Вы находитесь на странице: 1из 108

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

BEHAVIORISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN AL QURAN HADIS DI MTS AL HIDAYAH
TAJUR CITEUREUP
Skripsi
Diajukan Kepada FITK Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
Aa Saprudin
NIM. 109011000113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

ABSTRACT
Aa Saprudin, 109011000113, the effectiveness of methods based on
Behaviorism learning application toward the result of learning students in Al Quran
Hadis lesson at Islamic Junior High School Tajur Citeureup Bogor, the major of
Department Islamic Religion, at Faculty of Tarbiyah and teachers training of State
Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research aims to know application of Behaviorism learning theory in
Islamic Junior High School Al Hidayah at Tajur Citeureup especially the result of
learning students in Al Quran Hadis lesson. In other wise, its wants to know how it
describing the Behaviorism learning toward result of learning students in Al Quran
Hadis lesson.
The method used in this research is quantitative, correlation product moment,
that research watching what just there is a influence an action to behavior, and
analyzing neither are there nor are there the roles of actions which were supported by
data resulted of post-test and observations. The method used for researching
effectiveness of Behaviorism learning application toward the result of learning
students in Al Quran Hadis lesson. As becomes sample of research is students of
Islamic Junior High School Al Hidayah at Tajur Citeureup Bogor.
Based on its result research which writer wrote, the result showed that
application of Behaviorism learning method could influence the result learning of
students of Al Quran Hadis lesson for law of mim sukun material based on result of
mean of post-test of learning 71,27;howover, the score of product moment correlation
is significant between the method of Behaviorism learning and the result of learnings
students based on its
value is 0,720. So the score of
is higher than
both
5% and 1% significantly.

Keyword: Behaviorism learning, Islamic Junior High School,

ABSTRAK
Aa Saprudin, 109011000113, Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran
Behaviorisme Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al Quran Hadis di
MTs Al Hidayah Tajur Citeureup, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode berdasarkan
pembelajaran Behaviorisme di MTs Al Hidayah terutama hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Al Quran Hadis. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana metodemetode tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al
Quran Hadis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif tipe korelasi product moment. Penelitian ini ingin melihat ada
atau tidaknya pengaruh dari pelaksanaan metod pembelajaran Behaviorisme yang
didukung oleh data yang dihasilkan melalui angket dan post-test serta kegiatan
observasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al Hidayah Tajur Citeureup
Bogor.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode pembelajaran
Behaviorisme ternyata dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Al Quran Hadis dengan materi hukum mim sukun yang ditandai dengan perolehan
nilai rata-rata post tes sebesar 71,27 sedangkan dari perhitungan korelasi product
moment yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme dengan hasil belajar siswa dilihat dari
diperoleh
sebesar 0,720, hasil
lebih besar dari
baik pada taraf signifikan 5% atau
1%..
Kata kunci: Pembelajaran Behaviorisme, MTs Al Hidayah,

vi

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu
melimpahkan petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas terakhir dalam perkuliahan. Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu
dilimpah curahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
pencerahan untuk manusia di akhir zaman.
Skripsi yang berjudul, Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Behaviorisme
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al Quran Hadis di MTs Al Hidayah
Tajur Citeureup, ini saya susun untuk melengkapi syarat kelulusan yang telah ditentukan
oleh Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
1.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Nurlena Rifai, MA., Ph. D. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

2.

Ketua Jurusan Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag, Sekretaris Marhamah Saleh, Lc, MA
serta seluruh staff Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Dra. Hj. Djunaidatul Munawwaroh, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa membimbing, mengerahkan, dan memberi petunjuk dalam proses penulisan
skripsi ini.

4.

Aminudin Yaqub, MA selaku dosen penasihat akademik.

5.

Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

6.

Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah AL Hidayah Tajur, Yusuf Supriyatna, S.Pd. I


yang telah berkenan memberikan izin untuk mengadakan penelitian ini.

7.

Guru mata pelajaran Al Quran hadis Bapak Yusuf Hamidullah, S.Ag, serta para Guru
dan staff Karyawan yang berpatisipasi dalam mendukung selesainya skripsi ini.

vii

8. Ayahanda Sumitar dan Ibunda Siti Romlah, orang yang paling berjasa dalam
hidup saya, cucuran keringat, air mata, serta doa keduanya merupakan
pengorbanan yang tidak terhingga.
9. Keluarga besar, Ummi Eliyanih, serta adik-adik Syukron Hidayatullah, Euis
Khumairoh, dan Akmelia Maulida berikut Bibi, Paman dan segenap keluarga
yang selalu memberikan support dengan sangat setia.
10. Para pendidik mulai dari nol sampai saat ini, terima kasih atas ilmu yang telah
beliau-beliau ajarkan sehingga saya mampu untuk melewati ini semua.
11. Sahabat jauh dan dekat, Kelas PAI C Angk. 2009, majlis taklim ALMASIH,
Rekan seperjuangan, Ade Saprudin, Ajat Sudrajat, Ahmad Kosim Nurseha tidak
akan terlupa canda tawa serta duka yang pernah kita lalui bersama, terima kasih
untuk kalian yang selalu berbaik hati untuk mendoakan serta membantu.
12. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, hanya kepada Allah SWT peneliti mohon taufik, hidayah, dan inayahNya, serta sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan, baik dari segi moril maupun materil. Semoga
sumbangsi, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan termasuk ke dalam amal sholeh dan
mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT, Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

Jakarta,

Januari 2015

Peneliti

Aa Saprudin

NIM. 109011000113

viii

DAFTAR ISI
COVER DEPAN .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori ..................................................................................................... 8
1. Teori Pembelajaran Behaviorisme ............................................................... 8
a. Pengertian Behaviorisme ........................................................................ 8
b. Kurikulum Al Quran Hadis .................................................................... 8
c. Konsep Belajar Menurut Teori Behaviorisme ....................................... 9
d. Karakteristik Pembelajaran Behaviorisme ........................................... 12
e. Teori-teori Belajar Kubu Behaviorisme ................................................ 13
f. Keunggulan Pembelajaran Behaviorisme ............................................. 16
g. Metode Pembelajaran Behaviorisme ..................................................... 16

ix

2. Hasil Belajar Al Quran Hadis .................................................................... 18


a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 18
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................................. 21
c. Indikator Hasil Belajar .......................................................................... 25
d. Mengukur Hasil Belajar ......................................................................... 27
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 28
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 32
B. Metode Penelitian ......................................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 33
E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 34
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 41
G. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah ............................................................................................. 47
B. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Behaviorisme Terhadap Hasil ..
Belajar Siswa ................................................................................................. 50
1. Deskripsi Data ........................................................................................... 50
2. Hasil Uji Instrument Penelitian .................................................................. 63
3. Analisis Data ............................................................................................. 65
4. Interpretasi Data ........................................................................................ 68
5. Pembahasan ............................................................................................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................................... 72
B. Saran .............................................................................................................. 72
Daftar Pustaka .................................................................................................... 74

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kisi-kisi Pedoman Komponen Penilaian Membaca Al Quran ................... 34
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Bacaan Al Quran ...................................................... 35
Tabel 3.3 : Kisi-kisi instrument angket ................................................................... 35
Tabel 3.4 : Hasil uji validitas penerapan metode pembelajaran Behaviorisme .... 38
Tabel 3.5 : Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal ........................................... 40
Tabel 3.6 : Pengukuran Secara Deskriptif ............................................................ 43
Tabel 3.7 : Penilaian Analisis Mean Angket Penerapan Metode Pembelajaran

Behaviorisme dan Hasil Belajar Siswa ............................................... 43


Tabel 3.8 : Interpretasi Data ................................................................................. 44
Tabel 4.1 : Data Siswa dalam 5 Tahun Terakhir ...................................................... 47
Tabel 4.2 : Data pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................................................... 48
Tabel 4.3 : Data sarana dan prasarana ............................................................................ 49
Tabel 4.4 : Guru PAI mengucapkan salam kepada siswa ......................................... 51
Tabel 4.5 : Guru PAI melakukan apersepsi. ............................................................... 51
Tabel 4.6 : Guru PAI menyampaikan tujuan pembelajaran ..................................... 51
Tabel 4.7 : Guru PAI menyampaikan pertanyaan yang merangsang siswa
untuk berfikir ............................................................................................... 52
Tabel 4.8 : Guru PAI menggunakan metode pembelajaran Behaviorisme ............ 52
Tabel 4.9 : Guru PAI memberikan penjelasan metode pembelajaran

Behaviorisme ............................................................................................. 52
Tabel 4.10 : Guru PAI Mempersilahkan Siswa Mencatat Hal-hal Penting ............ 53
Tabel 4.11 : Guru PAI Menjelaskan materi dengan suara yang sesuai

dan tidak terlalu cepat ............................................................................. 53


Tabel 4.12 : Guru PAI Menciptakan suasana yang nyaman di dalam kelas ......... 53
Tabel 4.13 : Guru PAI Menghindari suasana yang tegang di dalam kelas ........... 54
Tabel 4.14 : Guru PAI Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa ............... 54

xii

Tabel 4.15 : Guru PAI Memberikan pertanyaan sesuai hasil pengamatan .................... 54
Tabel 4.16 : Guru PAI Membacakan topik-topik bacaan ......................................... 55
Tabel 4.17 : Guru PAI Mengajak siswa untuk membaca dengan keras

dan lantang ...................................................................................... 55


Tabel 4.18 : Guru PAI membaca dengan keras dan lantang ................................. 55
Tabel 4.19 : Guru PAI Menunjuk siswa untuk membacakan lebih dahulu,

serta diikuti siswa yang lain ................................................................... 56


Tabel 4.20 : Guru PAI Memberikan banyak latihan-latihan ................................ 56
Tabel 4.21 : Guru PAI Melatih bacaan siswa secara terus menerus .................... 56
Tabel 4.22 : Guru PAI Mengoreksi bacaan siswa jika terdapat kesalahan

secara langsung ........................................................................................ 57


Tabel 4.23 : Guru PAI Memberikan pemodelan bentuk bacaan yang lain .......... 57
Tabel 4.24 : Guru PAI Meminta siswa untuk mencari model-model

bacaan yang sama ............................................................................. 58


Tabel 4.25 : Guru PAI Memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai

hasil pengamatan .............................................................................. 58


Tabel 4.26 : Guru PAI Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk

mempraktikan ulang ......................................................................... 58


Tabel 4.27 : Guru PAI Memberikan umpan balik kepada siswa .......................... 59
Tabel 4.28 : Guru PAI Menyimpulkan materi dari proses pembelajaran metode

pembelajaran Behaviorisme ............................................................. 59


Tabel 4.29 : Distribusi Frekuensi tentang Penerapan Metode Pembelajaran

Behaviorisme Dari 47 Responden ......................................................... 60


Tabel 4.30 : Penilaian Analisis Mean Angket Penerapan Metode

Pembelajaran Behaviorisme .................................................................. 61


Tabel 4.31 : Nilai Test Hasil Belajar Siswa MTs Al Hidayah Tajur Citeureup .............. 62
Tabel 4.32 : Uji Validitas Instrumen Penerapan Pembelajaran Behaviorisme .............. 64
Tabel 4.33 : Reliability Statistik................................................................................... 65
Tabel 4.34 : Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi

xiii

Antara Variabel X dan Variabel Y. ....................................................... 65


Tabel 4.35 : Interpretasi Data ....................................................................................... 68

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2

: Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3

: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 4

: Profil Madrasah

Lampiran 5

: Daftar siswa kelas VII E MTs Al Hidayah

Lampiran 6

: Instrument Soal test

Lampiran 7

: Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 8

: Nilai Hasil Test Mapel Al Quran Hadis

Lampiran 9

: Pedoman Angket

Lampiran 10 : Tabel pedoman angka indeks korelasi


Lampiran 11 : Tabel pedoman angka degree of freedom (df)
Lampiran 12 : Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara variabel X dan Y

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1) pendidikan adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan kompetensi
mata pelajaran pendidikan agama islam khususnya Alquran Hadist
adalah sebagai berikut: Satu, meningkatkan kecintaan siswa terhadap
Quran Hadis. Dua, membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat
dalam Quran dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan. Tiga, meningkatkan kekhusuan siswa dalam
beribadah terutama sholat dengan menerapkan hukum bacaan tajwid
serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka
baca.
Dari ketiga tujuan kompetensi tersebut, poin ketigalah yang paling
penting yakni bagaimana siswa dapat melafalkan, membaca, menulis
serta manghafal Al Quran dengan baik dan benar, karena apabila
siswa mampu membaca dan menulis Al Quran dengan baik, maka
siswa akan lebih mudah menghafalnya yang kemudian akan
menumbuhkan kecintaan siswa terhadap Al Quran.
Pada kenyataannya masih terdapat guru-guru yang belum
sepenuhnya memahami tugasnya sebagai pengajar dan pendidik
sehingga mereka kurang memperhatikan segi-segi kognitif, apektif,
maupun psikomotorik yang seharusnya dikuasai peserta didik dan
jenjang tertentu. Hal ini mungkin dapat dimengerti mengingat cukup
banyak masalah yang dihadapi seperti yang dikemukakan oleh Sri
Wahyuni Djiwandono bahwa semua guru dihadapkan pada masalahmasalah, masalah banyaknya siswa dalam kelas, masalah ekonomi dan
1

kenakalan anak-anak, masalah tekanan masyarakat yang kurang


menghargai peranan guru dan sebagainya.1
Namun, permasalahan yang paling menonjol adalah guru yang
tidak memenuhi standar kompetensi terutama pedagogik yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran. Padahal
kompetensi yang harus dimiliki siswa di atas, sangat membutuhkan
peranan guru yang baik dari segi penguasaan materi maupun teknik
pemebelajaran di lapangan. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga
pendidik

khususnya

guru

sangat

memerlukan

aneka

ragam

pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti


sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Diantaranya pengetahuan tentang teori belajar. Banyak teori yang
dikeluarkan oleh para ilmuan dan teoritikus pendidikan atau
pengajaran yang mungkin akan terjadi falsifikasi teori yang menuntut
kearifan guru untuk menilai dan kemudian mengaplikasikannya.
Seorang guru harus mampu melaksanakan serangkaian kegiatan
terencana dan terorganisasi. Termasuk kegiatan dalam rangka proses
belajar mengajar dalam kelas. Kegiatan itu bertujuan menghasilkan
perubahan-perubahan positif dalam diri anak didik, sejauh perubahan
itu dapat diusahakan melalui usaha belajar. Dengan belajar yang
terarah dan terpimpin, anak didik memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang sesuai dengan apa yang diinginkan,
maka perumusan tujuan standar kompetensi Al Quran Hadis
menentukan hasil-hasil yang seharusnya diperoleh.
Secara umum, permasalahan diatas terjadi karena dua faktor:
Pertama faktor yang berasal dari guru yaitu banyak guru yang suka
mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, maupun proses evaluasi. Keadaan ini
merupakan sebagai akibat dari asumsi para guru yang merasa dirinya
1

23

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.

sudah mengajar dengan baik.2 Faktor yang kedua adalah faktor yang
datangnya dari orang tua atau wali murid yakni orang tua di rumah
seringkali tidak memperhatikan perkembangan si anak dalam hal
belajar. Kebanyakan waktu di rumah lebih banyak digunakan bermain
daripada belajar. Padahal pelajaran yang diterima di sekolah belum
tentu dapat dicerna dengan baik, sehingga perlu adanya bimbingan
tambahan dari orang tua.
Dalam proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar-mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Itu berarti bahwa berhasil
atau tidaknya tujuan pembelajaran banyak tergantung pada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan

guru

dan

siswa

yang berlangsung

dalam

situasi

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Kegagalan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran
tidak lepas dari adanya peran guru di dalamnya. Hal ini dapat
dimengerti karena guru merupakan unsur utama yang melaksanakan
kegiatan pokok yaitu proses belajar mengajar. Dan peran tersebut
menuntut guru harus mempersiapkan sebaik-baiknya. Hendaknya guru
mempunyai catatan pribadi untuk mengamati perkembangan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh semua siswa tanpa
terkecuali
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan. Sesuai dengan
empat standar kompetensi guru meliputi kompetensi profesional,
pedagogik, sosial dan kompetensi personal. Keprofesionalan guru
tidak hanya sebatas mempunyai gelar sarjana kependidikan akan tetapi
ia juga harus senantiasa mengembangkan ilmunya sesuai dengan
perkembangan zaman. Selain itu, guru haruslah memiliki kompetensi
pedagogik yakni manguasai berbagai teknik dan metode pendidikan
2

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2008) Cet.
VIII h. 20

maupun pengajaran agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran


dimanapun dengan kondisi apapun yang efektif dan efesien.
Kompetensi sosial seorang guru dilihat bagaimana guru tersebut dapat
berkomunikasi dengan baik sacara verbal maupun non verbal baik
komunikasi dengan siswa, guru-guru yang lain, wali siswa maupun
masyarakat. Terakhir, guru haruslah mempunyai kompetensi personal
yakni memiliki keperibadian yang baik yang dapat dicontoh atau
ditiru oleh murid. Atau dapat pula diartikan guru tersebut memiliki
kesungguhan dan tekad yang kuat dalam dirinya untuk menjalankan
profesinya.
Pelaksanaan pendidikan yang terjadi di dalam kelas oleh guru
haruslah efektif dan efesien agar proses belajar mengajar menjadi
sebuah proses yang menyenangkan, seorang guru haruslah dapat
melakukan pengelolaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Teori kegiatan belajar mengajar merupakan usaha yang dilakukan
oleh guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Dalam pembelajaran ada banyak teori yang dapat dipilih dan
digunakan

guru

secara

proposional

sejalan

dengan

tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Keberhasilan guru dalam kegiatan


belajar mengajar tidak terlepas dari bagaimana guru tersebut
mengelola pembelajarannya sehingga siswa mampu mencapai tingkat
kemampuan yang optimal, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penguasaan

teori

pembelajaran

merupakan

salah

satu

unsur

kompetensi pedagogik yang penting untuk dikuasai guru karena, hal


itu diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum proses belajar
mengajar berlangsung, seorang guru hendaknya menguasai secara
fungsional pendekatan sistem pengajaran, prosedur, metode, teknik
pengajaran secara mendalam serta berstruktur bahan ajar dan mampu
merencanakan penggunaan fasilitas pengajaran.
Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka diperlukan
keterampilan seorang guru dalam mengelola pembelajaran, baik itu

berupa teori, strategi, model, ataupun metode pembelajaran. Salah satu


teori

pembelajaran

yang

terkenal

adalah

teori

pembelajaran

Behaviorisme. Teori ini mengkonsentrasikan pada kajian tentang


perilaku-perilaku nyata yang bisa diteliti dan bisa diukur.3 Teori ini
memandang perilaku sebagian besar orang merupakan hasil dari
pengalaman mereka dengan stimulus-stimulus lingkungan. Dalam
pembelajaran Al Quran banyak kompetensi yang harus dicapai yang
membutuhkan teknik atau metode pembelajaran Behaviorisme seperti
metode Iqra AL Barqi, Talaqqi dan Qiroati.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar
juga dianggap sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan.

misalnya jika seorang siswa telah

banyak dilatih dan diajarkan dalam membaca Al Quran namun, masih


terdapat banyak kesalahan, mungkin frekuensi pengalaman dan latihan
yang telah diberikan perlu ditambahkan. Karena bukan tidak mungkin
dengan latihan tambahan akan memperbaiki kesalahan siswa sehingga
bacaan Quran siswa tersebut menjadi fasih dan lancar.
Kita masih melihat kejadian yang disebutkan di atas yang
berlangsung di berbagai lembaga pendidikan untuk semua mata
pelajaran tak terkecuali pada mata pelajaran Al Quran Hadis. Akibat
dari hal ini hasil belajar siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran
karena perilaku belajar siswa tidak mencerminkan perilaku belajar
yang baik. Berangkat dari masalah inilah penulis tertarik untuk
meneliti dan mengkaji masalah tersebut dalam sebuah penelitian yang
berjudul:

Mark K Smith, dkk, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, (Jogjakarta: Mirza Media Pustaka
2009), cet. I h. 77
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media 2011), CetVIII h.112

EFEKTVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN


BEHAVIORISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN AL QURAN HADIS DI MTS AL
HIDAYAH TAJUR CITEUREUP.
B. Identifikasi Masalah
1. Belum lancarnya siswa melafalkan bacaan Al Quran Hadis
2. Rendahnya hasil belajar Al Quran hadis siswa di dalam kelas
3. Belum efektifnya metode pembelajaran Behaviorisme di MTs Al
Hidayah Tajur Citeureup
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan peneliti dalam
masalah biaya, waktu, tenaga dan kemampuan akademik, maka
masalah yang diangkat dalam penelitian ini hanya dibatasi pada
efektivitas

penerapan

metode

pembelajaran

rumpun

teori

Behaviorisme terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al


Quran Hadis di Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah, khususnya di kelas
VII pada materi QS. Al Bayyinah teori yang lahir dari aliran
Behaviorisme dibatasi hanya pada teori operant conditioning karya
B.F. Skinner dengan menerapkan tiga metode pembelajaran yakni
modelling, reading aloud, serta drill.
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana metode pembelajaran Behaviorisme diterapkan dalam
pembelajaran untuk mencapai kompetensi Al Quran Hadis di MTs
Al Hidayah?
2. Bagaimana rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al
Quran Hadis di MTs Al Hidayah?
3. Bagaimana hubungan pembelajaran behaviorisme terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini antara lain:
1. Untuk

mengetahui

aplikasi

dari

metode

pembelajaran

Behaviorisme di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup.


2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al
Quran Hadis di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup.
3. Untuk menggambarkan penerapan pembelajaran Behaviorisme
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis di
MTs Al-Hidayah Tajur Citeureup.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan lembaga pendidikan dan
menambah hazanah ilmu pengetahuan. Adapun secara praktis, hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para
pendidik tentang teori pembelajaran yang tepat dan efisien.

BAB II
A. Kajian Teori
1. Teori Pembelajaran Behaviorisme
a. Pengertian Behaviorisme
Behaviorisme berasal dari kata behaviour dalam bahasa
Inggris yang berarti perilaku. Dalam bahasa Indonesia kata ini
mendapat imbuhan isme di akhir yang memberikan makna suatu
system atau aliran. Menurut Ridwan Abdullah Sani, Behaviorisme
adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman,1 sedangkan menurut Jeanne Ellis Ormrod
Behaviorisme adalah suatu teori yang sangat menekankan pada
perilaku yang dapat diamati dan diukur.2 Jadi, behaviorisme
adalah suatu aliran dalam psikologi yang mengkonsentrasikan pada
perubahan perilaku-perilaku manusia yang dapat diamati dan
diukur sebagai hasil dari suatu pengalaman. Aliran ini berbasis
pada faham empirisme dalam pendidikan
b. Kurikulum Al Quran Hadis
Pada dasarnya kurikulum Al Quran Hadis ini masih terkait
dengan standar isi dalam Permendiknas Nomor 22.3 Penyusunan
kurikulum Al Quran Hadis ini dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini:
1) Kurikulum Al Quran Hadis yang tertuang dalam Permen 22
pada jenjang sebelumnya (SD/MI)
2) Kebutuhan siswa pada usia MTs yang pada dasarnya mulai
dikenakan hukum sebagai mukallaf (diwajibkan menunaikan
ibadah mahdzoh terlebih sholat).
Kurikulum Al Quran Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), cet. I

h. 4
2

Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, Ter. dari Educational Psychology


Developing Learners oleh Wahyu Indianti, dkk. (Jakarta: Erlangga, 2008) Cet. VI h. 269
3
Sofwan Iskandar, Penuntun Belajar Al Quran Hadis, (Depok: Arya Duta, 2008), h. 1

kesinambungan dengan kurikulum AlQuran Hadis pada jenjang MI


dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca AlQuran-Hadis, pemahaman surat-surat pendek dan mengaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. adapun tujuan dari mata pelajaran Al
Quran Hadis adalah: satu, meningkatkan kecintaan siswa terhadap
Quran dan Hadis. Dua membekali siswa dengan dalil-dalil yang
terdapat dalam Quran dan Hadis sebagai pedoman dalam
menyikapi dan menghadapi kehidupan. Tiga, meningkatkan
kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat
dalam surat-surat pendek yang mereka baca
c. Konsep Belajar Menurut Teori Behaviorisme
Sedikitnya ada 5 konsep belajar menurut aliran Behaviorisme.
1) Perilaku orang sebagian besar merupakan hasil dari pengalaman
mereka dengan stimulus-stimulus lingkungan.
Banyak tokoh behavioris yang menganut faham empirisme
percaya, seseorang lahir bagaikan kertas kosong (atau dalam
bahasa latin tabula rasa) tanpa memiliki bakat atau potensi
bawaan untuk berperilaku dengan cara tertentu. Setelah sekian
lama lingkungan akan menulis dan membentuk pada kertas
kosong ini secara perlahan dan masing-masing individu akan
memiliki karakteristik yang unik yang berbeda satu dengan yang
lain tergantung pada lingkungan tempat ia tinggal.3 Hal ini
sesuai dengan Al Quran yang berbunyi










). (


Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi

Ibid., h. 422

10

kamu

pendengaran

penglihatan,

bersyukur. (QS. An Nahl: 78)


Perilaku,

karakteristik

dan

hati

agar

kamu

seseorang

dapat

dan

watak

dipengaruhi oleh berbagai lingkungan seperti lingkungan orangorang terdekat, teman sebaya serta orang tua. Namun yang
paling banyak mempengaruhi yakni lingkungan orang tua
karena waktu yang paling banyak dihabiskan oleh siswa yaitu
bersama orang tua sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

.





:






) (

Artinya: dari Abu Hurairah radliallahu anhu berkata: Nabi
Shallallahualaihi wasallam bersabda: setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikan anak itu manjadi Yahudi, atau Nashrani.
(HR. Bukhori).5
Sebagai guru

haruslah ingat dampak signifikan dari

lingkungan masa lalu dan masa kini siswa terhadap perilaku


mereka untuk itu dapat menggunakan perinsip dasar ini: dengan
mengubah lingkungan kelas, seorang guru juga dapat mengubah
perilaku siswa.
2) Belajar dapat digambarkan dalam kerangka asosiasi di antara
peristiwa-peristiwa yang dapat diamati.
Teori ini memandang pikiran bagaikan sebuah kotak
hitam dalam arti bahwa respon terhadap pengaruh lingkungan
dapat diukur secara kuantitatif, serta mengabaikan kemungkinan
proses pemikiran yang terjadi dalam pikiran secara total.6 Maka
fenomena yang terjadi dalam diri seseorang seperti pikiran
4

Hasbi Ashiddiqi, dkk Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara


Penterjemah Al Quran, 1971), Cet IV hal. 413
5
Ahmad Al Hasyim, Mukhtar Al Ahadis Annabawiyah, (tt.p. Daarul Kitab Al Islami,
1999), hal. 118
6
Mark K. Smith, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, (Jogjakarta: PT Mirza Media
Pustaka, 2009), Cet. I hal. 76

11

keyakinan, perasaan dan sebagainya tidak dapat diamati dan


karenanya tidak dapat dipelajari secara ilmiah. Seharusnya
pemeriksaan psikologis hanya berfokus pada hal-hal yang dapat
diamati dan dipelajari secara objektif.
3) Belajar melibatkan perubahan perilaku.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan yang disengaja. Belajar dianggap sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman
dan latihan.7
4) Belajar cenderung terjadi ketika stimulus dan respon muncul
dalam waktu yang berdekatan.
Supaya hubungan stimulus-respons berkembang, kejadiankejadian tertentu harus terjadi bersamaan dengan kejadiankejadian yang lain. Ketika dua kejadian muncul pada waktu
yang kurang lebih bersamaan, dapat kita katakan ada kontiguitas
di antara kejadian-kejadian tersebut.8
5) Banyak species hewan, termasuk manusia, belajar dengan caracara yang sama.
Behavioris terkenal dengan eksperimen mereka terhadap
hewan-hewan seperti tikus dan merpati. Mereka berasumsi
bahwa banyak species memiliki proses pembelajaran yang sama.
Oleh karena itu, mereka menerapakan perinsip-perinsip belajar
yang diperoleh setelah mengamati suatu species pada suatu
pemahaman mengenai bagaimana species-species lain (termasuk
manusia) belajar. Kutipan berikut ini menunjukan behavioris

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet. VIII hal. 112
8
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2000), cet. V h. 29

12

berpandangan bahwa semua mamalia belajar dengan cara yang


sama.
Fenomena yang sederhana dan semi mekanis ini
yang menunjukan proses belajar hewan, adalah dasar-dasar
dari proses pembelajaran manusia. Tentu saja untuk proses
belajar manusia akan lebih rumit dan lebih maju, seperti
adanya akuisisi keterampilan memainkan biola, atau
pengetahuan hitungan kalkulus, atau penemuan mesinmesin. Namun, mustahil untuk memahami pembelajaran
kultural manusia yang lebih halus dan jelas tanpa
menggunakan ide-ide yang jelas tentang kekuatan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar dalam bentuk
paling dasar yang menghubungkan respon jasmani dengan
situasi yang dialami dan dirasakan langsung oleh indra.
Lebih jauh, betapapun halusnya, betapa pun rumitnya, dan
betapa pun majunya bentuk belajar yang harus dijelaskan,
fakta-fakta sederhana iniyakni pemilihan koneksi karena
koneksi itu berguna dan memuaskan dan pengabaian
koneksi karena ia tidak berguna atau menjengkelkan, reaksi
berganda, situasi pikiran sebagai kondisi, aktivitas kecilkecilan dalam mengatasai situasi, dengan berpotensi
elemen tertentu dengan menentukan respons, respon
berdasarkan analogi, dan pengalihan ikatanakan tetapi
menjadi fakta utama, atau bahkan mungkin satu-satunya
fakta, yang diperlukan untuk menjelaskan proses belajar.9
d. Karakteristik Pembelajaran Behaviorisme
Ciri-ciri implementasi dari teori ini adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Mementingkan pengaruh lingkungan


Mementingkan bagian-bagian
Mementingkan peranan reaksi
Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui
prosedur stimulus respons
Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk
sebelumnya
Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang
diinginkan
Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan

B.R. Hergenhahn, Teori Belajar, Ter. dari Theories of Learning, oleh Tri Wibowo B.S.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. X h. 63

13

10) Menggunakan teknik coba-coba (trial and error) dalam


penyelesaian masalah.10
e. Teori-teori Belajar Kubu Behaviorisme
1) Ivan Pavlov (1849-1936)
Bagi kalangan akademisi nama paplov sangat terkenal
dengan karyanya tentang pengkondisian klasik (classical
conditioning) atau substitusi stimulus. Menurutnya, tingkah
laku merupakan rangkaian reflex berkondisi, dengan kata lain
reflex-repleks terjadi setelah adanya proses kondisi.11
Classical

conditioning

merupakan

teori

hasil

pengembangan dari teori asosiasi. Berawal dari percobaan


Pavlov terhadap anjing yang mengeluarkan air liur. Dalam
percobaannya

bel

dibunyikan

sebelum

memperlihatkan

makanan pada anjing. Setelah diulang berkali-kali ternyata, air


liur tetap keluar setelah bel dibunyikan meskipun tidak
dikeluarkan makanan.12
2) Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Thorndike lahir pada tahun 1874 di Williamsburg,
Massachusetts, putra kedua dari seorang pendeta Methodis. Ia
dikenal

rajin

dalam

melakukan

riset

terbukti

dalam

autobioghrafinya dia melaporkan bahwa sampai usia 60 tahun


dia menghabiskan 20 jam sehari untuk membaca dan
mendalami buku atau jurnal ilmiah. Namun, teorinya yang
paling terkenal adalah connectionism yaitu asosiasi antara
kesan

indrawi

dan

impuls

dengan

tindakan

sebagai

ikatan/kaitan atau koneksi.13


Teori koneksionisme adalah teori yang paling awal
berkembang pada rumpun psikologi Behaviorisme. Teori ini

10

Ridwan, op. cit., h. 7-8


Zikri Neni Iska, Psikologi, (Jakarta: Kizi Brothers, 2006), cet. I h. 21
12
R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. X h. 17
13
Hergenhahn, op. cit., h. 60
11

14

ditemukan dan dikembangkan atas dasar eksperimen thorndike


pada kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Sebuah sangkar berbentuk kotak, berjeruji yang dilengkapi
peralatan seperti pengungkit, gerendel pintu, dan tali.
Kemudian seekor kucing lapar ditempatkan di dalam kotak.
Peralatan

tersebut

diatur

sedemikian

rupa

sehingga

memungkinkan kucing memperoleh makanan yang tersedia di


depan pintu kotak tersebut.14
3) Jhon Broadus Watson (1878-1958)
Jhon B. Watson adalah seorang pendiri aliran psikologi
Behaviorisme. Lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di Greenville
Amerika Serikat. bukunya yang paling berpengaruh adalah
Pshychology as the Behaviorist Views it (1913).15
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi
antara stimulus (S) dan respon (R), namun S-R harus
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan
dapat diukur. Tingkah laku adalah tindakan yang dapat
dilihat dan diamati dengan cara yang objektif. Belajar
adalah proses membentuk hubungan S-R, dan kekuatan
hubungan S-R tergantung pada frekuensi ulangan adanya SR. oleh sebab itu, diperlukan latihan (drill) dalam
pembelajaran.16
4) Burhus Frederic Skinner (1904-1990)
Berdasarkan

hasil

survey

American

Psychological

Association (1968) Skinner adalah tokoh yang paling


berpengaruh

dalam

psikologi

kontemporer

yang

telah

memberikan kontribusi pada metodologi penelitian psikologi


terutama dalam menyempurnakan gagasan Ivan Pavlov.17
Karya

14

tulisnya

yang

paling

terbaru

berjudul

About

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2015) cet. XV h. 103
15
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika,
2004), cet. I h. 46
16
Ridwan,op. cit., h. 6
17
Richard I. Evans, B. F. Skinner the Man and His Ideas, (New York: E. P. Dutton, 1968)
hal. 11

15

Behaviorism. Tema pokok yang menghiasi karya-karyanya


adalah bahwa penggunaan konsekuensi menyenangkan maupun
tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku yang disebut
pengkondisian operant (operant conditioning).18
Teori operant conditioning merupakan teori yang telah
mencapai tahap penyempurnaan dari sekian teori pada rumpun
psikologi Behaviorisme. Teori ini dirintis oleh Skinner hasil
penelitiannya terhadap tikus dan merpati yang ditempatkan
dalam sebuah kotak hasil modifikasi yang disebut kotak
Skinner.

Hasil

eksperimennya

membuahkan

prinsip

pembelajaran terpenting yaitu perilaku berubah sesuai dengan


konsekuensi

langsungnya.

Dalam

arti

konsekuensi

menyenangkan akan memperkuat serta menambah frekuensi


suatu

perilaku,

menyenangkan

sedangkan
akan

konsekuensi

memperlemah

yang
bahkan

tidak
akan

menghilangkan frekuensi suatu perilaku.19


Menurut Skinner, dalam pengajaran pertama sekali
dilakukan oleh seorang guru adalah menentukan kerangka
utama perilaku yang tepat dan yang ingin dibentuk, kemudian
perilaku

itu

didorong

melalui

petunjuk

yang

bersifat

intruksional, lalu perlahan dorongan itu dihilangkan.20 Sebagai


contoh dalam pembelajaran di kelas, jika seorang guru ingin
mengajarkan hukum dalam ilmu tajwid yang baru, biasanya
guru tersebut memberikan contoh dalam bentuk sederhana,
mengucapkan kata lalu siswa diajak untuk mengulangi katakata itu. Penguatan diberikan pada awal untuk pelafalan yang

18

Muhibbin, op. cit., h. 109


Robert E. Slavin Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Ter. dari Educational
Psychology: Theory and Practice, oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks 2011), cet. IX h.
181
20
Margaret E. Gredler, Learning and Intruction: Teori dan Aplikasi, Ter. dari Learning
and Intruction: Theory into Practice oleh Tri Wibowo B.S, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), cet. I h. 147
19

16

sudah mendekati lafal yang tepat. Kemudian penguatan ditahan


sebentar sampai pelafalan menjadi lebih baik sedikit. Guru
melanjutkan mendorong pelafalan kata yang lebih sulit dan
memberi penguatan untuk setiap perbaikan pengucapan.
Dorongan itu kemudian pelan-pelan ditarik. Pelajaran selesai
ketika siswa dapat melafalkan kata-kata tersebut dengan benar.
f. Keunggulan Pembelajaran Behaviorisme
Ada suatu program yang dibuat oleh kaum Behavioris.
Meski bersifat komersil program ini sukses untuk mengajarkan
membaca pada anak-anak beresiko, program itu bernama DISTAR
tetapi kini berubah nama menjadi SRA reading mastery. Program
ini

sangat

terstruktur

di

mana

kemampuannya masing-masing.

anak-anak

diajari

sesuai

21

Behaviorisme akan sangat membantu dalam penyelesaian


masalah-masalah

perilaku

pendekatan-pendekatan

yang

yang

kronis

telah

di

kelas.

Melalui

dikembangkan

seperti

penerapan analisis perilaku, analisis fungsional, dan dukungan


perilaku positif. Meski memakan waktu, pendekatan Behavioris
seringkali efektif ketika pendekatan-pendekatan lain gagal.
g. Metode Pembelajaran Behaviorisme.
Teori pembelajaran Behaviorisme telah memberikan pengaruh
yang besar terhadap dunia pendidikan sehingga banyak metodemetode pembelajaran yang dihasilkan dari teori ini. Berikut
beberapa metode yang berdasarkan teori ini seperti metode Iqra,
demonstrasi, drill, reading aloud dan modelling.22
1) Metode Iqra
Metode Iqra merupakan suatu metode yang sangat
sistematis serta terstruktur dengan baik yang berisi enam level
atau tingkatan yang terkumpul dalam satu buku. Metode ini
21

Margaret, Ibid., h. 151


Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang, 2011) cet. I h.
112
22

17

sangat efektif diaplikasikan terutama bagi pelajar yang


memulai belajar membaca Al Quran dari nol karena materi atau
bahan bacaan dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Dengan menggunakan metode Iqra para siswa dapat dengan
mudah dan cepat membaca Al Quran sehingga metode ini
pernah dijadikan proyek oleh Departement Agama RI sebagai
upaya untuk meningkatkan minat baca terhadap kitab suci Al
Quran.
2) Metode Reading aloud (membaca keras)
Reading aloud berasal dari bahasa inggris yang terdiri atas
dua kata, yaitu read yang berarti membaca dan aloud yang
berarti dengan (suara) keras. Dalam dunia pendidikan reading
aloud (membaca keras) diartikan sebagai sebuah strategi
belajar dengan cara guru atau siswa membaca dengan suara
yang keras atau lantang.23 Membaca suatu teks dengan keras
atau nada tinggi dapat membantu siswa memfokuskan
perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan,
strategi ini mempunyai efek pada pemusatan perhatian dan
membuat suatu kelompok yang kohesif (menyatu).24
Metode reading aloud dapat disajikan dengan menyajikan
materi pelajaran

dengan cara lebih dulu mengutamakan

membaca., yakni guru mula-mula membacakan topic-topik


bacaan, kemudian diikuti oleh siswa tapi kadang-kadang guru
dapat menunjuk langsung siswa untuk membacakan lebih dulu,
dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.25
3) Metode Drill (latihan)

23

Mochamad Jawahir, Teknik dan Strategi Pembelajaran, (Bandung: Cendekia Press,


2005), h.26
24
Mel Silberman, active learning 101 strategi pembelajaran Aktif , (Yogyakarta:
Bumimedia,2002), cet II h. 132
25
Tayar yusuf dan Syaiful anwar, metodologi pengajaran agama dan bahasa arab,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), cet. I h. 163.

18

Metode drill atau latihan banyak digunakan dalam


mempelajari ilmu bahasa asing termasuk ilmu tajwid. Metode
ini sangat efektif digunakan dalam mempelajari keterampilan
karena dalam praktiknya, siswa terus menerus dilatih mekipun
banyak

melakukan

kesalahan

sehingga

siswa

terbiasa

melakukan yang benar sampai akhirnya siswa dapat menguasai


keterampilan yang diinginkan.
4) Demonstrasi (praktik)
Menurut Moh. Roqib, Metode ini digunakan agar teori
yang dipelajari langsung bisa diaplikasikan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam memahami sesuatu.26 Sebagai contoh,
seorang guru yang mengajarkan materi tata cara sholat
biasanya setelah mendreskripsikan secara lisan, para siswa
langsung diajak ke masjid untuk mendemonstrasikannya agar
pembelajaran dapat langsung diaplikasikan oleh para siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Metode Modelling (pemodelan)
Metode ini paling efektif digunakan ketika seorang guru
ingin mengajarkan materi yang objeknya tak dapat ditemui atau
susah ditemui krna jarak yang jauh dan membutuhkan waktu
atau biaya yang tidak sedikit. Maka guru tersebut cukup
memberikan miniatur atau gambar yang mirip dengan objek
yang sedang dipelajari.
2. Hasil Belajar Al Quran Hadis
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu : Hasil dan Belajar.
Hasil adalah suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Kemudian belajar adalah perubahan yang terjadi dalam

26

Roqib, Ibid., h.115

19

diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.27 Belajar


dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan
yang menjadi hasil belajar. Adapun ruang lingkup hasil belajar dari
mata pelajaran Al Quran Hadis di MTs adalah sebagai berikut:
1) Membaca/menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
2) Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman,
interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah
intelektual
3) Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur
pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan dibuatnya ruang lingkup di atas maka diharapkan
siswa tingkat MTs memiliki tiga standar kelulusan (SKL).
Pertama, memahami dan mencintai Al-quran dan Al-Hadis
sebagai pedoman hidup umat Islam. Kedua, meningkatkan
pemahaman Al-Quran Surat Al-Fatihah, dan surat pendek pilihan
melalui

upaya

menerapkan cara membacanya, menangkap

maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya


dengan fenomena kehidupan. Ketiga, menghafal dan memahami
makna Hadis-Hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat
atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.28
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep,
yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada pada
lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk
mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan
di dalam dan diantara kategori-kategori.29
Proses belajar mengajar siswa bukan hanya merupakan
penguasaan pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah
27

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011


) Cet. V h. 6
28
Sofwan Iskandar, loc. cit. h.1
29
Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar..., h.153

20

diajarkan atau dilatih, tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku


seperti yang dinyatakan S. Nasution, Bahwa hasil belajar adalah
suatu perubahan individu yang belajar, perubahan itu tidak hanya
mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan,
kebiasaan diri pribadi individu yang belajar.30
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu
proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa
tergantung pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru.
Oleh sebab itu perlu dilkukan penilaian terhadap suatu kegiatan
belajar mengajar.
Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni
1) Keterampilan dan kebiasaan 2) Pengetahuan dan pengertian 3)
sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima ketegori hasil
belajar, yakni 1) Informasi verbal 2) Keterempilan intelektual 3)
Strategi kognitif, 4) Sikap dan ) Keterampilan motoris.31
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif
oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke
dalam enam jenjang kemampuan, yakni pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan
evaluasi (C6). Kemampuan afektif siswa meliputi perilaku sosial,
seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi
belajar, rasa hormat kepada guru dan sebagainya. Hasil belajar
psikomotorik (aplikatif) merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah siswa menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu

30
31

S. Nasution, Didaktik Dasar-dasar Pengajaran, (Bandung: Demmars, 2003), h.25


Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h.22

21

sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut


dalam kehidupan siswa sehari-hari.32
Pada dasarnya, kegiatan evaluasi atau hasil belajar itu
seperti kegiatan belajar itu sendiri, yakni kegiatan akademik yang
memerlukan kesinambungan. Evaluasi, idealnya berlangsung
sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya. Informasi
dan data kemajuan akademik yang diperoleh guru dari evaluasi
(khusus evaluasi formal) sebaiknya dijadikan feed back (umpan
balik) untuk melakukan penindak lanjutan proses belajar mengajar.
Hasil kegiatan evaluasi sebaiknya dijadikan pangkal tolak dan
bahan pertimbangan dalam memperbaiki atau meningkatkan
penyelenggaraan proses belajar mengajar pada masa yang akan
datang.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar
yang bermakna bagi dirinya akan tahan lama, membentuk sikap
kepribadian yang baik, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain
dan mampu mengembangkan kreatifitasnya. Dengan demikian,
diharapkan siswa dapat mengikuti perkembangan zaman, ilmu dan
teknologi.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
dapat dikelompokan menjadi tiga bagian besar yaitu faktor
internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar (approach
to learning). Muhibbin Syah memaparkan dan menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:33
1) Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang muncul dari dalam
individu itu sendiri, yang terdiri dari faktor biologis dan faktor
psikologis.
32
33

Smith, op. cit., h. 95


Muhibbin, op. cit., h. 129

22

a) Faktor Jasmani
Faktor

biologis

meliputi

segala

hal

yang

berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmaniyah


individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan faktor

biologis

di

antaranya adalah kondisi kesehatan fisik yang sehat dengan


asupan gizi dan vitamin yang cukup. dan kondisi kesehatan
non fisik.
b) Faktor Rohani
Faktor rohani dapat pula dikatakan sebagai kondisi
psikologis. Kondisi psikologis ini dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan
dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental yang positif
dalam proses belajar di antaranya seperti, tidak mudah
putus asa atau frusterasi dalam menghadapi kesulitan dan
kegagalan, tidak terpengaruh untuk lebih mementingkan
kesenangan daripada belajar, mempunyai inisiatif sendiri
dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya pada diri
sendiri. Baik kondisi kesehatan jasmani maupun rohani,
keduanya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
Faktor psikologis lain, selain sikap mental yang
positif adalah sebagai berikut:
(1) Inteljensi.
Intelejensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilaan
belajar

seseorang.

Seseorang

yang

mempunyai

intelejensi jauh di bawah normal akan sulit diharapkan


untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam proses
belajar. Tetapi perlu diingat bahwa intelejensi bukan
hanya satu-satunya faktor penentu keberhasilan belajar,

23

melainkan hanya salah satu faktor dari sekian banyak


faktor.
(2) Minat (kemauan).
Minat dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat
dikatakan minat merupakan motor penggerak utama
yang menentukaan keberhasilan seseorang dalam setiap
segi kehidupannya.
(3) Bakat.
Bakat memang salah satu faktor yang dapat
menunjang keberhasilan belajar sesorang dalam suatu
bidang tertentu. Perlu diketahui bahwa bakat itu bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam
suatu bidang tertentu.
(4) Daya ingat.
Bagaimana
keberhasilan

daya
belajar

ingat

sangat

seseorang.

mempengaruhi
Dalam

proses

mengingat mempunyai tahapan-tahapan yaitu; pertama,


memasukan kesan, kedua menyimpan kesan, dan ketiga
memproduksi kesan atau mengeluarkan kembali kesan.
Karena daya ingat dapat diartikan sebagai daya jiwa
untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan
kembali suatu kesan, dan kesan itu sendiri adalah suatu
gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran
setelah melakukan pengamatan.
(5) Daya konsentrasi.
Daya konsentrasi merupakan suatu kemampuan
untuk mempokuskan pikiran perasaan, kemauan, dan
segenap panca indra ke sat objek di dalam aktifitas
tertentu

dengan

disertai

usaha

untuk

tidak

memperdulikan objek-objek lain yang tidak ada

24

hubungannya dengan aktivitas itu. Sangat perlu


diketahui

bahwa

konsentrasi

itu

kemampuan
memerlukan

untuk

melakukan

kemampuan

dalam

menguasi diri (daya penguasaan diri). Dengan daya


penguasaan diri inilah seseorang dapat menguasai
pikiran, perasaan, kemauan, dan segenpa pancaindranya
untuk dikonsentrasikan
2) Faktor Ekternal
Faktor ekternal bersumber dari luar individu itu sendiri.
Faktor ekternsl meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor waktu.
a)

faktor lingkungan keluarga


faktor
merupakan

rumah

atau

lingkungan

lingkungan

pertama

keluarga

danutama

ini

dalam

menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan


tentu saja faktor utama dan utama dalam mencapai
keberhasilan belajar seseorang. Kondisi lingkunga keluarga
yang sangat menentukan keberhaslan seseorang diantaranya
adalah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama
anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar
yang memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup,
suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya
perhatian besar dari orang tua terhadap proses belajar dan
pendidikan anak-anaknya.
b)

Faktor lingkungan sekolah


Satu hal yang mutlak harus ada di lingkungan
sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah
adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara
konsekuen dan konsisiten serta menyeluruh dari pemimpin
sekolah, para guru, para siswa, sampai kariyawan sekolah

25

lainnya. Dengan cara inilah proses pembelajaran akan


berjalan dengan baik.
c)

Faktor lingkungan masyarakat.


Lingkungan masyarakat yang dapat menunjang
keberhasilan belajar diantaranya adalah adanya lembagalembaga nonformal yang menyediakan kursus-kursus
tembahan,

sanggar

majlis

taklim,

organisasi

kemasyarakatan yang positif


d)

Faktor waktu
Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar seseorng, tergantung bagaimana seseorang dapat
memaneg atau mengatur waktu sebaik mungkin.

3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)


Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, gaya
ataupun metode belajar yang digunakan oleh siswa tersebut
guna mempelajari berbagai materi pelajaran yang disampaikan
di sekolah.
c. Indikator Hasil Belajar
Pada perinsipnya mengungkapkan hasil belajar ideal
meliputi segenap ranah psiko yang berubah sebagai akibat
pengalaman

dan

proses

belajar

siswa.

Namun

demikian,

pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu khususnya


ranah rasa muruid sangat sulit. Hal ini disebabkan oleh perubahan
hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba).
oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah
hanya mengambil cuplikan perubahan yang terjadi sebagai hasil
belajar siswa baik yang berdimensi cipta, rasa, maupun karsa.34

34

Muhibbin, Ibid., h.148

26

1) Ranah cipta (kognitif)


Jenis prestasi pada ranah cipta (kognitif) ini mencakup
enam aspek, yaitu pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti) Dn sintesis.
Indikator pada aspek pengmatan ini ada tiga yaitu dapat
menunjukan, dapat membandingkan, dan dapat mendefinisikan
denga lisan sendiri. Indikator aspek penerapan ada dua yaitu
dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan secara tepat.
Indikator aspek analisis ada dua, dapat menguraiakan dan dapat
mengkelasifikasikan/ memilah-milah. Indikator aspek sintesis
ada tiga yaitu dapat menghubungkan, dapat menyimpulkan, dan
dapat membut perinsip umum.
2) Ranah rasa (afektif)
Jenis prestasi pada ranah rasa (afektif) mencakup lima
aspek yaitu penerimaan, indikatornya menunjukan sikap
menerima dan menunjukan sikap menolak. Aspek sambutan ada
dua indikator yaitu kesediaan berpartisipasi atau terlibat dan
kesediaan memanfaatkan aspek-apresiasi (sikap menghargai)
indikatornya yaitu menganggap penting dan bermanfaat,
menganggap indah dan harmonis dan mengagumi.
Aspek internalisasi, indikatornya ada dua yaitu mengkui,
meyakini,

dan

mengingkari.

Dan

aspek

karakteristik

(penghayatan) indikator aspek ini ada dua yaitu melembagakan


atau meniadakan dan menjelmakan dalam pribadidan perilaku
sehari-hari
3) Ranah karsa (psikomotorik)
Jenis prestasi pada ranah karsa (psikomotorik) mencakup
dua aspek yaitu keterampilan bergerak dan bertindak. Indikator
pada aspek ini adalah mengkoodinasikan gerak mata, tangan,
kaki, dan anggota tubuh lainnya. Sedangkan aspek kecakapan

27

ekspresi verbal dan non verbal, indikatornya ada dua yaitu


mengucapkan dan membuat mimikdan gerakan jasmani.
Setelah mengetahui indikator belajar tersebut guru perlu
pula mengetahui bagaimana kita menetapkan batas minimal
keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena
mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap
berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan
dlam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta,
rasa, dan karsa siswa.
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa
selalu berkaitan dengan upaya mengungkapkan hasil belajar .
Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara
norma-norma pengukuran tersebut adalah (1) norma skala
angka dari 0 sampai 10, (2) norma skala angka dari 0 sampai
100.35
d. Mengukur Hasil Belajar
Pengukuran merupakan alat atau metode yang digunakan
untuk mencari dan menggali data dari para peserta didik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen
untuk melakukan penilaian.36
Penilaian

hasil

belajar

pada

dasarnya

adalah

mempermasalahkan bagaimana pengajar guru dapat mengetahui


hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru harus mengetahui
sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau
sejauh mana tujuan atau kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan
dengan nilai
35
36

Anas, Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), hal.35
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) cet. VII h. 22

28

Berbagai jenis penilaian kelas antara lain adalah tes tertulis.


Penilian kinerja (peforment assessment), peniaian portopolio,
penilaian proyek, penilaian hasil kerja, penilaian sikap, dan
penilaian diri (self assessment), jenis penilaian tergantung pada
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
Berkaitan dengan penelitian ini, pengukuran hasil belajar
Al Quran Hadis siswa pada materi hukum mim sukun melibatkan
aspek kognitif siswa yakni tes lisan.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian menggunakan metode berdasarkan teori behaviorisme,
pernah dilakukan oleh Risdyain (2009). Berdasarkan penelitiannya di
sekolah SMPIT Bekasi terdapat peningkatan prestasi belajar siswa terlihat
dari nilai rata-rata kelas yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test
sebesar 6,55 meningkat menjadi 8,66 atau sekitar 35 %. Sedangkan
peningkatan prestasi belajar antara siklus II dengan siklus I adalah pada
siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 6,55 meningkat menjadi 8,66 atau
sekitar 30%.
Metode-metode berdasarkan teori Behaviorisme ini juga pernah
dilaksanakan oleh Dini Indriastuti pengaruh pelaksanaan metode drill
terhadap peningkatan prestasi belajar Al Quran siswa kelas VII SMP Islam
Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2012. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pelaksanaan metode
drill terhadap peningkatan prestasi belajar siswa memberikan pengaruh
yang baik hasil ini bisa dilihat dari r0 (0,440) adalah lebih besar dari r0 ()
pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf 1%.
Nuzulia Apriliani, NIM 107011000064, penerapan metode Reading
aloud (membaca keras) dalam meningkatkan kemampuan membaca Al
Quran di SMP Negeri 10 Tambun Selatan (penelitian tindakan kelas di
kelas VIIA SMP Negeri 10 Tambun Selatan). Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa penggunaan metode reading aloud (membaca keras)
ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Quran siswa yang

29

ditandai dengan perolehan nilai rata-rata post tes pada akhir siklus III yaitu
pada aspek kelancaran dalam membaca Al Quran sebanyak 31 (65, 40%)
siswa, pada aspek makhorijul huruf

sebanyak 36 (78,20%) siswa dan

pada aspek pelafalan tajwid sebanyak 39 (84, 70%) siswa dan pada tes
akhir siklus III dari perhitungan korelasi product moment yaitu terdapat
korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca al-Quran dengan
pemahaman teoritik tajwid siswa.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah proses pemberian bimbingan terhadap anak oleh
orang dewasa dengan sengaja untuk mempengaruhi potensi anak agar
mencapai kedewasaan. Oleh sebab itu peranan guru benar-benar ditantang
dengan terlaksananya pendidikan yang efektif bagi munculnya anak-anak
bangsa yang kreatif. Pendidikan di sekolah diharapkan dapat berfungsi
meningkatkan kreatifitas siswa. Guru harus dapat menguasai berbagai
teknik dan model mengajar, mampu mengelola pembelajaran dan peka
terhadap perkembangan anak.
Pekerjaan di sekolah adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus. Sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan potensi anak
yang sedang mengalami perkembangan, maka seorang guru harus benarbenar ahli dalam tugasnya. Mengingat begitu beratnya beban yang harus
dipikul,

sehingga seringkali

dalam melaksanakan tugasnya

guru

menghadapi banyak problema. Di antara problema yang sering terjadi


adalah problema dalam kegiatan belajar-mengajar.
Tugas guru terutama ketika akan mengajar diantaranya membuat
program semester dan tahunan, membuat satuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran. Tidak hanya ketika mengajar bahkan ketika berada dalam
kelas, seorang guru dihadapkan pada tugas seperti memberikan motivasi
dan apersepsi, melaksanakan proses belajar mengajar serta membimbing
siswa dalam pembelajaran. Tugas guru yang lainnya yaitu mengadakan
penelitian, mengadakan analisis hasil belajar atau perubahan perilaku,

30

melaksanakan program perbaikan dan mencatat kemajuan hasil belajar


siswa.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, seorang guru dihadapkan pada
berbagai masalah diantaranya sulitnya dalam mengatur siswa, fasilitas
yang belum memadai, keadaan kelas yang selalu ribut dan sebagainya.
Proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik apabila diantara guru dan
siswa

memiliki

hubungan

timbal

balik

dalam

suasana

yang

menyenangkan. Untuk itu, teori pembelajaran yang baik perlu dilakukan


agar dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut
menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar dan
pengajaran itu sendiri. Keduanya mempunyai hubungan yang saling
ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Kemampuan mengatur
proses belajar mengajar yang baik akan menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana yang wajar, menyenangkan
tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar.
Untuk mewujudkan hasil belajar yang memuaskan perlu diterapkan
berbagai metode atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari
teori-teori belajar, selain itu diisi dengan aktivitas-aktivitas yang bermakna
dan dapat menunjang hasil belajar yang produktif dan berkelanjutan. Oleh
sebab itu perlu dilakukan pengelolaan pembelajaran agar hasil belajar
siswa dapat meningkat.
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang
tak dapat dilihat. Itu berarti kita tidak dapat menyaksikan proses
perubahan yang terjadi dalam diri seorang yang belajar. Kita hanya dapat
menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.37
Berbagai teknik pengajaran berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Adanya metode yang baik dalam belajar akan
37

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,


(Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011), Cet. V, hal.

31

menunjukan hasil/respon yang baik. Hasil belajar yang diperoleh siswa


tidak hanya timbul dari dirinya sendiri tetapi lingkungan belajar termasuk
guru juga dapat menentukannya.
Siswa akan dapat belajar di kelas bila didukung oleh tenaga
pengajar yang berkualitas. Sebagai seorang pengajar, guru harus dapat
membawa pembelajaran menjadi sesuatu pengalaman yang berkesan bagi
siswa. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menerapkan metode yang
berdasarkan teori Behaviorisme terhadap pembelajaran agar dari awal
sampai akhir semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi berguna
baginya.
Penerapan metode pembelajaran dalam kelas ini dapat menjadikan
pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif, karena serangkaian kegiatan
pembelajaran di kelas, telah direncanakan dan diatur sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar secara terkontrol untuk membangkitkan
perubahan hasil belajar yang baik. Apabila di kelas diterapakan metode
pembelajaran secara tepat, maka pembelajaran akan berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dan tentunya hasil belajar siswa akan memuaskan, tidak
hanya memuaskan bagi siswanya sendiri tetapi pihak sekolah pun akan
merasa puas karena telah berhasil melakukan kegiatan belajar mengajar
dengan benar.
Dengan demikian diduga terdapat hubungan metode pembelajaran
behaviorisme dengan hasil belajar siswa. Semakin baik metode ini
dilakukan oleh guru, maka akan semakin meningkatkan hasil belajar
siswa. Sebaliknya, bila semakin kurang baik teori ini diterapkan maka
akan semakin membuat hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah MTs Al Hidayah
Tajur Citeureup Bogor. Penelitian ini telah diawali pra survei pada
Agustus 2014. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari awal bulan
September sampai dengan akhir September 2014. Pembuatan instrument
dilaksanakan pada awal Agustus dengan tujuan digunakan untuk
pelaksanaan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif,
metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Metode kuantitatif
yang digunakan adalah korelasi yaitu hubungan antara dua variabel atau
lebih.1 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara dua
variabel (Bivariate Correlation), yaitu metode pembelajaran Behaviorisme
dan hasil belajar Al Quran Hadis siswa.
Kemampuan membaca Al-Quran siswa dijadikan sebagai variabel
bebas dalam penelitian ini, sedangkan variabel terikatnya adalah metode
pembelajaran Behaviorisme. Apabila dapat dibuktikan adanya hubungan
positif yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka
dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran Behaviorisme mempunyai
peranan yang bermakna dalam menentukan kemampuan membaca AlQuran siswa.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.2 Nurul Zuriah, mengemukakan bahwa populasi merupakan

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.
XXI, h. 179.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. XIV h.
173

32

33

seluruh data yang menjadi perhatian peneliti.3 Jadi populasi penelitian


dapat disimpulkan sebagai suatu subjek penelitian yang mengenainya
dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII yang dikelompokan kedalam tujuh kelas dan
kondisi seluruh kelas VII ini relatif sama. mengingat hal ini maka peneliti
mengadakan pengundian untuk menentukan kelas yang akan dilaksanakan
penelitian. Setelah diadakan pengundian maka kelas VII E dengan jumlah
siswa 47 anak terpilih menjadi sampel penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.4

Observasi

dalam

penelitian

ini

dilakukan

untuk

mengumpulkan data tentang profil sekolah dan bentuk kegiatan siswa.


2. Test
Menurut Nana Sudjana, tes merupakan pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan).5 Test ini digunakan peneliti untuk
mengumpulkan informasi melalui bentuk soal tertulis secara langsung
dengan responden. Test ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh
data tentang hasil belajar siswa mengenai kemampuan membaca Al
Quran pada materi hukum mim sukun .

Nurul Zuriyah, Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2007), cet. II h. 116
4
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 231.
5
Nana, op. cit., h. 35

34

3. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau mengenai masalah yang akan diteliti.6 Peneliti
memberikan pertanyaan dan pernyataan secara tertulis kepada
responden untuk dijawab dengan menggunakan skala Likert. Skala ini
dipergunakan apabila kita menginginkan data tentang pendapat
responden mengenai masalah yang diteliti. Caranya dengan menetapkan
bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yang ditetapkan.
E. Instument Penelitian
Adapun instrument yang digunakan oleh peneliti adalah tes
membaca Al Quran. Tugas ini digunakan pada saat test dilaksanakan yang
bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan akhir siswa setelah diberi
perlakuan. Berikut pedoman penilaian hukum bacaan mim sukun siswa
kelas VII MTs Al Hidayah Tajur Citereup Bogor yang telah
dikonsultasikan kepada dosen ahli yaitu Dra. Djunaidatul Munawwaroh,
MA; yang mengacu dari Sofyan Iskandar sebagai berikut.7
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Komponen Penilaian Membaca Al Quran.
No Aspek yang Dinilai
Skor
1

Kelancaran bacaan Al Quran

25

kefasihahan dalam pelafalan Al Quran

25

Kebenaran bacaan Al Quran sesuai hukum ilmu tajwid

25

Keindahan atau lagam bacaan Al Quran

25

Jumlah skor

100

Ibid, h. 128.
Sofwan Iskandar, Penuntun Belajar Al Quran Hadis, (Depok: Arya Duta, 2008), h. 73

35

Adapun kriteria penilaian pembacaan Al Quran dari kisi-kisi di atas


adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Bacaan Al Quran
Indikator
Skor Kriteria
Menyebutkan macam-macam hukum bacaan 18-25 Sangat baik
mim sukun
13-18 Baik
7-12
Cukup
0-6
Kurang
Menyebutkan huruf idqam mutamasilain, 18-25 Sangat baik
ikhfa syafawi, dan izhar syafawi
13-18 Baik
7-12
Cukup
0-6
Kurang
Menunjukan hukum bacaan mim sukun 18-25 Sangat baik
(idqam mutamasilain, ikhfa syafawi, dan 13-18 Baik
izhar syafawi dalam Q.S. Al Bayyinah dan 7-12
Cukup
Al Kafirun)
0-6
Kurang
Membaca kalimat atau ayat yang 18-25 Sangat baik
mengandung hukum bacaan mim sukun 13-18 Baik
dalam Q.S. Al Bayyinah dan AL Kafirun
7-12
Cukup
0-6
Kurang
Untuk angket, yaitu membuat beberapa pertanyaan atau test tertulis
yang diajukan kepada responden untuk memilih salah satu jawaban
pertanyaan yang sesuai

No
1

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrument Angket
Variabel
Dimensi
Indikator
Penerapan
Pendahuluan Memberi salam
metode
Melakukan apersepsi
pembelajaran
Menyampaikan
Behaviorisme
tujuan pembelajaran
Inti
Eksplorasi
Merangsang siswa
untuk berfikir
Merangsang siswa
agar tertarik dengan
penerapan metode
pembelajaran
Behaviorisme
Menciptakan

No. Butir
1
2
3

Jml
1
1
1

5, 6

36

suasana nyaman
Elaborasi

Konfirmasi

Penutup

Membacakan topiktopik bacaan


Mengajak
siswa
untuk
membaca
dengan keras dan
lantang
Menunjuk
siswa
untuk membacakan
lebih dahulu, serta
diikuti siswa yang
lain
Memberikan banyak
latihan-latihan
Melatih
bacaan
siswa secara terus
menerus
Mengoreksi bacaan
siswa jika terdapat
kesalahan
secara
langsung
Memberikan
pemodelan bentuk
bacaan yang lain
Meminta
siswa
untuk
mencari
model-model bacaan
yang sama
Memberikan
pertanyaan kepada
siswa sesuai hasil
pengamatan
Memberikan tugastugas kepada siswa
untuk mempraktikan
ulang
Memberikan umpan
balik kepada siswa
Melakukan evaluasi
Memberikan
pertanyaan
Menyimpulkan
materi dari proses
pembelajaran

8, 9, 10

11

11, 12

13,14,

15, 16, 17
18, 19

3
2

20, 21

22, 23

24

25

26

27
28

1
1

29, 30

37

metode
pembelajaran
Behaviorisme
Hasil belajar Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran
Siswa
Hadis dengan materi hukum mim sukun kemampuan
membaca Al Quran

Selanjutnya

instrument

yang

baik

menurut

Suharsimi

Arikuntoharus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan


reliable.8 Adapun untuk menguji valid dan reliabelnya sebuah
instrument, dilakukan dengan cara menguji coba instrument hal ini
dilaksanakan dengan tujuan instrument tersebut telah valid dan
reliabel.
1) Uji Validitas
Salah satu ciri instrumen itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur atau disebut valid. Validitas adalah
suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah
instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang
akan diukur.9 Dalam penelitian ini validitas tes diukur dengan rumus
korelasi pearson product moment. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
=

n X Y ( X) ( Y)
{nX - (X)} {nY - (Y)}

Keterangan :
: koefisien korelasi
n

: jumlah subyek

: skor setiap item

: skor total

XY : hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden


8

Suharsimi, op. cit., h. 211


Ibid, 245.

38

: jumlah skor X

: jumlah skor Y

: jumlah kuadrat seluruh skor X

: jumlah kuadrat seluruh skor Y

Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal, maka r hitung


dibandingkan dengan r tabel pearson product moment dengan taraf
signifikansi 5%. Jika r hitung> r tabel maka soal tersebut valid, dan jika
r hitung< r tabel maka soal tersebut tidak valid.
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Peneliti melakukan uji coba skala penelitian penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme 47 responden. Hasil uji coba dari 30 item
menunjukkan bahwa terdapat 5 item yang tidak valid, yaitu nomor 10,
18, 21, 22 dan 29. Item yang tidak valid tidak dipakai dalam penelitian.
Jumlah item yang dipakai dalam skala bimbingan orang tua adalah 25.
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Penerapan Metode Pembelajaran Behaviorisme
Variabel
Indikator
Valid Tidak
valid
Penerapan
Memberi salam
1
metode
pembelajaran
Melakukan apersepsi
2
Behaviorisme
Menyampaikan
tujuan 3
pembelajaran
Merangsang siswa untuk berfikir

Merangsang siswa agar tertarik 5, 6


dengan
penerapan
metode
pembelajaran Behaviorisme
Menciptakan suasana nyaman
7
Membacakan topik-topik bacaan

8, 9,

Mengajak siswa untuk me


mbaca dengan keras dan lantang

11

10

39

Menunjuk
siswa
untuk
membacakan lebih dahulu, serta 12, 13
diikuti siswa yang lain
Memberikan
latihan

banyak

latihan- 13, 14

Melatih bacaan siswa secara 15,


terus menerus
16, 17
Mengoreksi bacaan siswa jika 19
terdapat
kesalahan
secara
langsung
Memberikan pemodelan bentuk 20
bacaan yang lain

18

Meminta siswa untuk mencari 22


model-model bacaan yang sama

22

21

Memberikan pertanyaan kepada 24


siswa sesuai hasil pengamatan
Memberikan tugas-tugas kepada 25
siswa untuk mempraktikan ulang
Memberikan
kepada siswa

umpan

balik 26

Melakukan evaluasi

27

Memberikan pertanyaan

28

Menyimpulkan
materi
dari
proses pembelajaran metode
pembelajaran Behaviorisme

30

29

25

Jumlah
2) Uji Reliabilitas

Setelah item-item tersebut diketahui validitasnya maka kemudian


dihitung reliabilitasnya. Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan
atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan untuk

40

mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif
sama.10 Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya dan menunjuk kepada konsistensi
hasil pengukuran.
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam
penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:11
2
n Si
r11
1 2
St
n 1

Keterangan :
r11
Si
St

: nilai reabilitas
2

: jumlah varians skor tiap-tiap item


: varians total
: jumlah item

Adapun klasifikasi interpretasi untuk reliabilitas soal yang


digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal
Indeks Reliabilitas

10

Klasifikasi

0,80<

1,00

Sangat baik

0,60<

0,80

Baik

0,40 <

0,60

Cukup

0,20 <

0,40

Rendah

0,00 <

0,20

Sangat rendah

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakaya, 2012), Cet. I, h.229.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
Cet. III, h. 100.

41

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai r11 = 0,930 berada


diantara kisaran mulai 0,80<

1,00, maka dari 25 soal angket yang

valid memiliki derajat reliabilitas yang baik.


F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya
yaitu pengolahan data dan analisis data.
1. Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data, sebagai berikut:
a. Editing
Yang pertama kali dilakukan adalah mengedit atau memeriksa
daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.
Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada
di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh
mungkin.
b. Skoring
Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis
memberi skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan
ketentuan sebagai berikut:
Untuk pertanyaan positif (+)
Selalu

(a) diberi nilai 4

Sering

(b) diberi nilai 3

Kadang-kadang

(c) diberi nilai 2

Tidak pernah

(d) diberi nilai 1

Untuk pertanyaan negatif (-)


Selalu

(a) diberi nilai 1

Sering

(b) diberi nilai 2

Kadang-kadang

(c) diberi nilai 3

Tidak pernah

(d) diberi nilai 4

42

c. Tabulating
Pada tahap ini, penulis memindahkan jawaban responden ke
dalam blanko yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel
agar memudahkan pembacaan dan penghitungan data angket.
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, maka penulis
menggunakan teknik analisa non-statistik. Analisa non-statistik
menggunakan

metode

deskriptif,

yaitu

menuturkan

dan

menganalisis data yang berupa angka-angka yang diperoleh


berdasarkan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.6
Pengukuran Secara Deskriptif
Jawaban
Positif

Pengukuran
Item

Selalu
Sering
Pernah
Tidak
Pernah

4
3
2

30
30
30

120
90
60

Pengukuran
Secara
Deskriptif
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang

30

30

Kurang

Jawaban
Negatif

Pengukuran
Item

Jumlah
Item

Nilai

Selalu
Sering
Pernah
Tidak
Pernah

1
2
3

30
30
30

30
60
90

Pengukuran
Secara
Deskriptif
Kurang
Sedang
Tinggi

30

120

Sangat Tinggi

Jumlah
Item

Nilai

2. Teknik Analisis Data


Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Teknik analisis data yaitu penulis atau peneliti berusaha untuk
memberikan uraian mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penerapan metode pembelajaran Behaviorisme
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis

43

dengan materi hukum mim sukun, penulis menggunakan teknik analisis


data sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase
jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan ialah:

Keterangan:
P : Persentase yang dicari
F : Frekuensi
N : Number of cases (jumlah responden)
b.

Analisis Mean
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata)
nilai test kemampuan membaca Al Quran siswa.
Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
Mean (rata-rata)
x = Jumlah variabel x
N = Number of Cases
Penilaian analisis mean dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Penilaian Analisis Mean Angket Penerapan Metode
Pembelajaran Behaviorisme dan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al Quran Hadis
No

Rentang Nilai

Kriteria

85-100

Baik

75-84

Cukup

55-74

Kurang

44

c.

Analisis Korelasi
Dalam menganalisa, penulis juga menggunakan rumus korelasi
karena adanya dua variabel yang saling mempengaruhi, maka dari
data tersebut diolah dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment dari Carl Person, yaitu:

Keterangan :
: Angka indeks r produk moment (antara variabel X dan
Y)

d.

: Jumlah responden

xy

: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

: Jumlah seluruh skor X

: Jumlah seluruh skor Y. 12

Interpretasi Data
Cara memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi r
product moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat
memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara
yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang diperoleh,
sebagaimana Anas Sudijono sebutkan dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Statistik Pendidikan, yaitu:

1) Memberikan interpretasi angka indeks korelasi product moment


dengan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.8
Interpretasi Data
Besarnya r
Product Moment (
0,00 0,20

12

Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.
XXI, h. 206.

45

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang lemah atau rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedangataucukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat tinggi.

0,20 0,40
0,40 0,70
0,70 0,90
0,90 1,00

2) Mencocokkan hasilnya dengan tabel nilai koefisien korelasi r


Product Moment baik pada taraf signifikan 5% ataupun pada taraf 1%,
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan atau tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks
korelasi r Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho)
Ha

:Ada

hubungan

positif

antara

penerapan

metode

pembelajaran Behaviorisme dengan hasil belajar siswa pada


mata pelajaran Al Quran Hadis.
Ho

:Tidak ada hubungan positif antara penerapan metode


pembelajaran Behaviorisme dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Al Quran Hadis.

b) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan,


dengan cara membandingkan besarnya r yang tercantum dalam
tabel nilai (db) atau degree of freedom (df). Adapun rumusnya
sebagai berikut:
Df = N nr
Keterangan:

13

Df

: Degree of freedom

: Number of cases

nr

: Banyaknya variabel yang dikorelasikan.13

Ibid, 194.

46

Untuk mencari kontribusi variabel X terdapat variabel Y,


penulis menggunakan rumus sebagai berikut:14
KD = r x 100%
Keterangan:
KD

: Koefisien determinasi (kontribusi variabel X terhadap


variabel Y)

: Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y

G. Hipotesis Statistik
Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r
hitung < r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Ha

: Ada hubungan positif antara penerapan metode pembelajaran

Behaviorisme dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al Quran


Hadis .
Ho

Tidak

ada

hubungan

pembelajaran Al Quran Hadis

positif

antara

penerapan

metode

dengan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Al Quran Hadis.

14

M. Subana dan Sudrajat,


2009), h. 174.

Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: PustakaSetia,

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah
Penelitian ini telah dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah AlHidayah yang beralamat di Jl. Sabilillah, Kp. Pasir Angin, Desa Tajur,
Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Madrasah tersebut dikepalai oleh bapak
Muh. Yusuf Supriatna, S. Pd. I. dan telah mendapat akreditasi B dengan
nomor sertifikat 02.00/534/BAPSM/XI/2010.
Madrasah tersebut merupakan madrasah paling pertama ada di
Desa Tajur yang berdiri di bawah naungan yayasan yang bernama
Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah di atas tanah seluas 643m2 dengan
status tanah wakaf bersertifikat dengan No. 10.10.15.04.1.00134, 29 Maret
1994.
Berdiri pada tahun 1989, madrasah tersebut mampu mengikuti
perkembangan zaman terbukti dengan banyaknya orang tua siswa yang
memberikan kepercayaan untuk menitipkan anak-anaknya menimba ilmu
di madrasah tersebut. Berikut ini adalah catatan jumlah siswa dalam 5
tahun terakhir.
Tabel 4.1. Data Siswa dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun
Pelajaran
2009/2010
2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015

Kelas VII
Jml
Jml
Siswa Rombel
219
5
204
5
195
5
310
7
275
7
322
7

Kelas VIII
Jml
Jml
siswa Rombel
161
4
200
5
190
5
193
5
300
7
259
6

Kelas IX
Jml
Jml
siswa Rombel
149
3
152
4
177
4
181
4
183
5
283
7

Jumlah
Jml
Jml
siswa Rombel
529
12
556
14
562
14
684
16
758
19
863
20

Pada tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah siswa di setiap
tahunnya yaitu pada tahun pelajaran 2010/2011 jumlah siswa bertambah
sebanyak 27 siswa dengan jumlah keseluruhan 556 siswa, pada tahun
pelajaran 2011/2012 jumlah siswa bertambah sebanyak 6 siswa dengan

47

48

jumlah keseluruhan 562, pada tahun 2012/2013 jumlah siswa bertambah


sebanyak 122 dengan jumlah keseluruhan 684, pada tahun pelajaran 2013/2014
jumlah siswa bertambah sebanyak 74 siswa dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 758, pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah siswa bertambah
sebanyak 105 dengan jumlah keseluruhan 863.
Dari pengamatan penulis bahwa Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah selalu
mengalami peningkatan jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir. Namun,
peningkatan jumlah siswa yang paling banyak pada tahun pelajaran 2012/2013
yaitu sebanyak 122 siswa. Untuk itu penulis memberi kesimpulan bahwa MTs
Al-Hidayah selalu menjadi pilihan utama bagi para orang tua di lingkungan
sekitar untuk menitipkan anak-anaknya bersekolah di sana. Padahal pada saat
ini telah banyak berdiri sekolah-sekolah yang setingkat dengan madrasah
tsanawiyah.
Berikut ini adalah tabel data Pendidik dan tenaga kependidikan yang ada
di Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah
Tabel 4.2
Data pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Keterangan
Jumlah
PENDIDIK
1
Guru PNS Diperbantukan Tetap
2
2
Guru Tetap Yayasan
10
3
Guru Honor
0
4
Guru Tidak Tetap
15
TENAGA KEPENDIDIKAN
1
Kepala Tata Usaha
1
2
Staf Tata Usaha
5
3
Penjaga
1
4
Pesuruh
1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa MTs Al Hidayah memiliki cukup
banyak tenaga pendidik dan kependidikan yakni Guru PNS 2 orang, Guru tetap
10 orang, guru tidak tetap 15 orang, kepala tata usaha 1 orang, staf tata usaha 5
orang, penjaga 1 orang dan pesuruh 1 orang. Jadi jumlah keseluruhan tenaga
pendidik dan kependidikan sebanyak 35 orang. Jumlah ini dirasakan cukup
untuk mengurus dan mendidik siswa sebanyak 863 siswa. Karena guru-guru

49

tersebut sebagian besar lulusan S1 dan memiliki kompetensi dalam mengajar


dan mendidik.
Berikut ini adalah tabel data sarana dan prasarana yang ada di MTs Al
Hidayah.

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Jenis
Prasarana
Ruang Kelas
Perpustakaan
R. Lab. IPA
R. Lab. Biologi
R. Fisika
R. Lab. Kimia
R. Lab. Komp.
R. Lab. Bahasa
R. Pimpinan
R. Guru
R. Tata Usaha
R. Konseling
Tempat Ibadah
R. UKS
Jamban
Gudang
R. Sirkulasi
Tempat
Olahraga
R. OSIS
R. lainnya

Tabel 4.3.
Data sarana dan prasarana
Jml. R.
Jml. R.
Jml.
Kondisi Kondisi
Ruang
Baik
Rusak
7
4
3
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
6
4
2
0
0
0
0
0
0

Kategori Kerusakan
Ringan

Sedang

Berat

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0

3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

1
0

0
0

1
0

1
0

0
0

0
0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa MTs Al Hidayah memiliki sarana
prasarana yang cukup memadai yakni ruang kelas sebanyak 7 ruang,
perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang TU, ruang konseling, tempat
ibadah, dan ruang OSIS masing-masing sebanyak 1 ruang, serta jamban 6
ruang. Sedangkan kekurangannya MTs Al Hidayah tidak memiliki ruangan
laboratorium yang memadai seperti lab. Bahasa, lab. Fisika, lab. Kimia, lab.
Biologi, dan lab. IPA. Hanya memiliki satu ruangan laboratorium yakni
laboratorium komputer.

50

Jadi secara keseluruhan MTs Al Hidayah memiliki cukup perangkat untuk


menyelenggarakan pendidikan. Akan tetapi, masih terdapat banyak kekurangan
terutama dari segi pengadaan ruangan laboratorium yang akan menghambat
pengetahuan dan perkembangan wawasan siswa dari segi pengalaman dan
pengetahuan.
B. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Behaviorisme Terhadap
Hasil Belajar Siswa di Mts Al Hidayah Tajur Citeureup
1. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel metode
pembelajaran Behaviorisme dan variabel hasil belajar siswa. Data variabel
penerapan metode pembelajaran Behaviorisme diperoleh dari penyebaran
angket kepada 47 siswa MTs Al Hidayah dengan jumlah butir pernyataan
angket variabel sebanyak 30 yang kemudian menjadi 25 butir pernyataan
setelah dilakukan uji validitas instrumen dan setiap butir pernyataan
diberikan skor atau nilai, kemudian dijumlahkan totalnya pada masingmasing siswa. Pada penulisan skor ini, penulis akan menampilkannya
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Sedangkan data variabel hasil belajar mata pelajaran Al Quran
Hadis siswa di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup, diperoleh dari nilai test
siswa yang akan penulis tampilkan dalam bentuk tabel.
a. Metode Pembelajaran Behaviorisme
Setelah data yang diperoleh dari hasil jawaban siswa melalui
angket, selanjutnya dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan
jawaban yang sejenis ke dalam tabulasi pengelompokkan, kemudian
masing-masing data jawaban tersebut dipersentasekan terhadap jumlah
jawaban

sesuai

dengan

masing-masing

item

tersebut

dengan

menggunakan rumusan seperti yang telah dijelaskan di BAB III,


sebagai berikut:

P : Persentase yang dicari

51

F : Frekuensi
N : Number of cases
Bagian ini mendeskripsikan variabel X yaitu penerapan pembelajaran
Behaviorisme. Deskripsi tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

No
1
2
3
4

Tabel. 4.4
Guru PAI mengucapkan salam kepada siswa
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
36
76,66%
Sering
10
21,67%
Kadang-kadang
1
1,67%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab selalu 76,66%, responden yang menjawab sering 21,67%,


responden yang menjawab kadang-kadang 1,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 0%.

No
1
2
3
4

Tabel. 4.5
Guru PAI melakukan apersepsi
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
18
40%
Sering
16
33,33%
Kadang-kadang
7
15%
Tidak pernah
6
11,67%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab selalu 40%, responden yang menjawab sering 233,33%,


responden yang menjawab kadang-kadang 15%, dan yang menjawab
tidak pernah 11,67%.

No
1
2
3
4

Tabel. 4.6
Guru PAI menyampaikan tujuan pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
23
50%
Sering
14
31,66%
Kadang-kadang
6
11,67%
Tidak pernah
4
6,67%
Jumlah
47
100%

52

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 50%, responden yang menjawab sering 31,66%,
responden yang menjawab kadang-kadang 11,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 6,67%.
Tabel. 4.7
Guru PAI menyampaikan pertanyaan yang merangsang siswa
untuk berfikir
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
27
58,33%
2
Sering
14
30%
3
Kadang-kadang
4
8,33%
4
Tidak pernah
2
3,34%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 58,33%, responden yang menjawab sering 30%,
responden yang menjawab kadang-kadang 8,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 3,34%.
Tabel 4.8
Guru PAI menggunakan metode pembelajaran Behaviorisme
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
14
30%
2
Sering
20
43,33%
3
Kadang-kadang
11
23,33%
4
Tidak pernah
2
3,34%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 30%, responden yang menjawab sering 43,33%,
responden yang menjawab kadang-kadang 323,33%, dan yang
menjawab tidak pernah 3,34%.
Tabel 4.9
Guru PAI memberikan penjelasan metode pembelajaran Behaviorisme
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
30
63,33%
2
Sering
10
21,67%
3
Kadang-kadang
6
13,33%
4
Tidak pernah
1
1,67%
Jumlah
47
100%

53

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 63,33%, responden yang menjawab sering 21,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 13,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 1,67%.
Tabel 4.10
Guru PAI Mempersilahkan Siswa Mencatat Hal-hal Penting
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
20
43,33%
2
Sering
10
21,67%
3
Kadang-kadang
12
25%
4
Tidak pernah
5
10%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 43,33%, responden yang menjawab sering 21,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 25%, dan yang menjawab
tidak pernah 10%.
Tabel 4.11
Guru PAI Menjelaskan materi dengan suara yang sesuai dan tidak
terlalu cepat
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
21
45%
2
Sering
14
31,67%
3
Kadang-kadang
8
16,66%
4
Tidak pernah
4
6,67%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 45%, responden yang menjawab sering 31,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 16,66%, dan yang menjawab
tidak pernah 6,67%.
Tabel 4.12
Guru PAI Menyciptakan suasana yang nyaman di dalam kelas
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
12
25%
2
Sering
14
31,67%
3
Kadang-kadang
16
33,33%
4
Tidak pernah
5
10%
Jumlah
47
100%

54

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 25%, responden yang menjawab sering 31,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 33,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 10%.
Tabel 4.13
Guru PAI Menghindari suasana yang tegang di dalam kelas
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
21
46,67%
2
Sering
16
33,33%
3
Kadang-kadang
6
13,33%
4
Tidak pernah
4
6,67%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 46,67%, responden yang menjawab sering 33,33%,
responden yang menjawab kadang-kadang 13,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 6,67%.
Tabel 4.14
Guru PAI Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
14
31,67%
2
Sering
18
40%
3
Kadang-kadang
12
25%
4
Tidak pernah
2
3,33%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 31,67%, responden yang menjawab sering 40%,
responden yang menjawab kadang-kadang 25%, dan yang menjawab
tidak pernah 3,33%.
Tabel 4.15
Guru PAI Memberikan pertanyaan sesuai hasil pengamatan
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
13
26,66%
2
Sering
14
31,67%
3
Kadang-kadang
14
31,67%
4
Tidak pernah
6
10%
Jumlah
47
100%

55

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 26,66%, responden yang menjawab sering 31,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 31,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 10%.
Tabel 4.16
Guru PAI Membacakan topik-topik bacaan
No Alternatif Jawaban
Frekuensi
1
Selalu
7
2
Sering
17
3
Kadang-kadang
13
4
Tidak pernah
10
Jumlah
47

Persentase %
15%
35%
28,33%
21,67%
100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 15%, responden yang menjawab sering 35%,
responden yang menjawab kadang-kadang 28,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 21,67%.
Tabel 4.17
Guru PAI Mengajak siswa untuk membaca dengan keras dan lantang
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
20
41,67%
2
Sering
6
13,33%
3
Kadang-kadang
10
21,67%
4
Tidak pernah
11
23,33%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 41,67%, responden yang menjawab sering 13,33%,
responden yang menjawab kadang-kadang 21,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 23,33%.
Tabel 4.18
Guru PAI membaca dengan keras dan lantang
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
30
63,33%
2
Sering
10
21,67%
3
Kadang-kadang
5
11,67%
4
Tidak pernah
2
3,33%
Jumlah
47
100%

56

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


menjawab selalu 63,33%, responden yang menjawab sering 21,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 11,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 3,33%.
Tabel 4.19
Guru PAI Menunjuk siswa untuk membacakan lebih dahulu, serta
diikuti siswa yang lain
No Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase %
1
Selalu
13
28,33%
2
Sering
9
18,33%
3
Kadang-kadang
15
31,67%
4
Tidak pernah
10
21,67%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 28,33%, responden yang menjawab sering 18,33%,
responden yang menjawab kadang-kadang 31,67%, dan yang menjawab
tidak pernah 21,67%.
Tabel 4.20
Guru PAI Memberikan banyak latihan-latihan
No Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase %
1
Selalu
14
30%
2
Sering
12
25%
3
Kadang-kadang
17
35%
4
Tidak pernah
4
10%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 30%, responden yang menjawab sering 25%,
responden yang menjawab kadang-kadang 35%, dan yang menjawab
tidak pernah 10%.
Tabel 4.21
Guru PAI Melatih bacaan siswa secara terus menerus
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
20
43,33%
2
Sering
15
38,33%
3
Kadang-kadang
7
15%
4
Tidak pernah
2
3,33%
Jumlah
47
100%

57

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru PAI


melatih bacaan siswa secara terus menerus, ini terbukti dengan
penyebaran frekuensi jawaban 43,33% responden menjawab selalu,
38,34% responden menjawab sering 15% responden menjawab kadangkadang, dan 3,33% responden menjawab tidak pernah.
Tabel 4.22
Guru PAI Mengoreksi bacaan siswa jika terdapat kesalahan secara
langsung
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
23
50%
2
Sering
11
23,33%
3
Kadang-kadang
8
16,67%
4
Tidak pernah
5
10%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru PAI
mengoreksi bacaan siswa secara langsung, ini terbukti dengan
penyebaran frekuensi jawaban 50% responden menjawab selalu,
23,33% responden menjawab sering, 16,67% responden menjawab
kadang-kadang, dan 10% responden menjawab tidak pernah.
Tabel 4.23
Guru PAI Memberikan pemodelan bentuk bacaan yang lain
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
7
16,67%
2
Sering
12
25%
3
Kadang-kadang
16
33,33%
4
Tidak pernah
12
25%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI pernah
memberikan pemodelan bentuk bacaan lain, hal ini terbukti dari
penyebaran frekuensi jawaban responden yang menjawab selalu
16,67%, responden yang menjawab sering 25%, responden yang
menjawab kadang-kadang 33,33%, dan yang menjawab tidak pernah
25%.

58

No
1
2
3
4

Tabel 4.24
Guru PAI Meminta siswa untuk mencari model-model bacaan yang
sama
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
11
23,33%
Sering
15
36,33%
Kadang-kadang
14
30%
Tidak pernah
4
10%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 23,33%, responden yang menjawab sering 36,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 30%, dan yang menjawab
tidak pernah 10%.

No
1
2
3
4

Tabel 4.25
Guru PAI Memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai hasil
pengamatan
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
17
36,67%
Sering
17
36,67%
Kadang-kadang
10
18,33%
Tidak pernah
3
8,33%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab selalu 36,67%, responden yang menjawab sering 36,67%,
responden yang menjawab kadang-kadang 18,33%, dan yang menjawab
tidak pernah 8,33%.

No
1
2
3
4

Tabel 4.26
Guru PAI Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk mempraktikan
ulang
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
22
48,33%
Sering
7
15%
Kadang-kadang
13
26,67%
Tidak pernah
5
10%
Jumlah
47
100%

59

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI


memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk mempraktikan ulang, hal
ini terbukti dari 48,33% responden yang menjawab selalu, 15%
responden yang menjawab sering, responden yang menjawab kadangkadang 26,67%, dan yang menjawab tidak pernah 10%.

No
1
2
3
4

Tabel 4.27
Guru PAI Memberikan umpan balik kepada siswa
Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
Selalu
15
38,33%
Sering
14
30%
Kadang-kadang
13
26,67%
Tidak pernah
5
5%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa guru PAI selalu
memberikan umpan balik , hal ini terbukti dari 38,33% responden yang
menjawab selalu, 30% responden yang menjawab sering, 26,67
responden yang menjawab kadang-kadang, dan 5% yang menjawab
tidak pernah.

Tabel 4.28
Guru PAI Menyimpulkan materi dari proses pembelajaran metode
pembelajaran Behaviorisme
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase %
1
Selalu
20
33,33%
2
Sering
18
30%
3
Kadang-kadang
12
20%
4
Tidak pernah
10
16,67%
Jumlah
47
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 33,33% siswa
menjawab bahwa guru PAI selalu menyimpulkan materi dari proses
pembelajaran, 30% responden menjawab sering, 20% responden
menjawab kadang-kadang, dan 16,67% responden menjawab tidak
pernah.

60

Tabel 4.29
Distribusi Frekuensi tentang Penerapan Metode Pembelajaran Behaviorisme
Dari 47 Responden
Jawaban
Jumlah
Jumlah
No
Nama
Angket
Skor
SL SR K TP
1
Responden 1
11
5
3
6
25
71
2
Responden 2
14
7
3
1
25
84
3
Responden 3
4
2
12
7
25
53
4
Responden 4
12 11
2
25
85
5
Responden 5
6
19
25
62
6
Responden 6
4
5
14
2
25
61
7
Responden 7
16
9
25
91
8
Responden 8
23
1
1
25
97
9
Responden 9
11
4
10
25
76
10
Responden 10
5
9
8
3
25
66
11
Responden 11
22
2
1
25
96
12
Responden 12
2
7
16
25
61
13
Responden 13
3
7
5
10
25
53
14
Responden 14
9
5
7
4
25
69
15
Responden 15
15
6
4
25
86
16
Responden 16
9
7
9
25
75
17
Responden 17
10
8
7
25
78
18
Responden 18
1
7
2
15
25
44
19
Responden 19
8
1
17
25
42
20
Responden 20
16
4
4
1
25
85
21
Responden 21
4
3
18
25
61
22
Responden 22
5
9
11
25
44
23
Responden 23
7
4
8
6
25
62
24
Responden 24
5
2
12
6
25
56
25
Responden 25
3
7
9
6
25
57
26
Responden 26
6
6
7
6
25
62
27
Responden 27
6
10
2
7
25
65
28
Responden 28
3
9
9
4
25
61
29
Responden 29
2
10
4
4
25
60
30
Responden 30
10 12
1
2
25
80
31
Responden 31
12
6
5
2
25
78
32
Responden 32
12 12
1
25
86
33
Responden 33
8
9
6
2
25
73
34
Responden 34
8
13
3
1
25
78
35
Responden 35
11 10
2
2
25
80
36
Responden 36
11
6
7
1
25
77
37
Responden 37
12 10
2
25
85
38
Responden 38
14
7
4
25
85
39
Responden 39
10 12
2
1
25
81
40
Responden 40
9
13
3
25
81

61

41
42
43
44
45
46
47

Responden 41
Responden 42
Responden 43
Responden 44
Responden 45
Responden 46
Responden 47

12
9
22
13
2
21
8

10
10
2
9
18
3
8

3
5
1
3
3
5

2
1
4

25
25
25
25
25
25
25

84
80
96
85
70
94
70

Untuk mengetahui nilai rata-rata penerapan pembelajaran, maka


penulis menggunakan rumus:

= 3426
47
= 72,89
Jadi nilai rata-rata dari penyebaran angket mengenai penerapan
metode pembelajaran Behaviorisme adalah sebesar 72,89
Tabel 4.30
Penilaian Analisis Mean Angket Penerapan Metode
Pembelajaran Behaviorisme
No
1
2
3
4

Rentang Nilai
91-120
61-90
31-60
0-30

Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan tabel penilaian rata-rata angket penerapan metode


pembelajaran Behaviorisme, maka dapat dikatakan bahwa penerapan
metode pembelajaran Behaviorisme sudah dilakukan dengan baik
karena berada pada rentang 61-90 yang dikategorikan baik.
b. Hasil Belajar Al Quran Hadis pada Materi Hukum Mim Sukun
Kemampuan membaca Al-Quran siswa dapat diketahui dari nilai
test yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan metode pembelajaran
Behaviorisme. Nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut:

62

Tabel 4.31
Nilai Test Hasil Belajar Siswa MTs Al Hidayah Tajur Citeureup
Nama
Nilai
Responden 1
75
Responden 2
80
Responden 3
60
Responden 4
83
Responden 5
71
Responden 6
77
Responden 7
90
Responden 8
95
Responden 9
70
Responden 10
70
Responden 11
85
Responden 12
65
Responden 13
60
Responden 14
60
Responden 15
80
Responden 16
80
Responden 17
83
Responden 18
55
Responden 19
55
Responden 20
80
Responden 21
57
Responden 22
55
Responden 23
60
Responden 24
70
Responden 25
65
Responden 26
70
Responden 27
72
Responden 28
70
Responden 29
70
Responden 30
83
Responden 31
85
Responden 32
75
Responden 33
65
Responden 34
70
Responden 35
70
Responden 36
60
Responden 37
80
Responden 38
70
Responden 39
72
Responden 40
60
Responden 41
65
Responden 42
70

63

Responden 43
Responden 44
Responden 45
Responden 46
Responden 47

75
70
72
85
60

Untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan membaca Al Quran


di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup, maka penulis menggunakan
rumus:

= 3350
47
= 71,27
Jadi nilai rata-rata kemampuan membaca Al Quran siswa MTs Al
Hidayah adalah 71,27
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran
angket atau kuesioner kepada responden yaitu siswa di MTs Al Hidayah
sebanyak 30 pertanyaan/pernyataan, dengan jumlah sebanyak 47
responden. Setelah itu dilakukan uji validitas instrumen, dan didapatkan
hasil sebanyak 25 butir pernyataan valid dan 5 butir lainnya tidak valid.
Sedangkan kemampuan membaca al-quran siswa didapatkan dari hasil
test. Lalu data tersebut dijumlahkan kemudian hasil penjumlahan itu
dijadikan acuan perhitungan korelasi.
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasi atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden
untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r
tabel 0,361 atau 30-2=28, tingkat signifikansi 5% maka didapat r tabel
0,361. setiap butir pertanyaan dinyatakan valid jika angka korelasi yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan dari r tabel
(

).

64

a.

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Penerapan Metode


Pembelajaran Behaviorisme
Untuk angket pembelajaran behaviorisme, hasil uji validitas dan
reliabilitasnya adalah:
Tabel 4.32
Uji Validitas Instrumen Penerapan Pembelajaran Behaviorisme
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nilai r Hitung
0,516
0,515
0,670
0,674
0,651
0,426
0,680
0,665
0,644
0,233
0,432
0,765
0,491
0,785
0,753
0,504
0,531
0,338
0,488
0,527
0,174
0,202
0,573
0,741
0,644
0,522
0,759
0,554
0,310
0,679

Nilai r Tabel
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361

Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid

Dari hasil uji validitas diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar
dari r tabel product moment tingkat signifikansi 5% yaitu 0,361. Jika r

65

hitung lebih besar atau sama dari r tabel maka butir pernyataan
tersebut dapat dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas, pertanyaan
yang valid sebanyak 25 pernyataan dari 30 pernyataan.
Setelah membuang butir-butir pernyataan yang tidak valid,
kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS
versi 16, sehingga menghasilkan:
Tabel 4.33
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
.930

N of
Items
25

Dari hasil perhitungan reliabilitas, maka dihasilkan cronbachs


alpha sebesar 0,930, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
pernyataan dinyatakan reliable
3. Analisis Data
Data yang dianalisa adalah nilai dari penyebaran angket mengenai
pembelajaran Behaviorisme dan data hasil belajar Al Quran siswa
diperoleh dari nilai test. Sesuai dengan teknik pengolahan data, maka tabel
di bawah ini akan menjelaskan perhitungan untuk memperoleh koefisien
korelasi antara penerapan pembelajaran dengan hasil belajar siswa
sehingga dapat diambil interpretasi data.
Tabel 4.34
Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi
Antara Variabel X dan Variabel Y
Subjek
1
2
3
4
5

X
71
84
53
85
62

Y
75
80
60
83
71

XY
5325
6720
3180
7055
4402

X
5041
7056
2809
7225
3844

Y
5625
6400
3600
6889
5041

66

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

61
91
97
76
66
96
61
53
69
86
75
78
44
42
85
61
44
62
56
57
62
65
61
60
80
78

77
90
95
70
70
85
65
60
60
80
80
83
55
55
80
57
55
60
70
65
70
72
70
70
83
85

4697
8190
9215
5320
4620
8160
3965
3180
4140
6880
6000
6474
2420
2310
6800
3477
2420
3720
3920
3705
4340
4680
4270
4200
6640

3721
8281
9409
5776
4356
9216
3721
2809
4761
7396
5625
6084
1936
1764
7225
3721
1936
3844
3136
3249
3844
4225
3721
3600
6400

5929
8100
9025
4900
4900
7225
4225
3600
3600
6400
6400
6889
3025
3025
6400
3249
3025
3600
4900
4225
4900
5184
4900
4900
6889

6630

6084

7225

32

86

75

33
34

73
78

65
70

6450
4745
5460

7396
5329
6084

5625
4225
4900

35

80

70

5600

6400

4900

36

77

60

4620

5929

3600

37

85

80

6800

7225

6400

38

85

70

5950

7225

4900

39

81

72

5832

6561

5184

40

81

60

4860

6561

3600

67

41

84

65

42

80

70

43

96

44

5460

7056

4225

5600

6400

4900

75

7200

9216

5625

85

70

5950

7225

4900

45

70

72

5040

4900

5184

46

94

85

7990

8836

7225

47

70

60

4200

4900

3600

N = 47

X
=3426

Y =
3350

XY =
248812

X =
259058

Y =
243188

Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai
berikut:

=
= 0,720

68

Jadi angka korelasi antara variabel X (metode pembelajaran


Behaviorisme) dan variabel Y (hasil belajar Al Quran Hadis) adalah sebesar
0,720.
4. Interpretasi Data
Setelah

diketahui, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yang diteliti, penulis mengacu pada tingkat koefisien korelasi sebagai


berikut:
Tabel 4.35
Interpretasi Data
Besarnya r Poduct Moment (rxy)
0,00 0,20
0,20 0,40
0,40 0,70
0,70 0,90
0,90 1,00
Berdasarkan hasil data dari

Interpretasi
Sangat rendah
Rendah
Sedang/Cukup
Tinggi
Sangat tinggi

, maka penulis akan memberikan

interpretasi data dengan menggunakan perhitungan di atas terhadap angka


korelasi Product Moment melalui dua cara, yaitu:
a. Interpretasi dengan cara sederhana, interpretasi terhadap

dari

perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan


variabel Y tidak bertanda negatif, berarti di antara kedua variabel
tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarnya

(yaitu 0,720), yang berkisar

antara 0,70-0,90 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y


termasuk korelasi positif dalam kategori tinggi.
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai

Product Moment

rumusan hipotesa kerja/alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang


penulis ajukan di awal adalah:

69

Ha : Terdapat hubungan yang positif antara penerapan metode


pembelajaran Behaviorisme terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Al Quran Hadis di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Al Quran Hadis di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup
Adapun kriteria pengajuannya adalah jika

>

, maka Ha

diterima dan Ho ditolak.


Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang
signifikan atau tidak antara variabel X dan variabel Y, maka r hasil
perhitungan

dibandingkan

dengan

Dan

sebelum

membandingkannya, maka terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya


atau df (degree of freedom) dengan menggunakan rumus:
df = N nr
= 47 2
= 45
Dengan df sebesar 45 diperoleh

pada taraf signifikan 5%

sebesar 0,288 sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh


sebesar 0,372. Ternyata

(0,720) jumlahnya lebih besar dari pada

yang besarnya 0,288 dan 0,372. Karena

lebih besar dari

maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan Ho ditolak. Ini berarti untuk
taraf signifikansi 5% dan 1% terdapat korelasi atau pengaruh positif
yang signifikan antara 2 variabel yang diuji atau dengan kata lain
bahwa hasil belajar Al Quran Hadis siswa di MTs Al Hidayah Tajur
Citeureup

dipengaruhi

oleh

penerapan

metode

pembelajaran

Behaviorisme.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Al Quran Hadis, maka digunakan rumus sebagai berikut:

70

KD = r x 100%
= 0,720 x 100%
= 51,84%
Dari perhitungan diperoleh hasil KD sebesar 51,84% maka dapat
diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran Behaviorisme yang
dilaksanakan di MTs Al Hidayah Tajur Citeureup dalam mempengaruhi
hasil belajar Al Quran Hadis siswa sebesar 51,84% dan ini berarti
48,18% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan perhitungan korelasi product moment antara variabel
X dan variabel Y didapatkan angka sebesar 0,720, angka ini
menunjukkan bahwa adanya korelasi antara penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme dan hasil belajar siswa. Nilai r hitung lebih
besar dari r tabel (0,720 > 0,372) ini berarti hipotesis alternatif diterima,
artinya ada hubungan yang positif antara

penerapan metode

pembelajaran Behaviorisme dan hasil belajar siswa.


5. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme yang dilaksanakan di MTs Al Hidayah Tajur
Citeureup sebesar 72,89 dan untuk skor hasil belajar siswa diperoleh ratarata sebesar 71,27, ini menunjukkan bahwa skor penerapan metode
pembelajaran Al Quran Hadis yang baik akan memberikan dampak yang
positif terhadap hasil belajar Al Quran Hadis siswa.
Dari perhitungan
dari

diperoleh sebesar 0,720, hasil

lebih besar

yaitu 0,372 artinya terdapat hubungan yang positif antara

penerapan metode pembelajaran Behaviorisme dan hasil belajar siswa.


Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product
moment, ternyata besarnya

yang diperoleh terletak antara 0,70-0,90, ini

menunjukkan antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang


tinggi. Hal ini penerapan metode pembelajaran Behaviorisme jika
dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan hasil belajar siswa.

71

Kontribusi dari hasil korelasi yang didapatkan sebesar 51,84%.


Artinya, salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran Behaviorisme.
Berdasarkan jawaban hipotesis, maka dapat dinyatakan bahwa Ha
(Hipotesis alternatif) diterima dan Ho (Hipotesis nihil) ditolak karena r
hitung lebih besar dari r tabel (0,720 > 0,372), artinya terdapat hubungan
yang positif antara penerapan metode pembelajaran Behaviorisme dan
hasil belajar Al Quran Hadis siswa.
Setelah dihitung besarnya koefisien determinasi maka didapatkan
hasil sebesar 51,84%, artinya sebesar 51,84%

hasil belajar siswa

didukung oleh penerapan metode pembelajaran Behaviorisme dan 48,16%


didukung oleh faktor-faktor yang lain. Jadi dapat diketahui bahwa
penerapan metode pembelajaran Behaviorisme mempunyai hubungan
positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al
Quran Hadis dengan materi hukum mim sukun.

Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran Behaviorisme di MTs Al Hidayah
Tajur Citeureup efektif dengan melihat skor mean dari hasil angket
sebesar 72,89.
2. Hasil belajar Al Quran siswa MTs Al Hidayah Tajur Citeureup
termasuk kategori baik dengan melihat skor mean dari hasil test sebesar
71,27
3. Terdapat korelasi positif dan signifikan antara penerapan metode
pembelajaran Behaviorisme dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Al Quran Hadis dengan materi hukum mim sukun
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dikemukakan mengacu
pada indikator yang memiki skor terendah, serta bagaimana metode
tersebut dapat diaplikasikan dengan baik.
1. Dalam meningkatkan efektivitas metode tersebut, maka guru harus
dapat memiliki kompetensi membaca Al Quran yang baik dan benar
agar guru tersebut mampu menilai secara objektif.
2. Kemampuan dalam melaksanakan metode drill, reading aloud, dan
modelling memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, pihak
sekolah terutama guru hendaklah senantiasa mengembangkan dalam
mengaplikasikannya.
3. Kontribusi metode drill, reading aloud serta modelling terhadap hasil
belajar dimana Hasil belajar Al Quran siswa MTs Al Hidayah Tajur
Citeureup termasuk kategori baik dengan melihat skor mean dari hasil
test sebesar 71,27
4.

Perlu penelitian lebih lanjut pada objek lain dengan ruang lingkup
yang lebih besar.

72

73

5. Untuk memutuskan penggunaan metode apa yang akan dipakai,


seorang guru haruslah memperhatikan KD (kompetensi dasar) yang
akan di pelajari. Karena, disamping metode memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing juga belum tentu tepat digunakan untuk KD
tertentu. Oleh karena itu, guru haruslah bijak dan pandai memilih
metode yang akan digunakan.

Daftar Pustaka
Abdullah, Ridwan Sani. Inovasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Al Hasyim, Ahmad. Mukhtar Al Ahadis Annabawiyah, tt.p. Daarul Kitab Al
Islami, 1999
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Ashiddiqi, Hasyim dkk. Al Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al Quran, 1971
Azhari, Akyas. Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Mizan Publika,
2004.
Ellis, Jeanne Ormrod. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2008.
Esti, Sri Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo,
2002.
Evans, Richard I. B. F. Skinner the Man and His Ideas, New York: E. P. Dutton,
1968.
Gredler, Margaret E. Learning and Intruction, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011.
Hergenhahn, B.R. Theories of Learning, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Ibrahim, R. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Iskandar, Sofwan. Penuntun Belajar Al Quran Hadis, Depok: Arya Duta, 2008.
Jawahir, Mochamad. Teknik dan Strategi Pembelajaran, Bandung: Cendekia
Press, 2005
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2008.
Nasution, S. Didaktik Dasar-dasar Pengajaran, Bandung: Demmars, 2003.
Neni, Zikri Iska. Psikologi, Jakarta: Kizi Brothers, 2006.
Pupuh, Fathurrohman. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama,
2011.
Roqib Moh., Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang,
2011
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011.

Silberman, Mel. active learning 101 strategi pembelajaran Aktif , Yogyakarta:


Bumimedia, 2002
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Indeks,
2011.
Smith, Mark K dkk. Teori Pembelajaran dan Pengajaran, Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka, 2009.
Subana, M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: PustakaSetia,
2009
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 1996.
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 1999.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2013.
Syaodih, Nana Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2012.
Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2000.
Winarsunu, Tulus. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang,
UMM press, 2010.
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. metodologi pengajaran agama dan bahasa
arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Zuriyah, Nurul. Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007.

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4
Profil Madrasah
1.
2.
3.
4.

Nama Madrasah
Nomor Statistik Madrasah
Akreditasi Madrasah
Alamat Lengkap
Jalan
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kab/Kota
Propinsi
NPWP
Nama Kepala
No. Tlp / HP
Nama Yayasan

: MTs AL-HIDAYAH TAJUR


: 121.2.32.01.0030
:B/Sertifikat No.02.00/534/BAPSM/XI/2010

: SABILILLAH KP. PASIR ANGIN


: TAJUR
: CITEUREUP
: BOGOR
: JAWA BARAT
5.
: 02.518.644.6.403.002
6.
: MUH. YUSUF SUPRIATNA, S. Pd. I
7.
: 081395027145
8.
: YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ALHIDAYAH
9. Alamat Yayasan
: KP.PASIR ANGIN RT 01/02 DESA
TAJUR KEC. CITEUREUP - BOGOR
10. Telp. Madrasah / Yayasan
: 021-87942765 / 8763983
11. No. Akte Pendirian Yayasan : No. 24 TAHUN 1989
12. Kepemilikan Tanah
: YAYASAN
Status Tanah
: Wakaf Bersertifikat
Nomor
: 10.10.15.04.1.00134, 29 Maret 1994
Luas tanah : 643m2
13. Status Bangunan
: YAYASAN
14. Luas Bangunan
: 543m2
15. Data siswa dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
Pelajaran Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Siswa Rombel siswa Rombel siswa Rombel siswa Rombel
2009/2010 219
5
161
4
149
3
529
12
2010/2011 204
5
200
5
152
4
556
14
2011/2012 195
5
190
5
177
4
562
14
2012/2013 310
7
193
5
181
4
684
16
2013/2014 275
7
300
7
183
5
758
19
2014/2015 322
7
259
6
283
7
863
20
16. Data Sarana dan Prasarana
No.
1
2
3

Jenis
Prasarana
Ruang Kelas
Perpustakaan
R. Lab. IPA

Jml.
Ruang
7
1
0

Jml. R.
Kondisi
Baik
4
1
0

Jml. R.
Kondisi
Rusak
3
0
0

Kategori Kerusakan
Ringan

Sedang

Berat

0
0
0

3
0
0

0
0
0

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

R. Lab. Biologi
R. Fisika
R. Lab. Kimia
R. Lab. Komp.
R. Lab. Bahasa
R. Pimpinan
R. Guru
R. Tata Usaha
R. Konseling
Tempat Ibadah
R. UKS
Jamban
Gudang
R. Sirkulasi
Tempat
Olahraga
R. OSIS
R. lainnya

0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
6
0
0

0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
4
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

1
0

0
0

1
0

1
0

0
0

0
0

17. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


No Keterangan
PENDIDIK
1
Guru PNS Diperbantukan Tetap
2
Guru Tetap Yayasan
3
Guru Honor
4
Guru Tidak Tetap
TENAGA KEPENDIDIKAN
1
Kepala Tata Usaha
2
Staf Tata Usaha
3
Penjaga
4
Pesuruh

Jumlah
2
10
0
15
1
5
1
1

Lampiran 5

Lampiran 6
Instrument Soal Post-test
Gunakanlah hukum bacaan mim sukun pada ayat berikut ini!
1.

2.

Bacalah hukum bacaan idgham mutamasilain pada ayat berikut ini!


3.

4.

Bacalah hukum bacaan ikhfa syafawi pada ayat berikut ini


5.

6.

Gunakanlah hukum bacaan izhar syafawi pada ayat berikut ini


7.

8.

Bacalah 2 ayat Q.S. Al Kafirun dengan baik dan benar di bawah ini!

9.


10.

Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Mata Pelajaran
: Al Quran Hadist
Kelas / semester
: VII / Genap
Pertemuan ke: 1 ( pertama )
Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Membaca Al-Quran surat pendek pilihan
Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum bacaan mim sukun dalam Q.S. AlBayyinah dan Al-Kafirun
Indikator
: Menjelaskan macam-macam hukum bacaan mim sukun
Mengidentifikasi bacaan mim sukun dalam QS Al Bayyinah dan
Al Kafirun
Mengaplikasikan bacaan mim sukun dalam Surat Al Bayyinah dan
Al Kafirun
Tujuan pembelajaran:
1. Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mim sukun
dan macam-macamnya dengan baik dan benar
2. Siswa mampu mencari contoh-contoh hukum bacaan
mim mati
dalam QS Al Bayyinah dan Al Kafirun
dengan baik dan benar
3. Siswa mampu mengaplikasikan hukum bacaan mim
sukun dalam membaca Al Quran pada surat atau ayatayat yang lain
Nilai Karakter yang dikembangkan:
1. Religius
2. Cinta ilmu
3. Mandiri
4. Rasa ingin tahu
5. Tanggung jawab
Materi Pembelajaran:

Pengertian

Macam-macam hukum mim


sukun

Hukum mim mati dalam


QS. Al Bayyinah dan Al
Kafirun

Adalah hukum
tajwid pada bacaan
mim sukun yang
bertemu dengan
salah satu huruf
hijaiyah

Mim sukun ( )bertemu


dengan ba (), hukum
bacaannya ikhfa
syafawi()
Mim sukun) (bertemu mim
(), hukum bacaannya
disebut idgham mimi(
)
Mim sukun ( )bertemu
dengan salah satu huruf
hijaiyah selain mim dan ba,
maka hukum bacaannya
idzhar syafawi ()

Metode Pembelajaran:
Drill
Reading aloud
Modeling
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan ( 2 menit )
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Guru memulai
Siswa bersama guru
pelajaran dengan
memulai pelajaran
salam basmalah dan
degan basmalah dan
berdoa.
berdoa.
2. Guru menyiapkan
Siswa mendengarkan
peserta didik secara
mengikuti interupsi
psikis dan fisik untuk yang guru berikan
mengikuti proses
pembelajaraan

Nilai Karakter
Religius & disiplin

Cinta Ilmu

3. Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar
yang akan dicapai
4. Guru menyampaikan Siswa menjawab
beberapa pertanyaan pertanyaan yang
pembuka seputar
diajukan guru
materi pembelajaran

b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi ( 40 menit )
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan
siswa menyimak materi
macam-macam hukum yang disampaikan oleh
mim sukun beserta
guru tentang hukum
contoh
bacaan mim sukun

Guru menyajikan
beberapa contoh dari
hukum mim mati
sekaligus
bertanya kepada
beberapa siswa hukum
bacaan apa yang guru
tulis

Tanggung jawab

Nilai Karakter
Disiplin, cinta ilmu,
rasa ingin tahu, dan
tanggung jawab

siswa menyimak dan


menjawab pertanyaan
guru

Siswa mengikuti
interuksi dari guru

guru meminta siswa


menirukan apa yang
guru bacakan dengan
suara lantang dan
berulang-ulang

2) Elaborasi ( 25 menit )
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memberikan
siswa menyimak aturan
game yang berjudul
permaianan dengan
yess I can
antusias

Nilai Karakter
Disiplin, rasa ingin
tahu, tanggung jawab

Guru meminta satu


siswa untuk
membacakan surat Al
Kafirun dengan baik
dan benar kemudian
diikuti oleah siswasiswa lain,

Semua siswa
diharapkan dapat
berpartisipasi dalam
permainan ini

3) Konfirmasi ( 5 menit )
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Siswa menirukan
Guru bersama siswa
bacaan yang dibacakan
membacakan surat Al
oleh guru dengan
Kafirun dengan suara
penuh semangat
keras agar siswa
terbiasa dengan
pelafalan dan makhroj
yang benar
c. Penutup ( 3 menit )
Kegiatan Guru
1. Guru memberikan
tugas kepada siswa
untuk lebih giat lagi
belajar dengan cara
memperbanyak
latihan membaca di
rumah masingmasing

2. Guru mengajak
siswa menutup
pelajaran dengan
membaca hamdalah

Kegiatan Siswa
Siswa mencatat tugas
(pekerjaan rumah) di
buku catatan agar tidak
lupa

Nilai Karakter
Cinta ilmu, tanggung
jawab, dan disiplin

Nilai Karakter
Disiplin, cinta ilmu,
tanggung jawab, dan
religious

Mengikuti instruksi dari Religius


guru untuk menutup
pelajaran
dengan
membaca hamdalah

Sumber dan bahan


1. Buku paket Al quran hadis Kelas VII MTs
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
3. Sumber lain yang relevan
Penilaian
1. Tes tertulis

Mandiri, rasa ingin


tahu, dan tanggung
jawab

: bentuk soal pilihan ganda

CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN TES TERTULIS


No
1.

Butir butir soal


Pembagian hukum mim sukun dalam tajwid ada.
a. Dua macam
b. Tiga macam
c. Empat macam
d. Lima macam
Mim sukun bertemu dengan huruf Ba disebut
a. Ikhfa syafawi
b. Idgham mimi
c. Izhar syafawi
d. Idgham bigunnah
Maksud dari isilah syafawi adalah
a. Mata
b. Hidung
c. Telinga
d. Bibir
Mim sukun bertemu dengan mim pada kalimat
merupakan contoh
a. Ikhfa syafawi
b. idgam mimi
c. izhar syafawi
d. idgam bigunnah
izhar syafawi adalah
a. mim sukun ( )bertemu dengan mim
b. mim sukun ( )bertemu dengan ba
c. mim sukun ( )bertemu dengan ta
d. mim sukun ( )bertemu dengan salah satu huruf
hijiyah selain mim dan ba

Kunci jawaban
B. tiga macam

a.ikhfa syafawi

d.bibir

b.idgam mimi

d.mim sukun
bertemu huruf
selain mim dan ba

Mengetahui,
Kepala Madrasah,

Bogor, Agustus 2014


Guru mata pelajaran,

Yusuf Supriyatna, S. Pd. I

Yusuf Hamidullh, S. Ag.

Lampiran 8
Nama
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Responden 4
Responden 5
Responden 6
Responden 7
Responden 8
Responden 9
Responden 10
Responden 11
Responden 12
Responden 13
Responden 14
Responden 15
Responden 16
Responden 17
Responden 18
Responden 19
Responden 20
Responden 21
Responden 22
Responden 23
Responden 24
Responden 25
Responden 26
Responden 27
Responden 28
Responden 29
Responden 30
Responden 31
Responden 32
Responden 33
Responden 34
Responden 35
Responden 36
Responden 37
Responden 38
Responden 39
Responden 40
Responden 41
Responden 42
Responden 43
Responden 44
Responden 45
Responden 46
Responden 47

Nilai
75
80
60
83
71
77
90
95
70
70
85
65
60
60
80
80
83
55
55
80
57
55
60
70
65
70
72
70
70
83
85
75
65
70
70
60
80
70
72
60
65
70
75
70
72
85
60

Lampiran 9
ANGKET
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BEHAVIORISME
Nama Siswa : ..
Kelas
: ..
1. Sebelum proses belajar dimulai, guru PAI memberi salam kepada siswa
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Sebelum memulai pembelajaran, guru PAI kalian menanyakan materi
sebelumnya
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Sebelum pembelajaran dimulai, guru PAI kalian menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Dalam menerapkan metode pembelajaran, guru PAI kalian memberi
pertanyaan yang merangsang siswa untuk berfikir
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Dalam proses pembelajaran, guru PAI kalian menjelaskan metode
pembelajaran behaviorisme
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Dalam proses pembelajaran, guru PAI kalian menggunakan metode
pembelajaran behaviorisme dalam mengajar
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Dalam proses pembelajaran, guru PAI Mempersilahkan siswa mencatat
hal-hal penting
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Guru PAI Menjelaskan materi dengan suara yang sesuai dan tidak terlalu
cepat
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Guru PAI menciptakan suasana yang nyaman di dalam kelas
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Guru PAI menghindari suasana yang tegang di dalam kelas
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
11. Guru PAI mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa
a. Selalu
b. Sering

c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Guru PAI memberikan pertanyaan sesuai hasil pengamatan
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
13. Guru PAI membacakan topik-topik bacaan
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
14. Guru PAI mengajak siswa untuk membaca keras dan lantang
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
15. Guru PAI membaca keras dan lantang
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
16. Guru PAI menunjuk siswa untuk membaca terlebih dahulu serta diikuti
oleh siswa lain
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
17. Guru PAI memberikan banyak latihan-latihan
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
18. Guru PAI melatih bacaan siswa secara terus-menerus
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
19. Guru PAI mengoreksi bacaan siswa secara langsung
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Guru PAI memberikan pemodelan bentuk bacaan lain
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
21. Guru PAI meminta siswa untuk mencari model-model bacaan yang sama
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
22. Guru PAI memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai hasil pengamatan
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
23. Guru PAI memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk memperaktikan
ulang
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Guru PAI memberikan umpan balik kepada siswa
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
25. Guru PAI menyimpulkan materi dari proses pembelajaran Behaviorisme
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah

Lampiran 10

Besarnya r
Product Moment (

Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat

0,00 0,20

korelasi yang sangat rendah sehingga


korelasi itu diabaikan.

0,20 0,40
0,40 0,70
0,70 0,90
0,90 1,00

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang lemah atau rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedangataucukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat tinggi.

Lampiran 11

Lampiran 12
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

X
71
84
53
85
62
61
91
97
76
66
96
61
53
69
86
75
78
44
42
85
61
44
62
56
57
62
65
61
60
80
78
86
73
78
80
77
85
85
81
81
84
80
96
85
70
94
70

Y
75
80
60
83
71
77
90
95
70
70
85
65
60
60
80
80
83
55
55
80
57
55
60
70
65
70
72
70
70
83
85
75
65
70
70
60
80
70
72
60
65
70
75
70
72
85
60

N = 47

X =3426

Y = 3350

XY
5325
6720
3180
7055
4402
4697
8190
9215
5320
4620
8160
3965
3180
4140
6880
6000
6474
2420
2310
6800
3477
2420
3720
3920
3705
4340
4680
4270
4200
6640
6630
6450
4745
5460
5600
4620
6800
5950
5832
4860
5460
5600
7200
5950
5040
7990
4200
XY =
248812

Y
5041
7056
2809
7225
3844
3721
8281
9409
5776
4356
9216
3721
2809
4761
7396
5625
6084
1936
1764
7225
3721
1936
3844
3136
3249
3844
4225
3721
3600
6400
6084
7396
5329
6084
6400
5929
7225
7225
6561
6561
7056
6400
9216
7225
4900
8836
4900

X = 259058

5625
6400
3600
6889
5041
5929
8100
9025
4900
4900
7225
4225
3600
3600
6400
6400
6889
3025
3025
6400
3249
3025
3600
4900
4225
4900
5184
4900
4900
6889
7225
5625
4225
4900
4900
3600
6400
4900
5184
3600
4225
4900
5625
4900
5184
7225
3600
Y = 243188

Вам также может понравиться