Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari
kata simple, berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk
menyebut bahan bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya
atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia membuat batasan dengan simplisia sebagai berikut : simplisia
adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami
perubahan proses apapun dan kecuali dinyatan lain mempunyai berupa bahan
yang telah di keringkan ( Redaksi, 2008 ). Jika simplisia tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah,
terutama persyaratan kadarnya. Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada
waktu penerimaan atau pembelian dari pengumpul atau pedagang simplisi.
Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan menggunakan
indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan mikroskop
dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan
keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan
senyawa aktifnya, umunya meliputi pengamatan terhadap serbuk.
(Kartaspoetra, 2006).
Pati banyak terkandung dalam beras, jagung, gandum, biji-bijian
seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam
umbi-umbian seperti singkong, kentang dan ubi. Didalam berbagai produk
amilum umunya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu
amilosa dan amilopektin. (Dalimartha, 1999). Alkaloid merupakan
golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.
Antarakinon
merupakan senyawa turunan antara sena yang diperoleh dari
reaksi oksidasi antarsena. Saponin merupakan senyawa dalam
bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi.
Saponin membentuk larutan kaloida dalam air dan membentuk
busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam. Dikehidupan sehari hari kita sering melihat
peristiwa bih yang disebabkan karena kita mengocok suatu
tanaman kedalam air secara fisika. Buih ini ditimbulkan karena
adanya penurunan tegangan permukaan disebabkan karena
I.2.
Maksud Percobaan
I.2.1
I.2.2
I.2.3
I.2.4
I.3
Tujuan Percobaan
I.3.1
I.3.2
simplisia
yang
I.3.4
I.
I.4
Prinsip Percobaan
I.4.1
Percobaan 1
Prinsip pada percobaan ini yaitu dengan membuat simplisia dengan
baik dengan menggunakan bahan baku simplisia serta pembuatan
simplisia dimulai dari pemilihan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan, sortasi kering, dan penyimpanan dalam wadah yaitu pot
salep dan diberi label.
I.4.2
Percobaan 2
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan mengidentifikasi amilum
secara mikroskopik dengan menggunakan sampel amilum oryzae,
amilum maydis, dan amilum solani lalu difoto hasil pengamatan pada
mikroskop.
I.4.3
Percobaan 3
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan simplisia secara
mikroskopik dan makroskopik dimana mikroskoipik deilakukan
dengan cara simplisia diambil secukupnya menggunakan sendok
kemudian diletakkan diatas objek glass dan diteteskan diatas objek
glass dan diteteskan kloralhidrat lp 10% sebanyak 2 tetes. Kemudian
Percobaan 4
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan mengidentifikasi kandungan
alakoid, saponin, flavonoid dan tanin polifenol dengan cara
penambahan beberapa zat pereaksi yang ditandai dengan terdapat buih,
serta perubahan warna pada simplisia yang diuji.
I.
5 Manfaat Percobaan
Manfaatnya yaitu dengan adanya percobaan yang telah dilakukan kita
dapat mengetahui khasiat yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut, yang dapat
digunakan sebagai obat yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit, dan
mengetahui cara identifikasi simplisa yang mengandung amilum secara
organoleptik dan pemeriksaan mikroskop pada berbagai jenis amilum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Deskripsi tanaman
1. Pecut Kuda
Deskripsi
2. Kudzu
Deskripsi
3. Lemontasi
Deskripsi
II.2
1. Amilum maydis
Nama
Merk
Tipe
Satuan kemasan
Isi per kemasan
Berat
Kandungan
Harga
Produksi
Exp. Date
: AETHANOLIUM
Nama Lain
: Etanol
Rm/Bm
: C2H6O / 46,07
Rumus struktu
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
: zat tambahan
Kegunaan
: sebagai pereaksi
Penyimpanan
: AQUA DESTILATA
Nama Lain
: Air Suling
Rm/Bm
: H2O / 18,02
Rumus struktu
: H-O-H
Pemerian
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
Persyaratan Kadar : -
3. Korofrom ( FI IV : 65)
Nama Resmi
: COLOROFORNUM
Nama Lain
: Klorofrom
Rm/Bm
: CH Cl3/ 119,38
Rumus struktu
Pemerian
Kelarutan
mudah
Larut dalam etanol, mudah dalam eter, dalam
sebagian besar pelarut organic, dalam atsiri
dan dalam minyak lemak
Khasiat
: zat tambahan
Kegunaan
: sebagai pereaksi
Penyimpanan
Persyaratan Kada : -
: AETHER ANASTHETICUS
Nama Lain
: Eter anastesi
Rm/Bm
: CH4H10O / 47,12
Rumus struktu
Pemerian
Kelarutan
:-
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
Persyaratan Kadar : -
: ACIDUM HYDROCHIDRIUM
Nama Lain
: Asam klorida
Rm/Bm
: HCl / 26,46
Rumus struktu
: H-C-L
Pemerian
Kelarutan
:-
Khasiat
: zat tambahan
Kegunaan
: sebagai pereaksi
Penyimpanan
: Natrium Kolorida
Rm/Bm
: NaCl/ 58,44
Rumus struktu
: NA-Cl
Pemerian
Kelarutan
kurang
10 bagian gliserol p,sukar larut dalam
etanol(95%)
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
Persyaratan Kadar
:-
: FERRI CHLORIDA
Nama Lain
: Besi(III) klorida
Rm/Bm
: FeCl3 / 162,5
Rumus struktu :
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pereaksi
Penyimpanan
Persyaratan Kadar
:-
: CHLORALHYDRAS
Nama Lain
: Kloralhidrat
Rm/Bm
: C2H3Cl3O2 / 165,40
Rumus struktu
: CCl3 CH ( OH )2
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
: Hiphotikom, sedativum
Kegunaan
Penyimpanan
II.3
Kelas
Sub kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Magnoliopsida
: Asterida
: Lamiales
: Verbenaceae
: Starchytarpheta
: Starchytarpheta Jamaicesis (L.) vahl
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1
III.2
Alat
1. Gunting
2. Cutter
3. Parang
4. Ayakan
5. Blender
6. Mikroskop
7. Objek glass
8. Deck glass
9. Botol drop
10. Lap kasar
11. Lap halus
12. Pipet tetes
13. Kamera
14. Bunsen
15.Rak tabung
16.Tabung reaksi
17.Gelas kimia
18.Corong kaca
19.Sendok tanduk
20.Kaki tiga
III.1.2
Bahan
1. pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis (L.) Vahl )
2. Koran
3. Salotip
4. Karung
5. Pot salep
6. Kardus
7. Alcohol 70 %
8. Aquadest
9. Amilum oryzae
10. Amilum maydis
11. Amilum solani
12. Kloralhidrat Lp 10%
13. Serbuk simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta jamaicesis ( L.)
vahl )
14.Eter
15.Kloroform
16.Aquadest panas
17.HCl 2N
18.HCl pekat
19.NaCl 10%
20.FeCl3
21.Kertas saring
III.3
Cara Kerja
III.3.1
III.1.2
Pemeriksaan Organoleptik
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diamati warna, bau, rasa dan bentuk struktur pada
samper simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis (L.) vahl )dengan cara melihat,
mencium, mengecap dan meraba
3. Dicatat hasil yang diperoleh
III.3.3.1
Pemeriksaan mikroskopik
Identifikasi Alkaloid
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil simplisia pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis
(
L.)
vahl
secukupnya
lalu
ditambahkan eter dan kloroform lalu disaring
3. Diambil filtratnya dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi
4. Ditambahkan 1 2 tetes pereaksi mayer Lp 10%
5. Diamati perubahan warnanya
b. Identifikasi saponin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimpang 0,5 gram simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis ( L.) vahl )
3. Ditambahkan 10 ml H2O panas kemudian
dikocok selama 10 detik dan didiamkan 10
menit kemudian ditambahkan HCl pekat 2 3
tetes
4. Diamati perubahan warna yang terjadi
c. Identifikasi flavanoid
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 20 mg simplisia pecut kuda (
Starchytarpheta jamaicesis ( L.) vahl) dan
ditambahkan etanol secukupnya.
3. Dibagi menjadi 2 tabung reaksi ( A dan B )
4. Ditambahkan HCl pekat pada tabung reaksi B
kemudian panaskan
5. Diamati perbedaan yang terjadi dan bandingkan
dengan tabung reaksi A
( blanko )
d. Identifikasi tannin dan pilifenol
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan
simplisia
pecut
kuda
(
Starchytarpheta
jamaicesis
(
L.)
vahl)
secukupnya kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan H2O panas secukupnya
3. Ditambahkan NaOH 10% dan dibagi menjadi 3
tabung reaksi ( A, B dan C )
4. Ditambahkan FeCl3 kedalam tabung reaksi B
5. Ditambahkan glatin kedalam tabung reaksi C
6. Diamati
Disortasi
Basah
Dicuci
Dicuci
Diubah
Diubah
Bentuk(tergantung
T
anaman Y
Y
ang
T
anaman
ang
Digunakan
Digunakan
Dikeringkan
Disortasi
Disortasi
Kering
Kering
Disimpan
(Dalam
Disimpan (Dalam
Salep)
Diberi
Diberi
IV.4.2
Label
Label
III.4.4
Pot
Pot
a. Pemerikasaan Organoleptik
Simplisia Kasar
Diamati
Warna, Bau, Rasa dan Bentuk
Tuliskan/Catat
Hasil Pengamatan
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Serbuk Simplisia (Secukupnya)
Letakkan
Ditetesi Kloralhidrat LP 10%
Objek Glass
Fiksasi
Nyala Api Bensen
Tutup
Mikroskop pembesaran 10x
IV.4.4
Simplisia + Eter
Kloroform
Saring
1-2
Ml Filtrat
T
abreks
Ke
K
e
+ 1/2 Pereaksi
Dragendorf
Merah/Orange/Ku
ning
b. Identifikasi Saponin
0,5 Gram Simplisia
+ 10 Ml H20 Panas
Kocok 10 Detik
Diamkan 10 Menit
+ Hcl 2N 2-3 Tetes
Amati Buih
c. Identifikasi Flavonoid
20
20 Mg
Mg Simplisia
Simplisia +
+ Etanol
Etanol
1
1
2
2
Hcl
Hcl Pekat
Pekat
Panaskan
Panaskan
Warna
Merah
Warna Merah
Kuat/Ultraviol
Kuat/Ultraviol
et
A
Sampel +
H2O
Panas
+ 5 tetes
NaCl
Ket :
1. B = 3 Tetes FeCL3
2. C = Larutan Gelatin (endapan)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
tanaman dan
latin
Pecut kuda
(Starchytarph
eta
jamaicesis
(L.) vahl
Lemontasi (
pisonia
aculeate L.)
Kayu jawa (
lannea
caromandelia
)
Sambiloto (
andrograpus
paraculata
Meas )
Afrika (
vernania
sengalensi
A.)
Belimbing (
averrhoa
bilimbi L.)
Kudzu (
lannea
caromandelia
)
Nama
simplisia
Berat
awal
Berat
serbu
k
50,7
7 gr
%
rendam
en
11,28%
Berat
residu
Stachytarph
eta
jamaicesis
(L.) vahl
folium
pisonia
aculeate
folium
lannea
caromandel
ia folium
450 gr
320,34
gr
73,6
gr
22,98%
77,02
%
206,38
gr
74,0
7 gr
35,90%
64,10
%
andrograpu
s paraculata
Meas
folium
vernania
sengalensi
A.folium
400 gr
30,5
gr
7,625%
94,37
%
700 gr
90 gr
12,85%
87,14
%
averrhoa
bilimbi
L.folium
lannea
caromandel
ia folium
430 gr
45,5
9 gr
10,58%
89,41
%
100,07
gr
73,3
9 gr
73,3 %
26,75
%
88,72
%
73,3 gram
X 100
100,07 gram
rendamen=73,25
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=
26,77 gram
X 100
100,07 gram
residu=26,75
2. Kayu Jawa (Lannea Coromandelica)
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
74,07 gram
X 100
206,38 gram
rendamen=35,90
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=64,10
3. Lemontasi
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
73,6 gram
X 100
320,34 gram
rendamen=22,98
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=77,02
4. Pecut Kuda
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
50,77 gram
X 100
450 gram
rendamen=11.28
b. % Residu
residu=
residu=
residu=88,72
5. Sambiloto
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
30,05 gram
X 100
400 gram
rendamen=7,625
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=92,37
6. Afrika
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
90 gram
X 100
700 gram
rendamen=12,85
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=87,14
7. Belimbing
a. % Rendamen
Berat Serbuk
rendamen=
X 100
Berat Awal
rendamen=
45,5 gram
X 100
430 gram
rendamen=10,58
b. % Residu
Berat AwalBerat Serbuk
residu=
X 100
Berat Awal
residu=
residu=89,41
Nama
Literature
Gambar
Amylum Maydis
Amylum Solani
Amylum Orizae
Gambar
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Keterangan
: Hijau Tua
: Pahit
: Khas Tajam
: Kasar
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
: Hijau Kecoklatan
: Sepat
: Khas Teh
: Kasar
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
: Hijau Kecoklatan
: Tawar
: Khas
: Kasar Berserat
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
: Hijau
: Tawar
: Khas
: Kasar
: Hijau Tua
: Pahit
: Khas
: Kasar
: Hijau
: Sepat
: Khas
: Kasar
: Kuning keemasan
: Getir
: Khas Aromatik
: Kasar
Pecut Kuda
2.
Lemontasi
3.
4.
Kudzu
Kayu Jawa
5.
Sambiloto
6.
Belimbing
7.
Daun afrika
2. Mikroskopik
No
Sampel
1.
Pecut Kuda
2.
Lemontasi
3.
Kudzu
4.
5.
Kayu Jawa
Sambiloto
6.
Belimbing
7.
Daun afrika
Gambar
Hasil Pengamatan
Literatur
IV.3.2 Pembahasan
Simplisa adalah alam yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia yang
bermanfaat diindustri farmasi
adalah dalam bidang obat-obatan
tradisional. (Attami, 2001).
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan pemeriksaan simplisia
secara organopetik meliputi rasa, bau, warna, dan bentuk/tekstur. Yang
selanjutnya pemeriksaan mikroskopik
dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 10x, lalu
hasil pengamatan yang telah diamati diambil gambarnya dengan
menggunakan kamera handphone.
Pemeriksaan simplisia secara organoleptik dilakukan dengan
mengamati warna dari bentuk simplisia sidaguri yaitu hijau kecoklatan.
Bentuk atau tekstur dari simplisia sidaguri yaitu bergerigi. Pemeriksaan
terhadap rasa yaitu terasa pahit. Sedangkan pada bau simplisia daun
sidaguri diperoleh bau aromatik yang khas.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopik dilakukan dengan
menyiapakan alat dan bahan. Diambil serbuk simplisia sidaguri lalu
diletakkan diatas objek glas kemudian ditetesi dengan kloralhidrat Lp
10% dan difiksasi dengan pemanasan diatas bunsen. Penambahan
kloralhidrat Lp 10% dan difiksasi dengan pemanasan diatas bunsen.
Penambahan kloralhidrat Lp 10% bertujuan untuk mempermudah proses
pengamatan pada serbuk simplisia sidaguri serta utnuk meletakkan deck
glass pada objek gkass. Difikasasi agar menghentikan proses
metabolisme dan menggumpalkan simplisia sehingga mudah diamati.
Selanjutnya setelah difiksasi, ditutup dengan deck glass tujuannya agar
tidak terbentuk gelembung udara karena apabila terbentuk akan
mempersulit proses pengamatan. Setelah itu diamati pada mikroskop
dengan perbesaran 10x. Pengamatan pada digunakan agar pengamatan
lebih jelas terhadap sel yang ada pada daun sidaguri. Perbesaran ini
sesuai digunakan untuk pengamatan atau pemeriksaan secara
mikroskopik. Setelah itu diambil dan hasil pengamatan diambil
Sampel
Alkaloid
1.
Pecut Kuda
2.
Lemontasi
3.
4.
5.
Kudzu
Kayu Jawa
Sambiloto
6.
7.
Belimbing
Daun afrika
Identifikasi
Saponin
Flavanoid
Tanin
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
V.1.1 Kesimpulan Pembuatan Simplisia Tanaman
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Tahap awal pembuatan simplisia adalah pengambilan sampel
tanaman, kemudian sortasi basa, pencucian, perubahan bentuk atau
perajangan, pengeringan, sortasi kering dan yang terakhir adalah
penyimpanan atau pewadahan.
2. Beberapa tanaman yang ada dialam dapat digunakan dalam
pengobatan, seperti halnya daun pecut kuda ( Starchytarpheta
jamaicesis (L.) vahl) yang daunnya berkhasiat dalam
menyembuhkan infeksi saluran kemih/kencing, mengatasi
amandel, radang tenggorokan, meredakan batuk, menyembuhkan
hepatitis, melancarkan haid, mengurangi gejala rematik, mencegah
keputihan dan obat alami untuk radang hati
3. Hasil rendamen dan % Residu:
Pecut kuda
: 11,28 dan % residu = 88,71%
Sambiloto
: 7,625 % dan % residu = 92,37%
Lemontasi
: 22,98% dan % residu = 77,02%
Kayu jawa
: 35,90% dan % residu = 64,10%
Kudzu
: 73,25% dan % residu = 26,75%
Afrika
: 12,85% dan % residu = 87,14%
percobaan
yang
telah
dilakukan
dapat
Simpusia +eter+CHCL3+diagendrof
(negatif)
Saponi
warna hijau
Flavanoid
Simplisia + etanol + HCL pikut + dipanaskan
merah (positif)
Tanin polifenol
Simplisia + H2O panas + NaCL Lp 10% + FeCl
kehitaman terhidrolisis (positif)
V.2
Berwarna
hijau
Saran
Disarankan agar praktikan dapat mendengarkan arahan dari asisten
agar dapat mengetahui cara pembuatan simplisia dengan baik dan benar.