-LK. Dengan mentaatinya, maka seorang auditor
mampu mempertahankan independensi dalam fakta serta dapat membuat
masyarakat berinterpretasi dengan baik (independensi dalam penampilan).
Dilema etika seperti yang dialami oleh akuntan publik tersebut muncul dikarenakan
adanya kesalingtergantungan antara klien dan KAP. Seharusnya akuntan internal tetap bersikap
objektif dan independen serta tidak dipengaruhi oleh manajemen. Akuntan internal sebaiknya
bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik dan bukan pada manajemen perusahaan. Hal
ini dapat mengurangi tekanan yang dihadapi oleh akuntan internal.
.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta. Salemba Empat
Fatimah, Arini. 2015. http://arinifatimah35.blogspot.co.id/2015/10/pelanggaran-etika-olehauditor-chapter-1.html
Mulyadi. 2010. Auditing (Cetakan ketujuh). Jakarta. Salemba Empat