Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
1.
2.
3.
4.
Grafellia Sudarman
Lisanti Emelda
Rangga Radika Prihandana
Suhardini Martiana Putri
(0715041043)
(0715041049)
(0715041062)
(0715041069)
sifat-sifat
dari
berbagai
jenis
mikroba/jasad
renik,
baik
yang
industri
makanan/minuman,
industri
farmasi,
industri
INDUSTRI MAKANAN
bakteri
asam
laktat,
yaitu
Lactobacillus
dan
Streptococcus.
Bakteri
tersebut
berfungsi
dipisahkan.
kemudian
lemak
mentega
diaduk
untuk
campuran
gandum.
setelah
proses
permantasi
Tempe
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel
ragi. ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. masyarakat kita membuat tape
tersebut berdasarkan pengalaman.
INDUSTRI FARMASI
Pembuatan Hormon
Pada tahun 1949, penderita arthritis berhasil disembuhkan dengan
hormone steroid kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit seperti rheumatic, leukemia, anemia,
hemafotik, dan beberapa penyakit lain. Pada tahun 1952, ditemukan
kapang Rhizopus arrhizus yang dapat mengubah steroid yang berasal dari
sel hewan ataupun tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis Aspergillus
ternyata juga dapat mengubah progesterone (steroid yang berasal dari
hewan) menjadi senyawa kortison.
Hormon lain yang sangat dibutuhkan bagi penderita kencing manis
(diabetes) adalah hormone insulin. Melalui bioteknologi insulin dapat
diproduksi
melalui
E.
coli.
Gen
manusia
yang
mengendalikan
Pembuatan Antibiotik
Pada tahun 1928, Alexander Flemming menemukan bahwa
Penicillium
notatum
menghasilkan
zat
yang
dapat
menghambat
5.
Tifus : kotrimoksazol
jenis
melangsungkan
senyawa
metabolisme
ini
dibutuhkan
secara
normal.
oleh
tubuh
Biasanya
untuk
manusia
INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pada tahun 1957, diketahui bahwa bakteri Thiobacillus feroxidans yang
sangat banyak terdapat di pertambangan batubara di Virginia Selatan, Amerika
Serikat. Bakteri ini digunakan untuk mengekstrak tembaga dari bijihnya.
Penemuan ini telah meningkatkan mutu logam yang selama ini bermutu rendah
akibat diekstrak dengan cara leaching (pelepasan secara manual).
Proses pemisahan tembaga dari bijihnya dengan menggunakan bakteri
Thioobacillus Feroxidans adalah sebagai berikut. Bakteri ini akan mengoksidasi
senyawa besi sulfide di sekitarnya. Proses ini akan melepaskan energi asam sulfat
(H2SO4) dan besi sulfide (FeS). Kedua senyawa ini akan menghancurkan bebatuan
disekitarnya dan melepaskan tembaga dari bijihnya. Dengan kata lain, bakteri ini
akan mengubah sulfide yang tidak larut dalam air. Dengan demikian, apabila air
dialirkan di bebatuan yersebut, maka tembaga sulfat akan terbawa dan terkumpul
di dalam kolam yang sudah disediakan. Larutan dalam kolam bewarna biru
cemerlang. Larutan biru cemerlang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa. Besi
akan mengikat sulfat dan tembaga akan dilepas. Sehingga, akan didapat tembaga
murni dengan konsentrasi sekitar 99%.
Penggunaan bakteri Thiobacillus feroxidans tidak hanya digunakan untuk
pencucian tembaga, tetapi juga untuk uranium, nikel, emas, dan timah.
Penggunaan bakteri dalam proses pencucian logam ini, selain dapat meningkatkan
kemurnian logam juga dapat memperkecil resiko pencemaran terhadap
lingkungan.
INDUSTRI PLASTIK
Plastik adalah materi yang sangat sulit untuk diuraikan secara alamiah.
Sedangkan jika dibakar akan berbahaya bagi paru-paru. Saat ini ada produk
plastic dari politen dan polyester poliurethan yang bermassa molekul rendah yang
dikembangkan. Plastic dari bahan tersebut dapat didegradasi oleh mikroba jamur
Cladosporium resinae.
Pada umumnya, plastic yang lebih lentur dapat didegradasi, misalnya
plastic untuk kemasan. Ada penelitisn yang berhasil menemukan bentuk baru
plastic yang biodegradable untuk industri pengemasan. Produksi plastic ini
didasarkan pada bahan kimia polihidroksibutirat yang dihasilkan beberapa
mikroba. Plastic ini bukan hanya bisa didegradasi tetapi juga bisa dibuat mikroba,
contohnya oleh Alxaligenes eutrophus. Plastic biodegradable lain adalah pollulan
yang diproduksi secara komersial dari polisakarida yang dihasilkan oleh
Aureobasidium pollulans.
INDUSTRI PERTANIAN
Dalam bidang pertanian, mikroba penambat nitrogen telah dimanfaatkan
sejak abad ke 19. Mikroba pelarut fosfat telah dimanfaatkan untuk pertanian di
negara-negara Eropa Timur sejak tahun 1950-an. Mikroba juga telah
dimanfaatkan secara intensif untuk mendekomposisi limbah dan kotoran. Mikroba
telah mengambil andil besar dalam menggalakkan pertanian organic. Juga tak
kalah pentingnya teknologi kultur jaringan yang merupakan kemajuan besar
dalam bidang pertanian. Kultur jaringan tanaman merupakan teknik in vitro
(dalam gelas) yang merupakan cara untuk memperbanyak tanaamn dengan
pengambilan bagian tanaman yang mempunyai titik tumbuhnya. Keuntungannya:
-Dapat menghasilkan banyak tanaman baru dalam waktu singkat
-Dapat menghasilkan tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya
-Dapat
menghasilkan
tanaman
baru
yang
bebas
virus
Contoh sederhana pada pisang, bila di ambil cambium atau ujun-ujung akarnya,
lalau di perlakukan dalam gelas dalam laboratorium, kemudian bagian itu akan
membelah sendiri dan setiap belahanya akan menghsilkan tanaman baru. Intinya
asalakan pada tanaman itu ada titik tumbuh atau yang disebut jaringan
meristematik, tanaman tersebut bias diperbanyak.
Belum lagi teknik DNA rekombinan. Dengan salah satu contohnya yaitu
kapas yang memiliki gen Bt. Sebuah bakteri yang bernama Bacillus thuringiensis,
merupakan bakteri yang tahan terhadap serangan hama. Dan tanaman kapas
temasuk tanaman yang paling peka terhadap serangan hama. DNA dari bakteri ini
disisipkan ke dalam DNA tanaman kapas kemudian ditumbuhkan dan
menghasilkan tanaman kapas yang tahan terhadapa hama. Selain itu, ada contoh
yang lain seperti:
organik adalah kandungan bahan organik dan status hara tanah yang rendah.
Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau
pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang telah
mengalami penghacuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah organik
seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung
diberikan ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih
dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.
Proses pengkomposan alami memakan waktu yang sangat lama, berkisar antara
enam bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar-benar tersedia
bagi tanaman.
Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba
penghancur (dekomposer) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat
mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu
saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk
mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec, EM4, EM
Lestari, Starbio, Degra Simba, Stardec, dan lain-lain.
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba
lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai
agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Mikroba biodekomposer unggul
yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii, Cytopaga sp, dan fungi
pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses pengomposan
menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos.
Biofertilizer
Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk
Agen Biokontrol
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya
(BT),
Bauveria
bassiana,
Paecilomyces
fumosoroseus,
dan
melainkan
potensi
betina
berkualitas
unggul
juga dapat
dimanfatkan secara optimal. Pada betina untuk bunting hanya sekali dalam
setahun (9 bulan bunting dan persiapan bunting selanjutnya) dan hanya mampu
menghasilkan satu atau dua anak bila terjadi kembar. Dengan teknik TE betina
unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio yang
untuk selanjutnya bias ditransfer (dititipkan) pada induk titipan (resipien) dengan
kualitas yang tidak perlu bagus tetapi mempunyai kemampuan untuk
mengandung.
Kematian bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk meneruskan
keturunan. Dengan teknik bayi tabung (IVF), sel telur yang berada dalam ovarium
betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses diluar tubuh sampai
tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien sampai
dihasilkan anak. Produksi embrio dalam jumlah banyak (baik dengan teknik TE
maupun bayi tabung) ternyata juga dapat menghasilkan masalah karena
keterbatasan resipien yang siap menerima embrio. Untuk mengatasi masalah
tersebut dikembangkan metode pembekuan embrio.
INDUSTRI PERIKANAN
Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus pada
bidang perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas,
mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan.
kehadirannya.
Sementara
itu,
Jepang
dengan
ipteknya
hadir
di seluruh Jepang yang diserap oleh mikroalgae ini sebagai sumber karbon dalam
proses fotosintesisnya dan sekaligus memberikan harapan bagi kemungkinan
produksi minyak, yang berarti akan mereduksi ketergantungan Jepang terhadap
minyak sebagai sumber energi strategis bagi sebagian besar kegiatan industri dan
kehidupan di Jepang.
Sebagai negara yang kaya akan sumberdaya hayati, maka temuan ini
sekaligus memberikan harapan, bahwa di Indonesia juga memiliki peluang untuk
dikembangkan, namun kemampuan sumberdaya manusia dalam menguasai ilmu
dan teknologi menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi sehingga kita tidak terus
harus terjebak pada ketidak-berdayaan sebagaimana gambaran kami terhadap
pemanfaatan Chlorella sebagai sumber bahan pangan, pakan dan obat-obatan
yang potensial yang ternyata belum mampu kita manfaatkan.
Di samping potensi mikroalgae, makroalgae juga berperan penting dalam
banyak industri. Keberhasilan dalam rekayasa genetika dapat menghasilkan
rumput laut dengan kecepatan tumbuh yang tinggi. Kekayaan biodiversitas
rumput laut ini belum banyak mendapat sentuhan teknologi. Budidaya rumput laut
dengan potensi wilayah pesisir yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Jika
pun telah dilakukan budidaya, penyediaan benih yang bermutu belum menjadi
perhatian, dan terkadang pengolahan pascapanen menjadi permasalahan sehingga
menyebabkan rumput laut tidak terserap dalam proses pengolahan. Kemampuan
di tingkat petani sampai saat ini baru pada tingkat pengeringan dan pembuatan
chips rumput laut. Keterbatasan jumlah industri pengolah rumput laut, menjadi
kendala ketika panen raya terjadi.
Karagenan dan agar merupakan salah satu hasil dari ekstraksi polisakarida
yang ada dalam rumput laut. Karagenan menjadi bahan penting yang banyak
dimanfaatkan untuk kebutuhan industri pangan, pakan dan obat-obatan serta
kegiatan-kegiatan ekperimental laboratorium. Kegunaan praktis karagenan dapat
dimanfaatkan dalam produk selai, sirup, saus, makanan bayi, produk susu,
produk-produk olahan daging dan ikan, bumbu-bumbu dan sebagainya. Senyawa
ini juga banyak digunakan sebagai bahan pengental dalam industri farmasi seperti
odol, produk-produk kosmetika, sampo dan produk-produk kecantikan lainnya
serta diaplikasikan sebagai pengental pada industri cat dan tekstil.
Di samping itu, rumput laut dan sisa olahan udang dan rajungan/kepiting
merupakan sumber penghasil alginate, laminaran, chitin dan chitosan. Penggunaan
bahan biopolimer ini dipergunakan secara luas dalam proses industri. Bahan
bahan buangan ikan seperti bagian dalam/pencernaan dan usus-usus ikan melalui
pendekatan bioteknologi telah mampu dikonversi menjadi produk pakan yang
berguna, digunakan sebagai attractant, penghasil pepton, pembangkit aroma dan
enzim (pepsin, alkaline phosphatase dan lysozyme) (Strom and Raa, 1993).
Sifat spesifik dari wilayah perairan dengan tekanannya serta sifat kimia
dari kehadiran komponen garam pada air laut dan kestabilan temperatur,
khususnya pada wilayah laut dalam, turut memberikan kontribusi terhadap
organisme yang hidup di dalamnya dalam menghasilkan enzim-enzim spesifik
yang sangat berperan dalam industri. Kondisi demikian menumbuhkan organisme
yang secara metabolis dan fisiologis berbeda dengan organisme yang hidup di
darat.
Enzim yang dihasilkan dari bakteri laut merupakan bahan penting dalam
bioteknologi karena sifatnya yang sangat spesifik dan jarang ditemukan pada
daerah darat. Beberapa merupakan organisme yang resisten terhadap garam yang
merupakan hal yang sangat spesifik diperlukan dalam proses industri. Sebagai
contoh enzim protease ekstraseluler yang merupakan bahan penting dan dapat
digunakan dalam industri deterjen dan industri bahan pembersih seperti pada
pencucian membran reverse-osmosis. Jenis bakteri Vibrio spp., yang dikenal
sebagai salah satu penyebab penyakit pada ikan dan udang ternyata menghasilkan
berbagai macam enzim protease ekstraseluler. Vibrio alginolyticus, menghasilkan
6 jenis protease, termasuk di dalamnya enzim yang tidak umum yaitu enzim yang
tahan terhadap deterjen dan enzim alkaline serine exoprotease. Bakteri ini juga
menghasilkan collagenase, yaitu suatu jenis enzim yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai industri dan penerapan komersial, termasuk di dalamnya
kemampuan dalam mendispersi sel-sel dalam kultur jaringan. Alteromonasspp,
yang diisolasi dari laut juga dilaporkan beberapa jenis di antaranya mampu
menghasilkan enzim protease yang memiliki kemampuan dalam proses
penghambatan pertumbuhan beberapa jenis bakteri lainnya. Bahan inhibitor yang
diidentifikasi ternyata mengandung dua bahan penting yaitu marinostatin yang
dibangun dari 12 sampai 14 asam-asam amino, sedangkan bahan lainnya dikenal
sebagai monostatin yang dibangun dari glycoprotein (Imada, 2000). Enzim
alkaline serine protease yang termasuk dalam famili subtilisin juga ditemukan di
beberapa jenis bakteri laut, antara lain pada bakteri laut psychrophilic yang hidup
di laut dengan suhu rendah/dingin (Alfredsson, et al., 1995).
Di samping bakteri, beberapa jenis mikroalgae juga mampu menghasilkan
enzim penting, seperti enzim haloperoksidase yang mampu berperan dalam
penggabungan halogen kedalam bahan-bahan metabolit. Enzim ini dapat berperan
penting dalam industri kesehatan, kecantikan dan pangan.
Kondisi sifat fisik laut yang sangat beragam dan ekstrim telah
menghasilkan beberapa enzim yang sangat berperan dalam bidang bio-molekuler
dan bioteknologi molekuler. Enzim yang tahan panas tinggi lebih dari 100C
dapat diisolasi dari kelompok bakteri Archae (Thermus aquaticus) yang diisolasi
dari sumber air panas dari Yellowstone National Park, memberikan konstribusi
yang sangat berarti dalam pengembangan Polymerase Chain Reaction (PCR)
yang merupakan teknik yang sangat penting untuk mempelajari material genetik
dan rekayasa genetika.
DAFTAR PUSTAKA
http://erdiansyah.blog.friendster.com/2007/03/bioteknologi-pertanian/. 20
Februari 2010.
http://ennotech.blogspot.com/2009/. 20 Februari 2010.
http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/20/peran-bioteknologi-molekulerdalam-pembangunan-bidang-perikanan-dan-kelautan-indonesia/. 20
Februari 2010.
http://ilmuternak.wordpress.com/reproduksi-ternak/mengenal-teknologireproduksi/ . 20 Februari 2010.
http://prasetya.brawija.ac.id/sukoso.htm. 20 Februari 2010.
http://raruro.blogspot.com/2009/01/bioteknologi.html. 17 Februari 2010.
http://www.ipard.com/art_perkebun/feb21-05_isr-I.asp. 17 Februari 2010.