Вы находитесь на странице: 1из 11

Dampak Minat Belajar dan Motivasi Belajar Siswa

Terhadap Hasil Belajar Siswa


Ricardo, Rini Intansari Meilani1)
1)

Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,


Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi, No. 229 Bandung, Jawa Barat Indonesia
Email: ricardo@student.upi.edu;intanmusthafa@upi.edu

ABSTRAK
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah minat
dan motivasi belajar siswa. Artikel ini membahas hasil penelitian tentang
pengaruh minat dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran mengelola peralatan kantor di sebuah SMK swasta di Kabupaten
Bandung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode explanatory
survey, dimana data dikumpulkan dengan menggunakan angket model likert
scale yang diberikan kepada populasi sejumlah 47 orang siswa kelas X
program Administrasi Perkantoran. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa baik secara simultan maupun
parsial. Artikel ini menekankan pentingnya kedua variabel tersebut dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: minat belajar, motivasi belajar, hasil belajar.

PENDAHULUAN
Rendahnya hasil belajar siswa menjadi masalah yang sering dihadapi pihak sekolah
dan menjadi salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan di Indonesia.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia berhubungan dengan rendahnya kualitas sumber
daya manusia (SDM) di Indonesia. Seperti yang diketahui, sumber daya manusia (SDM)
berkualitas sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
Nilai KKM yang telah ditentukan menjadi indikator capaian yang hasil belajar siswa.
Permasalahan yang sama yang dialami setiap sekolah adalah masih terdapatnya siswa yang
masih belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Misalnya, di salah satu
SMK swasta di Kabupaten Bandung memiliki permasalahan terhadap rendahnya
pencapaian nilai KKM selama tiga tahun berturut-turut pada mata pelajaran mengelola
peralatan kantor, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor 3 Tahun Terakhir
Kelas

Tahun
Ajaran

Jumlah
Siswa

X-AP
X-AP
X-AP

2013/2014
2014/2015
2015/2016

40 siswa
34 siswa
47 siswa

Rata-Rata
Hasil
Belajar
68
71
65

KKM

75

Hasil
belajar
akademik didapat dari hasil pengamatan dan pengukuran aspek-aspek akademik, seperti
penguasaan keterampilan maupun materi atau isi dari subjek pelajaran yang diukur secara
valid dan reliabel lewat serangkaian tugas maupun ujian dan diakumulasikan dalam bentuk
nilai (Kpolovie, Joe, & Okoto, 2014). Hasil belajar perlu diperhatikan oleh pihak sekolah
dengan menelusuri faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal
meliputi: faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan dan faktor-faktor eksternal seperti,
faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat (Slameto, 2003) perlu menjadi diperhatikan
instansi pendidikan dalam mengoptimalkan hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan
pengamatan yang dilakukan penulis, faktor dominan yang mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah minat dan motivasi belajar siswa. Salah satu indikator minat dan motivasi
siswa dalam belajar adalah tingkat kehadiran siswa. Tingkat ketidakhadiran siswa tanpa
keterangan masih cukup tinggi, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2
2

Tingkat Ketidakhadiran Siswa Tanpa Keterangan Dalam 3 Tahun Terakhir


Kelas

Tahun
Ajaran

Jumlah
Siswa

X-AP

2013/201
4
2014/201
5
2015/201
6

X-AP
X-AP

Persenta
se Siswa
Alpha

40 siswa

Rata-Rata Jumlah
Siswa yang Alpha
(Tanpa
Keterangan)
17 siswa

34 siswa

12 siswa

35 %

47 siswa

17 siswa

36 %

42,5 %

Data empiris mengenai tingginya tingkat ketidakhadiran siswa di atas terjadi bukan
tanpa sebab, kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor baik secara internal maupun eksternal.
Bila kita menilik permasalahan rendahnya minat dan motivasi belajar, maka secara teori,
minat dan motivasi belajar siswa memiliki korelasi yang positif dengan hasil belajar. Selain
ketidakhadiran tanpa keterangan, rendahnya minat dan motivasi belajar dapat ditunjukkan
dari tingkat keterlambatan siswa saat masuk kelas, perilaku siswa yang cenderung kurang
memperhatikan saat belajar, dan lain sebagainya. Pihak sekolah perlu menyediakan solusi
dalam mengentaskan masalah rendahnya minat maupun motivasi belajar siswa. Perlu
metode maupun pendekatan khusus dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan guru dapat
menggunakan berbagai teknik atau metode dalam menciptakan suasana kelas yang
didambakan. Pemilihan bahan ajar yang mantap dan media pembelajaran visual yang tepat
dapat menjadi perantara yang efektif dalam berkomunikasi dengan siswa, menjadi
pengalaman berguna, memberdayakan penggunaan beberapa indera, dan menumbuhkan
minat dan motivasi belajar siswa (Zoufan & Loutfi Pour, 2000). Guru sebagai pihak yang
secara langsung berhubungan dengan siswa perlu menciptakan beragam strategi
pembelajaran dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, penulis terdorong untuk melakukan penelitian
mengenai dampak dari minat belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di
SMK swasta di Kabupaten Bandung. Berikut pemaparan kajian teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas, metode penelitian yang digunakan, pembahasan hasil
penelitian, hingga kesimpulan yang didapat dari penelitian yang dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Minat Belajar
Minat Belajar
Minat belajar adalah keinginan untuk terlibat secara sengaja dalam aktivitas belajar,
memainkan bagian penting dalam pembelajaran, dan menentukan apa yang kita pilih untuk
belajar (Gamer, 1992; Alexander & Jetton, 1996, dalam Klassen & Klassen, 2014). Minat
memiliki peran penting dalam pencapaian prestasi akademik siswa dengan memberi
rangsangan perkembangan pengetahuan, pemecahan masalah, dan ketekunan yang ditandai
3

dengan keterlibatannya dalam aktivitas belajar (Krapp, 1999; Renninger, 1992, dalam
Leibham, Alexander, & Johnson, 2013).
Minat dalam materi pelajaran menjadi faktor penting kegiatan belajar (Hidi, 1990;
Schiefele, 1991 dalam Dierks, Hoffler, & Parchmann, 2014). Minat belajar merupakan
pembangun motivasi belajar siswa yang dapat dilihat dari keinginan dan kenikmatan siswa
untuk terlibat dalam tugas-tugas yang diberikan guru dan dalam menerima materi ajar
(Hidi & Renninger, 2006).
Siswa yang memiliki minat belajar biasanya ditandai dengan adanya perasaan senang
untuk belajar, adanya partisipasi atau keterlibatan, dan sikap penuh perhatian (Slameto,
2010). Guru hendaknya menjadi fasilitator bagi siswa dengan menanamkan kepada siswa
untuk dapat berinteraksi secara individual maupun sosial (Atkinson, 2009).
Siswa berminat dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal
seperti: keadaan psikologis dan fisiologis siswa, faktor eksternal seperti: lingkungan sosial
atau non sosial, dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2003). Guru dapat memberikan
upaya-upaya untuk meningkatkan minat belajar, seperti yang diungkapkan oleh (Campbell.
2004):
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memperkaya ide atau gagasan.


Memberikan hadiah yang merangsang.
Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.
Petualangan dalam arti berpetualang ke alam sekeliling secara sehat.
Mengembangkan fantasi.
Melatih sikap positif.

Minat memiliki kontribusi dalam peningkatan pemahaman dan pembelajaran siswa


(Hidi et al., 2004). Oleh karena itu, guru perlu memberikan serangkaian solusi untuk
peningkatan minat belajar seperti, membangun komunikasi yang baik antara guru dan
siswa, melakukan variasi metode ajar maupun media ajar, dan lain sebagainya.
Konsep Dasar Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
Motivasi dianggap sebagai pemelihara atau pembimbing perilaku serta kekuatan
bawaan dari siswa (Petri, 1981). Motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai
(Sardiman, 2010).
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang membedakan siswa yang
memaksimalkan potensi belajarnya dengan siswa yang kurang berprestasi secara akademik
(McCoach & Siegle, 2003). Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu, motivasi ekstrinsik
dan motivasi intrinsik (Anas, 2013). Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang terjadi
karena dipengaruhi oleh penguatan dari lingkungan (McCoy, 2014), lingkungan tersebut
dapat berupa insentif eksternal seperti imbalan maupun hukuman.
Motivasi instrinsik berasal dari minat pribadi seseorang untuk belajar (Pintrich, 2003).
Motivasi instrinsik lebih menitikberatkan pada kesadaran diri pribadi. Untuk mengetahui

seberapa besar motivasi belajar yang dimiliki siswa, maka terdapat beberapa indikator
yang digunakan (Makmun, 2003):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Durasi kegiatan.
Frekuensi belajar.
Persistensi pada kegiatan.
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan.
Devosi dan pengorbanan dalam mencapai tujuan.
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dari kegiatan yang dilakukan.
Tingkat kualifikasi prestasi/produk yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan.
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Konsep Dasar Hasil Belajar


Hasil Belajar
Hasil belajar merujuk pada hasil dari pendidikan yang menunjukkan sejauh mana
murid, guru, kurikuler, dan lembaga pendidikan telah mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan (Kpolovie et al., 2014). Hasil belajar siswa juga merupakan kemampuan
siswa untuk mengingat fakta dan mempresentasikan pengetahuannya secara lisan maupun
tulisan dalam sebuah ujian/tes (Kpolovie et al., 2014).
Hasil belajar merupakan bagian dari evaluasi belajar dimana sangat dibutuhkan dalam
pendidikan formal maupun non-formal (Kpolovie, 2014a). Adapun beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, motivasi siswa, upaya
dan rasa percaya diri, keterlibatan dalam kegiatan akademik, status sosial-ekonomi, orang
tua, teman sebaya, dan budaya (Phillipson & Phillipson, 2012).
Terdapat beberapa indikator dalam mengukur hasil belajar siswa (Moore, 2005),
diantaranya:
1. Ranah kognitif, terdiri dari 6 aspek: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, dan sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah afektif, terdiri dari 5 aspek: penerimaan, menjawab, penilaian,
pengorganisasian, dan karakterisasi.
3. Ranah psikomotorik, terdiri dari 4 aspek: gerakan pokok, gerakan umum,
gerakan ordinat, dan gerakan kreatif.
Berdasarkan pemaparan tinjauan pustaka di atas, dapat digambarkan theoretical
framework sebagai berikut:

Motivasi Belajar
Minat Belajar

Hasil Belajar

Gambar 1. Theoretical Framework

METODOLOGI
5

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey. Responden yang dipilih


adalah siswa kelas X dari salah satu SMK di Kabupaten Bandung, sebanyak 47 orang
siswa.
Instrumen pengumpulan data dengan penelitian explanatory survey dan teknik
pengumpulan data melalui penyebaran angket dengan skala likert. Ada 2 bagian angket
yang diujikan kepada responden, bagian pertama ditujukan untuk mengukur minat belajar
siswa yang dijabarkan melalui empat indikator, yaitu perhatian, ketertarikan, rasa senang,
dan keterlibatan dengan item sebanyak 11 item, Bagian kedua ditujukan untuk mengukur
motivasi belajar siswa yang dijabarkan melalui delapan indikator, yaitu, durasi kegiatan,
frekuensi belajar, persistensi, devosi, ketabahan, tingkat kualifikasi, tingkat aspirasi, dan
arah sikap dengan item sebanyak 21 item.
Analisa statistik yang digunakan dalam mengolah data yang terkumpul adalah statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk menampilkan
gambaran pandangan responden mengenai minat belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar
yang dijabarkan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Statistik inferensial menggunakan
analisis regresi untuk menguji hipotesis.
HASIL PENELITIAN
Minat Belajar
Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan gambaran tingkat minat belajar siswa
berada pada kategori sedang/ragu-ragu. Hasil didapatkan dari pengolahan angket dan dan
didapat hasil perhitungan persentase frekuensi jawaban 47 responden sebesar 47%.
Tabel 3. Kriteria Gambaran Variabel Minat Belajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat Setuju
16
4
Setuju
88
21
Ragu-Ragu
197
47
Kurang Setuju
63
15
Tidak Setuju
59
14
Sumber: Data terolah
Untuk melihat gambaran indikator dari variabel minat belajar hasil maka dapat
dideskripsikan melalui perhitungan skor rata-rata pada tabel berikut:

Tabel 4. Gambaran Indikator Minat Belajar dalam Skor Rata-Rata


Indikator
Perhatian

Skor Rata-Rata
2,80
6

Ketertarikan
Rasa Senang
Keterlibatan

3,17
2,69
2,70

Sumber: Data terolah

Grafik di atas menggambarkan keempat indikator dari minat belajar (perhatian,


ketertarikan, rasa senang, dan keterlibatan). Berdasarkan skor rata-rata indikator tertinggi
adalah indikator ketertarikan dengan skor 3,17. Dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki
ketertarikan untuk belajar. Hal ini bisa diakibatkan dari metode ajar maupun materi ajar
yang dirasa menarik oleh siswa. Indikator terendah adalah indikator rasa senang dengan
skor 2,69. Rasa senang siswa untuk belajar masih rendah, bisa saja diakibatkan karena
relasi atau komunikasi guru yang kurang (Suardi, 2015).
Motivasi Belajar
Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan gambaran tingkat motivasi belajar
siswa berada pada kategori sedang/ragu-ragu. Hasil didapatkan dari pengolahan angket dan
dan didapat hasil perhitungan persentase frekuensi jawaban 47 responden sebesar 37%.
Tabel 5. Kriteria Gambaran Variabel Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat Setuju
102
4
Setuju
263
19
Ragu-Ragu
326
37
Kurang Setuju
169
29
Tidak Setuju
33
11
Sumber: Data terolah
Untuk melihat gambaran indikator dari variabel minat belajar hasil maka dapat
dideskripsikan melalui perhitungan skor rata-rata pada tabel berikut:
Tabel 6. Gambaran Indikator Motivasi Belajar dalam Skor Rata-Rata

Indikator
Skor Rata-Rata
Durasi
2,99
Frekuensi Belajar
3,05
Persistensi
2,77
Devosi
2,79
Ketabahan
2,85
Tingkat Aspirasi
2,42
Tingkat Kualifikasi
2,73
Arah Sikap
2,49
Sumber: Data terolah
Tabel di atas menggambarkan kedelapan indikator dari motivasi belajar (durasi,
frekuensi belajar, persistensi, devosi, ketabahan, tingkat aspirasi, tingkat kualifikasi, dan
arah sikap). Berdasarkan skor rata-rata indikator tertinggi adalah indikator frekuensi
belajar dengan skor 3,05. Dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa untuk belajar cukup
baik. Frekuensi siswa untuk belajar tidak hanya dilakukan saat jam sekolah tapi di luar jam
7

sekolah. Indikator terendah adalah indikator tingkat aspirasi dengan skor 2,49. Tingkat
aspirasi siswa masih cukup rendah, guru maupun orang tua siswa perlu menyediakan
wadah aspirasi bagi siswa.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai siswa. Dari hasil pengolahan data yang
didapat penulis didapat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola peralatan
kantor kelas X AP di salah satu SMK di Kabupaten Bandung tergolong rendah. Nilai
tersebut didapat dari Laporan Hasil Belajar Siswa selama satu semester yang digambarkan
dalam grafik berikut:
Tabel 7. Gambaran Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Swasta di Kabupaten Bandung
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
0-59
16
34
60-69
22
47
70-79
5
10
80-89
4
9
90-100
0
0
Total
47
100
Sumber: Data terolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM adalah 75, dan ada sekitar 81% siswa masih belum
mencapai nilai tersebnt. Pihak sekolah perlu memperhatikan masalah hasil belajar dengan
melakukan beragam solusi, seperti menyediakan pelajaran tambahan di luar jam sekolah,
memberikan perbaikan (remedial), menambah atau memperbaki fasilitas belajar, menyediakan
metode/media pembelajaran menarik, dan lain sebagainya.
Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Untuk melihat pengaruh antara variabel minat belajar terhadap hasil belajar dapat
digunakan statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Diperoleh
persamaan regresi = -25,235 + 0,821X1.. Tanda (+) di depan angka 0,821 menunjukkan
hubungan antara variabel bebas (minat belajar) dan variabel terikat (hasil belajar) berjalan
satu arah. Jika variabel minat belajar meningkat, maka variabel hasil belajar siswa juga
akan meningkat begitupun sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh Fhitung sebesar 4,522, sedangkan
Ftabel dengan tingkat kesalahan = 0,05 dan dan dk reg b/a = 1 dan dk res = n-2 = 45
sebesar 4,057, artinya Fhitung> Ftabel yaitu 4,522>4,057. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran mengelola peralatan kantor kelas X Administrasi Perkantoran.
Nilai koefisien determinasi variabel minat belajar dan variabel hasil belajar siswa
sebesar 9,13%. Artinya secara parsial variabel hasil belajar siswa dipengaruhi oleh variabel
minat belajar sebesar 9,13%. Sisanya sebesar 90,87% dipengaruhi oleh faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar.
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
8

Untuk melihat pengaruh antara variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar dapat
digunakan statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Diperoleh
persamaan regresi = 10,839 + 0,670X2. Tanda (+) di depan angka 0,670 menunjukkan
hubungan antara variabel bebas (motivasi belajar) dan variabel terikat (hasil belajar)
berjalan satu arah. Jika variabel motivasi belajar meningkat, maka variabel hasil belajar
siswa juga akan meningkat begitupun sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh Fhitung sebesar 12,9039,
sedangkan Ftabel dengan tingkat kesalahan = 0,05 dan dan dk reg b/a = 1 dan dk res = n-2
= 45 sebesar 4,057, artinya Fhitung> Ftabel yaitu 12,9039>4,057. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran mengelola peralatan kantor kelas X Administrasi Perkantoran.
Nilai koefisien determinasi variabel motivasi belajar dan variabel hasil belajar siswa
sebesar 22,29%. Artinya secara parsial variabel hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
variabel motivasi belajar sebesar 22,29%. Sisanya sebesar 77,71% dipengaruhi oleh faktor
lain yang mempengaruhi hasil belajar.
Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Untuk melihat hubungan dan pengaruh antara variabel minat dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar dapat digunakan statistik inferensial dengan menggunakan analisis
^
regresi berganda. Diperoleh persamaan regresi: Y =5,859+ 0,821X1+0,670X2.. Tanda
(+) di depan angka 0,821 dan 0,670 menunjukkan hubungan antara variabel bebas (minat
dan motivasi belajar) dan variabel terikat (hasil belajar) berjalan satu arah. Jika variabel
minat dan motivasi belajar meningkat, maka variabel hasil belajar siswa juga akan
meningkat begitupun sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh Fhitung sebesar 11,32, sedangkan
Ftabel dengan tingkat kesalahan = 0,05 dan dan dk reg b/a = 1 dan dk res = n-2 = 45
sebesar 3,2043, artinya Fhitung> Ftabel yaitu 11,32>3,2043. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengelola peralatan kantor kelas X
Administrasi Perkantoran.
Nilai koefisien determinasi variabel motivasi belajar dan variabel hasil belajar siswa
sebesar 24,06%. Artinya secara simultan variabel hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
variabel minat belajar dan motivasi belajar sebesar 24,06%. Sisanya sebesar 75,94%
dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar.
KESIMPULAN
Minat belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK swasta di Kabupaten
Bandung berada pada kategori sedang yang diukur melalui empat indikator yaitu,
perhatian, ketertarikan, rasa senang, dan keterlibatan. Indikator tertinggi adalah indikator
ketertarikan, sedangkan indikator terendah adalah indikator rasa senang yang didapat dari
persepsi responden dalam menjawab angket.

Motivasi belajar berada pada kategori sedang yang diukur melalui delapan indikator
yaitu, durasi kegiatan, frekuensi belajar, devosi, persistensi, ketabahan, tingkat aspirasi,
tingkat kualifikasi, dan arah sikap. Indikator tertinggi adalah indikator frekuensi belajar,
sedangkan indikator terendah adalah indikator tingkat aspirasi yang didapat dari persepsi
responden dalam menjawab angket.
Hasil belajar siswa berada pada kategori rendah berdasarkan Laporan Hasil Belajar
Siswa pada mata pelajaran mengelola peralatan kantor kelas X Administrasi Perkantoran.
Hal ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar dan motivasi
belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam upaya peningkatan hasil
belajar. Penelitian ini juga menjadi salah satu referensi
DAFTAR PUSTAKA

Anas, M. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Sholat
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik di MIN Beji.
Cetin, B. (2015). Academic Motivation and Self-Regulated Learninig in Predicting
Academic Achievement in College. Journal of International Education Research ,
95-106.
Dierks, P. O., Hoffler, T. N., & Parchmann, I. (2014). Profiling Interest of Students in
Science: Learning in School and Beyond. Research in Science & Technological
Education , 97-114.
Garn, A. C., & Jolly, J. L. (2014). High Ability Students Voice on Learning Motivation.
Journal of Advanced Academics , 7-24.
Hilmi, F. (2013). Analysis of Relationship Between Learning Achievement of Tafsir AlQur'an and Arabic Learning Interest. International Journal of Scientific &
Technology Research , 336-337.
Klassen, S., & Klassen, C. F. (2014). The Role Interest in Learning Science Through
Stories. Interchange , 133-151.
Kpolovie, P. J., Joe, A. I., & Okoto, T. (2014). Academic Achievement Prediction: role of
Interest in Learning and Attitude Towards School. International Journal of
Humanities Social Sciences and Education , 73-100.
10

Leibham, M. B., Alexander, J. M., & Johnson, K. E. (2013). Science Interests in Preschool
Boys and Girls: Relation to Later Self-Concept and Science Achievement. Science
Education , 294-308.
Makmun, A. S. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
McCoy, D. C., Wolf, S., & Godfrey, E. B. (2014). Student Motivation for Learning in
Ghana: Relationships with Caregivers Values Toward Education, Attendance, and
Academic Achievement. School Psychology International , 294-308.
Sahebzadeh, B., Kikha, A., Afshari, Z., & Kharadmand, Z. (2013). Effect of Environmental
Factors for Teaching of Science on Academic Achievement and Interest of Students
and on Their Teachers Job Satisfaction. International Journal on New Trends in
Education and Their Implications , 75-88.
Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suardi, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Syah, M. (2008). Psikologi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tsegay, S. M., & Ashraf, M. A. (2015). The Influence of Senior Secondary School
Teachers on Students Achievements in Gao-Kao. international Journal of Research
Studies in Education , 67-76.

11

Вам также может понравиться