Вы находитесь на странице: 1из 20

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT

UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
1

1. INTRUMENTASI dan KONTROL


1.1 Instrumentasi pada Proses Pembangkitan
Kemajuan dunia teknologi ditandai dengan berkembang dan meningkatnya
metoda pemantauan dan pengendalian lingkungannya dengan tujuan
meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi, memperkirakan, menurunkan
resiko dan menghilangkan efek buruk terhadap kehidupan dan lingkungan.
Sebaliknya, istilah kontrol berarti metoda-metoda memaksa parameterparameter lingkungan untuk mengikuti harga-harga tertentu. Fungsi sistem
instrumentasi dan pengukuran (Instrumentation and Measurement systems)
dapat diklasifikasikan kedalam kategori berikut ini.
1. Penilaian harga atau kualitas (Value or quality assessment) Inilah tujuan
tertua pengukuran dalam sejarah peradaban. Contoh instrument asesmen
harga adalah adalah timbangan perdagangan. Timbangan membantu kita
dengan cara membandingkan dengan berat standard untuk menentukan
harga jual suatu barang. Contoh lainnya, pemanfaatan sistem pengukur
meteran air atau listrik (kwh meter). Di lingkungan pembangkitan, banyak
pengukuran untuk menjamin kualitas keandalan produksi listrik sesuai yang
dibutuhkan.
2. Keselamatan dan Proteksi (Safety and Protection) Bertujuan memantau
dan mendeteksi situasi berbahaya tertentu untuk menentukan aksi adaptif,
protektif danpreventif; misalnya tujuan pemantauan suhu untuk menentukan
tindakan adaptif atau protektif. Dalam beberapa hal, sistem pengukuran
dibuat untuk menyulut suara atau lampu peringatan alarm, misalnya alarm
kebakaran; atau untuk mengambil tindakan lain seperti membuka katup
pelepas tekanan (relief valve) untuk mencegah tekanan lebih yang
menyebabkan pecah.
3. Kendali otomatis (Automatic Control) Seperti disebutkan sebelumnya,
bahwa istilah kontrol berarti metoda-metoda memaksa parameter-parameter
lingkungan untuk mengikuti harga-harga tertentu. Misalnya menjaga
ketersediaan air dalam tangki; mempertahankan tinggi/level air dalam tangki
ketel uap, atau proses start/stop dan pengoperasian unit pembangkit. Secara
umum, semua elemen-elemen yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan
kendali (control) termasuk sistem instrumentasi, biasanya dijelaskan dengan
istilah sistem kendali (control system).
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
2

4. Pengumpulan data (Data collection) Dalam banyak hal, data dikumpulkan


dan diarsipkan sebagai informasi untuk menganalisis penyebab gangguan
dan pengembangan model proses yang lebih baik

Teknologi kontrol buatan pertama kali dikembangkan memanfaatkan manusia


sebagai bagian integral aksi kontrol. Setelah mempelajari bagaimana
menggunakan mesin dan elektronika serta computer untuk menggantikan fungsi
manusia, mulailah digunakan istilah kontrol otomatis (automatic control). Pada
proses kontrol, tujuan utamanya adalah mengatur harga suatu kuantitas.
Mengatur berarti menjaga harga tersebut tetap pada harga yang diinginkan
walau apa pun pengaruh dari luar. Harga yang diinginkan disebut harga acuan
atau set-point.
Paragraf berikut menggunakan pengembangan suatu sistem kontrol untuk
contoh kontrol proses tertentu untuk mengenalkan beberapa istilah dan lambing
di lapangan. Gambar 1.1 menunjukkan proses yang akan digunakan pada
pembahasan berikut. Cairan mengalir ke dalam tangki dengan laju qin, dan
keluar dari tangki dengan laju qout. cairan dalam tangki berketinggian (level) h.
Tinggi cairan dalam tangki akan dipertahankan pada harga tertentu H, walau
berapa pun laju aliran masuk tangki.

Kontrol manual (Manual Control)


Untuk mengatur tinggi level, tangki dilengkapi dengan satu tabung gelas
penduga S, seperti gambar 1.1. Tinggi level cairan yang ada h disebut
controlled variable (variabel terkontrol). Aliran keluar tangki bisa dirobah oleh
operator melalui katup. Laju aliran keluar disebut manipulated variable atau
controlling variable (variabel terselewengkan atau variabel pengkontrolan).
Dengan memanipulasi posisi katup, operator mengkontrol tinggi level tangki
sedekat mungkin dengan level yang diinginkan H.
Disini, manusia operator menggunakan matanya sebagai elemen perasa
(sensing element) level. Umumnya, pada operasi manual, manusia merasakan:
melihat, menyentuh, mencium, merasa dan mendengar merupakan sistem

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
3

pengukuran. Dalam banyak hal, manusia operator bisa dibantu dengan sensor
lain, misalnya indikator level, suhu, dan tekanan.

Gambar 1.1 Kontrol Level Manual ( Manual Level Control).

Kontrol Otomatis (Automatic Control)


Untuk menyediakan kontrol otomatis, sistem harus dimodifikasi seperti
ditunjukkan pada gambar 1.2, dimana mesin, elektronik atau komputer
menggantikan operasi oleh manusia operator.
Satu alat yang disebut perasa (sensor) ditambahkan, yang mampu mengukur
nilai harga level dan mengobahnya menjadi sinyal proporsional s. Sinyal ini
disiapkan sebagai masukan input ke mesin, rangkaian eletronik atau komputer,
yang disebut pengkontrol (controller). Pengkontrol ini melakukan fungsi manusia
mengevaluasi pengukuran dan menyiapkan sinyal keluaran U untuk merobah
posisi katup melalui suatu penggerak actuator (motor atau sistem
numatik/hidrolik) yang terhubung ke katup dengan sambungan mekanikal. Inilah
contoh khas dari kontrol proses otomatik (automatic process control)

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
4

Gambar 1.2 Kontrol Level Otomatik cairan dalam tangki.


Instrumentasi yang tepat untuk sistem kontrol otomatis yang dimaksud pada
gambar 1.2, ditunjukkan pada gambar 1.3. Sensor level mengirim hasil
pengukurannya sebagai suatu sinyal listrik ke pengkontrol elektronik.
Pengkontrol diprogram untuk membandingkan sinyal yang diterima dengan
harga yang disimpan H. Kemudian pengkontrol menghitung suatu harga sebagai
suatu sinyal yang akan dikirim katup kontrol (unit penggerak actuator) untuk
mengobah aliran. Pengkontrol bisa juga dihubungkan ke komputer atau rekorder.
Pada situasi yang lebih realistis bisa juga dibuat Alarm untuk mengingatkan/
menyiagakan operator jarak jauh jika level dalam tangki menjadi terlalu tinggi
atau terlalu rendah yang bisa merusak katup/actuator, tangki atau pipa, dll. Bisa
juga mengirim laju aliran ke monitor,atau jumlah total aliran untuk perhitungan
biaya dengan menambahkan alat ukur pada sisi keluar tangki. Pengukuran ini
biasanya dikirim ke komputer yang terhubung ke jaringan komputer perusahaan
untuk diproses di bagian lain. Untuk tujuan pemeliharaan, banyak alat ukur
dilapangan (field instruments) juga dilengkapi dengan indikator lokal, yaitu harga
yang terukur ditunjukkan di lokal dan juga dikirim sebagai sinyal ke pusat kontrol.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
5

Gambar 1.3 Instrumentasi untuk kontrol level otomatis

1.2 Diagram Blok Kontrol Proses (Process Control Block Diagram)


Tujuan pendekatan diagram blok adalah untuk memungkinkan suatu proses
dianalisis sebagai interaksi sub-sistem lebih kecil dan lebih sederhana. Jika
karakter setiap elemen sistem bisa ditentukan, maka kemudian karakter sistem
yang terpasang dapat ditentukan dengan mensaling-hubungkan subsistemsubsistem tersebut. Satu model bisa dibuat dengan menggunakan blok-blok
yang melambangkan tiap-tiap elemen yang berbeda. Karakter suatu operasi
proses bisa dikembangkan dari memperhatikan sifat dan perantara elemenelemennya.

Elemen-elemen Lup Kontrol Proses (Elements of Process control loop)


Elemen-elemen suatu sistem kontrol proses ditentukan dengan hubungan
bagian-bagian fungsionil yang terpisah dari sistem. Paragraf berikut memberi
definisi elemen-elemen dasar sistem kontrol proses dan menghubungkannya
dengan contoh diatas. Gambar 1.4 menunjukkan diagram blok yang dibuat dari
elemen-elemen yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel yang dikontrol pada
proses ditunjukkan dengan y pada diagram ini, nilai terukur dari variabel yang
dikontrol diberi simbol ym. Nilai acuan (setpoint) variabel yang dikontrol diberi
simbol ysp.
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
6

Pencari kesalahan (error) adalah titik bagian pengurangan-penambahan yang


menghasilkan sinyal error E = ysp - ym ke pengkontrol untuk pembandingan dan
tindakan.

Gambar 1.4 Diagram blok suatu lup kontrol proses


Spesifikasi sistem kontrol proses untuk mengatur variabel y dalam batas tertentu
dengan respon waktu tertentu, menentukan karakteristik yang harus dimiliki
sistem pengukuran. Pilihan teknologi tertentu untuk pengukuran pada lupadalah
tergantung keseluruhan kebutuhan dan spesifikasi yang mendasari sistem
kontrol. Istilah-istilah utama yang digunakan untuk menjelaskan elemen-elemen
lup kontrol adalah sebagai berikut.

Process : pada contoh sebelumnya, cairan mengalir masuk dan keluar tangki,
tangkinya sendiri, dan cairan, semuanya merupakan suatu proses yang
akan dikontrol terhadap tinggi level cairannya. Secara umum, suatu proses
bisa terdiri dari suatu kumpulan fenomena yang rumit yang berhubungan
dengan beberapa urutan manufacturing. Banyak variabel bisa dilibatkan
pada proses sperti ini, dan bisa diperlukan sekali untuk mengkontrol semua
variabel ini pada waktu bersamaan. Ada proses-proses variabel tunggal,
dimana hanya satu variabel yang akan dikontrol; demikian juga prosesproses bervariabel banyak (multi-variable), dimana banyak variabel,
mungkin saling berhubungan, yang perlu pengaturan.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
7

Measurement : Jelaslah, untuk mempengaruhi kontrol suatu variabel pada satu


proses, kita harus memiliki informasi tentang variabel itu sendiri. Informasi
itu diperoleh dengan mengukur variabel tersebut. Pada umumnya, suatu
pengukuran mengacu kepada pengubahan variabel tersebut menjadi
besaran sinyal analog yang sesuai dengan variabel tersebut, tekanan
pnumatik, tegangan atau arus listrik. Sensor adalah suatu alat yang
melaksanakan pengukuran awal dan pengubahan enerji suatu variabel
menjadi informasi pnumatik atau listrik yang sesuai. Pengubahan lebih
lanjut atau pengkondisian sinyal akan dibutuhkan untuk menyempurnakan
fungsi pengukuran. Hasil pengukuran adalah suatu pengubahan variabel
menjadi beberapa informasi yang sebanding dalam bentuk yang
dibutuhkan oleh elemen-elemen lainnya dalam operasi kontrol proses.
Transducer: Sensor yang digunakan untuk pengukuran bisa juga disebut
transducer. Kata sensor cocok untuk peralatan pengukuran awal, namun
karena "transducer" menggambarkan suatu alat yang mengubah suatu
sinyal dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sehingga, misalnya suatu alat
yang mengubah tegangan menjadi arus yang sebanding akan disebut
sebuah transducer. Dengan kata lain, bahwa semua sensor adalah
transducer, tetapi tidak semua transducer adalah sensor,
Error Detector: Pada gambar 1.2, operator mengamati beda antara level
sebenarnya h dengan level yang diinginkan set-point H dan menghitung
error-nya. Error ini memiliki besar dan polaritas. Untuk sistem kontrol
otomatis gambar 1.3, penentuan error yang sama jenisnya ini harus dibuat
sebelum aksi kontrol apapun dapat dilakukan oleh pengkontrol. Walaupun
error detector senantiasa merupakan bagian dari peralatan pengkontrol,
adlah sangat perlu menunjukkan perbedaan yang jelas antara keduanya.
Controller : Langkah berikutnya pada urutan kontrol proses adalah memeriksa
error-nya jika ada dan menentukan aksi apa yang harus diambil. Evaluasi
bisa dilakukan oleh operator (seperti pada contoh sebelumnya), dengan
processing (pengolahan) sinyal elektronik, dengan sinyal pnumatik atau
dengan komputer. Penggunaan komputer tumbuh dengan cepatpada
bidang kontrol proses karena komputer mudah disesuaikan terhadap
operasi pembuatan keputusan dank arena kapasitas kemampuannya
melakukan kontrol sistem multi-variabel. Pengkontrol memerlukan kedua
masukan input, yaitu indikasi terukur dari variabel yang dikontrol dan satu
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
8

gambaran dari harga acuan variabel, dinyatakan dengan istilah yang sama
sebagai nilai/harga terukur. Harga acuan dari variabel akan disebut
sebagai set-point. Evaluasi melakukan penentuan aksi yang dibutuhkan
untuk membawa variabel terkontrol menuju harga set-point.
Control Element : Elemen akhir pada operasi kontrol proses adalah alat yang
menggunakan pengaruh langsung pada proses: yaitu memberikan
perubahan-perubahan variabel terkontrol yang diperlukan itu untuk
membawanya ke set-point. Elemen ini menerima satu masukan input dari
pengkontrol, yang kemudian dijelmakan kedalam beberapa operasi
proportional yang telah dilaksanakan pada proses. Pada contoh
sebelumnya, elemen kontrolnya adalah katup yang mengatur laju aliran
cairan dari tangki. Elemen ini juga disebut sebagai final control element.
The Loop : Perhatikan pada gambar 1.3 bahwa sinyal yang mengalir akan
membentuk suatu rangkaian yang menyeluruh dari proses melalui
pengukuran, error detector, controller, dan final control element. Hal inilah
yang disebut loop, bahasa umumnya adalah process-control loop (lup
kontrol proses); sering-nya disebut a feedback loop, karena kita
menetapkan satu error dan feedback sebagai koreksi terhadap proses.

1.3

Diagram Proses & Instrumentasi

Suatu alat penting untuk komunikasi enjinering pada proses pembangkit adalah
apa yang disebut sebagai Diagram Proses & Instrumentasi (P&I diagram).
Gambar 1.5 menunjukkan diagram P&I sejenis penukar panas (heat exchanger)
pada pembangkit. Penukar panas adalah satu unit proses dimana uap digunakan
untuk memanaskan suatu bahan cairan seperti minyak residu. Material minyak
residu (disebut feed-stock) dipompakan dengan laju aliran tertentukedalam pipapipa melalui ruang penukar panas dimana panas dipindahkan dari uapke dalam
minyak dalam pipa. Biasanya diinginkan untuk mengatur suhu minyak keluar
aliran agar tetap, walaupun laju aliran berubah-ubah ataupun suhu masuk aliran
juga berubah-ubah. Pengaturan suhu keluar aliran diperoleh dengan kontrol
otomatis mengatur laju aliran uap ke penukar panas. Diagram P&I menggunakan
simbol-simbol standard tertentu untuk menggambarkan unit-unit proses,
instrumentasi dan aliran proses.
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
9

Suatu diagram Process & Instrumentation berisikan:


1. Tampilan gambar bagian utama peralatan yang diperlukan dengan garis
utama aliran dari dan ke setiap bagian perlengkapan
2. Semua item perlengkapan lainnya dilengkapi dengan desain suhu,
tekanan, flow dll
3. Semua interkoneksi pemipaan ditunjukkan dengan ukuran, bahan, dan
spesifikasi fabriknya.
4. Semua peralatan instrumen utama

Gambar 1.5
K&I

Diagram P & I suatu Heat Exchanger


DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
10

Instrumen ditunjukkan pada diagram P&I dengan lingkaran, biasanya disebut


balloons. Balloon berisi angka dan huruf yang mencerminkan fungsi instrumen
dan nomer kartunya. Misalnya, TT102 berarti Temperature Transmitter (sensor
suhu) nomer 2 pada unit proses nomer 1. Bilangan 102 disebut nomer kartu (tag
number).
Setiap Temperature Transmitter (TT) di pembangkit harus memiliki satu tag
number yang khas. Penomeran tag number bisa berbeda dari satu pabrikan
dengan pabrikan lainnya. Diagram P&I merupakan referensi berharga untuk
instalasi projek yang sebenarnya. Enjiner instrumen menggunakannya sebagai
sumber banyak dokumen yang harus disediakan.
Jenis diagram lainnya dikenal sebagai Process flow Sheet. Process flow sheets
juga berisikan tampilan bergambar bagian-bagian utama peralatan yang
dibutuhkan dengan garis aliran utama dari dan ke setiap bagian. Bagaimanapun,
informasi tambahan selalu diberikan meliputi kondisi operasi pada beberapa
tingkatan proses (flows, pressures, temperatures, viscosity, etc.), keseimbangan
material, ukuran peralatan, konfigurasi dan kebutuhan keperluan. Sebaliknya ,
instrumentasi pada process flow sheets bisa lengkap sempurna, bisa juga tidak.
Diagramjenis ketiga disebut Loop Wiring Diagrams. Electrical loop wiring
diagrams adalah gambar skematik listrik yang disiapkan untuk lup listrik individu.
Lup paling sederhana adalah yang berisi hanya satu transmitter dan satu
receiver.
Lup lainnya bisa berisi banyak item seperti: transmitters. recorders. controllers,
alarm units, control valves, transducers, integrators, dan mungkin juga item
lainnya. Loop Wiring Diagram dimaksudkan untuk menunjukkan lokasi
instrumen, nomer identifikasi dan terminasi kabel interkoneksi. Jalur kabel,
ukuran kabel, titik terminal tengah dan informasi berhubungan lainnya perlu
ditunjukkan pada gambar lain

Penjelasan Instrumen
FIC-101 Flow Indicator dan Controller (0 to 50 m3/Hr, normal 30 T/Hr).
Instrumen ini mengkontrol aliran cold feedstock yang masuk sisi
tabung penukar panas dengan mengatur posisi katup pada lintasan
aliran cold feed stock.
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
11

FR-103

Flow Recorder, (0 to 10 T/Hr, 2.14 T/Hr). Instrument ini mencatat laju


aliran uap.

HS-101

Hand Switch, ON/OFF (ON). Saklar (switch) ini untuk


menghidup/matikan (on/off) pompa cold feedstock P-101. Ketika saklar
di posisi ON, pompa beroperasi. Ketika saklar di posisi OFF, pompa
berhenti.

HV-102

Hand Valve, OPEN/CLOSED, (OPEN). Saklar ini untuk


membuka/tutup (opens/closes) katup pemblok uap (steam block valve)
yang melaluinya uap dialirkan dari header ke sisi rumah penukar
panas. Ketika saklar di posisi OPEN, block valve membuka. Ketika
saklar di posisi CLOSE, block valve menutup.

PAL-103 Pressure Alarm Low, (Normal). Alarm ini berbunyi bila tekanan di pipa
utama uap (steam header) kurang dari 6 kg/cm2.
PI-100

Pressure Indicator, 0 to 15 kg/cm2, (3.18 Kg/cm2). Instrumen ini


menampilkan tekanan uap pada sisi rumah (shell) penukar panas.

PI-103

Pressure Indicator, 0 to 15 kg/cm2, (10.55 Kg/cm2). Instrumen ini


menampilkan tekanan uap pada steam header.

TAH/L-102 Temperature Alarm High/Low, (Normal). Alarm ini berbunyi bila


suhu feedstock (bahan baker) pada sisi keluar penukar panas
melebihi 85 OC atau kurang dari 71OC.
TI-103

Temperature Indicator, 0 to 200OC, (186 OC). Instrumen ini


menampilkan suhu uap masuk ke penukar panas.

TIRC-102

Temperature Indicator, Recorder, and Controller, 0 to 200OC, (80


O
C). Instrumen ini mengkontrol suhu feedstock pada sisi keluar
penukar panas dengan mengatur posisi katup yang mengatur aliran
uap ke penukar panas.

TR-101

Temperature Recorder, 0 to 200OC, (38 OC). Instrumen


menampilkan suhu feedstock yang masuk ke penukar panas.

K&I

ini

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
12

1.4 Komponen Sistem Pengukuran


Tujuan sistem pengukuran adalah untuk menyajikan kepada pengamat nilai
harga numerik yang sesuai dengan variabel yang sedang terukur. Secara umum,
harga numeric ini, nilai terukur tidaklah tepat sama dengan harga variabel yang
sebenarnya. Sehingga, nilai terukur laju aliran dalam pipa seperti yang
ditampilkan pada suatu indikator mungkin adalah 7.0 m3/hr, sedangkan nilai
sebenarnya mungkin7.4 m3/hr; putaran terukur suatu mesin yang ditunjukkan
pada tampilan digital mungkin 3000 rpm, sedangkan putaran sebenarnya
mungkin 2950. Hingga kini, cukuplah menganggap bahwa masukan ke sistem
pengukuran adalah harga variabel sebenarnya, dan keluaran outputnya adalah
nilai terukur. Lihat Gambar 1.6

Gambar 1.6

Diagram Block sistem pengukuran (measurement system)

Sistem pengukuran terdiri dari beberapa elemen atau blok. Adalah mungkin
untuk mengenal 4 jenis elemen,walaupun pada sistem yang diberi satu jenis
elemen mungkin hilang atau bisa terjadi lebih dari sekali. Ke-empat jenis tersebut
ditunjukkan pada gambar 1.6 dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sensing element (elemen perasa)


Ini yang bersentuhan dengan proses dan memberikan satu output yang
tergantung pada beberapa cara variabel diukur. Jika ada lebih dari satu elemen
perasa yang cascade (berpancaran kebawah), elemen yang bersentuhan
dengan proses disebut primary sensing element, yang lainnya disebut
secondary sensing elements. Keluaran output dari suatu sensor bisa berupa
perubahan tahanan, perubahan tegangan, perubahan arus , frekuensi dll.
K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
13

Signal conditioning element (elemen mempersiapkan sinyal)


Ini yang mengambil output dari sensing element dan mengubahnya menjadi satu
bentuk yang lebih sesuai untuk pemrosesan lebih lanjut, biasanya suatu
tegangan DC, arus DC atau sinyal frekuensi. Contohnya adalah: deflection
bridge yang mengubah suatu perubahan impedansi menjadi perubahan
tegangan; penguat yang menguatkan tegangan milli-volt menjadi volt; oscillator
yang mengubah perubahan impedansi menjadi tegangan frekuensi variabel.
Dalam kebanyakan hal keluaran output elemen signal conditioning mengikuti
level sinyal standard, yaitu 0 -10 Volts or 0-5 Volts. Jika sinyal akan dikirim
melalui wayar ke Control Room, output dari elemen signal conditioning adalah 420 mA. Dalam hal ini, kombinasi sensor dan elemen signal conditioning disebut
Transmitter. Untuk transmitter suhu yang mengukur suhu antara 0-120 OC,
output 4mA sesuai dengan 0 OC, dan output 20 mA sesuai dengan 120 OC.

Signal processing element (elemen pengolah sinyal)


Ini yang mengambil output dari conditioning element dan mengubahnya dan
mengubahnya menjadi satu bentuk yang lebih sesuai untuk penyajian lebih
lanjut. Misalnya: pengubah analog ke digital ADC yang mengubah tegangan
menjadi bentuk digital sebagai masukan input ke komputer; mikro-komputer yang
menghitung nilai variabel terukur dari data digital yang masuk. Kalkulasi khasnya
adalah: perhitungan aliran masa total dari laju aliran volume dan data rapat masa
(density); analisa komponen harmonik dari pengukuran getaran, dan koreksi
ketidak linearan sensing element.

Data presentation element (elemen penyajian data)


Data presentation element menyajikan nilai terukur dalam suatu bentuk yang
dapat dengan mudah dimengerti oleh pengamat. Misalnya elemen-elemen
seperti: indikator, indikator berskala pointer; chart recorders; alphanumeric
displays; dan computer monitors.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
14

Contoh
Suatu penimbang berat (timbangan) dengan pembacaan digital. Timbangan
terdiri dari pegas S, potentiometer P, amplifier A, Analog to Digital converter
ADC, dan pembacaan digital R. Pegas S sebagai sensor utama menghasilkan
pergeseran linear 0 - 4 cm untuk berat antara 0 9,999 kg. Pergeserannya
diukur dengan potentiometer P. Potentiometer berfungsi sebagai sensor kedua
yang menghasilkan tegangan keluar V1 antara 0 2,5 volts bila bergeser antara
0 4,0 cm. Penguat (amplifier) memiliki gain 4,0 sehingga mengeluarkan output
V2 yang bervariasi antara 0 9,999 volts. Pengubah ADC menghasilkan
bilangan digital yang dapat ditampilkan dengan rangkaian pembacaan digital.

Kenalilah (identify) elemen-elemen sistem pengukuran diatas!


9 Pegas S adalah primary sensing element.
9 Potentiometer adalah secondary sensing element (atau transducer).
9 Amplifier dan A/D Converter adalah signal conditioning elements.
9 Pembacaan digital (digital readout) adalah indicator element.

1.5 Evolusi Instrumentasi


Pada tahun 1940 hingga awal 1950, instrumentasi analog berperangkat keras
umumnya berdasarkan pada pneumatic (air pressure), konsep berukuran besar
(18x 18 in). Setiap instrumen dihubungkan langsung ke titik ukur proses dan
biasanya diletakkan dekat titik ukur tersebut. Aiibatnya, kontrol dan pengukuran
proses menjdai tersebar (decentralized) dan operator hanya bisa melihat satu
seksi dari satu unit operasi. Dengan perkembangan teknik transmisi pneumatic,
kontrol terpusat (centralized control) menjadi mungkin, perlahan-lahan
memungkinkan lebih banyak perangkat keras kontrol ditempatkan dalam satu
seksi suatu panel kontrol.
Bagaimanapun, perangkat Instrumentasi masihsangat besar dan tidak praktis,
dan menyajikan tampilan dan kontrol satu variabel proses.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
15

Revolusi baru Instrumentasi dating akibat penemuan transistor pada tahun 1947.
Pada akhir 1950, kecenderungan meminiaturkan sajian instrumentasi berlanjut
hingga langkah yang tinggi dan ukuran perangkatnya menurun hingga
berstandard 2 x 6 in. Pada masa itu, perangkat keras instrumentasi elektronik
telah resmi digunakan, berbasis pada teknologi transistor, berkembang menjadi
transmisi elektronik dan berlanjut dengan instrumentasi terpusat (centralization)
pada satu control panel kontrol; lahirlah ruang kontrol terpusat (centralized
control rooms).
Pada awal 1960, komputer digital mulai digunakan pada kontrol proses,
dihubungkan dengan perangkat keras peripheral di ruang kontrol. Perangkat
keras pengantara baru seperti printers, typewriters, screen CRT dan keyboards,
sekarang digunakan operator, membuat suasana di ruang kontrol menjadi
kompleks, karena semua perangkat keras baru masih didukung dengan panel
instrumen analog yang konvensional. Sehingga, operator harus mempelajari
teknik yang baru sambil mengingat peralatan lama dalam hal darurat. Beginilah
keadaan tata susunan rancangan panel kontrol yang ada hingga belakangan ini.
Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, revolusi filosofi rancangan pengantara
orang dengan mesin (man-machine interface) telah dimulai, dengan
menggunakan arsitektur tersebar berbasis perangkat mikro-prosesor. Perangkat
baru ini mendigitalkan perangkat analog biasa dan menjadikan mode kontrol
yang baru. Mulai diterapkan juga jaringan komunikasi pada lup analog
konvensional dan memungkinkan mengembalikan desentralisasi beberapa
kontroldi lapangan, sambil bersamaan lebih memusatkan informasi pada
tampilan-tampilan kontrol utama. Studi intensif terus dilakukan pada aspek teknik
manusia mendapatkan informasi, misalnya rekomendasi ISA (ISA-RP60.3-1977)
berjudul "Human Engineering for Control Centers. Studi ini membawa revolusi
baru pada pengantara manusia (human interfacing) sistem pengukuran berbasis
komputer pada decade 1980-an.
Sistem tersebar memungkikan untuk mengganti semua informasi proses yang
relevan pada tampilan kontrol tersebut menjadi mudah digapai oleh operator
yang duduk. Inilah inti utama revolusinya. Gambar 1.8 menunjukkan Evolusi
rancangan panel kontrol tahun1950-an hingga 1980-an.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
16

Gambar 1.8

Evolusi Panel Control dan Instruments.

Sistem tersebar ini ditawarkan oleh kebanyakan pabrikan instrumen utama,


seperti Honeywell, Inc., Foxboro Corporation, Taylor Instrument Company, the
Bristol Company, Fisher Controls Corporation, EMC Corporation dan lainnya.
"TDC2000" buatan Honeywell, Inc., adalah salah satu yang pertama dikeluarkan
(TDC =Totally Distributed Control). Sistem berbasis perangkat mikro-prosesor
yang disusun dalam suatu jaringan "data highway". Sejenis pusat kontrol modern
ditunjukkan pada gambar 1.9.
Pada tahun 1990-an display station menerapkan teknologi tinggi mempertinggi
human interface dan memungkinkan operator untuk mengawasi informasi lebih
banyak. Tampilan berbasis teknologi Windows, animasi, 3D display, icons,
mouses, touch screens, videos, dan instrumen sebenarnya (virtual).
Pengembangan selanjutnya adalah perangkat lunak penyokong operator,
dimana software cerdas digunakan untuk menggabung dan menganalisa banyak
data dan menyediakan bagi operator ringkasan cerdas, analisa dan anjuran ahli.

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
17

Gambar 1.9

K&I

Typical Control Center.

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
18

Gambar 1.10 Workstation Modern

Gambar 1.11 Engineering Workstation

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
19

Periode 1950-an dan 1960-an transmisi sinyal berbasis teknik pnumatik, dimana
sinyal analog ditransmisikan melalui pipa sebagai tekanan udara bervariasi
antara 3 hingga 15 psi. Periode 1970-an hingga 1990-an, sistem kabel listrik
standard 4 - 20 mA menjadi metoda transmisi sinyal yang paling popular pada
bidang Instrumentasi. Selama 1990-an kemajuan di bidang komunikasi digital,
mikro-elektronik, dan jaringan networking, sehingga banyak usaha memajukan
teknik transmisi digital. Sensor-sensor menjadi lebih canggih dan generasi baru
smart transmitter memasuki pasaran. Teknologi fieldbus akhirnya menjadi
terstandardkan pada tahun 1997. Fieldbus memungkinkan satu kabel wayar
dihubungkan ke banyak sensor dilapangan. Transmisi digital memberikan
tanggapan (response) lebih cepat dan meningkatkan jumlah informasi yang bisa
trnasmisikan melalui field bus. Transmisi digital menjadi revolusi instrumentasi
proses dengan skala yang jauh lebih besar dari pada revolusi yang telah dimulai
dengan transmisi elektrik selama tahun 1970-an dan1980-an sebagaimana
tercermin pada gambar 1.12. Kecerdasan juga menjadi terdistribusi dan
tersimpan dalam smart transmitters. Ruang lingkup instrumentasi akan terrevolusi dengan jaringan, fiber optics, solidstate sensors, dan teknologi Artificial
Intelligence (kecerdasan bikinan).

Gambar 1.12 Evolusi teknologi komunikasi lapangan

K&I

DOC.01/2010

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UDIKLAT SURALAYA
KONTROL&INSTRUMENT
20

Ringkasan
1. Fungsi utama suatu sistem instrumentasi adalah pencapaian harga/nilai dan
kualitas, proteksi dan keselamatan, kontrol, dan pengumpulan data.
2. Block diagrams membantu melihat sub-functions setiap bagian dari suatu
proses dan menentukan input dan outputnya, dan bagaimana
dihubungkannya dengan bagian lain dari proses.
3. bagian utama suatu lup kontrol adalah proses, pengukuran, error detector,
pengkontrol, dan elemen kontrol.
4. Diagram P&I terdiri dari simbol-simbol grafikal dan gaaris-garis yang
menggambarkan aliran proses dan mengenali (identify) lokasi dan fungsi
instrumennya, misalnya sensors, katup, recorders, indikator, dan interkonesi
instrument.nya
5. Suatu sistem instrumentasi terdiri dari empat bagian fungsi dasar; sensors,
signal conditioning, signal processing, dan indicators.

K&I

DOC.01/2010

Вам также может понравиться