Вы находитесь на странице: 1из 66

ISSN 2086-0102

Katalog
Standar Nasional Indonesia SNI
Teknologi Pangan

2012
Indonesian National Standards - SNI
Catalogue
Food Technology

Badan Standardisasi Nasional


Jakarta, 2012

Katalog Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Teknologi Pangan 2012


memuat seluruh SNI terkait bidang teknologi pangan yang tetapkan
hingga 30 September 2012. Standar disajikan berdasarkan urutan nomor
International Classification of Standards (ICS).
This Indonesian National Standards (SNI) Catalogue on Food Technology
contains a list of all SNI related to Food Technology that issued up to 30
September 2012. These standards are presented in sequence by
International Classification of Standards (ICS).

BSN 2012

Hak cipta dilindungi undang-undang


Badan Standardisasi Nasional
Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp. + 62 21 574 7043
Fax. + 62 21 574 7045
E-mail : dokinfo@bsn.go.id
Website: www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta

ISSN 2086-0102

DAFTAR ISI

CONTENT

Kata Pengantar ..................................................

iv

Preface ...............................................................

iv

Pengelompokkan indeks Utama SNI ..................

SNI Main Index Classification .............................

BSN Secara Singkat ...........................................

vii

BSN in brief ........................................................

vii

Jasa Informasi Standardisasi..............................

viii

Standards Information Services ..........................

viii

Indeks International Classification Standard (ICS)


Bidang Teknologi Pangan ..................................

International Classification Standard (ICS) Index on


Food Technology ................................................
1

Indeks utama SNI berdasarkan ICS ...................

Main index of SNI by ICS....................................

iii

KATA PENGANTAR

PREFACE

Katalog Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang


Teknologi Pangan 2012 menyajikan 817 Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan hingga 30
September 2012. Susunan Katalog SNI terdiri atas
indeks Utama SNI yang disusun berdasarkan
International Classification for Standards (ICS).

This Indonesian National Standards (SNI) Catalogue on


Food Technology 2012 provides a list of 817 Indonesian
National Standards (SNI) issued up to 30 September
2012. The catalogue of SNI consists of main index of
SNI arranged based on ICS.

Katalog Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang


Teknologi Pangan 2012, diterbitkan sebagai tanggung
jawab BSN dalam memenuhi salah satu tugasnya
dibidang standardisasi, ayiu penetapan SNI. Selama
kurun waktu tersebut BSN nberkoordinasi dengan
Panitia Teknis / Sub Panitia Teknis (PT/SPT) berhasil
merumuskan dan menetapkan 817 SNI dengan rincian
berdasarkan ICS sebagai berikut:

Indonesian National Standards (SNI) catalogue on Food


Technology 2012, is published for the purposed of
showing BSN accountability. During this period, BSN
together with TC/STC successfully formulated and
stipulated 817 SNI with the following ICS sector
distribution.

Pengelompokkan SNI (Kode ICS)

Jumlah
SNI

67 TEKNOLOGI PANGAN

817

ICS Title (ICS Code)


67 FOOD TECHNOLOGY

Number
of SNI
817

Hampir semua standar yang disebutkan dalam katalog


ini hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Terjemahan
SNI dalam Bahasa Inggris dapat disediakan
berdasarkan permintaan, sesuai ketentuan yang berlaku
di BSN.

Most standards listed in this catalogue are available in


Indonesian language only. English translation for SNI
can be provided upon request.

Informasi lebih lanjut , dapat menghubungi BSN dengan


alamat sebagai berikut :

For further information, please contact BSN at the


following address:

Badan Standardisasi Nasional (BSN)


Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3
Jl. Gatot Subroto, Senayan
Jakarta 10270
Indonesia
Telp. + 62 21 574 7043
Fax. + 62 21 574 7045
E-mail : dokinfo@bsn.go.id
http://www.bsn.go.id

Badan Standardisasi Nasional (BSN)


Center for Information and Documentation
Standardization
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3
Jl. Gatot Subroto, Senayan
Jakarta 10270
Indonesia
Telp. + 62 21 574 7043
Fax. + 62 21 574 7045
E-mail : dokinfo@bsn.go.id
http://www.bsn.go.id

Penyusun:
Dra. Erni Sumarni
Nursidik Fadillah, S.Sos

iv

of

PENGELOMPOKKAN INDEKS UTAMA SNI

SNI MAIN INDEX CALSSIFICATION

Bagian utama dari Katalog ini adalah Daftar SNI yang


disusun berdasarkan kelompok ICS (International
Classification Standard).

The main part of this catalogue is this list of SNI which


are arranged according to ICS (International
Classification Standard).

Tujuan pengelompokkan berdasarkan ICS ini adalah


untuk memberikan akses yang optimal dalam
pencarian standar dengan menggunakan subjek
berdasarkan ICS.

The aim grouping SNIs according to ICS is to provide


optimum access for the searching of tandards by theis
ICS Subjects.
berdasarkan ICS.

Struktur Subjek Berdasarkan ICS

Struktur Subjek Berdasarkan ICS

Struktur subjek merupakan klasifikasi berdasarkan


hirarki yang terdiri atas tiga tingkatan yang dinyatakan
dalam 7 digit angka. Tingkat 1 mencakup bidang yang
umum dari kegiatan standardisasi, dinyatakan dalam 2
digit, contohnya:

The subject structure is a hierarchical calssification


consisting of three levels. Level 1 covers broad fields
of activity in standardization. Each field contains a two
digit notation, e.g:
67

67

Food Technology

Teknologi Pangan

ICS tingkat 2 merupakan bidang yang cakupannya


lebih sepsifik, dinyatakan dengan 3 digit

The level 2 of ICS is more specific subject that


represented by 3 digits numerical characters that
placed after level 1. e.g.

67.120 Daging, produk daging dan produk lainnya

67.120. Meat, meta product and other animal produce

ICS tingkat 3, merupakan bidang yang cakupannya


sangat spesifik dalam kegiatan standardisasi yang
dinyatakan dengan dua digit angka sesudah tingkat 2,
contohnya:

Level 3 if the ICS is very specific subject in the


standardization that represented by two digit numerical
characters after level 2, e.g.
65.120.20 Poultry and eggs

65.120.20

Unggas dan telur

CARA MENGGUNAKAN KATALOG STANDAR


NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN

HOW TO USE THE INDONESIAN NATIONAL


STANDARDS CATALOGUES ON AGRICULTURE

Bagian ini menguraikan bagaimana cara penggunaan


untuk
memanfaatkan
Katalog
SNI
dengan
memaparkan tampilan bibliografi SNI yang terdapat
pada bagian indeks utama.

This part provide guidance on how to use this SNI


Catalogue by presenting the bibliographic ad listed in
the main index.
The standards listed in this section contains the
following bibliographic information:

Standar
yang
didaftar
dalam bagian inI memuat
SNI MAIN
INDEX
CLASSIFICATION
informasi bibliografi sebagai berikut :

(1)

SNI 01-2975-2006

(3)

(2)

Bihun

(4)

Rice noodles

(5)

35

Standar ini menetapkan syarat mutu dan cara uji bihun. Persyaratan mutu mencakup kandungan protein,
kadar air, kadar abu, daya tahan, bahan tambahan makanan, cemaran mikroba, cemaran logam, arsen dan
kapang.

(1)

Nomor identifikasi SNI


Terdiri atas nomor urut SNI serta tahun terbit

(1)

Identification number of SNI


Consist of serial number of SNI and year of
publication

(2)

Judul standar dalam bahasa Indonesia

(2)

Indonesian title of the standard

(3)

Abstrak SNI

(3)

Abstract of SNI

(4)

Judul Standar dalam Bahasa Inggris

(4)

English sub-title of the standard

(5)

Jumlah halaman standar

(5)

Number of pages of the standard

SUSUNAN INDEKS UTAMA SNI

ARRANGEMENT OF SNI MAIN INDEX

SNI dikelompokkan berdasarkan ICS, yang disusun


urut nomor ICS mulai dari nomor terkecil. Daftar SNI
dalam suatu kelompok ICS ditata sesuai urutan nomor
identifikasi dan tahun penetapan dimulai dari nomor
terkecil.

SNI is arranged based on ICS, that sorted in


ascending rule. The list of SNI in an ICS group is
sorted by SNI identification number.

vi

BSN SECARA SINGKAT

BSN IN BRIEF

Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan


Lembaga Pemerintah Non Kementerian dengan tugas
pokok mengembangkan dan membina kegiatan
standardisasi di Indonesia, termasuk metrologi,
standar, pengujian dan mutu. Dalam melaksanakan
tugasnya
BSN
berpedoman
pada
Peraturan
Pemerintah
No.
102
Tahun
2000
tentang
Standardisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional - BSN (National


Standardization Agency of Indonesia (BSN), is a
government agency having the main task of
developing standardization in Indonesia, which
includes metrology, standards, testing and quality. In
fulfilling its tasks, BSN refers to Government
Regulation No. 102/2000 on National Standardization
as guidance.

Kegiatan standardisasi di berbagai organisasi


merupakan simpul-simpul potensi nasional yang perlu
dikoordinasikan, disinkronisasikan, dan disinergikan.

Standardization activities on various organizations are


national potential nodes which need coordination,
synchronization and synergy for effectively.

Pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan


dalam rangka membangun sistem nasional yang
mampu mendorong, meningkatkan, dan menjamin
mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi
keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar
global. Dengan demikian, sistem tersebut diharapkan
dapat meningkatkan daya saing produk barang
dan/atau jasa Indonesia di pasar global. Di samping itu
tujuan utama standardisasi adalah melindungi
produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat
dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta
kelestarian fungsi lingkungan.

The national arrangement of standardization activities


are carried out to develop national system which can
improve and assure quality of products and services,
as well as facilitate national product acceptance in
global trade. Thus, the system can increase
competitiveness of Indonesian products and services.
Besides, one of the main objectives of standardization
is protecting producers, consumers, employees and
community in the aspects of security, safety, health
and environment.

Lingkup kegiatan BSN adalah : perumusan standar;


akreditasi laboratorium penguji, laboratorium kalibrasi,
lembaga sertifikasi produk, sistem mutu, lingkungan,
personel dan lembaga inspeksi teknis; penelitian dan
pengembangan
serta
pelatihan
di
bidang
standardisasi.

The scope of BSN activities covers: standards


development; accreditation of testing and calibration
laboratories, certification bodies for products, quality
system, environment, personnel, and technical
inspection bodies; research and development, and
training on standardization.

Pelaksanakan sebagian tugas dan fungsi BSN


khususnya dalam penilaian kesesuaian dilakukan oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN), sedangkan untuk
ketertelusuran pengukuran dilakukan oleh Komite
Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU).

Parts of BSN functions particularly in conformity


assessment and measurement traceability are carried
out by National Accreditation Committee (KAN) and
Committee for National Measurement Unit Standards
(KSNSU).

vii

JASA INFORMASI
STANDARDISASI

STANDARDS
INFORMATION SERVICES

Jika memerlukan informasi lebih lanjut mengenai


standardisasi, BSN memberikan jasa informasi tentang
standar nasional, regional, dan internasional serta
semua hal yang berkaitan dengan standardisasi
termasuk sistem penilaian kesesuaian, yang diberikan
melalui antara lain :

If further information is required, BSN provide


information services on national, regional and
international standards, as well as topics related to
standardization
including conformity
assessment
system, which is provided by among others :

Layanan Perpustakaan
menyajikan koleksi yang cukup lengkap di bidang
standardisasi, meliputi : Standar Nasional
Indonesia, standar internasional (ISO, IEC, Codex
Alimentarius Commission, standar negara lain
(JIS, BS, DIN, ASTM, dll.), katalog standar, buletin
tentang standardisasi, serta literatur tentang
standardisasi dan penilaian kesesuaian.

Library Services
provide reasonably complete collection in the field
of standardization, including : Indonesian National
Standard (SNI), international standards ISO, IEC,
Codex Alimentarius Commission, foreign national
standards (JIS, BS, DIN, ASTM, etc,), standard
catalogues, bulletins on standardization, literatures
in standardization and conformity assessment.

Layanan Penelusuran Informasi


melayani
penelusuran
informasi
dengan
menggunakan sumber informasi nasional dan
asing. Tersedia pula CD-ROM data bibliografis
standar.

Inquiry Services
provide inquiry services and information search
using national and foreign sources. Bibliographical
data in CD-ROM are also available.

Layanan Pemesanan Standar


melayani pemesanan standar internasional (ISO,
IEC) dan standar nasional mancanegara.

Ordering Services
provide ordering services on international
standards (ISO, IEC) and foreign national
standards.

Website BSN
Informasi standardisasi disajikan pula melalui
website BSN dengan alamat:
http://www.bsn.go.id
Informasi tersebut antara lain memuat dokumen
lengkap SNI hasil penetapan satu tahun terakhir.

BSN Website
Standardization information is presented in BSN
website with following address:
http://www.bsn.go.id
The information provided includes electronic
documents of SNI approved in the past one year.

Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi


BSN
Centre for Information and Documentation of Standardization
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3 Wing C
Jl. Jend.Gatot Subroto, Senayan
Jakarta 10270
TP : + 62 21 574 7043, 574 7044 ext. 144, 148
TF : + 62 21 574 7045
E-mail : bsn@bsn.go.id; dokinfo@bsn.go.id
Website : http://www.bsn.go.id

viii

Indeks International Classification Standard (ICS)


Teknologi Pangan 2012
International Classification Standard (ICS) Index
Food Technology 2012

-1-

-2-

Indeks International Classification Standard (ICS) - Teknologi Pangan 2012


International Classification Standard (ICS) Index Food Technology 2012
67

TEKNOLOGI PANGAN

FOOD TECHNOLOGY

67.020

Proses dalam industri makanan

Processes in the food industry

67.040

Produk makanan pertanian secara umum

Agricultural food products in general

67.050

Metode umum untuk pengujian dan analisa produk

General methods of tests and analysis for food products

67.060

Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan

Cereals, pulses and derived proaucts

67.080

Buah-buahan. Sayur-sayuran

Fruits. Vegetables

67.080.01

Buah, sayuran dan produk turunan secara umum

Fruits, vegetables and derived products in general

67.080.10

Buah dan produk turunan

Fruits and derived products

67.080.20
67.100

Sayuran dan produk turunan

Vegetables and derived products

Susu dan produk susu

Milk and milk products

67.100.01

Susu dan produk susu secara umum

Milk and milk products in general

67.100.10

Susu

Milk

67.100.20

Mentega

Butter

67.100.30

Keju

Cheese

67.100.40

Es krim dan tepung es

Ice cream and ice confectionery

67.100.99

Produk susu lainnya

Other milk products

67.120

Daging, produk daging dan produk hewan lainnya

Meat, meat products and other animal produce

67.120.01

Produk hewan secara umum

Animal produce in general

67.120.10

Daging dan produk daging

Meat and meat products

67.120.20

Unggas dan telur

Poultry and eggs

67.120.30

Ikan dan produk ikan

Fish and fishery products

67.120.99

Produk hewan lainnya

Other animal produce

67.140

Teh. Kopi. Kakao

Tea.Cofee.Cocoa

67.140.10

Teh

Tea

67.140.20

Kopi dan pengganti kopi

Coffee and coffee substitutes

67.140.30

Kakao

Cocoa

67.160
67.160.10
67.160.20
67.180

Minuman

Beverages

Minuman beralkohol

Alcoholic beverages

Minuman tak beralkohol

Non-alcoholic beverages

Gula. Produk gula. Tepung

Sugar. Sugar products. Starch

67.180.10

Gula dan produk gula

Sugar and sugar products

67.180.20

Pati dan produk turunannya

Starch and derived products

67.190

Cokelat

Chocolate

67.200

Minyak dan lemak yang dapat di makan. Minyak biji-

Edible oils and fats. Oilseeds

67.200.10

Lemak dan minyak hewani dan nabati

Animal and vegetable fats and oils

67.200.20

Minyak biji-bijian

Oilseeds

67.220
67.220.10
67.220.20
67.230

Bumbu dan rempah-rempah. Bahan tambahan makanan

Spices and condiments. Food additives

Bumbu dan rempah-rempah

Spices and condiments

Bahan tambahan makanan

Food additives

Makanan dikemas dan makanan siap saji, termasuk

Prepackaged and prepared foods, including baby food

makanan bayi
67.240

Analisis indera

Sensory analysis

67.250

Bahan dan benda yang bersentuhan dengan makanan

Materials and articles in contact with foodstuffs

67.260

Pabrik dan peralatan untuk industri makanan

Plants and equipment for the food industry

-3-

-4-

Indeks Utama SNI Berdasarkan Klasifikasi ICS


Main Index of SNI by ICS

-5-

-6-

67
67.020

TEKNOLOGI PANGAN

FOOD TECHNOLOGY

Proses dalam industri makanan

Processes in the food industry

SNI 15-0714-1989

Kapur tohor untuk industri gula


Quicklime for sugar industry
Standar ini meliputi cara uji dan syarat mutu untuk kapur tohor seperti kadar air, kalsium oksida dan karbon dioksida. Kapur
tohor untuk industri gula pasir adalah kapur dari pemurnian nira.

SNI ISO 10006:2009

Sistem manajemen mutu - Panduan untuk manajemen mutu


Quality management systems - Guidelines for quality
dalam proyek
management in projects

SNI ISO 22000:2009

Sistem manajemen keamanan pangan - Persyaratan untuk


organisasi dalam rantai pangan (Food safety management
system - Requirements for any organization in the food
chain (ISO 22000:2005, IDT)

SNI 01-2891-1992

Cara uji makanan dan minuman


Food and beverages, Test methods
Pengujian dilakukan terhadap kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, laktosa, serat kasar, kekentalan (metode engler),
bagian yang tak larut dalam air, kehalusan, NaCl, pH, dan bobot jenis. Pengujian ini untuk keadaan contoh dalam kaleng dan
keadaan contoh untuk semua jenis makanan dan minuman.

32

SNI 01-3146-1992

Proses pengolahan ayam beku


Frozen chickens, Processing
Proses pengolahan sejak ayam dipotong dan dibersihkan, syarat bahan baku ayam yang akan dipotong, syarat pemotong dan
bahan pengemas, serta peralatan yang digunakan

SNI 01-3147-1992

Pengalengan ikan dalam saus tomat atau minyak


Fish canning in tomato sauce or in edible oil
Proses pembuatan ikan dalam saus tomat dan atau minyak, peralatan yang digunakan, serta syarat bahan baku yaitu bahan
baku dan bahan penolong yang digunakan

Requirements for any organization in the food chain

SNI CAC/RAP 1:2011 Rekomendasi Nasional Kode Praktis - Prinsip umum


higiene pangan

Recommended International Code of Practice General


Principle of Food Hygiene

67.040

Agricultural food products in general

Produk makanan pertanian secara umum

SNI 01-0219-1987

Kodeks makanan Indonesia


Indonesian food codex
Persyaratan mutu makanan tambahan. Penamaan, bobot atom, bobot molekul dan senyawa kimia, angka bermakna dan
toleransi, logaritma, persyaratan air, persen, kadar larutan, kejernihan dan kekeruhan larutan, suhu, kadar air, tempat dan
penyimpanan. Metode pengujian dan penentuan kadar.

SNI 01-2358-1991

Makanan, Penentuan kadar borax


Food, Determination of borax content
Metode berikut ini digunakan dalam menentukan kadar borax yang ada dalam makanan dengan cara mengalisanya.
Cemaran logam, Cara uji
Metal pollutant, Test method
Cara uji ada 2 jenis yaitu cara langsung dan pengabuan kering. Pengujian dilakukan terhadap logam raksa dalam air minum,
minuman, dan dengan spektropotometer dan metode gutzeit.

SNI 01-2896-1992

42

745

5
15

SNI 01-2896-1998

Cara uji cemaran logam dalam makanan


Test method for metal pollutant in food
Cara uji cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Fe, timah) dalam makanan terdiri dari hidrolisis (buah-buahan, sayuran, daging, ikan,
makanan dalam kaleng); pengabuan kering (susu bubuk, kakao bubuk, ikan, tepung terigu, saos tomat, bahan dasar pakan
ternak); pengabuan basah dan pengabuan kering menggunakan digester microwave (Hg dalam makanan); spektrofotometer
serapan atom dengan graphite furnace (Cu, Fe, Ni, Pb dalam minyak murni atau kasar); pengabuan kering, pelarutan oksidaoksida logam dan pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer serapan atom dengan graphite furnace (Cu, Fe, Ni, Zn
dalam minyak)

SNI 2897:2008

Metode pengujian cemaran mikrobia dalam daging, telur Test methods for microbe pollutant in meets, eggs and milk
35
dan susu serta hasil olahannya
includes their products
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2897-1992, menetapkan metode pengujian cemaran mikroba Total Plate Count
(TPC), Coliform, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella spp., Campylobacter spp., dan Listeria monocytogenes
secara kualitatif dan kuantitatif pada daging, telur dan susu, serta hasil olahannya. Pengujian Total Plate Count (TPC)
dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri
yang ditumbuhkan pada media agar. Pengujian Most Propable Number (MPN) Coliform pada prinsipnya terdiri dari uji
presumtif dan uji konfirmasi, dengan menggunakan media cair di dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam tabung Durham. Prinsip pengujian
Staphylococcus aureus adalah hitung cawan secara sebar pada permukaan media. Pengujian Salmonella spp. didasarkan
pada pertumbuhan bakteri ini pada media selektif melalui tahapan pra pengayaan dan pengayaan yang dilanjutkan dengan uji
biokimia dan serologi. Adapun Campylobacter spp.diuji melalui pertumbuhan bakteri ini pada media selektif dengan tahapan
pra pengayaan, pengayaan, isolasi dan identifikasi serta konfirmasi. Konfirmasi dan uji biokimia dilakukan melalui uji katalase,
uji sensitivitas antibiotik, pengecatan gram, uji hippurate hydrolysis, uji dengan TSIA, uji glucose utilization, uji katalaseoxidase, uji growth temperature tolerance, uji pertumbuhan pada MacConkey Agar, dan uji pertumbuhan. Listeria
monocytogenes diuji melalui isolasi dan identifikasi bakteri dengan cara pembiakan pada media selektif. Selanjutnya,
identifikasi dilakukan melalui uji pengecatan gram, uji motilitas, uji gula-gula, uji katalase, dan uji konfirmasi.

SNI 01-3194-1992

Penentuan kadar pati


Determination of starch content
Metode ini digunakan untuk menentukan kadar pati suatu bahan. Metode ini terdiri dari perlakuan degradasi karbohidrat
suatu bahan menjadi monosakarida yang kemudian diukur besarnya dengan menggunakan polarimeter

SNI 01-3195-1992

Penentuan kadar abu tak larut dalam asam (kadar pasir) Determination of insoluble ash in acid (sand content)
Metode ini digunakan untuk menentukan kadar abu tak larut dalam asam (kadar pasir) suatu bahan.
Makanan diit rendah natrium
Low sodium diet food
Syarat mutu makanan diit rendah natrium meliputi keadaan (warna, bau, rasa), garam-garam pengganti, kadar iodium dan
kadar natrium. Cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, dan cara pengemasan.

SNI 01-4214-1996

-7-

16

SNI 01-4215-1996

Makanan bebas gluten


Free gluten food
syarat mutu makanan bebas gluten yang meliputi keadaan (bau, rasa, warna), kadar protein, nitrogen, vitamin dan mineral.
Cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.

SNI 01-4216-1996

Makanan formula sebagai makanan diit kontrol berat


badan

Food formula as weight control diet food

syarat mutu makanan formula sebagai makanan diit untuk kontrol berat badan meliputi keadaan (bau, rasa, warna), kadar
protein, kadar lemak dan linoleat, kadar vitamin, kadar mineral, kadar bahan tambahan makan, cemaran dan energi. Cara
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
SNI 01-4283-1996

Mi kering
Dried Noodles
Standar ini meliputi, syarat mutu dan cara uji, cara pengemasan mi kering. Persyaratan mutu dan cara uji mie kering meliputi
kandung protein, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran mikroba, kadar air, kadar abu. dan arsen

SNI 01-4866-1998

Cara uji cemaran arsen dalam makanan


Test method for arsenic pollutant in food
Contoh didestruksi dengan asam menjadi larutan arsen, kemudian direaksikan dengan pereaksi menurut metode yang
digunakan, warna yang timbul dibaca dengan spektrofotometer. Metode yang dapat digunakan meliputi; spektrofotometri biru
molibdenium, spektrofotometri perak dietilditiokarbamat, dan spektrofotometri serapan atom.

SNI 01-6630-2002

Mi makanan ringan
Noodles
standar ini menetapkan komposisi dan syarat mutu, pengambilan contoh, cara ujim hygienis, pengemasan dan syarat
penandaan mi makanan ringan.

67.050

Metode umum untuk pengujian dan analisa produk

24

General methods of tests and analysis for food products

SNI 2326:2010

Metode pengambilan contoh pada produk perikanan

Methods for sampling in fishery products

SNI 2332.6:2009

Cara uji mikrobiologi - Bagian 6: Penentuan parasit


cacing pada produk perikanan

Test methods of Microbiology - Part 6: The determination of


worm parasite in fishery products

SNI 2332.7:2009

Cara uji mikrobiologi - Bagian 7: Perhitungan kapang


dan khamir pada produk perikanan

Test methods of Microbiology - Part 7: Calculation of mold


and leavened in fishery products

SNI 2332.8:2010

Cara uji mikrobiologi - Bagian 8: Penentuan jumlah


Test methods of microbiology - Part 8: Determination of the
bakteri pada permukaan ikan dan peralatan pengolahan number of bacteria on the surface of fish and fish processing
ikan (the swab technique)
equipment (the swab technique)

SNI 2332.9:2011

Cara uji mikrobiologi - Bagian 9: Penentuan


Staphylococcus aureus pada produk perikanan

SNI 2354.10:2009

Cara uji kimia - Bagian 10: Penentuan kadar histamin


Test methods of chemistry - Part 10: The determination of
dengan spektroflorometri dan Kromatografi Cair Kinerja histamine content by spectrofluorometry and high
Tinggi (KCKT) pada produk perikanan
performance liquid chromatography (HPLC) in fishery
products

SNI 2354.11:2009

Cara uji kimia - Bagian 11: Penentuan residu Tetrasiklin Test methods of chemistry - Part 11: The determination of
dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi residue for tetracyclines and their derivates by high
(KCKT) pada produk perikanan
performance liquid chromatography (HPLC) in fishery
products

SNI 2354.5:2011

Cara uji kimia - Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Chemical test method - Part 5 : Determination of heavy metal
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada produk perikanan
lead (Pb) and cadmium (Cd) in fishery products

SNI 2354.8:2009

Cara uji kimia - Bagian 8: Penentuan kadar Total Volatil Test methods of chemistry - Part 8: The determination of
Base Nitrogen (TVB-N) dan Trimetil Amin Nitrogen (TMA-total volatile base nitrogen (TVB-N) and trimethyl amine
N) pada produk perikanan
nitrogen (TMA-N) content in fishery products

SNI 2372.2:2011

Cara uji fisika - Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada Test methods of physics - Part 2: The determination of
produk perikanan
drained weight in fishery products

10

SNI 2372.5:2011

Cara uji fisika - Bagian 5: Penentuan rasio penyerapan


air (RPA) pada produk perikanan

Test methods of physics - Part 5: Determination of water


absorption ratio (RPA) in fishery products

11

SNI 2372.6:2009

Cara uji fisika - Bagian 6: Penentuan mutu pasta pada


produk perikanan

Test methods of physics - Part 6: The determination of paste


quality in fishery products

SNI 2372.7:2011

Cara uji fisika - Bagian 7: Pengujian filth pada produk


perikanan

Test methods of physics - Part 7: Filth testing in fishery


products

SNI 01-6366-2000

Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksiMaximum microba pollutant limits and maxsimum residue
mum residu dalam bahan makanan asal hewan
limits in animal origin foodstuff
Standar ini menerapkan persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada daging segar/beku, daging tanpa tulang;
susu segar, susu pasteurisasi, susu bubuk, susu steril/UHT; teli\ur segar, telur tepung/kering, telur beku; dan residu bahan
makanan asal hewan (daging, telur,susu).

SNI 7385:2009

Batas maksimum kandungan mikotoksin dalam pangan Mycotoxin maximum level content on food

SNI 7541.3:2009

Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi(KCKT) - Bagian 3: Residu golongan sulfonamida
3: Sulfonamide group residue on meats, eggs, milks and its
dalam daging, telur, susu, dan olahannya
products

SNI 7541.2:2009

Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi (KCKT) - Bagian 2: Residu golongan tetrasiklin
2 : Tetracycline group residue on meats, eggs, milks and its
dalam daging, telur, susu, dan olahannya
products

SNI 7541.1:2009

Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- High performance liquid chromatographic test method - Part
gi (KCKT) - Bagian 3: Residu kloramfenikol dalam da-, 2 : Chloramphenicol residue on meats, eggs, milks and its
ging telur, susu, dan olahannya
products

SNI 7541.4:2010

Metode pengujian dengan kromatografi cair kinerja ting- Test methods with high performance liquid chromatography
gi (KCKT) - Bagian 4: Residu hormon trenbolon asetat (HPLC) - Part 4: Residues of hormones and dietilstibestrol
dan dietilstibestrol dalam daging, jeroan dan olahannya trenbolon acetate in meat, offal and processed

Microbiology testing method - Part 9 Determination


Staphylococcus aureus in fishery product

-8-

10

16
12

SNI 7577:2010
67.060

Metode pengujian Enterobacter sakazakii (Cronobacter


spp.) pada susu, susu bubuk, dan susu formula

Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan

Testing method for Enterobacter sakazakii on animal


products for milk, milk powder and milk formula
Cereals, pulses and derived proaucts

SNI 01-0224-1987

Gabah, Standar mutu


Rough rice, Specification
3 Jenis mutu gabah. Peristilahan dan definisi, persyaratan mutu (bebas hama dan penyakit, bau, fungisida, insektisida, suhu,
kadar air, gabah hampa , butir rusak, butir pengapur, butir merah, benda uji, dan gabah varietas lainnya.

SNI 01-2602-1992

Keripik tempe goreng


Fried fermented soya bean cake crackers
Syarat mutu keripik tempe goreng ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap keadaan, jamur, air, protein, asam lemak
bebas dihitung sebagai asam hidrat, abu, serat kasar, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba.

18

SNI 01-2886-2000

Makanan ringan ekstrudat


Extrudate snacks
Syarat mutu meliputi keadaan (bau, rasa, warna normal); kadar air maks. 4% b/b; kadar lemak (tanpa proses penggorengan
maks. 30% b/b; dengan proses penggorengan maks. 38% b/b; kadar silikat maks. 0,1% b/b; bahan tambahan makanan
(pemanis buatan : SNI 01-0222-1995 dan permenkes 722/Menkes/Per/IX/1998, pewarna); Cemaran logam (Pb maks 1,0
mg/kg, Cu maks. 10 mg/kg, Zn maks 40 mg/kg; Hg maks. 0,05 mg/kg); As maks. 10 mg/kg; Zn cemaran mikroba (ALT mals.
1,0X10 4koloni/g, kapang maks. 50 koloni/g, Ecoli negatif).

SNI 01-2974-1996

Mi kering
Dried noodles
Standar ini meliputi, syarat mutu dan cara uji, cara pengemasan mi kering. Persyaratan mutu dan cara uji mie kering meliputi
kandung protein, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran mikroba, kadar air, kadar abu. dan arsen

SNI 01-2975-2006

Bihun
Rice noodles
Standar ini meliputi syarat mutu, dan cara uji bihun. Persyaratan mutu mencakup kandungan protein, kadar air, kadar abu,
daya tahan, bahan tambahan makanan, cemaran mikroba, cemaran logam, arsen dan kapang.

35

SNI 01-2986-1992

Dodol
Dodol (sweet cake, delicacy)
Persyaratan mutu dan cara uji dodol yang terbuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula. Persyaratan keadaan
(aroma, rasa dan warna), kadar air, abu, gula, protein, lemak, serat kasar. Pemanis buatan, logam berbahaya, arsen dan
kapang tidak boleh ada.

16

SNI 01-2987-1992

Mi basah
Wet noodles
Persyaratan / spesifikasi teknis yang harus dipenuhi mi basah: Kadar air(20-32%), abu (max. 3%), protein (min. 10%), zat
warna, borak dan asam borat (negatif), cemaran logam (Pb max. 2 Mg/Kg, Cu max. 30 Mg / Kg, Zn maksimum 40 Mg / Kg ),
dan arsen maksimum 1 Mg / Kg.

14

SNI 01-3142-1998

Tahu
Soya bean curd
Persyaratan mutu dan cara uji tahu mencakup keadaan (bau, rasa,warna, penampakan), kadar abu, protein dan serat kasar,
serta kadar cemaran mikroba

SNI 3144:2009

Tempe kedelai

SNI 01-3157-1992

Sorgum
Sorghum
Persyaratan mutu sorghum mencakup kadar air, biji pecah, kadar kotoran dan kerusakan. Sorghum digolongkan dalam 3 jenis
: Sorghum putih dan kuning, sorghum coklat, dan sorghum campuran

Fermented soybean cakes

SNI 01-3176-1992

Biji wijen
Sesame seed
Persyaratan mutu biji wijen yang telah dikeringkan dan dibersihkan . Terdiri dari wijen hitam dan wijen putih. Persyaratan
kadar air, kadar kotoran, persentase biji rusak, dan persentase wijen warna lain.

SNI 01-3182-1992

Biji-bijian, gaplek dan bahan lain sejenis, Penentuan


Seeds, dried cassava and other similar types, Determination
kadar air
of water content
Metode ini digunakan untuk menentukan kadar air biji-bijian, gaplek dan bahan lain yang mempunyai karateristik yang
hampir sama .

SNI 01-3543-1999

Kecap kedelai
Soybean sauce
syarat mutu kecap kedelai manis (M) dan asin (A) mencakup keadaaan (bau dan rasa : normal, khas); protein (N x 6,25) (M
: min. 2,5% b/b, A : min. 4,0% b/b); padatan terlarut (min. 10% b/b); NaCl (M : min.3% b/b, A : min. 5% b/b); sakarosa (M :
min. 40% b/b); pengawet (benzoat : maks. 600 mg/kg, metil p-hidroksibenzoal : maks. 250 mg/kg, propil p-hidroksibenzoat :
maks. 250 mg/kg); pewarna tambahan (sesuai SNI 01-0222-1995); cemaran logam (Pb : maks. 1,0 mg/kg, Cu : maks. 30,0
mg/kg, Zn : maks. 40,0 mg/kg, Sn : maks. 40,0 mg/kg, Hg : maks 0,05 mg/kg); As (maks. 0,5 mg/kg); E-coli : < 3 APM/g,
kapang/khamir : maks. 50 kol/g)

Rice flour

38

SNI 3549:2009

Tepung beras

SNI 01-3551-2000

Mi instan
Instant noodles
Persyaratan mutu meliputi keadaan (tekstur, aroma, rasa, warna normal/dapat diterima); benda asing tidak ada; keutuhan
min. 90% b/b; kadar air (proses penggorengan maks. 10,0% b/b, proses pengerigan maks. 14,5 % b/b); kadar protein (M\i
dari terigu min. 8,0%, mi dari bukan terigu min. 4,0% b/b) bilangan asam maks. 2 mg KOH/g minyak; cemaran logam (Pb
maks. 2,0 mg/kg, Hg maks 0,05 mg/kg); As maks. 0,5 mg/kg; cemaran mikroba (ALT maks. 0,05 mg/kg); salmonella negatif
per 25 g, kepang maks. 1,0 X 10 3 koloni/g)

SNI 01-3702-1995

Biskuit diet diabetes


Diabetes diet biscuit
Syarat mutu dan cara uji keadaan, air, abu, protein, lemak, glukosa, total energi, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
cemaran arsen dan cemaran mikroba. Glukosa maks. 1,0 %, protein min. 4,0 %.

SNI 01-3723-1995

Sohun
Sohun (Chinesse vermicelli)
Syarat mutu dan cara uji tahan bentuk, kadar air, abu, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan
cemaran mikroba. Persyaratan mutu untuk uji tahan bentuk tidak hancur jika direndam dalam air selama 10 menit.

SNI 01-3726-1995

Tepung hunkwe
Hunkwee flour
Persyaratan mutu mencakup tidak boleh ada benda-benda asing, serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan, jenis
pati lain selain pati kacang hijau, kadar air, abu, serat kasar, derajat asam, kehalusan, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, arsen dan cemaran mikroba; serta cara uji.

SNI 01-3727-1995

Tepung jagung
Corn starch
Persyaratan mutu mencakup tidak boleh ada benda-benda asing, serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan, jenis
pati lain selain pati jagung, kehalusan, kadar air, abu, silikat, serat kasar, derajat asam, cemaran logam, cemaran arsen dan
cemaran mikroba serta cara uji.

-9-

43
20

SNI 01-3728-1995

Tepung kacang hijau


Green peas flour
Persyaratan mutu mencakup tidak boleh ada benda-benda asing, serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan, jenis
pati lain selain pati kacang hijau, kehalusan, kadar air, silikat, serat kasar, derajat asam, protein, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran arsen, dan cemaran mikroba serta cara uji.

12

SNI 01-3742-1995

Bihun instan
Instant rice noodles
Syarat mutu, persyaratan keadaan, benda-benda asing tidak boleh ada, keutuhan min. 90 %, uji kematangan, kadar air, kadar
abu tanpa garam, protein, derajat asam, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba, serta cara
uji, cara pengambilan contoh sesuai petunjuk pengambilan contoh padatan.

SNI 3751:2009

Tepung terigu sebagai bahan makanan

SNI 01-3777-1995

Makaroni
Macaroni
Syarat mutu macaroni dilengkapi dengan tabel. Ada 10 kriteria uji antara lain bau, rasa warna, tekstur, air, abu dll. Makanan
ini terbuat dari campuran tepung terigu dan bahan makanan lain.

Wheat flour as foodstuffs

SNI 01-3840-1995

Roti
Bread
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan
untuk roti.. Klasifikasi roti tawar, roti manis. Syarat mutu dan criteria uji roti meliputi Keadaan (kenampakan, bau, rasa), air,
abu (tidak termasuk garam) dihitung atas dasar bahan kering, abu yang tidak larut dalam asam, NaCl, gula jumlah, lemak,
serangga/belatung, bahan tambahan makanan (pengawet, pewarna, pemanis buatan, sakarin siklamat), cemaran logam
(tembaga, timbal, seng, raksa), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka lempeng total, e coli, kapang).

SNI 01-3920-1995

Jagung
Corn
Istilah jagung kuning, jagung putih, jagung campur, kadar air, butir rusak, butir warna lain, butir pecah, kotoran dan kadar
aflaktoksin. Klasifikasi, syarat mutu secara umum dan khusus, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara
pengemasan dan rekomendasi.

SNI 01-3921-1995

Kacang tanah
Peanut
Istilah dari kacang tanah biji, kadar air, butir rusak, butir belah, butir warna lain, butir keriput, kotoran, diameter butir, hama
dan penyakit, kacang tanah gelondong, polong keriput, polong rusak, polong berbiji satu. Rendemen dan kadar aflatoksin,
klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan serta rekomendasi.

SNI 01-3922-1995

Kedelai
Soybean
4 jenis kedelai : Kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai hijau dan kedelai campur, klasifikasi mutu, persyaratan mutu secara
umum dan khusus, cara pengambilan contoh, syarat penandaan dan cara pengemasan.

SNI 01-3923-1995

Kacang hijau
Green peas
Kacang hijau merupakan biji kering yang telah dilepaskan dan dibersihkan dari kulit polong yang istilahnya dibedakan atas
kadar air, butir rusak, butir belah, butir keriput, kotoran dan hama dan penyakit, klasifikasi mutu, syarat mutu, cara
pengambilan contoh , cara uji, penandaan serta pengemasan.

SNI 01-4032-1996

Jagung muda dalam kaleng


Canned baby corn
Jagung muda dalam kaleng merupakan produk berasal dari jagung muda segar (zea mays) berumur kurang lebih 50 hari
dikemas secara hermatic, dengan medium larutan garam. Jagung yang dikemas dapat berubah utuh maupun potongan.
Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasn dan syarat penandaan.

SNI 01-4034-1996

Enting-enting kacang gepuk


Crush peanut with coconut palm sugar
Enting-enting kacang gepuk merupakan makanan yang berasal dari kacang tanah (Arachishypogeae, L), berbentuk lempeng
padat, prisma atau bentuk lain. Metodenya meliputi ; syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, syarat dan

SNI 01-4272-1996

Wajik
Wajik (Cake made of sticky rice and palm sugar)
Makanan semi basah dari ketan, gula, santan. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, benda asing, air, gula, asam lemak
bebas, kadar abu, bahan tambahan makanan, cemaran logam dan cemaran mikroba.

SNI 01-4291-1996

Bakpia kacang hijau


Bakpia (Mungbean cakes)
Persyaratan mutu meliputi keadaan, kandungan air, kandungan gula, lemak, protein dalam berat. Bahan tambahan makanan
yang diperbolehkan sesuai SNI 01-0222. Sakarin dan siklamat tidak boleh ada.

SNI 01-4300-1996

Jagung marning
Fried corn
Standar ini menetapkan definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan
standar jagung marning adalah makanan ringan yang dibuat dari biji buah jagung (Zea mays) tua, direbus, dikeringkan dan
digoreng menggunakan minyak, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji adalah keadaan, keutuhan, lemak, abu, bahan tambahan makanan,
pewarna, bahan pengawet.

SNI 01-4301-1996

Kacang garing
Crispy peanuts
Persyaratan mutu meliputi benda asing, polong keriput, polong rusak, polong berbiji dua, rendemen, kadar air biji, kadar NaCl
biji. Cara uji dan persiapan contoh yang sesuai SNI 01-2991-1992.

SNI 01-4307-1996

Kerupuk beras
Rice crackers
Persyaratan mutu meliputi benda asing, kadar air, kadar abu tanpa garam, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen,
cemaran mikroba. Pewarna sesuai SNI 01-0222-1995, boraks tidak ternyata.

SNI 01-4309-1996

Kue lapis
Layers cakes
Persyaratan mutu meliputi keadaan, kadar air, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran
arsen, cemaran mikroba. Pemanis buatan tidak boleh ada. Pewarna dan pengawet sesuai SNI 01-0222-1995. Cara
pengambilan contoh sesuai SNI 19-0428-1989.

SNI 01-4310-1996

Kue serut sagu


Sago scrape cakes
Persyaratan mutu makanan kering dari sagu, gula merah dan kelapa meliputi keadaan, kadar air, abu, serat kasar, cemaran
logam, arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992; SNI 01-2896-1992; SNI 19-2897-1992.

SNI 01-4311-1996

Kue wingko

SNI 01-4325-1996

Yangko
Yangko (Sweet cakes made of sticky rice flour)
Makanan semi basah hasil pengukusan, pengeringan beras ketan dengan gula. Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, gula,
bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba. Dye and preservative conform to SNI 01-0222-1995.

Kue wingko (Toasted sweet cakes made of sticky rice flour


and scrape of coconut)
Persyaratan mutu meliputi keadaan, kadar air, gula, asam lemak bebas, serat kasar, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, arsen, cemaran mikroba. Bahan pengawet dan pemanis negatif.

- 10 -

54

SNI 01-4436-1998

Jipang beras
Rice jipang snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang beras. Spesifikasi
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji, bau, rasa, warna, air, abu, gula reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4437-1998

Jipang kacang tanah


Peanut jipang snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang kacang tanah.
Spesifikasi syarat mutu antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, warna, air abu, gula reduksi, bahan tambahan makanan,
cemaran logam ( Smt ).

SNI 01-4439-1998

Bekatul
Rice bran
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk bekatul. Syarat mutu
mencakup jenis uji air, abu, protein, lemak, serat kasar ( Smt ).

SNI 01-4440-1998

Katul gandum
Wheat bran
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan katul gandum. Katul gandum
umumnya digunakan sebagai bahan makan ternak. Spesifikasi syarat mutu meliputi jenis uji bau, air, serat kasar, abu total,
protein dan lemak ( Smt ).

SNI 01-4447-1998

Tepung ketan
Sticky rice flour
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk tepung ketan. Spesifikasi
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau, rasa, kehalusan, air, abu ( Smt ).

SNI 01-4450-1998

Jipang jagung
Corn jipang snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan jipang jagung. Jipang di daerah
tertentu biasa disebut gipang/kipang. Spesifikasi syarat mutu antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, warna, air, abu, gula
reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4451-1998

Jipang ketan
Sticky rice jipang snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk jipang ketan. Di daerah
tertentu jipang biasa disebut gipang/kipang. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, air, abu,
gula reduksi, bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4454-1998

Spagheti
Spaghetti
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk spagheti. Spesifikasi syarat
mutu antara lain meliputi jenis uji warna, bau, diameter batang, keutuhan, air, abu, pewarna tambahan ( Smt ).

SNI 01-4459-1998

Sagu tumbuk
Pounded sago snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan sagu tumbuk. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, lemak, cemaran logam, abu total ( Smt ).

SNI 01-4460-1998

Roti kenari
Canary bread
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan roti kenari. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, protein, asam lemak bebas, abu total dan cemaran logam ( Smt ).

SNI 01-4461-1998

Bangket sagu
Bangket sago snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan bangket sagu. Spesifikasi syarat
mutu antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, protein, lemak, abu total, cemaran total ( Smt ).

SNI 01-4469-1998

Tepung siap paki untuk kue


Ready for use flour for cakes
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk tepung siap pakai untuk kue.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau, air, abu, bahan pengawet ( Smt ).

SNI 01-4470-1998

Keripik tahu
Soybean curd crackers
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan keripik tahu. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, kadar air, kadar abu, bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4476-1998

Tepung bumbu
Spiced flour
Syarat mutu meliputi; keadaan (bau dan rasa khas); tidak ada benda asing atau serangga; kadar air maksimal = 12%; serat
kasar maksimal = 1,5%; derajat asam maksimal = 4,0 ml NaOH 1N/100g; bahan tambahan makanan (bahan pengawet,
pewarna tambahan); cemaran logam, arsen, dan mikroba.

SNI 01-4864-1998

Bika ambon
Bika ambon cakes
Syarat mutu meliputi; keadaan tekstur berongga; air maksimal=35%; protein minimal=2%; gula minimal=16%; cemaran
logam; arsen maksimal=1%. dan E-coli maksimal<3 APM/g.

SNI 01-4865.2-1998

Sambal tauco
Sambal tauco (fermented bean paste sauce)
Syarat mutu meliputi; bau dan rasa normal; total padatan minimal=40,0%; protein minimal=7,5%; bahan tambahan makanan
(bahan pengawet); cemaran logam; arsen maksimal=1,0 mg/kg; cemaran mikroba (coliform<3 APM/g, salminella dan
kapang=negatif).

SNI 6128:2008

Beras
Rice
SNI ini adalah hasil revisi SNI 01-6128-1999, Beras giling, yang menetapkan ketentuan persyaratan mutu, penandaan dan
pengemasan pada semua jenis beras yang beredar di pasar. Dalam standar ini beras diklasifikasikan dalam 5 kelas mutu yaitu
I, II, III, IV dan V. Syarat umum beras adalah: 1) Bebas hama, penyakit, 2) Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya, 3)
Bebas dari campuran dedak dan bekatul, dan 4) Bebas dari bahan kimia yang membahayakan konsumen. Sedangkan
persyaratan khusus beras berdasarkan pada komponen mutu: derajat sosoh, kadar air, butir kepala, butir patah, butir menir,
butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dan butir gabah. Cara pengambilan contoh uji sesuai SNI 190428-1998. Pengujian beras harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar ini, masing-masing komponen mutu harus diuji
dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Penandaan pada produk beras mengacu pada peraturan pemerintah yang
terkait dengan pelabelan, dibagian luar kemasan ditulis dengan bahan yang aman, tidak luntur, jelas dan mencantumkan
informasi sesuai aturan. Beras dikemas dalam kemasan permanen yang kuat, aman bagi konsumen, higienis, tertutup rapat
dan tidak mencemari berasnya. Untuk keperluan rekomendasi beras harus memenuhi syarat keamanan cemaran logam berat
dengan mengacu CODEX STAN 228-2001, dan residu pestisida sesuai SNI 7313:2008

12

SNI 7612:2011

Bubuk minuman kedelai

Soy beverages powder

47

SNI 7621:2011

Bihun jagung

Corn vermicelli

35

SNI 7622:2011

Tepung mokaf

Mokaf flour

- 11 -

67.080

Buah-buahan. Sayur-sayuran

Fruits. Vegetables

SNI 7419:2009
Pamelo
Pamelo
67.080.01
Buah, sayuran dan produk turunan secara umum
Fruits, vegetables and derived products in general
SNI 2690.2:2009
Rumput laut kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Dry seawed - Part 2: Raw material requirements
67.080.10
Buah dan produk turunan
Fruits and derived products
SNI 01-0002-1987
Inti kelapa sawit
Palm kernel
Persyaratan tentang kadar minyak, kadar asam lemak bebas, kadar air, kotoran, cara pengujian, pengambilan contoh dan
pengemasan inti kelapa sawit. Kadar minyak, minimum (dry basis) 49%.

SNI 01-1672-1989

Biji kenari
Canari seeds
Syarat mutu dan cara uji biji kenari mencakup kadar air, kadar kotoran, biji rusak, biji pecah dan biji keriput. Digolongkan
dalam 2 jenis mutu.

SNI 01-2372.3-1998

Prosedur penentuan kepekatan saus tomat dalam kaleng Procedures for density determination of canned tomato sauce

Letakkan satu sendok teh media saus tomat pada prisma refraktometer dan ratakan, kemudian amati kadar gula pasa lensa
pembidik. Kepekatan saus tomat dinyatakan sebagai kadar gula.
SNI 01-2881-1992

Krim kelapa
Coconut cream
Pasta kelapa adalah suatu produk yang dibuat dengan cara menghaluskan kelapa parut kering dengan atau tanpa
penambahan bahan tambahan makanan sehingga merupakan suatu pasta. Pengujian terhadap persyaratan mutunya dilakukan
sesuai dengan standar terkait.

SNI 01-2906-1992

Biji mete kupas


Peeled cashew kernels
Klasifikasi ada 5 jenis yaitu biji utuh, biji putus, biji belah dua, biji pecah dan biji hancur. Mutunya ditentukan oleh jumlah biji
per 500 gr, kadar air, warna, bau, biji rusak, biji bertesta, pecahan biji dan benda asing.

11

SNI 3164:2009

Mangga
Manggoes
SNI tentang mangga ini hasil revisi SNI 01-3164, yang menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan,
pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah mangga (Mangifera indica L.). Standar ini berlaku untuk
varietas komersial mangga dari famili Anacardiaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan
pengemasan. Mangga untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. Untuk semua kelas buah dan cara
pemanenannya ditetapkan ketentuan minimum yang harus dipenuhi sesuai standar. Mangga digolongkan dalam 3 kelas mutu
yaitu kelas super, kelas A dan B dengan ketentuan mutu sesuai standar. Ketentuan ukuran mangga dibagi berdasarkan kode
ukuran (1 sampai 5) dan bobot mangga, sbb: kode ukuran 1, bobot >450 gr; kode ukuran 2, bobot 351-450 gr; kode ukuran 3,
bobot 251-350 gr; kode ukuran 4, bobot 151-250 gr; kode ukuran 5, bobot <150 gr. Batas ketentuan toleransi ukuran untuk
semua kelas adalah 10% diatas atau dibawah kisaran ukuran yang ditentukan. Penampilan mangga harus segar dan dikemas
sesuai aturan. Penandaan dan pelabelan pada kemasan konsumen harus sesuai dengan standar kemasan CODEX STAN 11985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan pada kemasan bukan eceran diatur dalam standar.
Rekomendasi diberikan berdasarkan kandungan cemaran logam berat, dan residu (sesuai SNI 7313:2008). Mangga
dianjurkan memenuhi ketentuan higienis sesuai CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003, CAC/RCP 53-2003, dan memenuhi standar
mikrobiologis sesuai CAC/GL 21-1997. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode: uji organoleptik, sesuai CAC/GL 502004; uji residu pestisida dan uji cemaran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004. Metode pengujian harus dilakukan sesuai
ketentuan dalam standar.

12

SNI 3165:2009

Jeruk keprok
Orange
SNI ini merupakan hasil revisi SNI 01-3265-1992, Jeruk keprok, yang menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi,
penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi higienis pada buah jeruk keprok (Citrus sinensis (L) Osbeek). Standar ini
berlaku untuk varietas komersial dari jeruk keprok famili Rutaceae yang dipasarkan sebagai konsumsi segar setelah
penanganan pascapanennya. Jeruk keprok bagi kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam ketetapan standar ini.
Ketentuan minimum untuk semua jenis buah jeruk keprok harus dipenuhi sesuai aturan dalam standar . Ketentuan tentang
kematangan jeruk keprok adalah padatan terlarut total daging buah min. 8Brix, dan tidak diperbolehkan melakukan
pengkuningan kulit buah (degreening). Jeruk keprok digolongkan dalam 3 kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A dan kelas B,
dimana masing-masing kelas mutu harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Kode ukuran jeruk keprok ditentukan
berdasarkan diameter maksimum buah, sbb: Kode ukuran 1 diameter >70mm; kode ukuran 2, diameter 61-70mm; kode
ukuran 3, diameter 51-60mm; dan kode ukuran 4, diameter 40-50mm. Batas toleransi ukuran untuk semua kelas, sebesar
10% berdasarkan jumlah atau bobot diatas atau dibawah kisaran ukuran yang ditentukan. Standar ini mengatur tentang
kesegaran dan pengemasan jeruk keprok.lPenandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985,
Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai
aturan. Jeruk keprok harus memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh menggunakan uji orgonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004, dan metode
pengujian dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat
sesuai CODEX STAN 228-2001.

16

SNI 3166:2009

Nenas

SNI 3167:2009

Salak
Salak
Standar ini hasil revisi SNI 01-3167-1992, menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan,
pelabelan, rekomendasi higienis pada buah salak (Sallaca edulis Reinw). Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari
salak dari famili Palmae yang dipasarkan sebagai konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Salak untuk
kebutuhan industri tidak termasuk dalam ini. Ketentuan umum untuk semua jenis buah salak harus dipenuhi sesuai aturan
dalam standar. Salak digolongkan dalam 3 kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A dan kelas B, dimana masing-masing kelas
mutu harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Kode ukuran salak ditentukan berdasarkan bobot, sbb; Kode
ukuran 1, dengan bobot >120gr; kode 2, dengan bobot 101-120gr; dan kode ukuran 3, dengan bobot 81-100gr. Toleransi mutu
dan ukuran yang diperbolehkan diatur dalam standar ini. Demikian juga dengan kesegaran dan pengemasan salak telah
diatur persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999,
2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Salak harus
memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis dianjurkan sesuai prinsip dasar
higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode pengambilan contoh
menggunakan uji argonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004, dan metode pengujian dilakukan dengan
uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai CODEX STAN 2282001.

Pineapples

- 12 -

11

SNI 01-3168-1992

Apokat
Avocadoes
Persyaratan mutu, cara uji dan cara pengemasan apokat. Apokat digolongkan dalam 3 (tiga) macam ukuran berdasarkan
berat, yaitu apokat besar, 451-551 gram per buah; apokat sedang, 351-450 gram per buah; dan apokat kecil, 250-350 gram
perbuah, yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu. Syarat mutu ditinjau dari karakteristik seperti kesamaan sifat
varietas, tingkat ketuaan, bentuk,kekerasan dan ukuran. Selain itu juga persentase bobot maksimum kerusakan dan bobot
maksimum buah yang dinyatakan busuk.

SNI 3210:2009

Rambutan

SNI 3211:2009

Manggis
Mangosteen
11
SNI manggis merupakan hasil revisi SNI 01-3211-1992, Buah manggis segar, menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran,
toleransi, penampilan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah manggis (Garcenia mangostania L). Standar ini berlaku
untuk varietas komersial dari manggis (Garcinia mangostania L) famili Guttiferae yang dipasarkan untuk konsumsi segar
setelah penanganan pasca panennya. Manggis untuk ketentuan industri/olahan tidak termasuk dalam ketentuan ini. Ketentuan
minimum untuk semua kelas buah manggis harus dipenuhi sesuai aturan dalam standar. Manggis digolongkan dalam 3 kelas
mutu: kelas segar, kelas A dan B, dimana masing-masing kelas harus memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Ukuran
manggis ditentukan berdasarkan bobot dan diameter maksimum buah yang diukur secara melintang, dengan kode ukuran sbb:
kode ukuran 1, bobot >125 gr; kode ukuran 2, bobot 101-125 gr; kode ukuran 3, bobot 76-100 gr; kode ukuran 4, bobot 5175 gr ; dan kode ukuran 5, bobot 30-50 gr, dengan toleransi mutu dan toleransi ukuran sesuai ketentuan. Demikian juga
dengan kesegaran dan pengemasan manggis telah diatur persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus
sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran
harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Manggis harus memenuhi syarat dibawah batas maksimun cemaran logam berat
sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi
syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode pengambilan contoh menggunakan uji argonoleptik sesuai CAC/GL 502004 dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004, dan metode pengujian dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai
pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai CODEX STAN 228-2001

SNI 01-3450-1997

Biji pinang bukan untuk obat


Areca nuts not for drugs
Persyaratan mutu mencakup kadar air, biji retak/pecah, biji cacat/rusak dan benda asing.
Selai buah diet diabetes
Diabetes diet fruit jam
Persyaratan mutu dan cara uji keadaan, glukosa total energi, padatan terlarut, serat buah, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba. Glukosa maks. 4,0 %, padatan terlarut min. 60 %.

SNI 01-3703-1995

Kecap diet diabetes


Diabetes diet soybean sauce
Persyaratan mutu mencakup putaran lain protein minimum 1,5 %, sakarosa maksimum 0,5 %, total energi sesuai label, bahan
tambahan makanan untuk pemanis buatan dan pengawet sesuai SNI 0222, dan ketentuan persyaratan maksimum untuk
cemaran logam, arsen dan mikroba.

SNI 01-3704-1995

Srikaya
Srikaya (jam made of eggs, sugar, and coconut cream)
Syarat mutu dan cara uji keadaan, air, protein, padatan jumlah, gula jumlah, lemak, total energi, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba. Protein min. 2,0 %, gula jumlah 43-55, lemak 3-10 %.

SNI 01-3710-1995

Buah kering
Dried fruits
Syarat mutu dan cara uji kadar air, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba, untuk
buah segar yang dikeringkan dengan atau tanpa penambahan gula, garam atau bahan makanan lain dan bahan tambahan
yang diijinkan.

SNI 01-3712-1995

Emping melinjo
Melinjo chips
Syarat mutu dan cara uji keadaan kaleng, presentase emping tidak utuh, kadar air, abu, protein, cemaran logam, cemaran
arsen dan cemaran mikroba.

SNI 01-3715-2000

Kelapa parut kering


Dried grated coconut
Syarat mutu meliputi keadaan (bau, rasa warna :normal); benda asing negaatif, kulit ari maks. 15 speck/100 mg; air maks.
3,0%b/b; protein min. 5,0%b/b; lemak min. 61,0% b/b; asam lemak bebas (asama laurat) maks. 0,14% b/b; SO2 maks. 50,0
mg/kg; cemaran logam (Cu maks. 10 mg/kg, Pb maks 1,0 mg/kg, Zn maks. 40,0 mg/kg, Hg maks. 0,05 mg/kg;As maks. ,5
mg/kg; cemaan mikroba (ALT maks. 10 6 koloni/g, kepang dan khamis maks. 50 koloni/g , coliform maks. 100 APM/g, E- coli
< 3 APM/g, Salmonella negatif /25g).

SNI 3746:2008

Selai buah
Fruit jam
SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-3746-1995, menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh dan cara uji.
Selai buah adalah produk makanan semi basah yang dapat dioleskan yang dibuat dari pengolahan buah-buahan, gula dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan. Syarat mutu meliputi aroma, warna dan
rasa normal; serat buah positif; padatan terlarut min. 65 % fraksi massa; cemaran logam Sn maks. 250,0 mg/kg; As maks. 1,0
mg/kg; cemaran mikroba (angka lempeng total maks. 1 x 103 koloni/g; bakteri Coliform <3 APM/g; Staphylococcus aureus maks.
2 x 10 koloni/g; Clostridium sp. <10 koloni/g; kapang/khamir maks. 5 x 10 koloni/g). Selai buah dikemas dalam wadah yang
tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan. Syarat penandaan
sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan.

SNI 01-3816-1995

Santan cair

SNI 01-3834-2004

Koktil buah dalam kaleng


Canned fruit coctail
Koktil buah dalam kaleng merupakan produk yang dibuat dari campuran tiga jenis buah atau lebih dan atau irisannya,
dikemas menggunakan media cair yang sesuai di dalam kaleng yang tertutup rapat, dengan atau tanpa penambahan bahan
pangan lain atau bahan tambahan makanan yang diijinkan dan diproses menggunakan panas untuk mencegah terjadinya
kerusakan. Standar ini meliputi klasifikasi, persyaratan, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, higiene, pengemasan
dan penandaan untuk koktil buah dalam kaleng.

SNI 01-3841-1995

Tepung pisang

SNI 01-3700-1995

Nephelium

Coconut cream

Banana flour

Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan
tepung pisang. Klasifikasi tepung pisang terdiri dari tepung pisang jenis A yaitu tepung yang diperoleh dari penepungan pisang
yang sudah matang melalui proses pengeringan dengan menggunakan mesin pengering dan jenis B, yakni tepung yang
diperoleh dari penepungan pisang yang sudah tua, tidak matang melalui proses pengeringan. Syarat mutu dan kriteria uji
tepung pisang meliputi keadaan (bau, rasa, warna), benda asing, serangga, jenis pati lain selain tepung pisang, kehalusan lolos
ayakan 60 mesh, air, bahan tambahan makanan, sulfit, cemaran logam (tembaga, timbal, seng, raksa), cemaran arsen, dan
cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, escherichia coli, kapang dan kamir, enterococci, salmonella 25
gram, staphylococcus aureus)

- 13 -

11

SNI 01-3946-1995

Kopra
Copra
Bagian daging buah tanaman kelapa locos nucifera linn yang di keringkan dengan penjemuran, pengasapan atau pengeringan
mekanis lainnya. Klasifikasi dibedakan mutu A ( kopra siap dikapalkan ), syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji,
syarat penandaan dan cara pengemasan.

13

SNI 01-4030-1996

Pisang serpihan
Banana flakes
Pisang serpihan merupakan produk olahan buah pisang (musu sp) matang, diperolah melalui pengeringan drum. Metodenya
meliputi : syarat mutu seperti rasa, bau warna dan bentuk, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat
penandaan.

SNI 01-4217-1996

Konsentrat buah tomat


Tomato concentrate
Standar ini menetapkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan standar konsentrat buah tomat yaitu hasil yang diperoleh dari cairan buah tomat matang (Lycopersicum
esculentum P. Will.) yang dipekatkan. Cairan tersebut dipisahkan dari kulit, biji dan bagian yang tidak diperlukan pada produk
akhir, mengandung kadar 8% atau lebih tomat alami berupa padatan terlarut tetapi tidak dikeringkan menjadi suatu bubuk
kering atau bentuk kepingan,. Kosentrat buah tomat diawetkan secara fisika, standar ini tidak mencakup pemberi cita-rasa
dan aroma. Syarat mutu yang juga merupakan kriteria uji adalah keadaan, padatan terlarut tomat alami, bahan tambahan
makanan, abu yang tak larut dalam asam, cemaran logam dan cemaran mikroba.

SNI 4230:2009

Pepaya

SNI 01-4269-1996

Keripik nangka
Jackfruit chips
Daging buah nangka matang digoreng minyak secara vakum. Syarat mutu dan cara uji meliputi : keadaan, air, lemak, abu,
bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992.

SNI 01-4274-1996

Kecap air kelapa


Coconut water sauce
Kecap dari air kelapa yang diuapkan. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, kadar protein, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran mikroba.

SNI 01-4278-1996

Keripik belimbing
Star fruit chips
Buah belimbing masak digoreng secara vakum. Syarat mutu dan jenis uji meliputi ; keadaan, keutuhan, air, lemak, abu, bahan
tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba.

SNI 01-4279-1996

Keripik sukun
Breadfruit chips
Makanan ringan dari daging buah sukun segar yang digoreng. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, air, abu tanpa
garam, karbohidrat, lemak cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4290-1996

Bagea sagu
Sago bagea (Brittle cakes made of sago flour)
Syarat mutu dan cara uji meliputi : keadaan, kadar air, kadar protein, lemak, serat kasar abu, cemaran logam dan arsen.
Cemaran logam meliputi Cu, Pb, Zn, Hg, As dalam mg/kg.

SNI 01-4294-1996

Dodol cempedak
Artocarpus champeden sweet cakes
Persyaratan mutu dodol cempedak meliputi kadar air, abu, gula, serat kasar, bahan tambhana makanan, dan persyaratan
cemaran logam dan mikroba.

SNI 01-4295-1996

Dodol nangka
Jackfruits sweet cakes
Persyaratan mutu dan cara uji meliputi kandungan air, abu, gula, serat kasar cemaran logam (Pb, Cu, Zn), kandungan As dan
cemaran mikroba. Bahan tambahan makanan sesuai SNI 01-0222-1995, cara uji sesuai SNI 01-2891-1992.

SNI 01-4296-1996

Dodol nanas
Pineapple sweet cakes
Persyaratan mutu dan cara uji meliputi kadar air, abu, gula, serat kasar, bahan tambahan makanan, cemaran logam (Pb, Cu,
Zn, Su, Hg), kandungan arsen, dan cemaran mikroba (colifrn, salmonella, stapylolocus anrens, vibrio corellas, lapang kamir.

SNI 01-4297-1996

Dodol sirsak
Soursop sweet cakes
Persyaratan mutu dan cara uji meliputi kandungan air, abu, gula, serat kasar. Bahan tambahan makanan, pemanis tidak boleh
ada, pewarna dan pengawet sesuai SNI 01-0222-1995. Persyaratan cemaran logam antara lain Pb, Cu, Zn, Su, Hg.
Kandungan arsen dan cemaran mikroba (coliform, salmonella, staphylococus awens, vibio carellas, kapang, khamir)

SNI 01-4298-1996

Geplak
Geplak (sweet cakes made of scrape coconut and sugar)
Persyaratan mutu meliputu kadar air, gula asam lemak bebas, serat kasar. Bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen
dan cemaran mikroba. Untuk bahan tambahan makanan tidak boleh ada pemanis buatan (sakarin, siklamat), pewarna dan
pengawet sesuai SNI 01-0222-1993.

SNI 01-4304-1996

Keripik nanas
Pineapples chips
Persyaratan mutu meliputi keutuhan, kadar air, abu, lemak, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen, cemaran
mikroba. Pewarna dan pengawet sesuai SNI 01-0221-1995, sakarin dan siklamat tidak boleh ada. Cara uji sesuai 01-28911992.

SNI 01-4313-1996

Lempok durian
Lempok durian (Sweet cake made of durian)
Persyaratan mutu meliputi keadaan, kadar air, abu gula, serat kasar, pemanis buatan, cemaran logam, arsen, cemaran
mikroba. Sacharine dan siklamat tidak boleh ada.

SNI 01-4315-1996

Keripik pisang
Banana crackers
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan, kadar air, lemak, abu, cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Hg), cemaran mikroba (E
Coli dan Kapang). Pengujian sesuai dengan SNI 01-2891-1992; SNI 19-2896-1992; SNI 19-2897-1992.

SNI 01-4316-1996

Nanas dalam kaleng


Canned pineapples
Persyaratan mutu meliputi keadaan kaleng, keadaan ruang kosong, bobot tuntas, pH, benda asing, gula, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba. Siklamat, sakarin, dulsin negatif.

SNI 01-4317-1996

Nata dalam kemasan


Nata in package
Persyaratan mutu meliputi keadaan, bahan asing, bobot tuntas, gula sebagai sakarosa, serat makanan, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, cemaran arsein. Siklamat dan sakarin tidak boleh ada, pewarna dan pengawet sesuai SNI 01-02221995, cemaran logam meliputi Pb, Zn, Cu, Sn.

SNI 01-4318-1996

Rambutan dalam kaleng


Canned rambutan
Persyaratan mutu meliputi keadaan kaleng sebelum dan sesudah dieram, keadaan isi ruang kosong, bobot tuntas, bahan asing,
gula dalam sirop, pemanis buatan, natrium benzoat, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba. Bahan pengawet tidak
mempengaruhi dan dipengaruhi isi.

Papaya

- 14 -

SNI 01-4319-1996

Sale pisang
Dried banana snack
Makanan semi basah terbuat dari pisang segar . Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, abu, gula sebagai sakarosa,
pengawet, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba. Cemaran logam meliputi Pb, Cu, Zn, Hg; cemaran mikroba meliputi E
Coli, Mold

SNI 01-4322-1996

Tauco
Tauco (Fermented soybeans paste)
Fermentasi kacang kedelai dalam larutan garam. Persyaratan mutu meliputi keadaan, protein, garam, abu tak larut dalam
asam, cemaran mikroba. Cemaran logam meliputi Cu, Pb, Zn, Sn; cemaran mikroba meliputu total bakteri, bakteri koliform, E
Coli, Kapang.

SNI 01-4442-1998

Halva kenari
Canary halva
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan halva kenari. Halva kenari
merupakan produk makanan yang dibuat dari kenari dan gula merah kental. Spesifikasi syarat mutu antara lain meliputi jenis
uji warna, rasa, bau, air, abu, jumlah gula, lemak ( Smt ).

SNI 01-4443-1998

Manisan pala
Nutmeg sweets
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk manisan pala. Spesifikasi
syarat mutu antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, warna, air, gula, bahan tambahan makanan, cemaran logam ( Smt ).

SNI 01-4463-1998

Mede gelondong
Cashew nuts
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan mete gelondong. Persyaratan mutu
mete gelondong dibagi menjadi tiga jenis mutu yaitu mutu I, mutu II dan mutu III yang mencakup jenis uji kadar air, kotoran,
gelondong cacat dan isi.

SNI 01-4465-1998

Kacang goyang
Shaky peanut snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk kacang goyang. Spesifikasi
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji rasa, bau, air, abu, bahan tambahan makanan, pewarna tambahan ( Smt ).

SNI 01-4467-1998

Marmalad
Marmalade
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk marmalade. spesifikasi syarat
mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, bahan tambahan makanan , cemaran logam ( Smt ).

SNI 01-4471-1998

Salak dalam kaleng


Canned salak fruits
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk salak dalam kaleng.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji keadaan kaleng sebelum dan sesudah dieram, bau, warna, rasa ( Smt ).

SNI 01-4472-1998

Kolang-kaling dalam kaleng


Canned sugar palm fruits
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk kolang-kaling dalam kaleng.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji keadaan kaleng sebelum dan sesudah dieram, keadaan isi, ruang
kosong ( Smt ).

SNI 01-4475-1998

Kue kelapa
Dessicated coconut snacks
Syarat mutu meliputi; keadaan (bau dan rasa khas, tekstur dan warna normal); kadar air maksimal = 4%; gula = 20-35%;
asam lemak bebas maksimal = 0,3%; bahan tambahan makanan (pewarna tambahan, pemanis buatan); cemaran logam,
arsen, dan mikroba.

SNI 01-4482-1998

Durian
Durian
Standar mutu meliputi; bentuk dan berat buah; bebas penyakit dan serangga; rasa dan aroma baik; kekerasan daging (keras
atau sedang); buah segar; warna daging buah sesuai kultivar atau kuning, dan; perbandingan berat daging dan biji.

16

SNI 4491:2009

Belimbing
Star fruits
Standar tentang belimbing ini hasil revisi SNI 01-4491-1998, Buah belimbing manis segar, yang menetapkan ketentuan tentang
mutu, ukuran, toleransi , penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi higienis pada buah belimbing (Aveurhoa
carambola L.). Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari belimbing famili Oxalidaceae yang dipasarkan untuk
konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Belimbing untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam
standar ini. Ketentuan minimum untuk semua kelas buah belimbing harus dipenuhi sesuai aturan dalam standar. Belimbing
digolongkan dalam 3 kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A dan kelas B, dimana masing-masing kelas mutu harus memenuhi
ketentuan dan syarat sesuai standar. Kode ukuran belimbing ditentukan berdasarkan bobot buah, sbb: kode ukuran 1, dengan
bobot buah >330 gr; kode ukuran 2, dengan bobot buah 251-330 gr; kode ukuran 3, dengan bobot buah 201-250 gr; dan kode
ukuran 4, bobot buah 100-200 gr. Toleransi ukuran yang dipersyaratkan untuk masing-masing kelas adalah 5% untuk kelas
super dan 10% untuk kelas A dan B berdasarkan jumlah atau bobot diatas dibawah kisaran ukuran yang ditentukan.
Persyaratan tentang kesegaran dan pengemasan belimbing diatur persyaratannya dalam standar ini. Penandaan dan
pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan
untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Belimbing harus memenuhi syarat dibawah batas
maksimun cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis
makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode pengambilan contoh menggunakan uji
argonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004. Metode pengujian dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai
pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai CODEX STAN 228-2001.

11

SNI 01-4860-1998

Jeruk dalam kaleng


Canned oranges
Syarat mutu meliputi keadaan kaleng normal; keadaan isi (cairan, juring buah, kulit ari maksimal=7 cm2/100g); media cair
(tidak ada air, pH maksimal=4,5); nahan tambahan (bahan pengawet, pewarna, tanpa pemanis buatan), dan cemaran mikroba
(coliform<3 APM/g).

SNI 01-4861-1998

Persik dalam kaleng


Canned peaches
Syarat mutu meliputi; keadaan kaleng normal; keadaan isi a9buah dan cairan normal, cacat warna dan atau tergores
maksimal=30%, pecah maksimal=5%); tidak ada bahan asing; media cair (tidak ada air, pH maksimal=4,5); bahan
tambahan makanan (tidak ada pemanis buatan, antioksidan maksimal=500 mg/kg); cemaran logam, dan; cemaran mikroba.

10

SNI 01-4862-1998

Kismis
Raisins
Syarat mutu meliputi; keadaan isi (bau dan rasa normal, kismis cacat maksimal=5%, kismis bergula maksimal=15%); tidak
ada bahan asing; kadar air maksimal=18%; bahan tambahan makanan (minyak mineral maksimal=5 g/kg, sarbitol
maksimal=5 g/kg); cemaran (logam, arsen maksimal=1,0 mg/kg, mikroba E-coli maksimal=10 kol/g).

12

- 15 -

SNI 6151:2009

Duku
Lansium domesticum
SNI duku ini hasil revisi SNI 01-6151-1999, menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran toleransi, penampilan, pengemasan,
pelabelan, rekomendasi dan higienis pada pada buah duku (Lansium domesticum L). Standar berlaku untuk varietas komersial
dari duku yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Duku untuk kebutuhan
industri/olahan tidak termasuk dalam standar. Ketentuan minimum yang harus dipenuhi diatur dalam standar. Duku untuk
konsumsi segar dikelompokan dalam 3 kelas mutu yaitu: kelas super, kelas A dan kelas B, dimana masing-masing kelas harus
memenuhi ketentuan dan syarat sesuai standar. Ukuran duku ditentukan berdasarkan bobot atau diameter buah. Kode ukuran
(1 sampai 5) berdasarkan bobot diatur sbb: kode ukuran 1, bobot 27,5-30,0 gr; kode ukuran 2, bobot 25,9-27,4 gr; kode 3,
bobot 22,5-25,8 gr; kode ukuran 4, bobot 19,9-22,4 gr; dan ukuran 5, bobot 15-19,8 gr. Sedangkan kode ukuran berdasarkan
diameter diatur, sbb: kode ukuran 1, diameter >3; kode ukuran 2, diameter 2,5-3 dan kode ukuran 3, diameter <2,5. Toleransi
mutu dan toleransi ukuran sesuai ketentuan dalam standar. Demikian juga dengan kesegaran dan pengemasan duku telah
diatur persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999,
2001, 2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Duku harus
memenuhi syarat dibawah batas maksimun cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh menggunakan uji argonoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004. Metode pengujian
dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai pedoman pengujian organoleptik pada buah dan uji cemaran logam berat sesuai
CODEX STAN 228-2001.

SNI 6947:2009

Markisa
Passion fruits
10
Standar tentang markisa ini hasil revisi SNI 01-6947-2003, Markisa (Passiflora lingularis) segar, menetapkan tentang mutu,
ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah markisa (Passiflora ligularis).
Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari markisa famili, Passifloraceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah
penanganan dan pengemasan. Markisa untuk ketentuan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. Ketentuan minimum
untuk semua kelas buah markisa yang harus dipenuhi harus sesuai aturan dalam standar. Markisa digolongkan dalam 3 kelas
mutu, yaitu kelas super, kelas A dan B, dimana masing-masing kelas harus memenuhi ketentuan dan persyaratan. Kode
ukuran markisa (1 sampai 5) ditentukan berdasarkan bobot buah dengan bobot minimum 40 gr; kode ukuran 1, bobot 100 gr;
kode ukuran 2, bobot 81-99 gr; kode ukuran 3, bobot 61-80 gr; dan ukuran 4, bobot 40-60 gr, dengan toleransi mutu dan
toleransi ukuran sesuai ketentuan dalam standar. Demikian juga untuk kesegaran dan pengemasan markisa telah diatur
persyaratannya. Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001,
2003, 2005 dan 2008, sedangkan untuk kemasan bukan eceran harus diberi tanda dan label sesuai aturan. Markisa harus
memenuhi syarat dibawah batas maksimun cemaran logam berat sesuai ketentuan. Sedangkan untuk syarat higienis
dianjurkan sesuai prinsip dasar higienis makanan, dan harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1887. Metode
pengambilan contoh menggunakan uji organoleptik dan uji ukuran logam berat sesuai CAC/GL 50-2004. Metode pengujian
dilakukan dengan uji organoleptik, sesuai CODEX STAN 228-2001.

11

SNI 7382:2009

Sari buah mangga

Manggo juice

SNI 7418:2009

Jambu biji

Guava

SNI 7420:2009

Semangka
Water melon
Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan
higienis pada buah semangka (Citrulus lanatus thunb). Standar ini berlaku untuk varietas komersial semangka dari famili
Cucurbitaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Ketentuan minimum untuk kelas
buah yang harus dipenuhi, serta ketentuan cara panennya diatur dalam standar. Persyaratan kematangan adalah padatan
terlarut total daging buah min.8 Brix. Semangka digolongkan dalam 3 kelas mutu, kelas super, kelas A dan kelas B dengan
ketentuan kualitas yang diatur dalam standar. Kode ukuran semangka ditentukan berdasarkan bobot perbuah, minimum 500
gr. Untuk kode ukuran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, berturut-turut harus mempunyai bobot >6.000 gr, 4.501-6.000 gr, 3.501-4.500 gr,
2.501-3.500 gr, 1.501-2.500 gr dan 500-1.500 gr. Ketentuan tentang toleransi mutu dan ukuran untuk ketiga kelas semangka
diatur dalam standar ini. Semangka dikemas dalam kontainer sesuai rekomendasi international untuk pengemasan dan
pengangkutan buah dan sayuran sesuai CAC/RCP 44-1995, Amd 1-2004). Penandaan dan pelabelan pada kemasan konsumen
harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2006. Sedangkan
pelabelan untuk kemasan bukan eceran diatur dalam standar. Semangka harus memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai
ketentuan, dan residu pestisida sesuai SNI 7313:2008. Syarat higienis dianjurkan sesuai CAC/RCP 1-1969, Rev.4-2003,
CAC/RCP 53-2003 dan memenuhi syarat mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1997. Pengambilan contoh uji organoleptik dan uji
cemaran logam berat, sesuai CAC/GL 50-2004, dan uji residu pestisida sesuai pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil
pertanian. Sedangkan metode pengujian harus dilakukan sesuai ketentuan.

10

SNI 7422:2009

Pisang
Banana
Standar ini disusun untuk menggantikan SNI 01-4229-1996, SNI 01-4481-1998, SNI 01-6153-1999 dan SNI 01-6946-2003,
dengan tetap mengakomodasi karakteristik semua jenis pisang konsumsi yang ada dan memperhatikan kondisi dan lapangan.
Standar pisang ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi
dan higienis pada buah pisang (Musa paradisiacal L). Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari pisang (Musa
paradisiacal L) dari famili Musaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan . Ketentuan
minimum untuk semua kelas buah pisang dan cara pemetikan pisang diatur dalam standar. Pisang digolongkan dalam 3 kelas
mutu yaitu kelas super, kelas A, dan kelas B, dengan ketentuan kualitas yang diatur dalam standar. Kode ukuran pisang
ditentukan berdasarkan rata-rata panjang jari buah pisang yang terletak pada punggung sisir, dengan panjang min 5 cm.
Untuk kode ukuran 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut harus mempunyai panjang jari buah 20,0 cm; 15,0-19,9 cm; 10,0-14,9 cm
dan 2,0-9,9 cm. Ketentuan tentang toleransi mutu dan ukuran untuk ketiga kelas pisang diatur dalam standar. Pisang dikemas
dalam kontainer sesuai rekomendasi international untuk pengemasan dan pengangkutan buah dan sayuran segar sesuai
CAC/RCP 44-1995, Amd 1-2004). Penandaan dan pelabelan pada kemasan konsumen harus memenuhi standar kemasan
CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 dan 2006. Sedangkan pelabelan untuk kemasan bukan eceran
diatur dalan standar. Pisang harus memenuhi syarat cemaran logam berat sesuai ketentuan, dan residu pestisida sesuai SNI
7313:2008. Syarat higienis dianjurkan sesuai CAC/RCP 1-1969, Rev.4-2003, CAC/RCP 53-2003 dan memenuni syarat
mikrobiologi sesuai CAC/GL 21-1997. Pengambilan contoh uji organoleptik dan uji cemaran logam berat, sesuai CAC/GL 502004, dan uji residu pestisida sesuai pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. Sedangkan metode pengujian
harus dilakukan sesuai ketentuan.

12

- 16 -

10

67.080.20

Sayuran dan produk turunan

Vegetables and derived products

SNI 01-2600-1992

Sauerkraut dalam kemasan


Sauerkraut in packages
Syarat mutu sauerkraut dalam kemasan ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap keadaan kemasan sebelum dan
sesudah pengeraman, keadaan bau, rasa, warna, tekstur, bahan-bahan asing, bobot tuntas, jumlah asam dan asam yang mudah
meguap, NaCl, cemaran logam, arsen dan cemarn mikroba.

SNI 2690.1:2009

Rumput laut kering - Bagian 1: Spesifikasi

Dry seawed - Part 1: Specification

SNI 2690.3:2009

Rumput laut kering - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Dry seawed - Part 3: Handling and processing

SNI 01-2741-1992

Jamur kancing dalam kaleng atau botol


Canned or bottled button mushroom
Standar ini memuat spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh jamur kancing dalam kaleng atau botol. Pengujian dilakukan
adalah : Keadaan pengemas, kehampaan, rongga udara, keadaaan isi, cacat, noda dan bahan asing .

SNI 01-2742-1992

Jamur merang dalam kaleng atau botol


Canned or bottled ricestraw mushroom
Standar ini memuat spesifikasi teknis yang harus dipakai oleh jamur merang dalam kaleng atau botol. Pada jamur ini
dilakuakan pengujian, keadaan pengemas, kehampaan, rongga udara, keadaan isi, cacat , noda dan bahan asing.

SNI 01-2802-1995

Agar-agar tepung
Seaweed gelatine powder
Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji agar-agar tepung. Syarat mutunya mencakup organoleptik, air, kelarutan, uji
pati.

SNI 01-2905-1992

Gaplek
Dried cassava
Gaplek ialah umbi dari tanaman manihot utilissina POHL yang sudah dikupas, dikeringkan dan disajikan dalam bentuk
gelondong, chips, pellet, tepung dan kubus. Spesifikasi persyaratan mutu ditentukan dengan pengujian tehadap kadar air,
kadar pati, kadar serat, dan kadar pasir/silika.

11

SNI 01-2976-2006

Saus cabe
Chilli (red pepper) sauce
Menguraikan spesifikasi teknik, pengambilan contoh dan cara uji ( keadaan, jumlah padatan, abu tidak larut dalam asam,
mikroskopik, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan cemaran mikroba ) untuk saos cabe .

11

SNI 01-2997-1996

Tepung singkong
Cassava flour
Tepung singkong merupakan tepung yang dibuat dari umbi. Ubi kayu melalui penepungan dengan mengendalikan ketentuan
keamanan pangan ( U U RI No 23 / 92 ). Jenis uji yang dilakukan : Kenampakan, kimia dan mikrobiologi .

SNI 01-3159-1992

Bawang merah
Onions
Persyaratan mutu bawang untuk 2 jenis mutu mencakup kesamaan sifat varietas , ketuaan, kekerasan, diameter minimum,
persentase kerusakan, busuk, dan kotoran

SNI 01-3160-1992

Bawang putih
Garlic
Persyaratan mutu bawang putih mencakup kesamaan sifat varietas, tingkat kematangan, kekompakan dan keberuasan siung,
kekeringan dan persentase kerusakan

SNI 01-3161-1992

Petsai segar
Fresh Chinesse cabbages
Petsai digolongkan dalam 2 golongan yaitu : minimum 1,5 kg per krop, dan kecil : 0,5- 1,5 kg per krop. Persyaratan mutu
ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat varietas, kepadatan, kesegaran, ukuran, kotoran persentase
bobot maksimum, persentasi jumlah kerusakan maksimum dan persentase jumlah yang busuk.

SNI 01-3162-1992

Tomat segar
Fresh tomatoes
Tomat digolongkan dalam 3 golongan berat, yaitu : besar lebih dari 150 gram per buah; sedang : 100-150 gram per buah, dan
kecil : kurang dari 100 gram per buah. Persyaratan mutu ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat
varietas, tingkat ketuaan, ukuran, kotoran, persentase jumlah maksimum kerusakan dan persentase jumlah maksimum tomat
yang busuk.

SNI 01-3163-1992

Wortel segar
Fresh carrots
Worter segar digolongkan dalam 2 jenis mutu. Syarat mutu ditentukan dari karakteristik yang mencakup kesamaan sifat
varietas, kekerasan, warna, kerataan permukaan, tekstur, persentase jumlah maksimum kerusakan, persentase jumlah
maksimum wortel yang busuk, diameter, panjang tungkai dan kotoran.

SNI 01-3174-1998

Kubis segar
Fresh cabbages
10
Persyaratan mutu, cara uji dan cara pengemasan kubis segar.
Digolongkan dalam 4 (empat) macam ukuran berat yang
masing-masing terdiri dari 2 jenis mutu yang
mempunyai sifat varietas serupa dalam satu kemasan, yaitu: kecil, 500 gram ke bawah; sedang, 501 - 1000 gram; 1001 - 1800
gram; dan sangat besar 1810 - ke atas. Syarat mutu ditinjau dari karakteristik yang meliputi : jumlah daun pembungkus
(helai), keseragaman bentuk dan ukuran, kepadatan, warna daun luar dan panjang batang kubis maksimum.
Selain itu juga persentasi kadar kotoran maksimum dan kubis cacat maksimum.

SNI 01-3175-1992

Kentang segar
Fresh potatoes
Persyaratan mutu, cara pengujian dan cara pengemasan kentang segar. Digolongkan dalam 4 (empat) macam ukuran berat
yang masing-masing terdiri dari 2 jenis mutu yang mempunyai sifat varietas serupa dalam satu kemasan yaitu kecil, 50 gram
ke bawah; sedang, 51 - 100 gram; besar, 101 - 300 gram; sangat besar, 301gram ke atas.
Syarat mutu ditinjau dari karakteristik yang meliputi keseragaman warna dan bentuk, ukuran, kerataan permukaan kentang,
dan ketuaan kentang, juga persentase kadar kotoran dan kentang cacat.

SNI 01-3209-1992

Asparagus segar
Fresh asparagus
Persyaratan asparagus segar pada taraf hendak dikirim, sesudah disiapkan dan dikemas . Digunakan sebagai dasar pengujian
dan sertifikasi mutu asparagus segar serta pembinaan petani / produsen . Asparagus menurut warnanya digolongakan dalam
asparagus putih dan asparagus hijau. Klasifikasi berdasarkan garis tengah digolongkan dalam 4(empat) kelompok.

- 17 -

10

SNI 01-3389-1994

Lombok kering
Dried chillie
Syarat mutu, cara uji, dan pengemasan lombok kering. Persyaratan mutu mencakup bau, rasa adanya jamur dan serangga,
kadar air, benda asing dan buah cacat.

SNI 01-3546-2004

Saus tomat
Tomato sauce
Persyaratan mutu antara lain meliputi jumlah padatan 25-40 %, pengawet benzoat maks. 1000 mg/kg, identifikasi tomat positif,
cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba, mencakup pula cara uji.

SNI 01-3837-1995

Asparagus dalam kemasan


Asparagus in package
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan syarat pengemasan asparagus.
Asparagus dalam kemasan adalah produk yang diolah dari bagian tunas berbagai varietas tanaman Asparagus officinale L
yang dengan atau tanpa dikupas atau tidak dikupas, dikemas dengan air atau media cair, zat tambahan yang sesuai, diproses
dengan pemanasan yang cocok sebelum atau sesudah dikemas. Produk asparagus ini dikemas dalam wadah yang tertutup
kedap tidak dipengaruhi dan mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

SNI 01-4031-1996

Keripik kentang
Potatoes chips
Keripik kentang merupakan makanan yang dibuat dari kentang (Solanum tuberosum) segar berbentuk irisan tipis. Metodenya
meliputi ; syarat mutu antara lain bau, rasa, warna dan tekstur, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan
syarat penandaan.

SNI 01-4033-1996

Rebung bambu dalam kaleng


Canned bamboo shoot
Rebung bambu dalam kaleng berasal dari rebung bambu (bambusa, dendro, calamus, bigantochioa dan phyllosrachys)
dikeamsa secara hermatic dengan medium air atau larutan garam, berbentuk utuh, potongan dan irisan. Metodenya meliputi :
syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4105-1996

Agar-agar kertas
Seaweed gelatin
Merupakan agar yang dihasilkan dari rumput laut (Agarophytae) yang telah mengalami perlakuan sehingga berbentuk
lembaran seperti kertas. Syarat mutunya meliputi pengujian : organoleptik, kimia, cemaran logam dan fisika.

SNI 01-4299-1996

Getuk singkong

Getuk singkong (Sweet steamed loaf of pounded cassava)

Persyaratan mutu meliputi kadar air, jumlah gula, bahan tambahan makanan, cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Hg), arsen dan
cemaran mikroba (antara lain E Coli, Kapang dan Khamir). Pemanis buatan tidak boleh ada.
SNI 01-4302-1996

Keripik gadung
Keripik gadung (crispy chips of creeping edible tuber)
Persyaratan mutu meliputi, keutuhan benda-benda asing, air, abu tanpa garam, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
arsen, sianida, cemaran mikroba. Boraks tidak boleh ada, pewarna sesuai SNI 01-0222-1995.

SNI 01-4303-1996

Keripik jamur kancing


Button mushroom chips
Persyaratan mutu meliputi kadar air, abu, protein, asam lemak bebas, serat kasar, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba.
Cara pengambilan contoh sesuai SNI 01-2891-1992.

SNI 01-4305-1996

Keripik singkong
Cassava crackers
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan. air, abu, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen,
cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992. Tidak boleh menggunakan pemanis buatan, cara uji pengawet makanan
sesuai SNI 01-2894-1992.

SNI 01-4306-1996

Keripik ubi jalar


Sweet potatoes chips
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan, air, abu, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen,
cemaran mikroba. Cara uji untuk kandungan air, abu, asam lemak bebas sesuai SNI 01-2891-1992, pewarnas sesuai SNI 010222-1995. Tidak boleh menggunakan pemanis butan.

SNI 01-4321-1996

Sup instant
Instant soup
Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, protein, lemak, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba.
Cemaran mikroba meliputi Coliform, E Coliform, Salmonella, Kapang; cemaran logam meliputi Pb, Cu, Zn, Sn, Hg

SNI 01-4464-1998

Enbal
Enbal snacks
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan embal. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji warna, rasa, bau, air, abu total, cemaran logam ( Smt ).

SNI 01-4477-1998

Kentang dalam kemasan


Potatoes in package
Syarat mutu meliputi; keadaan (bau dan rasa segar, warna putih kekuning-kuningan); keseragaman warna; keseragaman
bentuk (batang, pipih); tidak terdapat koyoran, dan; pengawet.

SNI 01-4480-1998

Cabai merah segar


Fresh red chillies
Syarat mutu meliputi; warna merah; keseragaman bentuk; keseragaman ukuran (cabai merah besar, cabai merah keriting);
kadar kotoran; tingkat kerusakan dan busuk.

10

SNI 01-4493-1998

Ubi jalar
Sweet potatoes
Syarat umum meliputi; bau normal; bebas dari hama dan penyakit; bebas dari bahan kimia; masak fisiologis optimal, dan;
kondisi bersih. Syarat khusus meliputi; beratl umbi cacat; kadar air, serat, dan pati.

SNI 01-4497-1998

Penetapan kadar agar dari rumput laut


Determination of gelatin content in seaweeds
Prosedur penetapan meliputi; rumput laut dicuci dengan NaOH dengan bantuan pemanasan, penyaringan, dan pembilasan
dengan HCl untuk menetralkan kembali; rumput laut diekstrasi dengan air pada kondisi netral pada suhu 100'C selama dua
jam; filtrat didinginkan dalam freezer untuk memperoleh strip agar.

SNI 01-4498-1998

Penetapan kadar karagenan dari rumput laut


Determination of caragenan content in seaweeds
Prosedur penetapan meliputi; rumput laut diekstraksi dengan pelarut air pada kondisi basa dan dipanaskan hingga menjasi
bubur kemudian disaring; hasil saringan atau filtrat dinetralkan dengan NaCl kemudian diendapkan dengan pelarut
isopropanol menjadi karagenan.

- 18 -

SNI 01-4967-1999

Sup krim instan


Instant cream soup
Syarat mutu meliputi; bau dan rosa normal; tektur (berbentuk larutan kental setelah diseduh); protein minimal=10%; lemak
minimal=5%; bahan tambahan makanan (pengawet dan penyedap rasa); cemaran arsen, logam, dan mikroba.

SNI 01-6057-1999

Tepung garut
Garut (Maranta arundinaceae, L) flour
Syarat mutu tepung garut antara lain meliputi; berbentuk serbuk halus, tidak ada benda asing, serangga dan jenis pati lain,
lolos ayakan 100 mesh minimal=95%, kadar air maksimal=16%, serat kasar maksimal=1%, derajat asam maksimal=4,0 ml N,
residu SO2 maksimal=30 mg/g.

12

SNI 01-6236-2000

Manisan rumput laut dalam kemasan


Candied seaweed in package
Syarat mutu meliputi keadaan (bau, warna, rasa, tekstur: normal); benda asing: tidak ada; bobot tuntas: min. 17 %b/b;
sakarosa: min. 10%b/b; pH larutan gula: 4-7; bahan tambahan makanan (pemanis buatan: sakarin, siklamat; pewarna
tambahan; pengawet: natrium benzoat; asam sitrat); cemaran logam (Pb: maks. 2,0 mg/kg, Cu: maks. 5,0 mg/kg, Hg: maks.
0,03 mg/kg, Zn : maks. 40,0 mg/kg, Sn: maks. 40,0 mg/kg atau 250 mg/kg); As: maks.1,0 mg/kg; cemaran mikroba (ALT:
maks. 2,0 x 10 2 kalori/g, Coliform: maks. 10 APM/g, E. coli: O, kapang/khamir: maks. 50/50 kolori/g)

15

SNI 01-6492-2000

Rumput laut (Eucheuma cottonii) basah kelas konsumsi Consumption class of fresh seaweed (Euchema cottonii)
Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan, dan tata cara pemeriksaan.
Produksi rumput laut (Eucheuma cottonii) kelas pembesaran
Breeder production of seaweed (Euchema cottonii)

SNI 01-6492.1-2000

SNI 01-6945-2003

Jamur merang (Volvaria volvaceae) segar


Fresh mushrooms (Volvaria volvaceae)
jamur merang merupakan hasil dari tanaman jamur merang (Volvaria volvaceae) dalam tingkat perkembangan yang cukup,
belum mekar atau masih berbentuk kuncup dengan tudungnya tersungkup ketat (tidak mempunyai cabang) atau masih dalam
stadia kuncup, utuh segar dan bersih. Standar ini meliputi klasifikasi penggolongan, syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan dan rekomendasi.

15

SNI 01-6995-2004

Lobak segar
The fresh radishes (Raphanus sativus Linn)
lobak segar merupakan umbi dari tanaman lobak (Raphanus sativus L.) pada tingkat umur optimal, utuh, segar dan bersih.
Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan, dan rekomendasi

16

SNI 01-6996-2004

Bawang daun segar


The fresh scallion (Allium fistulosum Linn)
bawang daun segar merupakan hasil dari tanaman bawang daun dalam keadaan cukup umur, utuh, segar dan bersih. Standar
ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi

13

67.100

Susu dan produk susu

SNI 7552:2009

Milk and milk products

Minuman susu fermentasi berperisa

Fermented milk drink

67.100.01
Susu dan produk susu secara umum
SNI 3141.1:2011
Susu segar - Bagian 1: Sapi

Milk and milk products in general


Fresh milk - Part 1: Cow

67.100.10
Susu
SNI 01-2780-1992

Milk
Susu evaporasi, Mutu dan cara uji
Evaporated milk, Specification and test methods
Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji susu evaporasi. Jenisnya ada 3 yaitu berlemak penuh, tanpa lemak dan berlemak
nabati. Cara uji antara lain bau, rasa dan warna, konsistensi, padatan total, protein dan lain-lain.

SNI 01-2782-1992

Susu segar, Cara uji


Fresh milk, Test method
Kriteria susu segar meliputi warna, bau, rasa dan konsisten. Peralatan uji terdiri dari laktodensimeter. Peralatan termometer,
inkubator, dan lain-lain. Pereaksinya antara lain NaCL, alkohol netral cara uji seperti uji alkohol, uji didih dan uji reduktase.

SNI 01-2782-1998

Metode pengujian susu segar


Test methods for fresh milk
82
Metode pengujian susu segar mencakup uji penetapan BJ; pengukuran kadar lemak (metode gerber); perhitungan kadar
bahan kering tanpa lemak (rumus fleischmann, metode pengeringan); uji protein (metode kjeldahl); uji warna; bau, rasa,
kekentalan; uji titrasi keasaman (soxhlet henkel); uji alkohol; uji katalase; penentuan titik beku; pengukuran angka refraksi
(metode Ackermann); uji reduktase (reduksi biru metilan dan uji resazurin); uji sedimen; uji cemaran mikroba (penentuan
angka lempeng total pada 35 derajat selsius, penghitungan Coliform dan E.coli, staphylococcus aureus dengan metode
hitungan cawan, uji salmonellac); penghitungan jumlah sel radang (metode langsung/breed); pengujian residu antibiotik
(skrining residu antibiotik, identifikasi dan kualifikasi residu antibiotika); uji kebersihan; uji pemalsuan (susu masak, gula, pati,
bahan pengawet, desinfektan) uji peroksidase

SNI 01-2970-2006

Susu bubuk
Milk powder
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2970-1999 menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh dan cara uji susu bubuk.
Persyaratan mutu susu bubuk dibedakan untuk susu bubuk berlemak, susu bubuk kurang lemak dan susu bubuk bebas lemak.
Syarat mutu ketiga susu bubuk tersebut adalah sama kecuali kriteria uji lemak dan protein. Kriteria uji terhadap keadaan (bau
dan rasa) normal ; kadar air maksimal 5%b/b. Kriteria uji lemak untuk susu bubuk berlemak min. 26% b/b, untuk susu bubuk
kurang lemak Lebih dari 1,5 %b/b kurang dari 26,0%b/b, untuk susu bubuk bebas lemak maksimal 1,5%b/b. Kriteria uji
protein (N x 6,38) minimal 23%b/b untuk susu bubuk berlemak dan susu bubuk kurang lemak, sedangkan untuk susu bubuk
bebas lemak minimal 30%b/b . Cemaran logam tembaga maksimal 20mg/kg, timbal maksimal 0,3mg/kg, timah maksimal
40,0/250,0mg/kg dan raksa maksimal 0,03mg/kg) ; cemaran arsen maksimal 0,1mg/kg ; dan cemaran mikroba terhadap
angka lempeng total maks. 5 x 104 koloni/g, bakteri coliform maks. 10 APM/g, Escherichia coli <3 APM/g, Staphylococcus
aureus maks. 1 x 102 koloni/g dan Salmonella negatif pada ukuran koloni/100g. Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi
semua syarat mutu. Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya mengacu pada
peraturan yang berlaku tentang pedoman cara produksi pangan yang baik. Susu bubuk dikemas dalam wadah yang tertutup
rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan. Penandaan kemasan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang label dan iklan pangan. Standar ini dilengkapi dengan metode
cara uji dan cara penghitungan hasil uji.

SNI 2971:2011

Susu kental manis

Sweetened condensed milk

SNI 2981:2009

Yogurt

Yoghurt

- 19 -

22

55

SNI 01-3701-1995

Susu bubuk diet diabetes


Diabetes diet milk powder
Syarat mutu dan cara uji keadaan, air, abu, protein, lemak, laktosa, glukosa, total energi, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba. Protein 25-40 %, laktosa min. 35 %, glukosa maks. 0,5.
Cocoa milk powder

SNI 3752:2009

Susu cokelat bubuk

SNI 01-3830-1995

Susu kedelai
Soybean milk
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan produk susu
kedelai. Susu kedelai yang dimaksudkan adalah produk yang berasal dari ekstrak biji kacang kedelai dengan air atau larutan
tepung kedelai dalam air dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain serta bahan tambahan makanan lain yang
dizinkan. Produk susu kedelai dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman
selama penyimpanan dan pengangkutan.

SNI 01-3950-1998

Susu UHT (ultra high temperature)


UHT(ultra high temperature) milk
Susu UHT diperoleh dengan cara mensterilkan susu minimal pada suhu 135'C selama dua detik. Syarat mutu meliputi; warna,
bau, rasa sesuai label; protein; lemak; pewarna tambahan; camaran logam, dan; cemaran arsen maksimal = 0,1 mg/kg.

SNI 01-3951-1995

Susu pasteurisasi
Pasteurized milk
Susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 63 derajat selsius
sampai 66 derajat selsius, selam minimum 30 menit atau pemanasan 72 derajat selsius selama 15 detik, kemudian didinginkan
sampai 10 derajat selsius, diperlakukan secara aseptis di simpan pada suhu 4,4 derajat selsius. Jenis mutu dibedakan menjadi
susu parteurisasi tanpa penyedap rasa dan yang diberi penyedap cita rasa, syarat mutu, pengambilan contoh serta
pengemasan.

SNI 01-3955-1995

Pengganti air susu ibu


Infant milk
Standar ini berlaku untuk makanan olah yang dimaksudkan sebagai pengganti air susu ibu, dapat berbentuk bubuk yang
ditambah air sebelum digunakan atau berbentuk cair yang dapat dipakai secara langsung setelah diencerkan. Persyaratan
yang diatur dalam standar ini meliputi komposisi essnsial, komposisi tambahan, konsistensi dan ukuran prtikel, kadar air,
persyaratan kemurnian, larangan khusus, kalori , bahan tambahan makanan, bahan cemaran, hygiene, wadah, dan label.

SNI 01-4213-1996

Formula lanjutan
Infant advance formula
Standar ini menetapkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan standar susu formula lanjutan yaitu makanan yang merupakan bagian dari makanan selama masa penyapihan
untuk bayi yang berumur 6 bulan sampai anak berumur 3 tahun, diproses hanya secara fisika selanjutnya diwadahi sedemikian
rupa hingga dapat menghindarkan kerusakan dan kontaminasi selama penanganan, penyimpanan dan distribusi secara
normal, dapat berbentuk cair yang dapat digunakan secara langsung atau setelah diencerkan dengan air atau berbentuk
bubuk yang perlu ditambah air sebelum digunakan. Syarat mutu yang diuji adalah keadaan, protein, lemak dan linoleat,
karbohidrat, vitamin, mineral, bahan tambahan makanan, cemaran logam dan cemaran mikroba.

14

SNI 01-4220-1996

Tajin susu (whey) bubuk


Powder whey
Standar ini menetapkan ketentuan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
Tajin susu bubuk adalah produk yang diperoleh dengan cara pengeringan tajin susu atau tajin susu asam yang sebagian besar
lemak susunya telah dipisahkan. Standar ini tidak berlaku untuk bubuk yang diolah dari tajin susu yang dinetralisasi atau
didemineralisasi dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang dijinkan.

SNI 01-4270-1996

Susu sereal
Cereal milk
Susu bubuk dari sereal. Syarat mutu dan cara uji meliputi keadaan, air, abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, bahan
tambahan makanan , cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992, SNI 01-28931992, SNI 01-2895-1992, SNI 19-2897-1992.

SNI 01-4293-1996

Coklat susu
Milk chocolate
Persyaratan mutu dan cara uji coklat susu, coklat kaya susu, coklat susu skin dan coklat krim. Persyaratan meliputi : keadaan,
padatan kakao tanpa lemak, total padatan kakao, lemak susu, padatan susu tanpa lemak, lemak total, jumlah gula, cemaran
logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.

11

SNI 01-6054-1999

Susu kuda
Horse milk
Syarat mutu susu kuda, meliputi; warna putih dan asam; tidak terdapat benda asing; bobot jenis minimal=1,020, lemak
minimal=1,30%; protein minimal=2,0%; cemaran logam; arsen maksimal=0,1 mg/kg; cemaran mikroba (bakteri coliform<3
APM/ml).

67.100.20
Mentega
Butter
SNI 01-2979-1992
Mentega kacang, Mutu dan cara uji
Peanut butter, Specification and test methods
Menguraikan spesifikasi teknis, pengambilan contoh dan cara uji ( keadaan, air, abu, lemak, protein, serat kasar, bahan
tambahan makanan, aflatoksin, cemaran logam, arsen, dan cemaran mikroba ).

46

SNI 01-3541-2002

Margarin
Margarine
18
Standar ini merupakan revisi SNI 01-3541-1994 Margarin, menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, hygiene,
pengemasan dan syarat penandaan untuk produk emulsi berbentuk semi padat dan cair, dengan kandungan lemaknya tidak
kurang dari 62% dan tidak lebih dari 90%, dan penggunaan utamanya adalah sebagai margarin. Standar ini tidak berlaku bagi
mentega. Syarat mutu dan kriteria uji yang ditetapkan untuk margarine mencakup keadaan (bau, warna, dan rasa), air,
vitamin A, vitamin D, asam butirat, bilangan asam, bahan tambahan pangan, cemaran logam, cemaran arsen, dan cemaran
mikroba.

SNI 01-3744-1995

Mentega
Butter
Syarat mutu meliputu persyaratan kadar air, lemak susu minimum 80 %, asam lemak bebas sebagai asam butirat, bilangan
Reichert Meissel, bilangan Bolenske, garam dapur, bahan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan cemaran logam,
serta cara uji, cara pengambilan contoh sesuai petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat.

67.100.30

Keju

Cheese

SNI 01-2980-1992

Keju cedar olahan


Processed cedar cheese
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dari keju cedar olahan. Pengujian dilakukan dengan
kimia dan mikrobiologi.

SNI 01-4502-1998

Metode pengujian listeria monocytogenes


Lysteria monocytogenes test method
Prosedur pengujian meliputi; tahap analisa (pengkayaan, isolasi, prosedur identifikasi, serologi, uji camp), dan; interpretasi
hasil.

10

- 20 -

67.100.40
Es krim dan tepung es
Ice cream and ice confectionery
SNI 01-3713-1995
Es krim
Ice cream
Syarat mutu dan cara uji kadar lemak, gula dihitung sebagai sakarosa, protein, jumlah padatan, bahan tambahan makanan,
cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba.

SNI 01-3725-1995

Tepung es krim
Ice cream powder
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, protein, lemak, gula dihitung sebagai sakarosa, bahan tambahan makanan, cemaran
logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba. Protein minimum 5,0 %, lemak minimum 12,0 %, dan gula 20 %.

67.100.99
Produk susu lainnya
Other milk products
SNI 01-4219-1996
Hasil olahan kasein
Casein processed product
Standar ini menetapkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan standar hasil olahan kasein yaitu produk yang diperoleh dari susu sapi dengan cara pemisahan atau pengeringan,
menggunakan biakan pemicu berupa bakteri penghasil asam laktat yang tidak berbahaya, renet atau enzim penggumpal lain
yang sesuai dan aman dapat mengandung produk fermentasi laktat tajin susu (whey) dengan atau tanpa bahan tambahan.
Produk dapat dikonsumsi langsung atau diolah lebih lanjut sesuai dengan klasifikasi yaitu kasein asam, kaseinat, dan kasein
rennet. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji adalah keadaan, nitrogen, kandungan kasein dalam protein, kelembaban,
lemak susu, endapan (partikel hancur), abu (termasuk P2O5), laktosa, asam bebas, pH, cemaran logam dan cemaran
mikroba.
SNI 4444:2009

Krimer nabati bubuk

Vegetable creamer

42

67.120
Daging, produk daging dan produk hewan lainnya
Meat, meat products and other animal produce
67.120.01
Produk hewan secara umum
Animal produce in general
SNI 01-1675-1989
Pecahan tulang setelah pengukusan pada tekanan tinggi High pressure steamed crushed bones
Menetapkan syarat mutu berdasarkan kadar air, kadar phosphor total. Cara pengambilan contoh, cara uji yang meliputi
peralatan, cara kerja, perhitungan serta penentuan kadar P2O5 total serta syarat penandaan, pengemasan diberikan.

SNI 01-1676-1989

Pecahan tulang setelah dihilangkan lemaknya


Degreased crushed bones
Menetapkan spesifikasi syarat mutu yang terdiri dari unsur kadar air, lemak, N total dan kotoran. Cara uji untuk tiap spesifikasi
termasuk prinsip, peralatan, cara kerja dan cara perhitungan beserta pengambilan contohnya diberikan. Syarat penandaan
dan pengemasan juga diberikan.

SNI 4869.1:2008

Semen beku - Bagian 1:Sapi

SNI 4869.2:2008

Semen beku - Bagian 2


Frozen sperm - Part 2
Standar ini merupakan revisi SNI 01-4869.2-2005, Semen beku kerbau. Ruang lingkup standar menetapkan persyaratan mutu
dan pengemasan semen beku kerbau. Semen beku adalah semen yang berasal dari pejantan unggul, sekal, bebas dari
penyakit hewan menular yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi semen beku dan disimpan
didalam rendaman nitrogen cair pada suhu -196C dalam kontainer kriogenik. Mutu yang dipersyaratkan pada semen beku,
tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit menular, sesudah dicairkan kembali (post thawing) semen beku pada
suhu antara 37C dan 38C selama 1530 detik harus menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa minimal 30% dan derajat
gerakan individu spermatozoa minimal dua. Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak pada setiap kode batch masingmasing minimal 2 straw oleh PPC. Cara pemeriksaan contoh uji diatur dalam standar ini. Semen beku kerbau dikemas dalam
bentuk straw dengan ukuran: mini straw volume 0,25 ml dengan jumlah sel spermatozoa minimal 25 juta, dan medium straw
volume 0,50 ml dengan jumlah sel spermatozoa minimal 30 juta. Penandaan pada straw meliputi kode pejantan, nama
pejantan, kode batch, nama produsen, dan breed/bangsa pejantan. Semen beku disimpan dengan menggunakan goblet dan
canister serta terendam penuh dalam nitrogen cair suhu -196C pada kontainer kriogenik dilengkapi dengan kartu petunjuk isi
kontainer

Frozen sperm - Part 1 : cows

67.120.10
Daging dan produk daging
Meat and meat products
SNI 01-2908-1992
Dendeng sapi
Spices dried beef
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan dendeng sapi.
Persyaratan mutu dendeng sapi dibedakan dalam mutu I dan mutu II untuk jenis dendeng sapi irisan dan dendeng sapi giling.
Dendeng sapi dikemas dalam kantong plastik rangkap dua dengan berat tertentu. Untuk pengiriman jarak jauh kemasan
dendeng sapi ini dikemas lagi dalam peti kayu atau kemasan lain yang sesuai. Masing-masing kemasan, plastik maupun peti
diberi tanda/label yang tidak mudah luntur dan jelas dibaca.
SNI 01-3707-1995

Abon
Abon (dried shreded meat)
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, kadar keadaan tak larut dalam asam, lemak, protein, serat kasar, gula jumlah sebagai
sakarosa, pengawet, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba.

SNI 01-3775-2006

Kornet daging sapi (corned beef)


Corned beef
Standar ini merupakan revisi SNI 01-3775-1995 Corned beef dalam kaleng, menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh dan
cara uji kornet daging sapi (Corned beef). Komposisi terdiri dari bahan baku utama yaitu daging sapi dan bahan tambahan
pangan yang diijinkan untuk kornet daging sapi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Syarat mutu dan kriteria uji yang
ditetapkan untuk korned daging sapi meliputi keadaan (bau, warna, dan rasa), lemak, protein (N x 6,25 ), karbohidrat,
pengawet nitrit, cemaran logam (tembaga, timbal, seng, timah, raksa), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (bakteri
coliform, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, clostridium botulinum, dan baktreri aerob termofilik pembentuk
spora)

- 21 -

SNI 01-3818-1995

Bakso daging
Meat balls
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan bakso
daging. Syarat mutu dan kriteria uji bakso daging meliputi keadaan (bau, warna, rasa), air, abu, protein, lemak, boraks, bahan
tambahan pangan, cemaran logam (tembaga, timbal, seng, timah, raksa), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka
lempeng total, bakteri coliform, escherichia coli, enterococci, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, salmonella

SNI 01-3820-1995

Sosis daging
Meat sausage
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan sosis daging,
syarat mutu dan criteria uji yang ditetapkan untuk sosis daging mencakup keadaan (bau, warna, rasa), air, abu, protein,
lemak, karbohidrat, bahan tambahan pangan (pengawet, pewaarna), cemaran logam (tembaga, timbal, seng, timah, raksa),
cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, escherichia coli, enterococci,
staphylococcus aureus, clostridium perfringens, salmonella

SNI 01-3838-1995

Daging kuah dalam kaleng


Canned beef in sauce
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan
daging kuah dalam kaleng yakni hasil olahan daging yang berbentuk potongan atau irisan dikalengkan secara permetik dan
disterilkan. Daging kuah dalam kaleng diklasifikasikan menjadi dua, yaitu daging kuah tanpa sayuran dan daging kuah dengan
sayuran. Syarat mutu dan kriteria uji daging kuah dalam kaleng meliputi keadaan (keadaan kaleng sebelum dan sesudah
pengeraman, bau, rasa, warna, donsistensi dan tekstur), kehampaan, rongga udara atau bagian yang tidak terisi, bobot tuntas,
bobot daging tanpa cairan, lemak, nitrat ( sebagai NaNO3 ), nitrit ( sebagai NaNo2 ), cemaran logam (tembaga, timbal, seng,
timah, raksa), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (angka lempeng total, perfringens)

SNI 3932:2008

Mutu karkas dan daging sapi


Quality of cow carcasses and meets
17
Standar mutu karkas dan daging sapi ini hasil revisi SNI 01-3933-1995, Karkas kerbau, yang menetapkan klasifikasi, peta dan
tingkatan untuk karkas, tingkatan untuk daging, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan karkas dan daging sapi. Tidak
berlaku untuk sapi lokal. Karkas adalah bagian tubuh sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai CAC/GL 24-1997,
telah di teliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus kebawah, organ reproduksi dan ambing,
ekor serta lemak yang berlebih. Karkas diklasifikasi berdasar umur dan jenis kelamin, sbb. Veal, Yearking, Young, Young
prime, Prime, dan Low/steer/ox. Sedangkan klasifikasi potongan daging dibagi menjadi: golongan I terdiri dari potongan has
dalam, has luar dan lamosir; golongan II terdiri dari tanjung, kelapa, penutup, pendasar, gandik, kijen, sampil besar dan
sampil kecil; golongan III terdiri dari sengkel, daging iga, samcan, sandung, lamur. Persyaratan mutu karkas, diatur dalam
standar ini. Jenis uji yang diterapkan untuk setiap tingkatan mutu karkas meliputi ketebalan lemak, warna, komformasi dan
perubahan warna. Jenis uji untuk menetapkan tingkatan mutu daging adalah: warna daging, warna lemak, marbling dan
tekstur. Sedangkan syarat mutu mikro biologis daging sapi meliputi jenis uji: Total Plate Count maks. 1x10pangkat 6 cfu/g,
caliform maks. 1x10cfu/g, Stapilococcus aureus maks 1x10cfu/g, Salmonella sp.negatif per 25 g, dan Escherichia coli maks.
1x10cfu/g. Cara pemotongan karkas harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar. Tata cara pengambilan contoh
mengacu SNI 2897:2008. Cara pengujian fisik untuk daging dan karkas diatur dalam SNI ini, sedangkan cemaran mikroba
mengacu SNI 2897:2008. Produk dikemas dalam kemasan yang aman serta tidak mengakibatkan penyimpangan /kerusakan
produk selama penyimpanan dan pengangkutan. Informasi untuk pelabelan harus sesuai ketentuan.

SNI 01-3933-1995

Karkas kerbau
Buffalo carcasses
Kerbau sehat yang telah di sembelih, utuh dibelah mambujur sepanjang tulang belakang, setelah dikuliti, isi perut dikeluarkan
tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin dipisah. Klasifikasi dibedakan atas mutu I, II dan III. Persyaratan tanpa
bahan pengawet dan bahan tambahan, syarat mutu, penandaan dan pengawasan mutu serta pengambilan contoh dan analisis.

SNI 01-3947-1995

Daging sapi/kerbau
Beef
Urat daging melekat pada kerangka, kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari sapi /kerbau
yang sehat waktu dipotong. Jenis mutu dibedakan menjadi segar, dingin dan beku, syarat muut, pengambilan contoh dan
pengemasan.

SNI 01-3948-1995

Daging kambing/domba
Mutton
Urat daging yang melekat pada kerangka kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari kambing
domba yang sehat aktu dipotong. Jenis mutu dibedakan menjadi daging segar dan beku, syarat mutu, pengambilan contoh
serta pengemasan.

SNI 01-4218-1996

Kaldu dan konsome


Broth and consomme
Standar ini menetapkan definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan standar aldu dan konsome yaitu produk yang diperoleh dari daging atau daging unggas dengan cara memasak
bahan kaya protein atau sarinya dan atau hidrolisatnya dengan air dengan atau tanpa penambahan bumbu dan atau bahan
penyedap, lemak yang dapat dimakan, natrium klorida, rempah-rempah dan sari-sari alami atau destilatnya atau bahan
makanan lain untuk meningkatkan rasa, dan bahan tambahan lain yang diijinkan atau dengan rekonstitusi dari campuran
komponen kering yang sesuai dengan petunjuk penggunaan. Produk ini diklasifikasikan dalam 4 jenis yaitu kaldu dan
konsome siap saji, kental, kering dan berlemak. Syarat mutu yang juga merupakan kriteria uji adalah keadaan, nitrogen total,
nitrogen amino, natrium klorida, lemak, bahan tambahan makanan, cemaran logam dan cemaran mikroba.

SNI 01-4280-1996

Keripik paru sapi


Cow lungs chips
Makanan kering dari paru sapi yang diolah. Syarat mutu dan jenis uji meliputi keadaan, air, abu, protein, asam lemak bebas,
serat kasar, cemaran logam, arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4308-1996

Kerupuk kulit
Kerupuk kulit (Crackled water-buffalo rinds)
Persyaratan mutu meliputi keadaan, keutuhan, benda asing, serangga, air, abu, tanpa garam, asam lemak bebas, cemaran
logam, arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992; SNI 01-2696-1992; SNI 01-2897-1992.

SNI 01-6683-2002

Naget ayam (Chicken nugget)


Chicken nuggets
Standar ini menetapkan persyaratan, pemercontohan, cara uji, penadaan, pelabelan dan pengemasan untuk naget ayam
(chicken nugget)

SNI 7474:2009

Rendang daging sapi

Beef rendang

- 22 -

67.120.20

Unggas dan telur

Poultry and eggs

SNI 01-2883-1992

Sari pati ayam


Chicken instant
Sari pati ayam adalah ekstrak karkas ayam pedaging dengan atau tanpa penambahan garam, sari simplisia, dalam bentuk siap
di konsumsi. Pengujian dilakukan terhadap keadaan, protein, asam amino, pH, pewarna, kehampaan, padatan bukan protein,
cemaran logam, Hg, As, dan cemaran mikroba.

SNI 3924:2009
SNI 3925:2008

Mutu karkas dan daging ayam


Chicken and carcases
Mutu karkas dan daging kambing/domba
Quality of goats/sheeps carcasses and meets
10
SNI 3925:2008 ini merupakan revisi SNI 013925-1995, Karkas kambing/domba. Revisi standar dilakukan dalam rangka
memperbaiki persyaratan untuk karkas dan daging kambing/ domba. Standar ini menetapkan klasifikasi, peta dan potongan
karkas, persyaratan mutu daging, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan karkas dan daging kambing/domba. Karkas
adalah bagian tubuh sapi sehat yang telah disembelih secara halal sesuai CAC/GL 24-1997, telah diteliti, dikeluarkan jeroan,
dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus kebawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih.
Karkas kambing/domba diklasifikan berdasarkan umur dan jenis kelamin sbb: Lamb, Yearling mutton, dan Older mutton.
Potongan karkas kambing/domba digolongkan menjadi tiga, yaitu golongan I terdiri dari tender loin dan loin; golongan II
terdiri dari leg, shoulder dan rock; dan golongan III terdiri dari breast, flank dan shouk. Persyaratan mutu daging diatur
dalam standar ini.derajat marbling yang ditetapkan pada setiap umur untuk menetapkan tingkatan dan syarat mutu daging
adalah : banyak, sedang, sedikit dan tanpa marbling. Jenis uji dalam menetapkan syarat mutu mikrobiologi adalah: Total Plate
Count maks 1x10pangkat 6 cfu/g, Coliform maks 1x10cfu/g, Stapilococcus aureus maks.1x10cfu/g, Salmonella sp. negative
per 25gr, dan Escherichia coli maks. 1x10cfu/g. Peta karkas kambing/domba dapat dilihat dalam standar ini. Cara
pemotongan karkas harus dilakukan sesuai ketentuan dan tata cara pengambilan contoh mengacu pada SNI 2897:2008.
Pengujian fisik dilakukan secara visual (rispeksia), dan cemaran mikroba mengacu pada SNI 2897:2008. Produk dikemas
dalam kemasan yang aman, serta tidak mengakibatkan penyimpanan/kerusakan produk selama penyimpanan dan
pengangkutan. Pelabelan dan penyimpanan harus dilakukan sesuai ketentuan dalam standar ini.

SNI 3926:2008

Telur ayam konsumsi


Chicken eggs
11
Standar telur ayam konsumsi ini merupakan revisi SNI 01-3926-1995 yang dilakukan dalam rangka memperbaiki syarat
mutunya. Ruang lingkup standar menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu pengemasan, pelabelan, dan penyimpanan. Telur
ayam konsumsi yang digunakan berasal dari ayam ras dan ayam lokal (kampung). Telur konsumsi adalah telur ayam yang
belum mengalami proses fortifikasi, pendinginan, pengawetan, dan proses pengeraman Telur ayam konsumsi diklasifikasi
berdasar: 1) Warna kerabang yaitu sesuai galurnya dan 2) Bobot telur: kecil<50g, sedang50-60g, besar>60g. Persyaratan
mutu yang diatur mencakup: 1) Persyaratan tingkatan mutu fisik, meliputi kondisi kerabang, kondisi kantung udara, kondisi
putih telur, kondisi kuning telur, dan Bau; 2) Persyaratan mutu mikrobiologis, dengan jenis cemaran mikroba: Total Plate
Count (TPC), Coliform, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Cara pengambilan contoh mengacu SNI 2897:2008. Sedangkan
cara pengujian secara fisik harus sesuai ketentuan, dan uji cemaran mikroba mengacu pada SNI 2897:2008. Telur harus
dikemas dalam secara aman, tidak mengakibatkan penyimpangan/kerusakan telur selama penyimpanan dan pengangkutan.
Informasi pada label kemasan minimal mencantumkan nama produk, merk dagang, tgl produksi, nama dan alamat produsen,
berat bersih dan NKV. Penyimpanan telur konsumsi pada temperatur kamar dengan kelembaban antara 80% dan 90%,
maksimum 14 hari setelah ditelurkan, atau pada temperatur antara 4C dan 7C dengan kelembaban antara 60% dan 70%,
maksimum 30 hari setelah ditelurkan. Dalam standar dilengkapi lampiran tentang metode analisis.

SNI 01-4277-1996

Telur asin
Salted eggs
Telur itik yang diasinkan dengan proses tertentu. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, garam, cemaran mikroba.
Tepung putih telur
Egg white powder
Persyaratan meliputi pH, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, gula pereduksi cemaran mikroba, cemaran
logam. Cemaran mikroba meliputi coliform, salmonella; cemaran logam meliputi Cu, Zn, Pb.

SNI 01-4323-1996

13

2
3

67.120.30
Ikan dan produk ikan
SNI 6161.1:2011
Fillet ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) beku Bagian 1: Spesifikasi

Fish and fishery products


Frozen yellow tail fish (Caesio erythrogaster) fillets - Part
1: Specification

SNI 6161.2:2011

Fillet ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) beku Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen yellow tail fish (Caesio erythrogaster) fillets - Part


2: Requirements for raw materials

SNI 6161.3:2011

Fillet ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Frozen yellow tail fish (Caesio erythrogaster) fillets - Part


3: Handling and processing

12

SNI 6940.3:2011

Ikan layur (Trichiurus spp.) beku - Bagian 3: Penanga- Frozen ribbon fish (Trichiurus spp.) - Part 3: Handling and
nan dan pengolahan
processing

SNI 6941.2:2011

Gurita (Octopus sp.) utuh beku - Bagian 2: Persyaratan


bahan baku

SNI 6942.2:2011

Ikan layang (Decapterus spp.) beku - Bagian 2: Persya- Frozen flying fishes (Decapterus spp.) - Part 2:
ratan bahan baku
Requirements for raw materials

SNI 01-2328-1991

Produk perikanan, Penentuan Bacillus cereus


Fishery products, Determination of Bacillus cereus
Metode yang dilakukan dalam menentukan bacillus cereus meliputi : pemeriksaan awal untuk karakteristik sporalasi
dilakukan dengan menggunakan pewarnaan gram/pewarnaan methylene blue sedangkan untuk pengujian morfologi dengan
methylene blue dari nutrient agar miring.

13

SNI 01-2329-1991

Produk perikanan, Penentuan Clostridium perfingens


Fishery products, Determination of Clostridium perfingens
Penentuan clostridum perfringen dapat dilakukan dengan menggunakan metode alpha-toxin.
Produk perikanan, Penentuan entrococci
Fishery products, Determination of enterococci
Penentuan enterococci dalam jumlah banyak dilakukan dengan plate count method sedangkan dalam jumlah sedikit dengan
most probable number method.

16

SNI 01-2331-1991

- 23 -

Frozen octopus (Octopus sp.) - Part 2: Requirements for


raw materials

10

10
5
5

10

SNI 01-2332.1-2006

Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan Coliform


Test methods of microbiology - Part 1: The determination of
dan Escherichia coli pada produk perikanan
Coliform and Escherichia coli in fishery products
Standar ini menetapakan prinsip pengujian coliform dan Escherichia coli pada produk perikanan termasuk persyaratan
peralatan, media dan pereaksi, kondisi pengujian, preparasi contoh. Prosedur pengujian diatur dari persiapan contoh, analisa
yang mencakup uji pendugaan coliform dan Escherichia coli, uji morfologi dan uji biokimia. Interpretasi hasil menggunakan
kriteria nilai gas pada tabung LTB, indol, MR, VP, Citrat dan uji morfologi. Pelaporan berisi pernyataan coliform dan
Escherichia coli dari hasil interpretasi dalam Angka Paling Memungkinkan/g (APM/g). Keamanan dan keselamatan kerja
juga diatur dalam SNI ini. Standar ini digunakan untuk menentukan bakteri indikator sanitasi (Coliform dan Escherichia coli)
pada produk perikanan. Prinsip pengujian ini adalah menumbuhkan bakteri dalam suatu media cair dan perhitungan
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Dalam prosedur pengujian
terdapat beberapa tahap analisa yang mencakup uji pendugaan coliform (Presumptive coliform), uji penegasan coliform
(confirmed coliform), uji pendugaan Escherichia coli (faecal coliform, presumptive Escherichia coli), uji penegasan
Escherichia coli (confirmed Escherichia coli), uji morfologi, uji biokimia dan produksi gas dari laktosa.

SNI 01-2332.2-2006

Cara uji mikrobiologi - Bagian 2: Penentuan Salmonella Test methods of microbiology - Part 2: The determination of
28
pada produk perikanan
Salmonella in fishery products
Standar ini menetapakan prinsip pengujian Salmonella pada produk perikanan dengan cara mendeteksi, mengisolasi dan
mengkonfirmasi bakteri Salmonella pada produk perikanan termasuk persyaratan peralatan, media, pereaksi dan preparasi
contoh. Prosedur pengujian melalui tahapan pra pengkayaan dan pengkayaan untuk media uji, isolasi dan identifikasi
Salmonella menggunakan uji serologi Polyvalent Flagellar (H), uji kultur urease negatif, uji serologi Polyvalent Somatic (O)
dan uji biokimia tambahan. Prinsip pengujian ini adalah contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih dahulu pada media
pengkayaan kemudian dideteksi dengan menumbuhkannya pada media agar selektif. Koloni-koloni yang diduga Salmonella
(suspected colonies) pada media selektif diisolasi dan dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji biokimia dan uji serologi untuk
meyakinkan ada atau tidaknya bakteri Salmonella. Keamanan dan keselamatan kerja juga diatur dalam SNI ini.

SNI 01-2332.3-2006

Cara uji mikrobilologi-Bagian 3: Penentuan angka lem- Test methods of microbiology - Part 3: Determination of total
peng total (ALT) pada produk perikanan
plate count (TPC) in fishery products
Standar ini menetapkan prinsip pengujian angka lempeng total (ALT) pada produk perikanan termasuk persyaratan
peralatan, media dan pereaksi, kondisi media uji. Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan
jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) pada produk perikanan. Prosedur
pengujian dibagi menjadi dua cara yaitu untuk metoda cawan agar tuang/pour plate method dan metoda cawan agar
sebar/spared plate method. Preparasi contoh menggunakan contoh uji dengan berat < 1 kg; 1 kg - 4,5 kg dan > 4,5 kg.
Pembacaan dan perhitungan koloni dibagi dalam 4 kategori, yaitu : 1)koloni dengan jumlah 25 - 250 koloni; 2) koloni
berjumlah > 250 koloni; 3) koloni spreader (dibedakan menjadi rantai koloni; spreader yang berasal dari lapisan air antara
agar dan dasar cawan dan spreader yang berasal dari lapisan air pada sisi/pinggir cawwan atau permukaan agar) dan 4)
jumlah koloni < 25 koloni atau tanpa koloni. Pelaporan, keamanan dan keselamatan kerja juga diatur dalam SNI ini..

SNI 01-2332.4-2006

Cara uji mikrobiologi-Bagian 4: Penentuan Vibrio choMicrobiological test method - Part 4: Determination of vibrio
24
lerae pada produk perikanan
cholerae in fishery products
Standar ini menggantikan SNI 01-2341-1991 digunakan untuk mendeteksi, mengisolasi dan mengkonfirmasi bakteri Vibrio
cholerae pada produk perikanan. Contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih dahulu pada media pengkayaan dan dideteksi
dengan menumbuhkan pada media agar selektif. Koloni-koloni yang diduga V. cholerae pada media agar selektif diisolasi
kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji biokimia dan uji serologi untuk meyakinkan ada atau tidaknya V.
cholerae. Selama melakukan pengujian diterapkan teknis aseptis dan dilakukan di ruangan atau laminar air flow yang
terkontrol. Komposisi dan berat contoh yang akan diuji diambil dengan ketentuan yang diatur dalam SNI ini. Prosedur
pengujian meliputi persiapan contoh, pengkayaan, isolasi V. Cholerae, pemurnian, uji biokimia pendahuluan (yang terdiri dari
uji oksidase, uji sensitifitas terhadap 0 / 129 vibriostat, Triple Sugar Iron (TSI) agar dan Kligger Iron agar (KIA), uji ONPG, uji
oksidatif fermentatif (OF), dan pewarnaan gram) ; uji biokimia lanjutan (yang terdiri uji hidrolisis Urea, uji Arginin
dihydrolase, Lysine dekarboksilase, dan ornithin dekarboksilase, uji toleransi terhadap garam, uji pertumbuhan pada suhu
420C, uji voges-proskauer, dan uji fermentasi karbohidrat), serta uji serologi. Kharakteristik minimal uji biokimia untuk
identifikasi V. Cholerae untuk morfologi interpretasi hasil gram-negatif, bentuk batang atau koma; TSI interpretasi hasil agar
miring: asam (kuning), agar tegak: asam (kuning); dan untuk oksidatif positif dan fermentatif positif. Sedangkan untuk jenis uji
oksidase, lysine dekarboksilase, pertumbuhan pada suhu 42C. Untuk uji arginin dehidrolase dan fermentasi arabinose
negatif. Jenis uji VP hasilnya variabel Halophilik T1N 0 : positif; T1N3 = positif T1N6 : negatif, interpretasi hasil adalah
fermentasi sucrose dan ONPG positif dan sensitifitas terhadap 0/129 hasilnya sensitif (S) terhadap 10 g dan 150 g. Laporan
ada atau tidak Vibrio cholerae berdasarkan uji biokimia dan serologi. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja
selama melakukan analisa perlu memperhatikan hal-hal seperti cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa;
menggunakan jas lab dan masker selama melakukan analisa; melakukan analisa di dalam laminar air flow; membersihkan
meja kerja sebelum dan sesudah melakukan analisa dengan bahan desinfektan; membersihkan segera contoh yang tercecer
dan mengandung bakteri dengan menggunakan bahan desinfektan; serta memperhatikan media yang sudah digunakan selalu
disterilkan terlebih dahulu sebelum dicuci.

SNI 01-2332.5-2006

Cara uji mikrobiologi-Bagian 5: Penentuan Vibrio


Microbiological test method - Part 5: Determination of Vibrio
27
parahaemolyticus pada produk perikanan
parahaemolyticus in fishery products
Standar ini menetapkan prinsip pengujian Vibrio parahaemolyticus pada produk perikanan termasuk persyaratan untuk
peralatan, media dan pereaksi, serta kondisi pengujian. Pengambilan contoh meliputi persyaratan komposisi dan berat untuk
contoh produk ikan, crustacea dan kekerangan. Prosedur yang diatur mulai dari persiapan contoh hingga uji biokimia
pendahuluan (7 jenis uji) dan uji biokimia lanjutan (6 jenis uji). Interprestasi hasil memuat daftar syarat lulus uji untuk 13 jenis
uji. Pelaporan hasil menggunakan tabel angka yang terdapat dalam lampiran A, B, C pada SNI ini. Keamanan dan
keselamatan kerja dicantumkan juga pada SNI ini. Standar ini digunakan untuk mendeteksi, mengisolasi dan mengkonfirmasi
bakteri Vibrio parahaemolyticus pada produk perikanan. Prinsip pengujian ini adalah contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih
dahulu pada media pengkayaan dan dideteksi dengan menumbuhkan pada media agar selektif. Koloni yang diduga V.
parahaemolyticus pada media agar selektif diisolasi dan dikonfirmasi melalui uji biokimia untuk meyakinkan ada atau
tidaknya bakteri V. parahaemolyticus. Selama melakukan pengujian, terapkan teknis aseptis dan lakukan pengujian di
ruangan atau laminar air flow yang terkontrol. Media TCBS agar yang digunakan dalam keadaan kering. Prosedur pengujian
terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan contoh, pengkayaan, isolasi Vibrio parahaemolyticus, pemurnian, uji biokimia
pendahuluan, dan uji Biokimia lanjutan.

- 24 -

21

15

SNI 01-2336-1991

Produk perikanan, Penentuan Shigella


Fishery products, Determination of Shigella
Penentuan/identifikasi shigella dapat dilakukan dengan : tes urease, nutrienth broth, nutrienth ogar, reaksi gram dan tes
pergerakan. Pada umumnya makanan yang diperkirakan mempunyai coliform, E.coli dan salmonella dimungkinkan juga
mengandung shigella.

SNI 01-2347-1991

Produk perikanan, Analisa angka peroksida


Fishery products, Peroxide number analysis
Metode ini dapat diterapkan terhadap semua lemak yang diekstraksi dari ikan. Angka peroksida dapat dipakai sebagai
indikator ketengikan ikan.

SNI 01-2348-1991

Ikan bertulang rawan (cucut), Analisa urea


Cartilaged fish, Urea analysis
Metode ini dipakai untuk menganalisa kadar urea pada ikan bertulang rawan (cucut).
Produk perikanan, Angka penyabunan
Fishery products, Saponification number

Produk perikanan, Bahan- bahan tak tersabun


Fishery products, Unsaponifying agents
Metode ini dapat diterapkan untuk semua minyak-minyak dan lemak-lemak.
Produk perikanan, Penyiapan contoh
Fishery products, Sample preparation
Metode penyiapan contoh ini digunakan untuk menghindari kehilangan H2O (air) selama penyiapan/pananganan contoh,
untuk itu gunakan contoh sebanyak mungkin sejauh itu dapat dilakukan.

SNI 01-2352-1998

Penentuan angka asam


Determination of acid number
Angka asam dapat digunakan sebagai indeks biokimia dari pembusukan dengan memisahkan minyak dari lemak minyak.
Untuk menentukan angka asam adalah pelarutan minyak dalam benzene/ethanol (1:1) dan titrasi dengan KOH menggunakan
indikator bromthymol blue, hingga warna pada titik akhir hijau kebiruan tidak pudar setelah 5-10 menit.

SNI 01-2353-1991

Produk perikanan, Penentuan angka iod


Fishery products, Determination of iod number
Metode wij's untuk penentuan angka yod dapat diterapkan pada semua minyak-minyak dan lemak-lemak, dan direkomendasi
dalam industri maupun untuk tujuan komersial.

SNI 2354.1:2010

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu dan abu Test methods of chemistry - Part 1: Determination of ash and
tak larut dalam asam pada produk perikanan
acid insoluble ash in fishery products

SNI 01-2354.2-2006

Cara uji kimia - Bagian 2: Penentuan kadar air pada


Test methods of chemistry - Part 2: The determination of
produk perikanan
water content in fishery products
SNI revisi uji kadar air pada produk perikanan menggunakan prosedur perhitungan gravimetri. Berat air dihitung berdasarkan
selisih berat contoh sebelum dan sesudah dikeringkan.
Molekul air dihilangkan melalui pemanasan pada suhu 95OC -100OC dengan tekanan udara 100 mm/Hg selama 5 jam
menggunakan oven vakum. Pemanasan dengan oven tidak vakum dilakukan pada suhu 150 OC selama 16 jam - 24 jam.
Proses penetapan kadar lemak dapat diterapkan untuk tepung ikan dan produk perikanan.

SNI 01-2354.3-2006

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total Test methods of chemistry - Part 3: The determination of
pada produk perikanan
total lipid content in fishery products
SNI ini berisi proses uji kandungan lemak total pada produk perikanan dengan cara gravimetri. Pelarut organik digunakan
untuk memisahkan kandungan lemak melalui pemanasan pada suhu titik didih pelarut selama 8 jam. Berat lemak dihitung
secara gravimetri. Proses penetapan kadar lemak dapat ditetapkan untuk tepung ikan dan produk perikanan. SNI ini juga
memberikan panduan untuk petugas yang melakukan pengujian dalam hal keamanan dan keselamatan kerja pada proses
pengujian

SNI 01-2354.4-2006

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein


Test methods of chemistry - Part 4: The determination of
10
dengan metode total nitrogen pada produk perikanan
protein content in fishery products by nitrogen total methods
Standar ini menetapkan cara uji kadar protein dengan metode total nitrogen. Standar ini digunakan untuk menentukan kadar
protein pada produk perikanan. Prinsip pengujian dilaksanakan melalui pelepasan senyawa nitrogen dari jaringan daging
melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu 410C selama 2 jam (sampai diperoleh
larutan jernih) di mana senyawa nitrogen terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium sulfat diubah
menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH didestilasi menggunakan panas uap untuk memisahkan
senyawa amoniak. Amoniak ditangkap oleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan
asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan mengalikan jumlah
nitrogen dengan faktor konversi.

SNI 01-2354.6-2006

Cara uji kimia-Bagian 6: Penentuan kadar logam berat Chemical test method - Part 6: Determination of mercury
merkuri (Hg) pada produk perikanan
(Hg) content in fishery products
SNI ini menggantikan SNI 01-2364-1991, bertujuan memberikan panduan pengujian aspek jaminan mutu dan keamanan
pangan komoditas produk perikanan yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Penentuan kadar logam berat merkuri
(Hg) pada produk perikanan dilakukan melalui tahap digesti dengan menggunakan asam sulfat pekat dan nitrat pekat dengan
bantuan pemanas listrik untuk mendapatkan unsur merkuri bermuatan positif (Hg+ atau Hg++). Penetapan jumlah merkuri
dilakukan dengan spektrofotometer serapan atom tanpa nyala (flameless AAS). Unsur merkuri positif selanjutnya direduksi
dengan Natrium borohidrid menjadi Hg netral dalam bentuk kabut uap merkuri. Kabut uap merkuri didorong oleh gas mulia
argon menuju sel penyerapan pada AAS, dan berinteraksi dengan sinar yang berasal dari lampu katoda merkuri (Hallow
Cathode Lamp). Jumlah serapan sinar sebanding dengan kadar merkuri yang ada dalam contoh. SNI ini memberikan panduan
penghitungan kadar merkuri produk kering dan basah. Juga pedoman untuk petugas yang melakukan pengujian dalam hal
keamanan dan keselamatan kerja selama kegiatan pengujian.

SNI 2354.9:2009

Cara uji kimia - Bagian 9: Penentuan residu kloramfenikol dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
pada produk perikanan

SNI 01-2349-1991

SNI 01-2350-1991
SNI 01-2351-1991

- 25 -

Test methods of chemistry-Part 9: The determination of


chloramphenicol residues by High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) in fishery products

12

10

SNI 01-2355-1991

Produk perikanan, Penentuan gula-gula reduksi total


Fishery products, Determination of total reduction sugar
Metode ini dipakai untuk menentukan gula-gulaa reduksi total dalam hasil-hasil olahan okan dan hasil-hasil olahan daging.
Hasil olahan tersebut umumnya berisi sedikit bahan isian (filler) atau unsur-unsur tertentu yang jumlahnya umumnya ekivalen
dengan 4% gula-gula reduksi.

SNI 01-2357-1991

Produk perikanan, Penentuan kadar arsen


Fishery products, Determination of arsenic content
Prosedur ini digunakan untuk pemeriksaan kadar arsen dari ikan dan berbagai macam hasil perikanan, tergantung pada
kondisi peralatan yang dipakai, dimana tingkat konsentrasi yang lebih tinggi dapat diukur melalui pengenceran secukupnya
dari larutan contoh.

SNI 01-2359-1991

Produk perikanan, Penentuan kadar garam


Fishery products, Determination of salt content
Metode ini digunakan bagi penentuan kadar (persentase) garam (NaCl) pada semua jenis ikan dan hasil perikanan, dan
sedikit modifikasi untuk pemeriksaan larutan garam (brine solution).

SNI 01-2361-1991

Produk perikanan, Penentuan kadar klor aktif


Fishery products, Determination of chlor content
Metode berikut ini digunakan untuk mengukur kadar klor yang ada atau klor aktif dalam bubuk pengelantang atau pembersih
dalam larutan disinfektan yang mengandung hipoklorit, dalam air olahan, dan terutama dalam larutan disinfektan yang
digunakan dalam pengolahan ikan, yang mengandung klor paling sedikit 50 ppm.

SNI 01-2366-1991

Produk perikanan, Penentuan kadar selenium


Fishery products, Determination of selenium content
Metode ini dipakai untuk menguji jaringan ikan dan macam-macam produk perikanan. Penentuan sedalam range 0,05 ng dan
800 ng dapat dilakukan. Untuk level yang lebih tinggi lagi dapat dicari dengan membuat larutan contoh yang sesuai.

SNI 01-2367-1991

Produk perikanan, Penentuan kadar timah putih (Sn)


Fishery products, Determination of tin content
Metode ini digunakan terhadap pemeriksaan kadar timah putih pada daging ikan dan kerang-kerangan.
Produk perikanan, Penentuan kadar timah hitam (Pb)
Fishery products, Determination of lead content (Pb)
Metode ini dapat dipakai untuk penentuan kadar timah hitam dalam ikan dan produk-produk perikanan.
Udang, Penentuan kadar indol
Shrimps, Determination of indole content
Metode ini umum dipakai untuk menetapkan indol pada udang dan "prawn" indol dipakai sebagai indeks biokimia yang
menunjukkan kebusukan kerang-kerangan. Deteksi indol diperlukan apabila evaluasi secara organoleptis sangat sulit atau
terbatas, dan apabila ukuran udang-udang yang diuji sangat kecil (misalnya + 200 udang/ib).

SNI 01-2370-1991

Produk perikanan, Penentuan kandungan karbohidrat


Fishery products, Determination of carbohydrate content
Metode ini patut dipakai untuk mengestimasi kuantitus makro-karbohidrat total yang menyusun produk-produk perikanan.
Dalam analisa penentuan komposisi produk-produk perikanan, secara tidak langsung metode ini juga untuk mengestimasi
kandungan protein (salah satu cara lain), apabila metode penentuan langsung menimbukan penyimpangan karena tidak
adanya faktor konversi nitrogen yang akurat.

SNI 01-2372.1-2006

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada


Test methods of physics - Part 1: The determination of
produk perikanan
central temperatures in fishery products
Standar ini digunakan untuk menentukan suhu pusat produk perikanan. Suhu pusat adalah suhu pada bagian daging yang
paling tebal atau titik pusat yang paling lama menerima penetrasi suhu. Prinsip pengujian dilakukan dengan menentukan suhu
pada bagian daging yang paling tebal atau titik pusat yang paling lama menerima penetrasi suhu dengan menggunakan alat
termocouple. Kondisi pengujian melalui pengukuran yang dilakukan sesuai dengan kondisi suhu produk, pada produk beku
pengukuran dilakukan di tempat penyimpanan beku.

SNI 01-2372.3-2006

Cara uji fisika - Bagian 3: Penentuan kepekatan saus


Test method of physic - Part 3: Density determination of
tomat dalam produk perikanan yang dikemas
tomato sauce in packaged fishery products
Standar ini digunakan untuk menentukan kepekatan saus tomat sebagai media produk perikanan yang dikemas. Produk
perikanan yang dikemas adalah ikan yang termasuk biota perairan lainnya yang ditangani dan/atau diolah untuk dijadikan
produk akhir dalam kemasan

SNI 01-2372.4-2006

Cara uji fisika - Bagian 4: Pemeriksaan kemasan kaleng Test methods of physics - Part 4: The determination of can
pada produk perikanan
of fishery products
Standar ini menetapkan metode pemeriksaan kemasan kaleng yang digunakan untuk produk perikanan meliputi, fisik kaleng
bagian luar dan dalam, kevakuman kaleng (derajat kehampaan), penentuan ruang hampa (head space) dan persentase
overlap yang menentukan baik atau buruknya proses penutupan kaleng. Pelaporan hasil pemeriksaan kaleng dinyatakan
sebagai berikut: a)
Pemeriksaan fisik kaleng bagian luar dan dalam dilaporkan sebagai baik atau tidak baik ; b)
Penentuan kevakuman kaleng dilaporkan dalam derajat kehampaan (psi); c)
Penentuan head space dilaporkan dalam
angka perbandingan antara ruang hampa dengan tinggi kaleng;
d)
Penentuan overlap dilaporkan dalam bentuk persen (%) dengan 2 angka di belakang koma. Jika diperoleh angka
desimal kurang dari 5 (lima) maka pembulatan turun, tetapi jika lebih dari 5 (lima) pembulatan naik.

SNI 01-2368-1991
SNI 01-2369-1991

SNI 2691.1:2009

Ikan kayu - Bagian 1: Spesifikasi

Hard texture fish - Part 1: Specification

SNI 2691.2:2009

Ikan kayu - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Hard texture fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 2691.3:2009

Ikan kayu - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Hard texture fish - Part 3: Handling and processing

- 26 -

6
8

13

SNI 01-2693.1-2006

Tuna segar untuk sashimi - Bagian 1: Spesifikasi


Fresh tuna for sashimi - Part 1: Specification
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-269 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi dan hygiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan
contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan untuk tuna segar untuk sashimi. Tuna segar untuk sashimi adalah
produk hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucianI,
pemotongan sirip, pencucian 2, sortasi mutu (grading), penimbangan, penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan dingin,
pengusapan (swabbing), pengepakan dan pelabelan. Syarat bahan baku tuna segar untuk sashimi mengacu SNI 01-2693.22006 sedangkan bahan penolong yang digunakan pada produk tersebut tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas
tuna segar untuk sashimi sesuai SNI 01-0222-1995. Cara penanganan produk mengacu pada SNI 01-2693.3-2006 dan untuk
teknis sanitasi dan higiene sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standar ini. Persyaratan mutu dan keamanan pangan
produk mencakup jenis uji organoleptik, cemaran mikroba, suhu pusat dan parasit. Untuk pengambilan contoh produk sesuai
SNI 01-2326-1991. Cara uji produk meliputi cara uji organoleptik sesuai SNI 01-2346-2006; cara uji mikrobiologi sesuai SNI
01-2332.3-2006, SNI 01-2332.1-2006, SNI 01-2332.4-2006, SNI 01-2332.2-2006; cara uji kimia khususnya raksa mengacu
pada SNI 01-2354.6-2006, timbal sesuai SNI 01-2354.7-2006, kadmium sesuai SNI 01-2354.5-2006 dan histamin sesuai SNI
01-2360; cara uji fisika mengacu pada SNI 01-2372.1-2006 dan cara uji parasit sesuai Metode Analisi dari Bacteriologycal
Analytical Manual (BAM). Syarat pengemasan tuna segar untuk sashimi sesuai SNI 01-2693.3-2006 sedangkan syarat
penandaan untuk setiap kemasan produk tuna segar, untuk sashimi yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan
mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan jenis produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit pengolahan,
bila ada bahan tambahan lain diberikan keterangan, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun
kadaluarsa

SNI 01-2693.2-2006

Tuna segar untuk sashimi - Bagian 2: Persyaratan baFresh tuna for sashimi - Part 2: Raw material requirements
han baku
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2693.2-1992 menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk tuna segar untuk sashimi. Jenis bahan baku yang digunakan adalah
ikan tuna madidihang, tuna mata besar dan tuna sirip biru. Bentuk bahan baku adalah tuna segar yang sudah disiangi yang
berasal dari perairan yang tidak tercemar. Persyaratan mutu bahan baku harus bersih, bebas dari setiap bau yang
menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah yang dapat
menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik sbb.:
kenampakan (bersih, warna daging spesifik jenis ikan tuna); tektur (elastis, padat dan kompak); bau (segar) dan rasa (netral
agak manis). Untuk penyimpanan bahan baku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan es
curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maks. 4,40 C, saniter dan higienis

SNI 01-2693.3-2006

Tuna segar untuk sashimi - Bagian 3: Penanganan dan Fresh tuna for sashimi - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar merupakan revisi dari SNI 06-1315-1989, menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengemasan tuna
segar untuk sashimi. Penanganan tuna segar untuk sashimi adalah rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir
berupa tuna segar untuk sashimi yang mempunyai jaminan mutu. Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku tuna segar
untuk sashimi mengacu SNI 01-2694.2-2006, bahan penolong meliputi air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum dan
es yang dibuat dari air yang memenuhi persyaratan SNI 01-4872.1-2006. Peralatan yang digunakan untuk penanganan
produk ini mencakup jenis peralatan diantaranya pisau, timbangan, keranjang, plastik dan wadah berinsulasi dan persyaratan
peralatan untuk penanganan produk dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan. Teknik penanganan tuna
segar untuk sashimi terdiri dari penerimaan (bahan baku yang memenuhi persyaratan mutu dan terhindar dari kontaminasi
bakteri patogen dll. serta penanganan produk secara cepat, cermat dan bersih serta suhu pusat dipertahankan maks. 4,40 C);
pencucian I (membersihkan kotoran dan mencegah kontaminasi bakteri dengan ketentuan pencucian yang diatur dalam
standar ini); pemotongan sirip (sirip ikan dipotong secara manual dari arah ekor ke kepala); sortasi mutu ( untuk
mendapatkan mutu sesuai yang telah ditentukan); pencucian II untuk menghindari potensi bahaya; penimbangan (untuk
mendapatkan berat tuna sesuai dengan ukuran yang tetah ditetapkan); penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan dingin
(mencegah terjadinya peningkatan histamin); pengusapan bila dilakukan penyimpanan dingin (membersihkan kotoran dan
mencegah kontaminasi bakteri) dan pengepakan dan pelabelan produk dalam wadah dengan penambahan es dan pelabelan
mengacu SNI 01-4858-2006. Pengemasan produk mencakup bahan kemasan sesuai SNI 01-4858-2006, dan teknik
pengemasan mengacu SNI 01-4858-2006. Syarat penandaan tuna segar untuk sashimi sekurang-kurangnya memuat
keterangan jenis produk, berat bersih produk, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut, nama dan
alamat unit pengolahan secara lengkap, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa

SNI 01-2694.1-2006

Surimi beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen surimi - Part 1: Specification
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694-1992 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan untuk surimi beku. Standar ini berlaku untuk surimi
beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Surimi beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian I,
sortasi, penyiangan, pencucian II (leaching), pengepresan, pencampuran, pengepakan dan penimbangan, pembekuan,
pengemasan, pelabelan dan penyimpanan. Syarat bahan baku surimi beku harus memenuhi syarat kesegaran, kebersihan dan
kesehatan mengacu pada SNI 01-2694.2-2006, sedangkan bahan penolong dan bahan tambahan makanan yang digunakan
tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas surimi beku sesuai SNI 01-0222-1995. Cara penanganan dan pengolahan
surimi beku dalam standar ini harus mengacu SNI 01-2694.3-2006. Produk harus ditangani, disimpan, didistribukan dan
dipasarkan dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang sesuai dengan persyaratan teknik sanitasi dan higiene dalam unit
pengolahan hasil perikanan. Syarat mutu dan keamanan pangan mencakup jenis uji organoleptik, angka (1-10), persyaratan
minimal 7; cemaran kimia; kadar air (%), persyaratan 80-82; fisika, dan filth (0 C), maksimal -18. Pengambilan contoh
mengacu SNI 01-2326-199. Cara uji mencakup persyaratab mutu yang telah ditetapkan. Produk ini dikemas sesuai SNI 012694.3-2006, sedangkan syarat pengemasannya setiap kemasan produk surimi beku yang akan diperdagangkan diberi tanda
dengan benar dan mudah dibaca disertai keterangan yang memuat jenis produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit
pengolahan secara lengkap, bila ada bahan tambahan lain dicantumkan, tanggal, bulan dan tahun produksi, tanggal, bulan dan
tahun kadaluarsa

- 27 -

SNI 01-2694.2-2006

Surimi beku - Bagian 2: Bahan baku


Frozen surimi - Part 2: Raw materials
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694-1992 menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk surimi beku. Bahan baku surimi beku adalah ikan demersial dan ikan
pelagis segar. Jenis bahan baku yang digunakan adalah berupa ikan segar yang sudah atau belum disiangi yang beasal dari
perairan yang tidak tercemar. Mutu bahan baku surimi beku harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan
pembusukan bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dqapat menurunkan mutu
serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik kesegaran seperti
kenampakan mata cerah, cemerlang, bau segar dan tektur elastis, padat dan kompak. Penyimpanan bahan produk ini bahan
harus beku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu
pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 50C, saniter dan higienis

SNI 01-2694.3-2006

Surimi beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen surimi - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2694.2-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan surimi beku. Penanganan adalah rangkaian kegiatan penanganan untuk mendapatkan produk
yang baik dan mempunyai jaminan mutu sedangkan pengolahan adalah rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir
yang berupa surimi beku. Dalam proses pengolahan produk kemungkinan terjadi bahaya yang mengakibatkan gangguan
terhadap keamanan (food safety), mutu produk (wholesomess) dan ekonomi (economic fraud). Untuk bahan baku surimi beku
mangacu SNI 01-2694.3-2006. Bahan penolong untuk kegiatan pengolahan mencakup air, es yang dibuat dari air sesuai SNI
01-4872. Bahan tambahan yang digunakan untuk produk tersebut terdiri dari garam, polipospat dan gula halus. Jenis
peralatan meliputi pisau, timbangan, keranjang plastik, alat pemisah daging, alat pengepres, tangki pencucian, meja proses,
alat pembeku dan alat lainnya. Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan surimi
beku dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah digunakan. Teknik penanganan dan pengolahan terdiri dari
penerimaan (potensi bahaya bakteri pathogen, mutu bahan baku kurang baik/segar; bahan baku diuji secara organoleptik
untuk diketahui mutunya, bahan baku ditangani secara hati-hati, cepat cermat dan saniter dengan suhu pusat maksimal 5 0 C);
sortasi, pencucian I, penimbangan, penyiangan , pencucian 2, pengepresan, pencampuran, pengepakan dan penimbangan,
dan pembekuan. Syarat pengemasan produk, bahan kemasan terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi
produk ikan beku serta teknik pengemasan, produk akhir dikemas dengan cepat, cermat secara saniter dan higienis,
pengemasan dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap produk. Untuk produk yang menggunakan
transportasi udara teknik pengemasan mengacu SNI 01-4858. Syarat penandaan untuk setiap kemasan produk surimi beku
yang akan diperdagangkan diberi tanda denga benar dan mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan jenis
produk, berat bersih produk, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberikan keterangan bahan
tersebut, tanggal, bulan dan tahun produksi dan tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Untuk penyimpanan surimi beku dalam
gudang beku (cold storage) dengan suhu maks. -25 0 C dengan fluktuasi 2 0 C. Penataan produk dalam gudang beku diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran

SNI 2695.1:2010

Sirip cucut kering - Bagian 1: Spesifikasi

Fins of dried cuckoo - Part 1: Specification

SNI 2695.2:2010

Sirip cucut kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Fins of dried cuckoo - Part 2: Raw material requirements

Sirip cucut kering - Bagian 3: Penanganan dan pengo-

Fins of dried cuckoo - Part 3: Handling and processing

SNI 2695.3:2010

lahan
SNI 01-2696.1-2006

Filet kakap beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen snapper fillet - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2696-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan sebagai acuan untuk
menghasilkan produk filet kakap beku yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk filet kakap beku dan
tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan leih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi syarat bahan baku cara
penanganan dan pengolahan, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat pengemasan
dan penandaan. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik, cemaran microba, cemaran kimia (bila diperlukan), Fisika
dan Parasit. Penggunaan SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, untuk pengambilan contoh mengacu SNI 012326-1991, cara uji organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, uji Mikrobiologi mengacu SNI 01-2332.1-2006 sampai SNI 012332.4-2006, uji Kimia mengacu pada SNI 01-2354.5-2006 sampai SNI 01-2354.7-2006, Uji Fisika mengacu pada SNI 012372.1-2006, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2696.3-2006. Setiap kemasan produk filet kakap beku harus diberi
tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, tanggal
produksi dan tanggal kadaluarsa.

SNI 01-2696.2-2006

Filet kakap beku - Bagian 2: Bahan baku


Frozen snapper fillet - Part 2: Raw materials
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2693.2-1992, menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku tuna segar untuk sashimi. Jenis bahan baku yang digunakan adalah ikan tuna
madidihang, tuna mata besar dan tuna sirip biru. Bentuk bahan baku adalah tuna segar yang sudah disiangi yang berasal dari
perairan yang tidak tercemar. Mutu bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari
tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan
kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran meliputi kenampakan (bersih, warna daging
spesifik jenis ikan tuna), tektur (elastis, padat dan kompak), bau (segar) dan rasa (netral agak manis). Penyimpanan bahan
baku disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu pusat
bahan baku mencapai suhu maksimal 4,40 C , saniter dan higienis

- 28 -

SNI 01-2696.3-2006

Filet kakap beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen snapper fillet - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2693.3-1992, bertujuan untuk memberikan acuan dalam menghasilkan produk
filet kakap beku yang higienis, dan aman dikonsumsi. SNI ini mengatur persyaratan bahan, peralatan, penanganan dan
pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan filet kakap beku. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar
dalam pengolahan hingga penyimpanan filet kakap beku tidak terkontaminasi baik oleh zat kimia maupun bakteri yang dapat
menyebabkan kerusakan pada produk. Standar ini tidak berdiri sendiri, penggunaan standar ini perlu mengacu ke beberapa
SNI lain yang terkait. Persyaatan bahan baku filet sesuai SNI 01-2696.2-2006, dan es sesuai SNI 01-4872.1-2006. Beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan adalah semua peralatan/ perlengkapan yang digunakan mempunyai permukaan halus dan
rata, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik. Pencucian dilakukan 2 kali.
Pencucian pertama dilakukan setelah proses penerimaan kemudian dilakukan pemotongan sirip dan sortasi mutu (grading)
baru kemudian dilakukan pencucian ke dua. Selanjutnya dilakukan penimbangan, jika penyimpanan pada penyimpanan
dingin dilakukan pengusapan (swabbing) atau jika tanpa penyimpanan dingin gunakan es kering. Untuk pengepakan dan
pelabelan dilakukan sesuai SNI 01-4858-2006. Suhu pusat ikan mulai dari Penerimaan, pencucian I, pemotongan sirip, sortasi
mutu (grading) pencucian II, penimbangan, hingga penyimpanan harus dijaga maksimum 4,4OC derajat Celcius. Untuk
melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan selama transportasi dan penyimpanan, serta memperoleh bentuk filet ikan
yang rapi, filet ikan disusun dalam pan yang dilapisi plasitik serta dilakukan pembekuan, penggelasan dan pengepakan. Setiap
produk yang akan diperdagangkan harus dikemas/dibungkus plastik dan dimasukkan dalam karton sesuai label dan diberi
tanda / keterangan minimal mencantumkan jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan dan tanggal
produksi dan kadaluarsa.

SNI 01-2705.1-2006

Udang beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang beku. Standar ini berlaku untuk udang beku dan tidak berlaku untuk produk udang
beku yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku
udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian, pemotongan kepala atau tanpa
pemotongan kepala, sortasi, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan

SNI 01-2705.2-2006

Udang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen shrimps - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk udang beku. Bahan baku udang beku adalah semua jenis udang segar yang dapat ditangani dan diolah untuk
dijadikan produk udang beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa kepala

SNI 01-2705.3-2006

Udang beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen shrimps - Part 3: Handling and processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk udang
beku

SNI 01-2706.1-2006

Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 1: Spesifikasi


Frozen frog (Rana spp) legs - Part 1: Specification
11
Standar ini berlaku untuk paha kodok mentah segar yang dibekukan secara cepat. Bahan baku paha kodok yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan,
penyusunan dalam pan, pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku,
bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu
dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan
bersama-sama dengan SNI terkait untuk uji organoleptik, uji kimia dan mikrobiologi. Selain itu juga SNI 01-2706.2-2006, Paha
kodok (Rana spp) beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku, SNI 01-2706.3-2006, Paha kodok (Rana spp) beku - Bagian 3:
Penanganan dan pengolahan.

SNI 01-2706.2-2006

Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 2: Persyaratan


Frozen frog (Rana spp) legs - Part 2: Requirements of raw
bahan baku
materials
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2706-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk paha kodok yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk paha kodok beku dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan leih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji serta syarat pengemasan dan penandaan. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik,
Cemaran microba, Parasit dan Fisika. Penggunaan SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, Untuk pengambilan
contoh mengacu pada SNI 01-2326-1991, Cara uji organoleptik mengacu pada SNI 01-2346-2006, Uji Fisika mengacu pada
SNI 01-2372.1-2006, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2706.3-2006. Setiap kemasan produk harus diberi tanda dengan
keterangan sekurang-kurangnya jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, tanggal produksi, tanggal
kadaluarsa dan bahan tambahan (bila ada). Penyimpanan produk dilakukan dalam gudang beku, suhu maksimal -200 C
dengan fluktuasi 10 C.

SNI 01-2706.3-2006

Paha kodok (Rana spp) beku-Bagian 3: Penanganan


Frozen frog (Rana spp) legs - Part 3: Handling and
dan pengolahan
processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2706-1992, bertujuan untuk menghasilkan produk paha kodok yang higienis,
dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini menitik beratkan pada persyaratan bahan baku mulai dari jenis, bentuk, asal hingga mutu
dan cara penyimpanan. Bahan baku harus kodok utuh hidup yang belum mengalami pengolahan dan berasal dari alam atau
budidaya yang tidak tercemar. Secara fisik bahan baku paha kodok memiliki karakteristik kesegaran :
1) Kenampakan : Utuh, mata cerah, warna daging dan otot putih kekuningan; 2) Bau : Segar spesifik jenis; 3) Tekstur :
Kompak, elastis dan otot kuat. Penyimpanan bahan baku ditempatkan dalam wadah yang saniter dalam suhu maksimal 5OC.

10

SNI 2707.1:2010

Ubur-ubur asin - Bagian 1: Spesifikasi

Dry-salted jelly fish - Part 1: Specification

SNI 2707.2:2010

Ubur-ubur asin - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Dry-salted jelly fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 2707.3:2010

Ubur-ubur asin - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Dry-salted jelly fish - Part 3: Handling and processing

SNI 2708.1:2009

Teri asin kering - Bagian 1: Spesifikasi

Dry salted anchory - Part 1: Specification

SNI 2708.2:2009

Teri asin kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Dry salted anchory - Part 2: Raw material requirements

SNI 2708.3:2009

Teri asin kering - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Dry salted anchory - Part 3: Handling and processing

SNI 2709.1:2010

Udang kering tanpa kulit - Bagian 1: Spesifikasi

Dry shrimp without skin - Part 1: Specification

- 29 -

SNI 2709.2:2010

Udang kering tanpa kulit - Bagian 2: Persyaratan bahan Dry shrimp without skin - Part 2: Raw material requirements
baku

SNI 2709.3:2010

Udang kering tanpa kulit - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

SNI 01-2710.1-2006

Tuna beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen tuna fish - Part 1: Specification
Standar ini revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan
makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan tuna beku. Standar ini berlaku untuk tuna beku dan
tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Bahan baku tuna beku sesuai SNI 01-2710.2-2006,
Tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Bahan penolong dan bahan tambahan makanan yang digunakan tidak
merusak atau mengubah komposisi dan sifat khas tuna beku sesuai SNI 01-0222-1995, Bahan tambahan makanan. Cara
penanganan dan pengolahan tuna beku sesuai SNI 01-2710.3-2006, Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
Udang segar ditangani, disimpan, didistribusikan dan dipasarkan dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang sesuai
dengan persyaratan sanitasi dan higiene dalam unit pengolahan hasil perikanan. Persyaratan mutu dan keamanan pangan
meliputi organoleptik minimal 7; cemaran mikroba untuk ALT maksimal 5,0 x 105 koloni/g, Escherichia coli maksimal <2
APM/g, Salmonella dan Vibrio cholerae negatif APM/g.; cemaran kimia untuk raksa (Hg) maksimal 1, timbal (Pb) maksimal
0,4, histamin maksimal 100 dan kadmium (Cd)* maksimal 0,5 masing-masing dengan ukuran mg/kg; suhu pusat maksimal 180C; dan parasit 0 ekor. Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh
produk perikanan. Cara uji organoleptik sesuai SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh produk perikanan.
Uji mikrobiologi ALT sesuai SNI 01-2332.3-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 3: Penentuan angka lempeng total (ALT)
pada produk perikanan, Escherichia coli sesuai SNI 01-2332.1-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan coliform
dan Escherichia coli pada produk perikanan, salmonella sesuai SNI 01-2332.2-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 2:
Penentuan Salmonella pada produk perikanan, Vibrio cholerae sesuai SNI 01-2332.4-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 4:
Penentuan Vibrio cholerae pada produk perikanan. Cara ujia kimia histamin sesuai dengan SNI 01-2360, Cara uji kimia Penentuan kadar histamin pada produk perikanan, kadmium sesuai dengan SNI 01-2354.5-2006, Cara uji kimia - Bagian 5:
Penentuan kadar logam berat kadmium (Cd) pada produk perikanan, raksa sesuai dengan SNI 01-2354.6-2006, Cara uji kimia
- Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk perikanan, timbal sesuai dengan SNI 01-2354.7-2006,
Cara uji kimia - Bagian 7: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) pada produk perikanan). Uji fisika yaitu suhu pusat
sesuai SNI 01-2372.1-2006, Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan; dan cara uji parasit
sesuai Metode Analisa dari Bacteriologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Produk
yang telah memenuhi persyaratan dikemas sesuai SNI 01-2710.3-2006, Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.
Setiap kemasan produk tuna segar untuk sashimi yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca,
menggunakan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya jenis produk; berat bersih produk; nama
dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut; tanggal, bulan
dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.

SNI 01-2710.2-2006

Tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen tuna fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan jenis, bentuk, asal, mutu dan penyimpanan bahan baku
untuk tuna beku. Bahan baku yang digunakan berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi atau tidak disiangi. Bahan
baku berasal dari perairan yang tidak tercemar, dan kondisinya harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan
pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu
serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran seperti
kenampakan (mata cerah, cemerlang); bau (segar); dan tekstur (elastis, padat dan kompak). Apabila bahan baku terpaksa
menunggu proses lebih lanjut, maka bahan baku beku
disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu
maksimal -20C, saniter dan higienis. Sedangkan bahan baku segar disimpan dalam wadah yang baik dan tetap
dipertahankan suhunya dengan menggunakan es curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 4,4C,
saniter dan higienis.

SNI 01-2710.3-2006

Tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen tuna fish - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2710-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk tuna beku. Bahan baku tuna beku sesuai dengan SNI 01-2710.2-2006, Tuna
beku Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Bahan penolong (air dan es) yang digunakan sesuai dengan SNI terkait. Teknik
penanganan dan pengolahan untuk bahan baku tuna segar meliputi penerimaan, pencucian I, sortasi, penimbangan,
pencucian II , pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan pengepakan. Sedangkan Teknik penanganan dan
pengolahan untuk bahan baku tuna beku meliputi penerimaan, sortasi, penimbangan, pembekuan, penggelasan atau tanpa
penggelasan, dan pengepakan. Bahan kemasan untuk tuna beku harus bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat
dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk ikan beku. Produk akhir dikemas dengan cepat, cermat,
saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap
produk. Untuk produk yang menggunakan transportasi udara, teknik pengemasan sesuai SNI 01-4858-2006, Pengemasan ikan
segar melalui sarana angkutan udara. Setiap kemasan produk tuna beku yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan
benar dan mudah dibaca, mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya sebagai
berikut: jenis produk; berat bersih produk; nama dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain
diberi keterangan bahan tersebut; tanggal, bulan dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Tuna beku
disimpan dalam gudang beku dengan suhu -250C dengan fluktuasi suhu maksimal 20C.

SNI 2711.1:2009

Lobster beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen lobsters - Part 1: Specification

SNI 2711.2:2009

Lobster beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen lobsters - Part 2: Raw material requirements

SNI 2711.3:2009

Lobster beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Frozen lobsters - Part 3: Handling and processing

- 30 -

Dry shrimp without skin - Part 3: Handling and processing

SNI 01-2712.1-2006

SNI 01-2712.2-2006

Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi


Canned tuna fish - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2712-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan tuna dalam kaleng yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan tuna dalam kaleng dan
tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi klasifikasi, syarat bahan
baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat
mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji serta pengemasan dan syarat penandaan. Bahan baku ikan tuna
sesuai SNI 01-2712.2-2006. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, Cemaran microba
mengacu SNI 01-2332.3-2006, Cemaran kimia mengacu SNI 01-2354.5-2006 sampai SNI 01-2354.7-2006, untuk pengujian
kadar Histamin mengacu SNI 01-2360-2006, pengujian aspek Fisika mengacu SNI 01-2372.2-2006, SNI 01-2372.4-2006 dan
SNI 01-2372.7-2006. Disamping pengujian tersebut penggunaan SNI ini perlu mengacu SNI lain terkait seperti, untuk
pengambilan contoh mengacu SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu pada SNI 01-2712.3-2006. Setiap kemasan
produk ikan tuna dalam kaleng harus diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca sekurang-kurangnya memuat keterangan
jenis dan ukuran, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan
tersebut, tanggal, bulan, tahun, produksi dan kadaluarsa.
Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Canned tuna fish - Part 2: Raw material requirements

Standar ini revisi dari SNI 01-2712-1992 menetapkan jenis, bentuk, asal, mutu dan penyimpanan bahan baku untuk ikan tuna
dalam kaleng. Bentuk bahan baku berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi. Bahan baku berasal dari perairan
yang tidak tercemar dan kondisinya harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda
dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan
kesehatan. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran meliputi : kenampakan (mata cerah,
cemerlang); bau (segar); dan tekstur (elastis, padat dan kompak). Bahan baku segar disimpan dengan wadah yang baik
dengan menggunakan es dengan suhu pusat maksimal 4.4C, secara saniter dan higienis. Bahan baku yang menunggu proses
labih lanjut, disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu maksimal -20C, secara saniter dan higienis.
SNI 01-2712.3-2006

Ikan tuna dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan


Canned tuna fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan
penyimpanan untuk ikan tuna dalam kaleng. Penanganan ikan tuna dalam kaleng merupakan rangkaian kegiatan penanganan
untuk mendapatkan produk yang baik dan mempunyai jaminan mutu. Sedangkan pengolahan ikan tuna dalam kaleng adalah
rangkaian kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa ikan tuna dalam kaleng

SNI 01-2713-1999

Kerupuk ikan
Fish crackers
Syarat mutu kerupuk ikan meliputi rasa dan aroma; serangga dan benda asing; kapang; air; kadar abu tanpa garam, protein,
lemak; serat kasar; bahan tambahan makanan ; cemaran logam (Pb, Cu, Hg); cemaran arsen

SNI 2713.1:2009

Kerupuk ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Fish crackers - Part 1: Specification

SNI 2713.2:2009

Kerupuk ikan - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Fish crackers - Part 2: Raw material requirements

SNI 2713.3:2009

Kerupuk ikan - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Fish crackers - Part 3: Handling and processing

SNI 2714.1:2009

Kerupuk udang - Bagian 1: Spesifikasi

Shrimp crackers - Part 1: Specification

SNI 2714.2:2009

Kerupuk udang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Shrimp crackers - Part 2: Raw material requirements

SNI 2714.3:2009

Kerupuk udang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Shrimp crackers - Part 3: Handling and processing

SNI 2716.1:2009

Terasi udang - Bagian 1: Spesifikasi

Shrimp terasi (belachan) - Part 1: Specification

SNI 2716.2:2009

Terasi udang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Shrimp terasi (belachan) - Part 2: Raw material requirements

SNI 2716.3:2009

Terasi udang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Shrimp terasi (belachan) - Part 3: Handling and processing

SNI 2717.1:2009

Ikan pindang - Bagian 1: Spesifikasi

Boiled fish - Part 1: Specification

SNI 2717.2:2009

Ikan pindang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Boiled fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 2717.3:2009

Ikan pindang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Boiled fish - Part 3: Handling and processing

SNI 01-2718-1996

Petis udang
Shrimp paste
Standar ini meliputi spesifikasi teknis petis udang. Pengujian yang dilakukan terhadap petis udang : Keadaan , air, abu, abu
tidak larut dalam asam, karbohidrat, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba .

SNI 2719.1:2011

Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 1: Spesifikasi

Dried squid (Loligo spp.) - Part 1: Specification

SNI 2719.2:2011

Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 2: Persyaratan


bahan baku

Dried squid (Loligo spp.) - Part 2: Requirements for raw


materials

SNI 2719.3:2011

Cumi-cumi (Loligo spp.) kering - Bagian 3: Penanganan Dried squid (Loligo spp.) - Part 3: Handling and processing
dan pengolahan

SNI 2720.1:2010

Telur ikan terbang kering - Bagian 1: Spesifikasi

SNI 2720.2:2010

Telur ikan terbang kering - Bagian 2: Persyaratan bahan Dried flying fish roes - Part 2: Raw material requirements
baku

SNI 2720.3:2010

Telur ikan terbang kering - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Dried flying fish roes - Part 3: Handling and processing

SNI 2721.1:2009

Ikan asin kering - Bagian 1: Spesifikasi

Dry salted fish - Part 1: Specification

SNI 2721.2:2009

Ikan asin kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Dry salted fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 2721.3:2009

Ikan asin kering - Bagian 3: Penanganan dan pengo-

Dry salted fish - Part 3: Handling and processing

SNI 2725.1:2009

lahan
Ikan asap - Bagian 1: Spesifikasi

Smoked fish - Part 1: Specification

SNI 2725.2:2009

Ikan asap - Bagian 2: Pesyaratan bahan baku

Smoked fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 2725.3:2009

Ikan asap - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Smoked fish - Part 3: Handling and processing

Dried flying fish roes - Part 1: Specification

- 31 -

SNI 01-2728.1-2006

Udang segar - Bagian 1: Spesifikasi


Fresh shrimps - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk udang segar yang higienis dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk udang segar dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi klasifikasi, syarat bahan baku, bahan
penolong dan bahan tambahan makanan, penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,
pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Bahan baku udang segar sesuai SNI 01-2728.2-2006,
sedangkan bahan penolong sesuai SNI 01-0222-1995. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik mengacu SNI 012346-2006, Cemaran microba mengacu SNI 01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.4-2006, cemaran kimia untuk kadar
Kloramfenikol mengacu AOAC Vol 74 No.3, 1991; Nitrofuran mengacu AOAC Vol 77 No.2, 1994; Tetrasiklin mengacu Journal
of Pharmaceutical and Biomedical Analisys Vol. 7 No.12 th 1989. Pengujian Fisika filth mengacu SNI 01-2372.7-2006.
Disamping standar tersebut, penggunaan SNI lainnya diperlukan untuk penanganan udang segar mengacu SNI 01-2728.32006, Untuk pengambilan contoh mengacu SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2728.3-2006. Setiap
kemasan produk udang yang diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya memuat jenis
produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut,
tanggal, bulan, dan tahun produksi, dan kadaluarsa.

SNI 01-2728.2-2006

Udang segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Fresh shrimps - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk udang segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk semua jenis udang hasil perikanan yang
baru ditangkap/dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. Ketentuan yang diatur meliputi jenis bahan baku,
bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal dari perairan yang
tidak tercemar. Untuk menentukan mutu bahan baku udang dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan udang
harus: bening, cemerlang, dan antar ruas kokoh Bau adalah segar; Tekstur elastis, padat dan kompak. Bahan baku udang
segar harus disimpan pada tempat yang saniter dan higienis serta dijaga suhunya maksimal 5OC.

SNI 01-2728.3-2006

Udang segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Fresh shrimps - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2728-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk Udang segar yang baik dan mempunyai jaminan mutu. SNI ini mengatur bahan, peralatan, teknik penanganan dan
pengemasan. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar dalam proses pengolahan udang segar aman dari ganguan terhadap
keamanan makanan (food safety), mutu produk/keutuhan pengolahan (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic
fraud). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah 1). Bahan yang diperlukan terdiri dari bahan baku udang
mengacu SNI 01-2728.2-2006, bahan penolong berupa air harus memenuhi persyaratan kualitas air minum, es mengacu pada
SNI 01-4872.1-2006; 2). semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan mempunyai permukaan halus dan rata, tidak
mengelupas, tidak berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik, serta tidak retak dan mudah dibersihkan. 3).
Teknik penanganan dan pengolahan terdiri dari: penerimaan, pencucian pertama, pemotongan atau tanpa pemotongan
kepala, sortasi, pencucian ke dua, penimbangan pengepakan, dan pengemasan. Suhu udang segar mulai dari penerimaan,
pencucian I hingga penimbangan harus dijaga maksimum 5OC. Dalam pengepakan, udang dan es disusun secara berlapislapis di dalam wadah dengan perbandingan 1: 1. Proses pengepakan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter bahan
kemasan dan teknik mengacu pada SNI 01-4858-2006. Setiap produk udang segar yang akan diperdagangkan harus diberi
tanda / keterangan minimal mencantumkan jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan serta tanggal, bulan,
tahun produksi dan kadaluarsa.

SNI 01-2729.1-2006

Ikan segar - Bagian 1: Spesifikasi


Fresh fish - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan segar dan tidak berlaku untuk produk
yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi: syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan
contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Bahan baku ikan segar harus memenuhi persyaratan SNI 01-2729.2
2006. Jenis uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik mengacu pada SNI 01-2346-2006, cemaran microba mengacu SNI
01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.4-2006, cemaran kimia Timbal mengacu SNI 01-2354.7-2006; Raksa mengacu SNI 012354.6-2006; Kadmium mengacu SNI 01-2354.5-2006; dan Histamin mengacu SNI 01-2360. Pengujian parasit mengacu
pada dokumen Bactreiologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Dalam penggunaan
SNI ini perlu juga mengacu SNI lain terkait seperti, bahan penolong mengacu SNI 01-0222-1995, penanganan mengacu pada
SNI 01-2729.3-2006, pengambilan contoh mengacu pada SNI 01-2326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2729.3-2006.
Setiap kemasan produk ikan yang akan diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya jenis
produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut,
tanggal, bulan, dan tahun produksi dan kadaluarsa.

SNI 01-2729.2-2006

Ikan segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Fresh fish - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk bahan baku ikan segar yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk semua jenis ikan hasil
perikanan yang baru ditangkap/dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. Ketentuan yang diatur meliputi,
jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal
dari perairan yang tidak tercemar dan harus bersih, bebas bau pembusukan dan bebas tanda dekomposisi. Untuk menentukan
mutu bahan baku ikan dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan: mata cerah dan cemerlang, bau: segar dan
tekstur: elastis, padat dan kompak. Bila diperlukan penyimpanan bahan baku ikan segar, harus disimpan pada tempat yang
higienis dan saniter dengan menggunakan es curah suhu maksimal 5OC.

- 32 -

SNI 01-2729.3-2006

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Fresh fish - Part 3: Handling and processing
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2729-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk ikan segar yang baik dan mempunyai jaminan mutu. SNI ini mengatur bahan, peralatan, teknik penanganan dan
pengemasan. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar dalam proses pengolahan ikan memperkecil ganguan terhadap
keamanan makanan (food safety), mutu produk/keutuhan pengolahan (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic
fraud). Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah 1). bahan yang terdiri dari bahan baku ikan segar mengacu SNI
01-2729.2-2006, bahan penolong berupa air memenuhi persyaratan kualitas air minum dan es mengacu SNI 01-4872.1-2006;
2). semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus mempunyai permukaan halus dan rata, tidak mengelupas, tidak
berkarat dan tidak merupakan sumber cemaran jasad renik, tidak retak dan mudah dibersihkan. 3). Teknik penanganan dan
pengolahan meliputi: penerimaan; sortasi, pencucian I atau tanpa pencucian I; penyiangan atau tanpa penyiangan;
pencucian ke dua; penyimpanan dingin atau tanpa penyimpanan; penimbangan; dan pengepakan. Dalam tahap penyiangan:
ikan disiangi dengan cara membuang insang dan isi perut harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter. Suhu ikan mulai
dari penerimaan, hingga pengepakan harus dijaga maksimum 50C. Bahan dan teknik pengemasan mengacu pada SNI 014858-2006, setiap kemasan produk ikan yang akan diperdagangkan harus diberi tanda minimal mencantumkan keterangan
jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit pengolahan, bila ada bahan tambahan lain juga dicantumkan, serta tanggal,
bulan, tahun produksi dan kadaluarsa.

SNI 2731.1:2010

Cumi-cumi beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen squid - Part 1: Specification

SNI 2731.2:2010

Cumi-cumi beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen squid - Part 2: Raw material requirements

SNI 2731.3:2010

Cumi-cumi beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI 2732.1:2009

Teripang kering - Bagian 1: Spesifikasi

Dry seaslugs - Part 1: Specification

SNI 2732.2:2009

Teripang kering - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Dry seaslugs - Part 2: Raw material requirements

SNI 2732.3:2009

Teripang kering - Bagian 3: Penanganan dan pengolahanDry seaslugs - Part 3: Handling and processing

SNI 01-2733.1-2006

Cakalang beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen tuna fish - Part 1: Specification
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2733-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk cakalang beku yang higienis, dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk ikan segar dan tidak berlaku untuk
produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ketentuan yang diatur meliputi: syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,
cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Jenis uji yang dilakukan meliputi: uji
organoleptik mengacu SNI 01-2346-2006, Cemaran microba mengacu SNI 01-2332.1-2006 s/d SNI 01-2332.3-2006, cemaran
kimia untuk kadar Timbal mengacu SNI 01-2354.7-2006; Raksa, SNI 01-2354.6-2006; Kadmium, SNI 01-2354.5-2006; dan
Histamin SNI 01-2360. Pengujian fisika mengacu pada SNI 01-2372.1-2006, dan untuk parasit mengacu dokumen
Bactreiologycal Analytical Manual (BAM), 1998, chapter 19, Parasitic Animals in Foods. Dalam penggunaan SNI ini perlu
juga mengacu SNI lain terkait seperti, untuk bahan baku mengacu SNI 01-2733.2-2006, bahan penolong mengacu SNI 010222-1995, untuk penanganan dan pengolahan mengacu SNI 01-2733.3-2006, Untuk pengambilan contoh mengacu SNI 012326-1991, dan pengemasan mengacu SNI 01-2733.3-2006. Setiap kemasan produk cakalang beku yang akan
diperdagangkan harus diberi tanda dengan keterangan sekurang-kurangnya: jenis produk, berat bersih, nama dan alamat unit
pengolahan, bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut, tanggal, bulan, dan tahun produksi, dan
kadaluarsa.

SNI 01-2733.2-2006

Cakalang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen tuna fish - Part 2: Raw material requirements
SNI ini merupakan salah satu revisi dari SNI 01-2733-1992. Pengaturan dalam standar ini ditujukan untuk menghasilkan
produk bahan baku ikan cakalang beku yang higienis dan aman untuk dikonsumsi. SNI ini berlaku untuk jenis ikan cakalang
segar dan beku yang sudah atau belum disiangi. Ketentuan yang diatur meliputi, jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal
bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar serta
harus bersih, bebas dari bau pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi serta sifat-sifat lain yang menurunkan mutu. Untuk
menentukan mutu bahan baku dilakukan uji organoleptik diantaranya, kenampakan mata: cerah dan cemerlang, bau: segar,
tekstur: elastis, padat dan kompak. Bahan baku yang terpaksa menunggu proses lebih lanjut harus disimpan dalam ruang
penyimpanan dingin dengan suhu maksimal -25 OC, saniter dan higienis. Untuk bahan baku yang segar harus disimpan pada
wadah yang baik dan menggunakan es curah agar suhu pusat ikan maksimal 4,4OC, saniter dan higienis.

SNI 01-2733.3-2006

Cakalang beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna fish - Part 3: Handling and processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-2733-1992 menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk cakalang beku. Bahan baku cakalang beku sesuai SNI 01-2733.2-2006, Cakalang
beku Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Sedangkan bahan penolong yang berupa air dan es harus memenuhi SNI terkait.
Peralatan yang digunakan untuk penanganan ini mempunyai permukaan halus dan rata, tidak berkarat, tidak sebagai sumber
cemaran dan mudah dibersihkan. Teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku cakalang segar meliputi penerimaan,
sortasi, penyiangan atau tanpa penyiangan, pencucian, penimbangan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan
pengepakan. Sedangkan teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku cakalang beku meliputi penerimaan, sortasi,
penimbangan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan pengepakan atau tanpa pengepakan. Bahan kemasan untuk cakalang
beku bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk
cakalang beku. Produk akhir dikemas sesuai SNI 01-4858-2006, Pengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara.
Setiap kemasan produk cakalang beku yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca,
menggunakan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya meliputi :jenis produk; berat bersih
produk; nama dan alamat unit pengolahan secara lengkap; bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut;
tanggal, bulan dan tahun produksi; tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa. Penyimpanan cakalang beku dilakukan dalam
gudang beku (cold storage) dengan suhu maksimal -25C dengan fluktuasi suhu +- 2C. Penataan produk dalam gudang beku
diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran.

SNI 3228.1:2010

Lobster utuh rebus beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen cooked whole lobster - Part 1: Specification

SNI 3228.2:2010

Lobster utuh rebus beku - Bagian 2: Persyaratan


bahan baku

Frozen cooked whole lobster - Part 2: Raw material


requirements

SNI 3228.3:2010

Lobster utuh rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Frozen cooked whole lobster - Part 3: Handling and


processing

SNI 01-3229-1992

Sirip cucut segar beku

Frozen fresh fir shank

SNI 3230.1:2010

Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 1:


Spesifikasi

Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 1:


Specification

SNI 3230.2:2010

Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 2: Raw


material requirements

- 33 -

Frozen squid - Part 3: Handling and processing

SNI 3230.3:2010

Scallop (Amusium pleuronectes) beku - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

SNI 3231.1:2010

Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 1: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 1:
Spesifikasi
Specification

SNI 3231.2:2010

Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 2: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 2: Raw
Persyaratan bahan baku
material requirements

SNI 3231.3:2010

Daging kepiting rebus beku dalam kemasan - Bagian 3: Frozen boiled crab meat in the packaging - Part 3: Handling
Penanganan dan pengolahan
and processing

SNI 01-3457.1-2006

Udang kupas mentah beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen peel shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang kupas mentah beku. Standar ini berlaku untuk udang kupas mentah beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang kupas mentah beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian
1, pemotongan kepala dan pengupasan, pencucian 2, sortasi, penimbangan, pembelahan atau tanpa pembelahan, pencucian 3,
penyusunan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan.

SNI 01-3457.2-2006

Udang kupas mentah beku - Bagian 2: Persyaratan


Frozen peel shrimps - Part 2: Raw material requirements
bahan baku
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk udang kupas mentah beku. Bahan baku udang kupas mentah beku adalah semua jenis udang segar yang dapat
ditangani dan diolah untuk dijadikan produk berupa udang kupas mentah beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar
dengan atau tanpa kepala

SNI 01-3457.3-2006

Udang kupas mentah beku - Bagian 3: Penanganan


Frozen peel shrimps - Part 3: Handling and processing
dan pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk udang
kupas mentah beku

SNI 01-3458.1-2006

Udang kupas rebus beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen cooked peel shrimps - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
penandaan dan pengemasan untuk udang kupas rebus beku. Standar ini berlaku untuk udang kupas rebus beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Udang kupas rebus beku adalah produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku udang segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku,
pencucian1, pemotongan atau tanpa pemotongan kepala, pengupasan dan pembelahan/tanpa pembelahan, sortasi, pencucian
2, perendaman, pengkukusan, pendinginan, penyusunan, pembekuan, penggelasan, penimbangan, pengepakan, pelabelan
dan penyimpanan

SNI 01-3458.2-2006

Udang kupas rebus beku - Bagian 2: Persyaratan


Frozen cooked peel shrimps - Part 2: Raw material
bahan baku
requirements
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-3458-1994, menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku,
mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk udang kupas rebus beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar
dengan atau tanpa kepala, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang
menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat
menurunkan mutu. Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran yang mencakup kenampakan, bau,
dan tekstur. Bahan baku yang menunggu proses labih lanjut, disimpan dalam wadah yang baik dan dipertahankan suhunya
dengan menggunakan es curai sehingga suhu bahan baku mencapai suhu maksimal 5C, saniter dan higienis.

SNI 01-3458.3-2006

Udang kupas rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen cooked peel shrimps - Part 3: Handling and
pengolahan
processing
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-3458-1994, menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan untuk udang kupas rebus beku. Bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa
kepala, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan,
bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu. Teknik
penanganan dan pengolahannya meliputi 14 tahap yaitu penerimaan, pencucian 1, pemotongan kepala/ tanpa pemotongan
kepala, pengupasan dan pembelahan/ tanpa pembelahan, sortasi, pencucian 2, perendaman atau tanpa perendaman,
pengukusan/perebusan, pendinginan, penyusunan, pembekuan,
penggelasan, penimbangan, dan pengepakan

SNI 3459.1:2011

Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 1:


Spesifikasi

Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part


1: Specification

SNI 3459.2:2011

Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku"

Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part


2: Requirements for raw materials

SNI 3459.3:2011

Udang kupas rebus beku untuk sushi ebi - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Frozen cooked peel shrimps for dried shrimps sushi - Part


3: Handling and processing

SNI 3460.1:2009

Daging kerang beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen oyster meat - Part 1: Specification

SNI 3460.2:2009

Daging kerang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen oyster meat - Part 2: Raw material requirements

SNI 3460.3:2009

Daging kerang beku - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

SNI 01-3461-1994

Ikan teri nasi setengah kering


Half-dried anchovy
Satndar ini menguraikan persyaratan ikan teri nasi setengah kering yang meliputi organoleptik, cemaran mikroba, cemaran
kimia, dan sifat fisika. Persyaratan bahan baku, pengambilan contoh dan cara pengujian diuraikan dalam standar terkait.

SNI 01-3462-1994

Udang kupas mentah beku, Persyaratan bahan baku


Frozen peel shrimps, Requirement for raw materials
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar dan memenuhi persyaratan rupa dan warna, bau, daging, dan rasa.
Udang kupas rebus beku, Persyaratan bahan baku
Frozen cooked peel shrimps, Requirement for raw materials
Bahan baku berasal dari perairan tak tercemar, dan memenuhi persyaratan organoleptik dalam hal rupa dan warna, bau,
bentuk daging dan rasa.

SNI 01-3463-1994

- 34 -

Scallops (Amusium pleuronectes) frozen - Part 3: Handling


and processing

Frozen oyster meat - Part 3: Handling and processing

SNI 01-3465-1994

Daging kerang beku, Persyaratan bahan baku


Frozen oyster meat, Requirements for raw materials
Bahan baku daging kerang beku. Mutu bahan baku harus memenuhi persyaratan rupa dan warna, bau, tekstur dan rasa.
Ikan teri nasi setengah kering, Persyaratan bahan baku. Half-dried anchovy, Requirements for raw materials
Bahan baku ikan teri nasi (Stelophorus sp) segar utuh berasal dari perairan yang tidak tercemar. Mutu bahan baku harus
memenuhi persyaratan rupa dan warna, bau, daging, dan rasa.

SNI 01-3467-1994

Udang kupas mentah beku, Penanganan dan pengolah Frozen peel shrimps, Treatment and processing
Bahan pembantu adalah air, es, khlor, dan bahan lain sesuai persyaratan. Bahan baku disortasi awal, dipotong kepalanya, dan
dicuci. Kemudian dilakukan proses pengupasan, pembelahan, pencucian akhir, sortasi akhir, penimbangan, penyusunan
dalam pan, pengaturan pan dalam rak pembekuan, pembekuan dan pengelasan sebleum akhirnya dikemas dan diberi label.
Produk dismpan dalam gudang beku dengan suhu maksimal - 25 derajat Celcius.

SNI 01-3468-1994

Udang kupas rebus beku, Penanganan dan pengolahan Frozen cooked peel shrimps, Treatment and processing
Udang kupas rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku udang hidup yang mengalami perlakuan
pembekuan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat
penandaan dan pengemasan.

SNI 01-3470-1994

Daging kerang beku, Penanganan dan pengolahan


Frozen oyster meat, Treatment and processing
Bahan pembantu adalah air, es, khlor dan bahan lain sesuai peraturan. Bahan baku disortasi dan dicuci. Lalu dilakukan proses
pelepasan daging, pencucian, sortasi, khlorinasi, penyusunan dalam pan, pembekuan dan penggelasan sebelum akhirnya
dikemas dan diberi label. Produk disimpan di gudang beku dengan suhu maksimal -25 derajat Celcius.

SNI 01-3471-1994

Ikan teri nasi setengah kering, Penanganan dan


Half-dried anchovy, Treatment and processing
pengolahan
Persyaratan bahan baku pembantu dan tata cara pengeringan serta penyimpanan bahan baku. Produk disimpan di gudang
beku dengan suhu maksimal -25 derajat Celcius.

SNI 3548.1:2010

Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 1:


Specification

SNI 3548.2:2010

Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 2: Raw


material requirements

SNI 3548.3:2010

Ikan pelagis kecil media saos tomat dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Canned small pelagic fish in tomato sauces - Part 3:


Handling and processing

SNI 01-3819-1995

Bakso ikan
Fish balls
Standar ini meliputi definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan bakso
ikan. Syarat mutu mencakup keadaan (bau, rasa, warna dan tekstur); air; abu; protein; lemak, boraks; bahan tambahan
makanan; cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Sn, Hg); As; cemaran mikroba (angka lempeng total, bakteri bentuk koli, Salmonella,
Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae).

SNI 3917.1:2009

Udang dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi

SNI 3917.2:2009

Udang dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan bakuCanned shrimps - Part 2: Raw material requirements

SNI 3917.3:2009

Udang dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Canned shrimps - Part 3: Handling and processing

SNI 3919.1:2009

Kerang dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi

Canned shellfish - Part 1: Specification

SNI 3919.2:2009

Kerang dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan


baku

Canned shellfish - Part 2: Raw material requirements

SNI 01-4103.1-2006

Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen nila (Tilopia sp) fish fillet - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan
higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat pengemasan, dan
penyimpanan untuk filet nila beku. Standar ini berlaku untuk filet nila beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami
pengolahan lebih lanjut. Filet nila beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku nila segar yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, penyiangan, pencucian 1, pemfiletan, pengulitan dan perapihan, pencucian 2, sortasi,
penimbangan, penyusunan dalam pan, pembekuan, penggelasan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan

18

SNI 01-4103.2-2006

Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 2: Persyaratan


Frozen nila (Tilapia spp) fish - Part 2: Requirements of raw
bahan baku
materials
Standar ini menetapkan jenis bahan baku; bentuk bahan baku; asal bahan baku; mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku filet nila beku. Bahan baku filet nila beku adalah ikan nila segar yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan
500 g per ekor Bahan baku yang digunakan adalah ikan nila merah (Tilapia oreochromis) dan nila hitam (Tilapia nilotica).

SNI 01-4103.3-2006

Fillet nila (Tilapia SP) beku - Bagian 3: Penanganan dan Frozen nila (Tilapia sp) fish fillet - Part 3: Handling and
pengolahan
processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan dan
penyimpanan untuk filet nila beku. Standar ini berlaku untuk filet nila beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami
pengolahan lebih lanjut

SNI 01-4104.1-2006

Tuna loin beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen loin tuna fish - Part 1: Specification
Tuna loin beku adalah tuna yang telah mengalami perlakuan sehingga suhu pusatnya maksimum -18 derajat C, merupakan
produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar atau beku yang mengalami perlakuan sebagai berikut:
penerimaan, penyiangan atau tanpa penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, sortasi mutu,
pembungkusan (wrapping), pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan dan penyimpanan. Standar mencakup
klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik
sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan
pengemasan untuk tuna loin beku. Syarat bahan baku tuna loin beku sesuai SNI 01-4104.2-2006, Tuna loin beku - Bagian 2:
Persyaratan bahan baku. Cara penanganan dan pengolahan sesuai SNI 01-4104.3-2006, Tuna loin beku - Bagian 3 :
Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh sesuai SNI 01-2326-1991, Standar metode pengambilan contoh produk
perikanan.

SNI 01-3466-1994

Canned shrimps - Part 1: Specification

- 35 -

11

SNI 01-4104.2-2006

Tuna loin beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen loin tuna fish - Part 2: Raw material requirements
Bahan baku tuna loin beku adalah Tuna Madidihang (Yellow fish atau Thunnus albacores), Tuna Mata besar (Big eye Tuna
atau Thunnus obesus), Tuna sirip biru (Blue fin atau Thunnus thynnus dan Thunnus maccoyii), Tuna Albakora (Albacore atau
Thunnus alalonga). Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku
dan penyimpanan bahan baku tuna loin beku. Bahan baku berupa ikan tuna segar atau beku yang sudah disiangi atau belum
disiangi, berasal dari perairan yang tidak tercemar.

SNI 01-4104.3-2006

Tuna loin beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen loin tuna fish - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan tuna loin beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa tuna loin
beku. Teknik penanganan dan pengolahan meliputi; sortasi awal; pencucian; penyimpanan beku; pemotongan daging;
pembuangan daging gelap, kulit dan perapihan; pemotongan daging menjadi bentuk loin; sortasi lanjutan, dan; pembekuan..
Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-4104.2-2006,Tuna loin beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.

SNI 4106.1:2009

Bandeng presto - Bagian 1: Spesifikasi

SNI 4106.2:2009

Bandeng presto - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Presto bandeng fish - Part 2: Raw material requirements

SNI 4106.3:2009

Bandeng presto - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Presto bandeng fish - Part 3: Handling and processing

SNI 4107.1:2011

Ikan kerapu hidup untuk konsumsi - Bagian 1:


Spesifikasi

Krapu fish for consumption - Part 1: Specification

SNI 4107.2:2011

Ikan kerapu hidup untuk konsumsi - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Krapu fish for consumption - Part 2: Requirements for raw


materials

SNI 4107.3:2011

Ikan kerapu hidup untuk konsumsi - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Krapu fish for consumption - Part 3: Handling and processing

SNI 4108.1:2011

Kepiting (Scylla serrata) hidup untuk konsumsi Bagian 1: Spesifikasi

Crabs (Scylla serrata) for consumption - Part 1:


Specification

SNI 4108.2:2011

Kepiting (Scylla serrata) hidup untuk konsumsi Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Crabs (Scylla serrata) for consumption - Part 2:


Requirements for raw materials

SNI 4108.3:2011

Kepiting (Scylla serrata) hidup untuk konsumsi Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Crabs (Scylla serrata) for consumption - Part 3: Handling


and processing

SNI 01-4109-1996

Daging kerang abalon kering


Dried abalone oyster meat
Standar ini digunakan untuk kerang abalone hidup yang mengalami perlakuan pencucian, penggaraman, pencucian,
pelepasan dan lain-lain dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. syarat mutunya meliputi :
pengujian organoleptik, mikrobiologi, kimia dan fisika.

SNI 01-4110.1-2006

Ikan beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen fish - Part 1: Specification
Standar ini merupakan revisi dari SNI 01-4110-1996, menetapkan klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara
pengambilan contoh, cara uji, serta syarat penandaan dan pengemasan untuk ikan beku. Standar ini berlaku untuk ikan beku
dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Produk harus memenuhi syarat mutu dan keamanan
pangan melalui uji organoleptik, cemaran mikroba (ALT, Escherichia coli, Salmonella, Vibrio cholerae, cemaran kimia bila
diperlukan (raksa, timbale, histamine, cadmium).
Fisika (suhu pusat), dan parasit

SNI 01-4110.2-2006

Ikan beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan beku. Bahan baku berupa ikan segar atau beku yang sudah atau belum disiangi yang berasal dari perairan
yang tidak tercemar. Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi
dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan, dan
secara organoleptik mempunyai karakteristik mata cerah cemerlang, bau segar, dan tekstur yang elastis, padat dan kompak.
Bahan baku yang terpaksa menunggu proses labih lanjut, disimpan dalam ruang penyimpan (cold storage) dengan suhu
maksimal 25C, saniter dan higienis. Untuk bahan baku yang segar disimpan dalam wadah yang baik dan dipertahankan
suhunya menggunakan es curai sehingga suhu pusat bahan baku mencapai suhu maksimal 5C, saniter dan higienis.

SNI 01-4110.3-2006

Ikan beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen fish - Part 3: Handling and processing
Menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan untuk ikan beku. Bahan
baku ikan beku sesuai SNI 01-4110.2-2006, Ikan bekuBagian 2: Persyaratan bahan baku. Teknik penanganan dan
pengolahan yang ditetapkan untuk bahan baku ikan segar meliputi tahapan proses penerimaan, sortasi, penyiangan atau
tanpa penyiangan, pencucian, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, dan
pengepakan, . sedangkan teknik penanganan dan pengolahan untuk bahan baku ikan beku meliputi tahapan penerimaan
bahan baku, sortasi, penimbangan, penyusunan, pembekuan, penggelasan atau tanpa penggelasan, pengepakan.

SNI 01-4224-1996

Daging rajungan rebus dingin


Cold boiled small crab meat
Syarat bahan baku, cara penanganan dan pengolahan, bahan tambahan dan bahan pembantu yang diijinkan. Teknik sanitasi
higiene, syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh syarat penandaan dan pengemasan.

SNI 01-4224.1-1996

Persyaratan bahan baku daging rajungan rebus dingin

Presto bandeng fish - Part 1: Specification

Requirements for raw material of cold boiled small crab meat

Jenis : asal dan bentuk bahan baku, persyaratan bahan baku dan penyimpanan
Jenis : swimming crab sc dan blue greenish sc. Bentuknya segar utuh bebas dari pembusukan. Disimpan dengan suhu 0-5
derajat Celcius.
SNI 01-4224.2-1996

Penanganan dan pengolahan daging rajungan rebus


dingin

Handling and processing of cold boiled small crab meat

Bahan baku berupa rajungan rebus dingin segar utuh, berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bebas dari bau pembusukan,
diperiksa secara organoleptik. Disimpan dalam es atau dengan metode pendinginan yang sesuai dengan suhu 0-5 derajat
Celcius.
SNI 4225.1:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part 1:
kaleng-Bagian 1: Spesifikasi
Specification

- 36 -

SNI 4225.2:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part 2:
kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku
Raw material requirements

SNI 4225.3:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) sterilisasi dalam Sterilized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part 3:
kaleng - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Handling and processing

SNI 01-4271-1996

Kecap ikan
Fish sauces
Produk dari hidrolisis ikan. Syarat mutu dan cara uji meliputi keadaan, pH, amino nitrogen, na Cl, bahan tambahan makanan,
cemaran arsen, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992, SNI 01-2894-1992, SNI 01-2895-1992, SNI 19-28961992.

SNI 01-4275-1996

Saus tiram
Oyster sauce
Saus dari olahan daging tiram. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, jumlah padatan, Nacl, sakarosa, protein, bahan
tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4276-1996

Sambel goreng udang


Shrimps in fried chilly sauce
Makanan kering dari udang dan kentang. Syarat mutu dan jenis uji meliputi keadaan air, protein, asam lemak bebas, cemaran
logam. cemaran arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4485.1-2006

Tuna steak beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen tuna steak - Part 1: Specification
Tuna steak beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku tuna hidup yang mengalami perlakuan sebagai berikut:
penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan dalam pan,
pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan bersama-sama
dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI untuk uji organoleptik, uji kimia dan mikrobiologi.
Selain itu juga SNI 01-4485.2-2006, Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku, SNI 01-4485.3-2006,Tuna steak
beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan, Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex
Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.

SNI 01-4485.2-2006

Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen tuna steak - Part 2: Raw material requirements
Bahan baku tuna steak beku adalah ikan tuna hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku,
asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku tuna steak beku. Penanganan ikan tuna harus sesuai dengan
SNI 01-4485.3-2006, Tuna steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan dan Recommended Code of Practice Food
Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.

SNI 01-4485.3-2006

Tuna steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan


Frozen tuna steak - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan tuna steak beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa tuna
steak beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan penyimpanan tuna
steak beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-4485.2-2006,Tuna steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.
Standar ini harus digunakan bersama-sama dengan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex
Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish serta SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan
pengolahan ikan.

SNI 01-4486-1998

Persyaratan bahan baku tuna steak beku


Requirement for raw materials of frozen steak tuna fish
Persyaratan secara organoleptik terdiri dari rupa dan warna, bau, konsistensi, dan rasa.
Penanganan dan pengolahan tuna steak beku
Treatment and processing of frozen steak tuna fish
Teknik penanganan dan pengolahan secara garis besar terdiri dari pemotongan, pencucian, sortasi mutu, pembuatan daging
bentuk lain, pembuangan daging dan kulit, serta pembekuan.

SNI 4488.1:2011

Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi Bagian 1: Spesifikasi

Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 1:


Specification

SNI 4488.2:2011

Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 2:


Requirements for raw materials

SNI 4488.3:2011

Lobster (Panulirus spp) hidup untuk konsumsi Bagian 3:Penanganan dan pengolahan

Fresh lobster (Panulirus spp) for consumption - Part 3:


Handling and processing

10

SNI 01-4865.1-1998

Sambal terasi
Sambal terasi (Sauce made with shrimp paste)
Syarat mutu meliputi; bau dan rasa normal; total padatan minimal=40%; protein minimal=0,5%; bahan tambahan makanan
(pengawet, pewarna); cemaran logam; arsen maksimal=1,0 mg/kg, dan; cemaran mikroba (coliform<3 APM/g, salmonella
dan kapang=negatif).

SNI 4870.1:2011

Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi Bagian 1: Spesifikasi

Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption - Part


1: Specification

SNI 4870.2:2011

Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption Part 2: Requirements for raw materials

SNI 4870.3:2011

Labi-labi (Trionyx spp.) hidup untuk konsumsi Bagian 3:Penanganan dan pengolahan

Life freshwater turtles (Trionyx spp.) for consumption - Part


3: Handling and processing

SNI 01-4871.1-2006

Meka steak beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen Xiphias gladius steak - Part 1: Specification
Bahan baku berupa meka segar/beku utuh atau disiangi yang berasal dari perairan yang tidak tercemar. Bahan baku harus
mempunyai karakteristik kesegaran minimal; rupa dan warna (bersih, warna cerah); bau segar; konsistensi (elastis, padat,
dan kompak).

SNI 01-4871.2-2006

Meka steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

SNI 01-4871.3-2006

Meka steak beku - Bagian 3: Penanganan dan


Frozen Xiphias gladius steak - Part 3: Handling and
pengolahan
processing
Teknik penanganan dan pengolahan meliputi; sortasi awal; pencucian; penyimpanan beku; pemotongan daging; pembuangan
daging gelap, kulit dan perapihan; pemotongan daging menjadi bentuk keping (steak); sortasi lanjutan, dan; pembekuan.

SNI 01-4487-1998

Frozen Xiphias gladius steak - Part 2: Raw material


requirements
Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan
bahan baku meka steak beku.

- 37 -

SNI 01-4872.1-2006

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi


Ice for fish treatment - Part 1: Specification
Standar ini berlaku untuk es yang digunakan dalam penanganan ikan dan tidak berlaku untuk es yang digunakan untuk tujuan
lain. Es yang digunakan adalah es balok yaitu es yang berasal dari air yang memenuhi persyaratan mutu air minum yang
dibekukan dalam bentuk balok dan es curai yaitu es yang berasal dari air yang memenuhi persyaratan mutu air minum yang
dibekukan dalam bentuk keping (flake ice), tabung (tube ice), kubus (cube ice) dan pelat (plate ice)

10

SNI 01-4872.2-2006

Es untuk penanganan ikan - Bagian 2: Persyaratan


Ice for fish treatment - Part 2: Requirements of raw materials
bahan baku
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku es yang digunakan dalam penanganan ikan dan tidak berlaku untuk es yang digunakan untuk tujuan lain. Bahan baku es
untuk penanganan ikan adalah air yang memenuhi persyaratan mutu air minum

SNI 01-4872.3-2006

Es untuk penanganan ikan - Bagian 3: Penanganan dan Ice for fish treatment - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku es yang digunakan dalam penanganan ikan dan tidak berlaku untuk es yang digunakan untuk tujuan lain

SNI 4989:2011

Mutiara laut selatan

SNI 6162.1:2011

Ikan bawal segar - Bagian 1: Spesifikasi

Fresh pomfret fish

SNI 6162.2:2011

Ikan bawal segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Fresh pomfret fish - Part 2: Requirements for raw materials

13

South Sea Pearls


- Part 1: Specification

SNI 6162.3:2011

Ikan bawal segar - Bagian 3: Penanganan

Fresh pomfret fish - Part 3: Handling

SNI 6163.1:2009

Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 1:


Spesifikasi

Frozen breaded shrimps - Part 1: Specification

SNI 6163.2:2009

Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Frozen breaded shrimps - Part 2: Raw material requirements

SNI 6163.3:2009

Udang berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Frozen breaded shrimps - Part 3: Handling and processing

9
5
10

SNI 6926.1:2011

Sotong (Sepia spp.) utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 1: Specification

SNI 6926.2:2011

Sotong (Sepia spp) utuh beku - Bagian 2: Persyaratan


bahan baku

Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 2: Requirements for


raw materials

SNI 6926.3:2011

Sotong (Sepia spp.) utuh beku - Bagian 3: Penanganan Frozen cuttlefish (Sepia spp.) - Part 3: Handling and
dan pengolahan
processing

SNI 01-6927.1-2002

Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 1:
Bagian 1: Spesifikasi
Specification
Standar ini meliputi acuan, definisi, klasifikasi, syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara
penanganan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan dan pengemasan. ikan ekor kuning segar yaitu ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar yang telah
mengalami penanganan berupa penerimaan, sortasi, pencucian, dan pengepakan dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji adalah organoleptik, cemaran mikroba, dan
kimia, kedua pengujian terakhir dilakukan apabila dibutuhkan.

SNI 01-6927.2-2002

Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 2:
Bagian 2: Persyaratan bahan baku
Raw material requirement
Standar ini meliputi acuan; definisi; jenis bahan baku; bentuk bahan baku; asal bahan baku dan mutu bahan baku untuk ikan
ekor kuning (Caesio erythrogaster) utuh segar dengan mutu yang baik sesuai SNI 01-2729-1992, Ikan segar. Jenis, bentuk,
asal dan mutu bahan baku adalah ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), yang belum mengalami penyiangan atau
pengolahan lain, berasal dari perairan yang tidak tercemar oleh pencemaran kimia, biologi dan fisika, harus bersih, bebas
dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah
lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan

SNI 01-6927.3-2002

Ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar Fresh yellow tail fusilier (Caesio erythrogaster) - Part 3:
Bagian 3: Penanganan
Handling
Standar ini menetapkan acuan, definisi, bahan, bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, peralatan, jenis
dan persyaratan peralatan, teknik penanganan, pengemasan, bahan kemasan dan teknik pengemasan, pelabelan dan
pemberian kode dalam penanganan ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) segar, yaitu semua kegiatan untuk mendapatkan
produk akhir yang berupa ikan ekor kuning segar. Dalam teknik penanganan dijelaskan mengenai potensi hazard, tujuan dan
petunjuk penanganan.

SNI 6928.1:2011

Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 1:


Spesifikasi

Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 1:


Specification

10

SNI 6928.2:2011

Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 2:


Requirements for raw materials

SNI 6928.3:2011

Ikan tenggiri (Scomberomerus spp.) segar - Bagian 3:


Penanganan

Fresh spanish mackerel (Scomberomerus spp.) - Part 3:


Handling

10

SNI 6929.1:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi


dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi

Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part


1: Specification

SNI 6929.2:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi


dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part


2: Raw material requirements

SNI 6929.3:2010

Daging rajungan (Portunnus pelagicus) pasteurisasi


dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Pasteurized canned crab meat (Portunus pelagicus) - Part


3: Handling and processing

12
5
10

SNI 6940.1:2011

Ikan layur (Trichiurus spp.) beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen ribbon fish (Trichiurus spp.) - Part 1: Specification

10

SNI 6940.2:2011

Ikan layur (Trichiurus spp.) beku - Bagian 2: Persya


ratan bahan baku

Frozen ribbon fish (Trichiurus spp.) - Part 2: Requirements


for raw materials

SNI 6941.1:2011

Gurita (Octopus sp.) utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen octopus (Octopus sp.) - Part 1: Specification

- 38 -

10

SNI 6941.3:2011

Gurita (Octopus sp.) utuh beku - Bagian 3: Penanganan Frozen octopus (Octopus sp.) - Part 3: Handling and
dan pengolahan
processing

11

SNI 6942.1:2011

Ikan layang (Decapterus spp.) beku - Bagian 1:


Spesifikasi

Frozen flying fishes (Decapterus spp.) - Part 1:


Specification

10

SNI 6942.3:2011

Ikan layang (Decapterus spp.) beku - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Frozen flying fishes (Decapterus spp.) - Part 3: Handling


and processing

10

SNI 01-7143.1-2005

Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 1:


The frozen intact nila (Oreochromis sp) fish - Part 1:
Spesifikasi
Specification
Ikan nila utuh rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku ikan nila hidup yang mengalami perlakuan
sebagai berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan
dalam pan, pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan
penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan
keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar ini digunakan
bersama-sama dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI untuk uji organoleptik, uji kimia dan
mikrobiologi. Selain itu juga SNI 01-7143.2-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku,
SNI 01-7143.3-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan, Recommended Code of
Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish, Chloramphenicol
sesuai Metode HPLC yang diadopsi dari Journal of AOAC International Vol. 74, No. 1, 1991, Nitrofurans sesuai dengan
Metode HPLC yang diadopsi dari ournal of AOAC International Vol. 76, No. 6, 1993.
Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 2:
The frozen intact nila (Oreochromis sp) fish - Part 2: Raw
Persyaratan bahan baku
material requirements
Bahan baku ikan nila utuh beku adalah ikan nila (Oreochromis sp) hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku,
bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku ikan nila utuh beku. Penanganan ikan
nila harus sesuai dengan SNI 01-7143.3-2005, Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
dan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for
Frozen Fish.
Ikan nila (Oreochromis sp) utuh beku - Bagian 3:
The frozen intact nila (Orechromis sp) fish - Part 3:
Penanganan dan pengolahan
Handling and processing
Penanganan dan pengolahan ikan nila utuh rebus beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
ikan nila utuh rebus beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan ikan nila utuh rebus beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-7143.2-2005, Ikan nila (Oreochromis sp)
utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar ini harus digunakan bersama-sama dengan Recommended Code of
Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish serta SNI 01-48721998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan.
Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk
The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption konsumsi - Bagian 1: Spesifikasi
Part 1: Specification
Ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan napoleon (Chellinus
indulatus) hidup, sehat dan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, sortasi, penyiangan, pencucin,
pembekuan, dan pengepakan. Persyaratan bahan baku harus sesuai SNI 01-7144.2-2005, Ikan napoleon (Chellinus indulatus)
hidup untuk konsumsi - Bagian 2: persyaratan bahan baku, dan penanganan harus sesuai SNI 01.7144.3-2005, Ikan napoleon
(Chellinus indulatus) hidup untuk konsumsi - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh harus sesuai SNI
01-2326-1991, Metode pengambilan contoh produk perikanan. SNI yang digunaan bersamaan lainnya adalah SNI yang terkait
dengan uji organoleptik, mikrobiologi, fisika dan kandungan logam untuk produk perikanan.

10

Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk


The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption konsumsi - Bagian 2: Persyaratan bahan baku
Part 2: Raw material requirements
Bahan baku ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah ikan yang hidup dan sehat. Standar meliputi jenis bahan baku, bentuk
bahan baku, asal bahan baku dan mutu bahan baku. Bahan baku secara organoleptik minimal harus mempunyai nilai 7 sesuai
Tabel A.1 pada SNI 01-7144.1-2005, Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk konsumsi - Bagian 1 : Spesifikasi.
Ikan napoleon (Chellinus indulatus) hidup untuk
The napoleon (Chellinus indulatus) fish for consumption konsumsi -Bagian 3: Penanganan
Part 3: Handling
Penanganan ikan napoleon hidup untuk konsumsi adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir berupa ikan
napoleon hidup. Bahan baku ikan napoleon sesuai dengan SNI 01-7144.2-2005, Ikan napoleon (Chellinnus indulatus) hidup
untuk konsumsi - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar meliputi ketentuan untuk bahan, peralatan, teknik penanganan
dan pengemasan ikan napoleon hidup untuk konsumsi. Standar lain yang harus digunakan adalah SNI 01-4855, Pengemasan
ikan hidup (life fish) melalui sarana angkutan udara. SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan.
Hiu utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi
Frozen intact sharks - Part 1: Specification
Hiu utuh beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan hiu segar yang mengalami perlakuan sebagai
berikut: penerimaan, sortasi, penyiangan, pencucin, pembekuan, dan pengepakan. Persyaratan bahan baku harus sesuai SNI
01-7145.2-2005, Hiu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.. Untuk cara penanganan dan pengolahan harus sesuai
SNI 01.7145.3-2005, Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan. Pengambilan contoh harus sesuai SNI 01-23261991, Metode pengambilan contoh produk perikanan. Untuk cara uji mutu sesuai sni yang dipersyaratkan dalam SNI ini.
Hiu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku
Frozen intact sharks - Part 2: Raw material requirements
Bahan baku ikan hiu beku adalah ikan hiu utuh segar atau sudah disiangi dengan mutu baik sesuai SNI 01-2729-1992, Ikan
segar. Bahan baku yang digunakan adalah ikan cucut botol (Centrophorus squamosus, Squalus mitsukuri), cucut hiu
(Carcharias dussmieri), cucut mako (Isurus glaucus), cucut martil (Spyrna blochii) dan cucut gergaji (Pristopis microdon).
Standar iniharus digunakan bersamaan dengan SNI 01-7145.2-2005, Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan,
serta Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for
Frozen Fish
Hiu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen intact sharks. - Part 3: Handling and processing
Penanganan dan pengolahan hiu utuh beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir berupa hiu uth beku.
Bahan baku hiu uth beku harus sesuai dengan SNI 01-7145.2-2005, Hiu uth beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.
Standar meliputi ketentuan untuk jenis dan persyaratan perlatan, teknik penanganan, pengemasan, dan penyimpanan hiu utuh
beku. Standar lain yang harus digunakan adalah SNI 01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan ikan. Serta
joint FAO/WHO Food standard Programme Codex Alimentarius (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.

SNI 01-7143.2-2005

SNI 01-7143.3-2005

SNI 01-7144.1-2005

SNI 01-7144.2-2005

SNI 01-7144.3-2005

SNI 01-7145.1-2005

SNI 01-7145.2-2005

SNI 01-7145.3-2005

- 39 -

SNI 01-7146.1-2005

Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 1:


Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 1:
Spesifikasi
Specification
Keong utuh rebus beku adalah produk hasil perikanan dengan bahan baku keong hidup yang mengalami perlakuan sebagai
berikut: penerimaan, pencucian, perebusan, pendinginan, sortasi, penimbangan dan pembungkusan, penyusunan dalam pan,
pembekuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Standar ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan
bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan. Standar hanya berlaku untuk keong
Babylonia spp utuh beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Standar ini dipergunakan
bersama dengan beberapa SNI untuk pengambilan contoh produk perikanan dan SNI metode uji kimia dan mikrobiologi.

10

SNI 01-7146.2-2005

Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 2:


Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 2: Raw
Persyaratan bahan baku
material requirements
Bahan baku keong utuh rebus beku adalah keong Babylonia spp hidup. Standar mencakup jenis bahan baku, bentuk bahan
baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku keong utuh rebus beku. Standar digunakan bersamasama dengan Recommended Code of Practice Food Standard Programme Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 701981) for Frozen Fish serta SNI 01-7146.3-2005, Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 3: Penanganan dan
pengolahan.

10

SNI 01-7146.3-2005

Keong (Babylonia spp) utuh rebus beku - Bagian 3:


Frozen boiled intact snails (Babylonia spp) - Part 3:
Penanganan dan pengolahan
Handling and processing
Penanganan dan pengolahan keong utuh rebus beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
keong utuh rebus beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan keong Babylonia spp utuh rebus beku. Bahan baku harus sesuai SNI 01-7146.2-2005, Keong (Babylonia spp)
utuh rebus beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. Standar lain yang harus digunakan bersama dengan SNI ini adalah SNI
01-4872-1998, Es balok untuk penanganan dan pengolahan serta Recommended Code of Practice Food Standard Programme
Codex Alimentarius Commission (CAC/RCP 70-1981) for Frozen Fish.

SNI 01-7259.1-2006

Ikan kakap utuh segar - Bagian 1: Spesifikasi


Fresh intact snapper fish - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi
dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan serta pengemasan
untuk ikan kakap utuh segar, dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. ikan kakap utuh segar
adalah yang telah mengalami penanganan sebagai berikut: penerimaan, sortasi, pembersihan, pengemasan, syarat penandaan
dan penyimpanan. Persyaratan mutu dan keamanan pangan yang diuji adalah organoleptik, cemaran mikroba dan cemaran
kimia kedua pengujian terakhir dilakukan apabila diperlukan.

10

SNI 01-7259.2-2006

Ikan kakap utuh segar - Bagian 2: Persyaratan bahan


Fresh intact snapper fish - Part 2: Raw material
baku
requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kakap utuh segar. Jenis bahan baku yang digunakan adalah ikan kakap merah (Lutjanus spp), kakap
putih(Lates calcalifer), benbentuk ikan kakap utuh segar yang belum mengalami penyiangan, berasal dari perairan yang tidak
tercemar, bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas
dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan, bahan baku disimpan dalam
wadah yang baik dan tetap dipertahankan suhu pusat bahan baku antara 0C-5C, saniter dan higienis.
Ikan kakap utuh segar - Bagian 3: Penanganan dan
Fresh intact snapper fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan, syarat penandaan dan penyimpanan untuk ikan kakap utuh dan
segar. Penanganan ikan kakap utuh segar merupakan rangkaian kegiatan penanganan untuk mendapatkan produk akhir yang
baik dan mempunyai jaminan mutu
Ikan kakap utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi
Frozen intact snapper fish - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
pengemasan dan syarat penandaan untuk ikan kakap utuh beku. Standar ini berlaku untuk ikan kakap utuh beku dan tidak
berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Ikan kakap utuh beku merupakan produk olahan hasil
perikanan dengan bahan baku ikan kakap utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku,
pencucian, sortasi mutu, pembuangan isi perut dan insang, sortasi ukuran, penimbangan, penyusunan dalam pan, pembekuan,
penggelasan, pengepakan, pengemasan, pelabelan, pemberian kode dan penyimpanan

SNI 01-7259.3-2006

SNI 01-7260.1-2006

10

SNI 01-7260.2-2006

Ikan kakap utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan


Frozen intact snapper fish - Part 2: Raw material
baku
requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kakap utuh beku. Bahan baku ikan kakap utuh beku adalah ikan kakap utuh segar

SNI 01-7260.3-2006

Ikan kakap utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan


Frozen intact snapper fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan serta
penyimpanan untuk ikan kakap utuh beku

SNI 01-7261.1-2006

Fresh intact grouper fish - Part 1: Specification


Ikan kerapu utuh segar - Bagian 1: Spesifikasi
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan, teknik sanitasi
dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan serta syarat penandaan
untuk ikan kerapu utuh segar. Standar ini berlaku untuk ikan kerapu utuh segar dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Ikan kerapu utuh segar adalah ikan kerapu utuh segar yang telah mengalami penanganan
sebagai berikut: penerimaan, sortasi, pembersihan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan

11

SNI 01-7261.2-2006

Ikan kerapu utuh segar - Bagian 2: Persyaratan bahan Fresh intact grouper fish - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk ikan kerapu utuh segar

SNI 01-7261.3-2006

Ikan kerapu utuh segar - Bagian 3: Penanganan dan


Fresh intact grouper fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan, syarat penandaan dan penyimpanan untuk ikan kerapu utuh
segar

- 40 -

SNI 01-7262.1-2006

Ikan kerapu utuh beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen intact grouper fish - Part 1: Specification
Ikan kerapu utuh beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan kerapu utuh yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan, pencucian, sortasi, penyiangan atau tanpa penyiangan, sortasi ukuran, penimbangan,
penyusunan dalam pan, pembekuan, penggelasan (glazing) dan pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan. Standar
ini mencakup syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik
sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan,cara pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan
pengemasan. Standar ini digunakan bersama-sama dengan SNI terkait dengan pengambilan contoh produk perikanan, SNI
untuk uji organoleptik, uji kimia dan mikrobiologi. Selain itu juga SNI 01-7262.2-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 2:
Persyaratan bahan baku, SNI 01-7262.3-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.

SNI 01-7262.2-2006

Ikan kerapu utuh beku - Bagian 2: Persyaratan bahan


Frozen intact grouper fish - Part 2: Raw material
baku
requirements
Bahan baku ikan kerapu utuh beku adalah ikan kerapu hidup. Standar mencakup persyaratan jenis bahan baku, bentuk bahan
baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku ikan kerapu utuh beku. Penanganan ikan kerapu
harus sesuai dengan SNI 01-7262.3-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan.

SNI 01-7262.3-2006

Ikan kerapu utuh beku - Bagian 3: Penanganan dan


Frozen intact grouper fish - Part 3: Handling and processing
pengolahan
Penanganan dan pengolahan ikan kerapu utuh beku adalah semua kegiatan untuk mendapatkan produk akhir yang berupa
ikan kerapu utuh beku. Standar mencakup bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan ikan kerapu utuh beku. Bahan baku harus sesuai dengan SNI 01-7262.2-2006, Ikan kerapu utuh beku - Bagian
2: Persyaratan bahan baku.

SNI 01-7263.1-2006

Marlin loin beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen loin marlin - Part 1: Specification
Standar ini berlaku untuk marlin loin beku dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami pengolahan lebih lanjut. Marlin
loin beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan marlin segar atau beku yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, pembuatan loin (loinning), perapihan (trimming), sortasi ukuran,
pembekuan, pengemasan, syarat penandaan dan penyimpanan. Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong
dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan
pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat pengemasan dan syarat penandaan untuk marlin loin beku

11

SNI 01-7263.2-2006

Marlin loin beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen loin marlin - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk marlin loin beku. Bahan baku marlin loin beku merupakan ikan marlin segar atau beku

SNI 01-7263.3-2006

Marlin loin beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Frozen loin marlin - Part 3: Handling and processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
penyimpanan untuk marlin loin beku

11

SNI 01-7264.1-2006

Marlin steak beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen steak marlin - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, penanganan dan pengolahan,
teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji, serta syarat pengemasan dan
syarat penandaan untuk marlin steak beku. Standar ini berlaku untuk marlin steak beku dan tidak berlaku untuk produk yang
mengalami pengolahan lebih lanjut. Marlin steak beku merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku marlin
segar atau beku yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, sortir mutu, penyiangan atau tanpa penyiangan,
pencucian, pembuatan loin, pengulitan dan perapihan, pembungkusan (wrapping), pembekuan, pembentukan steak, sortasi
ukuran, penggelasan atau tanpa penggelasan, penimbangan, pengepakan, syarat penandaan dan penyimpanan.

12

SNI 01-7264.2-2006

Marlin steak beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku Frozen steak marlin - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk marlin steak beku

SNI 01-7264.3-2006

Marlin steak beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Frozen steak marlin - Part 3: Handling and processing

11

Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan, syarat penandaan serta
penyimpanan untuk marlin steak beku
SNI 01-7265.1-2006

Sotong dalam kaleng - Bagian 1: Spesifikasi


Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 1: Specification
Sotong dalam kaleng merupakan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku sotong segar yang mengalami
perlakuan sebagai berikut: pembersihan, penyiangan (mata, kulit, isi perut, cangkang) pencucian, perebusan, perendaman
dalam air dingin, pencucian, sortasi ukuran dan mutu, pengisian dan penimbangan, pengisian media, penutupan kaleng,
pengecekan double seam, sterilisasi, pendinginan, pemeraman, seleksi dan pengepakan, pengemasan. Standar ini menetapkan
syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan pengolahan, teknik sanitasi dan
higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, pengambilan contoh, cara uji serta syarat penandaan dan pengemasan untuk
sotong dalam kaleng

SNI 01-7265.2-2006

Sotong dalam kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan


Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 2: Raw material
baku
requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk sotong dalam kaleng. Bahan baku sotong dalam kaleng adalah sotong segar atau beku

SNI 01-7265.3-2006

Sotong dalam kaleng - Bagian 3: Penanganan dan


Canned cuttle fish (Sepia sp) - Part 3: Handling and
pengolahan
processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
penyimpanan untuk sotong dalam kaleng

10

SNI 01-7266.1-2006

Bakso ikan beku - Bagian 1: Spesifikasi


Frozen fish balls - Part 1: Specification
Standar ini menetapkan syarat bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan makanan, cara penanganan dan
pengolahan, teknik sanitasi dan higiene, syarat mutu dan keamanan pangan, cara pengambilan contoh, cara uji, serta syarat
pengemasan dan syarat penandaan untuk bakso ikan beku. Bakso ikan beku merupakan produk olahan hasil perikanan
dengan bahan baku ikan utuh atau lumatan daging ikan yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan, penyiangan,
pencucian, pengambilan daging, penghancuran daging, pencampuran, pembentukan, perebusan, pendinginan, sortasi,
penimbangan dan pengemasan, pembekuan dengan atau tanpa penggelasan, pengepakan, pengemasan, syarat penandaan
dan penyimpanan

11

- 41 -

11

SNI 01-7266.2-2006

Bakso ikan beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku


Frozen fish balls - Part 2: Raw material requirements
Standar ini menetapkan jenis bahan baku, bentuk bahan baku, asal bahan baku, mutu bahan baku dan penyimpanan bahan
baku untuk bakso ikan beku. Bahan baku bakso ikan beku merupakan ikan segar atau beku dengan mutu yang baik

SNI 01-7266.3-2006

Bakso ikan beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolah Frozen fish balls - Part 3: Handling and processing
Standar ini menetapkan bahan, peralatan, teknik penanganan dan pengolahan, pengemasan serta syarat penandaan dan
penyimpanan untuk bakso ikan beku. Bahan yang digunakan adalah bahan baku dan bahan penlolong terdiri atas air, es dan
bahan tambahan. Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan bakso ikan beku
mempunyai permukaan yang halus dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, tidak merupakan sumber cemaran jasad renik,
tidak retak, tidak menyerap air, dirancang sesuai dengan persyaratan sanitasi dan mudah dibersihkan. Semua peralatan dalam
keadaan bersih sebelum, selama dan sesudah digunakan. Dalam teknik penanganan dan pengolahan dijelaskan mengenai
potensi hazard, tujuan dan petunjuk penanganan.

11

SNI 7306:2009

Prosedur pengambilan dan pengiriman contoh ikan


Sampling and distribution procedures of fish for diseases
untuk pemeriksaan penyakit
inspection
SNI 7306-2009 merupakan standar baru, dengan lingkup menetapkan prosedur pengambilan dan pengiriman contoh ikan
untuk pemeriksaan penyakit. Contoh ikan adalah sejumlah kecil dari populasi ikan yang digunakan untuk pemeriksaan dan
memenuhi persyaratan secara statistika. Prinsip pengambilan contoh dilakukan secara acak dengan pendekatan statistika dan
prinsip pengiriman contoh dilakukan dengan cepat dan tidak merubah kondisi contoh sehingga sesuai untuk pemeriksaan.
Peralatan dan bahan yang diperlukan harus sesuai ketentuan. Teknik pengambilan contoh disesuaikan dengan kegiatan
monitoring dan surveilen yang dilakukan. Untuk monitoring, pengambilan contoh dilakukan secara acak sedangkan pada
surveilen contoh diambil sesuai standar yang telah dibakukan yaitu sebanyak 2% atau 5% dari nilai prevelensi mencapai 95%
dari satu lokasi. Disesuaikan dengan metode pemeriksaan, setiap contoh yang kirim harus dilengkapi dengan data kondisi
saat diambil, gejala klinis lokasi, tanggal, jam, larutan fiksatif yang digunakan, petugas pengambil contoh dan metode
pemeriksaan. Teknik pengiriman contoh dapat dilakukan dalam kondisi hidup, dalam kondisi mati dan pengiriman contoh
terfiksasi, dimana masing-masing dilakukan sesuai ketentuan. Gangguan yang kemungkinan terjadi pada saat pengambilan
dan pengiriman contoh ikan antara lain, populasi dengan jumlah individu sedikit, populasi cenderung menggerombol, sifat ikan
yang cenderung bersembunyi dan menempel pada wadah, ukuran ikan tidak seragam, ikan mudah stres, dan pengambilan
contoh tidak dilakukan oleh petugas.

SNI 7314.1:2009

Sidat beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen sidat - Part 1 : Specification

SNI 7314.2:2009

Sidat beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen sidat - Part 2 : Raw material requirements

SNI 7314.3:2009

Sidat beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Frozen sidat - Part 3 : Handling and processing

SNI 7315.1:2009
SNI 7315.2:2009

Lele beku - Bagian 1: Spesifikasi


Lele beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen catfish - Part 1 : Specification


Frozen catfish - Part 2 : Raw material requirements

SNI 7315.3:2009

Lele beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Frozen catfish - Part 3 : Handling and processing

SNI 7316.1:2009

Bandeng cabut duri beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen bone less - Part 1 : Specification

SNI 7316.2:2009

Bandeng cabut duri beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

SNI 7316.3:2009

Bandeng cabut duri beku - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Frozen bone less - Part 3 : Handling and processing

SNI 7317.1:2009

Cumi kaleng - Bagian 1: Spesifikasi

Canned squid - Part 1: Specification

SNI 7317.2:2009

Cumi kaleng - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Canned squid - Part 2: Raw material requirements

SNI 7317.3:2009

Cumi kaleng - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Canned squid - Part 3: Handling and processing

SNI 7318.1:2009

Fillet kerapu beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen grouper fish - Part 1 : Specification

SNI 7318.2:2009

Fillet kerapu beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen grouper fish - Part 2 : Raw material requirements

SNI 7318.3:2009

Fillet kerapu beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Frozen grouper fish - Part 3 : Handling and processing

SNI 7319.1:2009

Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen breaded fish - Part 1 : Specification

SNI 7319.2:2009

Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Frozen breaded fish - Part 2 : Raw material requirements

SNI 7319.3:2009

Ikan berlapis tepung (breaded) beku - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Frozen breaded fish - Part 3 : Handling and processing

SNI 7320.1:2009

Sate tuna beku - Bagian 1: Spesifikasi

Frozen tuna satay - Part 1 : Specification

SNI 7320.2:2009

Sate tuna beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Frozen tuna satay - Part 2 : Raw material requirements

SNI 7320.3:2009

Sate tuna beku - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Frozen tuna satay - Part 3 : Handling and processing

SNI 7321.1:2009

Steak tenggiri beku - Bagian 1: Spesifikasi

SNI 7321.2:2009

Steak tenggiri beku - Bagian 2: Persyaratan bahan bakuFrozen spanish mackerel steak - Part 2 : Raw material
requirements

SNI 7321.3:2009

Steak tenggiri beku - Bagian 3: Penanganan dan


pengolahan

Frozen bone less - Part 2 : Raw material requirements

Frozen spanish mackerel steak - Part 1 : Specification

Frozen spanish mackerel steak - Part 3 : Handling and


processing

SNI 7530.1:2009

Tuna loin segar - Bagian 1: Spesifikasi

Fresh tuna loin - Part 1: Specification

SNI 7530.2:2009

Tuna loin segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Fresh tuna loin - Part 2: Raw material requirement


Fresh tuna loin - Part 3: Handling and processing

SNI 7530.3:2009

Tuna loin segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolah

SNI 7545.3:2009

Metode identifikasi bakteri pada ikan secara konvenConventional bacteria identification on fish - Part 3:
sional -Bagian 3: Streptococcus iniae dan Streptococcus Streptococcus iniae dan Streptococcus agalactiae
agalactiae

SNI 7546:2009

Deteksi Viral Nervous Necrosis (VNN) pada ikan laut


Viral Nervous Necrosis (VNN) detection on seafish by
dengan metode Reverse Transcnptase Poiymerase Chain
using of Reverse Transcnptase Poiymerase Chain
Reaction (RT-PCR)
Reaction (RT-PCR) method

SNI 7547:2009

Deteksi Koi Herpesvirus (KHV) dengan metode


Poiymerase Chain Reaction (PCR) (single step)

Koi Herpesvirus (KHV) detection on seafish by using of


Poiymerase Chain Reaction (PCR) (single step) method

SNI 7548:2009

Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.)

Artificial food for shark catfish (Pangasius djambal)

- 42 -

SNI 7549:2009

Pakan buatan untuk udang vaname (Penaeus vannamei) Artificial food for vaname shrimps (Penaeus vannamei)

SNI 7550:2009

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) production
pembesaran di kolam air tenang
exaggerated class in ponds

SNI 7551:2009

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas


pembesaran di kolam

Shark pasupati (Pangasius sp.) production exaggerated


class in ponds

SNI 7560.1:2010

Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak beku - Bagian 1:


Spesifikasi

Crab (Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 1: Specification

SNI 7560.2:2010

Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak beku - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Crab (Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 2:


Requirements for raw materials

SNI 7560.3:2010

Kepiting (Scylla serrata) kulit lunak beku - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Crab (Scylla serrata) frozen soft-shell - Part 3: Handling


and processing

SNI 7733:2011

Ikan hias mas koki (Carassius auratus) - Syarat mutu


dan penanganan

Carassius auratus - Quality requirements and handling

20

SNI 7734:2011

Ikan hias koi (Cyprinus carpio L.) - Syarat mutu dan


penanganan

Cyprinus carpio L. - Quality requirements and handling

21

SNI 7735:2011

Ikan cupang hias (Betta splendens) - Syarat mutu dan


penanganan
Ikan hias arwana (Sceleropages formosus) - Syarat
mutu dan penanganan

Betta splendens - Quality requirements and handling

19

SNI 7736:2011
SNI 7737:2011

Tanaman hias air kabomba (Cabomba spp) - Syarat


mutu dan penanganan

Sceleropages formosus - Quality requirements and handling 18


Cabomba spp - Quality requirements and handling

67.120.99
Produk hewan lainnya
Other animal produce
SNI 01-2727-1992
Bekicot beku
Frozen escargots
Standar ini meliputi persyaratan bahan baku, bahan pembantu dan bahan tambahan, persyaratan teknis,
sanitasi dan higiene (cara penanganan, pengolahan, pengemasan, cara pemberian label dan merek dan cara penyimpanan),
persyaratan mutu dan analisis (mutu produk akhir, pengambilan contoh dan analisis).
SNI 3918.1:2009

Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 1:


Spesifikasi

Canned escargots - Part 1: Specification

SNI 3918.2:2009

Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 2:


Persyaratan bahan baku

Canned escargots - Part 2: Raw material requirements

SNI 3918.3:2009

Bekicot (Achatina fulica) dalam kaleng - Bagian 3:


Penanganan dan pengolahan

Canned escargots - Part 3: Handling and processing

67.140
Teh. Kopi. Kakao
Tea.Cofee.Cocoa
67.140.10
Teh
Tea
SNI 01-1898-2002
Teh wangi
Fragant tea
SNI ini merupakan revisi Standar Nasional Indonesia Teh wangi sebelumnya SNI 01-1898-1990, dan menetapkan syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, penandaan dan pengemasan teh wangi. Syarat mutu yang ditetapkan
untuk teh wangi meliputi syarat untuk aroma teh kering, rasa dan aroma air seduhan, benda asing, bahan pewangi yang
tersisa, air, abu, bahan tambahan pangan, cemaran logam, cemaran arsen (As), dan cemaran microba

17

SNI 01-1902-1995

Teh hitam
Black tea
Berdasarkan cara pengolahannya teh hitam dibedakan menjadi dua jenis mutu yaitu : teh orthodox dan teh CTC. Beberapa
karakteristik yang dijadikan dasar untuk menentukan jenis mutu (grade) teh hitam adalah : ukuran partikel, kenampakan, air
seduhan dan kenampakan amPas seduhan.

SNI 3143:2011
SNI 01-3753-1995

Minuman teh dalam kemasan


Packaged tea drinks
Teh hitam celup
Black tea in package
Persyaratan mutu teh hitam celup mencakup keadaan dari kantong (kawat, tali pengikat dan perekat), ekstrak dalam air, abu,
dan lain-lain. Warna normal jika warna larutan itu merah kecoklat-coklatan. Bau dan rasa normal jika larutan itu berbau dan
beras khas teh hitam.

SNI 01-3836-2000

Teh kering dalam kemasan


Dried tea in package
Persyaratan mutu meliputi keadaan air seduhan (warna: hijau kekuningan-merah kecoklatan, bau dan rasa khas); kadar air
maks. 8% b/b; kadar ekstrak dalam air min. 32%b/b; kadar abu total maks. 8% b/b; kadar abu larut dalamair dari abu total
min 45% b/b; alkalinitas abu larut dalam air (1-3)% b/b; serat kasar maks. 16% b/b: cemaran logam (Pb maks. 20 mg/kg, Cu
mals. 150,0 mg/kg, Zn dan Sn maks. 40,0 mg/kg, Hg maks. 0,03 mg/kg; As maks 1,0 mg/kg; cemaran mikroba (ALT maks 3 X
10 3 koloni/g, Coliform < 3 APM/g).

13

SNI 01-3945-1995

Teh hijau
Green tea
Pucuk daun muda tanaman teh camellia sinensis yang telah di olah tanpa melalui proses fermentasi khusus. Klasifikasi
dibedakan menurut bentuk dan ukuran partikelnya ; syarat mutu ; cara pengambilan contoh ; cara uji ; syarat penandaan ;
cara pengemasan serta rekomendasi .

33

SNI 01-4324-1996

Teh hijau celup


Green tea bags
Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, abu, abu larut dalam air, ekstrak, dalam air, theina, lolos ayakan 8 mesh, 10 mesh,
cemaran mikroba, cemaran logam.

SNI 01-4453-1998

Teh hijau bubuk


Green tea powder
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan teh hijau bubuk. Spesifikasi syarat
mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, ukuran partikel, air, abu, kafein, cemaran logam ( Smt ).

SNI 7707:2011

Teh instan

Instant tea

- 43 -

34

67.140.20

Kopi dan pengganti kopi

Coffee and coffee substitutes

SNI 2907:2008

Biji kopi
Coffee beans
Standar ini menetapkan penggolongan dan persyaratan mutu, cara pengujian, penandaan, dan pengemasan biji kopi jenis
robusta dan arabika. Penggolongan dibedakan berdasar jenis kopi, cara pengolahan kopi, nilai cacat kopi, ukuran biji kopi,
jumlah keping biji, dan daerah asal. Syarat mutu umum biji kopi yaitu serangga hidup, biji berbau busuk atau berbau kapang,
kadar air dan kadar kotoran, syarat mutu khusus dibuat berdasar penggolongan biji kopi. Standar ini menetapkan prinsip,
peralatan, prosedur dan penyajian hasil uji untuk parameter yang diuji.

SNI 01-2983-1992

Kopi instan
Instant coffee
Yang dimaksud kopi instant dalam standar ini memiliki syarat mutu : Bau dan rasa (normal ), air ( maks 4% bobot), abu (714%), kealkalian dari abu ( 80-140 ml 1N NaOH / 100 gr ), kafein (2-8%), jumlah gula ( 10 %), padatan tidk larut dalam air
(Maks 0,25%) cemaran logam (Pb maks 2 Mg / Kg dan Cu maks 30 Mg / Kg )

16

SNI 01-3188-1992

Kopi biji, Penentuan kopi lolos ayakan, nilai cacat dan


Coffee beans, Determination of sieve slipping coffee, defect
kotoran
and impurity value
Metode ini digunakan untuk penentuan kopi yang lolos ayakan berukuran tertentu, dan untuk menentukan nilai cacat dan
kadar kotoran pada kopi biji

SNI 01-3542-2004

Kopi bubuk
Coffee
kopi bubuk adalah biji kopi yang disangrai (roasted) kemudian digiling, dengan atau tanpa penambahan bahan lain dalam
kadar tertentu tanpa mengurangi rasa dan aromanya serta tidak membahayakan kesehatan.
Standar ini mencakup syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, higiene, pengemasan dan syarat penandaan
untuk kopi bubuk.

SNI 01-4282-1996

Kopi celup
Coffee bag
Kopi bubuk dikemas dalam kantong untuk dicelup. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, sari kopi, air, abu, kalkalian
abu, bahan-bahan lain, cemaran logam, cemaran mikroba. Cara uji sesuai SNI 19-2896-1992, SNI 19-2897-1992. Cara uji
kedaaan, sari kopi dan persiapan uji kimia diuraikan dalam standar ini.

SNI 01-4314-1996

Minuman kopi dalam kemasan


Coffee drinks in package
Persyaratan mutu meliputi keadaan, kadar kafein, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran
mikroba. Sakarin dan siklamat tidak boleh ada.

SNI 01-4446-1998

Kopi mix
Coffee mix
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan kopi mix. Spesifikasi syarat mutu
antara lain meliputi jenis uji bau, rasa, air, abu, kaffein, bahan tambahan makanan, campuran logam ( Smt ).

SNI 6685:2009

Kopi susu gula dalam kemasan

Coffee sugar milk in sachets

SNI 7708:2011

Kopi gula krimer dalam kemasan

Coffee creamer sugar in containers

67.140.30

Kakao

46

Cocoa

SNI 2323:2008
Biji kakao
Cacao beans
2323:2008/Amd1:2010
Standar ini menetapkan penggolongan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan,
pengemasan, dan rekomendasi biji kakao. Biji kakao adalah biji tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang berasal dari biji
kakao mulia atau biji kakao lindak yang telah melalui proses pemeraman, dicuci atau tanpa dicuci, dikeringkan dan
dibersihkan. Menurut jenis tanaman, biji kakao digolongkan dalam dua jenis, yaitu jenis mulia dan jenis lindak. Berdasarkan
mutunya digolongkan dalam 3 jenis, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Menurut ukuran berat bijinya, dinyatakan jumlah biji
per 100 g contoh, biji kakao digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu AA, A, B,C, dan S. Syarat mutu terdiri dari syarat umum
mencakup uji serangga hidup, kadar air, biji berbau asap atau bau asing, dan kadar benda asing; dan syarat khusus
mencakup kadar biji berjamur, kadar biji slaty, kadar biji berserangga, kadar kotoran dan kadar biji berkecambah.
Pengambilan contoh dilakukan sesuai SNI 19-1428-1998. Cara uji meliputi penentuan adanya serangga hidup dan benda
asing, penentuan kadar air, penentuan adanya biji berbau asap abnormal dan berbau asing lainnya, penentuan kadar kotoran,
penentuan kadar biji pecah, penentuan jumlah biji kako per 100 g, penentuan kadar biji cacat pada kakao (biji berjamur, biji
slaty, biji berserangga, biji berkecambah). Biji kakao dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu yang ditetapkan.

36

SNI 3747:2009

Kakao bubuk

Cocoa powder

34

SNI 3748:2009

Lemak kakao

Cocoa butter

27
33

SNI 3749:2009

Kakao massa

Cocoa mess

SNI 7553:2009

Bungkil kakao

Cacao bungkil (cakes)

Minuman
Minuman beralkohol

Beverages
Alcoholic beverages

67.160
67.160.10

SNI 06-2882-1992

Cara uji metanol dengan spektrophotometer minuman


Methanol in alcoholic drinks, Spectrophotometric test method
beralkohol
Prinsip pengujian adalah oksidasi metanol dengan kalium metanol permanganat menjadi formaldehida. Formaldehida yang
terjadi direaksikan dengan asam kromotropat atau garamnya. Warna yang terjadi resapannya di ukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm.

SNI 01-3773-1995

Bir

SNI 01-3774-1995

Bir hitam
Stout (black beer)
Standar in meliputi syarat mutu, cara uji dari bir hitam. Kriteria ujinya ada 10 antara lain keadaan ( Bau, warna, rasa ),
kepahitan, CO2, SO2, PH, ekstrak asal dll. Pengujian kadar etil alkohol, sari adalah dengan metode destilasi.

17

SNI 01-3952-1995

Anggur brem Bali


Bali wine
Minuman beralkohol sebagai hasil dari proses peragian (fermentasi ) beras ketan ( oriza sativa glutinosa ). Jenis mutu
dibedakan menjadi anggur brem merah yang berasal dari beras ketan hitam dan brem putih dari beras ketan putih, syarat
mutu, pengambilan contoh dan pengemasan.

Beer
Minuman beralkohol ini diperoleh dengan cara permentasi. Syarat mutunya meliputi keadaan ( bau/ rasa), cemaran logam (
timbal, tembaga, seng, raksa timah ) dll. Penentuan kadar etil alkohol dapat dilakukan dengan metode refraksi .

- 44 -

19

SNI 01-4018-1996

Anggur
Wine
Anggur adalah minuman beralkohol hasil peragian sari buah anggur (Vitis vinifera) yang mengandung Etil alkohol 8-20 %
v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.

SNI 01-4019-1996

Anggur buah
Fruits wine
Anggur adalah minuman beralkohol hasil peragian sari buah anggur yang mengandung etil alkohol 5-15 % v/v. Metodenya
meliputi : syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan anggur buah.

SNI 01-4020-1996

Arak
Rice Wine
Arak merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian lumatan beras, sorgum dengan atau tanpa molasis
yang mengandung etil alkohol min 30 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara
pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4021-1996

Brendi
Brendy
Brendi adalah minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian buah anggur (wine) dan dimatangkan dalam tong
tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 25 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara
pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4022-1996

Cognac
Cognac
Cognac adalah minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian buah anggur varietas tertentu, dimatangkan dalam
tong kayu tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 35 % v/v. Metodenya meliputi : Syarat mutu, cara uji, cara
pengambilan contoh, syarat penandaan dan cara pengemasan.

12

SNI 01-4023-1996

Gin
Gin
Gin merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari spirit hasil peragian biji-bijian dengan penambahan aroma dari juniper
barries dengan kadar etil alkohol min 35 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4024-1996

Genever
Genever
Genever merupakan minuman yang dibuat dari spirit hasil peragian biji-bijian yang ditambahkan junifer fructus sebagai
aroma dengan atau tanpa penambahan gula dengan kadar etil alkohol min 30 % v/v. Metode yang digunakan meliputi : syarat
mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4025-1996

Vodka
Vodka
Vodka merupakan minuman beralkohol dari spirit hasil peragian biji-bijian sesudah penyulingan dilakukan proses
penjernihan dengan karbon aktif dan kadar alkoholnya min 32,5 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara uji , cara pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4026-1996

Liqueur
Liqueur
Liquer adalah minuman beralkohol yang diperolah dengan mencampur spirit bersama-sama buah-buahan, bunga, daun atau
sayur dengan ekstrak yang berasal dari penyulingan, infus, perkolasi dengan atau tanpa penambahan gula dengan kadar etil
alkohol min 17 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat
penandaan.

14

SNI 01-4027-1996

Rum
Rum
Rum adalah beralkohol dibuat dari spirit hasil peragian produk tebu yang dimatangkan dalam tong kayu tidak kurang dari 2
tahun dengan kadar etil alkohol min 37,5 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan, dan syarat penandaan.

SNI 01-4028-1996

Shandy
Shandy
Shandy merupakan minuman yang dibuat dari konsentrat shandy dengan atau tanpa bir, ditambah gula, air berkarbon dioksida
dengan kadar etil alkohol kurang dari 1 %. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh, cara
pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4029-1996

Whisky
Whisky
Whisky merupakan minuman beralkohol dibuat dari spirit hasil peragian lumatan serealia atau olahannya dan dimatangkan
dalam tong kayu tidak kurang dari 2 tahun dengan kadar etil alkohol min 39 % v/v. Metodenya meliputi : syarat mutu, cara
uji, cara pengambilan contoh, cara pengemasan dan syarat penandaan.

SNI 01-4456-1998

Minuman ringan beralkohol


Alcoholic beverages
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minuman ringan beralkohol.
Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, warna, gula, pewarna dan bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4984-1999

Anggur beras ketan


Sticky-rice wine
Syarat mutu anggur beras ketan yang diperoleh dari peragian beras ketan yang telah dimasak antara lain meliputi; etanol
maksimal=8-15%; bahan tambahan makanan (pewarna, pengawet); tanpa pemanis buatan, dan; cemaran logam.

SNI 01-6053-1999

Spirit anggur (untuk fortifikasi)


Wine spirit (for fortification)
Syarat mutu spirit anggur yang merupakan bahan baku minuman beralkohol, meliputi; etil alkohol minimal=74%, metil
alkohol maksimal=0,1%, cemaran logam, dan cemaran arsen maksimal=0,1 mg/kg.

SNI 01-6074-1999

Spirits
Spirits
Syarat mutu spirits yang merupakan minuman beralkohol meliputi; bau dan rasa normal; etil alkohol (20'C) minimal=37,0%;
bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg, tanpa pewarna tambahan dan pemanis buatan); cemaran
logam; cemaran Arsen (As) maksimal=0,1 mg/kg.

SNI 01-6076-1999

Anggur tonikum kinina


Quinine tonic wine
Spesifikasi persyaratan mutu meliputi; etil alkohol (20'C)=5-15%; asam asetat maksimal=0,2 g/100 ml; kinina
hidrochlorida=0,6-2,5 g/l; bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg, pewarna dan pemanis
buatan=negatif); cemaran logam dan arsen.

SNI 01-6101-1999

Sparkling wine
Sparkling wine
Syarat mutu sparkling wire meliputi; etil alkohol (20'C) minimal=8%-20%; metil alkohol maks=0,1%; bahan tambahan
makanan (tanpa pewarna dan pemanis buatan, SO2 maksimal=300 mg/l); cemaran logam dan arsen.

SNI 01-6102-1999

Koktail anggur (Wine cocktail)


Wine cocktail
Syarat mutu koktail anggur meliputi; etil alkohol (20'C)=8-23%; asam mudah menguap (asam asetat) maksimal=0,2 g/100 ml;
bahan tambahan makanan (tanpa pemanis buatan, maksimal SO2=200 mg/kg); cemaran logam dan arsen.

- 45 -

13

12

SNI 01-6103-1999

Anggur rendah alkohol


Low alcoholic wine
Syarat mutu anggur rendah alkohol yang dikurangi kadar etanolnya dan diklasifikasikan menjadi dua meliputi; etil alkohol
maksimal (untuk low alcohol wine=1,15%, untuk reduced alcohol wine=1,15-6,50%); asam mudah menguap (asam asetat)
maksimal=0,2 g/100 ml; bahan tambahan makanan (pengawet (SO2) maksimal=200 mg/kg); cemaran logam dan arsen.

SNI 01-6104-1999

Anggur fortifikasi
Fortified wine
Syarat mutu anggur fortifikasi yang merupakan anggur yang telah ditambah spirit anggur dan atau brendi meliputi; etil
alkohol=15-22%; asam mudah menguap (asam asetat) maksimal=0,2 g/100 ml; bahan tambahan makanan maksimal
(pengawet (SO2)=200 mg/kg); cemaran logam dan arsen.

SNI 01-6105-1999

Vegetable wine
Vegetable wine
Syarat mutu vegetable wine meliputi; etil alkohol (20'C) maksimal=15%; asam mudah menguap (asam asetat) maksimal=1,5
g/l; bahan tambahan makanan (SO2 maksimal=300 mg/l, tanpa pemanis buatan); cemaran logam dan arsen.

67.160.20

Minuman tak beralkohol

10

Non-alcoholic beverages

SNI 01-2972-1998

Limun
Lemonade
Menguraikan spesifikasi teknis dan cara uji ( gula, bahan tambahan makanan, tegasian gas CO2, cemaran logam , arsen dan
cemaran mikroba ) untuk limun. Untuk pengujian gula dihitung sebagai sakarosa, sedangkan untuk tekanan gas CO2
dilakukan pada suhu ruang 27-30 derajat selsius.

SNI 01-2984-1998

Minuman squash
Squash drinks
Minuman squash minuman yang diperoleh dengan mencampurkan sirup / gula dan sari buah ( 1 jenis atau lebih ) dan dalam
penggunaannya dienorkan dengan air. Minuman squash harus memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam standar ini
dan juga ketentuan departemen dan kesehatan. Jenis uji yang dilakukan : Kimia dan mikrobiologi.

SNI 01-3544-1994

Sirop
Syrop
Syarat mutu dan cara uji mencakup keadaan, aroma dan rasa, gula jumlah (dihitung sebagai sakarosa minimum 65 % b/b,
pemanis buatan tidak boleh ada, pewarna tambahan dan pengawet sesuai SNI 01-0222. Mencakup pula cemaran logam,
cemaran arsen, dan cemaran mikroba.

SNI 01-3550-1994

Minuman beras kencur, Mutu dan cara uji

SNI 01-3553-2006

Air minum dalam kemasan


Drinking water in packages
13
Persyaratan mutu antara lain tidak berbau, zat yang terlarut maks. 500mg/l, zat organik 1,0 mg/l, klorida maks. 250 mg/l, sulfat
maks. 200 mg/l, dan amonium maks. 0,15 mg/l.

SNI 01-3554-2006

Cara uji air minum dalam kemasan


Test methods of drinking water in packages
Cara uji mencakup persiapan contoh, cara uji keadaan, pH, kekeruhan, kesadahan, zat yang terlarut, zat organik (sebagai
angka kMnO4), nitrat, nitrit, amonium, sulfat, sulfida, klorida, fludrida, sianida, besi, mangan, cemaran logam, arsen, klor
bebas, dan cemaran mikroba.

SNI 01-3699-1995

Limun diet diabetes


Diabetes diet carbonated beverages
Persyaratan mutu dan cara uji keadaan, glukosa, total energi, tekanan gas CO2, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
cemaran arsen dan cemaran mikroba. Glukosa maksimum 0,10 %, tekanan gas CO2 maksimum 70 psi.

SNI 01-3708-1995

Air soda
Soda water
Syarat mutu dan cara uji kadar karbondioksida, padatan terlarut, bahan tambahan, cemaran logam, cemaran arsen dan
cemaran mikroba, garam mineral. Syarat penandaan dan cara pengemasan.

SNI 01-3719-1995

Minuman sari buah


Fruit juice
Syarat mutu dan cara uji penentuan, bilangan formol, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan
cemaran logam.

SNI 01-3839-1995

Es batu
Ice block
Standar ini meliputi definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan es batu.
Syarat mutu mencakup kriteria fisika (bau, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa, suhu dan warna); kimia anorganik (Hg,
Al, As, Ba, Fe, F, Cd, kesadahan, Cl, Cr, Mn, Na, nitrat, nitrit, Ag, pH, Se, Zn, CN, sulfat, sulfida, Cu, Pb); kimia organik
(aldrin dan dieldrin, benzen, benzo (a) piren, klordan, CHCl3, 2,4-D, DDT, deterjen, 1,2-dikloroetana, heptaklor dan
heptaklor epoksida, heksaklorobenzen, gamma-HCH, metoksiklor, pentaklorofenol, pestisida total, 2,4,6-triklorofenol, zat
organic KMnO4); mikrobiologi (Coliform tinja, total Coliform); radioaktivitas (aktivitas alfa dan beta).

11

SNI 01-4268-1996

Air kelapa dalam kemasan


Coconut water in pack
Minuman ringan hasil olahan air buah kelapa. Mutu dan jenis uji meliputi ; keadaan kaleng, bau, rasa, warna, pH, kadar gula,
bahan tambahan makanan, cemaran arsen, cemaran mikroba, cemaran logam, Cara uji sesuai SNI 01-2891-1992.

SNI 01-4452-1998

Minuman isotonik
Isotonik drink
Syarat mut, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk minuman isotonik. Spesifikasi
syarat mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, pH, total gula sebagai sukrosa, bahan tambahan makanan ( Smt ).

SNI 01-4867.1-1998

Sari buah tomat


Tomato juice
Syarat mutu meliputi; warna, bau dan rasa normal; pH maksimal=4,0; SO2 maksimal=10 mg/kg; bahan tambahan makanan
(pengawet dan pewarna tambahan); cemaran logam (tembaga (Cu) dan seng (Zn) maksimal=5,0 mg/kg; besi (Fe)
maksimal=15 mg/kg), arsen maksimal=0,2 mg/kg; cemaran mikroba (E-coli<3 APM/ml, kapang atau khamir maksimal=50
kol/ml).

SNI 01-4867.2-1998

Sari buah anggur


Grape juice
Syarat mutu meliputi; warna, bau dan rasa normal; pH maksimal=4,0; Etanol maksimal=0,5%; bahan tambahan makanan
(pewarna, pengawet); cemaran logam; cemaran arsen maksimal=0,2 mg/kg, dan; cemaran mikroba (E-coli<3 APM/ml,
kapang dan khamir maksimal=50 kol/ml).

SNI 01-4867.3-1998

Sari buah apel


Apple juice
Syarat mutu meliputi; warna, bau, dan rasa normal; pH maksimal=4,0; etanol maksimal=0,5%; bahan tambahan makanan
(bahan pengawet, dan pewarna tambahan); cemaran logam; cemaran arsen maksimal=0,2 mg/kg, dan cemaran mikroba (Ecoli<3 APM/ml, kapang atau khamir maksimal=50 kol/ml).

10

Drink of kamferia galanga root and rice, Specification and


test method
Persyaratan mutu minuman beralkohol hasil fermentasi bahan makanan dengan mencampurkan sari kencur (kaemferia
galangan Z).

- 46 -

55

SNI 01-6019-1999

Sari buah jeruk


Orange juice
Syarat mutu meliputi; warna, bau dan rasa normal; pH maksimal=4; gula (sukrosa) maksimal=5%; etanol maksimal=0,3%;
Sulfurdioksida (SO2) maksimal=10 mg/kg; bahan tambahan makanan (pengawet, pewarna tambahan); cemaran logam dan
arsen.

12

SNI 01-6241-2000

Air demineral
Demineral water
Syarat mutu meliputi: keadaan (penampakan, bau, rasa, warna); pH 5,0-7,0 daya hantar listrik pada 25 oC: maks. 1,3 us/cm;
karbon organik total : maks. 0,5 mg/l; cemaran logam timbal (Pb dan maks. 0,05 mg/l, Cu maks. 0,5 mg/l, Ca maks. 0,005
mg/l, Hg maks. 0,001 mg/l); As maks. 0,05 mg/l; cemaran mikroba (angka Lempeng Total: awal maks. 1x10 2 kol/ml, akhir
maks. 1x10 5 kol/ml, E. coli, Enterococci dan P. aeruginosa nol).

17

SNI 01-6242-2000

Air mineral alami


Natural mineral water
Persyaratan mutu meliputi beberapa kriteria uji yaitu banyaknya kandungan nitrat (NO3), nitrit (NO2), fluorida (F), sianida
(CN), dan sulfat (SO4) yang di perbolehkan. Cemaran logam As, Cr, Mn, dan Se maks. 0,05 mg/l. Cemaran logam Sb dan Cd
maks. 0,005 mg/l Ba, Cu, Pb, Hg dan Ni. Cemaran kimia organik (aldrin, dieldrin, 1,2-dikloroetan, heptakhlorepoksida,
metoksikhlor, detergen, PCB dan minyak mineral. Cemaran mikroba (E.coli, Streptococcus, C. perfingens dan P. aeruginosa).

19

SNI 01-6684-2002

Minuman energi
Energizer drink
Standar ini menetapkan acuan, definisi, persyaratan, pengambilan contoh, cara uji, penandaan dan pengemasan untuk
minuman energi, yaitu minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang rnudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk
menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Syarat mutu yang merupakan kriteria uji
adalah keadaan, pH, total energi, total gula, gula pereduksi, taurin, kafein, bahan tambahan makanan, cemaran logam,
cemaran arsen, dan cemaran mikroba.

17

SNI 01-7148-2005

Minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui

14

Nutritious beverages for pregnant and or suckled mothers

Minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui adalah produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan
atau ibu menyusui, mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang diperhitungkan berdasarkan
tambahan kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut, dengan atau tanpa penambahan komponen bioaktif dan
atau bahan tambahan pangan yang diizinkan. Standar mencakup persyaratan untuk kompisisi dan mutu, cara uji dan
pengambilan contoh, pengemasan, dan pelabelan untuk produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui. Standar
digunakan bersama-sama dengan SNI terkait untuk uji makanan dan minuman, bahan tambahan makanan, kandungan logam
dan cemaran mikroba, serta pengambilan contoh cairan, semi padat dan padatan.
67.180
67.180.10

Gula. Produk gula. Tepung


Gula dan produk gula

Sugar. Sugar products. Starch


Sugar and sugar products

SNI 01-1679-1989

Tetes tebu
Molasses
Menetapkan 3 jenis mutu tetes tebu yaitu mutu A (Fancy), mutu B (Choice) dan mutu C (Standard). Syarat mutu untuk tiap
jenis mutu berdasarkan kadar gula total diberikan dalam suatu tabel. Cara pengambilan contoh, cara uji berdasarkan cara
Lane Eynon diuraikan secara rinci. Data pendukung seperti Derajat Brix serta faktor koreksi suhu juga diberikan.

19

SNI 01-2892-1992

Cara uji gula


Sugar, Test methods
Untuk gula pereduksi, diuji dengan metode Luff Schoorl dan metode Lane dan Eynon. Untuk sakarosa/jumlah gula sebagai
sakarosa juga dengan metode Luff Schoorl dan metode Lane dan Eynon. Untuk penentuan mono/disakarida dengan metode
kromatrografi cair enerji tinggi (HPLC).

15

SNI 01-2893-1992

Pemanis buatan, Cara uji


Artificial sweetening, Test methods
Cara uji pemanis buatan yang terdiri dari sakarin dan siklamat. Cara uji untuk sakarin adalah uji dengan resolsinol dan uji
kromatografi. Untuk siklamat, pengujian dilakukan dengan metode uji dan pengendapan dan uji kromatografi lapis tipis.

SNI
Gula kristal - Bagian 1: Mentah (raw sugar)
3140.1:2008/Amd1:2011

crystals Sugar - Part 1: Raw (raw sugar)

SNI 3140.2:2011

Gula kristal - Bagian 2: Rafinasi

Sugar - Part 2: Refinement

SNI 3140.3:2010/
Amd1:2011

Gula kristal - Bagian 3:Putih

Crystals sugar - Part 3: White

SNI 01-3545-2004

Madu
Honey
ersyaratan mutu mencakup aktivitas enzim diastase, kadar hidroksilmetilfurfural (HNF), kadar air, gula pereduksi, sukrosa,
keasaman, padatan yang tak larut dalam air, kadar abu, cemaran logam dan cemaran arsen.

SNI 3547.1:2008

Kembang gula - Bagian 1: Keras


Candies - Part 1 : Hard
Standar ini merupakan salah satu dari tiga SNI hasil revisi SNI 01-3547-1994, Kembang gula. Standar ini menetapkan syarat
mutu, pengambilan contoh dan cara uji yang digunakan untuk kembang gula keras, yaitu jenis makanan selingan berbentuk
padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan
bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur keras, tidak menjadi lunak jika dikunyah. Syarat mutu kembang gula
keras adalah keadaan yaitu bau dan rasa, kadar air, kadar abu, gula reduksi (dihitung sebagai gula inversi), sakarosa,
cemaran logam, cemaran Arsen (As), dan cemaran mikroba. Cara memproduksi kembang gula keras yang higienis termasuk
cara penyiapan dan penanganannya mengacu pada peraturan tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik. Kembang
gula keras dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan
dan pengangkutan. Syarat penandaan sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan.

SNI 3547.2:2008

Kembang gula - Bagian 2: Lunak


Candies - Part 2 : Soft
Standar ini merupakan salah satu dari tiga SNI hasil revisi SNI 01-3547-1994, Kembang gula. Standar ini menetapkan syarat
mutu, pengambilan contoh dan cara uji untuk kembang gula lunak, yaitu jenis makanan selingan berbentuk padat, dibuat dari
gula atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan
pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur relatif lunak atau menjadi lunak jika dikunyah. Syarat mutu kembang gula lunak
adalah keadaan yaitu bau dan rasa, kadar air, kadar abu, gula reduksi (dihitung sebagai gula inversi), sakarosa, cemaran
logam, cemaran Arsen (As), dan cemaran mikroba. Cara memproduksi kembang gula lunak yang higienis termasuk cara
penyiapan dan penanganannya mengacu pada peraturan tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik. Kembang gula
lunak dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan
pengangkutan. Syarat penandaan sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan.

- 47 -

46

SNI 01-3552-1994

Jelly agar
Edible gelatin jelly
Persyaratan mutu jeli mencakup antara lain gula jumlah (dihitung sebagai sakarosa) min. 20 %, pemanis buatan negatif,
pewarna tambahan dan pengawet sesuai SNI 01-0222. Mencakup pula persyaratan untuk cemaran logam, arsen dan cemaran
mikroba.

SNI 01-3724-1995

Tepung aren
Palm flour
Persyaratan mutu mencakup tidak boleh ada benda asing, serangga, dan jenis pati selain pati aren; air, abu, serat kasar,
derajat asam, kehalusan lolos ayakan 80 mesh minimum 95 %, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba.

SNI 01-3743-1995

Gula palma
Palm sugar
Persyaratan mutu meliputi kadar bagian yang tidak larut dalam air, kadar air, abu, gula pereduksi, jumlah gula sebagai
sakarosa, cemaran logam dan arsen, serta cara uji, cara pengambilan contoh sesuai petunjuk pengambilan contoh padatan.

SNI 01-3821-1995

Tepung gula
Powdered sugar
Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan, definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan
syarat penandaan tepung gula. Syarat mutu meliputi bau, rasa dan warna; jumlah gula (sakarosa); gula pereduksi; air; abu;
benda asing (serangga); kehalusan; bahan tambahan makanan; cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Sn, Mg); As; dan cemaran
mikroba (angka lempeng total dan bakteri bentuk koli).

SNI 01-4086-1996

Gula pasir berstevia


Stevia sugar
Merupakan gula yang dibuat dari campuran sakarosu dengan pemanis alam yang berasal dari tanaman stevia. Syarat
mutunya meliputi : keadaan, jenis butir, pemanis stevia, air, abu dan lain-lain.

SNI 06-4588-1998

Natrium sakarin
Sodium saccharine
Persyaratan mutu dan cara pengujian meliputi; bau,rasa, dan warna; benzoat dan salisilat; asam/basa bebas; kadar air;
cemaran logam; cemaran arsen, dan; kemurian.

SNI 01-6237-2000

Gula merah tebu


Red cane sugar
Syarat mutu meliputi mutu I dan II: keadaan (bau, rasa, warna, penampakan); bagian yang tak larut dalam air (I: maks. 1,0
%b/b, II: maks. 5,0 %b/b); air (I: maks. 8,0 %b/b, II: maks. 10,0 %b/b); sakarosa (I : min. 65 %b/b, II: min. 60 %b/b);
glukosa (I: maks. 11 %b/b, II: maks.14 %b/b); bahan tambahan makanan pengawet (residu: maks. 20 mg/kg, benzoat: maks.
200 mg/kg); cemaran logam (Pb: maks. 2,0 mg/kg, Cu: maks. 2,0 mg/kg, Zn: maks. 40,0 mg/kg, Sn: maks. 40,0 mg/kg, Hg:
maks. 0,03 mg/kg); As (I: maks. 1.0 mg/kg, II: maks. 0,1 mg/kg).

67.180.20

Pati dan produk turunannya

10

Starch and derived products

SNI 06-1451-1989

Dekstrin untuk industri non pangan


Dextrin for non-food industry
Syarat mutu ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap warna, warna dengan lautan lugol, kadar air, kadar abu,
bagian yang larut dalam air dingin, kekentalan, dekstrosa dan derajat asam

SNI 01-2559-1992

Kue brem, Mutu dan cara uji


Brem cakes, Specification and test methods
Syarat mutu kue brem dilakukan dengan pengujian terhadap, bau, rasa. warna, kadar air, kadar abu, jumlah karbonhidrat
dihitung sebagai pati, pemanis buatan, derajat asam, bagian tak laurut dalam air, logam berbahaya (Cu, Pb, Hg, Zn, AS) dan
jamur dan bakteri bentuk Coli.

SNI 01-2593-1992

Dekstrin industri pangan


Dextrin for food industries
Syarat mutu ditentukan denga melakukan pengujian terhadap warna, warna dengan larutan lugol, kehalusan mesh 80, air, abu,
serat kasar, bagian yang larut dalam air dingin, dekstrosa, derajat asam, cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Sn), arsen, dan
cemaran mikroba.

SNI 01-2977-1992

Sirop maltosa
Maltose syrups
Komponen utama sirup maltosa adalah maltosa yang diperoleh dari hydrolesis pati dengan cara kimia atau enzimatik. Syrup
maltosa harus memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan standar ini dan juga ketentuan keselamatan pangan.

SNI 01-2978-1992

Sirop glukosa
Glucose syrups
Komponen utama sirup glukosa adalah glukosa yang diperoleh dari hidrolesis pati dengan car kimia atau enzematik. Sirup
glukosa harus memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dalam standar ini dan ketentuan keamanan pangan ( UU RI No 23
/ 92 ).

SNI 01-2985-1992

Sirup fruktosa (HFS)


Fructose syrups (HFS)
Menurut kadar fruktosanya , syrop fruktosa diklsifikasi menjadi 2 jenis : sirup fruktosa 42 (HFS 42) dan sirup fruktosa 55 (HFS
55). Sirup fruktosa umumnya di peroleh dari proses enzimatik pati. Jenis uji terdiri dari : Keadaan , kimia dan mikrobiologi .

Tapioca flour

10

34

SNI 3451:2011

Tapioka

SNI 01-3698-1995

Sirup diet diabetes


Diabetes diet sirop
Persyaratan mutu dan cara uji keadaan, glukosa, total energi, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen dan
cemaran mikroba. Glukosa maksimum 0,5 %.

SNI 01-3722-1995

Serbuk minuman rasa jeruk


Orange Flavor drink
Syarat mutu dan cara uji kadar air, bagian yang tidak larut dalam air, gula jumlah, vitamin C, bahan tambahan makanan,
kehalusan, cemaran logam, cemaran arsen (AS) dan cemaran mikroba. Gula jumlah dihitung sebagai sakarosa minimum 70
%, vitamin c minimum 300 mg/100 gr. Pemanis buatan tidak boleh ada.

SNI 3729:2008

Tepung Sagu
Sago flour
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh dan cara uji tepung sagu, yaitu pati yang diperoleh dari pengolahan
empulur pohon sagu (Metroxylon sp) yang bersih dan baik. Syarat mutu tepung sagu yaitu keadaan (bentuk, bau, warna dan
rasa), benda asing, serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak, jenis pati lain selain pati
sagu, kehalusan, lolos ayakan 100 mesh, kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar serat kasar, derajat asam, residu SO2,
cemaran logam, cemaran arsen, dan cemaran mikroba.

SNI 01-4320-1996

Serbuk minuman tradisional


Traditional drink powder
Persyaratan mutu meliputi keadaan, air, abu, gula, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran mikroba, sakarin
dan siklamat tidak boleh ada. Pewarna sesuai SNI 01-0222-1995.

- 48 -

38

67.190

Cokelat

Chocolate

SNI 01-4292-1996

Cokelat butir
Grain chocolate
Ada 2 jenis coklat butir/keping yaitu coklat butir/keping tanpa penambahan padatan susu dan coklat butir/keping susu dengan
penambahan padatan susu.

12

SNI 01-4458-1998

Pasta cokelat
Chocolate paste
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk pasta coklat. Spesifikasi syarat
mutu antara lain mencakup jenis uji bau dan rasa, warna, air, lemak, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan ( Smt ).

67.200

Minyak dan lemak yang dapat di makan. Minyak biji-bijian

SNI 7381:2008

67.200.10

Edible oils and fats. Oilseeds

Minyak kelapa virgin (VCO)


Virgin coconut oils
32
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, higiene, minyak kelapa virgin (VCO, Virgin Coconut Oil),
yaitu minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan
atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60 C dan aman dikonsumsi manusia.
Persyaratan mutu standar ini yaitu keadaan, air dan senyawa yang menguap, bilangan iod, asam lemak bebas (dihitung
sebagai asam laurat), bilangan peroksida, asam lemak, cemaran mikroba, cemaran logam, dan cemaran Arsen (As). Standar
ini menetapkan cara memproduksi VCO harus dipersiapkan/diproses dan penanganannya mengacu pada peraturan tentang
Pedoman Cara Produksi yang baik untuk pangan, VCO dikemas dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat. Bahan kemasan
tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, sehingga produk tetap baik selama penyimpanan dan pengangkutan.
Lemak dan minyak hewani dan nabati

Animal and vegetable fats and oils

SNI 01-0003-1987

Minyak inti kelapa sawit


Oil of palm kernel
Menguraikan standar minyak inti kelapa sawit. Warna, asam lemak bebas, kadar kotoran , kadar air, cara pengambilan dan
pengemasan yang disyaratkan untuk minyak inti kelapa sawit. Kadar asam lemak bebas, maksimum 5,0 %

SNI 01-0013-1987

Pretreated palm oil


Pretreated palm oil
Persyaratan mutu meliputi asam lemak bebas (FFA) , kadar air dan kotoran, bilangan jodium, titik lunak, warna. Termasuk
cara pengujian, pengambilan contoh dan pengemasan.

13

SNI 01-0014-1987

Refined bleached deodorized oil


Refined bleached deodorized oil
RBD palm oil diperoleh dari penyulingan sempurna minyak daging kelapa sawit. Asam lemak bebas (FFA), kadar air dan
kotoran, bilangan iodium, titik lunak, warna. Termasuk juga cara pengujian, pengambilan contoh dan pengemasan.

SNI 01-0015-1987

Crude palm fatty acid


Crude palm fatty acid
Asam lemak bebas (FFA) yang diperoleh sebagai hasil sampingan proses penyulingan secara sempurna minyak daging
kelapa sawit dan pecahannya. Asam lemak bebas (FFA), bilangan penyabunan, kadar air dan kotoran.

SNI 01-0016-1998

Crude palm olein


Crude palm olein
Persyaratan mutu meliputi kadar asam lemak bebas (FFA), kadar air dan kotoran, bilangan jodium, titik lunak. Termasuk
juga cara pengujian, pengambilan contoh dan pengemasan.

SNI 01-0017-1987

Pretreated palm olein


Pretreated palm olein
Minyak yang dipeoleh dari Persyaratan mutu meliputi kadar asam lemak bebas (FFA), kadar air dan kotoran, bilangan
jodium, titik lunak dan warna.

SNI 01-0018-2006

Refined bleached deodorized palm olein (RBD palm


Refined bleached deodorized palm olein (RBD palm olein)
olein)
Minyak yang diperoleh dari penyulingan sempurna daging buah tanaman Elaesis guineensis jacq. Asam lemak bebas (FFA),
kadar air dan kotoran, bilangan jodium, titik beku, titik lunak, warna dan rasa.

17

SNI 01-0019-1987

Crude palm stearin


Crude palm stearin
Lemak berwarna kuning sampai merah jingga yang diperoleh dengan pemecahan minyak daging buah kelapa sawit. Kadar
asam lemak bebas, kadar air dan kotoran, bilangan jodium, titik lunak.

SNI 01-0020-1987

Pretreated palm stearin


Preteated palm stearin
Lemak yang diperoleh dari proses penggumpalan dan pemutihan pendahuluan dan penyulingan kembali pecahan kembali
padatan daging buah tanaman Elaesis quineesis jacg (minyak kelapa sawit).

11

SNI 01-0021-1998

Refined bleached deodorized palm stearin (RBD palm


Refined bleached deodorized palm stearin (RBD palm
stearin)
stearin)
RBD palm stearin diperoleh dengan cara fraksinasi RBD Palm Oil/Crude Palm Oil dan telah mengalami proses pemurnian.
Syarat mutu meliputi; kadar asam lemak bebas maksimal = 0,15%; kadar air dan kotoran maksimal = 0,1%; bilangan iod
maksimal = 40 g iod/100g, dan cemaran arsen maksimal = 0,1 mg/kg.

17

SNI 01-0022-1987

Palm acid oil


Palm acid oil
Asam lemak yang diperoleh dari proses netralisasi dan pengasaman minyak daging buah kelapa sawit. Kadar asam lemak
bebas (FFA), kadar air dan kotoran, total lemak.

SNI 01-0023-1998

Refined bleached deodorized palm kernel oil (RBD palm Refined bleached deodorized palm kernel oil (RBD kernel
kernel oil)
oil)
RBD minyak inti kelapa sawit adalah minyak inti kelapa sawit yang diolah dengan penyulingan secara sempurna (minyak inti
kelapa sawit, lihat SNI 01- 0003 - 1987 ).

15

SNI 01-0024-1987

Crude palm kernel fatty acid


Crude palm kernel fatty acid
Asam lemak yang diperoleh dari proses penyulingan minyak inti kelapa sawit. (minyak inti kelapa sawit, lihat SNI 01-0003 1987). Kadar asam lemak bebas (FFA), bilangan penyabunan, kadar air dan kotoran.

SNI 01-0610-1989

Minyak katul
Edible rice bran oil
Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji dan cara pengemasan minyak katul. Persyaratan mutu mencakup keadaan (bau,
rasa dan warna) kadar air maksimum, kotoran, bilangan penyabunan, bilangan asam, bilangan yod, bilangan peroksida,
cemaran logam maksimum (Pb, Cu, Fe); ditentukan pula kadar arsen maksimum, bobot jenis dan indeks bias.

- 49 -

10

10

SNI 01-2730-1992

Minyak hati cucut botol


Cod liver oil of cuckoo
Minyak hati ikan cucut botol digolongkan dalam 1 tingkatan mutu. Persyaratan mutu minyak hati ikan cucut adalah :
Organoleptik min 7, kimia ( kadar asam lemak bebas mak 3 % , squalene min 70%, kadar air 0,3% ).

SNI 01-2901-2006

Minyak kelapa sawit (crude palm oil)


Crude palm oil (CPO)
15
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan, syarat penandaan dan rekomendasi minyak
kelapa sawit mentah (Crude palm oil - CPO). Syarat mutu meliputi warna yaitu jingga kemerah-merahan; kadar air, kotoran
dan asam lemak bebas (sebagai asam falmitat) maksimum 0,5 (%, fraksi masa); dan bilangan yodium 50-55 (g yodium/100g).
Pengambilan contoh diterapkan untuk in bulk (storage tank) dan/atau palka kapal serta mobil tangki (road tanker). Pengujian
penentuan warna secara visual dengan kasat mata. Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode
pemanasan dengan oven atau pemanasan dengan hot plate. Prinsip penghitungan persentase kandungan air adalah selisih
berat contoh debelum dan sesudah dipanaskan. Kadar kotoran dihitung sebagai bahan yang terkandung dalam minyak sawit
mentah yang tidak larut dalam n-heksan atau light petroleum. Kadar asam lemak bebas dihitung sebagai presentase berat
(b/b) dari asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sawit mentah (CPO) dimana berat molekul asam lemak bebas
tersebut dianggap sebesar 256 (sebagai asam palmitat). Bilangan yodium dinyatakan sebagai gram yodium yang diserap per
100 gram minyak. Minyak kelapa sawit mentah (CPO) dikemas dalam bentuk curah (bulk) atau mobil tangki (road tanker).
Wadah yang dipakai harus dibuat dari bahan yang tidak mempengaruhi isi dan melindungi produk dari kontaminasi luar. Pada
setiap pengriman, dilengkapi dengan dokumen berisi keterangan nama dan alamat perusahaan ; nama barang; tempat tangki
timbun di pelabuhan (Shore tank); tanggal pengiriman; berat bersih; tempat/negara tujuan; dan keterangan-keterangan lain
yang diperlukan. Rekomendasi suhu minyak CPO pada waktu akan dimuat/dibongkar (loading/dicharge) adalah 45C sampai
55C, suhu selama perjalanan (voyage) adalah maksimum 40C

SNI 2902:2011

Minyak kelapa mentah

SNI 01-3184-1992

Minyak atau lemak, Penentuan kadar kotoran


Oils and fats, Determination of impurity content
Metode untuk menentukan kadar kotoran minyak dan lemak, prinsip metode, bahan kimia dan peralatan , serta cara kerja
Penentuan warna minyak nabati
Vegetable oils, Determination of colours
Metode ini digunakan untuk menentukan warna dari minyak nabati . Warna minyak dibandingkan dengan skala warna
lovibond fintometer

Minyak dan lemak, Penentuan bilangan iodida (metode


Wijs)

SNI 01-3191-1992

SNI 01-3201-1992

Edible coconut oil

Oil and fats, Determination of iod number (Wijs methods)

Metode ini digunakan untuk menentukan bilangan iodida dari minyak dan lemak. Berlaku untuk semua jenis minyak da lemak
yang normal
SNI 01-3202-1992
SNI 01-3390-1998

Minyak dan lemak, Penentuan titik keruh


Oils and fats, Determination of turbidity points
Metode ini digunakan untuk menentukan titik keruh minyak dan lemak nabati dan hewani yang normal
Minyak kacang tanah sebagai minyak makan
Edible peanut oil
Persyaratan mutu meliputi keadaan (warna, bau, rasa); bahan yang menguap pada 105 derajat celcius; kotoran; bilangan
asam (virgin oil, nonvirgin oil ); bilangan peroksida; bilangan iod (wijs); komposisi asam lemak (kromotografi gas); bahan
tambahan makanan antioksidan (kromotografi cair kinerja tinggi); cemaran logam; cemaran arsen

1
12

SNI 01-3394-1998

Minyak jagung sebagai minyak makan


Edible maize oil
Syarat mutu meliputi; keadaan (warna kuning, bau dan rasa normal); air dan kotoran maksimal = 0,2%; asam lemak bebas
maksimal = 0,2%; cemaran logam (timbal maksimal = 0,1 mg/kg, besi maksimal = 1,5 mg/kg); dan cemaran arsen maksimal
= 0,1 mg/kg.

16

SNI 01-3555-1998

Cara uji minyak dan lemak


Test method for oil and fats
Persiapan contoh dan cara uji minyak dan lemak yang terdiri dari bilangan peroksida , bilangan yod, bilangan penyabunan,
bilangan asam/asam lemak bebas/derajat asam, bilangan reichert meissei dan bilangan polenske.

26

SNI 01-3741-2002

Minyak goreng
Edible vegetable oil
Standar ini merupakan revisi SNI 01-3741-1995, Minyak goring, syaral mutu, pengarnbilan contoh, cara uji, hygiene,
pengemasan dan syarat penandaan minyak goreng baik berbentuk cair maupun semi padat/padat. Syarat mutu dan kriteria uji
yang ditetapkan untuk minyak goreng meliputi keadaan (bau, warna, dan rasa), kadar air, bilangan asam, asam linolenat,
cemaran logam, cemaran arsen, dan minyak pelican

11

SNI 01-4412-1997

Skualana
Skualena
Persyaratan mutu dan cara uji skualana yang merupakan produk hasil hidrohenasi skualana yang diperoleh dari minyak hati
ikan hiu penghasil minyak skual. Persyaratan mutu meliputi : keadaan bau dan warna, bs pada suhu 20 derajat celcius,
kemurnian, bilangan asam, dll.

SNI 01-4462-1998

Minyak kemiri
Candlenut oil
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk minyak kemiri. Spesifikasi
syarat mutu meliputi jenis uji bau, warna, kadar air, asam lemak bebas ( Smt ).

SNI 01-4466-1998

Minyak kedelai sebagai minyak makan


Soybean oil as edible oil
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak kedelai sebagai
minyak makan. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau dan rasa, asam lemak bebas, bahan
tambahan makanan, cemaran logam ( Smt ).

16

SNI 01-4468-1998

Minyak wijen sebagai minyak makan


Sesame oil as edible oils
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak wijen sebagai minyak
makan. Spesifikasi syarat mutu antara lain mencakup jenis uji warna, bau dan rasa, air dan kotoran, asam lemak bebas ( Smt ).

14

SNI 01-4474-1998

Minyak zaitun sebagai minyak makan


Olive oil as edible oils
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, cara pengemasan dan syarat penandaan untuk minyak zaitun sebagai minyak
makan. Syarat mutu mencakup jenis uji warana, bau dan rasa, air dan kotoran ( Smt ).

12

SNI 01-4499-1998

Penetapan kadar squalen pada minyak ikan dengan


Determination of squalen in fish oil by extraction manuver
cara ekstraksi
Proses penetapan kadar squalen meliputi; proses penyabunan dengan alkali etanolic; larutan diencerkan dengan air dan
bahan-bahan tak tersabunkan diekstraksi dengan dietileter; bahan-bahan tak tersabunkan dicuci dengan air dan KOH,
diuapkan dan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 80'C selama 15 menit; didinginkan dan ditimbang.

- 50 -

SNI 01-4796-1998

Minyak goreng merah


Red edible vegetable oil
Standar ini menetapkan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan minyak goreng
merah. Spesifikasi yang diuji meliputi keadaan (warna, bau, rasa), titik leleh, kadar air dan kotoran, asam lemak bebas,
bilangan iod, bahan tambahan makanan, cemaran logam, dan minyak pelikan. Produk minyak goreng dikemas dalam wadah
yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi dan mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

13

SNI 01-4863-1998

Minyak safflower sebagai minyak makan


Edible safflower seed oil
Syarat mutu meliputi; warna dan bau normal; kotoran maksimal=0,05%; komposisi asam lemak; bahan tambahan makanan
(antioksidant); cemaran logam (besi (Fe) maksimal=1,5 mg/kg, timbal (Pb) atau tembaga (Cu) maksimal=0,1 mg/kg);
cemaran arsen maksimal=0,1 mg/kg.

13

SNI 01-6023-1999

Vegetable ghee
Vegetable ghee
Syarat mutu vegetable ghee yang merupakan alternatif minyak atau lemak makan terbuat dari minyak nabati, meliputi;
keadaan (warna kuning, setengah padat); titik leleh=35'-45'C; kadar air maksimal=0,13%; asam lemak bebas (asam
palmitat) maksimal=0,2%; bahan tambahan makanan (anti oksidan, zat pewarna); cemaran logam dan arsen.

SNI 01-6100-1999

Alkohol lemak dari minyak kelapa atau inti sawit


Coconut oil or palm oil fat alcohol
Standar ini menyajikan syarat mutu dan cara uji alkohol lemak dari minyak kelapa atau inti sawit yang terdiri dari alkohol
lemak jenuh dan alkohol lemak tak jenuh.

SNI 01-6623-2001

Penentuan warna minyak nabati yang telah dijernihkan Colour determination of vegetable oil purified by calcium
dengan kalsium bentonit menggunakan tintometer Lovibond
bentonit using Lovibond tintometer

11

Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, prinsip, peralatan, bahan, prosedur, dan pelaporan untuk penentuan
warna minyak nabati yang telah dijernihkan dengan Kalsium-bentonit menggunakan tintometer Lovibond. Pada prinsipnya,
penentuan warna minyak nabati dilakukan dengan cara membandingkan warna minyak dengan warna sel gelas pada
tintometer Lovibond yang telah diketahui karakteristiknya. Penentuan warna dengan metode ini hanya berlaku untuk nuansa
warna minyak nabati dari merah ke kuning
SNI 7709:2012
67.200.20

Minyak goreng sawit

Palm cooking oil

Minyak biji-bijian

21

Oilseeds

SNI 01-1904-1990

Minyak biji jarak

SNI 01-3170-1992

Minyak biji kapuk


Edible kapok seed oil
Minyak biji kapuk digolongkan dalam 3 jenis mutu berdasarkan pengolahannya yaitu : Mutu 1 ( Refined deodorized ), Mutu II
(Refined) dan Mutu III (Crude )

SNI 01-3720-1995

Minyak biji bunga matahari


Oil of sunflower seeds
Syarat mutu dan cara uji kadar air, bilangan iod, bilangan penyabunan, asam lemak bebas dihitung sebagai asam oelat, bagian
tak tersabunkan, cemaran logam dan cemaran arsen.

67.220
67.220.10

Castor oil

Bumbu dan rempah-rempah. Bahan tambahan makanan


Bumbu dan rempah-rempah

Spices and condiments. Food additives


Spices and condiments

SNI 01-0004-1995

Lada putih
White pepper
Berlaku bagi lada yang berasal dari tanaman Piper nigrum, kering berwarna putih kekuning-kuningan, dari buah matang
diolah dari lada hitam dengan membuang kulit luarnya.

SNI 01-0005-1995

Lada hitam
Black pepper
Lada hitam digolongkan dalam 2 jenis mutu, mutu I dan II, serta lada enteng. Persyaratan mutu mencakup a. l cemaran
binatang, kadar benda asing, kadar cemaran kapang, dan kadar air.

13

SNI 01-0006-1987

Pala
Nutmeg
Persyaratan mutu, cara pengujian, pengambilan contoh, pengemasan pala. Syarat mutu meliputi jenis mutu , jumlah biji
maksimum per1/2 kg, syarat-syarat visual, keseragaman dan kontaminasi jamur.

16

SNI 01-0007-1987

Fuli
Mace
Fuli digolongkan menjadi 5 jenis mutu yaitu : Utuh I, utuh II, pecah I, pecah II, dan fuli hitam. Persyaratan mutu mencakup
kadar air, kotoran mamalia, benda asing, serangga, dan kapang

11

SNI 01-0011-1987

Pala destilasi
Destilled nutmeg
Ada dua jenis mutu pada destilasi (Azwi dan Eter ). Syarat mutu terdiri dari kadar air, kadar minyak atsiri, kadar ekstrak
minyak non atsiri, benda asing. Termasuk juga cara pengujian, pengambilan contoh dan pengemasan.

13

SNI 01-0025-1987

Oleoresin lada hitam


Black pepper oleoresin
Berlaku bagi ekstrak lada hitam atau lada enteng dalam bentuk pasta. Penampilan (warna, bentuk, bau), piperine, minyak
atsiri, indeks bias minyak, sisa bahan pelarut dalam oleoresin.

SNI 01-1684-1998

Kemiri
Candlenuts
Syarat mutu meliputi; kadar minyak minimal 60%; kadar air maksimal 5%; kemiri cacat/rusak, busuk, dan pecah maksimal
5%.

SNI 01-2045-1990

Biji pala dengan batok


Nutmeg seeds with shells
Pengambilan contoh secara acak dari bagian tengah, atas dan bawah. Contoh untuk pengujian dikemas san diberi label
tertentu. Pengujian mutu meliputi persyaratan mutu, kriteria mutu, penetapan hasil dan penetapan mutu uji kebersihan secara
visual. Tenaga pelaksana harus memenuhi persyaratan tertentu dan ditunjuk oleh Dinas perkebunan.

SNI 01-3179-1992

Jahe segar
Fresh ginger
Digolongkan menjadi tiga jenis mutu. Spesifikasi persyaratan mutu mencakup kesegaran jahe , rimpang bertunas, bentuk
rimpang, kenampakan irisan melintang. Persyaratan umum mencakup ukuran berat, rimpang yang terkelupas kulitnya, benda
asing dan rimpang berkapang.

- 51 -

SNI 01-3180-1992

Kapulogo lokal
Local cardamom
Kapulogo lokal digolongkan menjadi 2 jenis mutu. Persyaratan umum mencakup kadar air dan kadar minyak atsiri, bebas dari
serangga. Persyaratan khusus meliputi kadar biji bersih, buah kerkapang, rusak, dan benda asing.

SNI 01-3187-1992

Bumbu dan rempah-rempah, Penentuan abu total


Spices and condiments, Determination of total ash
Metode ini dipergunakan untuk menentukan abu total dalam bumbu dan rempah-rempah
Gambir
Gambir
Persyaratamn mutu meliputi keadaan (bentuk utuh: warna I kuning-kuning kecoklatan, warna II kuning kecoklatan -kuning
kehitaman: bau khas) kadar air maks 14%, kadar air II maks 16% ; kadar abu maks. 5%; kada katekin I min. 60%b/b, kadar
katekin II min. 50% b/b; kadar bahan tak larut dalam air I maks. 7% b/b, II maks. 10% b/b, kadar bahan tak larut dalam
alkohol I maks. 12%, II maks. 16%.

SNI 01-3392-1994

Cengkeh bukan untuk obat


Cloves
Jenis mutu terdiri dari I, II dan III. Persyaratan mutu meliputi antara lain warna, bau, bahan asing, gagang cengkeh, dan
kadar minyak atsiri.

SNI 01-3393-1994

Jahe kering
Dried ginger
Persyaratan mutu meliputi rasa, bau, kadar air, kadar minyak atsiri, tidak adanya jamur dan serangga, serta bobot benda
asing

SNI 01-3395-1994

Casia Indonesia
Indonesian Cinnamon
Jenis mutu digolongkan dalam 7 jenis. Persyaratan mutu meliputi pengikisan, asal kulit, warna, rasa, panjang dan tebal.
Garam dapur
Edible salt
Persyaratan mutu (mutu I dan II) standar ini mencakup organoleptik (bau, rasa, warna) ; NaCl ; air ; iodium (KIO3) ; Fe2O3
; Ca dan Mg (Ca) ; sulfat (SO42-) bagian yang tak larut dalam air ; cemaran logam (Pb, Cu, Hg) ; As ; anti kempal (SiO2
amorf, natrium aluminosilikat, kalsium aluminium silikat) ; kalium ferosianida.

SNI 01-3391-2000

SNI 01-3556-1999

13

SNI 01-3709-1995

Rempah-rempah bubuk
Spices powder
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tak larut dalam asam, kehalusan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran
mikroba dan alfatoxin.

SNI 01-3714-1995

Kayu manis bubuk


Cinnamon powder
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tak larut dalam asam, minyak atsiri, kehalusan, cemaran logam, cemaran arsen,
cemaran mikroba dan aflatoxin. Kadar minyak atsiri minimum 0,7 %.

SNI 01-3716-1995

Lada hitam bubuk


Black pepper powder
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tidak larut dalam asam, bagian ekstrak ether yang tidak menguap, minyak atsiri,
serat kasar, kehalusan lolos ayakan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba dan aflatoxin.

SNI 01-3717-1995

Lada putih bubuk


White pepper powder
Syarat mutu dan cara uji kadar air, abu, abu tidak larut dalam asam, bagian ekstrak ether yang tidak menguap, minyak atsiri,
serat kasar, bahan asing, kehalusan lolos ayakan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran logam dan aflatoxin.

SNI 01-4273-1996

Bumbu rasa sapi


Meat flavour spices
Bumbu dari ekstra daging sapi. Syarat mutu dan jenis uji meliputi : keadaan, air, protein, lemak, garam, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4281-1996

Bumbu rasa ayam


Chicken flavour spices
Bumbu yang mengandung ekstrak ayam. Syarat mutu dan jenis meliputi : keadaan, air, protein, lemak NaCl, bahan tambahan
makanan, cemaran logam, cemaran arsen, cemaran mikroba.

SNI 01-4289-1996

Asinan jahe
Salted ginger
Persyaratan mutu dan cara uji asinan jahe PH, cemaran logam, Arsen dan mikroba satuan cemaran logam dalam mg/g.
Pengambilan contoh sesuai dengan SNI 19-0429, cara uji cemaran sesuai SNI 19-2896.

SNI 06-4559-1998

Kulit sintuk
Cinnamon sintuk bark
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dan penandaan. Persyaratan mutu mencakup keadaan, kadar air, kadar abu,
abu yang tidak larut dalam asam, kadar minyak atsiri dan sari yang larut dalam etanol. Kulit sintuk yaitu kulit kayu yang
diambil dari pohon sintuk ( Cinnamon sintuk/bl ) yang dikeringkan (Z).

SNI 01-6994-2004

Kencur (Kaempferia galanga L.) segar


The fresh greater galingale (Kaempferia galanga L.)
kencur segar adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang sudah tua/matang fisiologis,
dengan ciri-ciri berkulit tipis putih kecoklatan, bagian dalamnya putih kekuningan, beraroma khas kencur, berbentuk utuh
segar dan bersih. Standar ini meliputi klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, dan cara
pengemasan kencur (Kaempferia galanga L.) segar

SNI 01-7084-2005

Simplisia jahe
Ginger (Zingiber officinale) rhizomes
Simplisia jahe afalah bahan kering berupa rimpang (rhizoma dari tanaman jahe (Zingiber officinale var kapur, Zingiber
officinale var emprit, dan Zingiber officinale var merah) yang telah dikeringkan dan dipergunakan untuk obat serta belum
mengalami pengolahan apapun. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan simplisia jahe. Standar digunakan bersamaan dengan SNI terkait pengambilan contoh padatan, uji kadar air,
benda asing, cemaran logam, mikrobia dan kandungan minyak atsiri.

15

SNI 01-7085-2005

Simplisia kencur
Greater galingale (Kaempferia galanga L.) rhizomes
Kencur adalah bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan apapun. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji,
syarat penandaan dan cara pengemasan simplisia kencur. Standar digunakan bersamaan dengan SNI terkait pengambilan
contoh padatan, uji kadar air, benda asing, cemaran logam, mikrobia dan kandungan minyak atsiri.

14

SNI 01-7086-2005

Kencur untuk bahan baku obat


Greater galingale (Kaempferia galanga L.) for medicines
Kencur segar untuk bahan baku obat adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L) yang sudah
tua/matang fisiologis, dengan ciri berkulit tipis putih kecoklatan, bagian dalamnya putih kekuningan beraroma khas kencur,
berbentuk utuh segar dan bersih yang digunakan sebagai bahan baku obat. Standar meliputi syarat mutu, pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan kencur segar untuk bahan baku obat. Standar digunakan bersama-sama
dengan SNI terkait pengambilan contoh padatan, cara uji cemaran logam, kandungan mintak atsiri, kadar abu dan benda
asing.

11

- 52 -

SNI 01-7087-2005

67.220.20

Jahe untuk bahan baku obat


Ginger (Zingiber officinale) for medicines
Jahe segar untuk bahan baku obat adalah rimpang (rhizoma) dari tanaman jahe (Zingiber officinale var emprit) yang sudah
tua/matang fisiologis, berbentuk utuh dan segar serta dibersihkan. Standar mencakup syarat mutu yang meliputi kedaaan
rimpang, kadar abu, kadar ekstrak, kadar minyak atsiri, benda asing, kadar logam (timbel, arsen, tembaga), angka lempeng
total, telur nematoda (cacing), kapang dan khamir. Cara pengambilan contoh sesuai SNI 06-0428-1998 Petunjuk pengambilan
contoh padatan. Cara uji kadar abu sesuai SNI 01-3187-1992 Bumbu dan rempah-rempah, Penentuan abo total.

Bahan tambahan makanan

11

Food additives

SNI 01-0010-2002

Panili
Vanilla
Menetapkan klasifikasi/penggolongan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan panili, yakni buah polong dari tanaman panili (Vanilla planifolia ANDREWS) yang cukup tua (mengkal), diolah
melalui proses fermentasi dan dikeringkan. Panili disajikan dalam bentuk utuh atau dipotong-potong dan digolongkan dalam 4
(empat) jenis mutu yaitu Mutu IA, Mutu IB, Mutu II, Mutu III. Syarat mutu yang ditetapkan untuk panili terdiri dari syarat
mutu umum yang meliputi bau, warna, keadaan polong, benda-benda asing, dan kapang, dan syarat mutu menurut klasidikasi
jenis mutu yang mencakup bentuk, ukuran polong utuh, potongan polong, polonmg utuh yang pecah dan terpotong, kadar air,
kadar vanilin, dan kadar abu

13

SNI 01-0221-1987

Iodisasi garam konsumsi


Iodization of edible salt
Dosis iodisasi pada garam konsumsi sebesar 40 bagian persejuta kalium yodat pada tingkat produksi.
Bahan tambahan makanan
Food additives
Definisi, perizinan dan tidak diizinkan untuk makanan tambahan, pemeriksaan dan hukumnya.
Garam beryodium
Iodized salt
Cara ini digunakan untuk penetapan kadar kalium iodat dalam garam konsumsi. Kadar kalium iodat ditetapkan dengan cara
iodometri.

SNI 01-0222-1995
SNI 01-0223-1987

123
3

SNI 01-2587-1992

Esen makanan dan minuman


Food essences
Syarat mutu esen makanan dan minuman ditentukan dengan melakukan pengujian tehadap total padatan, metil alkohol, kadar
air, bahan pengawet, zat warna, cemaran logam, Pb, Cu, As, bau dan rasa, dan cemaran jasad renik bakteri dan jamur.

SNI 01-2894-1992

Bahan tambahan makanan/bahan pengawet, Cara uji


Food additives/food preservatives, Test methods
26
Untuk asam benzoat, penguijian dilakukan dengan metode titrimetri, metode HPLC, dan metode spektropotometer. Untuk
asam sorbat dengan metode HPLC. Asam propionat, natrium propionat dan kalsium propionat dengan kromatografi gas. Xlitrit
dengan metode griess I dan griess II. Nitrat dan nitrit dengan metode xylenol. Sulfit dengan metode titrimetri, metode monierwilliam, metode yodometri, dan metode kolorimetri untuk buah-buahan kering.

SNI 01-2895-1992

Cara uji pewarna tambahan makanan


Food colour (additives), Test methods
Uji kualitatip dengan metode kromatografi kertas menggunakan kertas wol dan metode menggunakan kolom poliamida.
Metode menggunakan kolom poliamida terdiri dari 2 metode yang mana metode I, zat warna dilarutkan dalam NaOH
metanolat sedang metode II zat warna dilarutkan dalam NaOH metanol. Uji kuantitatip dengan metode TCL scanner.

SNI 01-2899-2000

Cara uji garam meja dan garam konsumsi


Test methods for table salt and edible salt
cara uji garam meja dan garam konsumsi meliputi kadar air; bagian yan tak larut dalam air, NaCl, Sulfat, kalium dan
Magnesium; NaCl;SO4; penentuan Ca dan Mg (secara titrimetri, gravimetri); iodium (KlO3) secara iodometri; kehalusan
Fe2)3; Cemaran logam (Pb, Cu, Hg); As.

13

SNI 01-2899.1-2000

Cara uji anti kempal dalam garam meja


Test methods for anticoagulate of table salt
Cara uji anti kempal dalam garam meja meliputi silikon dioksida, kalsium aluminium silikat dan natrium aluminium silikat,
dilakukan dengan cara pemijaran pada suhu 900 oC.

SNI 01-2982-1992

Ragi roti kering


Dry bread yeast
Ragi roti kering yang dimaksud dalam standar ini memiliki syarat mutu : Kandungan air (mak 8,0%), jumlah nitrogen ( 67,5%), benda asing (negatif), cemaran logam (Pb maks 7 Mg / Kg, Cu maks 60 Mg / Kg, Zn maks 40 Mg / Kg ). Arsen (mak 2
Mg / Kg ), Mikrobiology ( bentuk sel lonjong, kapang-negatif, jumlah rope spores maks 200 spora / gram). Pengujian
dilakukan secara kimia dan mikrobiologi.

SNI 01-3269-1994

Dikalsium fosfat untuk bahan tambahan makanan


Dicalcium phosphate for food additives
Persyaratan mutu dan cara uji mencakup kemurnian, dihitung sebagai CaHPo42H2O, logam berat, arsen, karbonat dan susut
pengeringan.

SNI 01-3711-1995

Cuka makan
Edible vinegar
Syarat mutu dan cara uji kadar asam asetat, asam-asam anorganik, asam format dan asam oksalat, cemaran logam dan
cemaran arsen. Berdasarkan kadar asam asetatnya cuka makan diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu cuka dapur dan
cuka meja.

SNI 01-3718-1995

Lemak reroti
Shortening
Syarat mutu dan cara uji lemak reroti hasil olahan lemak/minyak nabati tidak termasuk lemak yang dibuat dari minyak hewan.
Syarat mutu dan cara uji kadar air, asam lemak bebas, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran arsen, dan
cemaran logam.

SNI 01-3735-1995

Mutu dan cara uji gelatin


Specification and test method of gelatin
Syarat mutu dan cara uji gelatin makanan meliputi warna, bau dan rasa larutan normal, susut pengeringan maksimum 16 %,
kadar abu, logam berat, arsen, tembaga, dan seng & sulfit, serta cara uji, cara pengambilan contoh sesuai dengan persetujuan
antara pembeli dan penjual.

SNI 01-3784-1995

Acar
Pickles
Standar ini berisi syarat mutu, cara uji dan pengemasan. Syarat mutu acar sebagaimana tercantum dalam tabel . Cara uji
meliputi keadaan kemasan, keadaan isi, bobot tuntas, jumlah asam, bhan tambahan makanan, cemaran logam, arsen dan
cemaran mikroba.

SNI 01-4371-1996

Cuka fermentasi
Fermented vinegar
Cairan asam asetat hasil fermentasi karbonhidrat dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan. Persyaratan
mutu meliputi keadaan total asam, sisa alkohol padatan terlarut gula jumlah, NaCl, cemaran logam Pb, Cu, Zn, cemaran arsen,
cemaran mikroba. Bahan tambahan makanan sesuai SNI 01-0222-1995.

- 53 -

13

SNI 01-4435-2000

Garam bahan baku untuk industri garam beryodium.


Salt raw materials for iodized salt industry
Syarat mutu meliputi keadaaan (bau normal, rasa asin, warna putih normal), NaCl min. 94,7% b/b, H2O maks. 0,5 % b/b,
cemaran logam (Pb dalam Cu maks. 10,0 mg/kg, 0,1 mg/kg.

SNI 01-4457-1998

Lesitin
Lechitin
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk lesitin. Spesifikasi syarat mutu
antara lain mencakup jenis uji air, kekentalan, cemaran logam, cemaran mikroba ( Smt ).

SNI 01-4473-1998

Mayones
Mayonnaise
Syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan untuk mayones. Spesifikasi
persyaratan mutu antara lain mencakup jenis uji bau, rasa, air, protein, lemak, karbohidrat ( Smt ).

SNI 01-4996-1999

Cara uji kadar air dalam garam dengan hidrometer


Test methods of water content in salt by hydrometers
Standar ini meliputi prinsip kerja dan cara uji kadar air dalam garam berdasarkan berat jenis relatif larutan garamnya.
Bahan tambahan pangan pemanis buatan - Persyaratan Food additives artificial sweeteners - The requirements for
penggunaan dalam produk pangan
use in food products
Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi. Pedoman persyaratan penggunaan pemanis buatan ini meliputi
batasan penggunaan pemanis buatan, ketentuan label, kajian kemanan pemanis buatan dan penggunaan pemanis buatan
berdasarkan kategori pangan

SNI 01-6993-2004

13

48

SNI 01-7152-2006

Bahan tambahan pangan - Persyaratan perisa dan


Food additives - The requirements and using of perisa in
128
penggunaan dalam produk pangan
food products
Standar ini menetapkan acuan normatif, istilah dan definisi, jenis perisa, pengelompokan perisa, penggunaan perisa, ajudan
perisa, senyawa penanda, larangan, dan ketentuan label, berlaku untuk industri perisa dan industri pangan yang menggunakan
perisa sebagai bahan tambahan pangan. Perisa dikelompokkan berdasarkan sumber dan proses pembuatannya menjadi
empat kelompok menjadi perisa alami, perisa identik alami, perisa artifisial, dan perisa hasil proses panas. Syarat mutu
dibedakan dalam jenis produk pangan yaitu untuk makanan, minuman dan minuman beralkohol.

SNI 7387:2009

Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan

The maximum limit of heavy metal contaminants in food

SNI 7388:2009

Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan

The maximum limit of microorganism contaminants in food

SNI 7501:2009

Batas maksimum cemaran kimia (benzo[a]piren, dioksin The maximum limit of chemical contaminants (benzo [a]
(2,3,7,8-TCDD), 1,3-dikloropropan-2-ol (1,3-DCP), dan 3- pyrene, dioxin (2,3,7,8-TCDD), 1,3-dikloropropan-2-ol
monokloropropan-1,2-diol (3-MCPD)) dalam pangan
(1,3-DCP), and 3-monokloropropan-1, 2 - diol (3-MCPD))
in food

SNI 7744:2012

Natrium Siklamat

67.230

Sodium Cyclamate

Makanan dikemas dan makanan siap saji, termasuk makanan bayi

19

Prepackaged and prepared foods, including baby food

SNI 2973:2011

Biskuit

SNI 01-7111.1-2005

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 1: Supplement foods for breast milk - Part 1: Instant powder
Bubuk instan
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI bubuk instan. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI bubuk instan yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.

13

SNI 01-7111.2-2005

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 2: Supplement foods for breast milk - Part 2: Biscuits
Biskuit
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI biskuit. Standar hanya berlaku
untuk MP-ASI biskuit yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2 (2001) atau
berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.

13

SNI 01-7111.3-2005

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 3: Supplement foods for breast milk - Part 3: Instant food
Siap masak
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI siap masak. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI siap masak yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.

13

SNI 01-7111.4-2005

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) - Bagian 4: Supplement foods for breast milk - Part 4: Instant foods
Siap santap
Makanan pendaming air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi dengan usia
sesuai ketentuan yang tertera dalam SNI ini. Standar ini mencakup komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan pangan,
cemaran, metode uji dan pengambilan contoh, higiene, pengemasan dan pelabelan MP ASI siap santap. Standar hanya
berlaku untuk MP-ASI siap santap yang diperuntukkan bagi bayi berusia 6 bulan keatas sesuai dengan resolusi WHA 54.2
(2001) atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan keatas.

13

67.240

Biscuits

Analisis indera

SNI 2346:2011

Sensory analysis

Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori pada


produk perikanan

- 54 -

Guide for organoleptic test and/or sensory in fishery product

46

67.250

Bahan dan benda yang bersentuhan dengan makanan

Materials and articles in contact with foodstuffs

SNI 12-4259-2004

Gelas plastik untuk air minum dalam kemasan


Plastic glasses for drinking water in packages
gelas plastik untuk air minum dalam kemasan adalah gelas plastik sekali pakai yang dibuat dari bahan plastik yang
memenuhi persyaratan tara pangan (food grade) dalam berbagai macam bentuk dan volume. Standar ini mencakup syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan penandaan dari gelas plastik untuk air minum
dalam kemasan

SNI 06-4887-1998

Etilen vinil asetat untuk laminasi kemasan tara pangan

SNI 12-4927-1998

Stoples plastik
Plastic food receptacles
Syarat mutu toples plastik meliputi ; tidak bocor; kerapatan tutup (tidak bocor); ketahanan terhadap kejutan (tidak retak dan
pecah); permeabilitas uap air maksimal=15 g/m2/24 jam; bersih, tidak ada cacat, tidak ada benda asing; tidak menyebabkan
perubahan bau dan rasa.

SNI 14-6352-2000

Cara uji toksisitas akut kertas secara oral


Test methods for acute oral toxicity of paper
Cara uji toksosotas akut kertas pembungkus makanan/minuman secra oral dengan menggunakan hewan uji mencit aau tikus
laboratorium(Mus musculus).

SNI 7626.1:2011

Cara uji migrasi zat kontak pangan dari kemasan pangan Test method of food contact substances migrating from food
Bagian 1: Plastik polikarbonat (PC)
packaging - Part 1: Plastic polycarbonate (PC)

67.260

Ethylene vinyl acetate for lamination of utensil contact with


food
Syarat mutu meliputi; titik leleh=80-90'C; kuat tarik minimal=1,4 kgf or 10,8 N; kemuluran minimal=220%; kandungan
kadmium atau timbal maksimal=100 ppm, dan; migrasi kadmium atau timbal maksimal=1 ppm.

Pabrik dan peralatan untuk industri makanan

16

Plants and equipment for the food industry

SNI 02-0208-1987

Alat/tangki pendingin
Cooling tank/equipment
Definisi, persyaratan mutu (bahan mentah, sanitasi, kesehatan, bentuk, pengepakan dan pencucian) untuk tanki pendingin.
Suhu tanki pendingin tidak lebih dari 4,4 oC.

SNI 02-0209-1987

Tangki susu
Milk tanks
Spesifikasi untuk peralatan dan prosedur pembersihan dari tangki susu. Bahan mentah, sanitasi dan kesehatan, bentuk, suhu,
pengepakan dan pencucian.

SNI 02-0210-1987

Kamar susu, Standar mutu


Milk storage room, Specification
Ruang lingkup, definisi, persyaratan mutu (konstruksi, sanitasi dan kesehatan, kapasitas dan pencucian) untuk kamar susu.
Cara uji unjuk kerja mesin pemipil jagung
Testing method for corn sheller performances
Standar ini meliputi definisi, cara uji dan syarat penandaan mesin pemipil jagung, serta bertujuan untuk menetapkan cara uji
unjuk kerja yang meliputi kapasitas, efisiensi pemipilan, kualitas hasil pemipilan, kebutuhan tenaga spesifik mesin dan efisiensi
mekanisme kerja. Mesin pemipil jagung adalah mesin yang dilengkapi dengan seperangkat alat pemipil dan berfungsi utama
untuk memipil jagung dari tongkolnya, yang digerakkan dengan tenaga mekanik atau manual.

SNI 02-0837-1989

Mesin giling jagung, Cara uji unjuk kerja


Milling machine for corn, Performance test
Cara uji ditentukan dengan unjuk kerja gilingan jagung, yang meliputi kapasitas penggilingan, kualitas hasil gilingan,
kebutuhan tenaga spesifik, persentase susut, dan efisiensi mekanisme kerja mesin. Sedangkan cara ukur kondisi hasil uji
ditentukan dari kadar air, jumlah butiran jagung persatuan berat, diameter jagung rata-rata, kadar butir rusak kotoran dan
kecepatan putaran mesin.

SNI 02-0839-1989

Mesin giling gaplek, Cara uji unjuk kerja


Milling machine for dried cassava, Performance test
Cara uji dan penandaan mesin giling gaplek. Mengenai cara uji mencakup kapasitas giling, kualitas hasil giling, kebutuhan
tenaga spesifik, efisiensi mekanisme kerja mesin, dan persentase susut. Selain itu ditentukan pula kondisi hasil giling, cara
hitung pada kondisi uji serta penyajian hasil uji.

SNI 02-0959-1989

Mesin pemeras minyak buah kelapa sawit, Cara uji


Palm oil pressure, Performance test
unjuk kerja
Unjuk kerja mesin pemeras minyak buah kelapa sawit dapat diketahui melalui minyak sawit yang berhasil diperas dan ampas
hasil perasan.
Dalam unjuk kerja mesin ini, semua alat pendukung harus dikalibrasi.

SNI 02-1186-1989

Alat sterilisasi buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja


Palm sterilization equipment, Performance test
Semua alat yang digunakan harus sesuai dan sudah dikalibrasikan. Kondisi bahan uji dan kondisi alat telah memenuhi
ketentuan yang disyaratkan, pengujian meliputi penentapan asak lemak bebas ( maksimum 1,1% ), penentuan kadar minyak
pada air buangan ( maksimum 0,32 % ) dan penentuan sisa perontokan
( maksimum 0, 27%)

SNI 02-1188-1989

Mesin pemecah biji kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja.


Palm seed crushing machines, Performance test
Cara uji unjuk kerja mesin pemecah biji kelapa sawit meliputi : kapasitas pemecahan, mutu hasil pemecahan dan kebutuhan
tenaga spesifik. Syarat lulus uji bila mutu hasil pemerahan : inti pecah maks 9 %, tempurung dengan inti maks 0,61 % dan
biji utuh maks 0,26 %

SNI 02-1189-1989

Mesin pemisah air dan kotoran minyak kelapa sawit,


Water and oil palm impurities separator, Performance test
Cara uji unjuk kerja.
Cara uji unjuk kerja mesin ini meliputi kapasitas, effisiensi pemisahan, mutu pemisahan dan kebutuhan tenaga spesifik. Kondisi
bahan uji dan mesin sesuai ketentuan dengan suhu bahan optimum 60- 70 derajat celcius. Syarat hasil uji bila kadar minyak
dalam air dan kotoran maks 0, 70 %, kadar air dalam minyak 0,24- 0,3% dan kadar kotoran dalam minyak 0, 006- 0,012% .

SNI 02-1190-1989

Mesin pengekstrak sari buah ekspeler, Cara uji


Fruit juice extraction machinery, expeller type, Performance
unjuk kerja
test
Cara uji unjuk kerja meliputi kapasitas ekstraksi, effisiensi ekstraksi, mutu ekstraksi dan kebutuhan tenaga spesifik. Syarat lulus
uji bila sari buah yang dihasilkan min 80 % dari sari buah yang ada dalam kaleng dan ampas yang ada dalam sari buah
setelah ekstraksi maksimal 6 %

SNI 02-0836-1989

- 55 -

SNI 02-1191-1989

Mesin pengaduk bahan adonan roti jenis vertikal aksi


Dough mixer machines, vertical action diffuse type,
baur, Cara uji unjuk kerja.
Performance test
Cara uji unjuk kerja meliputi kapasitas pengadukan, kualitas adonan dan kebutuhan tenaga spesifik .Kondisi bahan uji dan
mesin harus sesuai dengan persyaratan, dimana suhu bola kering ruangan berkisar antara 27-31derajat C. Pengujian
kapasitas pengadukan adalah secara langsung .

SNI 02-1464-1989

Mesin kempa ulir kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja


Thread press machine for palm seed, Performance test
Kondisi uji yang diperhatikan adalah kondisi bahan uji dan kondisi mesin. Pengujian dilakukan terhadap kapasitas hasil
pengempaan, efisiensi pengempaan, mutu hasil pengempaan dan kebutuhan tenaga spesifik.

SNI 02-1465-1989

Mesin pemisah inti terhadap tempurung kelapa sawit,


Hydro cyclone separator for palm seeds, Performance test
Cara uji unjuk kerja
Pengujian dilakukan terhadap kapasitas pemisahan "throughput", efisiensi pemisahan dan mutu hasil pemisahan. Cara ukur
pada kondisi uji yaitu kadar air inti dan tempurung kelapa sawit dan putaran mesin.

SNI 02-1466-1989

Mesin pemisah kelapa sawit dari lumpur minyak,


Oil sludge centrifuge machines for oil palm, Performance test
Cara uji unjuk kerja
Pengujian dilaksanakan terhadap kapasitas pemisahan, kapasitas mesin pemisah, efisiensi pemisahan dan kebutuhan tenaga
spesifik.
Syarat hasil uji yaitu kadar minyak dalam lumpur maksimum 0,01%.

SNI 02-1467-1989

Mesin pemisah sabut dari ampas kelapa sawit, Cara uji Fibre separator polishing drum machines for palm,
unjuk kerja.
Performance test
Pelaksanaan pengujian dilakukan terhadap kapasitas pemisahan dan mutu hasil pemisahan.
Syarat hasil uji adalah persentasi sabut pada biji kelapa sawit maksimum 5,6%.

SNI 02-1789-1990

Cara uji unjuk kerja mesin peras jenis ulir kopra

Performance test methods for copra thread squeezed


machine
Pengujian mesin peras jenis ulir kopra meliputi kapasitas pemerasan, kapasitas penyusutan, kemampuan spesifik mesin peras
dan efisiensi mekanisme kerja mesin.

SNI 02-2279-1991

Wadah keju tipe hoop, Spesifikasi


Cheese hoops, Specification
Ketentuan umum, cara pembuatan, syarat bahan baku, bentuk dan ukuran. Terdiri dari 3 ukuran, masing-masing untuk berat
20 kg dan 10 kg.

SNI 02-2280-1991

Spesifikasi sendok tangan untuk mentega


Spoon for butter
Bagian pokok standar ini menguraikan tentang cara pembuatan, persyaratan bahan baku dan persyaratan penandaan . Cara
pembuatan dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan baku yaitu logam dan kayu.

SNI 02-2281-1991

Spesifikasi penggiling keju


Cheese mills
Bagian pokok yang diuraikan standar ini meliputi cara pembuatan, persyaratan penandaan, dan persyaratan bahan baku.
Spesifikasi dari penggilingan keju yaitu adanya corong penampung dan adanya pisau baling-baling yang digerakkan dengan
motor.

SNI 02-2282-1991

Spesifikasi bak pencuci kaleng


Tin washing trough
Standard ini menguraikan tentang persyaratan dari pembuatan suatu bak pencuci kaleng dengan kapasitas volume maksimum
50 liter. Standar ini meliputi persyaratan bahan baku dan persyaratan penandaan.

SNI 02-2283-1991

Spesifikasi alat pasteurisasi cara Batch dari aluminium Aluminium Batch pasteurizer, Specification
Spesifikasi alat pasteurisasi cara batch dari alumunium dimaksud untuk pasteurisasi susu segar, adonan es krim dan yang
sejenisnya. Cara pembuatan meliputi tangki dalam, bagian sambungan yang kontak dengan susu segar, bagian atas yang
diberi flensa, ruang pemanas dan pendingin, isolasi jabet, kaki penyangga, pengaduk dan alat belig kapur cair. Beberapa
persyaratan pokok meliputi bahan baku, kontruksi dan penandaan.

11

SNI 3705:2008

Mesin penyawut ubi kayu - Prosedur dan cara uji

15

Cassava grated machines - Procedures and testing methods

Standar ini merupakan revisi dari SNI 02-3705-1995, menetapkan prosedur dan cara uji mesin penyawut yang meliputi ruang
lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, klasifikasi dan spesifikasi, peralatan dan bahan uji, metode dan prosedur
pengujian, cara perhitungan, kriteria evaluasi dan format laporan. Mesin penyawut ubi kayu adalah mesin yang dilengkapi
dengan pisau penyawut, lubang pemasukan dan lubang pengeluaran hasil sawutan dan berfungsi untuk menyawut ubi kayu
segar menjadi bentuk sawut/potongan berukuran tertentu yang digerakkan oleh motor penggerak. Mesin penyawut ubi dapat
diklasifikasikan menjadi tipe vertikal dan horizontal. Spesifikasi teknis yang diuji dicocokkan dengan brosur atau buku
petunjuk yang dikeluarkan oleh pembuatnya. Standar ini juga mengatur mengenai peralatan dan alat ukur yang digunakan,
bahan uji dan kondisi pengujian. Metode uji terdiri dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji pelayanan, dan uji beban
kerkesinambungan. Hal-hal yang diperiksa dalam uji verifikasi adalah mesin penyawut ubi kayu, motor penggerak, dan
mekanisme kerja mesin. Uji unjuk kerja mencakup pengukuran parameter yang telah ditentukan. Metode, prosedur uji dan
cara perhitungan dilakukan terhadap panjang dan diameter rata-rata ubi kayu, kapasitas penyawutan, kualitas hasil
penyawutan, diameter rata-rata hasil sawutan dan keragamannya, panjang rata-rata hasil sawutan dan keragamannya,
persentase sawut rusak, kebutuhan daya spesifik, dan efisiensi penerusan daya. Standar ini juga mengatur tentang kriteria
evaluasi dan format laporan pengujian.
SNI 02-3823-1995

Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong DSM


Performance test for cassava pulverized machine DSM 15
tipe 15 cm
cm type
Standar ini meliputi definisi, pengujian dan syarat penandaan mesin penepung singkong DSM tipe 15 cm. Mesin penepung
singkong DSM tipe 15 cm adalah seperangkat mesin penepung yang bekerja secara mekanis, yang menggunakan motor
penggerak utama mesin bensin 3,8 HP dengan kapasitas 50 kg tepung per jam.

SNI 02-3824-1995

Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong T/ tipe


Performance test for cassava pulverized machine T/ 20 cm
20 cm
type
Standar ini menetapkan meliputi definisi, pengujian, dan syarat penandaan mesin penepung singkong T1 Tipe 20 cm, yaitu
seperangkat mesin penepung yang bekerja secara mekanis, menggunakan motor penggerak utama mesin Diesel 7 HP dengan
kapasitas 135 kg tepung per jam. Pengujian yang dilakukan pada kapasitas penepungan, kualitas hasil penepungan,
presentase susut, efisiensi mekanis kerja mesin. Pengukuran kondisi uji pada kadar air, putaran poros mesin penepung,
putaran poros mesin penggerak utama, Laporan hasil uji terdiri atas nomor pengujian, nama/tipe mesin, pabrik pembuat,
nomor seri, tempat pengujian, tanggal pengujian, jenis motor penggerak utama, penguji/pelapor. Syarat penandaan terdiri
atas, nomor seri, pabrik pembuat, tipe/model, tahun pembuatan, kapasitas, daya motor penggerak utama, putaran mesin
penepung, spesifikasi mesin terdiri atas , panjang (cm), lebar (cm), tinggi (cm) dan berat (kg).

- 56 -

SNI 02-3825-1995

Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong T/ tipe


Performance test for cassava pulverized machine T/ 25 cm
25 cm
type
Mesin penepung singkong tipe ini adalah seperangkat mesin penepung yang bekerja secara mekanis dengan menggunakan
motor penggerak utama motor listrik 3 phase 5,5 HP dengan kapasitas 150 kg tepung perjam. Standar ini menetapkan cara
pengujian, dan syarat penandaan mesin penepung singkong. Persyaratan pengujian meliputi peralatan, kondisi uji,
pelaksanaan pengujian, kondisi hasil giling, cara ukur kondisi uji dan laporan hasil uji.

SNI 02-3826-1995

Cara uji unjuk kerja mesin penepung singkong T/ tipe


Performance test for cassava pulverized machine T/ 30 cm
30 cm
type
Standar ini menetapkan definisi, pengujian, dan syarat penandaan mesin penepung singkong T1 Tipe 30 cm, yaitu seperangkat
mesin penepung yang bekerja secara mekanis menggunakan motor penggerak utama elektomotor 3 phase 7,5 HP, 2 kutub
dengan kapasitas 240 kg tepung perjam. Pengujian yang dilakukan pada kapasitas penepungan, kualitas hasil penepungan,
presentase susut, efisiensi mekanis kerja mesin. Pengukuran kondisi uji pada kadar air, putaran poros mesin penepung,
putaran poros mesin penggerak utama, Laporan hasil uji terdiri atas nomor pengujian, nama/tipe mesin, pabrik pembuat,
nomor seri, tempat pengujian, tanggal pengujian, jenis motor penggerak utama, penguji/pelapor. Syarat penandaan terdiri
atas, nomor seri, pabrik pembuat, tipe/model, tahun pembuatan, kapasitas, daya motor penggerak utama, putaran mesin
penepung, spesifikasi mesin terdiri atas , panjang (cm), lebar (cm), tinggi (cm) dan berat (kg).

SNI 02-3827-1995

Cara uji unjuk kerja mesin pengiris singkong M5 tipe 16

Performance test for cassava cutting machine M 5 16 cm type

Standar ini meliputi definisi, pengujian dan syarat penandaan mesin pengiris singkong M5 Tipe 16 cm, yaitu seperangkat mesin
pengiris singkong yang bekerja secara mekanis, menggunakan penggerak utama adalah motor atau manual. Pengujian
dilakukan pada kapasitas mampu iris, kapasitas hasil iris, presentase kehancuran, kebutuhan tenaga spesifik, efisiensi mekanis
kerja mesin, kondisi hasil iris. Laporan hasil uji terdiri nomor pengujian, nama/tipe mesin, pabrik pembuat, nomor seri, tempat
pengujian, tanggal pengujian, jenis penggerak utama, penguji/pelapor, kondisi uji yaitu, varietas singkong, panjang rata-rata
singkong (cm), diameter rata-rata singkong (mm, putaran poros mesin pengiris (ppmp), putaran poros penggerak utama
(ppm), analisis hasil uji yaitu, kapasitas mampu iris (kg/jam), kualitas hasil iris (%), persentase kehancuran (%), kebutuhan
tenaga spesifik (kWh/kg), efisiensi mekanis kerja (%). Syarat penandaan minimal nomor seri, pabrik pembuat, tipe/model,
tahun pembuatan, kapasitas, daya motor penggerak utama, putaran mesin pengiris, spesifikasi mesin yaitu panjang (cm), lebar
(cm), tinggi (cm), berat (kg).
SNI 02-3828-1995

Cara uji unjuk kerja mesin pengiris singkong M5 tipe 32 Performance test for cassava cutting machine M 5 32 cm type

Mesin pengiris singkong tipe ini adalah seperangkat mesin pengiris yang bekerja secara mekanis dengan menggunakan
penggerak utama mesin bensin 3,5 HP atau dengan elektro motor 3 phase 2 HP dengan kapasitas 2 ton cip perjam. Standar ini
menetapkan cara pengujian, dan syarat penandaan mesin pengiris singkong. Persyaratan pengujian meliputi peralatan,
kondisi uji, penyiapan kondisi pengujian, pelaksanaan pengujian, kondisi hasil iris, dan laporan hasil uji.
SNI 02-3829-1995

Cara uji unjuk kerja mesin pengiris singkong M5 tipe 58 Performance test for cassava cutting machine M 5 58 cm type

Mesin pengiris singkong tipe ini adalah seperangkat mesin pengiris yang bekerja secara mekanis dengan menggunakan
penggerak utama elektro motor 3 phase 4 HP dengan kapasitas 5 ton cip perjam. Standar ini menetapkan cara pengujian, dan
syarat penandaan mesin pengiris singkong. Persyaratan pengujian meliputi peralatan, kondisi uji, penyiapan kondisi
pengujian, pelaksanaan pengujian, kondisi hasil iris, dan laporan hasil uji.
SNI 19-4287-1996

Pedoman proses dan peralatan produksi air minum


Guide for processing and production equipment of drinking
dalam kemasan
water in pack
Menguraikan tentang penanganan peralatan, peralatan bekas dan sampah, jalanan, pekarangan dan tempat parkir, drainase,
tempat menyimpan peralatan, materials, tempat kerja, konstruksi, perlengkapan permanen , saluran dan pipa, ruang pengisian
penerangan tampat kerja. Fasilitas dan penanganan saniter. Perlengkapan dan prosedur, proses kontrol.

SNI 02-4505-1998

Cara uji kerja mesin iodisasi garam tipe piring putar

Working test methods for rotary disc type salt iodization


machines
Pelaksanaan pengujian meliputi; mesin dihidupkan sampai normal dan semua alat berfungsi baik; masukkan garam ke dalam
hopper dan keran larutan iodium dibuka; hasil ditampung selama 1 menit dengan selang waktu 10 menit dan ditimbang,
minimal pengulangan adalah 10 kali.

SNI 02-4506-1998

Cara uji untuk kerja mesin iodisasi garam tipe sabuk


Performance test method for salt iodization machines belt
(belt conveyor).
conveyor type
Pelaksanaan pengujian meliputi; mesin dihidupkan sampai normal dan berfungsi baik; garam dimasukkan ke dalam hopper,
dan keran larutan iodium dibuka; hasil ditampung selama 1 menit dengan selang waktu selama 10 menit kemudian ditimbang;
minimal pengulangan adalah 10 kali.

SNI 02-4875-1998

Cara uji unjuk kerja mesin iodisasi garam tipe sabuk


Performance test method for salt iodized machinery, belt and
dan ulir
screw conveyor type
Cara uji meliputi; hidupkan mesin sampai normal dan berfungsi baik; masukkan garam dalam hopper dan keran larutan
iodium dibuka; tampung hasil iodisasi selama 1 menit setiap selang waktu 10 menit dan ditimbang; pengulangan minimal 10
kali dan dirata-ratakan, dan; hitung kapasitas mesin (ton/jam).

SNI 02-4961-1999

Cara uji unjuk kerja mesin iodisasi garam tipe bintang


Performance test method for salt iodized machines, star
(star feeder)
feeder type
Standar inii menyajikan persyaratan yang meliputi: alat uji; kondisi uji (bahan baku dan mesin); pelaksanaan pengujian
(kapasitas iodisasi, mutu hasil iodisasi); cara perhitungan kondisi uji; kondisi hasil uji; penyajian hasil uji, dan; analisis hasil
uji.

SNI 05-6042-1999

Cara uji unjuk kerja mesin iodisasi garam tipe bintang


Testing method of star feeder iodized salt machinery
(star feeder)
performance
Standar ini menetapkan acuan, definisi, cara uji dan syarat penandaan mesin iodisasi garam tipe bintang (Star feeder) serta
bertujuan untuk menetapkan cara uji unjuk kerja mesin iodisasi garam tipe bintang yang meliputi kapasitas iodisasi dan
kualitas iodisasi. Mesin iodisasi garam tipe bintang adalah adalah mesin terpadu dengan seperangkat pengumpan (feeder)
garam tipe bintang (star feeder) dan pengumpan larutan iodium sistem tetes (drip feeder) atau. semprot (spray) dan
menghasilkan garam beriodium yang homogen serta digerakkan oleh motor penggerak. Kondisi uji yaitu kadar air bahan,
besar butiran (untuk tipe 1), kadar iodium sebagai KIO3, kapasitas iodisasi, kualitas iodisasi, dan kebutuhan tenaga spesifik.
Syarat penandaan pada mesin terdiri dari merk atau logo pabrik pembuat, tipe, model, kapasitas, daya motor, dan putaran
poros utama.

12

- 57 -

Вам также может понравиться