Вы находитесь на странице: 1из 10

ESTIMASI SUMBERDAYA LIMESTONE MENGGUNAKAN METODE

NEAREST NEIGHBOUR POINT DAN INVERSE DISTANCE WEIGTING


PADA PT PAMA INDO MINING KECAMATAN KELUMPANG HILIR,
KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN
Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas
dan kemudahan dalam eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil
dari perhitungan cadangan yang baik dapat menentukan investasi yang akan
ditanam oleh investor, penentuan sasaran produksi, cara penambangan yang akan
dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam melaksanakan usaha penambangannya.
Dalam ilmu perhitungan cadangan terdapat berbagai metode yang dapat
dipergunakan untuk menentukan kadar hingga akhirnya besar cadangan suatu
endapan.
Mengingat pemilihan metode yang digunakan dalam perhitungan
cadangan harus sesuai dengan sisi filosofinya, maka untuk endapan batugamping
yang diusahakan oleh PT. Pama Indo Mining, desa tegalrejo, Kecamatan
Kelumpang hulu, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan ini dimana endapan
batugamping dan mineral-mineral pengotornya terdistribusi di berbagai tempat
yang berbukit-bukit tentu membutuhkan metode yang lebih sesuai dengan
kondisinya yang khusus tersebut. Dalam hal ini penulis tertarik menghitung
estimasi sumberdaya dan cadangan yang berada pada daerah produksi perusahaan
Permasalahan yang ingin diteliti dalam tugas akhir ini adalah :
1. Memodelkan penampang endapan limestone di daerah penelitian.
2. Perlunya perancangan blok penambangan limestone berdasarkan kadar CaO
(kalsium oksida) pada PT PIM.
Masalah yang diuraikan dalam penelitian ini yaitu :
1. Pembuatan model endapan limestone berdasarkan data eksplorasi perusahaan.
2. Metode estimasi sumberdaya yang digunakan yaitu nearest neighbor point
(NNP) dan Inverse distance weighting (IDW)
3. Densitas rata-rata limestone 2 ton/m3 berdasarkan informasi yang diberikan
perusahaan
4. Menghitung sumberdaya menggunakan model blok regular dan hanya pada
lapisan limestone.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Membuat permodelan endapan limestone berdasarkan kadar CaO dan MgO
2. Menghitung sumberdaya limestone berdasarkan kualitas
3. Menentukan simulasi kemungkinan produksi berdasarkan nilai CoG (cut off
grade)
Dengan adanya kegiatan penelitian tugas akhir ini ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh, diantaranya :
1. Bagi Mahasiswa
Terbantu dalam proses untuk memperoleh data aktual yang berhubungan
dengan penelitian yaitu mengenai perhitungan sumberdaya limestone
Sebagai penerapan ilmu pertambangan yang terkait dengan ilmu yang
didapatkan di perkuliahan.
Menambah pengalaman tentang kegiatan pertambangan secara langsung di
lapangan khususnya mengenai kegiatan eksplorasi.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan bahan pertimbangan
estimasi sumberdaya limestone yang telah dihitung. Penelitian ini diharapkan

mendapatkan model penampang dari sumberdaya limestone yang telah


dihitung.
II. METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Rencana kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap penyusunan laporan
akhir.
A. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir, studi literatur
daerah penelitian dan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Sasaran
utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian.
B. Tahap Pengumpulan Data
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan instrumen sebagai berikut:
1. Kamera, digunakan untuk mengumpulkan foto-foto sebagai data pendukung.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Metode yang digunakan dalam pengambilan data lapangan meliputi metode
deskriptif yaitu melalui studi lapangan dan observasi (pengamatan langsung)
dengan melihat langsung letak lubang bor.
2. Metoda Korelasional, yaitu merupakan kelanjutan dari metoda deskriptif,
setelah menghimpun data log bor pada daerah penelitian lalu disusun secara
sistematis dan cermat.
3. Wawancara, yaitu dengan mengadakan dialog langsung dengan bagian divisi
eksplorasi dan divisi perencanaan tambang di perusahaan daerah penelitian.
4. Studi Kepustakaan, yaitu berdasarkan studi literatur, dimana data diperoleh
dari literatur-literatur dan hasil laporan yang sudah ada.
C. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data ini meliputi :
a. Membuat model endapan limestone pada daerah penelitian
b. Menghitung sumberdaya limestone menggunakan metode NNP dan IDW
c. Cross validasi untuk mengetahui nilai true dan estimated dari sumberdaya.
D. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Tugas Akhir
Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam laporan tertulis untuk
dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir.
Metode Perhitungan Cadangan
Telah banyak dikemukakan mengenai berbagai metode perhitungan
cadangan dan kalaupun ada perbedaan hanya berupa sedikit modifikasi dari
sesuatu yang sangat urnum. Pada prinsipnya, metode perhitungan cadangan harus
dapat menghitung dengan cepat, dipercaya, dan mudah dilakukan cek ulang.
Perbedaan dari berbagai metode perhitungan cadangan biasanya dibedakan
menurut penentuan perhitungannya yang dipisahkan menjadi bagian-bagian atau
blok. Hal ini didasarkan oleh faktor struktur geologi, ketebalan, kadar, nilai
ekonomi, kedalaman, dan lapisan penutup. Oleh karena itu, dalam pemilihan
metode tergantung pada kondisi geologi endapan mineral, sistem eksplorasi,
penambangan, dan faktor ekonomi. metode perhitungan cadangan yang
digunakan, yaitu:

1. Metode Model Blok (Grid)


Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode
penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan
yaitu metode klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood Nearest Point) dan
IDW (Inverse Distance Weighting) serta metode non klasik yaitu penaksiran
cadangan dengan meggunakan Kriging.
Permodelan dengan komputer untuk merepresentasikan endapan bahan galian
umumnya dilakukan dengan model blok (block model). Dimensi block model
dibuat sesuai dengan disain penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang
sama dengan tinggi jenjang. Semua informasi seperti jenis batuan, kualitas, dan
topografi dapat dimodelkan dalam bentuk blok.
III. Data Hasil Pengamatan
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a) Data topografi daerah penelitian
Merupakan data survey pemetaan tofografi daerah penelitian yang
dilakukan oleh perusahaan, berupa data koordinat dan elevasi. Data tersebut
digunakan sebagai batas atas (surface) dalam memodelkan batubara,
perancangan pit dan dalam perhitungan jumlah volume overburden.
b) Data pemboran eksplorasi
Kegiatan eksplorasi dilakukan pada endapan limestone dan claystone
daerah Penelitian. Pada kegiatan pemboran eksplorasi terdiri dari kegiatan
pemboran dengan alat bor merek Jacro 175, Mata bor yang digunakan adalah
mata bor corebit dimana seluruhnya menggunakan Metode Full Coring.
Data hasil pemboran yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
jumlah lubang bor sebanyak 16 titik. Data pemboran terdiri dari koordinat
titik bor, elevasi titik bor, total kedalaman bor, lithologi, ketebalan. Data
data tersebut digunakan sebagai data untuk memodelkan endapan liimestone
yang ada dilokasi penelitian.
c) Analisa sampel dilakukan di departemen quality control yang terletak di
tarjun. Sampel yang telah di bungkus di dalam pastik di buat menjadi bubuk
menggunakan mesin grinding mill dan di pisahkan sesuai kedalaman masingmasing sampel. Sampel kemudian di press sehingga berbentuk silinder
dengan 5-3 mesin press merk siemens, setelah sampel berbentuk silinder
barulah sampel dimasukkan ke dalam alat x ray sequintal T merk broker. Satu
sampel yang mewakili 1 meter lapisan coring di analisa dalam x-ray dalam
waktu kurang lebih 5 menit. Hasil dari analisa sampel berupa kadar yang ada
dalam sampel antara lain silica, alumina dan kadar senyawa lain yang
terdapat dalam sampel.
Pengolahan Data
Permodelan Endapan Limestone
Permodelan endapan limestone dilakukan untuk mengetahui bentuk dan
sebaran lapisan limestone, baik letak / posisi lapisan, kedalaman, kemiringan dan
kualitas limestone yang terdapat di area penelitian. Model blok sumberdaya pada

blok B PT. Pama Indo Mining ini dibuat dengan dimensi blok dalam (x,y,z) yaitu
25 x 25 x 10 m (berdasarkan konvensi) untuk klasifikasi sumber daya terukur.
Secara umum dalam permodelan dan estimasi sumberdaya endapan
limestone diperlukan data-data sebagai berikut:
1. Peta topografi
2. Peta geologi lokal (meliputi litologi, stratigrafi, dan struktur geologi)
3. Data bor, Menghasilkan data berformat .*csv yaitu data collar dan data assay
Berdasarkan kombinasi data-data olahan tersebut dapat dilakukan analisis
dan evaluasi untuk penentuan dan perhitungan jumlah sumberdaya limestone pada
daerah penelitian. Setiap tahapan dan prosedur pekerjaan seperti diuraikan di atas
dapat dikerjakan dan dihitung secara beratahap dan simultan dengan
menggunakan kombinasi perangkat lunak ACD dan Microsoft Excel diolah dan
interpretasikan dalam perangkat lunak SPC. secara umum tahapan pengerjaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan utama, yaitu :
1. Kontruksi peta topografi
2. Permodelan tiga dimensi endapan limestone
3. Penaksiran sumberdaya limestone dalam model blok
Dimana urutan pengerjaan secara spesifik adalah sebagai berikut.
1. Pemasukan, penyusunan dan validasi data collar dan assay untuk input file
data drillhole (lubang bor)
2. Input atau pemasukan basis data (database)
3. Pemeriksaan model drillhole terhadap listing data collar dan assay (validasi)
4. Pembuatan string file (menentukan batas atas dan bawah)
5. Composite drillhole
6. Membuat block model (3D orebody modelling)
7. Verfikasi permodelan terhadap topografi terhadap zona endapan (constrain)
8. Memasukkan nilai attribute atau nilai kadar
9. Pemilihan metode estimasi
10. Estimasi sumberdaya blok endapan (Nearest Neighbour Point dan Inverse
Distance Square)
11. Report block model
A. Estimasi kadar dan sumberdaya limestone dengan Metode Nearest Neighbour
Point (NNP)
Tidak semua data pada assay drillhole ini dipakai dalam estimaasi
sumberdaya, hanya data-data yang masuk dalam ruang endapan liestone hasil
korelasi yang digunakann untuk memberikan pengaruh erhadap penaksiran kadar
dalam zona masing-masing. Dalam SPC. untuk pemilahan data ini dilakukan
dengan perintah constrain yang akan mengestimasi kadar pada setiap model
blok berdasarkan zona awal yang sudahditentukan dari hasil rekapitulasi data
(batasan kadar).
Setelah model blok ditentukan, dilakukan estimasi kadar pada tiap blok
tersebut berdasarkan dari informasi setiap interval kadar bor inti terhadap masingmasing zona limestone. Dalam penelitian ini tidak dilakukan komposit data
dikarenakan dari data asli sudah memiliki interval yang cukup baik yaitu interval
setiap 1 meter.
Untuk metode estimasi kadar tersebut digunakan metode konvensional
yaitu NNP atau nearest neighbor point. Estimasi pada model blok dilakukan dari

informasi kadar CaO (kalsium Oksida) dan MgO (magnesium Oksida) dari setiap
interval bor. Radius pencarian data yang digunakan pada penelitian adalah
maksimum horisintal 200 m dan maksimum vertical 150 m dari titik bor.
Parameter tersebut merupakan prototype dalam estimasi kadar pada setiap model
blok.

Gambar 3.1. estimasi kadar CaO menggunakan metode NNP

Gambar 3.2 estimasi kadar MgO menggunakan metode NNP


.
B. Estimasi kadar dan sumberdaya limestone dengan Metode inverse distance
square (IDS)
Berikutnya digunakan metode estimasi yang sudah ada pada software SPC,
yaitu medote IDS. Metode IDS disini menggunakan radius maksimal pencarian
secara horizontal dengan jarak 200 m dan radius pencarian secara vertikal dengan
jarak maksimal 150 m. dengan kekuatan IDS strength sama dengan dua oleh
karena itu dinamakan square. Estimasi dilakukan dengan kadar CaO terlebih dulu
kemudian dilanjutkan dengan kadar MgO

gambar 3.3 estimasi kadar CaO menggunakan metode IDS

Gambar 3.4 estimasi kadar MgO menggunakan metode IDS


A. Distribusi kadar
Distribusi kadar pada masing-masing metode sudah pasti berbeda, akan
tetapi dapat dilihat dengan garis besarnya saja. Komparasi dilakukan pada jumlah
blok yang sama, dimensi blok yang sama, dan luas area yang sama, hanya pada
metode estimasi yang berbeda.
Pada metode NNP dan IDS kadar CaO tinggi yang ditunjukkan dengan
warna merah terdistribusi merata dan jumlahnya sangat banyak. Pada bagian
utara, tengah, dan barat masing-masing blok model terdapat kadar CaO yang
tinggi. Sedangkan kadar CaO yang medium (sedang) ditunjukan pada daerah yang
berwarna kuning.
Untuk masing masing metode terdapat distribusi yang berbeda terhadap
limestone dengan kadar CaO medium grade. Terakhir limestone dengan kadar
CaO low grade yang ditunjukkan oleh blok berwarna hijau, hanya sedikit
limestone yang low grade. Pada NNP limestone dengan kadar low grade terdapat

pada daerah tenggara dan sedikit pada daerah selatan pada metode IDS.
Sedangkan untuk kadar MgO pada masing-masing metode menyatakan bahwa
kadar MgO rata-rata berada pada 0-2 %, blok berwarna biru tua menunjukan nilai
MgO hamper sama dengan nol. Dan blok berwarna biru muda menunjukan kadar
MgO antara 1-3 %. Pada metode IDS, kadar MgO hanya berkisar antara 0-3%,
sedangkan pada metode NNP kadar MgO ada yang berkisar 5-7% dan ada yang
hampir 9%. MgO yang tinggi terdapat pada daerah barat daya yang ditunjukkan
dengan blok berwarna merah.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan kriteria estimasi yang digunakan pada
setiap metode, akan tetapi kebanyakan kadar MgO yang ada pada blok model
hamper 90% menyatakan berada di bawah batas yang telah ditentukan yaitu 5 %
untuk kadar MgO.
B. Penentuan Sumberdaya
Pada daerah penelitian kondisi geologi tergolong dalam kelompok geologi
sederhana. Kelompok geologi sederhana tersebut maksudnya adalah batugamping
(limestone) dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi sangat
sederhana. Sesar dan lipatan tidak ada, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang
diakibatkannya tidak ada sama sekali. Kelompok ini dicirikan pula oleh
kemiringan lapisan yang relative datar, ketebalan lapisan yang sangat besar, dan
sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter (SNI 13-5104-2011).
Dengan Jarak antar titik bor kurang dari 500 meter dan kondisi geologi
yang sederhana berarti sumberdaya limestone bisa dikatakan sumberdaya terukur.
Perhitungan sumberdaya menggunakan metode estimasi NNP dan IDS dengan
dimensi blok yang sama dan jumlah blok yang sama yaitu Jumlah sumberdaya
terukur limestone sebanyak 34.950.000 ton. Estimasi Sumberdaya terukur
limestone bisa dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Klasifikasi dan Nilai Sumberdaya Endapan Limestone

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Pama Indo Mining blok
B yaitu :
1. Berdasarkan data pemboran eksplorasi diperoleh dua lapisan yaitu lapisan
llimestone dan lapisan claystone. lapisan limestone dengan ketebalan 14-104
meter.
2. Hasil estimasi sumberdaya dan kadar limestone menggunakan metode NNP
didapatkan jumlah sumberdaya terukur 34.950.000 ton dengan kadar rata-rata
CaO 50,48 % dan kadar MgO 1,49 %
3. Hasil estimasi sumberdaya dan kadar limestone menggunakan metode IDW
didapatkan jumlah sumberdaya terukur 34.950.000 ton dengan kadar rata-rata
CaO 50,84 % dan kadar MgO 0,79 %
4. Dengan cut off untuk kadar CaO >50% dan MgO <5%, maka didapatkan
jumlah sumberdaya limestone hasil estimasi menggunakan metode NNP
sebesar 25.755.000 ton dan jumlah sumberdaya terukur limestone hasil
estimasi dengan metode IDS adalah sebesar 28.275.000 ton.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan kepada perusahaan setelah melakukan
hasil penelitian yaitu permodelan dengen block model regular yang diestimasi
menggunakan metode NNP dan IDS pada PT Pama Indo Mining dapat menjadi
bahan lanjutan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998. SNI 13-4726-1998_Sumber Daya Mineral dan Cadangan, BSN.
Jakarta. Hal 1.
Anonim. 1999. SNI 13-6011-1999_Sumber Daya dan Cadangan Batubara.
BSN. Jakarta. Hal 2-10.
Anonim, 2011, Pedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara. Pusat Sumberdaya Geologi, diunduh tanggal 23 Maret 2012 jam
01.40 WITA dari www.dim.esdm.go.id.
Arif, I., dan Adisoma G.S., 2002. Buku Ajar TA 424-Perencanaan Tambang. ITB.
Bandung.
Haris, W. A., 2005, Modul Responsi TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan.
ITB. Bandung. Hal 12-13.
Hustrulid, W. and Kuchta M., 1995, Open Pit Mine Planning and Design Volume
1: Fundamentals, A.A. Balkema. Rotterdam.
Nurhakim. 2008, Draft Bahan Kuliah Perencanaan dan Permodelan Tambang,
Program Studi Teknik Pertambangan FT UNLAM. Banjarbaru.

Seimahuira, J. 1998, Modul Pendidikan dan Pelatihan Pengambilan Conto dan


Perhitungan Cadangan dengan Metode-Metode Konvensional. ITB.
Bandung. Hal 11-12
Sukamto, U. 2007, Buku Panduan Praktikum Tambang Terbuka. UPN.
Yogyakarta. 47-46.
Sukandarrumidi, 2004, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Hal 18-24
Supriatna, S dan Sanyoto, P. 1994, Peta Geologi Lembar Buntok, Kalimantan.
P3G. Bandung.
Tambunan, D. 2009, PPermodelan dan Perhitungan Cadangan Batubara dengan
Program Minescape 4.115C, di PIT-IV, PT Kalimantan Prima Persada,
Tanjung Alam, Kalimantan Selatan. Skripsi Tugas Akhit Teknik
Pertambangan ITB. Bandung. Hal III-3

Вам также может понравиться