Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUNGA
N
TEKNI
K
GAMP
YANG
ANG
BIASA
DAN
DIJUM
MUDA
PAI
H
AUDIT
OR
SUMBER:
DALA KUMPULAN
TULISAN
Auditing.Id
M
Inspektorat,Id
Http://Projectmedias.Blogspot.Co.Id/
PEMER
Http://Idebangunan.Blogspot.Co.Id/
IKSAA
Http://Kenpermana.Blogspot.Co.Id/
N
Pada artikel ini, penulis akan berikan tip jitu perhitungan volume galian tanah.
Mudah.
Gampang.
Sebelum trik perhitungan, ada baiknya sekilas kita pahami dulu beberapa hal penting
tentang galian tanah konstruksi.
Pekerjaan galian tanah, selanjutnya kita sebut pekerjaan galian, umumnya diperlukan
untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa,
gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak
terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.
Pekerjaan galian dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
Galian biasa
2.
Galian batu
3.
Galian struktur
4.
Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan
beraspal.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan
alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan
dalam Galian Struktur.
Pekerjaan galian struktur meliputi:
pemompaan, penimbaan,
penurapan, penyokong,
pembongkarannya.
Caranya:
Kondisi:
Panjang galian = 100 meter
Tinggi galian
Lebar galian
Rumus:
Volume = panjang x lebar x tinggi
= 100 x 0,5 x 0,8
= 40 m3
Lebar
Lebar
Satuan
Bahan &
Biaya (=DxE)
(A)
(B)
Tenaga (C)
Upah (E)
(F)
(=Ax2,25) (D)
Bahan
1,200
m3
Batu Belah
136,000
Kg
15/20
Portland
306,000
m3
Sement
Pasir
0,544
2,700
93.750,00
253.125,00
1.312,50
401.625,00
1,224
125.000,00
153.000,00
Pasang
Upah
1,500
0,600
OH
OH
Pekerja
Tukang
3,375
1,350
30.000,00
42.500,00
101.250,00
57.375,00
0,060
OH
Batu
Kepala
0,135
45.000,00
6.075,00
OH
Tukang
Mandor
0,169
40.000,00
Jumlah Total
6.750,00
979.200,00
0,075
Dari perhitungan di atas bisa kita peroleh biaya untuk membuat pondasi dengan volume 2,25
m3 adalah Rp. 979,200,-. Pada gambar di atas hanya sebuah contoh, bentuk dan ukuran
pondasi tentunya berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan konstruksi. Intinya, berapapun
nanti ketemunya volume pondasi, analisa RAB sama seperti diatas, tinggal dikalikan dengan
harga yang ada di pasaran, karena harga yang tertera di atas hanyalah sebuah contoh dan
tidak baku.
Galian tanah
=[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3
Urugan tanah kembali
=1/3 x galian tanah = 1/3 x 0,575 = 0,191 m3
Pasangan Batu belah
I. = [0,2 + 0,4] x 1/2 x 0,75 x 1 = 0,225 m3
II. = 0,25 x 0,5 x 1 = 0,125 m3
total volume pasangan batu belah = 0,225 + 0,125 = 0,35 m3
Plesteran
=[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2
Pipa drainase
=0,7 x 1 = 0,7 m'
Nah, demikian contoh perhitungan volume talud dengan bentuk dan ukuran talud seperti apa
yang ada di gambar. Talud diatas hanyalah sebuah contoh, dalam aplikasinya ada desain talud
yang mungkin berbeda, demikian juga dengan ukurannya. Perlu di ingat, asumsi
perhitungan diatas adalah untuk panjang talud 1 meter, hal ini untuk mempermudah
dalam perhitungan. Bila panjangnya lebih berarti tinggal mengalikan panjang totalnya dengan
volume per satu meter.
Contoh:
Dengan asumsi bentuk dan ukuran sama dengan gambar/perhitungan diatas, misalkan
panjang total talud adalah 12 meter.
Galian tanah: 0,575 x 12 = 6,9 m3
Plesteran: 0,4 x 12 = 4,8 m2, dst.
Satuan
Jumlah
bh
kg
m3
Bata merah
P C/semen (50 kg)
Pasir pasang
425,00
1.312,50
125.000,00
29.750,00
12.705,00
5.625,00
HOK
HOK
HOK
HOK
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang batu
Mandor
30.000,00
42.500,00
45.000,00
40.000,00
Jumlah
9.600,00
4.250,00
450,00
600,00
62.980,00
Dari perhitungan di atas, di ketahui bahwa harga total untuk menyelesaikan pekerjaan 1 m2
pasangan 1/2 bata dengan campuran 1:5 (1 semen : 5 pasir) adalah Rp. 62.980,-. Untuk
menghitung kebutuhan total, kita perlu menghitung volume total yang akan di bangun. Untuk
menghitung volume total saya pikir tidak terlalu sulit, karena kita tinggal menghitung dengan
rumus panjangxlebar. Misalnya seperti ini:
Panjang yang akan di bangun=10 m, lebar/tinggi=3 m, jadi kebutuhan total=30 m2.
Untuk mengitung jumlah bahan dan kebutuhan biayanya, tinggal kita kalikan volume dengan
koefisien dikalikan dengan harga bahan dan upah:
Koefisie
Satua
Bahan &
n
Bahan
70,0000
9,6800
Tenaga
tenaga(B)
Upah
0,0450
Upah
0,3200
0,1000
0,0100
0,0150
Jumlah
bh
kg
Bata merah
P C/semen
2.100,00
290,40
425,00
1.312,50
892.500,00
381.150,00
m3
(50 kg)
Pasir pasang
1,35
125.000,00
168.750,00
HOK
HOK
HOK
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang
9,60
3,00
0,30
30.000,00
42.500,00
45.000,00
288.000,00
127.500,00
13.500,00
HOK
batu
Mandor
0,45
40.000,00
Jumlah Total
18.000,00
1.889.400,0
0
Dari perhitungan di atas diperoleh biaya total untuk menyelesaikan pasangan bata 30 m2
dibutuhkan biaya Rp. 1.889.400,-. Angka di kolom kebutuhan bahan dan tenaga (B) di peroleh
dari perkalian antara koefisien dengan volume pasangan bata. Harga material dan upah
pekerja yang tertera di atas hanya sebuah contoh dan tidak baku, kita bisa menyesuaikan
dengan
harga
material
dan
upah
yang
ada
di
daerah
kita.
Demikian contoh perhitungan pasangan 1/2 bata dengan campuran adukan 1 pc:5ps, semoga
bermanfaat. Terimakasih
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burda, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burda
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burtu, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.
Burtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Bagi Anda yang ingin mengetahui cara menghitung volume jalan paving dengan kasnteen bata,
berikut contoh perhitungannya:
Misal:
Lebar jalan = 2,5 m, list bata (kansteen) dua sisi, ketebalan urugan 5 cm
Kebutuhan untuk 1 m' adalah sebagai berikut:
Pasir urug
= 0,05 m x 2,5 m x 1 m = 0,125 m3
Paving block
= 2,5 m x 1 m = 2,5 m2
List bata
= (1 m x 0,15 m x 0,2 m) x 2 = 0,06 m3
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan sirtu, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Sirtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
Cara untuk menghitung volume jalan sirtu sebenarnya cukup mudah, karena hanya
menghitung kebutuhan sirtu (pasir batu) saja. Seperti terlihat pada gambar di atas, cara
untuk menghitung volumenya adalah:
Volume per 1 m', sirtu dengan ketebalan 10 cm, lebar jalan 3 meter
=0,1x3x1
=0,3 m3
Jadi, kebutuhan bahan untuk urugan siru/m' dengan lebar jalan 3 meter adalah 0,3 m3.
Misalkan saja lebarnya berbeda dan tebal urugan juga berbeda, kita tinggal mengalikan
dengan rumus yang sama.
Jalan paving, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, karena di
banyak tempat sudah banyak yang menggunakan konstruksi jalan
paving. Sebenarnya bukan hanya untuk konstruksi jalan,
namununtuk halaman, taman, dan tempat-tempat lainnya sudah
banyak yang menggunakan paving sebagai bahan utamanya.
Untuk menghitung kebutuhan paving, ada beberapa langkah yang
tidak terlalu sulit, kita contohkan untuk pekerjaan jalan. Misalkan
saja kita akan membangun jalan dengan panjang 200 meter, lebar total 1,3 meter, konstruksi
kansteen/jepit menggunakan bahan batu bata. Maka, perhitungannya adalah 1,5 meter untuk
paving, dan yang 0,3 meter untuk kansteen kiri kanan.
Berikut perhitungannya:
No
Jenis Pekerjaan
Volume
Satuan
A
B
C
E
200x1
200x0,2x2
200x0,2x2
2x(0,15x0,2x200)
200,00
80,00
80,00
12,00
m2
m2
m2
m3
Jenis Pekerjaan
o
1
Paving Block ( t =
Satua
6 Cm ) K-175
Bahan
Paving blok Holand
6 cm K : 175
Pasir pasang
Upah
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang batu
Mandor
Peralatan
JumlahA
List Batu bata 1 : 4
Bahan
Bata merah
P C (50 kg)
Pasir pasang
Upah
Pekerja
Tukang batu
Kepala tukang batu
Mandor
JumlahB
Plesteran List bata
1:4
Bahan
P C (50 kg)
Pasir
Upah
Pekerja
Tukang batu
Kepala Tukang
Mandor
JumlahC
Galian Tanah
Koefisie
Kansteen
Upah
Pekerja
Mandor
JumlahD
Total
Harga
n
4
Volume Total
Biaya Total
Satuan
5
6 = 3 x Volume
Pekerjaan
200,00
m2
1,0100
m2
48.000,00
202,00
9.696.000
0,1000
m3
125.000,00
20,00
2.500.000
0,2000
0,3000
0,0300
0,0250
0,0500
Org
Org
Org
Org
lot
30.000
42.500
45.000
40.000
13.750
40,00
60,00
6,00
5,00
10,00
1.200.000
2.550.000
270.000
200.000
137.500
16.553.500
m2
80,00
70,0000
11,5000
0,0430
Bh
Kg
M3
650,00
1.312,50
125.000,00
5.600,00
920,00
3,44
3.640.000
1.207.500
430.000
0,3200
0,1000
0,0100
0,0150
Org
Org
Org
Org
30.000
42.500
45.000
40.000
25,60
8,00
0,80
1,20
768.000
340.000
36.000
48.000
6.469.500
m2
80,00
6,240
0,024
Kg
m3
1.312,50
125.000,00
499,20
1,92
655.200
240.000
0,200
0,150
0,015
0,010
Org
Org
Org
Org
30.000,00
42.500,00
45.000,00
40.000,00
16,00
12,00
1,20
0,80
480.000
510.000
54.000
32.000
1.971.200
M3
0,400
0,040
Org
Org
12,00
30.000
40.000
4,80
0,48
144.000
19.200
163.200
25.157.40
0
Dari hasil perhitungan di atas, bisa kita peroleh nominal biaya yang di butuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan jalan paving tersebut. Anda bisa merubah harga dan upah yang ada
pada contoh dengan harga serta upah yang berlaku di wilayah Anda, sehingga di peroleh harga
riil di lapangan. Untuk menghemat biaya, bila Anda mengerjakan secara swakelola atau
pekerjaan pribadi, Anda bisa menghilangkan kebutuhan mandor serta kepala tukang.
Berikut ini adalah analisa SNI 2010 untuk 1 m3 pasang pondasi batu kali 1 pc : 3 ps
Koefisien
1,200
202,000
0,485
m3
Kg
m3
Satuan
1,500
0,600
0,060
0,075
OH
OH
OH
OH
Pekerja
Tukang Batu
Kepala Tukang
Mandor
Untuk menghitung kebutuhan bahan dan juga tenaga/upah, tinggal kita kalikan dengan
volume dan harga satuan. Contoh:
Koefisien
1,200
202,000
0,485
Satuan
m3
Kg
m3
1,500
0,600
0,060
0,075
OH
OH
OH
OH
Pekerja
Tukang Batu
Kepala Tukang
Mandor
Harga satuan
93.750,00
1.312,50
125.000,00
Jumlah
112.500,00
265.125,00
60.625,00
30.000,00
42.500,00
45.000,00
40.000,00
Total
45.000,00
25.500,00
2.700,00
3.000,00
514.450,00
Contoh di atas adalah perhitungan 1 m3 pasangan batu kali, bila volumenya lebih, tinggal kita
kalikan saja volume dengan koefisien, dengan cara yang sama seperti di atas. Atau, biar
mudah kita gunakan saja perhitungan 1 m3, nanti tinggal kita kalikan harga satuan/m3
dengan volume yang ada. Semoga bermanfaat.
=9%
Jadi apabila Pekerjaan Plesteran 1:2 selesai semuanya, Prosentase Bobot Pekerjaannya adalah 9%
terhadap pekerjaan seluruhnya
Demikian Cara Menghitung Prosentase Bobot Pekerjaan, semoga bermanfaat.
manual, Cara Menghitung Harga Galiannya telah dibahas sebelumnya. Kali ini akan saya bahas tentang Harga
1 m3 Galian tanah dengan menggunakan Alat Berat dengan Contoh Perhitungannya. Sama dengan Galian
tanah Manual, Harga 1 m3 Galian tanah dengan menggunakan Alat Berat ditentukan dari perhitungan
berdasarkan analisa Pekerjaan Galian dengan Alat Berat yang telah baku sesuai dengan analisa BOW atau
Analisa SNI. Data - data yang diperlukan untuk menghitung Harga 1 m Galian tanah dengan Alat
Berat adalah :
Harga Satuan Dasar Upah terbaru di tempat kita untuk Pekerja dan Mandor
Analisa Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat (sesuai BOW)
Contoh Perhitungan Harga 1 m Galian tanah dengan Alat Berat
Data - data yang diperlukan ;
Paku 5 cm 12 cm: Kami sangat yakin pada poin ini anda sudah faham. Yaa. paku yang
dimaksud adalah paku besi yang biasa kita dapatkan ditoko bahan bangunan, biasanya
yang tersedia dipasaran adalah paku dengan ukuran panjang memakai satuan inch. Yang
dimaksud dalam tabel tersebut berarti adalah dalam membuat 1 m3 plat beton
dibutuhkan paku sejumlah 3.2 kg.
Minyak begisting : Salah satu fungsi utama minyak ini berfungsi agar begisting tidak
menempel dengan kuat pada beton yang sudah dicor, artinya bahwa tujuan penggunaan
minyak ini adalah supaya ketika pembongkaran begisting setelah selesai pengecoran
begisting mudah dibongkar tidak rusak dan selanjutnya dapat digunakan lagi untuk
pengecoran. Penulis kurang tahu minyak begiting yang tersedia dipasaran seperti apa dan
seberapa mudah didapatkan pada toko-toko bahan bangunan diwilayah anda. Hanya
penulis pernah mengganti minyak begisting ini dengan oli bekas dicampur`dengan solar,
hasilnya menurut penulis tidak mengecewakan. Artinya dari table ini adalah bahwa dalam
membuat 1 m3 plat beton dibutuhkan minyak begisting 1.6 liter.
Besi beton polos : Sudah pernah kita uraikan apa itu besi beton polos, yang jelas adalah
besi beton yang polos adalah tidak bersirip atau ulir atau deform. Dalam SNI ini tidak
disebutkan diameter dari besi tersebut akan tetapi berapapun diameter yang digunakan
berat yang dimaksud adalah 157.5 kg.
PC, PB, KR : Yang dimakasud PC, PB, KR dapat anada lihat di table 51.3. Artinya PC
(semen) bahwa dalam membuat 1 meter kubik plat beton dibutuhkan semen 336 kg, nah
kalau semen 336 kg ini berapa zak, anda hitung sendiri ya untuk PB dan KR saya yakin
anda sudah paham.
Plywood 9 mm : Biasa disebut juga multipleks dengan tebal 9mm, dipasaran tersedia
dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m tiap lembarnya. Dolken kayu galam, f (8-10) cm, panjang 4
m : ini digunakan untuk tiang penyangga begisting jadi bisa digunakan apapun itu
asalkan kuat. Di banyak tempat untuk tiang penyangga plat ini digunakan bamboo.
Tenaga kerja : sama seperti tulisan kita terdahulu.
Pembaca, kami sangat menyarankan agar anda membaca dahulu SNI 7394:2008,
diharapkan dengan itu bahwa tulisan kami ini dapat dipahami dan dapat digunakan
secara optimal. Terutama sekali baca pada poin nomor 1 dengan sub judul RUANG
LINGKUP (halaman 1) sampai dengan poin nomor 5 dengan sub judul PERSYARATAN
TEKNIS (halaman 3). Secara garis besar sebagaimana tulisan kita terdahulu, kami sajian
dulu SINGKATAN ISTILAH.
Kolom (a), (b), dan (c)merupakan bersumber dari SNI 7394:2008 dan yang diperlukan
setelah ini adalah kolom (d) dan Kolom (e).
Harga satuan (d): merupakan harga masing-masing komponen penyusun pembuatan plat
beton. Pada table harga satuan ini hanya pemisalan dari penulis, sedangkan yang harus
anda lakukan adalah mengganti harga satuan tersebut di atas dengan harga satuan di
daerah dimana anda mengerjakan rumah yang tentu saja bervariasi tergantung dimana
anda akan membangun rumah. Harga (e): merupakan hasil perkalian indeks volume
pekerjaan(c) dengan harga satuan (d)
Total harga merupakan biaya keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membuat 1 meter
kubik plat beton sampai jadi, dimana hal ini juga berarti sampai dengan pembongkaran
begisting (cetakan beton). Pada didapatlkan harga plat beton tiap meter kubik Rp
4.067.055
Tentu saja hal ini dengan asumsi bahwa harga satuan material dan tenaga sesuai dengan
yang tercantum di kolom (d) dan besi yang dibutuhkan adalah 157.5kg.
Pembersihan Lokasi
Teknik Sipil - Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu
dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi
dihitung dengan satuan lump sump, yang artinya harga
perkiraan.
2.
Pekerjaan
Pekerjaan Pengukuran adalah pekerjaan mengukur batas-batas dan peil dari suatu
bangunan yang diikuti dengan pekerjaan Bouwplank. Cara menghitung Volume = (pajang
bangunan + 2 meter) x 2 + (lebar bangunan +2 meter) x 2 = meter Volume untuk denah
diatas = (15+2) x 2 + (8,5+2) x 2 = 55 meter
B. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1. Galian Fondasi Batu kali
Lebar bawah fondasi = 60 cm, lebar atas fondasi = 30 cm, tinggi fondasi = 60cm. Panjang
= (8,5+1,5+1,5+5+2+3+7+5) + (15+10+1,5+3,5+4+3+15) = 85,5 m. Lebar galian diambil
lebar fondasi ditambah 20 cm menjadi 80 cm, kedalaman galian sama dengan tinggi
fondasi 60 cm. Volume galian fondasi batu kali = 0,8 x 0,6 x 85,5 = 41,04 m3 Urugan
Kembali bekas galian diambil 40% dari 41,04 m3 = 16,42 m3
2. Galian Fondasi Plat.
Jumlah fondasi 17 bh, lebar galian = 20+80 = 100 cm, dalam galian = 80 cm. Volume
galian = 17 x 1 x 0,8 = 13,6 m3 Urugan Kembali 40% dari 13,6 m3 = 5,44 m3
3. Galian Saluran Air kotor
Saluran
menggunakan
pralon
4,
panjang
saluran
=
(1,5+2+1,5+2,5+4+3+2)+(2+2+1,5+2,5+2) + (7+3+2) = 38,5 m Kedalaman galian diambil
rata-rata 0,5 meter lebar 0,5 meter.Volume = 0,5 x 0,5 x 38,5 = 9,63 m3 Urugan kembali
40% dari 9,63 = 3,85 m3
4. Urugan Lantai
Luas Lantai yang diurug = 8,5 x 15 = 127,5 m2, Tinggi Urugan = 0,5 cm Volume Urugan =
63,75 m3
Awal
Sipil - PengukuranYang dimaksud dengan pengukuran
sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi
bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume
pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum,
diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang,
perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya
50.000 x 2 x 2 = Rp. 200.000.
1. Lantai Kerja Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat
fondasi Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm,
pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm.
Cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan
material dan upah lihat analisa pekerjaan.
2. Pasangan Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal)
untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang
fondasi kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas + lebar bawah
dibagi 2), satuan m3. Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi 0,7
meter, lebar atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka volumenya
adalah 50 x0,7 x ((0,3 + 0,7) / 2) = 17,5 m3.
IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas
fondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan
2. Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof
x lebar x tinggi = satuan m3. Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang
dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel
ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang
total besi beton yang dibutuhkan. Misal sloof 15/20, begel d 8 15, panjang total
25 meter, jumlah begel =(25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu
begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah
0,5 x 168 = 84meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12=
7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah
tulangan pokok dikalikan panjang total.
3. Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung, yang ditampilkan
adalah volume beton.
4. Kolom Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom
kemudian dikalikan tinggi kolom, sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x
tinggi = volume kolom satuan m3.
5. Ring balk. Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom.
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata. Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara
perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang
sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan
isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata,
pasangan 1 bata atau bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan
ukuran bata 15 cm. Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai
berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan
dikurang luas dari daun jendela, daun pintu, boven, satuan m2.
2. PlesteranVolume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3. AcianSama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah
yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4. Sponengan atau tali air Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan
plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara
kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangkan bila lebar kusen sama dengan
lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
kalau menggunakan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung
dengan berat (kg).
2. Pasang PlafonPlafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti,
bahan kayu, eternit, asbes plat, playwood, gibsum dll, untuk perhitungan volume
adalah luas dengan satuan m2.
3. Pasang Kunci tanam, grendel, hak angin. Perhitungan menggunakan satuan unit,
atau buah.
4. Pasang Kaca.Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.5. List
plafond Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir
pertemuan antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agarterlihat
rapi. Satuan volume adalah m
X. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang Saluran air bersih pvc . Perhitungan volume adalah panjang dengan
satuan m.
2. Pasang Saluran Air kotor pvc 4 Perhitungan volume adalah panjang dengan
satuan m.
3. Pasang Closet, kran Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4. Pembuatan Septick tank atau beerput. Septick tank atau beerput adalah suatu
tempat untuk menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput
adalah dari bentuk medan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi
panjang, sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80
cm s/d 90 cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
=
= 88.16 m2 / 0.866
= 101.7984 m2
Catatan :
Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran
perisai dan pelana.
Biaya yang di butuhkan untuk pekrjaan galian pondasi adalah besarnya koofesien di
kalikan volume galian pondasi yaitu 56,88 m3 di kalikan harga satuannya.
2.Urungan pasir bawa pondasi.
Setelah galian tana pondasi selesai,di lanjutka dengan pengurungan pasir drngan
ketebalan 5-7Cm.Pengurungan ini berpumgsi untuk memudahkan pekerjaan meretakan
perletakan batu pondasi dan meratakan beban.
Dengan ketebalan 5-7 Cm(0,05 - 0,07 m) maka luasnya adalah:
La=0,05m x 0,8m=0,04m2
Panjang urungan sama dengan panjang galian yaitu 79m sehingga volume pasir urungan
yang di butuhkan adalah:
V=La x P=0,04m2 x 79m=3,16m3.
Koofesien bahan dan tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan urungan pasir bawa
pondasi dan harga satuannya tercantum di bawa:
Koofesien Satuan Harga
1,2 pasir m3 --------0,3 pekerja orang --------0,01 mandor orang ---------3.Pemasangan batu pondasi.
Pekerjaan setelah pengurungan pasir bawa pondasi adalah pemasangan batu pondasi
berupa pondasi penerus yang berpungsi sebagai penahan beban untuk diteruskan ke
daya dukun tana dengan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 semen : 3
pasir sebagai perekat.
Volume pondasi di hitung dari luas penampang pondasi di kalikan dengan panjang
pondasi,luas penampang pondasi berbentuk trapesium.
V=(Lebar alas + L atas/2) x T x Panjang pondasi
Koefesien
Satuan
Harga
1,2 Batu m3 ---1,6 semen zak ---0,147 pasir m3 ----
Teknik Sipil - Kolom merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi untuk
menyanggah beban utama yang berada diatasnya dan meneruskan beban-bebannya ke
bagian pondasi. Mencari kebutuhan material kolom hampir sama perhitungannya dengan
kebutuhan material beton lainnya. Ketinggian kolom diukur dari permukaan sloof sampai
pada bawah ringbalk, yaitu 3,5 meter. Penghitungan kolom dapat kita lihat pada contoh
perhitungan di bawah ini
Tinggi kolom = 3,5 meter
Jumlah kolom = 40 buah
Panjang total kolom = 40 buah x 3,5 meter = 140 meter
Volume kolom = 0,15 x 0,15 x 140 = 3,15 m3
A. Beton Campuran Dengan Mutu K 150
Sudah di bahas sebelumnya untuk mutu beton ada beberapa macam jenis, yaitu mulai
dari mutu beton B0, K100, K 125, K 150, K175, K 225, K 300. Contoh dalam penggunaan
mutu beton dalam tulisan ini diambil K 150 alasannya untuk mendapatkan mutu beton K
150 ini pembuatan dengan cara manual bisa terpenuhi kualitasnya. Sedangakan untuk
mutu beton yang lain tersebut itu memerlukan suatu pengawasan yang sangat ketat.
Maka untuk mutu beton K 150 kebutuhan materialnya antara lain :
jelas untuk dipatuhi Pembuat Detail. Jika ditemukan ketidaklengkapan, keraguan, atau
ketidakcocokan, maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang diminta oleh
Pembuat Detail harus diberikan kepada Perencana Struktur. Dalam proyek konstruksi
terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail perencanaan yang berupa detail
penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga (joint), dll yang
semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur yang Kita bangun. Berikut
adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan.
1. Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Bengkokan 180 ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada
ujung bebas kait.
Bengkokan 135 ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada
ujung bebas kait.
Bengkokan 90 ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
Detail dari pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel berikut.
Keterangan :
b1 = Jarak bersih antar tulangan
Syarat =
> 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum
> 1,5d
Berikut adalah contoh aplikasi detail penulangan di lapangan :
========================================
9 m3 material - menghasilkan adukan beton = 5.385 m3
1 m3 adukan beton = 1 : 3 : 5 ===> dibutuhkan bahan
Semoga bermanfaat
Berbagi
buat auditor lebih baik