Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK
KELAS
SANIA MALIKA
SATRIA GALUH D
AYUSTIN PRASETYANINGSIH
KHASANATUR ROSYIDAH
NABILAH PUTRI K
AGHISNI ROHMAN
HAFIZ ALBY
NADYA PUTRI
REGITA SEPTIANA
M N ALFARIZI
:3
:B
230110150137
230110150135
230110150140
230110150139
230110150080
230110150
230110150113
230110150109
230110150116
230110150
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
II
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
Latar Belakang.............. 1
Rumusan Masalah......... 2
Tujuan........................... 2
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi...............................................................................................
2.1.1
Klasifikasi ..........................................................................
2.1.2
Morfologi............................................................................
2.1.3
Habitat.................................................................................
2.2 Struktur Tubuh................................................................................
2.3 Sistem Organ..................................................................................
2.4 Reproduksi......................................................................................
2.5 Organisasi sel..................................................................................
2.5.1
Ciri khas..............................................................................
2.6 Manfaat...........................................................................................
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13
LAMPIRAN
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makrobenthos yang hidup di dasar perairan merupakan contoh dari jenisjenis biota dari ekologi bentik. Kelompok organisme yang dominan menyusun
makro fauna di substrat dasar perairan sub litoral (pasir, lumpur dan lumpur
berpasir) terbagi kedalam empat kelompok taksonomi yaitu Kelas Polychaeta dan
Crustacea, Filum Echinodermata dan Mollusca. Khusus mollusca biasanya terdiri
dari berbagai spesies bivalvia penggali dan beberapa gastropoda di permukaan
pada substrat (Nybakken 1992).
Komunitas bentik memegang peranan utama di lingkungannya, komunitas
ini berperan dalam mengubah detritus organik menjadi biomassa invertabrata,
yang pada akhirnya biomassa ini berperan dalam siklus makanan dan energi
(Mann 1982). Komunitas bentik memiliki fauna yang sangat beragam.
Keanekaragaman yang tinggi di dalam komunitas manggambarkan beragamnya
komunitas ini (Stowe 1987). Setiap habitat dasar memiliki struktur komunitas
hewan bentik yang berbeda satu dengan yang lainnya, dikarenakan tiap hewan
bentik memiliki daya dan kemampuan adaptasi yang berbeda. Bervariasinya
habitat menyebabkan perbedaan penyebaran hewan bentik (Kennish 1990).
Salah satu contoh yang termasuk ke dalam golongan hewan bentik adalah
kerang. Kerang yang juga di kenal dengan istilah bivalvia merupakan bagian dari
bahan kajian kami selaku mahasiswa perikanan. Oleh karena itu, kami perlu
membahas lebih jauh mengenai kerang atau bivalvia, terutama organisasi selnya
agar dapat di kembangkan dalam pengaplikasian di dunia Perikanan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah deskripsi dari bivalvia?
1.2.2 Apa sajakah struktur tubuh bivalvia?
1.2.3 Apa sajakah yang termasuk dalam Sistem organ bivalvia?
1.2.4 Bagaimana sistem Reproduksi bivalvia?
1.2.5 Bagaimana Organisasi sel bivalvia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui deskripsi dari bivalvia
1.3.2 Mengetahui struktur tubuh bivalvia
1.3.3 Memahami apa saja yang termasuk dalam sistem organ bivalvia
1.3.4 Mengetahui sistem reproduksi bivalvia
1.3.5 Mengetahui organisasi sel bivalvia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi
2.1.1 Pengertian
Kerang memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan
oleh semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua katup
yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam
tubuhnya.
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi. Dalam
pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang.
2.1.2 Sistematika
Kingdom
: Animalia
Filum
: Mollusca
Kelas
: Bivalvia
Ordo
: 1. Protobranchia
(Switt, 1993) 2. Taxodonata
3. Dysodonta
4. Pseudolamellibranchia
Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya:
a. Sub kelas Protobranchia
Umumnya primitif, filamen insang pendek dan tidak melipat, permukaan
kaki datar dan menghadap ke ventral, otot aduktor 2 buah.
Ordo Nuculacea
Tidak mempunyai sifon, sebagai deposit feeder mendapatkan makanan
menggunakan proboscides, Nucula, dan Yoldia dan hidup di semua laut
terutama daerah temperate.
Ordo Solenomyacea
Mempunyai sifon, menyaring makanan menggunakan insang, cangkang
terdapat bagian yang menyerupai tirai (awning). Solen cangkangnya
sangat rapuh
b. Sub kelas Lamellibranchia
Filamen insang memanjang dan melipat seperti huruf W, antara filamen
dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan (eulamellibranchia)
Ordo Taxodonta
Gigi pada hinge banyak dan sama, kedua otot adduktor berukuran kurang
lebih sama, pertautan antara filamen insang tidak ada. Penyebarannya
luas umumnya di pantai laut.
Ordo Anisomyaria
Otot adduktor anterior kecil atau tidak ada yang posterior ukurannya
besar, sifon tidak ada, terdapat pertautan antara filamen dengan cilia,
biasanya sessile, kaki kecil, dan memiliki bisus. Beberapa diantaranya :
Mitylus, Ostrea, Atrina, dan Pinctada.
Ordo Heterodonta
Gigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa gigi
lateral, insang tipe eulamellibranchia, kedua otot adduktor sama besar,
4
(A)
(B)
Gambar 1. Penampang Melintang Katup dan Mantel
(Sumber:www.materisma.com)
(A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda (B) Penampang melintang
katup dan mantel
merupakan daerah pasang surut (zona intertidal). Pasang surut merupakan faktor
lingkungan paling penting yang mempengaruhi kehidupan zona intertidal.
Sementara itu adaptasi terhadap suhu tinggi dilakukan dengan menyimpan
air dalam cangkang yang berfungsi sebagai pendingin. Tetapi kerang tidak memiliki
mekanisme adaptasi terhadap perubahan salinitas, sehingga fluktuasi salinitas yang
dapat menyebabkan kematian. Kerang Donax sp. mempunyai kemampuan adaptasi
yang tinggi terhadap perubahan pasang surut, tetapi distribusinya dibatasi oleh
kebutuhannya terhadap lingkungan pantai dengan energi tinggi dan kaya bahan
organik (Laudien et al., 2004). Hubungan Allometrik Ukuran cangkang (panjang,
tinggi, lebar) dan volume cangkang dapat digunakan untuk menduga pertumbuhan
(Baron et al., 2004).
2.1.5. Kebiasaan Makan
Nybakken (1992), menyebutkan berdasarkan pada makanan dan kebiasaan
makannya, jenis-jenis bivalvia dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu pemakan
suspensi dan pemakan endapan. Bivalvia umumnya memperoleh makanan dengan
cara menyaring partikel-partikel yang ada dalam air laut (Nontji,1987).
Pada golongan pemakan endapan, bivalvia ini membenamkan diri dalam
lumpur atau pasir yang mengandung sisa-sisa zat organik dan fitoplankton
yanghidup di dasar. Makanan tersebut dihisap dari dasar perairan melalui siphon.
Semakin dalam bivalvia membenamkan diri sifonnya semakin panjang
(Nontji,1987).
2.2 Struktur Tubuh
2.2.1 Memiliki katup atau cangkang terdiri dari dua katup dengan kaki pipih dan
memiliki insang yang berlapis-lapis/lembaran.
2.2.2 Bagian tubuh terdiri dari kaki, massa viseral dan mantel.
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak. Massa viseral merupakan
kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan
reproduksi.
Mantel berupa rongga tempat pertukaran udara yang berisi cairan. Cairan
tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu,
mantel mensekresikan bahan penyusun cangkang (lapisan mutiara).
Sistem saraf dengan tiga simpul syaraf yaitu ganglion serebral (berupa saraf
cincin yang mengelilingi esofagus/cincin sirkum esofagus), ganglion
visceral dan ganglion pedal.
2.2.3. Katup/cangkang berfungsi untuk melindungi tubuh, katupnya dapat
membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor. Bagian dorsal
tebal dan di bagian ventral tipis, di bagian anterior ditemukan umbo (bagian
yang membesar/menonjol) dan dibagian posterior berupa punggung.
2.2.4. Kaki menyerupai kapak yang pipih (Pelecypoda) yang dapat dijulurkan ke
luar berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.
2.2.5. Bernafas dengan insang yang berlapis-lapis.
2.2.6. Sistem pencernaan dimulai dari mulut melalui sifon ventral, kerongkongan,
lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di
saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air.
2.2.7. Sistem saraf terdiri dari ganglion anterior (dekat lambung), ganglion pedal
di kaki dan ganglion posterior di sebelah bawah otot adduktor posterior.
2.2.8. Terdapat alat keseimbangan (statokis) di dekat ganglion pedal.
2.2.9. Reproduksi secara seksual, memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.
2.4 Reproduksi
Hewan ini ada yang bersifat hermaprodit dan kebanyakan hewan ini
mempunyai alat kelamin yang terpisah (berumah dua). Pada saat terjadi
perkawinan, alat kelamin jantan akan mengeluarkan sperma ke air dan akan masuk
dalam tubuh hewan betina. Melalui sifon air masuk, sehingga terjadilah pembuahan.
Ovum akan tumbuh dan berkembang yang melekat pada insang dalam ruang
mantel, kemudian akan menetas dan keluarlah larva yang disebut glokidium. Larva
ini akan keluar dari dalam tubuh hewan betina melalui sifon air keluar, kemudian
larva tersebut menempel pada insang atau sirip ikan dan larva tersebut akan
dibungkus oleh lendir dari kulit ikan. Larva ini bersifat sebagai parasit kurang lebih
selama 3 minggu. Setelah tumbuh dewasa, larva akan melepaskan diri dari insang
atau sirip ikan dan akan hidup bebas.
Kebanyakan jenis kerang memiliki organ reproduksi terpisah dan dapat
dibedakan secara jelas. Tetapi beberapa jenis ada yang hermaphrodit seperti
Crassostera spp. atau memiliki gonad yang berfungsi sebagai ovarium dan testis
pada saat yang bersamaan (Tridacna sp.). Pemijahan biasanya dilakukan secara
eksternal, dimana telur dan sperma dikeluarkan langsung ke dalam air. Telur yang
telah dibuahi kemudian menjadi trocophore, kemudian berkembang menjadi veliger
yang bersifat planktonik dan beberapa minggu kemudian bentuknya sudah
menyerupai induknya, kemudian menetap pada substrat tertentu.
Pada fase planktonik terjadi tingkat kematian yang tinggi, hal ini diakibatkan
adanya pemangsaan oleh predator. Kerang dewasa hidup menetap atau
membenamkan diri pada substrat berpasir atau berlumpur, beberapa ada yang hidup
menempel pada benda keras dan sebagian lainnya mempunyai kemampuan untuk
berenang bebas di perairan (Abbot 1954; King 1998).
Distribusi dan populasi kerang dipengaruhi oleh adanya pergeseran pasif yang
diakibatkan ombak, semakin jauh dari batas surut terendah jumlah mortalitas
bivalvia semakin meningkat (Ramon 2003).
Pertumbuhan kerang Donax sp. dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga
pada kondisi lingkungan yang berbeda akan mengakibatkan pola pertumbuhan yang
berbeda pula (Gimin et al., 2004). Energi yang dihasilkan melalui proses
metabolisme makanan digunakan oleh biota air untuk pemeliharaan tubuh, aktivitas
dan reproduksi. Hanya sebagian kecil energi (kurang dari sepertiganya) yang
digunakan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan yang cepat pada biota air dapat
meningkatkan tingkat kelulushidupan karena menurunnya ancaman dari predator.
Biota air berukuran kecil mempunyai resiko kematian akibat pemangsaan yang
lebih tinggi daripada biota air yang berukuran lebih besar. Biota air berukuran besar
juga memiliki kemampuan menghasilkan telur lebih banyak atau lebih besar
sehingga meningkatkan kelulushidupan larva. Dilihat dari sudut pandang perikanan,
pertumbuhan dan rekuitmen suatu individu sangat berpengaruh terhadap kelestarian
biota air dan hasil tangkapan dari suatu stok (King, 1998; Sparre dan Venema,
1999).
11
diproduksi oleh banyak bivalvia ketika sebuah partikel kecil pasir atau grit
terjebak antara mantel dan cangkang. Seolah-olah moluska memiliki serpihan.
Moluska ini membentuk pelindung di sekitar iritasi. Sebagian besar mutiara
digunakan sebagai perhiasan yang dibuat oleh tiram mutiara dan kerang air tawar,
sebagian besar yang dijual adalah hasil berbudaya dan bukan liar. Mutiara alam
telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabadabad. Mutiara yang paling diinginkan yang dihasilkan oleh tiram dan kerang
sungai. Zat yang digunakan untuk membentuk penutup mutiara, terbuat dari bahan
mutiara ibu yang melapisi bagian dalam cangkang.
Ibu dari mutiara juga dikenal sebagai nacre. Nacre adalah lapisan kulit
warna-warni bagian dalam. Hal ini dapat ditemukan dalam tombol, pisau,
senjata, dan perhiasan. Hal ini juga digunakan untuk menghias berbagai alat
musik.
2.6.3. Kerang dalam Studi Ilmiah
Kerang sangatlah bermanfaat dalam kajian atau studi ilmiah untuk
mengecek kualitas air karena sifatnya sebagai biofilter jadi dapat digunakan sebai
bioindikator untuk kualitas air.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerang atau bivalvia merupakan salah satu dari Mollusca yang memiliki ciri
khas berupa kepemilikan dua buah katup. Seperti animalia pada umumnya, kerang
memiliki bagian-bagian sel penyusun dalam tubuhnya. Keistimewaan kerang yang
tidak dimiliki oleh organisme lain adalah kemampuannya menghasilkan mutiara
yang bernilai ekonomis tinggi. Mutiara itu sendiri pada dasarnya merupakan
partikel asing yang masuk ke dalam tubuh kerang yang kemudian mengkristal dan
menjadi mutiara.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/7872478/Struktur-Komunitas-Bivalvia-Dan-GastropodA-Di-Perairan-Muara-Sungai-Kerian-Dan-Simbat
Buku sekolah elektronik [Kistinnah, Endang Sri Lestari] Check |authorlink= value
(bantuan) (2009). Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978979-068-129-3 (no. jilid lengkap) / ISBN 978-979-068-131-6.
Franc, A. (1960): Classe de Bivalves. In: Grass, Pierre-Paul: Traite de
Zoologie 5/II.
Newell, N.D. (1969): [Bivalvia systematics]. In: Moore, R.C.: Treatise on
Invertebrate Paleontology Part N.
Jay A. Schneider (November 2001). "Bivalve Systematics During the 20th
Century". Journal of Paleontology 75 (6): 11191127.
Abbot, R. T. 1954. American Seashells. P. van Nostrand Company, Inc., New
York. p:107-115.
Ramon, M. 2003. Population Dynamics and Secondary Production of the Cockle
(Cerastodema edule L.) in a Backbarrier Tidal Flat of the Wadden Sea. Scientia
Marina, 67 (4) p:429-443. Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999.
Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. FAO-Puslitbangkan-Balitbangtan,
Jakarta, Indonesia. p: 50-173
Tracy, L.S., R.C. Stebbins, dan J.W. Nybakken. 1979. General Zoology. McGrawHill Book Company, New york. p:481-487.
http://www.cintalaut.com/2013/07/biologi-dan-reproduksi-bivalvia.html
http://www.materikelas.com/2015/11/tingkat-struktur-organisasi-kehidupan.html
15