Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH GEOTEKNIK

JENIS JENIS BATUAN

Disusun oleh :
Bima Yulio Setiawan
Nurhazlinda
Muhammad Rifal Fan Putra
M Riyan Al-rasyid
Mohd.Syarwan

Teknik Sipil Kelas A 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 28 september 2016

Kelompok 3

1.batu basalt
Batu Basalt adalah salah satubatuan beku bersifat basa yang terbentuk dari proses pembekuan
magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena terbentuk pada permukaan bumi
maka termasuk ke dalambatuan ekstrusif. Basalt umumnya terbentuk dari proses pembekuan
yang berlangsung cepat. Basalt juga dapat terbentuk dari pembekuan lelehan lava yang
mengandung gas, namun gasnya telah menguap. Batu Basalt umumnya bersifat massive dan
keras, ia memiliki kristal kristal kecil, umumnya berwrana gelap. Batu ini biasa
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

2. Gabbro
Proses Terbentuk
Termasuk batuan dalam
Massa Jenis
Warna
Karakteristik lain

: terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung.


:2,9 3,21 gram/cm3
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan

kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah
massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih
segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada
batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung
secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk
pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat

kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga
disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang
lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan
temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran
besar.

3. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak
digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah
2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari
bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses
pengukuran.
Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang
acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit
bersifat kedap air, kaku (rigid),non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi
termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin
pengukur koordinat (Coordinate Measuring Machine).

4.Andesit
Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu
Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan
1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai :
Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus

Punden berundak
Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa
Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu
Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis
utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.

5. batuan diabase
batuan ini saya temukan disekitar perdesaan di daerah Bayat, Yogyakarta . Batuan ini memiliki ciri
sebagai berikut :
1. Terdiri dari mineral plagioklas dan piroksen
2. Merupakan batuan beku
3. Terlihat runcing runcing yang tidak searah pada mineralnya
4. Memiliki butiran yang sedang
5. Pada batuan yang saya temukan termasuk ke Porfiritik .
6. Terbentuk dari magma yang menerobos kepermukaan bumi
7. Memiliki warna abu-abu
8. memiliki tekstur yang khas

6. batu dasit
Dasit merupakan batuan beku yang termasuk dalam jenis vulkanik, karena dasit dalam proses
pembentukannya mengalami pendinginan magma yang cepat. Proses terbentuknya dasit pada suhu
sekitar 900C 1200C. (Bishop & Hamilton, 1999). Kandungan silika yang terdapat pada dasit
berkisar diantara 52% 66%. Dalam proses pembentukannya dasit adalah batuan ekstrusif felsik yang
menengah dalam komposisi antara andesit dan riolit. (Dietrich, 1924). Dalam pembentukannya sering
ditemukan bergabung dengan andesit, dan membentuk aliran lava, serta tanggul. (Suharwanto, 2014).

Dasit ini termasuk dalam jenis batuan vulkanik karena permukaan batu tersebut halus.Warna
pada dasit ini adalah jenis felsik yaitu putih keabu-abuan.Struktur pada dasit ini adalah masif karena
tidak terdapat aliran atau jejak gas. Derajat kristalin pada dasit ini adalah holokristalin karena dasit
seluruhnya tersusun oleh massa kristal (Sukandarrumidi, 2009). Granularitas pada dasit ini yaitu
fanerik karena dapat terlihat dengan mata. Bentuk butir pada dasit ini adalah subhedral karena bentuk
kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna (Gautama, 2012).
Relasi pada dasit ini adalah inequigranular karena ukuran butirnya tidak sama. Komposisi
yang terdapat pada dasit ini adalah muskovit dan kuarsa. Jika disamakan dengan petrogenesa dasit
tersebut mempunyai banyak kesamaan dan keterkaitan. Dasit memiliki fenokris kuarsa dan feldspar
alkali bersama dengan plagioklas asam dan sedikit biotit (Soedarmo, 1979).
Pada petrogenesa menjelaskan bahwa Dasit dalam proses pembentukannya merupakan batuan beku
yang termasuk dalam jenis vulkanik, karena dasit dalam proses pembentukannya mengalami
pendinginan magma yang cepat. Proses terbentuknya dasit pada suhu sekitar 900C

1200C. (Arindita, 2012). Kandungan silika yang terdapat pada dasit berkisar diantara 52% 66%.
Dalam proses pembentukannya dasit adalah batuan ekstrusi felsik yang menengah dalam komposisi
antara andesit dan riolit. Dalam pembentukannya sering ditemukan bergabung dengan andesit, dan
membentuk aliran lava, serta tanggul. (James, 2009). Dasit banyak dipergunakan sebagai sebagai batu
ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan.
Persebaran dasit di Indonesia yaitu di daerah Gorontalo, Lampung, dan daerah Tandung Kec.
Pamboang (Majene) (Nouval, 2009).

7. batuan chert
Chert adalah penamaan umum yang digunakan untuk batuan siliceous sebagai sebuah
kelompok (grup), namun ada yang mengaplikasikannya untuk tipe spesifik dari chert (Boggs, 1987).
Batuan Sedimen Siliceous dapat dibagi berdasarkan kenampakan secara kasar (gross morphology)
kedalam dua tipe mendasar: (1) Bedded cher (2) Nodular chert. Bedded chert lebih lanjut dibedakan
oleh content dari organisme siliceous yang bermacam-macam jenisnya. Mineralogi tidak dapat
digunakan untuk menjadi dasar pengklasifikasian batuan sedimen siliceous karena batuan jenis ini
semua kandungan utamanya adalah kuarsa yang berukuran halus (chert) (Boggs, 1987).
Menurut Boggs (1987), klasifikasi chert adalah sebagai berikut:
1. Bedded Chert
Diatomaceous Chert
Radiolarian Chert
Spicular Chert
Few or Non Fossiliferous Chert
2. Nodular chert
a. Diatomaceous Chert
Tersusun oleh lapisan-lapisan dan lensa diatomite. Diatomaceous chert tersusun oleh semen silica
padat atau massa dasar berupa diatomite yang memadat.
Kenampakan khas dari diatomite adalah berwarna terang, butirannya halus, mudah pecah, tergolong
ke dalam siliceous rocks.Lapisan-lapisan dari diatomaceous rock dapat membuat strata dengan
ketebalan beberapa ratus meter yang membentuk sedimentary sequence. Contohnya dapat ditemukan
di California, Miocene Monterey Formation.
b. Radiolarian Chert
Radiolarian chert tersusun oleh lapisan-lapisan yang teratur. Massa dasar radiolarian chert berupa
radiolarite yang berukuran mikrokristalin, bersemen siliceous yang kompak.
Radiolarite merupakan batuan yang mempunyai butiran yang halus.
Radiolarian chert basanya berasosiasi dengan tuff, batuan vulkanik basa seperti basalt bantal,
batugamping pelagic, dan batu pasit turbidit yang dapat digunakan sebagai indicator laut dalam.
Beberapa radiolarian chert juga dapat berasosiasi dengan batugamping micritic dan batuan lain yang
terdeposisi pada kedalaman 200 100 m
c. Spicular Chert
Spicular chert mempunyai struktur yang keras dan padat. Spicular chert terbentuk di laut dan dapat
berasosiasi dengan batupasir glauconitic, lanau, dolomites, batugamping argaillaceous dan
phosphorites.
Spicular chert tidak berasosiasi dengan batuan vulkanik dan mungkin terendapkan di laut dangkal
(beberapa ratus meter)
d. Few or Non Fossiliferous Chert

Lapisan-lapisan pada chert ada yang sedikit mengandung siliceous organisme dan ada yang tidak
sama sekali. Organisme siliceous yang terdapat di dalam chert dapat diamati melalui pengamatan
mikroskopik.
Few fossiliferous chert mempunyai tekstur yang dianalogikan seperti batugamping dengan komposisi
kaya akan unsur besi yang terkandung oleh hematite, magnetite, siderite, ankerite atau yang miskin
alumina kaya silica.
Few Fossiliferous chert biasa berasosiasi dengan Formasi Iron Precambrian. Contohnya adalah pada
zaman Devonian Missisipian Arkansas Novacullite di Arkansas dan Oklahoma dan Caballos
Novacullite, Texas.
Sedangkan untuk yang tidak mengandung skeletal atau Non Fossiliferous Chert, memiliki kesamaan
dengan radiolarian chert, baik secara megaskopis maupun secara asosiasi litologinya. Non
Fossiliferous Chert mempunyai ukuran mikrokristalin dan bersemen siliceous yang kompak.

Gambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen

Gambar 2. Chert yang terlipat

Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert


3. Nodular chert
Nodular chert berbentuk subspheroidal, tersusun akan lensa-lensa atau lapisan-lapisan yang tidak
teratur dengan ukuran mencapai puluhan centimeter.
Nodular chert pada umumnya tidak memiliki struktur internal, akan tetapi beberapa nodular chert
tersusun oleh fosil yang akan silica atau memiliki struktur relict seperti bedding.
Nodular chert memiliki warna hijau gelap hingga hitam, tergolong ke dalam batuan karbonatan dan
cenderung berbentuk parallel bedding.
Nodular chert jarang ditemukan berasosiasi dengan batupasir, batulanau, sedimen lacustrine
dan evaporites. Karena umumnya terbentuk dari ubahan mineral karbonat dan fossil serta dapat pula
berupa hasil ubahan dari anhydrite. Sehingga nodular chert biasa berasosiasi dengan batugamping dan
dolomite.

8. conglomerate
Batu Konglomerat adalah salah satu jenis batuan sedimen yang merupakan suatu fragmen (pecahan)
dari proses sedimentasi (Pengendapan). Batu Konglomerat tersusun atas fragmen (pecahan) yang
telah membundar kemudian terikat dan terpadatkan menjadi satu oleh batu pasir dan kerikil. Fragmen
dari bebatuan pada batu konglomerat lebih besar dari 2 mm. Materialnya berupa kerikil kerikil
berbentuk bundar, batu batu dan pasir melekat satu sama lain. Batu Konglomerat biasanya
dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

9. sandstone (batu pasir)


Batu Pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri atas mineral mineral berukuran pasir
dan butiran pasir. Ukuran-ukuran material penyusun batu pasir berkisar antara 1/16 2 mm. Butiran
butiran pasir ini disatukan oleh berbagai macam perekat ilmiah, perekat ini mengisi sebagian atau
seluruh ruang kosong diantara butiran butiran penyusun batu pasir. Batu ini umumnya berwarna
abu-abu, kuning, atau kemerahan. Batu Pasir sering dimanfaatkan sebagai material pembuatan
gelas/kaca dan kontruksi bangunan.

10. nommulites limestone


Batu Gamping (Kapur) adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri dari mineral
utama calcite (kalsium karbonat). Pembentukan batu gamping dapat terjadi secara mekanik, kimia,
dan organik. Mineral calcite banyak terdapat pada organisme laut, oleh karena itu biasanya terbentuk
dari cangkang binatang laut, kerang, dan jasad makhluk hidup laut yang telah mati. Batu Gamping
(kapur) mudah larut dalam air terutama yang mengandung CO2, dan bila ditetesi zat asam maka akan
membentuk gas CO2. Batuan ada yang keras adapula yang lunak. Warna batuan ini umumnya putih
keabu-abuan, namun adajuga yang berwarna merah, kuning, hitam, atau abu abu gelap. Batu Kapur
sering dimanfaatkan sebagai bahan baku semen.

11. kalsilutite
Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini berlapis hampir
vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit. Ditemukan di karangsambung,
Kebumen

12. calcarenit
Merupakan jenis batu gamping klastik yang berukuran butir menyerupai butir batu pasir. Batuan ini
terbentuk dilingkungan laut. Butiran berukuran pasir bis aberupa mineral kuarsa di dalam masa dasar
karbonat

13.quartzite (kuarsit)
Kuarsit termasuk jenis batuan metamorfosa yang kaya akan mineral-mineral kuarsa.
Dapat terbentuk dari urat-urat kuarsa, batu pasir kuarsa atau batu pasir yang tersemen oleh silica dan

kemudian mengalami proses metamorfosa akibat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangka
waktu tertentu. Kuarsit bersifat sangat keras, kompak, masif dan kristalin. Dapat juga mempunyai
laminasi yang sangat halus sampai kasar dan bahkan dapat berukuran kerikil. Warnanya bervariasi
dari putih, kelabu, hijau, kemerahan sampai kecoklatan atau campuran dari warna terang. Sifatnya
transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata, konkoidal atau menyuban (splintery).

Kuarsit adalah batuan metamorf yang terbentuk nonfoliated oleh metamorfosis dari batu
pasir kuarsa murni. Panas intens dan tekanan dari metamorfosis menyebabkan butir kuarsa
untuk kompak dan menjadi erat intergrown satu sama lain, sehingga kuarsit sangat keras dan
padat. Kuarsit biasanya putih atau abu-abu, tetapi dapat warna cahaya lain tergantung pada kotoran di
batu pasir tua. Ia memiliki kilau kaca, seperti yang diharapkan mempertimbangkan dalam batu pasir
kuarsa memiliki kilau vitreous atau kaca. Ketika cuaca kuarsit dapat memiliki penampilan granular,
tetapi permukaan yang baru patah bahkan istirahat di permukaan karena melanggar melewati butir
kuarsa intergrown, menunjukkan penampilan granular pada permukaan yang baru saja patah.
Terbentuk oleh proses panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis regional dan metamorfosis kontak
di endapan batu pasir, sehingga menjadi kuarsit. Kuarsit sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi.
Kuarsit menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Penggunaan
kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di poles salah satu
permukaan datarnya digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak tangga. Kuarsit
juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur digunakan dalam konstruksi jalan dan
perbaikan.

Proses Terbentuk
: Batuan ini dibentuk oleh kebanyakan mineral kuarsa yang mengalami proses
metamorphism.
Kegunaan
: Bahan agregat,lantai dan dinding.
Warna : Abu-abu, kekuningan, merah, coklat.

14. serphentinite
Yaitu batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultra basa (misalnya dunite) penyusun
kerak samudra serpentinit memiliki warna kehijauan yang ornamental

15. Sekismika (mica schist)

Batuan sekis mika memiliki warna abu-abu dan mengkilap putih, dengan komponen
mineralnya yaitu mika, merupakan metamorf foliasi. Pada deretan batuan sekis mika ini terdapat
aliran sungai yang merupakan arah aliran subsekuaen karena sungainya sejajar dengan arah straight.
Pada struktunya terdapat rekahan yang telah terisi oleh mineral kuarsa yang masuk ke celah-celah
rekahan tersebut. Sekis mika berfoliasi lemah terdapat komponen mika dan kuarsa. Terbentuk karena
akibat tektonik yang merupakan fanerik lepidoblastik skistosa. Batuan dengan mineral mika yang
berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini adalah batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa.
Ditemukan di bayat, Klaten.

16. phyllite
Filit berwarna hitam terdapat pada dinding sungai yang terjal. Batuan ini terbentuk selama proses
penunjaman serta merupakan batuan metamorf berderajat rendah. Proses tektonik dan deformasi lebih
lanjut berupa patahan geser searah aliran sungai, membentuk lipatan-lipatan kecil serta struktur gores
garis pada batuan filit. Ditemukan di Bayat, klaten.

17.

marble (marmer)

Marmer atau batu pualam


merupakan
batuan hasil proses
metamorfosa
atau malihan dari batu
gamping.
Pengaruh suhu dan tekanan
yang
dihasilkan oleh gaya
endogen
menyebabkan terjadi
rekristalisasi
pada batuan tersebut
membentuk
berbagai foliasi mapun non
foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir.
Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga
Tersier. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer
akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena
keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa

tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup
banyak, seperti dapat dilihat pada. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan
kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai
untuk seni pahat dan patung. Ditemukan di gunung Jokotuwo, Bayat, Klaten.

18. gneiss
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau
batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur
lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami
proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari
mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Ditemukan di
Pulau bangka, belitung.

Вам также может понравиться