Вы находитесь на странице: 1из 14

SURVEI TEROWONGAN

OLEH :
RESTY YULLY ASTUTI
3514100050
MIFTACHUL RISKI
3514100051
HANDIZ MUZAKY
3514100068
CHANDRA WIDI P.
3513100011
MUHARRAMA PUTRA P. 3513100067
RENITA ELIZABETH S.
3513100091
KEN ZULEYMIA H.
3513100092
SURVEI BAWAH TANAH A

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

2016

SURVEI TEROWONGAN
I. PENDAHULUAN
a. Pengertian
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang
lebih dari lebar

penampang galiannya, dan mempunyai gradien

memanjang kurang dari 15%.


b. Klasifikasi
a. Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988)
membagi terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :
i. Terowongan lalu lintas ( traffic tunnel )
ii. Terowongan kereta api, adalah terowongan
iii.

yang

merupakan

terowongan paling penting diantara terowongan lalu lintas.


Terowongan jalan raya, dibangun untuk kendaraan bermotor karena
pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan dengan

iv.

berkembangnya industri kendaraan bermotor.


Terowongan pejalan kaki, termasuk dalam grup terowongan jalan
(road tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari jari belokannya
pendek

dan

kemiringannya

besar

(lebih

besar

dari

10%).

Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai


atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyebrang bagi
v.

pejalan kaki.
Terowongan navigasi, dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di
kanal-kanal dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal
atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk
menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan

vi.
vii.

memperlancar lalu lintas air.


Terowongan transportasi dibawah kota
Terowongan transportasi ditambang bawah tanah, dibuat sebagai
jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan untuk
lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang,

viii.
ix.

mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan.


Terowongan angkutan
Terowongan stasiun pembangkit listrik air, air dialirkan dari sungai
atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit listrik disebuah
stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini
dapat

dikategorikan

kegunaannya.

pada

suatu

grup

utama

berdasarkan

x.

Terowongan penyediaan air, berfungsi menyalurkan air dari mata air


ketempat penyimpanan air di dalam kota atau membelokkan air ke

xi.

tempat penyimpanan tersebut.


Terowongan untuk saluran air kotor, dibuat untuk membuang air
kotor dari kota atau pusat industri ke tempat pembuangan yang

xii.

sudah disediakan.
Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum, dibuat di
daerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa
gas dan air, dan juga pipa pipa lainnya yang penting, dibuat
dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan
untuk memudahkan inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan

perbaikan sewaktu waktu kalau ada kerusakan.


b. Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut:
i. Underwater Tunnels, dibangun dibawah dasar muka air. Pada
umunnya

dibangun

dibawah

dasar

dan

sungai

atau

laut.

Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah.juga


ii.

terdapat tekanan air yang besar.


Mountain Tunnels, terowongan yang mempunyai peran penting
ketika suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga
perlu adanya terowongan yang dibangun menembus sebuah bukit

iii.

maupun gunung.
Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets, cocok untuk
dibangun di perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran
drainase kota. Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti
Amerika, Inggris, dan Jepang banyak yang menerapkan tipe

terowongan ini.
c. Berdasarkan material

yang

dipakai,

Paulus

Raharjo

(2004)

menjelaskan terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:


i. Terowongan Batuan (Rock Tunnels), dibuat langsung pada batuan
massif dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan
umumnya

lebih

mudah

dikonstruksikan

daripada

terowongan

melalui tanah lunak karena pada umumnya batuan dapat berdiri


ii.

sendiri kecuali pada batuan yang mengalami fracture.


Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels), dibuat
melalui tanah lempung atau pasir atau batuan lunak (soft rock).

Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu
dinding atau atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan
proses penggalian. Umumnya digunakan shield (pelindung) untk
memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum
digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada terowongan
melalui tanah lunak ini,lining langsung dipasang dibelakang shield
bersamaan
iii.

dengan

pergerakan

maju

dari

mesin

pembor

terowongan (Tunnel Boring Machine).


Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel), dibuat dengan
cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap
terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian
ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan
tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)

II.METODE
1. Pengukuran survey terowongan
Dalam pembuatan terowongan ada bermacam-macam metode,
untuk terowongan yang dangkal metode konstruksinya adalah cut
and

over.

Untuk

terowongan

yang

melewati

banyak

batu

menggunakan metode drill and blast. Metode shield digunakan untuk


terowongan dengan tanah berliquid serta berbatu.
a. Kontrol Geodetik & Monitoring Deformasi
Pada tahapan awal, penentuan jaring geodetik horizontal dan
vertikal serta sistem referensi
koordinat di atas tanah dan di
bawah

tanah

untuk

operasi

Penentuan
beberapa

diperlukan
survey.

terdiri
tahapan,

dari
yaitu

Desain jarring, Monumentasi titik control, Pengukuran lapangan,


Proses data, Perataan jaring dengan model least-square, serta postanalisis untuk mengetahui akrasi pengukuran dan koordinat.
Pada permuakaan atas tanah, jaring kontrol horizontal
dioptimisasi dengan kombinasi dari triangulasi, trilaterasi, traverse
dan

pengamatan

GPS.

Jaring

kontrol

vertikal

dibuat

secara

independen dari kontrol horizontal dengan leveling titik kontrol.

Kemudian

jaring

kontrol

horizontal

diperpanjang

hingga

ke

terowongan bawah tanah secara zig-zag melalui lubang portal dan


tangga. Metode transfer titik kontrol horizontal melalui lubang
ventilasi vertikal dapat dilakukan dengan metode co-planning,
Weisbach, atau metode quadrilateral tergantung pada peralatan
yang tersedia. Setelah titik kontrol horizontal di fix-kan berada pada
perpotongan antara terowongan dan lubang (shaft), gyro-theodolite
digunakan

untuk

mempertahankan

arah

dari

pengeboran

terowongan. Selama proyek berlangsung, titik kontrol horizontal dan


vertikal digunakan oleh Structural Health Monitoring (SHM) yang
mengamati ground displacement dan deformasi struktural untuk
keamanan pekerja dan publik. Dimana instrumen geodetik seperti
GPS, geodetik total station, serta InSAR dan instrumen geoteknikal
diterapkan untuk memonitoring deformasi dan ground displacement.
b. Pemetaan detil dan modelling sistem geometric
Pemetaan semua fitur, baik di atas permukaan maupun di bawah
permukaan tanah diintegrasikan ke dalam web berdasarkan sistem
informasi

geografis

perencanaan
pemetaan

proyek
tersebut

dan
dan

ke

sistem

desain

dapat

CAD

untuk

konstruksi.

diperoleh

memfasilitasi

Data-data

dengan

untuk

pengukuran

menggunakan Total station dan 3D mobile mapping system. Mobile


mapping system ini terintegrasi dengan reciever GPS, inertial
measurement unit (IMU), laser scanners (dapat scan lebih dari 8000
titik per second), dan digital camera ( dapat mengambil gambar
lebih dari 15 frames per second). Kemudian point clouds dan gambar
digital diupload ke CAD, GIS lalu dilakukan permodelan geometrik
dari terowongan
c. Setting out dan as-build survey untuk desain dan konstruksi
terowongan
As-built surveys
i.

dibutuhkan

untuk

melakukan

pengecekan

toleransi dari struktur yang telah selesai dengan metode :


Mengukur offset langsung ke alat pengukur struktur (contoh, crosssection

template)

yang

dipasang

pada

troli

dan

didorong

sepanjang terowongan. Metode ini memakan waktu dan tenaga.

ii.

Penggunaan total station reflectorless dari permukaan terowongan


secara otomatis dicatat, diolah dan dianalisis oleh sistem komputer
laptop di lapangan (misalnya, TMS dari Leica Geosystems dan
Amberg Technologies). Titik-titik yang terkoordinasi kemudian
digabung untuk membentuk permukaan 3D Triangulasi Integrated
Network (TIN) untuk merencanakan undercut dan overcuts di
lintas-bagian pada interval reguler dan untuk merencanakan

iii.

kontur undercut atau daerah undercut lebih dari 50 mm


Penggunaan survei trolley untuk memeriksa kedua jalur kereta api
dan terowongan (misalnya, troli Swiss Terra International). Troli
dilengkapi

dengan

inclinometers

longitudinal

dan

lateral,

odometer, reflektor total station, receiver GPS, laser scanner,


kamera digital dan data kolektor yang didorong di lintasan untuk
mengumpulkan koordinat rel dan element cross-section. Data
direkam oleh sensor, auto-tracking total station, receiver GPS dan
laser scanner yang akan digabungkan bersama-sama untuk
memeriksa

terhadap

rancangan,

cross-section

template

dan

standar jalur kereta api atau sesuai kebutuhan.


2. Tahapan pembuatan terowongan secara umum adalah
sebagai berikut :

b. Pekerjaan Persiapan, Penentuan dan perhitungan temporary facility


yang akan dipakai, meliputi :
i. Water Supply : Air yang diperlukan oleh peralatan-peralatan yang
ii.

digunakan dalam pemboran terowongan.


Air Supply : Udara yang diperlukan untuk kompressor yang

iii.

dipergunakan untuk untuk pemboran dan shotcreting


Electric Supply : Instalasi dan besarnya daya yang diperlukan
untuk peralatan yang memerlukan listrik.

iv.

Ventilating : Suplai udara bersih yang diperlukan bagi pernapasan,


dan mendilusi gas maupun debu akibat pekerjaaan terowongan,

v.

sehingga menjaga kesehatan kerja.


Drainage System : Penirisan terowongan agar tidak mengganggu

pekerjaan tunneling terciptanya kesehatan kerja.


c. Surveying, adalah pekerjaan penentuan titik pusat terowongan dan
arah relatif terhadap titik ikat di permukaan, sekaligus menjaga
besarnya diameter terowongan.
d. Konstruksi Portal, adalah pekerjaan awal dari penggalian terowongan
yang letaknya di awal penggalian dan harus dipastikan kokoh untuk
menjaga keselamatan pekerjaan penggalian terowongan.
e. Pemboran, adalah pekerjaan pemboran dengan menggunakan alat
mekanis jumbo drill dan atau jack leg, sesuai dengan kondisi batuan
f. Charging, adalah pekerjaan pengisian bahan peledak, baik dengan
priming dan isian utama dengan pola dan teknik peledakan yang
telah ditentukan.
g. Blasting , adalah peledakan yang dilaksanakan sesuai prosedur yang
telah ditentukan dengan menggunakan pola delay dan metode
peledakan yang telah disesuaikan dengan kondisi batuan dan
geometri terowongan.
h. Mucking, adalah pengambilan batuan hasil penggalian dengan
menggunakan loader dan dilanjutkan dengan alat angkut belt
conveyor, lori, atau truk.
i. Scalling, adalah pembersihan batuan menggantung (hanging rock)
sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya.
j. Shotcreting Sebagai Penyangga Sementara, adalah suatu konstruksi
penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan
(loosening) dengan penyemprotan campuran semen dan air
(slurry) ke permukaan dinding terowongan dengan atau tanpa
ditambahkan dengan wiremesh
k. Rockbolting, adalah pemasangan penyanggaan atau perkuatan aktif,
dimana batuan diusahakan untuk menyangga dirinya sendiri.
l. Lining Concrete, adalah pengecoran permukaan tunnel dengan
beton, sehingga permukaan licin dan kuat.
m. Grouting, adalah pengisian rongga batuan dengan menggunakan
fluida cemented yang sifatnya sebagai penyangga aktif sama
dengan rocbolting.

3. Metode penggalian terowongan


Dalam penggalian terowongan ada beberapa metode yang umum
digunakan,akan tetapi metode penggalian terowongan yang akan
dipilih disesuaikan oleh keadaaan alam sekitar dengan segala
pertimbangan dan analisis, Rai Made Astawa Rai (1988), membagi
beberapa metode penggalian terowongan yang biasa diterapkan
dilapangan sebagai berikut :
a. Metode full face
Metode full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang
terowongan digali secara bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk
terowongan yang mempunyai ukuran penampang melintang kecil
hingga terowongan dengan diameter 3 meter. Cara penggaliannya
yaitu dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk tempat
detonator kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya
dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil yaitu kurang
dari 10 feet.
Metode full face memiliki keuntungan yaitu pekerjaan akan lebih
cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara
bersamaan dan proses tunneling dapat dilakukan dengan kontinyu.
Kerugian menggunakan metode ini yaitu banyak membutuhkan alat
alat mekanis, metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi
tanah tidak stabil, dan hanya untuk terowongan dengan lintasan
pendek
b. Metode Heading and Bench
Metode Heading and Bench adalah cara penggalian dimana
bagian atas penampang terowongan digali terlebih dahulu sebelum
bagian bawah penampangnya. Setelah penggalian bagian atas
mencapai panjang 3 3,5 meter (heading), penggalian bawah
penampang dikerjakan ( bench cut) sampai membentuk penampang
terowongan yang diinginkan. Ini diterapkan bila bridging capacity
rendah terutama pada adit yang mempunyai diameter besar

Metoda heading dan bench


Metode heading and bench memiliki keuntungan memungkinkan
pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan
secara simultan, dan metoda ini efektif untuk pekerjaan terowongan
dengan penampang besar dan dengan lintasan yang relative
panjang
c. Metoda Drift

Metoda drift
Metode drift adalah suatu metode yang menggali terlebih
dahulu sebuah lubang bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan
terowongan

yang

kemudian

diperbesar

sampai

membentuk

penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 4


bagian yaitu : Top Drift, centre Drift, Bottom Drift, danSide Drift
1. Top Drift
Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di tambang.
Metode ini tidak jauh berbeda dengan medode heading and
bench.
2. Centre Drift
Metode ini dimulai dengan penggalian lubang berukuran 2,5m x
2,5m 3m x 3m dari portal ke portal. Perluasannya dimulai setelah
penggalian center drift selesai. Keuntungan menggunakan metode
ini yaitu memberikan sistem ventilasi yang baik, tidak memerlukan
penyangga sementara yang rumit karena ukurannya cukup kecil,
dan mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Kerugiannya yaitu pekerjaan perluasannya harus menunggu center
drift selesai secara keseluruhan, dan alat bor harus dipasang dengan
pola tertentu
3. Bottom drift
Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian
bawah penampang. Pembuatan lubang-lubang bahan peledak untuk

membuka bagian atas penampang dilakukan dengan mem-bor dari


bottom drift vertikal ke atas.
4. Side Drift
Pada metode ini dua drift

digali

sekaligus

pada

sisi-sisi

penampang, sepanjang lintasan terowongan. Proses selanjutnya


adalah penggalian bagian arch yang diikuti dengan pemasangan
penyangga sementara. Metode ini memiliki keuntungan yaitu proses
pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian tengah
selesai, dan cocok untuk penggalian terowongan besar dengan
kondisi tanah yang buruk.
d. Metoda Pillot Tunnel
Pilot tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari
sumbu terowongan yang akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m 2
3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama sendiri dilakukan
dengan metode drift. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan:

1988).

Pilot

tunnel

adalah

cara

terbaik

untuk

menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan bila terowongan


berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang mempunyai
kondisi geologi yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka
berbagai masalah yang akan ditemui pada pelaksanaan penggalian
pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.
Memiliki keuntungan yaitu cocok untuk penggalian terowongan
besar dengan medan yang/kondisi geologi ktiris dan tingkat resiko
pada kondisi geologi yang kritis dapat dinimalisir.
e. Metode Sumuran Vertical
Sumuran adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal
(yang menyerupai sumur besar), dimana pada dinding atau dasar
sumur tadi dapat digali lubang-lubang ke arah horizontal. Metode ini
dilaksanakan dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai
pada terowongan yang akan digali. Dengan dibuatnya satu lubang
yang memotong lintasan terowongan akan didapatkan paling sedikit
tiga buah heading face.

Metoda top Sumuran vertical


4. Metode Peledakan di dalam Terowongan
a. Pola Lubang Tembak
Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu
atau lebih peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau
bolongan pada permukaan terowongan yang akan ditembus. Gua
atau bolongan ini disebut Cut yang berfungsi sebagai bidang
bebas

terhadap

paledakan

berikutnya.

Cut

ini

kemudian

diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang


tembak easer. Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah
peledakan lubang trimmer yang menentukan bentuk dari
terowongan.
b. Lubang easer dan Trimmer
Lubang easer dibuat mengelilingi cut untuk memperbesar
bukaan cut sehingga lubang trimmer dapat membuat bentuk
daripada terowongan. Untuk terowongan berukuran biasa, satu
ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah lubang tembak
dimana setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar
0,25-0,5 m2. Banyaknya lubang easer serta penempatannya
tergantung kepada pola lubang cut. Pada pola burn cut
penempatan lubang easer tidak boleh terlalu dekat pada cut
untuk menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang
easer. Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50
cm dari cut. Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat
bentuk dari terowongan. Banyak dan posisi daripada lubang
trimmer tergantung daripada ukuran terowongan, kekerasan
batuan,

dan

fragmentasi

yang

disesuaikan

dengan

system

pemuatan.
c. Sistem Kemajuan
Pada prinsipnya pembuatan terowongan sama dengan shaft,
hanya arahnya saja yang berbeda yaitu horizontal. Apabila

pembuatan lubang bukaan sudah lebih besar daripada 45 o maka


ini sudah dinamakan shift. Sistem kemajuan tergantung kepada
alat bor yang tersedia, kondisi batuan dan sistem penyangga yang
dipergunakan, tetapi cara yang umum dipakai dalam pembuatan
terowongan terdiri dari dua system yaitu cara full face dan top
heading and bench
d. Perimeter Blasting
Perimeter
Blasting
dilaksanakan

dengan

adalah

sangat

proses

hatu-hati.

peledakan
Untuk

yang

mendapatkan

permukaan akhir lubang bukaan yang tepat dan kondisi batuan


disekitar lubang tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud dari
perimeter blasting tidak hanya untuk memperoleh permukaan
bukaan yang rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah disekitar
permukaan tidak mengalami keretakan dan kerusakan selama
bukaan tersebut digunakan. Perimeter Blasting berguna untuk
membuat rata permukaan terowongan, membuat agar permukaan
terowongan lebih stabil, mengurangi over break, mengurangi
pemakaian beton, mengurangi retakan dan masuknya aur tanah
kedalam terowongan.
III.

PERALATAN
Dalam pengukuran terowongan, peralatan yang digunakan yaitu :
a. GPS untuk pengamatan jaring kontrol horizontal dioptimisasi dengan
kombinasi dari triangulasi, trilaterasi, traverse.
b. Gyro-theodolite digunakan untuk mempertahankan

arah

dari

pengeboran terowongan.
c. Total station dan 3D mobile mapping system untuk mendapatkan
data-data untuk pemetaan. Mobile mapping system ini terintegrasi
dengan reciever GPS, inertial measurement unit (IMU), laser
scanners, dan digital camera
d. GPS, geodetik total station, serta InSAR dan instrumen geoteknikal
diterapkan untuk memonitoring deformasi dan ground displacement
Pelaksanaan galian terowongan dapat dikerjakan dengan bantuan
alat-alat

berat

(excavator

dengan

perlengkapan-perlengkapan

clampshell, backhoe, shovel, dan juga crawler loader), sehingga


pekerjaan

dapat

diselesaikan

dalam

memperkecil kemungkinan runtuh.

waktu

relatif

cepat

dan

IV.

PENYAJIAN DATA

Data yang disajikan pada survey terowongan/tunnel surveing dapat


terdiri dari :
a. Data GPS
b. Survey setting-out dan as-built
untuk

desain

dan

konstruksi

terowongan
c. Rencana
terowongan

sesuai

koordinat yang telah ditentukan


d. Data kajian teknis metoda konstruksi, peralatan penggalian/bor,
transportasi material hasil galian, dan pekerjaan
e. Data Ground displacement dan deformasi struktural (pendekatan
dengan

mengkombinasikan

pengukuran

secara

geodetik

dan

geoteknik)
f. Data yang ter-plot pada CAD atau web-based GIS
V. CONTOH
Berikut beberapa contoh terowongan di dunia.

Terowongan saluran air (AUSTRALIA)

Terowongan jalan

raya (INDONESIA)

Terowongan kereta api (INGGRIS)


(BELANDA)

Terowongan navigasi

Terowongan jalan kaki (MINA)

Terowongan

tambang (INDONESIA)
VI.

DAFTAR PUSTAKA

Wiweko M.A, 2015,

Pembuatan Terowongan (Tunneling) Widyaiswara

Pertama-Pusdiklat Minerba
https://fileq.wordpress.com/download/makalah/teknik-terowongan/)

Вам также может понравиться