Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jacketed Vessel
Jacketed vessel adalah bejana tekanshell tekan dengan shell tekan sekunder yang
menempel pada sisi luar dinding shell. Jacket diinstal di dinding shell, head, atau
keduanya dari pressure vessel dengan tujuan sebagai berikut :
-
Sisi dalam jacket biasanya didesign dengan tekanan dan temperatur tertentu.
Tekanan positif pada sisi dalam jacket akan menyebabkan tekanan external pada sisi
shell. (Ref ; JIS B8279)[1]
Gambar 2.4 Half pipe coil jacket (Ref : JIS B8279-2003) [1]
c. Dimple Jackets
Dimple jacket dedesain dengan pelat jacket yang tipis, yang di
pasang di shell dengan pengelasan spot dengan susunan yang teratur, dengan
pitch spot lasan berjarak kira-kira 50 mm. Dimple jacket biasanya
10
menghasilkan tebal shell yang tipis karena jarak effective supported length
nya kecil.
11
12
Keterangan :
trc = tebal minimum jacket clossure
J = Jarak antara shell & jacket
P = Internal pressure jacket
a = Tegangan ijin material closure [2]
Rs = Radius luar Shell
13
momen
inersia
yang
cukup
pada
stiffening
ring
untuk
14
2.2
dinding shell lebih rendah dari pada tekanan pada sisi luarnya. External pressure bisa
terjadi pada 3 kondisi yaitu :
a. Dari tekanan vakum/hampa pada sisi dalam dinding shell, sedangkan sisi luar
dinding shell adalah tekanan atmosphere.
b. Tekanan dari luar shell yang lebih besar dari tekanan atmosfir (jacketed reactor
vessel)
c. Kombinasi dari tekanan vakum pada sisi dalam shell dan tekanan luar yang lebih
besar dari tekanan atmosfir.
(Ref ; http://www.pveng.com/ASME/ASMEComment/ExternalPressure/External
Pressure. php) [3]
2.3
(internal pressure) maupun tekanan dari luar (external pressure) yang direncanakan,
ditambah dengan corrosion allowance yang ditetapkan.
15
Dimana;
t
Di
Do
ca
16
secara design sebenarnya aman, tetapi tetap harus dilakukan pengulangan sampai
didapat ketebalan yang paling minimal.
Tebal shell hanya salah satu bagian dari parameter design. Diluar itu ada
parameter panjang shell, serta pemakaian intermediate stiffening ring
(ring
17
Prosedur 4
Pilih gambar external pressure chart pada Appendix E, gambar 10 yang
sesuai dengan spesifikasi material, kemudian lokasikan nilai A yang
didapat pada prosedur 3
Grafik 2.1 External Pressure Chart untuk menentukan nilai factor A untuk
perhitungan external pressure pada silindrical shell untuk semua material
(Ref; JIS B8265) [2]
18
Grafik 2.2 External Pressure Chart untuk menentukan nilai factor B untuk
perhitungan external pressure pada silindrical shell untuk material stainless steel
SUS309 (max 5950C), SUS310, 316, 321, 347, 329Jl (max 4000C), dan SUS430
(max 3700C) (Ref; JIS B8265) [2]
a) Dari posisi A, tarik garis vertical keatas dan tentukan titik temu pada
kurva material pada temperature desain. Bila tidak ada kurva satupun
yang cocok dengan temperature desain, maka lakukan prosedur
interpolasi.
b) Bila nilai A melebihi ujung kanan atas dari kurva, panjangkan kurva
kearah horizontal dari ujung kanan kurva dan tentukan titik
persilangan dengan garis pada langkah a).
c) Tarik garis horizontal dari titik persilangan a) atau b) dan baca nilai B
pada aksis vertical pada sisi kiri chart
d) Bila nilai A kurang dari ujung sisi kiri kurva material , maka nilai B
adalah 0.5.E.A.
19
Prosedur 5
Dari nilai B yang didapat pada prosedur sebelumnya, maka dihitung
Maximum Allowable External pressure (Pa) untuk nilai asumsi tebal (t)
pada prosedur 1 dengan formula sebagai berikut :
.(2-4)
: Nilai yang didapat dari external pressure chart pada annex E gambar
10 untuk material dinding shell yang direncanakan, pada L/Do dan
Do/t
: Nilai yang didapat dari external pressure chart pada annex E gambar
9 untuk material
20
pressure mengacu pada Gambar E-11 JIS B8265 appendix E sebagai berikut :
a)
Pada jarak 1/3 dari tinggi head diukur dari tangent line (sketch a-1), a-2))
Titik temu antara conical shell dengan silindrical shell (sketch b), e), f))
21
dinamika fluida,
Gambar 2.11 Contoh Pembagian Parsial dari Suatu Geometri Secara 2D Menjadi
Beberapa Elemen Segitiga.
22
Salah satu cara menganalisis kekuatan bahan atau struktur bahan dari suatu
konstruksi adalah dengan menggunakan metode elemen hingga atau Finite Elemen
Methode (FEM).
2.4.2
Buckling Simulation
Buckling simulation menghitung beban atau load yang menyebabkan
23
merupakan factor skala dari besarnya beban yang diberikan untuk menghasilkan
critical load, yang similar dengan Stress Factor of Safety (FoS).
(Ref; http://www.solidworks.com/sw/products/simulation/buckling-analysis.htm) [7]
Nilai dari BLF memiliki interpretasi terhadap kondisi konstruksi terhadap
gaya yang dibebankan kepadanya. Berikut adalah intepretasi antara nilai BLF
dengan Buckling status, yaitu kondisi konstruksi terhadap proses buckling akibat
beban yang diterima.