0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
124 просмотров10 страниц
Dokumen tersebut membahas metodologi audit untuk siklus akuisisi dan pembayaran yang mencakup pengujian pengendalian internal, pengujian substantif transaksi, dan pengujian saldo utang usaha. Audit dilakukan untuk memastikan transaksi dan saldo dicatat dengan benar dan sesuai standar akuntansi.
Исходное описание:
Оригинальное название
BAB 18 SIKLUS AKUISIS DAN PEMBAYARAN (TOC & STOT).docx
Dokumen tersebut membahas metodologi audit untuk siklus akuisisi dan pembayaran yang mencakup pengujian pengendalian internal, pengujian substantif transaksi, dan pengujian saldo utang usaha. Audit dilakukan untuk memastikan transaksi dan saldo dicatat dengan benar dan sesuai standar akuntansi.
Dokumen tersebut membahas metodologi audit untuk siklus akuisisi dan pembayaran yang mencakup pengujian pengendalian internal, pengujian substantif transaksi, dan pengujian saldo utang usaha. Audit dilakukan untuk memastikan transaksi dan saldo dicatat dengan benar dan sesuai standar akuntansi.
1. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DLM SIKLUS AKUISISI DAN
PEMBAYARAN a. Kelas transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran : 1) Akuisisi Barang dan Jasa; 2) Pengeluaran Kas; 3) Retur dan Pengurangan Pembelian serta Diskon Pembelian. b. Akun dlm siklus Akuisisi dan Pembayaran (terdapat 10 akun khusus) :
2. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN
CATATAB YG TERKAIT - Siklus ini dimulai dari pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang, dan berakhir pada pembayaran utang usaha. 1
- Terdapat 4 (empat) fungsi bisnis, yakni :
1) Memproses Pesanan Pembelian Merupakan proses permintaan akan barang dan jasa oleh personel klien, bentuk dan persetujuan yang diperlukan tergantung dari sifat barang dan jasa serta kebijakan perusahaan; Dokumen yg digunakan : a. Purchase Requisition : digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yg berwenang (contoh: permintaan bahan oleh supervisor ruang penyimpanan dl); b. Purchase Order : dokumen yg mencakup deskripsi, kuantitas dan informasi mengenai barang serta jasa, yg digunakan untuk memesan kepada vendor dan digunakan untuk menunjukan otorisasi akuisisi dalam perusahaan. 2) Menerima Barang dan Jasa Saat dimana perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya; Dilakukannya pemeriksaan atas barang yg diterima (deskripsi, kuantitas, kedatangan yg tepat waktu dan kondisinya) sebagai bentuk pengendalian; Dokumen yg digunakan : 2
Laporan Penerimaan : dokumen yg dibuat saat barang diterima,
mencakup deskripsi barang, kuantitas barang, tanggal diterima dan data lainnya yg relevan. 3) Mengakui Kewajiban Diperlukan pencatatan yg akurat dan tepat karena akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas actual; Dokumen dan Catatn yg digunakan: a. Faktur Vendor :dokumen yg diterima dari vendor ( mencakup deskripsi dan kuantitas barang yg diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan dan jumlahnya) dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi; b. Memo Debit : dokumen dari vendor, yg menunjukkan pengurangan jumlah terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yg diberikan; c. Voucher : cara formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, dengan memberikan nomor urut pada setiap transaksi; d. File Transaksi Akuisisi : file yg meliputi semua transaksi akuisisi yg diproses oleh system akutansi selama suatu periode; e. Jurnal Akuisisi : Jurnal Pembelian f. Master File Utang Usaha : mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor (Total setiap saldo akun dalam file induk sama dengan total saldo utang usaha dlm buku besar umum; g. Neraca Saldo Utang Usaha; h. Laporan Vendor : dok. Yg disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunj. Saldo awal, akuisisi, retur dan allowance, pembayaran kepada vendor dan saldo akhir. 4) Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas Proses Pembayaran atas pembelian barang dan jasa (pembayaran utang usaha); Dokumen yang digunakan : a. Cek : digunakan untuk membayar akuisisi ketika sudah jatuh tempo, dibuat multisalin (asli untuk pihak yg dibayar, 3
satu salinan diarsipkan dg faktur vendor dan dok.
Pendukung lainnya dan yg lainnya diarsip scr numeris; b. File Transaksi Pengeluaran Kas : catatan pengeluaran kas yang diproses suatu system akuntansi dlm suatu periode; c. Jurnal Pengeluaran Kas 3.METODOLOGI UNTUK MERANCANG TOC & STOT
1) Memahami Pengendalian Internal
Mempelajari bagan arus klien, mereview kuesioner pengendalian internal serta melakukan pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas. 2) Menilai Resiko Pengendalian yg Direncakan Mempelajari pengendalian internal kunci untuk setiap fungsi bisnis yang meliputi : a. Otorisasi Pembelian : otorisasi yg tepat untuk memastikan bahwa barang dan jasa yg diperoleh demi memenuhi tujuan perusahaan yg diotorisasi dan menghindari akuisisi item yg berlebihan atau tidak diperlukan; 4
Contoh: departemen pembelian harus terpisah dari
departemen yg mengotorisasi akuisisi b. Pemisahan penyimpanan asset dari fungsi lainnya : tujuannya untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, misal penerimaan barang, personel di departemen penerimaan harus independen dari personel departemen penyimpanan dan akuntansi; c. Pencatatan yg Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi : untuk memastikan tujuan kelengkapan, cut off terpenuhi serta personel yg mencatat akuisisi tdk boleh memiliki akses ke kas, sekuritas dan asset lainnya; d. Otorisasi Pembayaran : meliputi penandatangan oleh pihak yg berwenang, pemisahan antara penandatangan dan fungsi utang usaha, cek harus dipranomori dan melakukan pengendalian f isik atas cek kosong yg sudah tidak digunakan lagi. 3) Menentukan Luas Pengujian Pengendalian Jika ingin mengandalkan pengendalian untuk mendukung penilaian risiko pengendalian pendahuluan dibawah maksimum, auditor melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi scr efektif; Setelah efektivitas operasi pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor dapat mengurangi pengujian substantive. 4) Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Meliputi menghubungkan setiap pengendalian internal dengan tujuan audit yg berkaitan dg transaksi; Menghubungkan pengujian pengendalian dengan pengendalian internal; Menghubungkan pengujian substantive atas transaksi dengan tujuan audit yg berkaitan dg transaksi setelah mempertimbangkan pengendalian serta defisiensi system.
a.
TOC
dan
STOT
atas
Akuisisi
b. TOC dan STOT atas Pengeluaran Kas
4. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO UTANG USAHA 1) Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yg Mempengaruhi Utang Usaha (TAHAP I) Risiko bisnis klien dapat berasal dari perubahan dalam penggunaan teknologi dalam proses transaksi bisnis; Auditor harus memahami sifat perubahan system tsb untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yg terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yg material dalam utang usaha. 8
(TAHAP I) Sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha, saldo yg berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor, sehingga auditor menetapkan materialitas kinerja yg relative tinggi dan menilai resiko inheren relative sedang atau tinggi 3) Menilai Resiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian Pengendalia dan Pengujian Substantif atas Transaksi (TAHAP I dan II) 4) Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (TAHAP III)
5) Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo Utang
Usaha (TAHAP III) Memastikan bahwa saldo utang usaha telah dinyatakan dg wajar dan diungkapkan dg layak (tujuan audit yg berkaitan dg saldo) Prosedur audit dapat meliputi : a. Pengujian Kewajiban Setelah Periode : dilakukan untuk mengungkapkan utang usaha yg belum tercatat, prosedurnya meliputi (1) memeriksa dokumentasi yg mendasari pengeluaran kas selanjutnya; (2) memeriksa dokumentasi yg mendasari tagihan yg belum dibayar beberapa minggu setelah akhir tahun; (3) Menelusuri Laporan penerimaan yg dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait; (4) Menelusuri Laporan vendor yg menunjukkan saldo yg jatuh tempo ke neraca saldo 9
utang usaha dan (5) Mengirim Konfirmasi ke Vendor dg
siapa klien melakukan bisnis. (BACA KETERANGAN HAL 196-198) b. Pengujian Pisah Batas (Cut Off Test) : menentukan apakah transaksi dicatat pada periode yg benar dipengaruhi oleh hub. Pisah batas dengan observasi fisik persediaan dan Persediaan dalam Perjalanan (Baca hal 198-199) 5. RELIABILITAS BUKTI a. Perbedaan antara Faktur Vendor dan laporan Vendor Dalam melakukan verifikasi setiap transaksi, faktur vendor lebih disukai daripada laporan vendor, karena laporan vendor hanya mencantumkan total jumlah transaksi saja, unit, harga, ongkos angkut dan data lainnya tdk dicantumkan; Dalam memverifikasi saldo utang usaha yg benar, laporan vendor lebih unggul karena mencantumkan saldo akhir Dalam pengujian pengendalian dan subtantif, faktur vendor lebih unggul b. Perbedaan antara laporan Vendor dan Konfirmasi Laporan Vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yg independen) namun berada ditangan klien shg ada kemungkinan klien dapat merubahnya, sedangkan konfirmasi dikirim langsung ke auditor; Konfirmasi utang usaha biasa juga disertai permintaan informasi mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta persediaan konsinyasi yg dimiliki oleh vendor tetapi disimpan atas premise klien; Jika laporan vendor dan faktur vendor tersedia, serta pengendalian internal klien memadai, biasanya konfirmasi utang usaha tidak dikirimkan. c. Ukuran Sampel Biasanya ditentukan oleh materialitas utang usaha, jumlah utang yg beredar, penilaian risiko pengendalian dan hasil tahun sebelumnya.