Вы находитесь на странице: 1из 19

47

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah

Kabupaten Mesuji merupakan daerah otonomi baru Pemekaran dari


Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan Undang-undang No 49 tahun 2008.

a. Kondisi Geografis, Administratif dan Fisik


Kabupaten Mesuji merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam
Provinsi Lampung dengan luas wilayah 2.184 Kmyang terdiri dari 7 (tujuh)
kecamatan dan 75 desa, dengan mayoritas daerah berupa dataran rendah yang
sangat cocok untuk daerah pertanian dan perkebunan.
Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak antara 5 - 6 lintang
selatan dan 106-107 bujur timur, yang terletak antara dua sungai besar yaitu
Sungai Mesuji dan Sungai Buaya yang bermuara di laut Jawa serta sebagai pintu
gerbang Jalur Lintas Timur menuju dan keluar dari Provinsi Lampung.
Infrastruktur transportasi darat didukung jalan Lintas Timur dan Jalur
Sungai Mesuji merupakan transportasi jalur ekonomi barang dan jasa antar
kampung. Berdasarkan pemanfaatan geografisnya, saat ini di Mesuji tengah
berkembang agroindustri seperti perusahaan besar swasta di bidang perkebunan
kelapa sawit, karet, industry tapioca dan tambak udang yang berada di
perbatasan kabupaten Mesuji yang berskala Asia, dengan pangsa pasar
Nasional dan manca Negara.

48

Kabupaten Mesuji secara langsung berbatasan dengan berbagai daerah


sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir


Provinsi Sumatra Selatan,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir


Provinsi Sumatra Selatan,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Selatan dan


Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang serta Kecamatan
Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Sebelah

Barat

berbatasan

dengan

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Provinsi Sumatra Selatan.


Kabupaten Mesuji yang daerahnya berada di dataran rendah mempunyai
beberapa sungai besar besar beserta Daerah Aliran Sungai (DAS) nya yang
menjadi daerah aliran dan tangkapan air. Sungai yang terbesar adalah Sungai
Buaya dengan DAS-nya seluas 731,12 hektare.
Untuk saat ini wilayah Mesuji masih terbagi menjadi tujuh kecamatan
yang memiliki luas wilayah yang cukup besar per kecamatannya diantaranya
yaitu : Way Serdang, Simpang Pematang, Panca Jaya, Tanjung Raya, Mesuji,
Mesuji Timur, Rawajitu Utara. Di masa yang akan datang jumlah kecamatan
tersebut masih bisa bertambah sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
Kabupaten Mesuji.
Penelitian Ini di lakukan di Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji
Timur Kabupaten Mesuji.

49

1. Persiapan Penelitian
Bagian persiapan penelitian ini membahas tentang langkah-langkah yang
dilakukan sebelum penelitian, meliputi orientasi tempat penelitian, perizinan,
persiapan alat pengumpulan data, uji coba alat, pengujian validitas dan
reliabilitas alat ukur.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji
Timur Kabupaten Mesuji, setelah aitem-aitem skala yang dibuat penulis disetujui
oleh dosen pembimbing penulis mengobservasi tempat penelitian yang diawali
dengan mencaritahu tentang hubungan keharmonisan keluarga pada pasangan
yang menikah di usia dini dengan kematangan emosi dan strategi koping.
Kepala Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten
Mesuji memberikan izin penelitian pada tanggal 13 Juli 2016. Adanya izin
penelitian dari desa, penulis sudah mempersiapkan skala keharmonisan
keluarga, kematangan emosi dan strategi coping yang sudah diperbanyak yaitu
berjumlah 38 skala untuk dibagikan kepada 38 orang masyarakat Desa Tanjung
Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji khususnya kepada
masyarakat yang menikah di bawah usia 20 tahun.

B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Juli 2016 sampai dengan 20 Juli
2016 di Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji.
Skala keharmonisan keluarga, kematangan emosi dan strategi coping yang
penulis persiapkan untuk disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 37 skala
untuk dijadikan sampel berdasarkan ciri-ciri pasangan yang menikah di bawah
usia 20 tahun.

50

1. Pengumpulan Data
Sebelum penulis turun ke lapangan penulis terlebih dahulu meminta izin
ke Kepala Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten
Mesuji, dan setelah diberi izin oleh Kepala Desa Tanjung Mas Makmur
Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji, Kepala Desa pun memberi surat
pengantar ke Desa yang ingin penulis teliti, selain itu kepala desa juga memberi
daftar nama pada pasangan yang menikan di usia dini sebanyak 40 nama.
Pengumpulan data pada penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Juli
2016 sampai dengan 20 Juli 2016. Pada tanggal 14 Juli 2016 penulis
mengobservasi ke desa yang akan dilakukan pengambilan data.
Pada tanggal 14 Juli 2016 penulis mulai membagikan skala pada
masyarakat di Desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten
Mesuji khususnya pada pasangan yang menikah di usia dini. Padahari pertama
di Jl. A dan Jl.D penulis mendapatkan subjek sekitar 10 orang dari daftar nama
yang diberikan kepala desa dengan berbeda-beda sifat dan karakternya. Penulis
mencari subjek sesuai dengan ciri-ciri sampel penelitian inginkan, setelah sampai
di rumah warga yang akan dijadikan sampel. Penulis memperkenalkan diri dan
menjelaskan apa maksud dan tujuan terlebih dahulu, selain itu penulis
menjelaskan cara mengisi atau menjawab skala. Sebelum memberikan skala
kepada subjek penulis meminta izin terlebih dahulu. Penulis memberikan arahan
kepada subjek agar dalam mengisi skala dengan jujur berdasarkan apa yang
dialami subjek. Penulis menjelaskan bahwa tidak ada jawaban yang salah tetapi
harus jawaban yang jujur.
Pada tanggal 16 Juli 2016 pada hari kedua di Jln.B dan Jln.X penulis
mendapatkan subjek 5 orang dari daftar nama yang di berikan kepala desa,

51

pengumpulan data hari ke dua banyak sekali subjek yang tidak bersedia mengisi
skala dengan berbagai alasan seperti tidak pernah memegang pena, takut hasil
nya ternyata tidak harmonis, masih ada pekerjaan yang belum selesai, buru-buru
harus pergi ke kebun dan banyak sekali alasan subjek menolak agar tidak
mengisi skala tersebut, tetapi terus mencari subjek yang bersedia mengsi skala
dengan jujur dan iklas.
Pada tanggal 18 Juli 2016 penulis mencari subjek di desa Tanjung mas
Rejo, di Jl.Y, Jl.M, dan Jl.N penulis mendapatkan 15 orang subjek yang bersedia
mengisi skala yang penulis sediakan.
Pada tanggal 20 Juli 2016 pada hari terahir di Desa Tanjung Mas Makmur
Jl.P dan Jl.R penulis mencari subjek dengan ditemani oleh teman SMA, pada
hari terakhir penulis mendapatkan 8 subjek yang bersedia mengisi skala yang
disediakan penulis, sekaligus penulis meminta izin dan mengucapkan banyak
terimaksih atas bantuan dan dukungannya selama pengabilan data di Desa
Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji tersebut.

2. Pelaksanaan Skoring
Setelah semua data terkumpul, penulis melakukan skoring atau penilaian.
Penilaian pada skala keharmonisan keluarga, skala kematangan emosi, dan
skala strategi coping dilakukan menggunakan sistem bertingkat, pernyataan
yang tergolong favourabel dengan alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setujui),
S (Setuju), TS (TidakSetuju), STS (Sangat Tidak Setuju), maka nilai yang
diberikan

sampai

1,

sebaliknya

apabila

pernyataan

yang

tergolong

unfavourabel dengan alternatif jawaban, yaituSS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS


(Tidak Setujui), STS (Sangat Tidak Setuju), maka nilai yang diberikan 1 sampai

52

4. Hasil akhir akan dibuat dalam kategorisasi jenjang (Ordinal) dalam penelitian
ini akan dibuat dalam tiga golongan yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Tabel 4.Nilai Pernyataan Skala

Favourabel
SS (SangatSetuju)
S (Setuju)
TS (TidakSetuju)
STS (Sangat TidakSetuju)

Nila
i
4
3
2
1

Unfafourabel

Nilai

SS (SangatSetuju)
S (Setuju)
TS (TidakSetuju)
STS (Sangat TidakSetuju)

1
2
3
4

Setelah dilakukan skoring, selanjutnya disusun dalam tabulasi data yang


telah ditentukan untuk diuji validitas dan reliabilitas serta uji hipotesis.
C. Hasil Uji Analisis Alat Ukur
Penelitian ini diberikan kepada masyarakat di DesaTanjung Mas Mak Mur
Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji. Penelitian ini melibatkan 37 orang
untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas terhadap skala keharmonisan keluarga, skala kematangan
emosi, dan skala strategi coping dilakukan menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment. Dengan cara mengkolerasi antara skor item dengan
skor

total

item

kemudian

penulis

menganalisis

data

tersebut

dengan

menggunakan program SPSS 16.0. for windows dan apabila item yang memiliki
indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari pada 0,30
jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka
peneliti dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi,
sebaliknya apabila item yang lolos ternyata masih kurang mencukupi jumlah

53

yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas


kriteria 0,30 menjadi 0,25 ( Azwar, 2009).
Penelitian ini menggunakan tiga skala yaitu skala keharmonisan keluarga,
skala kematangan emosi, dan skala strategi coping. Pengujian validitas item
pada skala keharmonisan keluarga dari 40 item terdapat 35 item yang valid dan
5 item yang gugur yaitu nomor 1, 4, 11,16, dan 39. Dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5. Uji Validitas Skala Keharmonisan Keluarga
No

Dimensi

Item
Semua

Kehidupan beragama
dalam keluarga

2
3
4

Kesehatan keluarga
Ekonomi keluarga
Hubungan antar anggota
keluarga yang harmonis

Total

Item
Valid

Item
Gugu
r
2

Koefisien
Korelasi ItemTotal
0,435 0,605

5
5
21

1
1
1

4
4
20

0,399 0,591
0,312 0,572
0,268 0,679

40

35

0,268 0,679

Berdasarkan tabel analisis butir terhadap skala keharmonisan keluarga


di atas, terdapat 5 item yang gugur dari 40 item keseluruhan, dan terdapat 35
item yang dinyatakan valid. Sebaran koefisien korelasi item-total, item skala
keharmonisan keluarga bergerak dari 0,268 sampai dengan 0,679 dengan taraf
signifikansi p>0,05.
Pengujian validitas item skala kematangan emosi menunjukkan dari 30
item yang diujicobakan terdapat 28 item yang valid. Item yang gugur tersebut
yaitu butir nomor 9 dan 20.

Tabel 6. Uji Validitas Skala Kematangan Emosi


No

Dimensi

Item
Semua

Item
Gugu
r

Item
Valid

Koefisien
Korelasi ItemTotal

54

1
2
3
4
5

Dapat menerima baik


keadaan dirinya maupun
keadaan orang lain
Tidak bersifat implusif
Dapat mengontrol emosi
Bersifat sabar
Mempunyai tanggung
jawab

Total

0,363 0,578

6
6
4
8

1
0
1
0

5
6
3
8

0,271 0,632
0,259 0,709
0,300 0,511
0,277 0,641

30

28

0,259 0,709

Berdasarkan tabel analisis butir terhadap skala kematangan emosi di


atas, terdapat 2 item yang gugur dari 30 item keseluruhan dan terdapat 28 item
yang dinyatakan valid. Sebaran koefisien korelasi item-total (Corrected ItemTotal Correlation), item skala kematangan emosi bergerak dari 0,259 sampai
dengan 0,709 dengan taraf signifikansi p>0,05.
Pengujian validitas item skala strategi coping menunjukkan dari 30 item
yang diujicobakan terdapat 26 item yang valid. Sedangkan Item yang gugur
tersebut yaitu butir nomor 2, 4, 5, dan 16.
Tabel 7. Uji Validitas Skala Strategi Coping
No

Dimensi

Item
Semua

Problem focused coping


(PFC)
Emotional focused
coping (EFC)

2
Total

Item
Valid

11

Item
Gugu
r
3

Koefisien
Korelasi ItemTotal
0,301 0,617

19

18

0,269 0,661

30

26

0,269 0,661

Berdasarkan tabel analisis butir terhadap skala strategi coping di atas,


terdapat 4 item yang gugur dari 30 item keseluruhan dan terdapat 26 item yang
dinyatakan valid. Sebaran koefisien korelasi item-total (Corrected Item-Total
Correlation), item skala strategi coping bergerak dari 0,269 sampai dengan 0,661
dengan taraf signifikansi p>0,05.
b. Uji Reliabilitas Instrumen

55

Uji reliabilitas terhadap skala keharmonisan keluarga, skala kematangan


emosi, dan skala strategi coping dilakukan menggunakan korelasi Pearson
Product Moment dalam aplikasi SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan
perhitungan menggunakan aplikasi SPSS diketahui bahwa koefisien reliabilitas
alpha (cronbachs alpha) pada skala keharmonisan keluargasebesar adalah
0,913, koefisien reliabilitas alpha (cronbachs alpha) pada skala kematangan
emosisebesar adalah 0,894, sedangkan koefisien reliabilitas alpha (cronbachs
alpha) untuk skala strategi coping sebesar 0,866. Hal ini dapat dikatakan bahwa
skala dapat dikatakan reliabel dan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, koefisien
reliabilitas skala yang kurang dari 0,6 dinilai kurang baik, koefisien reliabilitas 0,7
dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik (Priyatno, 2010).
Tabel 8. Reliabilitas Skala Keharmonisan Keluarga

N
Cases

Valid
Excluded
Total

37
0
37

%
100,0
0
100,0

Cronbachs Alpha
0,913

N of Item
50

a. Predictors : (Constant), Keharmonisan Keluarga


Tabel 9. Reliabilitas Skala Kematangan Emosi

N
Cases

Valid
Excluded
Total

37
0
37

%
100,0
0
100,0

Cronbachs Alpha
0,894

N of Item
30

a. Predictors : (Constant), Kematangan Emosi


Tabel 10. Reliabilitas Skala Strategi Coping

N
Cases

Valid
Excluded
Total

37
0
37

%
100,0
0
100,0

Cronbachs Alpha
0,866

a. Predictors : (Constant), Strategi Coping


D. Deskripsi Data

N of Item
30

56

Data penelitian dapat diuraikan mengenai kategorisasi masing-masing


variabel penelitian, kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kategorisasi jenjang interval. Data statistik deskriptif diperoleh skor empirik dan
skor hipotetik secara rinci.
Berdasarkan hasil analisis deskripsi menggunakan aplikasi SPSS
diketahui bahwa distribusi skorkeharmonisan keluarga tersebar antara 92 sampai
137, skorkematangan emosi bergerak antara 71 sampai 111sedangkan skor
strategi coping bergerak antara 55 sampai 94. Sebaran skor dapat dilihat dalam
tabel 10.
Tabel 11. Analisis Deskriptif

Keharmonisan
Keluarga
Kematangan
Emosi
Strategi Coping

Min
92

Skor Empirik
Max Mean
Sd
137 115.49 12.15

71

111

91.46

6
9.474

55

94

74.84

11.19

Min
35

Skor Hipotetik
Max

140 87,5 17,5

28

112

70

14

26

104

65

13

Keterangan :
1. Skor minimal (Xmin) adalah hasil perkalian jumlah skala dengan nilai terendah
dari pembobotan pilihan jawaban.
2. Skor maksimal adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nila tertinggi
dari pembobotan pilihan jawaban.
3. Rerata hipotetik () denagn rumus = jumlah aitem x skor tengah.
4. Standar deviasi () hipotetik adalah = (skor maks- skor min) : 6

57

Apabila sebaran skor pada tiap skala dikelompokkan ke dalam interval


nilai yang masing-masing interval mewakili kategori tertentu, maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 12. Data Deskriptif Keharmonisan Keluarga

Interval
105< X
70 X < 105
X <70

Frekuensi
28
9
0

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

%
75,7%
24,3%
0%

Berdasarkan kategorisasai skor keharmonisan keluarga di atas terlihat


bahwa mayoritas jawaban seluruh subyek dari skala keharmonisan keluarga
berada pada ketegori tinggi yaitu dengan frekuensi 28 dan presentase 75,7%
pada keseluruhan subyek, kategori sedang dengan frekuensi 9 dan presentase
24,3%, sedangkan tidak ada subyek pada kategori rendah.
Tabel 13. Data Deskriptif Kematangan Emosi

Interval
84<X
56 X <84
X <56

Frekuensi
27
10
0

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

%
73%
27%
0%

Berdasarkan kategorisasi skor kematangan emosi di atas terlihat bahwa


mayoritas jawaban seluruh subyek dari skala kematangan emosi berada pada
ketegori tinggi yaitu dengan frekuensi 27 dan presentase 73% pada keseluruhan
subyek, kategori sedang dengan frekuensi 10 dan presentase 27% sedangkan
tidak ada subyek pada kategori rendah.
Berdasarkan kategorisasi skor strategi coping di atas terlihat bahwa
mayoritas jawaban seluruh subyek dari skala strategi coping berada pada
ketegori sedang yaitu dengan frekuensi 22 dan presentase 59,5% pada
keseluruhan subyek, kategori tinggi dengan frekuensi 15 dan presentase 40,5%
sedangkan tidak ada subyek pada kategori rendah.

58

E. Hasil Uji Asumsi


1. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi dan analisis deskripsi yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji Asumsi
Uji asumsi atau uji prasyarat harus dilakukan terhadap sampel untuk
mengetahui normal tidaknya sebaran. Uji asumsiskala keharmonisan keluarga,
skala kematangan emosi, dan skala strategi coping dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji
linieritas yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
1) Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila
signifikasi lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2010). Uji normalitas dilakukan
menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test dalam aplikasi SPSS.
Normalitas

masing-masing

skala

dapat

dilihat

dari

besarnya

koefisien

Kolmogorof-Smirnov Z. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menggunakan


aplikasi SPSS ketiga skala tersebut terbukti memiliki sebaran yang normal. Nilai
koefisien Kolmogorof-Smirnov Z menjelaskan bahwa skala keharmonisan
keluarga dinyatakan normal (K-S Z = 0,817 dan P = 0,516 dimana p>0,05), skala
kematangan emosi dinyatakan normal (K-S Z = 0,725 dan P = 0,669 dimana
p>0,05). demikian halnya skala strategi copingdinyatakan normal (K-S Z = 0,855
dan P = 0,458 dimana p>0,05). Hasil uji normalitas sebaran disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 15. Uji Normalitas Sebaran

59

No
1
2
3

Variabel
Keharmonisan Keluarga
Kematangan Emosi
Strategi Coping

Hasil
K-S Z = 0,817
K-S Z = 0, 725
K-S Z = 0,855

P
P = 0,516
P = 0,669
P = 0,458

Kesimpulan
Normal
Normal
Normal

2) Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan
variabel tergantung memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas
dilakukan dengan Deviation from Linierity dalam aplikasi SPSS pada taraf
signifikansi p>0,05. Hasil uji linieritas terhadap skala keharmonisan keluarga,
skala kematangan emosi, dan skala strategi copingdisajikan dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel 16. Uji Linieritas Keharmonisan Keluarga dan Kematangan Emosi


Sum of
Squares
keharmonisank Between
eluarga *
Groups
kematanganem
osi

Mean
Square

Df

Sig.

(Combined)

3957.66
0

23 172.072 1.643

.177

Linearity

889.920

1 889.920 8.497

.012

Deviation
3067.74
from Linearity
0

22 139.443 1.331

.302

Within Groups

1361.58
3

13 104.737

Total

5319.24
3

36

Hasil pengujian linieritas pada kedua variabel menunjukkan hubungan


yang linier antara keharmonisan keluarga dengan kematangan emosi (Fdeviation from
= 1,331 dimana p = 0,302 atau p>0,05).
Tabel 17. Uji Linieritas Keharmonisan Keluarga dan Strategi Coping
linierity

60

Sum of
Squares
keharmonisank Between
eluarga *
Groups
strategicoping

Mean
Square

Df

Sig.

(Combined)

3999.24
3

22 181.784 1.928

.104

Linearity

254.563

1 254.563 2.700

.123

Deviation
3744.68
from Linearity
0

21 178.318 1.891

.112

Within Groups

1320.00
0

14

Total

5319.24
3

36

94.286

Hasil pengujian linieritas pada kedua variabel menunjukkan hubungan


yang linier antara keharmonisan keluarga dengan strategi coping(Fdeviation from linierity
= 1,891 dimana p = 0,112 atau p>0,05).

F. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear yang
sempurnna atau mendekati sempurna antara variabel bebas dalam analisis
regresi (Priyanto, 2010).
Tabel 18. Uji Multikolinearitas
Correlations
Model
1

Zero-order

Partial

Collinearity Statistics
Part

Tolerance

VIF

(Constant)
Kematanganemos
i
Strategicoping

.409

.454

.443

.982

1.019

-.219

-.303

-.277

.982

1.019

G. Uji Hipotesis

61

Hasil analisis data hubungan antara variabel bebas dengan variabel


terikat diperoleh nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
1. Pada variabel keharmonisan keluarga diperoleh nilai p = 0,003 dimana
(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kematangan emosi dan strategi coping terhadap keharmonisan
keluarga.
2. Pada variabel kematangan emosi diperoleh nilai p = 0,002 dimana
(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga.
3. Pada variabel strategi coping dengan aspek problem focus coping
diperoleh nilai p = 0,010 dimana (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara problem focus coping dengan
keharmonisan keluarga.
4. Pada variabel strategi coping dengan aspek emosional focus coping
diperoleh nilai p = 0,497 dimana (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara strategi coping pada aspek
emosional focus coping dengan keharmonisan keluarga.

H. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubunganantarakeharmonisan
keluarga pada pasangan yang menikah di usia dini ditinjau dari kematangan
emosi dan strategi coping.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda.

62

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran diketahui skala keharmonisan


keluarga dinyatakan normal (K-S Z = 0,817 dan P = 0,516 dimana p>0,05), skala
kematangan emosi dinyatakan normal (K-S Z = 0,725 dan P = 0,669 dimana
p>0,05). Demikian halnya skala strategi copingdinyatakan normal (K-S Z = 0,855
dan P = 0,458 dimana p>0,05). Maka dengan demikian skala keharmonisan
keluarga, skala kematangan emosi dan skala strategi coping dinyatakan sebaran
skor normal.
Berdasarkan

hasil

pengujian

hipotesis

secara

statistik

dengan

menggunakan teknik uji analisis regresi berganda yang dibantu oleh program
(SPSS) versi 16.0 yang telah dilakukan diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara antara kematangan emosi dan strategi coping terhadap
keharmonisan keluarga pada pasangan yang menikah di bawah usia 20 tahun di
desa Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji. Hal ini dapat dilihat dari uji
hipotesis yang dilakukan penulis dimana (Rx1.2-y = 0,494 dengan p = 0,003
dimana p<0,05). Berarti Seseorang yang telah matang emosinya memiliki
kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol
emosi dan dapat mengendalikan emosinya. Emosi yang terkendali menyebabkan
orang mampu berpikir secara baik, melihat persoalan secara objektif, (walgito,
2004).
Pasangan yang menikah di bawah usia 20 tahun di desa Tanjung Mas
Makmur kec. Mesuji Kab. Mesuji secara emosi belum matang namun mereka
dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam rumah tangga dengan baik,
dengan adanya cinta dan kasih sayang dapat menciptakan rasa saling
menghormati dan saling bekerja sama bahu membahu dalam menyelesaikan
setiap problem yang ada sehingga tercipta keluarga yang harmonis. Hal tersebut

63

sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Hurlock, (1991) tentang faktorfaktor yang memengaruhi kematangan emosi yaitu, adanya tegangan emosi,
faktor keluarga seperti pemberian kasih sayang, rasa aman, dan perhatian yang
membantu seseorang menghadapi masalahnya.
Berdasarkan analisis data variabel kematanganga emosi diperoleh hasil
Rx1-y = 0,409 dengan p = 0,002 dimana p<0,05 yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga, sehingga
hipotesis dalam penelitian ini yang menyebutkan ada hubungan antara
kematangan emosi dengan keharmonisan keluarga dapat diterima.
Faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga menurut Basri, (2002)
bahwa suatu proses di mana individu mampu untuk mengontrol dan
mengendalikan emosinya dalam menghadapi berbagai situasi, sehingga dapat
mencapai tingkat dimana individu tersebut mampu menguasai emosinya dengan
lebih baik.
Berdasarkan analisis data variabel strategi coping dengan aspek problem
focus coping diperoleh nilai p = 0,010 dimana (p<0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara problem focus coping dengan
keharmonisan keluarga.
Berdasarkan variabel strategi coping dengan aspek emosional focus
coping diperoleh nilai p = 0,497 dimana (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara strategi coping pada aspek emosional
focus coping dengan keharmonisan keluarga.
Banyak faktor yang dapat mempepengaruhi keharmonisa keluarga, salah
satunya menurut Gunarsa (2000) adalah kondisi ekonomi keluarga. Tingkat
sosial

ekonomi

yang

rendah

seringkali

menjadi

penyebab

terjadinya

64

permasalahan dalam keluarga. Akibat banyaknya masalah yang ditemui karena


kondisi keuangan yang memprihatinkan ini menyebabkan kondisi keluarga
menjadi tidak harmonis.
Pernikahan merupakan salah satu aktivitas individu, yang sudah
selayaknya mereka juga mempunyai tujuan tertentu, akan tetapi karena
pernikahan itu terdiri dari dua individu, maka adanya kemungkinan bahwa tujuan
mereka itu tidak sama. Bila hal tersebut terjadi, tujuan itu harus dibulatkan agar
terdapat suatu kesatuan dalam tujuan tersebut Walgito, (2004).
Selanjutnya diketahui bahwa variabel kematangan emosi memberikan
sumbangan efektif sebesar 18,3% dan variabel strategi coping sebesar 6,1% dan
24,4% kontribusi hubungan yang diberikan kedua variabel tersebut.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel data deskriptif terhadap
skala keharmonisan keluarga memperkuat hasil uji Analisis Regresi Berganda
diketahui bahwa keharmonisan keluarga relatif tinggi. Dimana dari 37 subyek
yang dijadikan sampel, terdapat 28 subyek yang memiliki keharmonisan keluarga
yang tinggi dengan presentase 75,7%, 9 bsubyek berada pada level sedang
dengan presentase 24,3%, sedangkan tidak ada subyek memiliki keharmonisan
keluarga yang rendah.
Hasil analisis deskriptif skala kematangan emosi memperkuat hasil
hipotesis, diketahui bahwa dari 37 subyek yang dijadikan sampel,terdapat 27
subyek yang memiliki kematangan emosi yang tinggi dengan presentase 73%,
10 subyek berada pada level sedang dengan presentase 27%, dan tidak ada
subyek memiliki kematangan emosi yang rendah.
Sedangkan untuk hasil analisis deskriptif skala strategi coping
memperkuat hasil hipotesis, diketahui bahwa dari 37 subyek yang dijadikan

65

sampel, terdapat 22 subyek yang memiliki strategi coping yang sedang dengan
presentase 59,5%, 15 subyek berada pada level tinggi dengan presentase
40,5%, sedangkan tidak ada subyek memiliki strategi coping yang rendah.

Вам также может понравиться