Вы находитесь на странице: 1из 30

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN JALAN OUTER RING ROAD JEMBATAN MAHULU Sp. M. SAID


A. PENJELASAN UMUM
I.

PENDAHULUAN
Lingkup pekerjaan pada Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M. Said,
dimana lingkup pekerjaan yang ada meliputi galian untuk selokan drainase dan saluran air, galian biasa, timbunan biasa,
Lapis Pondasi Aggregat B, Perkerasan Beton Semen, Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus, Baja Tulangan, pemancangan,
Penyiapan Badan Jalan, dengan rencana methode pelaksanaan ini sebagai proposal teknis. Namun demikian methode
pelaksanaan ini juga akan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan nantinya.
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten dari PT. WAJANNAH JAYA
yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek khususnya dibidang jalan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam waktu 210 ( Dua
Ratus Sepuluh Hari) Kalender sesuai dengan dokumen Penawaran.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M.
Said ini akan mengakibatkan bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta
kegiatan proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi
proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada
akhirnya baik
aktivitas proyek dan maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai, untuk itu pengaturan
fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan
menjadi pertimbangan dominan dalam merencanakan fasilitas lapangan.
2.1)

Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan pembatasan aktivitas
proyek dengan aktivitas sekitar kantor.

2.2)

Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga digunakan untuk sarana
mobilitas operasional proyek akan menggunakan fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk
selama pekerjaan berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan keluar
serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan diperhatikan dan
kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.

3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut akan dibongkar.
3.1)

Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang
ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan system sanitari yang memadai. Penataan ruangan
dan furniture direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.

3.2)

Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan
bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas,
terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran
dan batasan-batasan lain)

3.3)

Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan alat-alat bantu bila
terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat rata,
kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada
hujan. Fabrikasi baja akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.

II. LINGKUP
PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada paket ini meliputi :
1. UMUM
Mobilisasi
2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pasangan Batu Mortar
3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa
Timbunan Biasa
Penyiapan Badan Jalan
4. PELEBARAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Klas B
Perkerasan Beton Semen
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
6. STRUKTUR
Beton mutu sedang dengan Fc=20 MPa (K-250)
Baja Tulangan BJ 24 Polos
Pondasi Cerucuk,Pengadaan dan Pemancangan
Pasangan Batu
7. PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR
Pohon
Kerb. Pracetak Jenis 1 (Peningggi / Mountable)
Pengecatan Kerb. Pracetak
III. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )
Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana
penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor,
gudang, stok material dan lain-lain.
Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman
terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan sekitar.

Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas.


Tidak menyumbat saluran air.
Keamanan material terjamin.
Memudahkan pengambilan dan pelaksanaan.
Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Terjamin kebersihannya.

Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas keluar masuk kendaraan
proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan
maupun terhadap aktivitas di lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas :
Barak
Pekerja.
Urinoir
pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin
akan dikeluarkan dari site.
IV.

MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT. WAJANNAH JAYA yang
sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan
benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang
akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh PT. WAJANNAH
JAYA.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Superintendent, dibantu oleh
beberapa tenaga
staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta
pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus
memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
General Superintendent memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, General Superintendent dibantu oleh bagian
teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta
stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, General Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. WAJANNAH JAYA.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benarbenar menjadi perhatian dan komitmen PT. WAJANNAH JAYA sebagai Pelaksana.

V.

METODE PENCAPAIAN SASARAN


Untuk dapat mencapai sasaran yang diinginkan, PT. WAJANNAH JAYA memiliki Sistem Pengendalian dan
Sistim Manajemen yang telah dijalankan secara konsisten. Sistem tersebut dalam pelaksanaannya ditunjang dengan
sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware)
yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
1. Sistem Pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian
dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu
pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart.
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih

terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan
kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan
gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat
didalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana- sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang
diharapkan.
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi
lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu. Pada proyek ini alat yang dipakai antara lain : Excavator 133 HP, Bacthing Plant 600 Liter, Truck Mixer 5

M3, Wheel Loader 1,5 M3, Concrete Vibrator 5,5 HP, Vibrator Roller 8 Ton, Water Tank Truck 4000 Liter,
Concrete Paver 2,5 M, Dump Truck 10 Ton dan alat bantu lainnya.
3. Bahan dan Sistem Supply Material

Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini adalah Beton mutu sedang Fc = 20 Mpa, semen, pasir,
aggregate, beton ready mix, Kayu pancangan dan material lainnya. Agar mempercepat pekerjaan, sedapat mungkin
material di siapkan dalam jumlah yang mencukupi dan khusus untuk material ready mix sedini mungkin untuk
mencegah kelangkaan.
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator.
Pekerja
(labour).
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek dan pekerjaanpekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. WAJANNAH JAYA akan menyediakan tenaga keamanan sesuai
dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal:
a. Pengawasan terhadap para pekerja
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk
keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan
maupun dikantor lapangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman/helm, sabuk
pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun yang
sifatnya mengganggu pekerjaan.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak luar, serta mencegah
kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek.
h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para petugas
keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan.
6. Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan, PT. WAJANNAH JAYA telah
menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem.
a. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek,
akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit
K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
Mengawasi kebersihan daerah kerja

Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll) jika
dipersyaratkan.
Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll)
Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau kebakar
Program K3 yang dilaksanakan di proyek meliputi :
I.

Pembuatan Safety Plan


Membentuk Organisasi K3 Proyek
Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya.
Site plan K3.
Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


Alat pemadam kebakaran
Rambu-rambu K3
Instruksi-instruksi keselamatan kerja
Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K.
III. Kerjasama dengan Rumah sakit/Puskesmas terdekat serta mengasuransikan
Tenaga kerja ke Jamsostek
Perusahaan telah mempunyai prosedur penanganan kecelakaan kerja yang sudah dibakukan dan
diberlakukan diseluruh wilayah kerja perusahaan.
Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. WAJANNAH JAYA menerapan siklus
harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir di bawah ini :

Contoh pelaksanaan K3 :

B. METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar akan diuraikan di bawah ini,
yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode pelaksanaan item pekerjaan utama (major item).
I.

PERSIAPAN & PENUNJANG


Pekerjaan ini diantaranya meliputi :
1. Mobilisasi Peralatan dan Perlengkapan Kerja
a. Mobilisasi Personil Proyek serta staf pendukungnya sesuai fugas pokok dan tanggung jawab setiap personil,adapun
personil proyek tersebut adalah :
General Superintendent
Site Manager
Higway Enginer
Quality Enginer
Quantity Enginer
Safety Enginer
Surveyor
Pelaksana Lapangan
b. Peralatan dan perlengkapan kerja yang meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di
lapangan,adapun peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
Whell Loader 1,5 m3
Batching Plant 600 Liter
Truck Mixer 5 M3
Con. Vibrator 5,5 Hp
Water Tank Truck 4000 Liter
Concrete Paver 2,5 M
Dump Truck 10 Ton
Motor Grader 135 Hp
Tandem Roller 8 Ton
Exavator 133 Hp
Vibro Roller 8 Ton
Alat-alat pendukung pekerjaan konstruksi lainnya
c. Mobilisasi akan dilaksanakan segera setelah kontrak ditandatangani. Mobilisasi penonil proyek dan alat berat
dilakukan sesuai dengan schedule mobilisasi dan schedule pekerjaan. Mobilisasi alat berat dilakukan dengan
pengawalan petugas keamanan dan dilakukan pada saat -saat tidak padat kendanaan unfuk menghindari kemacehn.
Peralatan ditempafl<an sedemikian rupa sehingga mampu melayani / mendukung pelaksanaan pekeriaan. Selain
mobilisasi peralatan, pada awal pelaksanaan juga akan dilakukan mobilisasi perlengkapan kerja lainnya.
2. Penyediaan Perlengkapan K3
Penyediaan perlengkapan K3 meliputi pengadaan dan pemasangan rambu-rambu K3 (rambu-rambu Larangan,
Peringatan, Himbauan dan Petunjuk), penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (helm,
safety shoes, masker, sarung tangan) dan perlengkapan K3 lainnya sesuai Identifikasi Risiko yang ada di proyek.
3. Direksi Keet
Kantor Direksi dan Konsultan lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen
lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut akan ditempatkan di sekitar
lokasi pekerjaan.
4. Kantor kontraktor lapangan, gudang sementara dan barak pekerja.
Meliputi penyediaan kantor kontraktor termasuk perabot, pembuatan los kerja, gudang dan tempat penimbunan
material. Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Barak
pekerja akan ditempatkan di luar area proyek.

5. Penyediaan air kerja dan listrik kerja


Air kerja akan menggunakan air dari sumur pompa sedangkan listrik kerja menggunakan sumber daya PLN atau
genset.
6. Papan nama proyek
Papan nama akan ditempatkan di lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/ MK. Papan nama mencntumkan nama
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor dan subkontraktor yang terlibat.
7. Pembersihan dan Pengukuran Lokasi
Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan/ diamankan dari bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu.
Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan
gambaran kembali. Lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak batas-batas tanah dengan alat- alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi
antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk
diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat water
pass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
10.Pembuatan shop drawing/ as built drawing
Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik Proyek untuk memasuki lapangan.
Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang memuat semua
ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh pengawas lapangan.
Sesuai dengan prosedur, sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan permohonan persetujuan material
dan shop drawing sesuai flow chart berikut ini :
II. PEKERJAAN DRAINASE
1.

Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Lingkup pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air meliputi pembuatan selokan baru yang dilapisi
(lined) maupun tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, Selokan yang dilapisi akan
dibuat dari pasangan batu dengan mortar. Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai
yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat
sementara maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan. Volume yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah : 731.46
M3.

Tahapan pelaksanaannya :
a.

Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran


Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk lagi atau
digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang
berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.

b.

Pelaksanaan Pekerjaan Selokan


Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk
selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan
memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan.
Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator dan hasil galian di buang di sekitar lokasi pekerjaan
sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas..
Seluruh bahan hasil galian dibuang,dirapikan dan diratakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

Gambar Pekerjaan Galian


untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Galian Selokan
Peralatan

=
=

2,731.46

M3
2
4

Tenaga

Waktu Penggalian :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )

2,160.00

Waktu Kerja Exavator

2,731.46
2,160.00

Untuk 2 Unit Exavator

2.00

2160.00

9
1

2,731.46
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :

EXCAVATOR
DUMP TRUCK
- Sekop
- Keranjang + Sapu
- Pekerja
- Mandor

M3/ Alat Exavator/ Hari

Waktu Kerja Exavator

Kapasitas Angkutan (Menentukan)

175.90

Waktu Kerja Dump truck

2,731.46
175.90

Untuk 4 Unit Dump Truck

4.00

175.90

Waktu Kerja Dump truck

2,731.46
703.61

TOTAL Waktu Kerja

4.51

Hari

2.

Hari
M3

=
=

Hari

1.26
4,320.00

M3/ Hari

0.63

Hari

15.53

M3/ Hari

703.61

3.88

M3/ Hari/ Dump Truck


Hari
M3
Hari

Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan
"apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan
batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
a. Material Batu
Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras,
awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan
selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu
dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.
Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk
proses penyerapan air sampai jenuh.
b. Material Mortar
Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai
dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai.
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

Tahapan pelaksanaannya :
1)

Hari

Semen, pasir dan air dicampur menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu

M3/ Hari
Hari

2)

Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.

3)

Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.

4)

Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.

5)

Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.

6)

Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.

7)

Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat
daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

8)

Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.

9)

Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.

10) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi.

Gambar Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN TEKNIS
Volume Pasangan Batu Dengan Mortar
Peralatan

1
4
4
4
8
3
1
4
11

524.22

M3

CONCRETE
MIXER
Sekop
Pacul
- Sendok Semen
- Ember Cor
- Gerobak Dorong
- Mandor
- Tukang Batu
- Pekerja

Tenaga

Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )

33.00

Untuk 2 Kelompok Kerja

33.00

Waktu Kerja

524.22
66.00

TOTAL Waktu Kerja

7.94

Hari

M3/ Alat Concrete Mixer/ Hari


M3

Hari

66.00

M3/
Hari

7.94

Hari

III. PEKERJAAN TANAH


1. Pekerjaan Galian Biasa
Lingkup pekerjaan Galian Biasa mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau bahan
lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan. Pekerjaan ini umumnya diperlukan
pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang
melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Tahapan pelaksanaannya :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk tanah tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di
luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian
agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur
atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor
harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil
atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Galian Biasa
Peralatan

=
=

49,344.69

M3
2
10

Tenaga

Waktu Penggalian :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )

2,160.00

Waktu Kerja Exavator

49,344.69
2,160.00

Untuk 2 Unit Exavator

2.00

2160.00

2
1

49,344.69
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :

EXCAVATOR
DUMP TRUCK
- Sekop
- Keranjang + Sapu
- Pekerja
- Mandor

M3/ Alat Exavator/ Hari

Waktu Kerja Exavator

Kapasitas Angkutan (Menentukan)

175.90

Waktu Kerja Dump truck

49,344.69
175.90

Untuk 10 Unit Dump Truck

10.00

175.90

Waktu Kerja Dump truck

49,344.69
1,759.03

TOTAL Waktu Kerja

39.47

Hari

Hari
M3

=
=

Hari

22.84
4,320.00

Hari
M3/ Hari

11.42

Hari

280.52

Hari

1759.03

28.05

M3/ Hari/ Dump Truck


Hari
M3
Hari

M3/ Hari
Hari

2. Pekerjaan Timbunan Biasa


Lingkup pekerjaan Timbunan Tanah Biasa mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali pada bekas galian yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui.
a. Material Timbunan Biasa
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan tanah dengan kualitas baik
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan
permanen seperti Spesifikasi.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila
penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan,
timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 031744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 %
setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1742-1989.
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang
diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan
timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase
kadar lempung (SNI 03-3422-1994).

Tahapan pelaksanaannya :
1)

Penyiapan Tempat Kerja


a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk
penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas
dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
c) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang
baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang
dihampar horizontal lapis demi lapis.

2)

Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata
yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan
pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa
agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan
suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat
baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan
secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali,
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,

yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.

Gambar Pekerjaan Timbunan Biasa

3)

Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi
menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu
pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya
dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka
pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun
di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan
terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Timbunan Biasa
Peralatan

=
=

12,000.00

M3
2
4
1
2
1
1
1
6

EXCAVATOR
DUMP TRUCK
MOTOR GRADER
VIBRATOR
ROLLER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja

Tenaga

Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck

179.26

Untuk 4 Unit Dump Truck

179.26

Waktu Kerja

12,000.00
717.04

TOTAL Waktu Kerja

16.74

Hari

10,452.00

M3

M3/ Alat Dump Truck/ Hari


M3
Hari

717.04

16.74

717.04

14.58

M3/ Hari
Hari

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Timbunan Biasa ( Untuk
Median)
Peralatan

2
4
1
2
1
1
1
6

EXCAVATOR
DUMP TRUCK
MOTOR GRADER
VIBRATOR
ROLLER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja

Tenaga

Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck

179.26

Untuk 4 Unit Dump Truck

179.26

Waktu Kerja

10,452.00
717.04

TOTAL Waktu Kerja

14.58

Hari

M3/ Alat Dump Truck/ Hari


M3
Hari

M3/ Hari

3. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan untuk mempersiapkan badan jalan yang akan ditingkatkan. Pekerjaan ini
dilakukan dengan menggunakan alat berat/mekanik, seperti : Motor Grader dan Vibrator Roller

Tahapan pelaksanaannya :

Motor Grader meratakan permukaan jalan eksisting.


Vibro Roller memadatkan permukaan yang telahdipotong/diratakan oleh Motor Grader
Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Penyiapan Badan Jalan
Peralatan

=
=

20,000.00

M2
1
2
3

MOTOR GRADER
VIBRATOR ROLLER
- Sekop

Hari

Tenaga

1
4

Waktu Penghamparan :
Kapasitas Kerja Motor Grader

7,887.80

Untuk Perataan ( Motor Grader)

20,000.00
7,887.80

Waktu Pemadatan :
Kapasitas Kerja Vibratory Roller

14,873.60

Untuk Pemadatan ( Vibratory Roller)

20,000.00
14,873.60

TOTAL Waktu Kerja

3.88

Hari

- Mandor
- Pekerja

M2/ Hari
x

Hari

2.54

Hari

Hari

1.34

Hari

M2/ Hari

IV. PEKERJAAN BERBUTIR


1.

Lapis Pondasi Agregat Klas B

Pekerjaan pada Badan jalan ini dilakukan setelah pekerjaan Timbunan Biasa dan Penyiapan Badan Jalan telah selesai
dilaksanakan untuk Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan material Agregat Klas B dengan tebal = 20 Cm. Untuk
pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat berat, seperti : Excavator/Wheel Loader, Dump Truck, Temper dll

Tahapan pelaksanaannya :

Excavator/Wheel Loader memuat material Agregat B ke dalam Dump Truck.


Dump Truck mengangkut Agregat B ke alokasi proyek
Dump Truck menuang Agregat di lokasi pekerjaanyang telah ditetapkan mulai dari As jalan
Motor Greader menghampar disepanjang badan jalan yang dikerjakan dengan lebar hamparan 4 meter.
Sekelompok pekerja meratakan agregat Klas B dengan menggunakan alat bantu
Material yang telah siap dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller

A. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Lingkup pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A & B meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis
pondasi agegrat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan,
pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi
ketentuan dari Spesifikasi ini.
a. Material Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan Bahan dan Penyimpanan,
dari Spesifikasi.
Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas B boleh
digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal berdasarkan ketentuan tambahan dalam Spesifikasi.
Lapis Pondasi Agregat kelas B agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 50 % berat agregat
kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu bidang pecah.
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan
partikel halus lainnya.
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain
yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan
secara basah) yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel
5.1.2.(2)

Tabel 5.1.2.(1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Tabel 5.1.2.(2) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah
batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

Tahapan pelaksanaannya :

1) Penyiapan Lapis Pondasi Agregat


a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang
terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Spesifikasi.
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru
yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai
dengan Spesifikasi, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter
panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau
pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.
2) Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat
yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisanlapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak
meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi.
Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode
D.

b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan
akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
SNI 03-1743-1989,
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.

Gambar Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B


PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Aggregat B
Peralatan

=
=

3,206.00

M3
1
4
1
1
1
1
1
4

Tenaga

Kapasitas Pencampuran Perhari

970.20

Waktu Pelaksanaan

3,206.00
970.20

Kapasitas Angkut Perhari / Alat

167.16

Untuk Menggunakan 4 Unit Dump Truck

167.16

Waktu Pelaksanaan

3,206.00
668.65

Kapasitas Menghampar / Motor Grader

6,100.50

Waktu Pelaksanaan

3,206.00
6,100.50

Kapasitas Pemadatan / Vibratory Roller/


Hari

2,324.00

Waktu Pelaksanaan

3,206.00
2,324.00

Kapasitas Penyiraman / Hari

435.75

Waktu Pelaksanaan

3,206.00
435.75

TOTAL Waktu Kerja

17.36

Hari

WHEEL LOADER
DUMP TRUCK
MOTOR
GRADER
TANDEM
ROLLER
WATER TANK
TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja

M3/ Hari
x

Hari

3.30

Hari

Unit

668.65

M3

Hari

4.79

Hari

Hari

0.53

Hari

Hari

1.38

Hari

Hari

7.36

Hari

M3/ Hari

M3/ Hari
x

M3/ Hari

x
M3/ Hari

B. PEKERJAAN PEMBETONAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah:
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran beton, harus
tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan
selama pembetonan.
2. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik sewaktu
pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan mudah
dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding).
4. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan.
Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh:
A. Pekerjaan bekisting (form work),
B. Pekerjaan penulangan,
C. Pekerjaan pembetonan,
D. Perawatan (curing).
Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pekerjaan persiapan,
Penakaran,
Pengadukan,
Penambahan zat aditif anti korosi,
Pengangkutan,
Penuangan (pengecoran),
Pemadatan,
Penyelesaian akhir.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk
memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan,
sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang
penahan air (waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk
volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat
penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran
checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist
diperiksa dan disetujui pengawas.
2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton
sebagai berikut:
a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus
menggunakan takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran
volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi
oleh pengembangan pasir dan kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat
pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.

3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Cara manual
b. Cara masinal

a. Pengadukan cara manual:

Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume.
Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja,
tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan
semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat yang
datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen, kemudian
ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan
dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga
merata dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.

b. Pengadukan cara masinal:

Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan
volume pengecoran yang cukup besar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal:
Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau mengurangi air
pencampur.
Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang diberikan di Tabel 2.
Bahanbahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya
pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan.
Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan tumpah
sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.
Tabel. Waktu Pengadukan

Kapasitas dari mixer

Ketentuan ASTM C.94 dan ACI 318

0,8 3,1 m3

1 menit

3,8 4,6 m3

2 menit

7,6 m3

3 menit

4. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah
direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus
dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:

Kereta sorong, gerobak roda satu.


Saluran atau talang (chute).
Ban berjalan.
Pompa beton (concrete pump).
Wadah atau bucket dari baja dengan bukaan bagian bawah dan diangkat dengan tower crane atau crane.

5. Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan
mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting
dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan
butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton
berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum
lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh
digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah:
1)

Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan
maksimum 60 cm (Gambar 1).

Gambar 1. Cara Penuangan yang Dapat Menghindari Segregasi

2)
3)
4)

Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah
pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang.
Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan
mengalir ke dalam bekisting.
Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga
kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.

6. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan
dan ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari
beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa
kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga
udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:
a. Komposisi bahan beton.
b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan.
Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:
Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai,
bekisting akan terisi dengan baik.
Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih
kompak.
Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah
pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat
dibandingkan dengan cara manual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah:

Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada
pemakaian admixture.

Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara
besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas
permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar
(honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta
semen.
Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan
berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.
Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke
dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan
penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau
campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis.
Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Jarum penggetar.
Penggetar permukaan.
Penggetar bekisting/acuan.
Meja getar.
Balok penggetar.

Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari
mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per
menit.
Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara
satu titik dengan titik lainnya.
Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka
pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar
sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 15 detik.
Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung
pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.

7. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis
permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau
masinal.
Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara
masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja
yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih
kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.
Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai
berikut:

a.
b.

c.

Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur.
Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan
tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan
karet (dengan permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna
sebelum ditekan.
Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk
menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan
dan dikerjakan sesuai dengan tekstur permukaan yang direncanakan.

Terdapat beberapa jenis bahan pelapis, antara lain:


a.
b.

c.

Tambahan adukan pasta semen atau semen kering.


Tambahan bahan pengeras permukaan (floor hardener), gunanya untuk mendapatkan permukaan yang keras
dan tahan aus. Biasanya dilakukan untuk lapisan perkerasan jalan, pelat lantai parkir dan lain-lainnya.
Jumlah persentase bahan yang dipakai bergantung pada tingkat lalu lintas yang dilayani, untuk lantai
parkir biasanya 3 5 kg/m2, sedangkan untuk lalu lintas berat pemakaian bahan ini mencapai 7 10
kg/m2.
Tambahan pigmen warna, untuk mendapatkan permukaan yang berwarna.

Pengerjaan lapisan penyelesaian akhir permukaan dengan bahan pelapis biasanya menggunakan mesin trowel. Hal
ini karena akan menghasilkan permukaan yang lebih kuat karena alat trowel lebihkuat menekan bahan pelapis
sehingga lebih bersatu dengan beton di bawahnya.
PEKERJAAN PERAWATAN (CURING)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form
work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa
pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan
proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan.
A.

Sistem Perawatan Beton Lainnya


a) Perawatan beton yang dipercepat (accelerated curing):
Dengan kondisi curing normal, beton mengeras secara perlahan. Curing harus dipertahankan minimal 14 hari untuk
mendapatkan kekuatan akhir yang mendekati kekuatan beton yang dirawat 28 hari. Dengan mengerasnya pasta beton,
akan terbentuk penampang beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Lamanya pencapaian kekuatan beton yang
direncanakan supaya dapat memikul beban menyebabkan pembongkaran bekisting dapat dilaksanakan setelah umur
beton mencapai empat minggu (28 hari).
Pencapaian kekuatan beton dalam waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menambah bahan tambahan
untuk mempercepat pengerasan atau dengan menaikkan temperatur saat curing. Mempersingkat waktu curing
untuk mendapatkan kekuatan umur normal beton 28 hari mempunyai beberapa keuntungan:

Pembangunan dapat dipercepat.


Penggunaan cetakan atau bekisting dapat digunakan secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tinggi,
sehingga dapat menghemat biaya bekisting.
Dapat mengurangi gudang penyimpanan beton yang telah mengeras, terutama pada produksi beton pracetak.
Mempercepat produksi beton dan mempercepat pengantaran ke lapangan.

Selain keuntungan di atas, cara curing ini memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dipertimbangan
dari segi ekonomisnya.
Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis
perawatan dengan uap panas:
1)

Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat
waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100C dan
dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton

2)

prefab/pracetak).
Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan
dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan
beton yang memerlukan persyaratan berikut:
Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai
dalam waktu 24 jam.
Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia
lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi.
Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.

Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan
dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Perkerasan Beton Semen
Peralatan

=
=

2,164.05

M3
1
1
4
1
1
1
1
3
4
28

Tenaga

Waktu Pembuatan Beton :


Kapasitas Kerja / Hari

139.34

Waktu Kerja yang di pakai pengadukan


beton

2,164.05
139.34

Pemasangan Acuan + besi

WHEEL LOADER
BATCHING PLANT (CONCRETE PAN MIXER)
TRUCK MIXER
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
CONCRETTE PAVING MACHINE (SLIPFORM
PAVER)
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

M3/ Batching Plant


x

Hari

15.53

Hari

10

Hari

Waktu Pengecoran Lanjutan

15

Hari

TOTAL Waktu Kerja

40.53

Hari

801.50

M3

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Lapis Pondasi Bawah Beton
Kurus
Peralatan

1
1
4
1
1
1
1
2
8
30

WHEEL LOADER
BATCHING PLANT (CONCRETE PAN MIXER)
TRUCK MIXER
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
CONCRETTE PAVING MACHINE (SLIPFORM
PAVER)
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

Tenaga

Waktu Pembuatan Beton :


Kapasitas Kerja / Hari

139.44

Untuk 1 Alat Concrete Mixer

1.00

139.44

Waktu Kerja yang di pakai pengadukan


beton

801.50
139.44

M3/ Batching Plant


=

139.44

M3

5.75

Hari

Pemasangan Acuan

Hari

Waktu Pengecoran Lanjutan

Hari

TOTAL Waktu Kerja

9.75

Hari

M3
Hari

VI. STRUKTUR
1. Beton Mutu Sedang Fc=20 MPa ( K-250 )
Pekerjaan Beton Fc=20 MPa ( (K-250 ) ini dilakukan setelah pekerjaan perakitan/pemasangan besi beton polos U24 serta
Bekisting telah selesai dilaksanakan untuk Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan material Agregat Kasar 5/3 mm, 2/3
mm.Pasir Beton ,Semen dan Kayu Bekisting dengan tebal Penghamparan = 20 Cm. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan alat berat, seperti : Concreatte Pan Mixer/Wheel Loader, Dump Truck, Concrette Vibrator dll

Tahapan pelaksanaannya :
Pemakaian adukan Ready-mix harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya
akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan
pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
1.

Baja Tulangan U24 Polos

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan tempat lokasi yang akan dilaksanakan telah siap untuk Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan menggunakan material Bei Tulangan U24 Polos dan Kawat Beton. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan alat , seperti : Gunting Besi dll

Tahapan pelaksanaannya :

Pekerjaan Bekisting dan Baja Tulangan


Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah
kayu-kayu kelas III/kayu meranti.
Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup,
sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol.
Baja tulangan dapat dipasang setelah pemasangan bekisting atau secara simultan bersamaan dengan
pemasangan bekisting.
Pembesian menggunakan besi beton mutu BJTP-24 (polos).
Antara papan bekisting dengan baja tulangan, diganjal dengan beton decking sehingga baja tulangan
tidak melekat pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting.
Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan baja tulangan dan pembengkokannya digunakan alat bar
cutter dan dan bar bending.
PEKERJAAN BEKISTING (FORM WORK)
Pekerjaan bekisting yang baik ditentukan oleh pemakaian bahan dengan kualitas yang baik dan cukup kuat, serta
pengerjaan sesuai dengan dimensi yang direncanakan.
Bahan bekisting yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan:
1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor air semen rasio dalam beton
akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu. Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang
kerikil atau pasir.
2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur seperti yang diinginkan, seperti
licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan mempunyai permukaan yang baik.
3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat menjadikan perubahan bentuk dari
beton yang direncanakan. Dalam beberapa kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan
yang tidak memadai.
4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton.
Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan Bekisting untuk Pekerjaan Beton


Bahan

Jumlah

Komentar

Pemakain Ulang

Variasi absorsi air menyebarkan permukaan yang


tidak merata, dapat dihilangkan dengan pelapisan cat

Plywood

Sampai 5 kali

(wood sealer)
Plywood lapis plastik

Sambungan harus dibuat kedap air, dapat


menyebabkan permukaan tidak merata

Baja

Dapat menyebabkan variasi warna permukaan dan


tekstur, terdapat noda karet, dapat dihilangkan
dengan dilapis cat epoxy

50 sampai 100 kali

Fibre glass

Tekstur dan bentuk special

20 sampai 30 kali

Sampai 10 kali

Jumlah
Bahan

Komentar
Pemakain Ulang

Bekesting dengan tekstur (form liner)


Kayu

Dengan tekstur tertentu, absorbs air variasi, dapat


diperbaiki dengan cat wood sealer

1 sampai 20 kali

Karet atau PVC

Tekstur special, fleksibel, permukaan warna seragam

Sampai 100 kali

Gambar Pekerjaan Bekesting

Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting lantai dan balok, di samping
harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting
biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500 dari jarak sokongan.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Beton Mutu Sedang Fc' : 20 Mpa
Peralatan

=
=

Tenaga

Waktu Pembuatan Beton :


Kapasitas Kerja / Hari

16.20

28.65

M3
1
4
1
1
1
5
4

CONCRETE PAN MIXER (BATCHING PLANT)


TRUK MIXER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

M3/ Batching Plant

Untuk 1 Alat Concrete Mixer

1.00

28.65

Waktu Kerja yang di pakai pengadukan


beton

16.20
28.65

M3
Hari

Waktu Pengecoran Lanjutan


TOTAL Waktu Kerja

3.57

28.65

0.57

M3
Hari
Hari

Hari

PEKERJAAN PENULANGAN
Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu
besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang
disebut dengan besi ulir (deformed bar).
Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi
persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu
penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar.
2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian,
agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan.
3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength)
antara besi dengan beton.

Gambar Penulangan diatas sloof pasangan batu

Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai
untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan
ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah
di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta
dipadatkan dengan baik.

Gambar Pekerjaan Pembesian


PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Baja Tulangan Polos
Peralatan
Tenaga

=
=
=

1,863.00

Kg
1
1
2
5

Waktu Kerja
Kapasitas Kerja / Hari

300.00

Waktu Kerja yang di pakai untuk


pembesian

1,863.00
300.00

TOTAL Waktu Kerja

6.21

Hari

ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

Kg/ Hari
1

Hari

6.21

Hari

2. PEKERJAAN PONDASI CERUCUK, PENYEDIAAN DAN PEMANCANGAN


Ruang lingkup pekerjaan Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan
mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat
mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang
pancang yang akan dilaksanakan.
a. Material Kayu
Kayu untuk tiang turap, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, harus diberi bahan pengawet. Tiang turap harus
terbuat dari kayu yang digergaji atau ditebang, dengan sudut-sudut persegi. Kayu untuk tiang pancang penahan
beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang
yang tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua
kulit kayu harus dibuang. Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata
kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133 86. Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.

Tahapan pelaksanaannya :
1) Umum
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang
pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
2) Pengawetan
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai
dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini
tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung
pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh
sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan.
3) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak
lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian
kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah
permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah
dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile
cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.
4) Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan,
kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Penyediaan dan Pemancangan
Tiang Pancang Kayu

Peralatan

180.00

M
1
1

Tenaga

Waktu Kerja
Kapasitas Kerja

Waktu Kerja yang di pakai untuk


pemancangan

TOTAL Waktu Kerja

1
1
4

86.40
180.00
86.40

2.08

ALAT BANTU
PILE DRIVER &
HAMMER
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

M / Hari
x

Hari

2.08

Hari

3. Pekerjaan Pasangan Batu


Pekerjaan Pasangan Batu ini dilaksanakan setelah pemancangan pcerucuk ulin telah selesai dipasang mencakup
dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan
memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
a. Material Batu
Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras,
awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan
selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu
dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan.
Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk
proses penyerapan air sampai jenuh.
b. Material Campuran
Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai
dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai.
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

Tahapan pelaksanaannya :
1)

Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.

2)

Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi

Hari

adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
3)

Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.

4)

Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.

5)

Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.

6)

Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana terdapat kestabilan akibat daya
lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

7)

Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.

8)

Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur
yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.

Gambar Pekerjaan Pasangan Batu


PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Pasangan Batu

Peralatan

60.00

M3
1

Tenaga

1
1
1
2
9

Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )

20.92

Untuk 2 Kelompok Kerja

20.92

Waktu Kerja

60.00
41.83

TOTAL Waktu Kerja

1.43

Hari

CONCRETE
MIXER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang Batu
- Pekerja

M3/ Alat Concrete Mixer/ Hari


M3
Hari

41.83

1.43

M3/ Hari
Hari

VII. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


1.

Pohon
Pekerja menggali lubang untuk tempat penanaman dengan di bantu oleh alat bantu
Setelah lubang selesai maka tanah humus di masukkan sedikit ke dasar lubang
Kemudian Pohon di masukkan kedalam lubang dan kemudian di tutup dengan tanah humus kembali dengan

di beri siraman air yang cukup.


Setelah pohon tertutup rapi oleh tanah humus, kemudian di atas tanah humus tersebut di beri pupuk yang
cukup.
Proses perawatan tetap di lakukan sampai pohon dapat hidup dan dapat di biarkan besar dengan sendirinya.

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Pohon

Peralatan
Tenaga

=
=

Waktu Kerja
Kapasitas Kerja

125.00

Waktu Kerja yang di pakai Penanaman


Pohon

250.00
125.00

TOTAL Waktu Kerja

2.00

Hari

2.

250.00

BH
1
1
0
6

ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

BH / Hari
1

Hari

2.00

Hari

Kerb Pracetak jenis 1 (peninggi/mountable)


Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapihkan space semen pasir diletakan diatas tanah dan atasnya
diletakan kerb. Setelah kering sambungan antara kerb diisi denganadukan semen setelah selesai dan kering
belakang kerb ditimbun dengan tanah supaya tidak roboh.
kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Kerb Pracetak jenis 1
Peralatan

=
=

Tenaga

Waktu Kerja
Kapasitas Kerja

204.88

Waktu Kerja yang di pakai

2,200.00
204.88

TOTAL Waktu Kerja

10.74

Hari

3.

2,200.00

M
1
1
1
2
5

ALAT BANTU
FLAT BED TRUCK
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

M / Hari
1

Hari

10.74

Pengecatan Kerb Pracetak


Kerb yang telah selasai dan kering di pasang kemudian di cat menggunakan cat anti karat sesuai dengan
petunjuk Dinas terkait mengenai Warna dan lain-lain
Pengecatan harus dilakukan dengan teliti agar cat tidak tumpah dan meleber kemana mana serta untuk
penghematan bahan cat.

Hari

PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN


TEKNIS
Volume Pengecatan
Peralatan
Tenaga

=
=
=

990.00

M2
1
1
0
8

Waktu Kerja
Kapasitas Kerja

300.00

Waktu Kerja yang di pakai

990.00
300.00

TOTAL Waktu Kerja

3.30

Hari

ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja

M2 / Hari
1

Hari

3.30

Metoda pelaksanaan secara pemaparan dan secara perhitungan teknis ini di buat agar dapat membantu penyelesaian pekerjaan
nantinya, metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan
nanti akan timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya. Demikian yang dapat kami
sampaikan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Samarinda, 28 Maret 2016


PT. WAJANNAH JAYA

ABDUL WAHAB
Direktur Utama

Hari

Вам также может понравиться