Вы находитесь на странице: 1из 49

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari
kata simple, berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk
menyebut bahan bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya
atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia membuat batasan dengan simplisia sebagai berikut : simplisia
adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami
perubahan proses apapun dan kecuali dinyatan lain mempunyai berupa bahan
yang telah di keringkan ( Redaksi, 2008 ). Jika simplisia tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah,
terutama persyaratan kadarnya. Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada
waktu penerimaan atau pembelian dari pengumpul atau pedagang simplisi.
Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan menggunakan
indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan mikroskop
dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan
keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan
senyawa aktifnya, umunya meliputi pengamatan terhadap serbuk.
(Kartaspoetra, 2006).
Pati banyak terkandung dalam beras, jagung, gandum, biji-bijian
seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam
umbi-umbian seperti singkong, kentang dan ubi. Didalam berbagai produk
amilum umunya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu
amilosa dan amilopektin. (Dalimartha, 1999). Alkaloid merupakan
golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.
Antarakinon
merupakan senyawa turunan antara sena yang diperoleh dari
reaksi oksidasi antarsena. Saponin merupakan senyawa dalam
bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi.
Saponin membentuk larutan kaloida dalam air dan membentuk
busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam. Dikehidupan sehari hari kita sering melihat
peristiwa bih yang disebabkan karena kita mengocok suatu
tanaman kedalam air secara fisika. Buih ini ditimbulkan karena
adanya penurunan tegangan permukaan disebabkan karena

adanya senyawa sabun yanag dapat menkacaukan ikatan hydrogen


pada air ( Harbrone, 1987 ).

Ciri khas dari masing masing pengujian baik mikroskopik maupun


makroskopik yaitu mengamati simplisia secara anatomi. Uji mikroskopik serbuk
smplisia hanya dapat dilakukan melihat bentuk anatomi jaringan yang khas,
tetapi dapt pula mneggunakan uji histokimia dengan penambahan pereaksi trtentu
pada serbuk simplisia dan zat kandungan simplisa uji akan memberikan warna
spesifik, sehingga mudah dideteksi. Uji makroskopik yaitu pemeriksaan awal
dengan mengamati bentuk organoleptic simplisa menggunakan pancaindra
dengan mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa kemudia dikelompokkan
berdasarkan jenisnya.Pengamatan secara mikroskopik yaitu mengamati struktur
jaringan baik simplisia, akar, batang, daun dan sebagainya.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui
kandungan dari berbagai jenis simplisa dan kandungan dari berbagai jenis
amilum sehinggan dapat memanfaatkannya dalam proses pembuatan sediaan
farmasi seperti obat dari bahan alam yang memiliki khasiat yang baik sehingga
dapat mengobati penyakit dengan efek samping yang lebih sedikit.

I.2.

Maksud Percobaan
I.2.1

Maksud Percobaan pembuatan simplisia tanaman


1. Mengetahui cara pembuatan simplisia
2. Mengetahui cara mengidentifikasi bahan baku simplisia

I.2.2

Maksud Percobaan identifikasi amilum secara mikroskopik


1. Memahami cara pemeriksaan identifikasi simplisia yang
mengandung amilum secara organoleptik
2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
amilum

I.2.3

Maksud Percobaan pengamatan simplisia umum secara orgaloleptik


1. Memahami cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara
organoleptik
2. Memahami cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
simplisia

I.2.4

Maksud Percobaan identifikasi pendahuluan


1. Memahami kandungan kimia pada simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl )
2. Memahami kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin
dan glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia
pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl )

I.3

Tujuan Percobaan
I.3.1

Tujuan Percobaan pembuatan simplisia tanaman


1. Mengetahui cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara
organoleptik
2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
simplisia

I.3.2

Tujuan Percobaan identifikasi amilum secara mikroskopik


1. Mengetahui cara pemeriksaan identifikasi
mengandung amilum secara organoleptik

simplisia

yang

2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis


amilum
I.3.3

Tujuan Percobaan pengamatan simplisia umum secara orgaloleptik


1. Mengetahui cara mengidentifikasi berbagai jenis simplisia secara
organoleptik
2. Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis
simplisia

I.3.4

Tujuan Percobaan identifikasi pendahuluan


1. Mengetahui kandungan kimia pada simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl )
2. Mengetahui kandungan senyawa aktif alkaloid, saponin
dan glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia
pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl )

I.

I.4

Prinsip Percobaan
I.4.1

Percobaan 1
Prinsip pada percobaan ini yaitu dengan membuat simplisia dengan
baik dengan menggunakan bahan baku simplisia serta pembuatan
simplisia dimulai dari pemilihan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan, sortasi kering, dan penyimpanan dalam wadah yaitu pot
salep dan diberi label.

I.4.2

Percobaan 2
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan mengidentifikasi amilum
secara mikroskopik dengan menggunakan sampel amilum oryzae,
amilum maydis, dan amilum solani lalu difoto hasil pengamatan pada
mikroskop.

I.4.3

Percobaan 3
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan simplisia secara
mikroskopik dan makroskopik dimana mikroskoipik deilakukan
dengan cara simplisia diambil secukupnya menggunakan sendok
kemudian diletakkan diatas objek glass dan diteteskan diatas objek
glass dan diteteskan kloralhidrat lp 10% sebanyak 2 tetes. Kemudian

dipanaskan diatas api bunsen dengan cara dilidahapikan, kemudian


ditutup dengan deck glass dan diamati dengan mikroskop dengan
pembesaran 10x dan hasilnya diabndingkan dengan literatur.
I.4.4

Percobaan 4
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan mengidentifikasi kandungan
alakoid, saponin, flavonoid dan tanin polifenol dengan cara
penambahan beberapa zat pereaksi yang ditandai dengan terdapat buih,
serta perubahan warna pada simplisia yang diuji.

I.

5 Manfaat Percobaan
Manfaatnya yaitu dengan adanya percobaan yang telah dilakukan kita
dapat mengetahui khasiat yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut, yang dapat
digunakan sebagai obat yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit, dan
mengetahui cara identifikasi simplisa yang mengandung amilum secara
organoleptik dan pemeriksaan mikroskop pada berbagai jenis amilum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Deskripsi tanaman
1. Pecut Kuda
Deskripsi

2. Kudzu
Deskripsi

: Tumbuhan pecut kuda dapat ditemui di pinggiran


jalan dan kebun kebun tidak terawat, dengan
ketinggian mulai dari 20-90 Cm, daunnya
tunggal,bertangkai,letak berhadapan, helaian daun
berbentuk bulat telur, pangkal daunnya menyempit
dengan ujung runcing, tepi daun bergerigi dengan
permukaan yang berlekuk-lekuk, panjang daun 4-8
Cm dengan lebar 3-6 Cm, warna daun hijau tua,
bunga majemuk tersusun dalam poros bulir yang
memanjang, bentuk ujung tangkai yang berubah
fungsi menjadi bunga berbentuk seperti pecut.
: Bentuk batang buat, kecil, hidup didaerah daerah
beriklim tropis, tumbuh di sekitar sungai dan di kakikaki gunung, daun berbulu, lebar

3. Lemontasi
Deskripsi

II.2

: Daun sejajar, Batang berbentuk bulat, Berkayu,


berwarna coklat, dan Berduri. Termasuk golongan
pohon besar mencapai 20 cm. Tumbuh di daerah
dataran rendah maupun daerah dataran tinggi.

Uraian Sampel dan Uraian Bahan


II.2.1 Uraian Sampel

1. Amilum maydis
Nama
Merk
Tipe
Satuan kemasan
Isi per kemasan
Berat
Kandungan

Harga
Produksi
Exp. Date

: Maizena tepung jagung kogi


: Maizena
: Tepung jagung
: Picces
: Per picces
: 150 gram
: Mengandung energy sebesar 343 kalori,
protein 0,3 gram, karbohidrat 85 gram, lemak
0 gram, kalsium 20 Mg, fosfor 30 Mg, dan zat
besi 2 Mg
: Rp. 10.000
: Egafood
: 27 oktober 2018

II.2.2 Uraian Bahan


1. Alkohol ( FI III : 65)
Nama Resmi

: AETHANOLIUM

Nama Lain

: Etanol

Rm/Bm

: C2H6O / 46,07

Rumus struktu

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap


Dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudah Terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air

Khasiat

: zat tambahan

Kegunaan

: sebagai pereaksi

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 94,7 % atau


92,0 % dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau
92,7 % C2H6O

2. Aquadest ( FI III : 96)


Nama Resmi

: AQUA DESTILATA

Nama Lain

: Air Suling

Rm/Bm

: H2O / 18,02

Rumus struktu

: H-O-H

Pemerian

: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan


tidak mempunyai rasa

Kelarutan

:-

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai sampel

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Persyaratan Kadar : -

3. Korofrom ( FI IV : 65)
Nama Resmi

: COLOROFORNUM

Nama Lain

: Klorofrom

Rm/Bm

: CH Cl3/ 119,38

Rumus struktu

Pemerian

: Cairan mudah menguap,tidak berwarna


bau khas, rasa manis, membakar

Kelarutan

: larutan dalam lebih kurang 200 bagian air,

mudah
Larut dalam etanol, mudah dalam eter, dalam
sebagian besar pelarut organic, dalam atsiri
dan dalam minyak lemak
Khasiat

: zat tambahan

Kegunaan

: sebagai pereaksi

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Persyaratan Kada : -

4. Eter ( FI III : 66)


Nama Resmi

: AETHER ANASTHETICUS

Nama Lain

: Eter anastesi

Rm/Bm

: CH4H10O / 47,12

Rumus struktu

Pemerian

: Cairan transparan,tidak berwarna, bau khas,rasa manis,


atau membakar, sangat mudah terbakar dengan
etanol (95%) P, dan klorofrom p, minyak
Atsiri.

Kelarutan

:-

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai pereaksi

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Persyaratan Kadar : -

5. Asam klorida ( FI III : 53)


Nama Resmi

: ACIDUM HYDROCHIDRIUM

Nama Lain

: Asam klorida

Rm/Bm

: HCl / 26,46

Rumus struktu

: H-C-L

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih, bau merangsang, jika


diencerkan dengan 2 bagian air, berasap dan bau hilang.

Kelarutan

:-

Khasiat

: zat tambahan

Kegunaan

: sebagai pereaksi

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat

Persyaratan Kadar: 6. Natrium klorida ( FI III : 54)


Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain

: Natrium Kolorida

Rm/Bm

: NaCl/ 58,44

Rumus struktu

: NA-Cl

Pemerian

: Hablur hekserdal,tidak berwarna atau serbuk


hablur putih, tidak berbau, rasa asin

Kelarutan

: larut dalam 2,8 bagian air,dan dalam lebih

kurang
10 bagian gliserol p,sukar larut dalam
etanol(95%)
Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai pereaksi

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Persyaratan Kadar

:-

7. Besi (III) klorida ( FI III: 96)


Nama Resmi

: FERRI CHLORIDA

Nama Lain

: Besi(III) klorida

Rm/Bm

: FeCl3 / 162,5

Rumus struktu :

Pemerian

: Hablur atau sebuk hablur,hitam kehijauan,


bebas warna jingga dari garam hidrat uang
telah berpengaruh oleh kelembapan

Kelarutan

: Larut dalm air, larutan berpereaksi berwarna


jingga

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai pereaksi

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Persyaratan Kadar

:-

8. Kloralhidrat ( FI IV: 188 )


Nama Resmi

: CHLORALHYDRAS

Nama Lain

: Kloralhidrat

Rm/Bm

: C2H3Cl3O2 / 165,40

Rumus struktu

: CCl3 CH ( OH )2

Pemerian

: Hablur tidak berwarna, transparan atau putih; bau


aromatis tajam dan sedikit asam; rasa membakar dan
agak pahit. Melebur pada lebih kurang 550 dan
perlahan lahan menguap bila kena udara.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam minyak


zaitun, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
dan dalam eter.

Khasiat

: Hiphotikom, sedativum

Kegunaan

: Sebagai reagen penjernih

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Persyaratan Kadar: Mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak


lebih dari 102,5 % C2H3Cl3O2
9. Amilum oryzae ( FI Edisi III, hal 93 )
Nama resmi
: AMYLUM ORYZAE
Nama lain
: Pati beras
RM/BM
:Pemerian
: Serbuk sangat halus,putih, tidak berbau,tidak berasa
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
(95%) P
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

10. Amilum maydis ( FI Edisi IV, hal 108 )


Nama resmi
: AMYLUM MAYDIS
Nama lain
: Pati jagung
RM/BM
:Pemerian
: Serbuk sangat halus,putih, tidak berbau,tidak berasa
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
(95%) P
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


11. Amylum solanum (FI Edisi III, hal 34 )
Nama resmi
: AMYLUM SOLANI
Nama lain
: Pati kentang
RM/BM
:Pemerian
: Serbuk hablur,putih, tidak berbau
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
(95%) P
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

II.3

Klasifikasi Tanaman (www.plantamor.com)


1. Amilum maydis (pati jagung)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Manokotiladanae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays
2. Amilum oryzae ( pati beras)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryzae
Spesies
: Oryza sativa L.
3. Amilum solani (pati kentang)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Angiosparmae
Sub divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotiladanae
Ordo
: Solandas
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum tuberosum L.

4. Pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis ( L.) vahl)


Kingdom
: Plantae
Super divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magniliophyta

Kelas
Sub kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

: Magnoliopsida
: Asterida
: Lamiales
: Verbenaceae
: Starchytarpheta
: Starchytarpheta Jamaicesis (L.) vahl

5. Sambiloto ( Andrographis paniculata Neas )


Kingdom
: Plantae
Super divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magniliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: Asterdae
Ordo
: Saopbulanlales
Family
: Acanthaceae
Genus
: Andrographis
Spesies
: Andrographis paniculata Neas
6. Kudzu ( Puararia mantana )
Kingdom
: Plantae
Super divisi
: Angiospermae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Family
: Fabaceae
Genus
: Puararia
Spesies
: Puararia mantana

7. Lemontasi ( pisonia aculeate L.)


Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophylales
Family
: Nyctaginaceae
Genus
: Pisonia
Spesies
: Pisonia aculeate L

8. Kayu jawa ( Lannea loromandelica (houtt) Merr )


Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dikotiledonae
Ordo
: Sapindales
Family
: Acacardiaceae
Genus
: Lannea
Spesies
: Lannea loromandelica (houtt) Merr
9. Belimbing ( Averrhoa bilimbi L. )
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliphyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Geraniales
Family
: Oksalidaceae
Genus
: Averrhoa
Spesies
: Averrhoa bilimbi L.
10. Afrika ( Vernonia senegalensis A. )
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dikotilledonae
Ordo
: Asterace
Family
: Artereceae
Genus
: Vernonia
Spesies
: Vernonia senegalensis A.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1

Waktu dan Tempat


III.1.1 Waktu

III.2

Alat dan Bahan


III.1.1

Alat

1. Gunting
2. Cutter
3. Parang
4. Ayakan
5. Blender
6. Mikroskop
7. Objek glass
8. Deck glass
9. Botol drop
10. Lap kasar
11. Lap halus
12. Pipet tetes
13. Kamera
14. Bunsen
15.Rak tabung
16.Tabung reaksi
17.Gelas kimia
18.Corong kaca
19.Sendok tanduk
20.Kaki tiga

III.1.2

Bahan
1. pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) Vahl )
2. Koran
3. Salotip
4. Karung
5. Pot salep
6. Kardus
7. Alcohol 70 %
8. Aquadest
9. Amilum oryzae
10. Amilum maydis
11. Amilum solani
12. Kloralhidrat Lp 10%
13. Serbuk simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis ( L.)
vahl )
14.Eter

15.Kloroform
16.Aquadest panas
17.HCl 2N
18.HCl pekat
19.NaCl 10%
20.FeCl3
21.Kertas saring

III.3

Cara Kerja

III.3.1

Cara kerja Pembuatan Simplisia Tanaman


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipilih bagian tanaman yang berkhasiat lalu diambil sampel
menggunakan gunting atau cutter bagian tanaman yang lunak
dan menggunakan parang bagi tanaman yang keras
3. Disortasi tanaman dari partikel partikel pengotor
4. Dicuci tanaman dari kotoran yang berasal dari tanah
5. Diubah bentuknya dengan cara dirajang
6. Dikeringkan simplisia dengan cara diangin anginkan
7. Disortasi kering terhadap bahan bahan yang terlalu gosong atau
yang rusak
8. Disimpan pada pot salep dan diberi label/ etiket

III.1.2

Cara Kerja Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil amilum oryzae, amilum maydis dan amilum solani
dengan menggunakan sendok tanduk, lalu letakan diatas objek
glass
3. Ditetesi satu tetes aquadest pada amilum oryzae, amilum maydis
dan amilum solani yang telah diletakan diatas objeck glass, lalu
ditutup dengan deck glass
4. Diamati sampel dengan menggunakan mikroskop
5. Diberi keterangan pada masing masing sampel

III.3.3 Cara Kerja Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik


III.3.3.1

Pemeriksaan Organoleptik
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diamati warna, bau, rasa dan bentuk struktur pada
samper simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis (L.) vahl )dengan cara melihat,
mencium, mengecap dan meraba
3. Dicatat hasil yang diperoleh

III.3.3.1

Pemeriksaan mikroskopik

1. Disiapkan alt dan bahan


2. Diambil serbuk simplisia pecut kuda secukupnya,
lalu diletakan diatas objek glass
3. Ditetesi satu tetes kloralhidrat Lp 10% pada serbuk
simplisia pecut kuda
4. Difiksasi hingga serbuk simplisia kering
5. Ditutup dengan deck glass
6. Diamati sampel dengan menggunakan mikroskop
III.3.4
a.

Cara Kerja Identifikasi Pendahuluan

Identifikasi Alkaloid
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis
(
L.)
vahl
secukupnya
lalu
ditambahkan eter dan kloroform lalu disaring
3. Diambil filtratnya dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi
4. Ditambahkan 1 2 tetes pereaksi mayer Lp 10%
5. Diamati perubahan warnanya
b. Identifikasi saponin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimpang 0,5 gram simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis ( L.) vahl )
3. Ditambahkan 10 ml H2O panas kemudian
dikocok selama 10 detik dan didiamkan 10
menit kemudian ditambahkan HCl pekat 2 3
tetes
4. Diamati perubahan warna yang terjadi
c. Identifikasi flavanoid
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 20 mg simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis ( L.) vahl) dan
ditambahkan etanol secukupnya.
3. Dibagi menjadi 2 tabung reaksi ( A dan B )
4. Ditambahkan HCl pekat pada tabung reaksi B
kemudian panaskan
5. Diamati perbedaan yang terjadi dan bandingkan
dengan tabung reaksi A
( blanko )
d. Identifikasi tannin dan pilifenol
1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan
simplisia
pecut
kuda
(
Starchytarpheta
jamaicesis
(
L.)
vahl)
secukupnya kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan H2O panas secukupnya
3. Ditambahkan NaOH 10% dan dibagi menjadi 3
tabung reaksi ( A, B dan C )
4. Ditambahkan FeCl3 kedalam tabung reaksi B
5. Ditambahkan glatin kedalam tabung reaksi C
6. Diamati

III.4 Skema Kerja


III.4.2
Skema kerja Pembuatan simplisia
Dipilih Daun
Daun
Dipilih
Lmontasi

Disortasi

Basah

Dicuci
Dicuci
Diubah
Diubah
Bentuk(tergantung
T
anaman Y
Y
ang
T
anaman
ang
Digunakan
Digunakan
Dikeringkan

Disortasi
Disortasi

Kering
Kering

Disimpan
(Dalam
Disimpan (Dalam
Salep)

Diberi
Diberi

IV.4.2

Label
Label

Skema Kerja identifikasi amilum secara mikroskopik


Alat
Alat Dan
Dan Bahan
Bahan
Diambil Sedikit
Amilum
(Maydis, Solani
Amilum (Maydis,
Solani Dan
Dan Oriza)
Oriza)
Letakkan
Objek
Objek Glass
Glass
+ 1 Tetes Aquadet
Tutup Dengan Dek Glass
Amati
Mikroskop
Mikroskop
Hasil
Hasil Pengamatan
Pengamatan

III.4.4

Skema Kerja Identifikasi Pendahuluan

Pot
Pot

a. Pemerikasaan Organoleptik

Simplisia Kasar
Diamati
Warna, Bau, Rasa dan Bentuk
Tuliskan/Catat
Hasil Pengamatan

b. Pemeriksaan Mikroskopik
Serbuk Simplisia (Secukupnya)
Letakkan
Ditetesi Kloralhidrat LP 10%
Objek Glass
Fiksasi
Nyala Api Bensen
Tutup
Mikroskop pembesaran 10x

IV.4.4

Skema Kerja pengamatan simplisia umum secara mikroskopik


a. Identifikasi Alkaloid

Simplisia + Eter
Kloroform

Saring

1-2

Ml Filtrat
T
abreks

Ke
K
e

+ 1/2 Pereaksi
Dragendorf
Merah/Orange/Ku
ning

b. Identifikasi Saponin
0,5 Gram Simplisia
+ 10 Ml H20 Panas
Kocok 10 Detik
Diamkan 10 Menit
+ Hcl 2N 2-3 Tetes
Amati Buih

c. Identifikasi Flavonoid
20
20 Mg
Mg Simplisia
Simplisia +
+ Etanol
Etanol

1
1

2
2

Hcl
Hcl Pekat
Pekat

Panaskan
Panaskan
Warna
Merah
Warna Merah
Kuat/Ultraviol
Kuat/Ultraviol
et

d. Identifikasi Tanin Polifenol

A
Sampel +
H2O
Panas

+ 5 tetes
NaCl

Ket :
1. B = 3 Tetes FeCL3
2. C = Larutan Gelatin (endapan)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1

Hasil dan Pembahasan Percobaan 1


IV.1.1 Hasil Pengamatan Pengamatan
N
o
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Nama
tanaman dan
latin
Pecut kuda
(Starchytarph
eta
jamaicesis
(L.) vahl
Lemontasi (
pisonia
aculeate L.)
Kayu jawa (
lannea
caromandelia
)
Sambiloto (
andrograpus
paraculata
Meas )
Afrika (
vernania
sengalensi
A.)
Belimbing (
averrhoa
bilimbi L.)
Kudzu (
lannea
caromandelia
)

Nama
simplisia

Berat
awal

Berat
serbu
k
50,7
7 gr

%
rendam
en
11,28%

Berat
residu

Stachytarph
eta
jamaicesis
(L.) vahl
folium
pisonia
aculeate
folium
lannea
caromandel
ia folium

450 gr

320,34
gr

73,6
gr

22,98%

77,02
%

206,38
gr

74,0
7 gr

35,90%

64,10
%

andrograpu
s paraculata
Meas
folium
vernania
sengalensi
A.folium

400 gr

30,5
gr

7,625%

94,37
%

700 gr

90 gr

12,85%

87,14
%

averrhoa
bilimbi
L.folium
lannea
caromandel
ia folium

430 gr

45,5
9 gr

10,58%

89,41
%

100,07
gr

73,3
9 gr

73,3 %

26,75
%

88,72
%

IV.1.2 Analisis Data


1. Kudzu (Peraria Montana)
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

73,3 gram
X 100
100,07 gram

rendamen=73,25

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=

100,07 gram73,3 gram


X 100
100,07 gram

residu=

26,77 gram
X 100
100,07 gram

residu=26,75
2. Kayu Jawa (Lannea Coromandelica)
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

74,07 gram
X 100
206,38 gram

rendamen=35,90

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal

residu=

206,38 gram74,07 gram


X 100
206, 38 gram

residu=64,10

3. Lemontasi
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

73,6 gram
X 100
320,34 gram

rendamen=22,98

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=

320,34 gram73,6 gram


X 100
320,04 gram

residu=77,02
4. Pecut Kuda
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

50,77 gram
X 100
450 gram

rendamen=11.28

b. % Residu

residu=

Berat AwalBerat Serbuk


X 100
Berat Awal

residu=

450 gram50,77 gram


X 100
450 gram

residu=88,72
5. Sambiloto
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

30,05 gram
X 100
400 gram

rendamen=7,625

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=

400 gram30,5 gram


X 100
400 gram

residu=92,37
6. Afrika
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

90 gram
X 100
700 gram

rendamen=12,85

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal

residu=

700 gram90 gram


X 100
700 gram

residu=87,14
7. Belimbing
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=

45,5 gram
X 100
430 gram

rendamen=10,58

b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=

430 gram45,5 gram


X 100
430 gram

residu=89,41

IV.3.1 Pembahasan Pembuatan Simplisia Tanaman

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan


belum mengalami perubahan proses apapun kecuali dinyatakan lain
telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi 3 golongan yaitu simplisia
nabati, simplisia hewani dan simplisia pelican atau mineral ( Setiawan,
2008 ).
Pada praktikum kali ini membahas tentang cara pembuatan
simplisia. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan simplisia
adalah tanaman Pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) Vahl ).
Tanaman ini diambil diDesa Wombo Kalonggo, Kecamatan
Tanantovea, Kabupaten Donggala, Provensi Sulawesi Tengah pada

tanggal 15 oktober 2016. Didesa Wombo tanaman ini disebut tanaman


salimbangu. Tanaman ini berkhasiat pada daunnya yaitu untuk
mengatasi amandel,radang tenggorokan, meredakan batuk,
menyembuhkan hepatitis, menyembuhkan infeksi saluran kemih/
kencing, melancarkan haid, mengurangi gejala rematik, mencegah
keputihan dan sebagai obat alami untuk radang hati.
Dalam pembuatan simplisia dilakukan beberapa tahap, tahap
pertama yaitu pengumpulan bahan baku dimana tahap ini sangat
menentukan kualitas simplisia. Tahap selanjutnya yaitu sortasi basah
untuk pemulihan hasil panen ketika tanaman mahih segar, sortasi
dilakukan terhadap tanah dan krikil, rumput rumput dan bahan baku
tanaman lain yang tidak lagi digunakan serta pada bagian tanaman
yang rusak akibat dimakan ulat dan sebagainya, selanjutnya bahan
baku simplisia dicuci, tujuannya untuk membersihkan dari kotoran
yang melekat, terutama pada bahan bahan yang berasal dari dalam
tanah dan yang bercampur peptisida. Pencucian dapat dilakukan pada
air mengalir seperti sungai, tujuannya agar kotoran atau tanah yang
melekat pada tumbuhan keluar atau mengalir. Selanjutnya dilakukan
pengubahan bentuk pada bahan baku, tujuannya untuk memperluas
permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering. Pada proses
pengubahan bentuk meliputi beberapa perlakuan seperti perajangan
pada rimpang, daun dan herba, pengupasan pada buah, kayu, kulit
kayu dan biji bijian. Pemipilan untuk jagung dengan memisahkan
biji dari bongkolnya, pematangannya pada akar,batang, kayu dan
ranting dan penyerutan dapat dilakukan pada kayu, sehingga pada
tanaman pecut kuda (Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl ) dilakukan
proses perubahan bentuk berupa perajangan karena bagian tanaman
yang dipakai hanya daunnya yang berstektur lemah. Setelah itu proses
pengeringan tujuannya untuk menurunkan kadar air sehingga bahan
tersebut tidak mudah ditumbuhi jamur maupun bakteri,
menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut
kemudian zat aktif dan memudahkandalam dalam hal pengolahan.
Proses selanjutnya ringkas mudah disimpan tahan lam proses
pengeringan dilakukan dengan cara diangin anginkan, alasannya
karena bagian tanaman lunak dan zat aktifnya mudah menguap,
setelah dilakukan pengeringan selanjutnya proses penimbangan

sampel untukmendapatkan berat awal yaitu 450 gram, selanjutnya


dilakukan penghalusan menggunakan blender, kemudian diayak
setelah diblender dengan halus, lalu simplisia di masukkan kedalam
pot salep 100 gram dan pot salep diberi label atau etiket meliputi
klasifikasi, nama tanaman, nama daerah, nama latin, deskripsi,
kandungan kimia serta khasiat yang dikandung oleh tanaman
simplisia.
Hal yang diperoleh pada saat penimbangan yaitu berat awal
simplisia sebelum dihaluskan 450 gram dan berat akhir simplisia
setelah dihaluskan50,77 gram sehingga didapatkan hasil % rendamen
adalah 11,28 % dan residunya 88,71 %..kandungan kimia yang
dimiliki pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) vahl) adalah
mengandung glikosida dan alkaloid, setelah memiliki khasiat
mengatasi amandel, radang tenggorokan, meredahkan batuk,
menyembuhkan infeksi saluran kencing/ kemih, melancarkan haid,
mengurangi gejal rematik, mencegah keputihan dan obat alami untuk
radang hati. Deskripsi tanaman pecut kuda merupakan tanaman yang
berbunga sepanjang tahun dan tinggi pohon mulai dari 20 90 Cm,
daunnya tunggal, bertangkai, letak berhadapan, helaian daun
berbentuk bulat telur, pangkal daun menyempit dengan ujung ruang
tetapidaun bergerigi, panjang daun 4 8 Cm dengan lebar 3 -6 Cm,
warna daun hijau tua, bunga majemuk tertuju dalam proses butir yang
memanjang.
Menurut jurnal pengaruh kondisi daun dan biji, dan lama
pengepakan terhadap rendamen dan sifat kimia pecut kuda oleh
Widianto (2006) bahwa rendamen yang diperoleh berkisar antara 7,5
% sampai 15%. Hal ini sesuai dengan perlakuan yang telah dilakukan
karena pada saat membuat simplisia keadaan, situasi dan waktunya
tepat serta cara pembuatannya sesuai.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar seorang farmasis
dapat mengetahui cara pembuatan simplisia dimilai dari pengambilan
sampel hingga menjadi sebuah simplisia yang dapat berkhasiat sebagai
obat.

IV.2 Hasil dan Pembahasan Percobaab 2


IV.2.1 Hasil Pengamatan Amilum
N
o
1.
2.
3.

Nama

Literature

Gambar

Amylum Maydis
Amylum Solani
Amylum Orizae

IV.3.2 Pembahasan Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik

Amilum merupakan suatu senyawa organic yang tersebar luas


pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun daun
hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis.
Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman umbi ( Gunawan, 2004 )
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan uji atau pemeriksaan
yaitu uji atau pemeriksaan yaitu uji mikrospih adapun alat dan bahan
yang digunakan pada percobaan yaitu pipet, tisu, mikroskop,sendok
danduk, objek gelas, deck gelas, botol drop, aquades, amylum oryzal,
amylum moydis dan amylum solani.
Pada uji mikroskop mula-mula bersikan objek gelas dan deck
gelas mengunakan tisu, tujuannya untuk membersikan objek gelas dan
deck gelas dari kotoran atau partikel-partikel kecil yang menempel,
sehingga pada saat pengamatan dibawah mikroskop hasil yang
diperoleh lebih jelas, kemudian ambil amylum menggunakan sendok
tanduk tujuan digunakan sendok tanduk yaitu untuk mempermudah
mengambil atau memindahkan zat dalam jumlah sedikit lalu sampel
diteteskan 1 sampai 2 tetes, aquadest tujuan diteteskan aquades adalah
untuk memperjelas hasil pegamatan pada mikroskop, lalu tutup
mengunakan deck gelas sampai tidak jadi gelembung udara, apabila
ada gelembung udara maka hasil pegamatan tidak akan terlihat jelas.
Kemudian sempel diletakan pada mikroskop dan diamati dibawah
mikroskop degan pembesara 40,0x dan10,0x karena pada pembesaran
40x dan 10x dapad memberikan kejelasan pada bentuk dan bagianbagian zat dari amylum, dan hasil yang diperoleh sesuai degan literatur

(ainutrajani, 2004) dimana amylum maydis terdapat butir bersegi,


bayak, tungga/majemuk bentuk bulat telur, hilus ditegah tidak terlihat
jelas, tidak ada lumelia. Pada amyium solani terhadap butiran tunggal,
tidak beraturan atau bulat telur.butiran majemuk jarang, terdiri dari 2-4
hilus berapa titik pada ujung yang sempit, lumula konsen terasi jelas,
dan pada amylum oryzat terdapat butiran bersegi bayak, tungal, atau
majemuk bentuk bulat. Hilus ditegah tidak terlihat jelas tidak ada
lumulla konsentrasi.
Prinsip kerja mikroskop adalah objek ditekpatkan diruagan dua
lensa objektip sehinga terbentuk bayagan nyata terbalik dan diperbesar
lensa okuler mempuyai peran seperti lup, sehingga pengamatan dapat
dilakukan dua jenis pegamatan yaitu degan mota tak berakomodasi
atau degan mata berakumodasi maksimum. Pilihan jenis pegamatan
dapat dilakukan degan cara mengesek jarak benda terhadap lensa
objektif yang dilakukan degan tombol shift adjustmet (tombol halus
yang digunakakan untuk menemukan focus). Kegiatan berikut akan
memperhatikan pembentukan bayagan pada mikroskop (mulyan
2006).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasi dapat melakukan


pemeriksaan secara organoleptik dan mikroskopik pada amilum karna
amylum berfungsi sebagai bahan fungsi pegikat dan penghancur pada
sediaan farmasi dalam bentuk tablet maupun kapsul.

IV.3 Hasil dan Pembahasan Percobaan 3


IV.3.1 Tabel Pengamatan
1. Makroskopik
No
1.

Gambar
Warna
Rasa
Bau
Bentuk

Keterangan
: Hijau Tua
: Pahit
: Khas Tajam
: Kasar

Warna
Rasa
Bau
Bentuk

: Hijau Kecoklatan
: Sepat
: Khas Teh
: Kasar

Warna
Rasa
Bau
Bentuk

: Hijau Kecoklatan
: Tawar
: Khas
: Kasar Berserat

Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk

: Hijau
: Tawar
: Khas
: Kasar
: Hijau Tua
: Pahit
: Khas
: Kasar
: Hijau
: Sepat
: Khas
: Kasar
: Kuning keemasan
: Getir
: Khas Aromatik
: Kasar

Pecut Kuda
2.

Lemontasi
3.

4.

Kudzu
Kayu Jawa

5.

Sambiloto

6.

Belimbing

7.

Daun afrika

2. Mikroskopik
No

Sampel

1.

Pecut Kuda

2.

Lemontasi

3.

Kudzu

4.
5.

Kayu Jawa
Sambiloto

6.

Belimbing

7.

Daun afrika

Gambar
Hasil Pengamatan

Literatur

IV.3.2 Pembahasan
Simplisa adalah alam yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia yang
bermanfaat diindustri farmasi
adalah dalam bidang obat-obatan
tradisional. (Attami, 2001).
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan pemeriksaan simplisia
secara organopetik meliputi rasa, bau, warna, dan bentuk/tekstur. Yang
selanjutnya pemeriksaan mikroskopik
dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 10x, lalu
hasil pengamatan yang telah diamati diambil gambarnya dengan
menggunakan kamera handphone.
Pemeriksaan simplisia secara organoleptik dilakukan dengan
mengamati warna dari bentuk simplisia sidaguri yaitu hijau kecoklatan.
Bentuk atau tekstur dari simplisia sidaguri yaitu bergerigi. Pemeriksaan
terhadap rasa yaitu terasa pahit. Sedangkan pada bau simplisia daun
sidaguri diperoleh bau aromatik yang khas.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopik dilakukan dengan
menyiapakan alat dan bahan. Diambil serbuk simplisia sidaguri lalu
diletakkan diatas objek glas kemudian ditetesi dengan kloralhidrat Lp
10% dan difiksasi dengan pemanasan diatas bunsen. Penambahan
kloralhidrat Lp 10% dan difiksasi dengan pemanasan diatas bunsen.
Penambahan kloralhidrat Lp 10% bertujuan untuk mempermudah proses
pengamatan pada serbuk simplisia sidaguri serta utnuk meletakkan deck
glass pada objek gkass. Difikasasi agar menghentikan proses
metabolisme dan menggumpalkan simplisia sehingga mudah diamati.
Selanjutnya setelah difiksasi, ditutup dengan deck glass tujuannya agar
tidak terbentuk gelembung udara karena apabila terbentuk akan
mempersulit proses pengamatan. Setelah itu diamati pada mikroskop
dengan perbesaran 10x. Pengamatan pada digunakan agar pengamatan
lebih jelas terhadap sel yang ada pada daun sidaguri. Perbesaran ini
sesuai digunakan untuk pengamatan atau pemeriksaan secara
mikroskopik. Setelah itu diambil dan hasil pengamatan diambil

gambarnya dengan menggunakan kamera handphone. Pada pengamatan


secara mikroskopik simplisia sidaguri terdapat
Prinsip kerja mikroskop adalah objek glass ditempatkan diruang
dan lensa objektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbaik dan
diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti cup sehingga
pengamatan dapat melakukan 2 jenis pengamatan yaitu dengan mata
terakomodasi atau dengan mata terakomodasi maksimum. Pilihan jenis
pengamatn ini dapat dilakukan dengan tombol soft adjustament (tombol
halus yang digunakan untuk menemukan bayangan pada mikroskop.
Pembentukan bayangan dengan akomodasi maksimum.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat
mengetahui obat dari bahan alam yang memiliki kandungan dan khasiat
yang baik sehingga dapat mengobati dengan efek samping yang sedikit.

IV.4 Hasil dan Pembahasan Percobaan 4


IV.4.1 Hasil Pengamatan Identifikasi Pendahuluan
No

Sampel
Alkaloid

1.

Pecut Kuda

2.

Lemontasi

3.
4.
5.

Kudzu
Kayu Jawa
Sambiloto

6.
7.

Belimbing
Daun afrika

Identifikasi
Saponin
Flavanoid

Tanin

IV.4.2 Pembahasan Identifikasi Pendahuluan

Saponin merupakan segolongan senyawa glikosida yang


berstruktur seperti asteroid dan memiliki sifat sifat khas yang dapat
membentuk koloid dan membuih bila dikocok serta dapat
mengoksidasi butiran butiran darah merah sedangkan alkaloid
merupakan senyawa organic yang merupakan unsure nitrogen dan
bersifat basa ( Rizky, 2014 )
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan yaitu
mengidentifikasi simplisia yang mengandung berbagai kandungan
kimia yaitu alkaloid, saponin, flavanoid dan tannin polifenol dengan
menggunakan pereaksi tertentu yang ditandai dengan terdapat buih,
endapan serta perubahan warna. Alat yang digunakan yaitu pipet tetes,
rak tabung, tabung reaksi, corong kaca sedangkan bahan yang
digunakan yaitu eter, kloroform, aquadest, natrium klorida, asam
klorida pekat, asam klorida 2N, etanol, pereaksi dragendrof, kertas
saring dan serbuk simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis
(L.) vahl )
Pada iji alkaloid pertama tama dilakukan menyiapkan alat
dan bahan, lalu tambahkan kloroform kemudian ditambahkan dengan
pereaksi mayer Lp alas an penambahan pereaksi mayer untuk
mendeteksi adanya alkaloid. Hasil yang di peroleh yaitu larutan
berwarna hijau. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pada sampel
simplisia pecut kuda tidak terdapat alkaloid, karena jika terdapat
alkaloid maka akan terbentuk warna merah orange atau kuning.
Pada identifikasi saponin pertama tama yang dilakukan yaitu
menyiapkan alat dan bahan kemudian dimasukkan simplisia pecut
kuda secukupnya kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air
panas, dinginkan kemudian dikocok kuat kuat selama 10 detik.
Tujuannya yaitu agar sampel dan pelarut dapat bercampur dengan baik
dan agar dapat menimbulkan buih pada sampel yang diuji. Hal ini
menunjukan bahwa simplisia pecut kuda tidak mengandung saponin
karena pada saat melakukan pengocokan tidak terdapat buih.
Pada pengujian flavanoid pertama tama yang dilakukan yaitu
menyiapkan alat dan bahan kemudian masukkan sampel simplisia

pecut kuda secukupnya dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan


etanol absolute secukupnya untuk lelarutkan sampel, setelah itu larutan
dibagi menjadi 2 tabung reaksi. Tabung reaksi 1 sebagai blanko dan
tabung reaksi 2 sebagi laritan uji. Kemudian tambahkan HCl pekat
pada tabung 2 agar sampel dapat bereaksi kemudian panaskan diatas
Bunsen selama 15 menit tujuannya untuk mempercepat reaksi hingga
diperoleh larutan berwarna merah mantap. Larutan berwarna merah
yang terjadi menunjukan bahwa adanya kandungan flavanoid pada
sampel simplisia pecut kuda.
Pada identifikasi tannin dan polifenol pertama tama siapkan
alat dan bahan kemudian masukkan simplisia pecut kuda secukupnya
kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan aquadest panas dan
dinginkan, setelah itu tambahkan 5 tetes NaCl 10%, kemudian saring
lalu filtratnya dibagi menjadi 2 tabung dimana tabung 1 sebagai
blanko dan tabung 2 sebagai larutan uji. Selanjutnya pada tabung 2
ditambahkan FeCl3 secukupnya, alasannya karena berfungsi untuk
membentuk kompleks suatu senyawa. Hasil yang didapatkan pada
tabung yaitu larutan hijau kehitaman yang menandakan pada sampel
simplisia mengandung tanin terhidrolisis.
Alasan digunakan FeCl3 untuk mengidentifikasi apakah sampel
mengandung tanin yang ditandai dengan perubahan warna hijau
kehitaman jika mengandung tanin terhidrolisis dan hijau kecoklatan
jika tanin terkondensasi. Digunakan HCl 2N untuk menguji apakah
buih yang dihasilkan hilang atau tidak, jika buih tidak hilang artinya
mengandung saponin. Pemanasan untuk mengidentifikasi tanaman
sampel apakah mengandung flavanoid atau tidak yang ditandai dengan
perubahan warna merah mantap. Alas an larutan dibagi 2 yaitu larutan
uji dan larutan blanko agar dapat dibedakan dab sebagai
pembandingan terhadap hasil yang diperoleh.
Hasil yang diperoleh pada uji alkaloid simplisia pecut kuda
tidak mengandung alkaloid karena warna yang dihasilkan tidak sesuai
prosedur kerja pada modul penuntun praktikum farmakognosi 2016.
Pada identifikasi saponin hasil yang diperoleh juga tidak sesuai
dengan prosedur penuntun praktikum farmakognosi 2016 karena
simplisia pecut kuda setelah ditambahkan aquades dan HCl 2N tidak

menghasilkan buih. Pada identifikasi flavanoid warna yang diperoleh


hijau kehitaman dan pada prosedur kerja penuntun praktikum
farmakognosi 2016 dihasilkan warna merah, orange dan kuning, hasil
yang diperoleh pada uji flavanoid adalah merah mantap, hal ini sesuai
dengan literature dan pada uji tanin polifenol warna yang dihasilkan
pada simplisia pecut kuda adalah hijau kecoklatan yang sesuai dengan
literature warna yang dihasilkan pada Jjurnal tadris IPA Biologi FITK
IAIN Mataram bahwa daun pecut kuda mengandung metabolit tanin
dan flavanoit. Keseluruhan bagian tanamn pecut kuda mengandung
senyawa asam klorogenat. Daun pecut kuda mengandung senyawa
flavanoid, tanin dan antioksidan.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dapat mengidentifikasi
kandungan alkaloid, saponin, flavanoid dan tanin polifenol yang akan
digunakan dalam pembuatan obat atau sediaan farmasi.

BAB V
PENUTUP
V.1

Kesimpulan
V.1.1 Kesimpulan Pembuatan Simplisia Tanaman
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Tahap awal pembuatan simplisia adalah pengambilan sampel
tanaman, kemudian sortasi basa, pencucian, perubahan bentuk atau
perajangan, pengeringan, sortasi kering dan yang terakhir adalah
penyimpanan atau pewadahan.
2. Beberapa tanaman yang ada dialam dapat digunakan dalam
pengobatan, seperti halnya daun pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis (L.) vahl) yang daunnya berkhasiat dalam
menyembuhkan infeksi saluran kemih/kencing, mengatasi
amandel, radang tenggorokan, meredakan batuk, menyembuhkan
hepatitis, melancarkan haid, mengurangi gejala rematik, mencegah
keputihan dan obat alami untuk radang hati
3. Hasil rendamen dan % Residu:
Pecut kuda
: 11,28 dan % residu = 88,71%
Sambiloto
: 7,625 % dan % residu = 92,37%
Lemontasi
: 22,98% dan % residu = 77,02%
Kayu jawa
: 35,90% dan % residu = 64,10%
Kudzu
: 73,25% dan % residu = 26,75%
Afrika
: 12,85% dan % residu = 87,14%

V.1.2 Kesimpulan Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik

Berdasarkan peraktekkum yang dilakukan dapat disimpulkan


bahwa :
1. Amylum merupakan sember energy utama bagi orang dewasa
diseluruh penduduk dunia. Amilosa merupakan polimer glukosa
rantai panjang yang tidak bercabang, Sedangkan amilopektin
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabangcabang.
2. Pegamatan secara mikroskopik
Amylum oryzae: Bentuk bulat telur, poliganol dan halus.
Amylum maydis: Bentuk butiran bulat dan halus.
Amylum solan: Bentuk bulat tidak beraturan, lumellnya jelas
dank halus.

V.1.3 Kesimpulan Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik


Berdasarkan
disimpulkan bahwa:

percobaan

yang

telah

dilakukan

dapat

1. Simpusia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat dan


belum megalami perubahan proses dan kecuali diyatakan lain
umumnya berupa bahan yang tidak dikeringkan
2. Pada pemeriksaan organeletik
Warna:hijau tua
Rasa:pedas agak pahit
Bau:khas tajam
Bentuk:kasar
V.1.4 Kesimpulan Identifikasi Pendahuluan
Berdasarkan pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Simpusial adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan
belum megalami perubahan proses apapun dan kecuali ditayakan
lain umumx berupa bahan yank telah dikerikan.
2. Hasil yang diperoleh
Alkaloid

Simpusia +eter+CHCL3+diagendrof
(negatif)

Saponi

Simplisia + H2O panas + HCL


(negatif)

warna hijau

Tidak terbentuk buih

Flavanoid
Simplisia + etanol + HCL pikut + dipanaskan
merah (positif)
Tanin polifenol
Simplisia + H2O panas + NaCL Lp 10% + FeCl
kehitaman terhidrolisis (positif)

V.2

Berwarna

hijau

Saran
Disarankan agar praktikan dapat mendengarkan arahan dari asisten
agar dapat mengetahui cara pembuatan simplisia dengan baik dan benar.

Вам также может понравиться