Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
ARTO BALIA (1420282834)
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
transkripsi
terjadinya sintesis
pada
RNA,
sehingga
dapat
menyebabkan
penelitian dikata kan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan
kadar nya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5alfa
reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini
menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitive terhadap DHT
sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat
normal.
2. Teori hormone ( ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron)
Pada usia yang semakin tua,terjadi penurunan kadar testoste rone
sedangkan kadar estrogen relative tetap, sehingga terjadi perbandingan
antara kadar estrogen dan testosterone relative meningkat. Hormon estrogen
didalam prostat memiliki peranan dalam terjadinya poliferasi sel-sel kelenjar
prostat
dengan
menurunkan
cara
jumlah
meningkatkan
kematian
jumlah
sel-sel
reseptor
prostat
androgen,
(apoptosis).
dan
Meskipun
stroma
mensintesis
suatu
growth
factor
yang
selanjutnya
yang lebih besar pada pasien dengan pembesaran prostad jinak. BFGF dapat
diakibatkan oleh adanya mikrotrauma karena miksi, ejakulasi atau infeksi.
4. Teori berkurangnya kematian sel (apoptosis)
Progam kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme
fisiologik untuk mempertahankan homeostatis kelenjar prostat. Pada
apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel, yang selanjutnya sel-sel
yang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel-sel di sekitarnya,
kemudian didegradasi oleh enzim lisosom. Pada jaringan normal, terdapat
keseimbangan antara laju poliferasi sel dengan kematian sel. Pada saat
terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa, penambahan
jumlah sel-sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang.
Berkurangnya jumlah sel-sel prostat baru dengan prostat yang mengalami
apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat secara keseluruhan menjadi
meningkat, sehingga terjadi pertam bahan masa prostat.
5. Teori sel stem
Sel-sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel-sel baru.
Didalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, yaitu sel
yang mempunyai kemampuan berpoliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel
ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen, sehingga jika
hormone androgen kadarnya menurun, akan terjadi apoptosis. Terjadinya
poliferasi sel-sel BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatan aktivitas sel
stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel
epitel.
C. Patofisiologi
terjadi
secara
perlahan-lahan.
Pada
tahap
awal
setelah
terjadi
prostad
tertahan
didalamnya
sehingga
pasien
merasa
bahwa
vesika
Pasien
Timbulnya penyakit ini dikarenakan sering mengejan pada saan miksi sehingga
mengakibatkan tekananntraabdominal. Adapun gejala dan tanda lain yang
tampak
pada
pasien
BPH,
pada
pemeriksaan
prostat
didapati
E. Penatalaksanaan
1. Observasi
Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien
dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang di tujukan
agar
tidak
terjadi
nokturia,
menghindari
obat-obat
dekongestan
laboratorium,
sisa
kencing
dan
pemeriksaan
dubur(Purnomo, 2011).
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat menurut Purnomo (2011)
dapat diperkirakan dengan mengukur residual urin dan pancaran urin:
colok
a. Residual urin, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi. Sisa urin dapat diukur
dengan cara melakukan kateterisasi setelah miksi atau ditentukan dengan
pemeriksaan USG setelah miksi.
b. Pancaran urin (flow rate), dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah
urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik) atau dengan alat
urofometri yang menyajikan gambaran grafik pancaran urin.
2. Terapi medikamentosa
Menurut Baradero dkk (2007) tujuan dari obat-obat yang
diberikan pada penderita BPH adalah :
a. Mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot-otot berelak sasi
untuk mengurangi tekanan pada uretra
b. Mengurangi resistensi leher buli-buli dengan obat-obatan golong an alfa
blocker (penghambat alfa adrenergenik)
c. Mengurangi volum prostat dengan menentuan kadar hormone
testosterone/ dehidrotestosteron (DHT).
Adapun obat-obatan yang sering digunakan pada pasien BPH,
diantaranya :.
a. Penghambat adrenergenik alfa
Obat-obat yang sering dipakai adalah prazosin, doxazosin, terazosin,
afluzosin atau yang lebih selektif alfa 1a(Tamsulosin). Dosis dimulai 1mg/hari
sedangkan dosis tamsulosin adalah 0,2-0,4 mg/hari. Penggunaaan antagonis
alfa 1 adrenergenik karena secara selektif bisa mengurangi obstruksi pada
buli-buli tanpa merusa kontraktilitas detrusor. Obat ini menghambat reseptorreseptor yang banyak ditemukan pada otot polos di trigonum, leher vesika,
prostat, dan kapsul prostat sehingga terjadi relakasi didaerah prostat. Obatobat golongan ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan laju pancaran urin. Hal
ini akan menurunkan tekanan pada uretra pars prostatika sehingga gangguan
aliran air seni dan gejala-gejala berkurang. Biasanya pasien mulai merasakan
berkurangnya keluhan dalam 1-2 minggu setelah ia mulai memakai obat. Efek
samping yang mungkin timbul adalah pusing, sumbatan di hidung dan lemah.
Ada obat-obat yang menyebabkan ekasaserbasi retensi urin maka perlu
dihindari seperti antikolinergenik, antidepresan, transquilizer, dekongestan,
obatobat ini mempunyai efek pada otot kandung kemih dan sfingter uretra.
b.Pengahambat enzim 5 alfa reduktase
Obat yang dipakai adalah
finasteride
1X5mg/hari.
(proscar)
dengan dosis
sehingga prostat yang membesar akan mengecil. Namun obat ini bekerja lebih
lambat dari golongan alfa bloker dan manfaatnya hanya jelas pada prostat
yang besar. Efektifitasnya masih diperdebatkan karena obat ini baru
menunjukkan perbaikan sedikit/ 28 % dari keluhan pasien setelah 6-12 bulan
pengobatan bila dilakukan terus menerus, hal ini dapat memperbaiki keluhan
miksi dan pancaran miksi. Efek samping dari obat ini diantaranya adalah libido,
impoten dan gangguan ejakulasi.
c. Fitofarmaka/fitoterapi
Penggunaan fitoterapi yang ada di Indonesia antara lain eviprostat.
Substansinya misalnya pygeum africanum, saw palmetto, serenoa repeus dll.
Afeknya diharapkan terjadi setelah pemberian selama 1-2 bulan dapat
memperkecil volum prostat.
3. Terapi bedah
Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan
pembedahan
berulang, hematuri, tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan
pasien
akan
dengan metode
dan sangat
abdomen rendah
tepat untuk kelenjar prostat yang terletak tinggi dalam pubis. Meskipun
jumlah darah yang hilang lebih dapat
dikontrol dan letak pembedahan lebih mudah dilihat, akan tetapi
infeksi dapat terjadi diruang retropubik.
b. Pembedahan endourologi, pembedahan endourologi transurethral
dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektrik diantaranya:
prostat
cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan dioperasi tidak tertutup
darah. Indikasi TURP ialah gejala-gejala sedang sampai berat, volume
prostat kurang dari 90 gr.Tindakan ini dilaksanakan apabila pembesaran
prostat terjadi dalam lobus medial yang langsung mengelilingi uretra.
Setelah TURP yang memakai kateter threeway. Irigasi kandung kemih
secara terus menerus dilaksanakan untuk
darah. Manfaat
mencegah pembekuan
atau
Bekas sayatan serta waktu operasi dan waktu tinggal dirumah sakit lebih
singkat. Komplikasi TURP adalah rasa tidak enak di kandung kemih,
spasme kandung kemih yang terus menerus, adanya perdarahan, infeksi,
fertilitas (Baradero dkk, 2007).
2) Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
BPH dan
kasus ini tujuan pemberian ketorolak yang merupakan analgetik kuat adalah
untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara menghambat sintesis prostaglandin
di perifer tanpa mengganggu opioid pada saraf pusat. Sedangkan ondansetron
di berikan
TB
BB
165cm
60kg
L/P*
No.RM:292040
Riwayat Pribadi/Keluarga
Status*:
BPJS/Non BPJS
Ruang/Klas
TTL/Umur 69 Tahun
Tgl.MRS
Tgl.KRS
17/04/2015
24/04/2015
Dokter :
DD: Vesikolitiasis
Keterangan.: * Coret yang tidak diperlukan; BPJS: PBI/Non PBI; Non BPJS: Umum/Asuransi lain
Dx= Diagnosis; DD= Diferensial Diagnosis; No.RM=No.Rekam Medis; TTL= Tempat Tanggal Lahir;
MRS= Masuk Rumah Sakit; KRS= Keluar Rumah Sakit
Sedang hamil:.minggu
Riwayat Alergi
Makanan:
Obat:
Lain-lain:
Riwayat Penggunaan Obat Resep Dokter (minimal selama 6 bulan terakhir)
Obat
Dosis
Indikasi
Hasil/Keterangan
Dosis
Indikasi
Hasil/Keterangan
Life Style:
Dosis
Indikasi
Hasil/Keterangan
Lain-lain:
Merokok .batang/hari
Kopi.gelas/hari
Alkohol ..
Apoteker:
Nama Pasien :
Tn,Sutarjo
No.CM :
292040
Parameter TTV
Tanggal
17/04/15
TD
120/80
HR
80X/Menit
RR
Suhu
Keluhan
18X/Menit
360C
17/04/15
Cemas
20/04/15
21/04/15
22/04/1
5
23/0
5
115/70
100/80
120/80
120/80
120
76X/Menit
88X/Menit
84X/Menit
it
16X/Menit
20X/Menit
20X/Menit
it
36,50C
370C
80X/Menit
18X/Menit
360C
360C
18/04/15
20/04/15
21/04/15
22/04/1
5
82X
20X
36,
23/0
5
Laboratorium
Parameter
Nilai
Normal
11/04/20
15
HB
11,3
-14,1
13,9
Leukosit
600017500
7250
Hematokri
t
33-41
40
4153.106/
4,3
Eritrosit
18/0415
l
Trombosit
150000450000
242000
MCV
79,099,0
92,6
MCH
27,031,0
32,3
MCHC
33,037,0
34,9
RPW
11,514,5
13,7
MPV
7,211,11
10,4
Basofil
0,001,00
0,8
Eosinofil
2,0-4,0
3,2
Batang
2,0-5,0
0,3
Segnen
4,0-7,0
71,0
Limfosot
25,040,0
27,5
Monosit
2,0-8,0
7,2
SGOT
15-37
32
SGPT
30-65
23
Bekuan
darah
14,9938,52
34,0
Kreatinin
darah
0,801,30
1,30
Glukosa
sewaktu
<=200
104
Natrium
136-145
136
Kalium
3,5-5,1
4,3
Klorida
98-103
103
No.RM :292040
&
Rute
18/04/20
15
P
Ondansetron
Tramadol
Si
So
20/04/201
5
21/04/201
5
22/04/201
5
23/04/201
5
24/04/201
5
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
sedacum
Bupivacain
spinal
ceftriakson
ketorolak
As.traneksamat
Vitamin K
24/04/15
Nama Obat
Dosis
Si
So
ciprofloksasin
Asam
mefenamat
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
Si
S
o
18/04/15
Nama Obat
RL
Dosis
20/04/15
P
Si
S
o
21/04/15
M
Si
S
o
22/04/15
M
Si
S
o
23/04/15
Si
So
Si
S
o
Si
S
o
18/04/20
15
20/04/20
15
21/04/20
15
22/04/20
15
Subyektif
Obyektif
Obat: ondansetron,
tramadol, bupivacain
spinal, sedacoron,
ketorolak,
sefrtiakson,
as.traneksamat
ketorolak,
sefrtiakson,
as.traneksamat,
vitamin K
Pasien mengalami
kecemasan, tidak
mendapatkan obat untuk
mengurangi kecemasan
ketorolak,
sefrtiakson,
as.traneksamat,
vitamin K
ketorolak,
sefrtiakson,
as.traneksamat,
vitamin K
ketorolak,
sefrtiakson,
as.traneksamat,
Assesment
Diber
pemb
Atau
diting
awal
Diber
meng
vitamin K
23/04/20
15