Вы находитесь на странице: 1из 8

Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang

diprogramkan dalam tujuan khusus penggunaan bahasa.

[1] Menurut

Tarigan, Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga


pesan

yang

disampaikan

penulis

dapat

di

pahami

pembaca. 2[2]

Sedangkan dalam Oxford Dictionary, writing is produce something in


written form so that people can read, perform or use it.

Yang mana

pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Pooteet yang mengartikan


bahwa

menulis

merupakan

penggambaran

visual

tentang

pikiran,

perasaan atau ide, dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa


untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Kegiatan writing diidentikan dengan penggunaan graphic symbols,
yaitu gabungan huruf yang berhubungan dengan bunyi bahasa yang
diucapkan. Namun lebih jelasnya kegiatan writing tidak hanya sekedar
menghasilkan grapic symbols. Simbol-simbol tersebut perlu disusun
sesuai dengan ketentuan yang tepat, baik dalam

membentuk kata,

menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf,


ataupun menyusun paragraf menjadi sebuah teks. Terdapat dua aktivitas
writing yang dapat dilakukan di SD yaitu learning to write dan writing to
learn.3[3]
Kedua istilah ini memang hampir sama namun artinya sangatlah
jauh berbeda. Learning to write merupakan suatu kegiatan dimana siswa
lebih dituntut untuk mengendalikan bentuk luar dari suatu tulisan seperti
bentuk tulisan, ejaan, tanda baca, dan penggunaan kata serta grammar
yang tepat. Sedangkan dalam writing to learn, siswa tidak hanya
mengontrol

bentuk

luar

dari

suatu

tulisan

namun

juga

telah

memperhatikan makna atau ekspresi dari tulisan tersebut. Biasanya tipe


aktivitas belajar yang ke dua ini diterapkan di kelas tinggi karena siswa

1[1] Yudha kurniawan, Smart Games.(Jakarta:PT Wahyu Media, 2008).hlm 9


2[2] Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
(Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), 21.
3

memerlukan kognitif yang lebih tinggi agar dapat lebih kreatif dalam
menulis.
Pembelajaran menulis bertujukan agar peserta didik mampu:
1. Menerapkan langkah-langkah dalam proses menulis
2. Mengadaptasikan gaya menulis untuk tujuan yang bervariasi
3.
Mengembangkan keterampilan menulis untuk mengekspresikannya
secara jelas
4. Mengenali bahwa ketelitian dalam tulisan tangan, pungtuasi, kapitalisasi,
ejaan, dan elemen lain merupakan bagian penting dari suatu tulisan.

1.

Ada lima tingkatan menulis yaitu:4[4]


Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy), anak mulai
menyadari adanya kegiatan baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada
orang melakukan baca tulis. Semula anak hanya memandangi tapi lama
kelamaan

ia

akan

mencoba

menirukan

Anak

mulai

memegang

pensil,kemudian mencoret coret pada kertas atau media lain.Tulisan yang


dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak
sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut. Supaya tahap ini dapat
timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis
anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat
memberikan gambaran awal pada proses penulisan.
2. Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan
hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara
menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara
mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat
3.

dikenali secara konkret.


Pembinaan kelancaran menulis (building fluency). Pada tahap ini simbolsimbol bunyi bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara
konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang

4.

lebih besar dan memiliki makna.


Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /writing to
learn), sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis.
4[4] Yulia Alimudin. 2009. Pembelajaran Menulis,,
http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/, diakses tanggal 20 Mei 2015.

Pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan tujuan
tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan
dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya. Pada tingkatan
ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya.
Menulis matang ( mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu
menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui
tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan tepat,menyusun
kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap
inilah

yang

memberikan

kebebasan

berekspresi

pada

anak

untuk

menghasilkan tulisan tulisan kreatif yang hasilnya sangat memuaskan.


B. Jenis-jenis latihan Writing (menulis)
1. Menuliskan kegiatan sehari-hari
Dalam jenis ini guru memberikan kesempata kepada peserta didik untuk
menuliskan

kegiatan

mereka

mempunyai

kelemahan

salah

sehari-hari.
satunya

Dalam

adalah

jenis

ini

dinilai

membosankan

dan

keaktifan peserta didik kurang. Peserta didik membuat sebuah teks, dan
guru menilai kesalahan grammar, vocabulary, dan pengejaan yang ada di
dalamnya. Writing kemudian hanya menjadi sebuah alat pengujian.
2. Melengkapi kalimat
Dalam kegitan ini peserta didik diminta untuk melengkapi kalimat yang
kosong. Contohnya5[5] :

Robert Gunning pernah menjadi konsultan pada lebih dari 100 harian, termasuk "The Wall
Street Journal" dan "United Press International". Ia mengembangkan apa yang dinamakannya
sepuluh prinsip menulis secara jelas." Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Usahakan agar kalimat rata-rata pendek
Kunci dari pernyataan ini adalah pada kata rata-rata. Gunning mencatat bahwa panjang
kalimat harus berbeda kalau ingin menyelamatkan pembaca dari kebosanan. Jangan
menggempur pembaca terus-menerus dengan kalimat-kalimat staccato yang pendek.
Mengubah-ubah panjang kalimat menciptakan variasi dan meningkatkan keenakan baca.
5[5] Peni Pramono. 30 Menit Essay Writing, (Yogyakarta: Andi, 2006),28

2. Pilih yang sederhana daripada yang kompleks


Di sini Gunning menekankan pada kata pilih. Prinsip ini tidak melarang penggunaan bentuk
yang kompleks. Kita membutuhkan baik bentuk yang sederhana maupun yang kompleks
untuk mengungkapkan kejelasan. Ada saatnya bentuk kompleks adalah yang terbaik, tetapi
jika ada pilihan, pilihlah yang sederhana. William Zinsser, pengarang "On Writing Well",
menulis bahwa rahasia dari penulisan yang baik menanggalkan setiap kalimat sampai pada
komponen terbersih.
3. Pilihlah kata-kata yang lazim

Artikel Terkait

Antara Fiksi dan Non-fiksi

Cara Mengenali Pembaca Anda

Bagaimana Caranya Agar Tulisan Saya Diterbitkan?

Tip & Trik Menulis Skenario

Menulis Renungan Alkitab Sehari-Hari Bagi Anak

Keberadaan Bahan Ajar dalam Pembelajaran

7 Alasan Mengapa Inspirasi Penting bagi Penulis

Dalam menyampaikan pesan, anda harus menghubungkan pikiran anda dengan pengalaman
orang lain. Kata-kata yang pendek, sederhana yang lazim bagi setiap orang adalah yang
terbaik. Hindari yang rumit, yang megah, yang genit, dan yang berbunga-bunga.
4. Hindari kata-kata yang tidak perlu
Bagian terbesar dari semua usaha dan penulisan jurnalistik diperlemah dengan kata-kata yang
tidak berarti, kata Gunning. Menurut dia, kata-kata demikian menjemukan pembaca dan
memudarkan perhatian.
5. Beri kekuatan pada kata kerja
Gunning mengatakan bahwa kata kerja aktif yang kuat dalam penulisan akan memberikan
lonjakan dan menahan perhatian pembaca. Penggunaan kalimat aktif dinilai lebih langsung
dan kuat daripada kalimat pasif. Penulis yang baik rajin mencari kombinasi kata-kata yang
tepat dan kata kerja yang paling kuat.
6. Tulislah sebagaimana Anda berbicara

Wartawan harus berusaha menghindari bahasa formal, yang kaku, terutama dalam teras
(lead). Ringkaskan kekuatan dari berita ke dalam paragraf lead. Tetapi jangan hambat
pembaca dengan akronim dan detail-detail tambahan.
7. Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca
Gunning mengingatkan wartawan agar menghindari penuiisan yang samar. Wartawan olah
raga yang sudah bertahun-tahun meliput pertandingan tenis tahu, misalnya, apa yang disebut
"wildcard". Tetapi wartawan tidak boleh berasumsi bahwa semua pembaca tahu. Bila kata itu
mau dipakai maka harus ada penjelasan sehingga dapat dimengerti oleh semua pembaca:
Misalnya, Gaby mendapat wildcard dalam pertandingan tenis Indonesian Open, yang berarti
bahwa meskipun peringkatnya masih rendah dan karena itu hares mengikuti babak
kualifikasi, namun is mendapat fasilitas khusus untuk langsung masuk dalam babak utama
untuk bertanding melawan unggulan ketiga, Amanda.
8. Hubungkan dengan pengalaman pembaca Anda
Suatu pernyataan yang diputus atau dipisah dari konteksnya adalah suatu bentuk yang
mengambang. Harus ada referensi lain, suatu dasar yang memberikannya pegangan dan arti.
Dan Anda tidak bisa menyerahkannya kepada pembaca dari apa yang ada di hadapannya
untuk
membangun dasar itu. Apa artinya bagi pembaca suatu penambahan anggaran kota sebesar
Rp 10 miliar? Banyak pembaca yang tidak bisa mengerti itu. Tetapi mereka mengerti bahwa
kenaikan ini akan berdampak pada pertambahan pajak yang harus mereka bayar. Jabarkanlah
ini dan ceritakan kepada pembaca, tentang pertambahan pajak yang akan membebani mereka.
9. Gunakan sepenuhnya variasi
Setiap penulis, dengan cara ia menggunakan bahasa, mengungkapkan sesuatu tentang
semangatnya, kebiasaannya, kemampuannya, dan prasangkanya. Hal ini tidak bisa dielakkan
dan memang menyenangkan. Semua penulisan adalah komunikasi; penulisan kreatif adalah
komunikasi melalui pengungkpan-ini adalah "diri" yang melepaskan diri ke keterbukaan.
Tidak ada penulis yang bertahan lama incognito. Gunning juga mengatakan bahwa gayastyle-harus dikembangkan. Seseorang tidak bisa dipuaskan dengan hanya meniru. Anda harus
mampu menilai setiap situasi baru, melihat perbedaan, memilih kata-kata yang tepat untuk
melakukan pekerjaan anda dengan baik. Untuk semua ini dibutuhkan pengetahuan yang luas
tentang fleksibilitas dan variasi dari bahasa.
10. Menulislah untuk menyatakan, bukan untuk mempengaruhi
Tidak perlu memakai kata-kata yang muluk untuk membuat orang terheran-heran atau
kagum.

3. Menyusun kalimat
Arrange the wordsinto correct sentences
1.
Yesterday I went shopping
2.
Had toothache Budi

3.
4.
5.

Spoilt the man my plan


Tangkuban perahu a beautiful place is
Am I worried 6[1]

4. Menulis Bisikan Teman


Cara :
a. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok dan disuruh berbaris
b. Peserta didik yang punya ukuran sepatu kecil berada di depan.
c.
Guru menyiapkan kata-kata yang agak mirip, dalam rangka
mengacaukan ingatan anak
d. Misalnya Pak Nuku, membeli duku, dekat toko buku, dukunya tidak laku,
Pak Nuku giginya ngilu
e. Peserta didik yang paling belakang dibisikkan kata tersebut dan meminta
f.

peserta didik membisikan kepada teman berikutnya.


Teman terdepan menuliskan hasil bisikan yang diterimanya7[1]

10 Prinsip Menulis yang Baik


Berikut ini 10 Prinsip Menulis yang Baik menurut Gunning:
1. Keep sentences short.
2. Prefer the simple to the complex.
3. Prefer the familiar word.
4. Avoid unnecessary words.
5. Put action in your verbs.
6. Write the way you talk.
7. Use terms your readers can picture.
8. Tie in with your readers experience.
9. Make full use of variety.
10.Write to express, not to impress.
6[1] Peni Pramono. 30 Menit Essay Writing, (Yogyakarta: Andi, 2006)28-29
7[1] Depdikbud. Kurikulum Pendidikan Dasar: Garis-garis Besar Program Pembelajaran..(
Jakarta: Depdikbud, 1995), 20

Ke-10 prinsip menulis yang baik di atas didominasi soal redaksional atau
penulisan kata dan kalimat (penggunaan gaya bahasa).
Dalam konteks jurnalistik, prinsip Gunning menekankan pentingnya penggunaan
Bahasa Jurnalistik dalam menulis, khususnya menulis berita atau artikel di
media.
Prinsip #1 Gunakan Kalimat Pendek
Pahami dan gunakan bahasa jurnalistik yang berciri khas ringkas, hemat kata,
dan lugas. Hindari anak kalimat. Lebih baik banyak kalimat tapi pendek-pendek
daripada satu kalimat tapi panjang. Kalimat pendek lebih mudah dipahami.
Prinsip #2 Gunakan Kalimat Sederhana
Gunakan kata dan kalimat sederhana, umum digunakan, jangan "sok ilmiah"
yang membuat pembaca nggak ngerti tulisan kita.
Prinsip #3 Gukanan Kata-Kata Umum
Pilih kata-kata yang lazim digunakan atau dikenal luas oleh pembaca.
Prinisp #4 Hindari kata-Kata yang Tidak Perlu
Jauhkan Kata Mubazir dan Kata Jenuh dalam tulisan. Hindari "pemborosan kata"
agar kalimat menjadi efektif dan efisien.
Prinsip #5 Gunakan Kalimat Aktif
Usahakan selalu gunakan kalimat aktif. Kalimat "Pemerintah menaikkan harga
BBM" lebih baik ketimbang "Harga BBM Dinaikkan Pemerintah".
Prinsip #6 Gunakan Gaya Bertutur.
Hindari penggunaan bahasa formal yang kaku, namun tetap gunakan bahasa
atau kata-kata baku --sesuai dengan kaidah tata bahasa. Menulislah seperti Anda
berbicara.
Catatan: prinsip ini mirip prinsip menulis naskah siaran/naskah berita radio & tv,
yakni "Write the Way You Talk", tulislah sebagaimana Anda mengatakannya
(menggunakan bahasa tutur).
Prinsip #7 Gunakan Istilah
Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca. Penulisan "situasi
memburuk" akan berbeda dampaknya bagi pembaca dengan penulisan "massa
mulai melempar batu ke arah aparat, aparat membalas dengan..."
Prinsip #8 Kenali Karakter Pembaca!
Menulislah sesuai dengan pengalaman dan keyakinan pembaca. Kenali latar
belakang pembaca dan menulislah dengan bahasa yang sekiranya mudah
dimengerti.
Prinsip #9 Gunakan Variasi

Jangan monoton. Tidak semuanya kalimat pendek, variasikan sesekali dengan


kalimat panjang. Gunakan secara bergantian sebutan, gelar, jabatan, dan sapaan
saat menulis nama.
Prinsip #10 Menulis untuk Menyatakan, Bukan Memengaruhi
Kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada pembaca, bukan
"memprovokasi". "Pay attention to clear expression, and for the most part
grammar will take care of itself!"
Demikian 10 Prinsip Menulis yang baik versi Robert Gunning. Wasalam.
(www.romelteamedia.com).*

Вам также может понравиться