Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
alami di burung dan jagung, Muller dan McClintock menyimpulkan bahwa ujung
kromosom yang alami bisa melindungi kromosom dari peleburan/regulasi yang
sering terjadi antara intrakromosomyang rusak. Studi Tetrahymena dan Ragi
menunjukan bahwa ujung kromosom dilindugi oleh unit heksanukleotida secara
berulang-ulang. Dalam pertengahan 1980-an Blackburn dan Greider,seorang
penemu telomerase. Hasil penemuanya yang menunjukan adanya aktifitas
enzimatik dalam ekstrak sel yang ditambahkan hexanucleotida untuk ujung
kromosom yang alami yang di sebut Telomerase. Sepeluh tahun yang lalu telah di
tunjukan adanya berbagai macam komponen dikendalikan oleh telomere
homeostasis. Perbaikan telomere membutuhkan protein telomerase dan juga
penghambat beberapa DNA yang rusak. Terkait genetic dan epigenetic protein di
telomere seperti enzim telomerase dapat mengakibatkan tidak normal pada
panjang telomere, kerusakan telomere (TIF), akhir dari fusi telomere dari siklus sel
penuaan dan kestabila genom. Disfungsi Telomere pada manusia mengakibatkan
sindrom kegagalan perkembangan sumsum tulang, leukemia, dan kanker. Ilmuan
biologi cina meneliti telomere untuk memahami mekanisme dari DNA telomerik,
telomerase, dan protein telomere untuk pengembangan alat diagnostic dan terapi
penyakit telomere yang relavan
1. struktur dan perbaikan telomere
1). Telomere DNA dan G-quadruplex telomere terdiri dari squeen yang berulangulang dan terikat oleh beberapa protein yang berinteraksi dengan telomere. Pada
sel mamalia, DNA telomer mengandung double strain yang berulang-ulang dari
squen TTAGG yang diikuti oleh terminal 3 yang mengandung banyak G single
straind. Tolemer DNA pada struktur T membentuk loop (lingkaran), yaitu pada ujung
telomere saling berikatan dengan dirinya sendiri dan banyaknya kandungan squen
G single straind yang berulang-ulang sehingga dapat membentuk G-quadruplexes,
ikatan hidrogen basa G berfungsi sebagai donor dan akseptor. Oleh karena itu
pembentukan 3 G straind yang berulang memisahkan double strand DNA yang
saling berikatan yang disebut D-loop. Pada manusia telomere struktur G-quadruplex
berfungsi sebagai perlindugan, penekanan rekombinasi, dan penghambatan
telomere dengan enzim telomerase. Tan dan rekan dari Institute of Zoology di
universitas china secara sistematis telah mengeksplorasi stabilitas telomeric Gquadruplex dengan pengaruh fisika dan kimia dengan kondisi yang berbeda.
Misalnya, telomer DNA manusia membentuk paralel terletak di bawah molekul
dengan kondisi berkerumun (menggrmbol),dengan cara yang berbeda kelompok
tersebut membuktikan bahwa helicase tidak dapat mengikat sepasang intramolekul
struktur telomere G-quadruplex oleh BLM dan family RecQ yang lain karena Gquadruplex berperan untuk melindungi telomere.
Penelitian sebelumnya secara invitro telah menunjukkan bahwa pengulangan empat
kali TTAGG dapat melipat G-quadruplex dan pengaruh pemanjangan telomere.
Kelompok Tan menunjukan bahwa G-quadruplex terbentuk dari hasil hidrolisis
eksonuclease di bagian 3 ujung telomere yang dapat menghambat aksebilitas
telomerase (perpanjangan telomere). Proses akhir dari enzyme telomerase dan
helicase memerlukan pemisahan untaian tugal 3 di ujung telomere. Tan dan
kelompoknya menganalisis ukuran ekor 3 ekor dari 3 yaitu 6, 8, dan 12nt
diperlukan secara berturut-turut untuk tidak mengikat telomer G-quadruplex ,
ekstensi telomer oleh telomerase, dan mekanisme alternative perpanjangan
telomer (ALT). Karena ujung 3 ' jarak nya jauh dari ekor telomere DNA 5nt,
penelitian mereka juga menunjukkan bahwa telomer G-quadruplexes mengatur
reaksi pada ujung kromosom. Diambil secara bersama-sama, struktur telomere Gquadruplex mengatur enzim telomerase di ujung kromosom untuk regulasi panjang
telomer dan sebagai perlindungan, karena itu telomere berfungsi sebagai obat yang
mampu untuk terapi penuaan dan kanker.
Dalam ragi, sub unit telomerase Est1p baru-baru ini terbukti mampu mengubah
untai tunggal telomeric DNA G- ke dalam struktur G-quadruplex secara invitro.
Dalam studi ini oleh kelompok Zhou, Est1p mutan dapat mengganggu G-quadruplex
dan menyebabkan pemendekan telomere dan penuaan seluler, sehingga Gquadruplex sangat berperan penting dalam pengaturan panjang telomer. Jelas
bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami perbedaan fungsional Gquadruplex dalam mengatur telomerase dan panjang telomer antara manusia dan
organisme lainnya.
Panjang 3 'G-yang berulang-ulang sangat penting untuk pengolahan akhir dan
regulasi telomerase. Pengambilan untai ganda nuklease tertentu (DSN), Zhao et. Al.
mengembangkan pendekatan untuk mengukur ukuran yang tepat dari untai tunggal
3 'G yang berulang, sehingga memberikan alat baru untuk Studi telomerase .
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa panjang G overhang dari lagging helai
muncul lebih lama dibandingkan helai terkemuka di sel BJ manusia. Harus mencatat
bahwa telomerase yang diduga istimewa direkrut untuk telomere terpendek untuk
panjang pemeliharaan . karya terbaru dari Zhao et. Al. menantang model ini dengan
menunjukkan telomerase yang meluas paling kromosom berakhir pada setiap S fase
dan tidak brhubungan dari proses mengisi-in C-untai berikutnya dalam sel kanker
manusia. Temuan ini menunjukkan bertahap jalur pemeliharaan telomer dan dapat
membuka jalan baru penelitian untuk antitelomerase terapi
2) Telomerase dan regulasinya - telomerase adalah telomerase reverse
transcriptase (TERT) terdiri dari ribonucleoprotein yang kompleks. Komponen RNA
telomerase (TERC) sebagai tempat utuk perpanjangan telomere dengan squen
TTAGG berulang di ujung kromosom. TERC mengekspresikan TERT sebagai aktivitas
telomerase untuk mengangkat sel kanker. Jika TERC atau TERT konsentrasinya refah
atau hilang akan meyebabkan pemendekan telomere, ketidakstabilan genomic,
aneuploidy, peleburan telomere, dan penuan sel fenotip. Begitu juga sebaliknya jika
TERT konsentrasi lebih tinggi akan meningkatkan gen supresor sehingga
menyebabkan cacat di berbagai sel poliferasi
Dibandingkan,
berlebih dari TERT dapat secara dramatis meningkatkan rentang hidup tikus dalam
konteks.
tumor gen supresor overexpressing seperti p53, p16, dan p19 [36]. Karena itu,
disfungsi telomerase dapat menyebabkan cacat di berbagai sangat proliferatif sel /
jaringan dan
urutan untai tunggal G-overhang [65]. TIN2 berfungsi sebagai hub untuk
menjembatani berbagai
komponen telosome dengan langsung mengikat TRF1, TRF2, dan TPP1 / Pot1
heterodimer
[11]. TPP1 langsung berinteraksi dengan TIN2 dan Pot1 serta telomerase [11, 66].
RAP1 mamalia ditargetkan telomeric DNA dengan langsung berinteraksi dengan
TRF2 [11].
Bersama-sama, enam protein inti berfungsi sebagai platform yang merekrut pemain
dari beragam
jalur ke telomere untuk pemeliharaan dan perlindungan. Hal ini terbukti dalam
penelitian terbaru
dari kelompok kami di mana kami melakukan layar genome-wide-berdasarkan BIFC
untuk interaksi
mitra dari enam protein telomer inti dalam sel manusia hidup [12]. Kami
mengidentifikasi> 300
protein, termasuk berbagai Novel protein telomer terkait. Berkat unik
sifat dari strategi BIFC, sejumlah lemah / transient telosome protein interaksi
seperti protein kinase dan ligases ubiquitin E3, diidentifikasi [12]. temuan ini
menggarisbawahi kompleksitas jaringan pemeliharaan telomere dan jumlah
pekerjaan
masih diperlukan untuk memahami jalur ini.
1) TRF1-pertama DNA untai ganda mengikat protein diidentifikasi [67], TRF1
bertindak sebagai
regulator negatif untuk panjang telomer [68]. penghapusan homozigot dari TRF1
pada tikus menyebabkan
mematikan embrio sekitar tahap blastokista dengan cacat pertumbuhan berat
disertai dengan
apoptosis [69]. Tidak adanya telomerase tidak bisa menyelamatkan fenotipe ini,
menyarankan
Fungsi penting dari TRF1 yang mungkin independen dari regulasi panjang telomer
[69].
Melalui analisis struktur kristal, Lei dan rekan menunjukkan bahwa TRF1 bisa
mengenali TIN2 melalui domain TRFH nya, dan domain TRFH dari TRF1 (tidak TRF2)
berinteraksi dengan PinX1 [70]. bekerja lebih terbaru mereka lebih lanjut
mengungkapkan bahwa GTPase atipikal
domain dari Fbx4 bisa berfungsi sebagai motif substrat mengikat untuk ligase
kompleks SCF E3 dan
mengikat domain globular dari TRF1 untuk ubiquitination dan degradasi. temuan ini
memberikan petunjuk kepada mekanisme yang mendasari untuk mengendalikan
TRF1, yang ekspresinya adalah
diatur secara ketat, serta telomere homeostasis [71].
2) TRF2 dan RAP1- TRF2 memiliki peran penting dalam pengaturan telomere untuk
mengatur panjang telomere dan juga melidungi ujung telomere. Faktor-faktor yang
mempengaruhi TRF untuk membentuk DNA yang kompleks adalah MRN, WRN, dan
FEN1. Menurut Lei menemukan bahwa TRFH dalam TRF2 pada manusia, bisa
mengenali [ Y / F] XL peptida dengan konsensus YYHKYRLSPL. TRFH di dalamnya
mengandung subunit (PNUTS) dan microcephalin1 ( MCPH1) bisa melokalisasi untuk
telomere, dan mengendalikan panjang telomer dan kerusakan DNA pada telomere.
Selain itu TRF2 berikatan dengan DDX39 (kotak RNA helicase) untuk penghambat
DDR sehingga menyebabkan induksi TIF(telomere disfungsi induksi focus). Hal ini
telah jelas bahwasanya TRF2 sebagai regulasi telomer
3) Pot1-Pot1 berasal dari kloning berdasarkan squen homolog dengan untai tunggal
G-kaya DNA-binding protein dalam protozoa bersilia . Lei et. Al.mengungkapkan
bahwa N-terminus pada ragi Pot1p (Pot1pN) bisa mengikat oligonukleotida (OB)
sehingga membentuk lipatan dengan dua loop. Perbandingan dari dua lipatan OB
dari PoT1 mempunyai squen DNA(ssDNA) TTAGGGTTAG. Lipatan pertama N-terminal
mengikat enam nukleotida, sedangkan lipatan kedua mengikat OB dan melindungi
ujung 3 dari ssDNA.
Pot1 telah terbukti untuk melindungi ujung telomer dari kerusakan DNA ATR kontrol
5'ujung reseksi pada telomere termini, dan mengatur telomerase. Berbeda Pot1
pada manusia, tikus memiliki dua orthologs Pot1 yaitu Pot1a dan Pot1b yang
memiliki fungsi berbeda. Pot1a berfungsi untuk merepresi ATR DNA yang
mengalami kerusakan, sementara Pot1b mengatur 5'-end reseksi. Jika Pot1
kelebihan akan menghambat RPA, protein ssDNA mengikat Pot1 dan menghambat
sinyal kerusakan DNA ATR. hal ini dibuktikan oleh Zou bahwa hnRNPA1, TERRA
(telomeric repeatcontaining RNA), dan Pot1 bisa bertindak bersama-sama untuk
menggantikan RPA dari telomeric ssDNA setelah replikasi DNA, dan melindungi
ujung telomer.
4) TPP1- TPP1 (dikenal sebagai ptop) melalui skala besar pemurnian afinitas
ditemukan TPP1untuk berikatan dengan TIN2 dan Pot1. TPP1 di manusia mengikat
c-terminus dari Pot1 dan TPP1 disebut heterodimer. Heterodimer adalah TEBP3
yang mengandung homolog Oxytricha nova dan OB N-terminal lipat . TEBP3
mengikat Pot1 untuk pemendekan telomere dan menurunkan telomerase yang
mengikat telomere. Selain itu, jika kekurangan MEFs TPP1 tidak dapat memprogram
aktivitas telomerase disebut iPSCs, sehingga menyebabkan kelainan pada
embryogenesis. TPP1 juga berikatan dengan OBFC1 / Stn1, sebuah protein OB-kali
lipat yang langsung mengikat DNA ss-telomeric, untuk panjang kontrol telomere.dan
pada penelitian baru [OBFC1 / Stn1 mengandung CST yang kompleks.TPP1 sangat
penting untuk perlindungan ujung telomere dan regulasi panjang, melalui menekan
DNA ATR kerusakan sinyal dan modulasi telomerase tergantung telomer elongasi.
5) TIN2-berikatan dengan TRF1, TRF2, dan TPP1, TIN2 bertindak sebagai pusat
komponen yang kompleks dalam telosome. TIN2 memfasilitasi TRF2 untuk
menghambat mediasi DDR ATM, telomerase,dan telomer panjang regulasi.
2. fungsi ekstra-telomer pada protein telomere
fungsi dari non-kanonik telomerase dan protein telomere mempunyai
peranan penting misalnya, manusia memiliki protein yaitu TIN2 ,TPP1 dan
Pot1 yang terdapat di dalam sitoplasma. Protein tersebut berinteraksi dengan
TRF2 untuk mengatur poliferasi dan diferensiasi dalam saraf, dan sel batang.
TRF2 juga memiliki peran penting dalam rekombinasi homolog (HR) untuk
memperbaiki double strand didaerah non telomeric. Ekstra telomerik RAP1
mengikat gen regulasi di daerah subtelomerik. Hasil dari CHIP-seq genom
pada RAP1 manusia dan TRF2 protein telomere juga berfungsi untuk
mengatur transkripsi. Yaitu N-terminus TIN2 membawa sinyal ke mitokondria,
untuk meningkatkan oksigen dan sintesis ATP mitokondria. TIN2 mengontrol
metabolic. Sehingga TIN2 merupakan faktor untuk mengatur proses glikolisis
aerobic dan fosforilasi oksidatif.
Kesimpulan
penemuan telomer dan telomerase sudah ada sejak zaman dahul, Dengan tehnik
lebih canggih dalam berbagai bidang, kita mendapatkan pemahaman yang lebih
komperhensif tentang jalur pemastian integritas telomere. Secara khusus ilmuan
dari china telah memberikan kontribusi untuk kemajuan penelitian telomere.
Penelitian lebih lanjut pada mekanisme regulasi telomerase untuk mengikat protein
telomere, dan hubungan antara telomere yang lain untuk memudahkan
pemahaman dibidang terapi.