Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Lokasi Utama Dan Pendukung


4.1.1 Keadaan Lokasih Utama HULU ( Data Utama )
Sungai kuning di daerah hulu tidak terlalu banyak sampah yang
mencemari sungai karena belum banyak penghuni di sekitarnya, tetapi
lebih banyak lahan persawahan dan perkebunan penduduk. Debit aliran
Sungai kuning bagian hulu tidak terlalu besar, tetapi proses erosi dan
transportasi sedimen sungai cukup kuat karena pengaruh dari letusan
Gunung Merapi yang mengeluarkan material vulkanik cukup besar.
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya
besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung
sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang
terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
Sumber dari dari Kali Kuning ini teryata berasal dari mata air
yang bernama Umbul Wadon. Mata air ini berketinggian sekitar 1.250
mpl. Mata air ini merupakan hulu dari aliran air sungai DAS Opak, Das
Progo dan Das Oya.

Foto

Arah Sungai

4.1.2 Keadaan Lokasih TENGAH ( Data Pendukung )


27

Pada bagian tengah Sungai Code mulai terlihat banyak pencemaran


yang terjadi, mulai dari sampah sampai limbah rumah tangga yang
langsung dibuang ke sungai.
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras,
daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping
(vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai
terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu
kelokan sungai yang mencapai 180 atau lebih.

Foto

Arah Sungai

Bagian Hulu ke Tengah ke arah Selatan

4.1.3 Keadaan Lokasi HILIR ( Data Pendukung )


Pada bagian hilir, pencemaran sampah terjadi karena pembuangan
oleh masyarakat dari bagian tengah sungai. Debit air bagian hilir cukup
besar, proses erosi dan transportasi sedimen mulai berkurang karena arus
yang tidak terlalu deras dan kondisi sungai yang sudah mulai dalam,
tetapi proses pengendapan sedimen cukup besar.
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil
dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di
bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

28

Foto

Arah Sungai

4.2 Hasil Granulometri


Hasil ( perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung )
Terlampir
Interpretasi data utama dan data pendukung
1. Hulu data utama
Berdasarkan hasil perhitungan, analisa, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat di interpretasikan bahwa pada lokasi pengamatan
pertama ( lokasi paling hulu dari lokasi pengamatan), didominasi oleh
material sedimen berukuran butir medium sand, (

, dengan

sortasi buruk.
2. Tengah data pendukung
Berdasarkan hasil perhitungan, analisa, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat di interpretasikan bahwa pada lokasi pengamatan
tengah didominasi oleh material sedimen berukuran butir sedang.
3. Hilir data pendukung
Berdasarkan hasil perhitungan, analisa, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat di interpretasikan bahwa pada lokasi pengamatan
hilir didominasi oleh material berukuran lumayan baik.

4.3 Hasil Analisa Bentuk Butir Kerakal


Hasil ( perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung )

29

Terlampir
Interpretasi data utama dan data pendukung
1. Hulu data utama
Proses transportasi dapat diinterpretasikan dari tiga parameter
yaitu, bentuk butir, equiaxial dan oblate. Pada sampel yang didapat,
bentuk butir yang dominan adalah oblate dan equent, dengan roundness
berada di kisaran sub angular rounded, dan dominan subrounded,
sedangkan sphericity dominan berada pada nilai very elongate.
Dari nilai-nilai diatas, perubahan bentuk akan lebih banyak
dipengaruhi oleh abrasi selama transportasi batuan. Di sampel ini dapat
diinterpretasikan bahwa proses transportasi yang terjadi dikontrol oleh
fluida (air) dengan mekanisme bedload ialah mekanisme yang dominan
(karena berukuran kerakal).
Material sedimen sampel dominan merupakan produk vulkanik, dengan
roundness dominan subrounded dan bentuk yang beragam, hal ini
menginterpretasikan bahwa material telah mengalami proses transportasi yang
cukup jauh dari asalnya.
2. Tengah data pendukung
Proses transportasi dapat diinterpretasikan dari tiga parameter
yaitu, bentuk butir, oblate. Pada sampel yang didapat, bentuk butir yang
dominan adalah oblate dan equent, dengan roundness berada di kisaran
sub angular.
3. Hilir data pendukung
Proses transportasi dapat diinterpretasikan dari tiga parameter
yaitu, bentuk butir, equiaxial. Pada sampel yang didapat, bentuk butir
yang dominan equent, dengan roundness berada dikisaran sub rounded.

4.4 Hasil Analisa Komposisi Butir Sedimen

30

Hasil ( perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung )
Terlampir
Interpretasi data utama dan data pendukung
1. Hulu data utama
Berdasarkan klasifikasi dari Pettijohn (1977), sedimen pada tiap
lokasi pengamatan dapat diberi nama batuannya jika telah mengalami
litifikasi sesuai dengan perbandingan antara kandungan kuarsa ( Q),
feldspar (F), dan lithik (L ) yang dominan adalah litik.
setelah normalisasi adalah
sebagai berikut:
1 Hulu, Q = 36,4 %; F = 22,8 %; L = 40,8%
2,Tengah Q = 36,3 %; F = 20,4 %; L = 43,2 %
3, HilirQ = 40,8 %; F = 12 % ; L = 47,2 %

2. Tengah data pendukung


Berdasarkan klasifikasi dari Pettijohn (1977), sedimen pada tiap
lokasi pengamatan dapat diberi nama batuannya jika telah mengalami
litifikasi sesuai dengan perbandingan antara kandungan kuarsa ( Q),
feldspar (F), dan lithik (L ) yang paling dominan adalah litik.
3. Hilir data pendukung
Berdasarkan klasifikasi dari Pettijohn (1977), sedimen pada tiap
lokasi pengamatan dapat diberi nama batuannya jika telah mengalami

31

litifikasi sesuai dengan perbandingan antara kandungan kuarsa ( Q),


feldspar (F), dan lithik (L ) yang paling dominan adalah litik.
4.5 Interpretasi Mekanisme Sedimentasi Pada System Sungain Data Utama
Dan Data Pendukung
Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi
geografi purba dimana pengendapan terjadi. Lingkungan pengendapan merupakan
keseluruhan dari kondisi fisik, kimia dan biologi pada tempat dimana material
sedimen terakumulasi. (Krumbein dan Sloss, 1963) Jadi, lingkungan pengendapan
merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya material sedimen yang
dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi
karakteristik sedimen yang dihasilkannya. Dari data utama dan data pendukung
semuanya terbentuk dilingkungan pengendapan darat.

32

Вам также может понравиться