Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Sebagai sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang distribusi gas bumi, PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Sangat memperhatikan kualitas peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan kerjanya. Umumnya semakin baik kualitas peralatan
yang digunakan, akan semakin baik pula hasil yang dicapai perusahaan dan semakin baik
pula daya tahan peralatan tersebut terhadap terjadinya kerusakan, baik akibat usia maupun
sebab lainnya. Peralatan berkualitas tinggi ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak
sedikit, baik untuk pembelian, pemeliharaan, maupun perbaikan ketika terjadi kerusakan.
Peralatan mahal tersebut tidak hanya berupa pipa gas, melainkan juga peralatan listrik seperti
generator, motor-motor besar, kompresor, dan lain-lain. Tentunya perusahaan ingin
melindungi peralatan-peralatan mahal yang ada agar dapat terus beroperasi dan terhindar dari
biaya perbaikan yang tidak terduga, akibat peralatan yang rusak dan perlu diperbaiki.
Oleh karena itu, dibutuhkan proteksi tenaga listrik untuk melindungi peralatanperalatan listrik milik PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. dari masalah-masalah
kelistrikan yang dapat terjadi saat sedang beroperasi. Dengan proteksi yang tepat, maka
peralatan listrik terhindar dari kerusakan ketika ada sebuah gangguan yang bersifat
sementara. Jika proteksi sistem tenaga listrik baik, maka nilai ekonomis dapat diperoleh
karena jika dalam suatu sistem terjadi gangguan, maka kerusakan peralatan tidak dapat
menyebar ke peralatan yang lain berkat adanya proteksi tersebut.
Proteksi listrik yang digunakan di Stasiun Kompresor Pagardewa berperan untuk
melindungi peralatan dari kerusakan sehingga perusahaan terhindar dari kerugian yang tidak
diinginkan. Untuk menjamin peralatan listrik agar benar-benar terlindung, ketika suatu
proteksi telah gagal melindungi, akan ada proteksi lain yang masih melindungi peralatan,
sehingga peralatan yang ada terlindungi dari bahaya kualitas daya yang buruk, mencegah
kerusakan alat, dan perusahaan dapat terhindar dari kerugian.
Salah satu sistem proteksi tenaga listrik yang digunakan adalah SEPAM. SEPAM
adalah relay proteksi yang memiliki beragam fungsi proteksi, sehingga cocok digunakan
untuk melindungi peralatan mahal milik perusahaan. Namun, jika proteksi ini tidak
digunakan dengan benar, malah akan merepotkan bahkan berpotensi untuk merugikan
perusahaan. Misalnya terdapat masalah pada pengaturan di alat SEPAM. Masalah inilah yang
akan dibahas pada skripsi ini beserta dengan penjelasan lebih lanjut pada bab selanjutnya.
I.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan
I.3
Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan optimasi pada alat
I.4
Pembatasan Masalah
Agar skripsi ini lebih terarah, maka penulis menitikberatkan masalah pada SEPAM
I.5
Metode Penelitian
Penulisan yang dilakukan menggunakan metode pemaparan atas apa yang telah
penulis dapatkan di lapangan selama melakukan penelitian dan ditambah dengan analisa
terhadap beberapa data yang menurut penulis cukup menarik untuk dibahas.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumendokumen yang diberikan oleh pembimbing, teknisi, ditambah dengan mempelajari
buku-buku yang memiliki keterikatan dengan permasalahan yang dibahas. Terutama
mengenai pengaturan waktu tunda pada SEPAM.
2. Pengumpulan informasi dari narasumber, yaitu mengadakan diskusi dan konsultasi
dengan teknisi lapangan, pembimbing, dan orang-orang yang ahli di bidangnya.
3. Survey lapangan, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan
I.6
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis akan mengaplikasikan
sistematika penulisan skripsi sebagai berikut. Pada bab satu akan berisi pendahuluan berupa
latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metode penelitian, dan
sistematika penulisan. Untuk dapat memahami permasalahan yang dibahas pada skripsi ini,
maka terdapat dasar teori pada bab dua, yang berisi tentang proteksi, pengertian relay
proteksi, fungsi relay proteksi, syarat-syarat relay proteksi, relay SEPAM, relay GMR, dan
software ETAP. Setelah itu, pada bab tiga akan dibahas kondisi kelistrikan Stasiun
Kompresor Pagardewa, mulai dari deskripsi umum, spesifikasi motor pendukung GTCP,
GEG, DEG, UPS, filosofi operasi dan control, pengentian darurat, dan setting dari relay
SEPAM dan relay GMR, serta Skenario ETAP. Kemudian dari data-data yang ada, dilakukan
analisis pada bab empat, yang berisi tentang masalah yang terjadi pada relay SEPAM, apa
penyebabnya, bagaimana cara menanggulanginya, dan hasil dari simulasi software ETAP.
Terakhir, kesimpulan dari yang diperoleh dari penelitian skripsi ini ditulis pada bab lima.
BAB II
RELAY PROTEKSI
Hubung singkat
Tegangan lebih/kurang
Frekuensi sistem turun/naik
Dll
pada saat terjadi gangguan pada titik terjauh dari suatu daerah sistem
pengaman.
5. Ekonomis
Harga relay harus dipertimbangkan dengan baik. Artinya, secara ekonomis,
harga yang dibutuhkan untuk relay proteksi harus lebih murah daripada
kerugian ketika terjadi kegagalan sistem.
1000+ tipe B21. Alasan digunakannya SEPAM tipe B21 adalah karena fungsinya untuk
proteksi Busbar, seperti yang telah tertulis pada tabel dibawah.
Seperti terlihat pada tabel diatas, fungsi utama SEPAM tipe B21 adalah proteksi untuk
penggunaan normal, dan berfokus pada fungsi proteksi tegangan dan frekuensi. Selain itu,
ada 2 tabel lagi yang akan menjelaskan fungsi SEPAM tipe B21.
Tabel II-2 Fungsi SEPAM tipe B21
Dapat dilihat pada tabel bahwa SEPAM tipe B21 memiliki 3 fungsi proteksi, yaitu
ANSI 27, ANSI 59, dan ANSI 81. Menurut dokumen ANSI numbers IEEE Standard
Electric Power System Device Function Numbers acc. to IEEE C.37.2-1991, masingmasing proteksi tersebut adalah adalah:
ANSI 27
: Relay Undervoltage
Bekerja ketika tegangan input lebih kecil daripada tegangan yang telah ditentukan
ANSI 59
: Relay Overvoltage
Bekerja ketika tegangan input lebih besar daripada tegangan yang ditentukan
ANSI 81
: Relay Frekuensi
Bekerja ketika frekuensi input lebih rendah ataupun lebih tinggi daripada frekuensi
yang telah ditentukan
Dari data ini, dapat dilakukan analisa untuk memperkecil ruang lingkup permasalahan yang
ada pada proteksi SEPAM di Stasiun Kompresor Pagardewa PT. Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk. Sehingga akan mempermudah dalam identifikasi masalah yang ada.
10
11
12
13
14
membutuhkan daya dari generator, melainkan dapat hidup dengan daya sendiri. Namun,
motor-motor pendukung agar GTCP ini dapat bekerja dengan baik membutuhkan daya dari
generator, sehingga GTCP tetap akan ikut terkena dampak apabila generator bermasalah dan
mengalami trip. Tanpa komponen pendukung ini, GTCP akan mengalami shutdown dalam
waktu sekitar 3 menit. Hal ini tentu sangat merugikan perusahaan. Dikarenakan pentingnya
komponen penunjang ini, komponen ini dirancang agar langsung menyala kembali sesaat
setelah generator kembali online, berbeda dengan motor-motor dan beban-beban besar lain
yang harus dinyalakan secara manual. Oleh karena itu, hanya 3 motor besar ini saja yang
dibahas. Komponen-komponen tersebut adalah:
a) Enclosure fan
b) Lube oil cooler
c) After cooler
Spesifikasi:
a)
Enclosure Fan
15 HP
(11.19 kW)
400 VAC
20.8 Ampere
1460 RPM
b)
c)
After Cooler
22 kW
(29.49 HP)
380 VAC
42 Ampere
1480 RPM
15
Frekuensi
: 50 Hz
Saat beban maksimum, satu GEG akan memakai 142.28 Standard Cubic Feet per Minute
(SCFM)
Tabel III-5 Komposisi gas untuk pembangkit bermesin gas
No
Gas
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Composition
CH4
C2H6
C3H8
iC4H10
nCH4H10
iC5H12
nC5H12
C6+
N2
CO2
H2S
H20
O2
Total
Unit
Case 1
Case 2
Case 3
Case 4
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
Mol%
81.673
4.964
3.655
0.697
0.942
0.329
0.160
0.140
2.820
4.323
0.000
0.032
0.265
100
81.693
4.965
3.654
0.696
0.940
0.328
0.159
0.124
2.820
4.323
0.000
0.032
0.265
100
82.328
5.498
3.999
0.783
1.029
0.433
0.113
0.119
1.214
4.099
0.000
0.032
0.352
100
81.700
4.965
3.654
0.696
0.940
0.327
0.159
0.119
2.821
4.323
0.000
0.032
0.265
100
Gas Engine Generator yang terpasang adalah Caterpillar G3516 LE dengan kapasitas
870 Kilowatt (kW), arus maksimal 1569 Amp, tegangan 400 Volt, frequency 50 Hz.
Berdasarkan data dan pengalaman di lapangan, ketika generator yang running
mengalami trip, waktu yang dibutuhkan untuk starting generator yang stand by hingga
tercapai 380V adalah sekitar 8 hingga 12 detik. Generator sudah memiliki 2 proteksi, yaitu
ACB pada bagian Incoming di ruang MCC dan Control Panel generator itu sendiri, dimana
terdapat Generator Management Relay (GMR) didalamnya.
16
Frekuensi
: 50 Hz
Saat beban maksimum, satu DEG akan memakai 0.61 Galon tiap menit (GPM).
DEG membutuhkan industrial diesel oil atau minyak diesel industry (IDO) sebagai bahan
bakar. Kebutuhan IDO adalah sebagi berikut :
Test
Spesific Gravity
Unit
Limits
Mi Ma
60/60 0F
n
0.8
x
0.92
Test Methods
Other
ASTM
s
D-1298
17
4
2
Viscosity
Redwood
1/100 0F
Pour Point
Sulphur Content
Secs
35
45
D-445
0F
65
D-97
D-
%wt
1.5
1551/155
IP-70
2
5
6
7
8
9
10
11
Conradson
Carbon
Residue
Water Content
Sediment
Ash
Neutralization
%wt
% vol
%wt
%wt
Value: mgKOH/h
r
0F
D-189
0.25
2.02
0.02
D-95
D-473
D-482
Nil
D-974
150
6
D-93
D-1500
III.5 Uniterruptible Power Supply atau Pasokan Listrik Tak Terputus (UPS)
Saat semua pembangkit dihentikan, seperti saat pemeliharaan, UPS akan melayani
kebutuhan listrik untuk sistem control dan panel essential.
UPS akan membuat listrik dengan kebutuhan sebagai berikut:
Frekuensi
: 50 Hz
Waktu Back Up baterai dapat memenuhi kebutuhan listrik minimum selama 90 menit pada
beban puncak.
18
percobaan), DEG secara otomatis akan menyala untuk memasok listrik ke pemakai essential
hanya untuk Stasiun Kompresor Pagardewa saja.
Pemakai essential adalah:
UPS
Panel Gudang
19
Panel Masjid
Saat kedua GEG tidak bisa menyala, satu-satunya penyedia listrik adalah UPS. UPS
memasok pemakai berikut maksimum selama 90 menit operasi.
SFAP
BFAP
CCTV
Switchgear
Paging
PABX
SCCP
20
Pembangkit Bermeesin Diesel dibuat untuk menyediakan listrik darurat saat GEG
tidak bekerja. Listrik darurat dibutuhkan untuk sistem control dan sistem udara instrument.
Namun, saat ada kasus kebakaran di Gedung Pembangkit, operator harus menimbang apakah
perlu mematikan DEG atau tidak.
Proteksi
27 - 1
27 - 2
27D - 1
27D - 2
27R
27S
59 - 1
59 - 2
59N - 1
59N - 2
81H
81L - 1
81L - 2
Nama
Phase-to-Phase Undervoltage
Phase-to-Phase Undervoltage
Positive Sequence Undervoltage
Positive Sequence Undervoltage
Remanent Undervoltage
Phase-to-Neutral Undervoltage
Phase-to-Phase Overvoltage
Phase-to-Phase Overvoltage
Neutral Voltage Displacement
Neutral Voltage Displacement
Overfrequency
Underfrequency
Underfrequency
Status
On
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
On
On
Off
Setting
92%Unp
20%Unp
15%Unp
30%Unp
90%Unp
20%Vnp
110%Unp
120%Unp
20%Unp
10%Unp
53Hz
47Hz
49Hz
Delay
4s
100ms
100ms
100ms
100ms
100ms
100ms
100ms
100ms
100ms
4s
3s
100ms
Dari tabel diatas, terlihat bahwa terdapat 3 relay yang berada dalam kondisi menyala.
Masing-masing dari relay tersebut adalah untuk proteksi undervoltage, underfrequency, dan
overfrequency. Batas-batas dari pengaturan relay-relay tersebut adalah:
21
Nama Proteksi
27 - Undervoltage
81L - Underfrequency
81H - Overfrequency
Setting
5% - 100% Unp
45 Hz 50 Hz
50 Hz 53 Hz
Time Delay
0.05s 300s
0.1s 300s
0.1s 300s
22
Nama Proteksi
Overvoltage Trip
Status
Latche
d
Latche
d
Phase Reversal
Trip
Underfrequency
Trip
Latche
d
Latche
d
Undervoltage Trip
Overfrequency
Trip
Neutral
Overvolatge Trip
Neutral
Undervolatge Trip
Latche
d
Setting
Delay
Res
et
Rat
e
0.90*Rated
5s
1s
1.10*Rated
Voltage
Level
Cutoff :
0.80*Rated
Level 1 :
45Hz
Level 2 :
44Hz
Voltage
Level
Cutoff :
0.80*Rated
Level 1 :
55Hz
Level 2 :
57Hz
5s
1.4s
Block
Underfrequency
from Online : 1s
Delay 1 : 5s
Delay 2 : 2s
Block
Overfrequency
from Online : 1s
Delay 1 : 5s
Delay 2 : 2s
Curve
Elem
ent
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Definit
e Time
Off
Off
Nama Proteksi
Undervoltage
Underfrequency
Overfrequency
Setting
0.50 0.99 x Rated
20 60 Hz
25.01 70 Hz
Time Delay
0.2 10 s
0.1 5000 s
0.1 5000 s
23