Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Lingkup pekerjaan pada Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M. Said,
dimana lingkup pekerjaan yang ada meliputi galian untuk selokan drainase dan saluran air, galian biasa, timbunan biasa,
Lapis Pondasi Aggregat B, Perkerasan Beton Semen, Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus, Baja Tulangan, pemancangan,
Penyiapan Badan Jalan, dengan rencana methode pelaksanaan ini sebagai proposal teknis. Namun demikian methode
pelaksanaan ini juga akan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan nantinya.
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten dari PT. WAJANNAH JAYA
yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek khususnya dibidang jalan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam waktu 210 ( Dua
Ratus Sepuluh Hari) Kalender sesuai dengan dokumen Penawaran.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M.
Said ini akan mengakibatkan bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta
kegiatan proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi
proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada
akhirnya baik
aktivitas proyek dan maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai, untuk itu pengaturan
fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan
menjadi pertimbangan dominan dalam merencanakan fasilitas lapangan.
2.1)
Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan pembatasan aktivitas
proyek dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2)
Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga digunakan untuk sarana
mobilitas operasional proyek akan menggunakan fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk
selama pekerjaan berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan keluar
serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan diperhatikan dan
kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut akan dibongkar.
3.1)
Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang
ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan system sanitari yang memadai. Penataan ruangan
dan furniture direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
3.2)
Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan
bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas,
terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran
dan batasan-batasan lain)
3.3)
Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan alat-alat bantu bila
terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat rata,
kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada
hujan. Fabrikasi baja akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.
II. LINGKUP
PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada paket ini meliputi :
1. UMUM
Mobilisasi
2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pasangan Batu Mortar
3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa
Timbunan Biasa
Penyiapan Badan Jalan
4. PELEBARAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Klas B
Perkerasan Beton Semen
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
6. STRUKTUR
Beton mutu sedang dengan Fc=20 MPa (K-250)
Baja Tulangan BJ 24 Polos
Pondasi Cerucuk,Pengadaan dan Pemancangan
Pasangan Batu
7. PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR
Pohon
Kerb. Pracetak Jenis 1 (Peningggi / Mountable)
Pengecatan Kerb. Pracetak
III. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )
Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana
penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor,
gudang, stok material dan lain-lain.
Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman
terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan sekitar.
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas keluar masuk kendaraan
proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan
maupun terhadap aktivitas di lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas :
Barak
Pekerja.
Urinoir
pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin
akan dikeluarkan dari site.
IV.
MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT. WAJANNAH JAYA yang
sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan
benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang
akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh PT. WAJANNAH
JAYA.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Superintendent, dibantu oleh
beberapa tenaga
staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta
pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus
memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
General Superintendent memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, General Superintendent dibantu oleh bagian
teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta
stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, General Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. WAJANNAH JAYA.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benarbenar menjadi perhatian dan komitmen PT. WAJANNAH JAYA sebagai Pelaksana.
V.
terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan
kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan
gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat
didalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana- sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang
diharapkan.
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi
lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu. Pada proyek ini alat yang dipakai antara lain : Excavator 133 HP, Bacthing Plant 600 Liter, Truck Mixer 5
M3, Wheel Loader 1,5 M3, Concrete Vibrator 5,5 HP, Vibrator Roller 8 Ton, Water Tank Truck 4000 Liter,
Concrete Paver 2,5 M, Dump Truck 10 Ton dan alat bantu lainnya.
3. Bahan dan Sistem Supply Material
Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini adalah Beton mutu sedang Fc = 20 Mpa, semen, pasir,
aggregate, beton ready mix, Kayu pancangan dan material lainnya. Agar mempercepat pekerjaan, sedapat mungkin
material di siapkan dalam jumlah yang mencukupi dan khusus untuk material ready mix sedini mungkin untuk
mencegah kelangkaan.
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator.
Pekerja
(labour).
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek dan pekerjaanpekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. WAJANNAH JAYA akan menyediakan tenaga keamanan sesuai
dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal:
a. Pengawasan terhadap para pekerja
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk
keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan
maupun dikantor lapangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman/helm, sabuk
pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun yang
sifatnya mengganggu pekerjaan.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak luar, serta mencegah
kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek.
h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para petugas
keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan.
6. Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan, PT. WAJANNAH JAYA telah
menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem.
a. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek,
akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit
K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
Mengawasi kebersihan daerah kerja
Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll) jika
dipersyaratkan.
Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll)
Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau kebakar
Program K3 yang dilaksanakan di proyek meliputi :
I.
Contoh pelaksanaan K3 :
B. METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar akan diuraikan di bawah ini,
yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode pelaksanaan item pekerjaan utama (major item).
I.
Tahapan pelaksanaannya :
a.
b.
=
=
2,731.46
M3
2
4
Tenaga
Waktu Penggalian :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
2,160.00
2,731.46
2,160.00
2.00
2160.00
9
1
2,731.46
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :
EXCAVATOR
DUMP TRUCK
- Sekop
- Keranjang + Sapu
- Pekerja
- Mandor
175.90
2,731.46
175.90
4.00
175.90
2,731.46
703.61
4.51
Hari
2.
Hari
M3
=
=
Hari
1.26
4,320.00
M3/ Hari
0.63
Hari
15.53
M3/ Hari
703.61
3.88
Tahapan pelaksanaannya :
1)
Hari
Semen, pasir dan air dicampur menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu
M3/ Hari
Hari
2)
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
3)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
4)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
5)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
6)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
7)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat
daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
8)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
9)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
10) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi.
1
4
4
4
8
3
1
4
11
524.22
M3
CONCRETE
MIXER
Sekop
Pacul
- Sendok Semen
- Ember Cor
- Gerobak Dorong
- Mandor
- Tukang Batu
- Pekerja
Tenaga
Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
33.00
33.00
Waktu Kerja
524.22
66.00
7.94
Hari
Hari
66.00
M3/
Hari
7.94
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk tanah tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di
luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian
agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur
atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor
harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil
atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Galian Biasa
Peralatan
=
=
49,344.69
M3
2
10
Tenaga
Waktu Penggalian :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
2,160.00
49,344.69
2,160.00
2.00
2160.00
2
1
49,344.69
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :
EXCAVATOR
DUMP TRUCK
- Sekop
- Keranjang + Sapu
- Pekerja
- Mandor
175.90
49,344.69
175.90
10.00
175.90
49,344.69
1,759.03
39.47
Hari
Hari
M3
=
=
Hari
22.84
4,320.00
Hari
M3/ Hari
11.42
Hari
280.52
Hari
1759.03
28.05
M3/ Hari
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1)
2)
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata
yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan
pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa
agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan
suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat
baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan
secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali,
diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
3)
Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi
menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu
pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya
dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka
pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun
di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan
terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
=
=
12,000.00
M3
2
4
1
2
1
1
1
6
EXCAVATOR
DUMP TRUCK
MOTOR GRADER
VIBRATOR
ROLLER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja
Tenaga
Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck
179.26
179.26
Waktu Kerja
12,000.00
717.04
16.74
Hari
10,452.00
M3
717.04
16.74
717.04
14.58
M3/ Hari
Hari
2
4
1
2
1
1
1
6
EXCAVATOR
DUMP TRUCK
MOTOR GRADER
VIBRATOR
ROLLER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja
Tenaga
Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck
179.26
179.26
Waktu Kerja
10,452.00
717.04
14.58
Hari
M3/ Hari
Tahapan pelaksanaannya :
=
=
20,000.00
M2
1
2
3
MOTOR GRADER
VIBRATOR ROLLER
- Sekop
Hari
Tenaga
1
4
Waktu Penghamparan :
Kapasitas Kerja Motor Grader
7,887.80
20,000.00
7,887.80
Waktu Pemadatan :
Kapasitas Kerja Vibratory Roller
14,873.60
20,000.00
14,873.60
3.88
Hari
- Mandor
- Pekerja
M2/ Hari
x
Hari
2.54
Hari
Hari
1.34
Hari
M2/ Hari
Pekerjaan pada Badan jalan ini dilakukan setelah pekerjaan Timbunan Biasa dan Penyiapan Badan Jalan telah selesai
dilaksanakan untuk Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan material Agregat Klas B dengan tebal = 20 Cm. Untuk
pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat berat, seperti : Excavator/Wheel Loader, Dump Truck, Temper dll
Tahapan pelaksanaannya :
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah
batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
Tahapan pelaksanaannya :
b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan
akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
SNI 03-1743-1989,
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
=
=
3,206.00
M3
1
4
1
1
1
1
1
4
Tenaga
970.20
Waktu Pelaksanaan
3,206.00
970.20
167.16
167.16
Waktu Pelaksanaan
3,206.00
668.65
6,100.50
Waktu Pelaksanaan
3,206.00
6,100.50
2,324.00
Waktu Pelaksanaan
3,206.00
2,324.00
435.75
Waktu Pelaksanaan
3,206.00
435.75
17.36
Hari
WHEEL LOADER
DUMP TRUCK
MOTOR
GRADER
TANDEM
ROLLER
WATER TANK
TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Pekerja
M3/ Hari
x
Hari
3.30
Hari
Unit
668.65
M3
Hari
4.79
Hari
Hari
0.53
Hari
Hari
1.38
Hari
Hari
7.36
Hari
M3/ Hari
M3/ Hari
x
M3/ Hari
x
M3/ Hari
B. PEKERJAAN PEMBETONAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah:
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran beton, harus
tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan
selama pembetonan.
2. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik sewaktu
pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan mudah
dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding).
4. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan.
Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh:
A. Pekerjaan bekisting (form work),
B. Pekerjaan penulangan,
C. Pekerjaan pembetonan,
D. Perawatan (curing).
Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pekerjaan persiapan,
Penakaran,
Pengadukan,
Penambahan zat aditif anti korosi,
Pengangkutan,
Penuangan (pengecoran),
Pemadatan,
Penyelesaian akhir.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk
memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan,
sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang
penahan air (waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk
volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat
penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran
checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist
diperiksa dan disetujui pengawas.
2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton
sebagai berikut:
a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus
menggunakan takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran
volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi
oleh pengembangan pasir dan kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat
pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.
3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Cara manual
b. Cara masinal
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume.
Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja,
tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan
semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat yang
datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen, kemudian
ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan
dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga
merata dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan
volume pengecoran yang cukup besar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal:
Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau mengurangi air
pencampur.
Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang diberikan di Tabel 2.
Bahanbahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya
pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan.
Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan tumpah
sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.
Tabel. Waktu Pengadukan
0,8 3,1 m3
1 menit
3,8 4,6 m3
2 menit
7,6 m3
3 menit
4. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah
direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus
dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:
5. Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan
mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting
dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan
butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton
berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum
lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh
digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah:
1)
Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan
maksimum 60 cm (Gambar 1).
2)
3)
4)
Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah
pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang.
Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan
mengalir ke dalam bekisting.
Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga
kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.
6. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan
dan ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari
beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa
kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga
udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:
a. Komposisi bahan beton.
b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan.
Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:
Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai,
bekisting akan terisi dengan baik.
Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih
kompak.
Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah
pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat
dibandingkan dengan cara manual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah:
Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada
pemakaian admixture.
Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara
besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas
permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar
(honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta
semen.
Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan
berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.
Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke
dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan
penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau
campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis.
Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Jarum penggetar.
Penggetar permukaan.
Penggetar bekisting/acuan.
Meja getar.
Balok penggetar.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari
mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per
menit.
Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara
satu titik dengan titik lainnya.
Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka
pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar
sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 15 detik.
Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung
pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.
7. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis
permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau
masinal.
Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara
masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja
yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih
kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.
Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur.
Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan
tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan
karet (dengan permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna
sebelum ditekan.
Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk
menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan
dan dikerjakan sesuai dengan tekstur permukaan yang direncanakan.
c.
Pengerjaan lapisan penyelesaian akhir permukaan dengan bahan pelapis biasanya menggunakan mesin trowel. Hal
ini karena akan menghasilkan permukaan yang lebih kuat karena alat trowel lebihkuat menekan bahan pelapis
sehingga lebih bersatu dengan beton di bawahnya.
PEKERJAAN PERAWATAN (CURING)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form
work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa
pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan
proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan.
A.
Selain keuntungan di atas, cara curing ini memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dipertimbangan
dari segi ekonomisnya.
Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis
perawatan dengan uap panas:
1)
Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat
waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100C dan
dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton
2)
prefab/pracetak).
Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan
dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan
beton yang memerlukan persyaratan berikut:
Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai
dalam waktu 24 jam.
Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia
lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi.
Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.
Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan
dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Perkerasan Beton Semen
Peralatan
=
=
2,164.05
M3
1
1
4
1
1
1
1
3
4
28
Tenaga
139.34
2,164.05
139.34
WHEEL LOADER
BATCHING PLANT (CONCRETE PAN MIXER)
TRUCK MIXER
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
CONCRETTE PAVING MACHINE (SLIPFORM
PAVER)
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
Hari
15.53
Hari
10
Hari
15
Hari
40.53
Hari
801.50
M3
1
1
4
1
1
1
1
2
8
30
WHEEL LOADER
BATCHING PLANT (CONCRETE PAN MIXER)
TRUCK MIXER
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANK TRUCK
CONCRETTE PAVING MACHINE (SLIPFORM
PAVER)
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
Tenaga
139.44
1.00
139.44
801.50
139.44
139.44
M3
5.75
Hari
Pemasangan Acuan
Hari
Hari
9.75
Hari
M3
Hari
VI. STRUKTUR
1. Beton Mutu Sedang Fc=20 MPa ( K-250 )
Pekerjaan Beton Fc=20 MPa ( (K-250 ) ini dilakukan setelah pekerjaan perakitan/pemasangan besi beton polos U24 serta
Bekisting telah selesai dilaksanakan untuk Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan material Agregat Kasar 5/3 mm, 2/3
mm.Pasir Beton ,Semen dan Kayu Bekisting dengan tebal Penghamparan = 20 Cm. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan alat berat, seperti : Concreatte Pan Mixer/Wheel Loader, Dump Truck, Concrette Vibrator dll
Tahapan pelaksanaannya :
Pemakaian adukan Ready-mix harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya
akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan
pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
1.
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan tempat lokasi yang akan dilaksanakan telah siap untuk Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan menggunakan material Bei Tulangan U24 Polos dan Kawat Beton. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan alat , seperti : Gunting Besi dll
Tahapan pelaksanaannya :
Jumlah
Komentar
Pemakain Ulang
Plywood
Sampai 5 kali
(wood sealer)
Plywood lapis plastik
Baja
Fibre glass
20 sampai 30 kali
Sampai 10 kali
Jumlah
Bahan
Komentar
Pemakain Ulang
1 sampai 20 kali
Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting lantai dan balok, di samping
harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting
biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500 dari jarak sokongan.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Volume Beton Mutu Sedang Fc' : 20 Mpa
Peralatan
=
=
Tenaga
16.20
28.65
M3
1
4
1
1
1
5
4
1.00
28.65
16.20
28.65
M3
Hari
3.57
28.65
0.57
M3
Hari
Hari
Hari
PEKERJAAN PENULANGAN
Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu
besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang
disebut dengan besi ulir (deformed bar).
Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi
persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu
penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar.
2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian,
agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan.
3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength)
antara besi dengan beton.
Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai
untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan
ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah
di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta
dipadatkan dengan baik.
=
=
=
1,863.00
Kg
1
1
2
5
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja / Hari
300.00
1,863.00
300.00
6.21
Hari
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
Kg/ Hari
1
Hari
6.21
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1) Umum
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang
pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
2) Pengawetan
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai
dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini
tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung
pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh
sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan.
3) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak
lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian
kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah
permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah
dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile
cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan
untuk mencegah terjadinya keretakan.
4) Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan,
kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris
(pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
Peralatan
180.00
M
1
1
Tenaga
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
1
1
4
86.40
180.00
86.40
2.08
ALAT BANTU
PILE DRIVER &
HAMMER
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M / Hari
x
Hari
2.08
Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1)
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
2)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
Hari
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
3)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
4)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
5)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
6)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana terdapat kestabilan akibat daya
lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
7)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
8)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur
yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
Peralatan
60.00
M3
1
Tenaga
1
1
1
2
9
Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan )
20.92
20.92
Waktu Kerja
60.00
41.83
1.43
Hari
CONCRETE
MIXER
WATER TANK TRUCK
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang Batu
- Pekerja
41.83
1.43
M3/ Hari
Hari
Pohon
Pekerja menggali lubang untuk tempat penanaman dengan di bantu oleh alat bantu
Setelah lubang selesai maka tanah humus di masukkan sedikit ke dasar lubang
Kemudian Pohon di masukkan kedalam lubang dan kemudian di tutup dengan tanah humus kembali dengan
Peralatan
Tenaga
=
=
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
125.00
250.00
125.00
2.00
Hari
2.
250.00
BH
1
1
0
6
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
BH / Hari
1
Hari
2.00
Hari
=
=
Tenaga
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
204.88
2,200.00
204.88
10.74
Hari
3.
2,200.00
M
1
1
1
2
5
ALAT BANTU
FLAT BED TRUCK
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M / Hari
1
Hari
10.74
Hari
=
=
=
990.00
M2
1
1
0
8
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja
300.00
990.00
300.00
3.30
Hari
ALAT BANTU
- Mandor
- Tukang
- Pekerja
M2 / Hari
1
Hari
3.30
Metoda pelaksanaan secara pemaparan dan secara perhitungan teknis ini di buat agar dapat membantu penyelesaian pekerjaan
nantinya, metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan
nanti akan timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya. Demikian yang dapat kami
sampaikan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
ABDUL WAHAB
Direktur Utama
Hari