Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Distribusi
Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen
(beban), merupakan hal penting untuk dipelajari. Mengingat penyaluran tenaga
listrik ini, prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari pembangkit tenaga
listrik penghasil energi listrik, disalurankan ke jaringan transmisi (SUTET)
langsung ke gardu induk. Dari gardu induk tenaga listrik disalurkan ke jaringan
distribusi primer (SUTM), dan melalui gardu distribusi langsung ke jaringan
distribusi sekuder (SUTR), tenaga listrik dialirkan ke konsumen. Dengan
demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik
kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan
suatu
saluran
bertegangan
transmisi
berfungsi
115
Sistem pembangkit (generation plant) terdiri dari satu atau lebih unit
pembangkit yang akan mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
listrik dan harus mampu menghasilkan daya listrik yang cukup sesuai
kebutuhan konsumen. Sistem transmisi berfungsi mentransfer energi listrik
dari unit-unit pembangkitan di berbagai lokasi dengan jarak yang jauh ke
sistem distribusi, sedangkan sistem distribusi berfungsi untuk menghantarkan
energi listrik ke konsumen.
3.2 Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik
Sistem jaringan tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari
pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen
(pemakai) pada tingkat tegangan yang diperlukan. Sistem tenaga listrik ini
terdiri dari unit pembangkit, unit transmisi dan unit distribusi.
Sistem pendistribusian
menjadi dua
tidak
melalui
jaringan
transmisi
terlebih
dahulu. Sistem
116
listrik
Gardu Induk
117
dan
menyalurkan
karena
Sistem
distribusi
harus
dapat
melayani
konsumen
yang
saluran
Pemilihan konstruksi
bawah tanah.
tersebut didasarkan
pada
pertimbangan
tegangan
distribusi primer
118
antara
fasa
dengan
netral,
119
tenaga
termis
dengan
ketel-ketel
yang
selalu
dipanasi atau dari PLTA yang memiliki kapasitas air yang setiap
saat mampu untuk menggerakkannya.
3) Cadangan diam adalah cadangan dari pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik yang tidak dioperasikan tetapi disediakan untuk setiap saat
guna menanggulangi kekurangan daya listrik.
b. Setiap gangguan yang terjadi dengan mudah dilacak dan diisolir
sehingga pemadaman tidak perlu terjadi. Untuk itu diperlukan alat- alat
pengaman dan alat pemutus tegangan (air break switch) pada setiap
wilayah beban.
120
c. Sistem proteksi dan pengaman jaringan harus tetap dapat bekerja dengan
baik dan cepat.
2. Faktor Kualitas Sistem
a. Kualitas
tegangan
listrik
yang
sampai
ke
titik
beban
harus
peralatan
listrik
yang
terpasang
pada
jaringan
dapat
dapat mengetahui bahaya listrik. Selain itu untuk daerah yang sering
mengalami gangguan perlu dipasang alat pengaman untuk dapat
meredam gangguan tersebut secara cepat dan terpadu.
b. Keselamatan alat dan perlengkapan jaringan yang
dipakai hendaknya
gangguan
pada
sistem
jaringan.
Untuk
bila
itu diperlukan
121
b. Pengadaan
material
listrik
yang
dibutuhkan
hendaknya
sesuai
peralatan-peralatan yang
pemeliharaan
sistem
yang
mempunyai
berkesinambungan
kualits
tinggi. Selain
sesuai
jadwal
yang
122
kembali
jaringan
dan
melaporkan
serta
kemudian menutup balik (lewat pengaman yang ada, umumnya adalah PBO).
Gangguan ini tidak menimbulkan kerusakan pada peralatan di sistem jaringan
distribusi. Gangguan ini jika tidak bisa segera hilang dan tidak dapat diatasi
dengan pengaman yang ada, dapat menjadi gangguan permanen.
Gangguan eksternal :
Angin yang menyebabkan dahan atau ranting pohon mengenai saluran
distribusi
2. Gangguan Permanen : Untuk menghilangkannya diperlukan tindakan
perbaikan dan menyingkirkan gangguan tersebut sehingga gangguan ini
menyebabkan pemutusan tetap.
Gangguan internal :
Pemasangan alat tidak baik
Penuaan alat
Beban lebih
Peralatan yang dipasang tidak memenuhi standar.
Gangguan eksternal :
Surja Petir
Hujan dan cuaca
Binatang dan benda-benda lain
Hubung singkat
3.7 Keandalan Distribusi
a. Berdasarkan kontinuitas
Kontinuitas penyaluran merupakan salah satu indikator dari keandalan
penyaluran yang tergantung pada macam sarana penyaluran dan peralatan
pengaman. Sarana penyaluran, jalur distribusi mempunyai tingkat kontinuitas
yang tergantung pada sumber saluran susunan saluran dan cara pengaturan
operasinya dan pemeliharaannya, yang pada hakekatnya direncanakan dan
dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban.
Tingkat tersebut antara lain :
124
125
Untuk beberapa pengaman tidak harus bekerja, tetapi harus pasti dapat
bekerja bila sewaktu-waktu diperlukan. Oleh karena itu, pengujian secara
periodik perlu sekali dilakukan khususnya rele+PMT. Hal ini dimaksudkan
untuk:
1. Mengetahui apakah pengaman masih dapat bekerja sebagaimana mestinya
2. Membandingkan hasil-hasil pengujian sebelumnya, agar diketahui proses
No.
Golongan
Tarif
Batas Daya
Keterangan
1.
R-1/TR
1300 VA
2.
R-1/TR
2200 VA
3.
R-2/TR
3500 VA s.d.
5500 VA
4.
R-3/TR
6600 VA ke
atas
5.
B-2/TR
6600 VA s.d.
126
200 KVA
bisnis menengah
6.
B-3/TM
Di atas 200
KVA
7.
I-3/TM
Di atas 200
KVA
8.
I-4/TT
30000 KVA
ke atas
9.
P-1/TR
6600 VA s.d.
200 KVA
10.
P-2/TM
Di atas 200
KVA
11.
P-3/TR
L/TR, TM, TT
12.
Gol.
Tarif
Batas
Daya
Biaya
Beban
(Rp/kVA/
bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp/kWH) & Biaya
kVArh (Rp/kVArh)
Pra Bayar
(Rp/kWH)
1.
R-1/TR 1.300 VA
*)
1.459,74
1.459,74
2.
R-1/TR 2.200 VA
*)
1.459,74
1.459,74
3.
3.500 VA
R-2/TR s.d.
5.500VA
*)
1.459,74
1.459,74
4.
R-3/TR 6.600 VA
*)
1.459,74
1.459,74
127
ke atas
Catatan:
*)
Diterapkan Rekening Minimun (RM)
RM1= 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
2. Tarif Bisnis
Reguler
Biaya
Beban
(Rp/kVA/
bulan)
1.
6.600 VA
B-2/TR s.d. 200
kVA
*)
1.459,74
2.
B3/TM
**)
No.
Gol.
Tarif
Batas
Daya
Di atas
200 kVA
Pra Bayar
(Rp/kWh)
Catatan:
*)
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
**)
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
LWBP
Jam nyala
: kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal
faktor daya rata-rata setiap bulan krang dari o,85 (delapan puluh lima
per seratus)
K
: Faktor perbandingan antara hrga WBP dan LWBP sesuai dengan
karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 K 2)
ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara
WBP : Waktu Beban Puncak
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak
3. Tarif Industri
No.
Gol.
Tarif
Batas
Daya
Reguler
Biaya
128
Pra Bayar
(Rp/kWh)
1.
I-3/TM
Di atas
200 kVA
2.
I-4/TT
30.000
kVA ke
atas
Beban
(Rp/kVA/
bulan)
**)
***)
Catatan:
**)
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
LWBP
Jam nyala
: kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
***) Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya pemakaian
WBP dan LWBP
Jam nyala
: kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal
faktor daya rata-rata setiap bulan krang dari o,85 (delapan puluh lima
per seratus)
K
: Faktor perbandingan antara hrga WBP dan LWBP sesuai dengan
karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 K 2)
ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara
WBP : Waktu Beban Puncak
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak
4. Tarif Pemerintah & PJU
Reguler
No.
Gol.
Tarif
Batas
Daya
1.
P-1/TR
6.600 VA
s.d. 200
kVA
Biaya
Beban
(Rp/kVA/
bulan)
*)
1.459,74
129
Pra Bayar
(Rp/kWh)
1.459,74
2.
P2/TM
3.
P-3/TR
Di atas
200 kVA
**)
*)
1.459,74
1.459,74
Catatan:
*)
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
**)
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
LWBP
Jam nyala
: kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal
faktor daya rata-rata setiap bulan krang dari o,85 (delapan puluh lima
per seratus)
K
: Faktor perbandingan antara hrga WBP dan LWBP sesuai dengan
karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 K 2)
ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara
WBP : Waktu Beban Puncak
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak
5. Layanan Khusus
Reguler
No.
1.
Gol.
Tarif
Batas
Daya
Biaya
Beban
(Rp/kVA/
bulan)
L/TR,
TM,
TT
1.630,49
130
Pra Bayar
(Rp/kWh)
131
Sarana yang digunakan pihak distribusi untuk menerima energi listrik dari
pihak transmisi adalah:
Kubikel yang bertindak sebagai sarana penerima energi listrik dari unit
transmisi
kWH meter yang bertindak sebagai alat ukur tenaga listrik yang
ditransaksikan antar distribusi dan transmisi. kWH meter yang
digunakan pada Gardu Induk merupakan kWH meter elektris (energi
meter statis) 3 fasa 4 kawat.
132
133
(dilampirkan)
3.15 Fungsi Tata Usaha Langganan (TUL)
FUNGSI I
FUNGSI PELAYANAN PELANGGAN
Pengertian
Fungsi Pelayanan Pelanggan (FPL) : adalah fungsi yang melaksanakan
pelayanan pemberian informasi tentang tata cara perhitungan besarnya biaya,
persyaratan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan penyambungan
tenaga listrik kepada calon pelanggan, pelanggan dan masyarakat umum
lainnya serta pelayanan pemberian penyambungan tenaga listrik, perubahan
data yang berhubungan dengan pemberian penyambungan tenaga listrik yang
baru,
perubahan
daya,
134
sakelar waktu.
Tugas Fungsi Pembacaan Meter
1. Merencanakan jadual dan rute pembacaan meter serta memelihara rute
baca meter.
2. Menyiapkan kegiatan pelaksanaan pembacaan meter.
3. Melaksanakan pembacaan dan pencatatan angka kedudukan meter, secara
tepat sesuai jadual yang telah ditetapkan.
4. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada pelanggan yang tidak berhasil
dilakukan pembacaan meter.
5. Menyampaikan segi pemberitahuan hasil
pembacaan
meter kepada
perhitungan
Pengertian
Fungsi Pembuatan Rekening (FPR) adalah fungsi yang melaksanakan
perencanaan,
135
Pengertian
Fungsi pembukuan adalah fungsi yang melaksanakan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan pencatatan piutang pelanggan
dicatat.
Menerima data piutang pelanggan dan UJL untuk ditindaklanjuti.
Mencatat mutasi dan saldo piutang pelanggan.
Mencatat mutasi dan saldo UJL.
Pengendalian piutang pelanggan, UJL dan BK
Memeriksa phisik piutang pelanggan.
Koordinasi dengan fungsi yang terkait.
Membuat laporan sesuai dengan bidangnya.
FUNGSI V
136
FUNGSI PENAGIHAN
Pengertian
Fungsi Penagihan (FPN) adalah fungsi yang melakukan Perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengurusan penagihan
dan pelayanan pembayaran piutang pelanggan (piutang listrik dan piutang
lainnya/rupa-rupa)
Tugas Pokok Fungsi Penagihan
1. Merencanakan peningkatan pelayanan penagihan dan penerimaan
pembayaran piutang pelanggan.
2. Menerima dan menyimpan piutang pelanggan dan daftarnya.
3. Menyiapkan nota tagihan atas piutang pelanggan yang menjadi beban
APBN/APBD/ Kedutaan/Perwakilan Negara Asing.
4. Mengirim piutang pelanggan serta daftarnya kepada pelaksana pelayanan
penerimaan pembayaran (Bank, Koperasi, Loket PLN dsb.)
5. Melaksanakan penagihan dan pelayanan penerimaan pembayaran piutang
pelanggan.
6. Menerima piutang pelanggan dari tempat pembayaran.
7. Mengirim rekening listrik yang diperbaiki dan menerima kembali
rekening listrik perbaikan.
8. Memproses piutang pelanggan menjadi piutang ragu-ragu.
9. Memantau dan mengawasi pelaksanaan penagihan dan pelayanan
penerimaan pembayaran piutang pelanggan ditempat-tempat pembayaran
secara tertib dan teratur.
10. Memantau dan mengawasi rekening listrik yang harus dilunasi dan yang
dilunasi serta yang belum dilunasi di tempat-tempat pembayaran.
11. Melakukan pemeriksaan fisik rekening listrik yang belum dilunasi di
tempat-tempat pembayaran.
12. Melakukan koordinasi dengan fungsi yang terkait.
13. Membuat laporan berkala di bidangnya.
FUNGSI VI
FUNGSI PENGAWASAN KREDIT
Pengertian
137
pemutusan rampung.
Merencanakan penghapusan piutang ragu ragu.
Menerima segi pemberitahuan FPN
Menerima Daftar Piutang Ragu-ragu dari FPN
Melaksanakan
pemutusan sementara, penyambungan
pemutusan rampung.
6. Melaksanakan penyelesaian penghapusan piutang ragu-ragu.
7. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pemutusan
kembali dan
sementara,
138