Вы находитесь на странице: 1из 25

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

11

PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG


Ivan Wibisono1), Hugo Leonardo1), Antaresti2), Aylianawati2)
E-mail: ivan_wihaoyen@yahoo.com

ABSTRAK
Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini
pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai
kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang
mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alangalang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu hidrolisis, pengaruh suhu pemasakan dan
pengaruh penambahan larutan pemasakan dengan beda konsentrasi dalam pembuatan pulp kertas dengan
menggunakan proses asetosolv terhadap kadar alfa selulosa dan bilangan Kappa berdasarkan acuan terhadap
pulp yang digunakan sebagai bahan kertas. Mula-mula, pada penelitian ini dibuat pulp dari alang-alang dengan
proses asetosolv. Pulp alang-alang yang telah dibuat tersebut kemudian diuji nilai KAS untuk menentukan kadar
alfa selulosa dan uji bilangan Kappa untuk menentukan jumlah ligninnya, dan juga dihitung nilai yield.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi terbaik untuk pemasakan pulp alang-alang
dengan proses asetosolv, yaitu dengan kadar asam asetat 90% dan pada suhu proses 100C, dengan waktu
proses 1 jam, menghasilkan pulp dengan kadar alfa selulosa 84,6%, yield 62,8%, dan bilangan Kappa sebesar
23,6628.
Kata kunci: alang-alang, asetosolv, asam asetat, alfa selulosa, lignin

Salah satu teknologi


alternatif
dalam
PENDAHULUAN
pembuatan
pulp
Indonesia merupakan negara yang memiliki
kertas
adalah
proses
daratan yang luas. Walaupun luas negara Indonesia
yaitu
mencapai 1.904.569 km2, tidak seluruh dari luasorganosolv,
proses
pemisahan
wilayah tersebut dimanfaatkan dengan ditanami
dengan
dengan tanaman yang bermanfaat. Salah satu serat
menggunakan
bahan
tumbuhan yang dirasa kurang bermanfaat adalah
kimia
organik
seperti:
rumput alang-alang. Kertas menjadi salah satu
etanol,
sarana komunikasi secara nonverbal dalammetanol,
aseton,
asam
asetat,
berbagai sektor kehidupan. Indonesia yang
dan
lain-lain.
Proses
penduduknya berjumlah 237.556.363 (sensus tahun
2010, Badan Pusat Statistik) menjadikan negara ini telah terbukti
tersebut konsumtif dalam pemakaian jumlah memberikan dampak
baik
bagi
kertas. Sebagai negara berkembang kebutuhanyang
lingkungan
dan
sangat
informasi serta hiburan berkembang pesat di
dalam
Indonesia. Dalam segala usia, pemakaian kertas efisien
pemanfaatan
sumber
dipakai berdasarkan kebutuhan yang berbeda-beda.
Maka dari itu, seiring dengan meningkatnya daya hutan. Tanaman
yang
kebutuhan akan kertas, industri-industri pembuatanalang-alang
tidak
diharapkan
kertas di Indonesia mengalami peningkatan.
dapat
Dengan meningkatnya kebutuhan yang besar masyarakat
diolah
dengan
akan kertas, dan tuntutan masyarakat akan
teknologi yang ramah lingkungan semakinmenggunakan
meningkat, menyebabkan perlunya pemasokanteknologi yang ramah
yaitu
bahan baku kertas yang besar pula pada sektor lingkungan
proses
asetosolv,
yang
industri kertas. Maka tanaman alang-alang yang
merupakan
salah
satu
mengandung selulosa dapat dijadikan sebagai
proses
organosolv,
bahan pembuat pulp, karena selain persediaannya
yang banyak di Indonesia, dan juga dapatdengan bahan asam
menggantikan bahan baku kayu di hutan sebagai asetat untuk menjadi
pulp kertas. Proses
bahan baku pembuatan pulp.
acetosolv
dalam
pengolahan
pulp
memiliki
beberapa
keunggulan,
antara
lain: bebas senyawa
sulfur, daur ulang
1)

Staf
Mahasiswa
diMandala
Fakultas
Teknik2)
Jurusan
Teknik
Kimia
Universitas
Katolik
Widya
Surabaya
Pengajar
di

limbah
dapat
dilakukan
hanya
dengan
metode
penguapan
dengan
tingkat
kemurnian
yang cukup tinggi.
Dan
juga
bahan
pemasak
yang
digunakan
dalam
proses acetosolv dapat
diambil
kembali,
tanpa adanya proses
pembakaran
bahan
bekas pemasak.
Penelitian ini
dilakukan
dengan
tujuan
yaitu
mempelajari
waktu
hidrolisis
dan
pengaruh
suhu
pemasakan dan juga
pengaruh penambahan
larutan
pemasakan
dengan
beda
konsentrasi
dalam
pembuatan
pulp
terhadap kadar alfa
selulosa, yield pulp,
dan kadar lignin yang
terdegradasi dengan
proses
asetosolv.
Selain
itu,
juga
mempelajari
karakteristik
pulp
hasil pemasakan dari
alang-alang
berdasarkan
acuan
pulp komersial.

Fakultas
Teknik Kimia Universitas Katolik
Teknik Jurusan Widya Mandala Surabaya

WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

Selulosa
Selul
TINJAUA osa
(C6
N
H10
O5)n
PUSTAKA adalah
polimer
Alangberantai
alang
panjang
Pada polisakarid
penelitian a
ini
karbohidrat
digunakan
, dari betabahan baku
glukosa.
alang-alang,
Selulosa
Alang-alang
merupakan
atau ilalang
komponen
ialah sejenis
utama
rumput
dalam
berdaun
pembuatan
tajam, yang
kertas.
kerap
Selulosa
menjadi
adalah
gulma
di
senyawa
lahan
organik
pertanian.
penyusun
Alang-alang
utama
menyebar
dinding sel
secara alami
dari
mulai dari
tumbuhan.
India hingga
Adapun
ke
Asia
sifat
dari
Timur, Asia
selulosa
Tenggara,
adalah
Mikronesia,
berbentuk
dan
senyawa
Australia.
berserat,
Kini alangmempunyai
alang juga
tegangan
ditemukan
tarik yang
di
Asia
tinggi,
Utara,
tidak larut
Eropa,
dalam air
Afrika, dan
dan pelarut
Amerika.
organik.
Bahan
kering dari
alang-alang
mengandun
g
abu
sebesar 5,42
%, silika 3,6
%,
lignin
18,12
%,
pentosan
28,58
%,
dan kadar
alfa selulosa
44,28
%,
dan
juga
mempunyai
derajat
polimerisasi
berkisar
600-1500[2]
[10]
.

DP
berkisa
r 1590,
dapat
menge
ndap
bila
dinetral
kan.
1 Selulos
a

(Gamm
a
cellulo
se)
adalah
selulos
a
beranta
i
pendek,
larut
dalam
larutan
NaOH
17,5%
atau
basa
kuat
dengan
DP
kurang
daripad
a 15[2].
Lignin
Ligni
n adalah zat
yang
bersamasama
dengan
selulosa
yang
adalah
salah satu
sel
yang
terdapat
dalam
kayu.
Lignin
berguna
dalam kayu
seperti lem
atau semen
yang
mengikat
sel-sel lain
dalam satu
kesatuan,
sehingga
bisa
menambah
support dan
kekuatan
kayu
(mechanica
l strength)

agar kokohdan berdiri


pulp,
o
maka
s
sema
a
kin
b
baik
e
kuali
r
tas
a
pulp
n
terse
t
but.
a
Berd
i
asark
p
an
a
G
deraj
n
aat
j
m
poli
a
bmeris
n
aasi
g
r(DP),
,
maka
ti
1
selul
d
.
osa
a
dapat
k
R
dibed
l
u
akan
a
m
atas
r
u
u
stiga
jenis
t
yaitu
d
M
:o
a
l
l1 S
a
e
e
m
k
l
l
u
u
a
l
l
r
o
S
u
s
e
t
a
l
a

u
n
(
l
N
A
o
a
l
s
O
p
a
H
h
S
elulosa
merup
akan
unsur
yang
pentin
g
dalam
proses
pembu
atan
pulp.
Semak
in
banyak
selulos
a yang
terkan
dung
dalam

a
C
e
l
l
u
l
o
s
e
)
a
d
a
l
a
h
s
e
l
u
l

1
7
,
5
%
a
t
a
u
l
a
r
u
t
a
n
b
a
s
a

tegak.
k
s
u
e
a
b
t
a
d
g
e
a
n
i
g
p
a
e
n
n
D
d
P
u
(
g
d
a
e
d
r
a
a
n
j
a
a
t
t
a
p
u
o
p
li
e
m
n
e
e
r
n
i
t
s
u
a
ti
s
n
i
g
)
k
b
a
e
t
r
k
k
e
i
m
s
u
a
r
r
n
6
i
0
a
0
n
s
1
e
5
l
0
u
0
l
.
o
S
s
e
a
l
.
u
2 S
l
e
o
l
s
u
l
a
o

s
a
d

i
(
p
B
a
e
t
k
h
a
a
i
C

ell
ul
os
e)
ad
Gam
ala
bar
h
sel
2.
ulo
Struk
sa
tur
ber
Ligni
ant
n[15]
ai
pe
nd
L
ek, ignin
lar
ut memi
dal liki
am strukt
lar ur
uta kimia
n wi
Na
O yang
H berca
17, bang5% caba
ata ng
u
basdan
a berbe
ku ntuk
at poli
de mer
ng
an tiga
dime
nsi.
Mole
kul
dasar
ligni
n
adala
h
fenil
propa
n.
Mole
kul
ligni
n
memi
liki
deraj
at
poli

meris pada
asi sel
tingg kayu,
i.
seba
Oleh gian
karen besar
a
terdir
ukurai dari
n danligni
struktn,
urnyaberik
yang atan
tiga deng
dime an
nsi selbisa sel
mem lain
ungkidan
nkan mena
ligni mbah
n
keku
berfu atan
ngsi struk
sebagtur
ai
kayu.
seme Dind
n
ing
atau sel
lem juga
bagi meng
kayu andu
yang ng
dapat ligni
meng n.
ikat Pada
serat dindi
dan ng
mem sel,
berik ligni
an n
keker bersa
asan mastruktsama
ur deng
serat. an
Bagi hemi
an selul
tenga osa
h
mem
lamel bentu
a
k
12

matri
ks
(sem
en)
yang
meng
ikat
seratserat
halus
selul
osa.
Ligni
n di
dala
m
kayu
memi
liki
perse
ntase
yang
berbe
da
terga
ntung
dari
jenis
kayu[
3]
.
Hem
iselul
osa
H
emis
elulo
sa
meru
paka
n
seny
awa
sejen
is
polis
akari
da
yang
terda
pat
pada
semu
a

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

industri pulp
kertas
jenis serat, mudahdan
dapat
larut dalam alkali,akan
dan
mudahdiatasi. Proses
terhidrolisis olehorganosolv
asam
mineralmemberikan
menjadi gula danbeberapa
senyawa
lain.keuntungan,
Hemiselulosa
yaitu
lebih mudah larutrendemen
daripada selulosa,pulp
yang
dan
dapatdihasilkan
diisolasi
daritinggi,
daur
kayu
denganulang
lindi
ekstraksi.
hitam dapat
dilakukan
dengan
mudah, tidak
menggunakan
unsur sulfur
sehingga lebih
aman terhadap
lingkungan,
dapat
menghasilkan
by-products
(hasil
Gambar 3. sampingan)
Senyawa berupa lignin
Hemiselulosdan
hemiselulosa
a[14]
dengan tingkat
Proses Asetosolv kemurnian
tinggi.
Ini
Proses
secara
pemisahan serat
ekonomis
dengan
dapat
menggunakan
bahan
kimiamengurangi
organik
sepertibiaya
produksi, dan
misalnya:
metanol, etanol,dapat
aseton,
asamdioperasikan
asetat, dan lain-secara
lain dinamakanekonomis
dengan
prosespada kapasitas
terpasang
organosolv.
relatif
Proses ini telahyang
kecil
yaitu
terbukti
sekitar
200
memberikan
ton
pulp
per
dampak
yang
[6]
baik
bagihari .
lingkungan dan
Penggu
sangat
efisiennaan
asam
dalam
asetat sebagai
pemanfaatan
pelarut
sumber
dayaorganik
hutan.
disebut
dengan proses
Dengan
asetosolv.
menggunakan
proses organosolvKekuatan tarik
pulp asetosolv
diharapkan
permasalahan
setara dengan
lingkungan yangkekuatan tarik
dihadapi
olehpulp
kraft.

Proses
asetosolv
dalam
pengolahan
pulp memiliki
beberapa
keunggulan,
antara
lain:
bebas senyawa
sulfur,
daur
ulang limbah
dapat
dilakukan
hanya dengan
metode
penguapan
dengan tingkat
kemurnian
yang
cukup
tinggi,
yaitu
dengan distilasi
saja daur ulang
pemakaian
asam
asetat
sebagai bahan
pemasaknya,
dan nilai hasil
daur ulangnya
jauh
lebih
mahal
dibanding
dengan hasil
daur
ulang
limbah kraft.
Keuntungan
lain dari proses
asetosolv
adalah bahwa
bahan pemasak
yang
digunakan
dapat diambil
kembali

tanpa adanya
proses
pembakaran
bahan
bekas
pemasak. Tidak
seperti proses
pemasakan
pulp
dengan
metode kraft,
yang
limbah
larutan
pemasaknya
atau
black
liquor
harus
dimasukkan ke
dalam
furnis
yang
panas,
dan bertekanan
tinggi
untuk
mendapatkan
sisa
larutan
pemasak yang
mengandung
senyawa sulfur
dalam bentuk
abu,
yang
kemudian abu
ini
harus
dicampur
dengan
lime
atau CaO untuk
menghilangkan
bahan
kimia
asal
seperti
NaOH, Na2S,
dan
Na2CO3
membentuk
green liquor.
Lime
ditambahkan
lagi
dalam
green
liquor
untuk
mengubah
sodium
karbonat
menjadi
sodium
hidroksida agar
menjadi white
liquor
dan baru bisa
dipake menjadi
larutan
pemasak [17]lagi
pada pulp .
Proses
asetosolv lebih
menguntungka
n karena tidak
perlu
menggunakan
dapur
untuk
pembakaran
daur
ulang
black
liquor,
karena hanya

dengan
pemisahan
secara
distilasi saja
sudah bisa,
tidak terlalu
memakan
biaya untuk
bahan bakar
pada
pembakaran
di dapur.
Dari
penelitian
dengan
penggunaan
proses
asetosolv,
telah
dilakukan
pembuatan
pulp
berbahan
ampas tebu
dan enceng
gondok
yang
didapatkan
nilai KAS
untuk
ampas tebu
sebesar
83,93% dan
nilai KAS
untuk eceng
gondok
75,2%[11].
Nilai KAS
yang
diperoleh
dari proses
acetosolv
untuk
pemasakan
eceng
gondok dan
ampas tebu
masih lebih
rendah jika
dibandingk
an
nilai
KAS dari
pulp yang
dipersyarat
kan
oleh
pabrik
kertas yaitu
sebesar
86%.
Perbanding
an
antara
data yang
digunakan
pada
enceng
gondok
terhadap

ampas tebu
disajikan
pada Tabel
1.
Tabel
1.
Perbanding
an Antara
Data yang
Digunakan
pada
Enceng
Gondok
terhadap
Ampas
Tebu[11]

Variabel
Suhu yang
digunakan
Tekanan yang
dipakai
Konsentrasi
asam asetat
sebagai larutan
pemasak
Waktu
pemasakan
Pemakaian
Katalis
Kadar alfa
selulosa

Enceng
Gondok
180C

Ampas tebu

Tekanan yang
terjadi pada
saat suhu
tersebut
Dipakai dengan
kisaran
50-90%

Tekanan yang
terjadi pada
saat suhu
tersebut
Dipakai dengan
kisaran 60, 80,
100 %

120 menit

30-90 menit

Katalis HCl
0,5%
64%

Katalis HCl
0,5-3%
47,7%

60-110C

Kadar lignin

8%

19,6%
13

WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

pembuatan
pulp
Pulp dengan
adalah hasilproses
pemisahan kimia ini
serat
dariakan
bahan bakumenghasilk
an
pulp
berserat.
dengan
Pulp dapat
dibuat darikekuatan
tarik lebih
bahan kayu,
tinggi
non kayu,
daripada
dan kertasproses
bekas
mekanis
(waste
dan
paper). Pulp
[2
merupakan semikimia
]
bubur kayu .
sebagai
bahan dasarFaktorFaktor
dalam
pembuatan yang
Mempenga
kertas.
ruhi
Bahan bakuProses
Pembuata
pulp
n Pulp
biasanya
Pros
mengandun
g
tigaes
komponen pembuatan
pulp
utama,
dipengaruhi
yaitu:
oleh
selulosa,
kondisi
hemiselulos proses
a,
danantara lain:
lignin.
1.
Secara
Konsentrasi
umum
larutan
prinsip
pembuatan pemasak
pulp
Deng
merupakan an
proses
konsentrasi
pemisahan larutan
selulosa
pemasak
terhadap
yang makin
impurities besar, maka
bahan-bahan jumlah
dari
larutan
senyawa
pemasak
yang
yang
dikandung bereaksi
oleh kayu didengan
antaranya lignin
lignin.
semakin
Prose banyak.
s pembuatanAkan
pulp
ditetapi,
antaranya pemakaian
dilakukan larutan
dengan
pemasak
proses:
yang
mekanis,
berlebihan
kimia, dantidak
semikimia. terlalu baik
Proses
karena
Pulp

akan
menyebabk
an selulosa
terdegradas
i.
Asam
asetat bisa
digunakan
sebagai
larutan
pemasak
sampai
dengan
konsentrasi
100%[5].
2. Suhu
Deng
an
meningkatn
ya
suhu,
maka akan
meningkatk
an
laju
delignifikas
i
(penghilang
an lignin).
Namun,
Jika suhu di
atas 160oC
menyebabk
an
terjadinya
degradasi
selulosa[7].
3. Waktu
pemasakan
Deng
an semakin
lamanya
waktu
pemasakan
akan
menyebabk
an reaksi
hidrolisis
lignin
makin
meningkat.
Namun,
waktu
pemasakan
yang terlalu
lama akan
menyebabk
an selulosa
terhidrolisis
, sehingga
hal ini akan
menurunka
n kualitas
pulp.
Waktu
pemasakan
yang
dilakukan

sebelum 1kontak
jam
pulp
belum
antara
terbentuk. bahan
Untuk
baku
waktu
dengan
pemasakan
larutan
di atas 5 jam
pemasak
selulosa
semakin
akan
luas,
terdegradasi. sehingga
reaksi lebih
4. Ukuran baik[8].
bahan baku
Ukura 5.
n
bahanKecepatan
baku yangpengaduka
berbeda
n
menyebabka
Peng
n
luasadukan
kontak antarberfungsi
bahan bakuuntuk
dengan
memperbes
larutan
ar
pemasak
tumbukan
berbeda.
antara zatSemakin
yang
kecil ukuranzat
bereaksi
bahan baku
sehingga
akan
menyebabka reaksi
dapat
n luas
berlangsun
g dengan
baik[7].
Penentuan
Kualitas
Pulp
Seca
ra umum
kualitas
pulp dapat
diukur
dengan
penentuan:
1. Kadar
Alfa
Selulosa
(KAS)
Kada
r
Alfa
Selulosa
(KAS)
merupakan
parameter
yang
digunakan
untuk
menentuka
n
banyaknya
selulosa
yang
terdapat
dalam
pulp.

Semakin
tinggi KAS
menunjukk
an semakin
banyaknya
alfa
selulosa
yang
terkandung
dalam pulp
dan
juga
kualitas
pulp yang
semakin
baik. Kadar
alfa
selulosa
dalam pulp
dipengaruh
i
oleh
konsentrasi
dan jenis
larutan
pemasak,
suhu,
waktu
pemasakan,
dan jenis
bahan yang
digunakan
untuk
membuat
pulp[8].
2. Kadar
Lignin
Kada
r lignin dari
pulp
menunjukk
an
sisa
lignin yang
tertinggal
dari
hidrolisis
yang tidak
sempurna.
Kadar
lignin dapat
ditentukan
dengan
mengoksid
asi lignin
menggunak
an kalium
permangan
at
dalam
suasana
asam. Salah
satu metode
untuk
menentuka
n
jumlah
lignin yang
tersisa
dalam pulp
adalah
dengan
mengukur

bilangan
alang-alang
Kappa.
dengan
Bilangan
menggunak
Kappa
an proses
adalah
acetosolv,
volume
mula-mula
(dalam
bahan baku
mililiter)
alang-alang
dari larutandipotongKMnO4 0,1potong
N
yangsekitar
1
dikonsumsi cm
oleh 1 gramsebanyak
pulp kering.10 gram.
Semakin
Lalu alangtinggi
alang
bilangan
dikeringka
Kappa
n
dan
berarti sisa dimasak
lignin dalam dengan
pulp
juga menggunak
semakin
an larutan
tinggi[5].
pemasak
METODE yaitu Asam
PENELITI Asetat
dengan
AN
perbanding
Lang an
10:1
kah pertama sebanyak
penilitian 100
ml
yaitu
untuk 10
melakukan gram
pembuatan dengan
pulp
dari variasi

konsentrasi
serta suhu
yang
berbeda.
Pulp
dari alangalang
kemudian
dimasak
dengan
waktu yang
berbeda dan
terhadap
hasil
hidrolisis
kemudian
dilakukan
uji
KAS
untuk
menentukan
kadar alfa
selulosa dan
uji bilangan
Kappa. Pulp
yang telah
dimasak
kemudian
diuji
karakteristi
knya
dan
dibandingka
n
dengan
pulp
14

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

larutan
komersial yangpemasak,
dan
biasa dipakai olehsuhu,
pabrik kertas padawaktu.
umumnya.
Rangkaian Alat H
A
Penelitian
S
Rangkaian I
alat
yangL
digunakan dalam
penelitian
iniP
disajikan
padaE
N
Gambar 1.
E
L
I
T
I
A
N
D
A
N
P
E
M
B
A
H
A
S
A
N
Analisis
Bahan Baku
Gambar 4.
Pembu
Rangkaian Alat
pulp
Pemasak Alang- atan
dilakukan
Alang
dengan
berbagai
Produk
yang dihasilkanvariasi waktu
berupa
pulphidrolisis,
alang-alang yangsuhu
hidrolisis dan
dipisahkan
terlebih
dahulukonsentrasi
dari
larutanlarutan asam
yang
pemasaknya, laluasetat
dipakai.
dimasukkan
ke
dalam
oven,Analisis yang
setelah
keringdilakukan
terhadap
pulpterhadap pulp
meliputi
dilakukan
alfa
pengukuran kadarkadar
alfa
selulosa,selulosa
lignin, dan yield(KAS)
dan
pulp.
Analisisbilangan
variabel
yangKappa (untuk
dipakai terhadapmengukur
proses pemasakankadar lignin)
produk
pulpserta
yield
antara
lain:pulp hasil dari
ukuran
bahanhidrolisis.
baku,
volumePada proses
larutan, kecepatanpemasakan
pengadukan,
bahan baku,
konsentrasi
dilakukan

penambahan
katalis
HCl
1%.
Penambahan
katalis berupa
HCl
1%
dilakukan
untuk
mempercepat
reaksi
serta
membuat
konversi
reaksi
berlangsung
lebih
baik.
Katalis yang
digunakan
sebesar
1%
dari jumlah
volume
larutan
pemasak yang
digunakan.
Penambahan
katalis tidak
dilakukan
melebihi
sebesar 1%
karena akan
menimbulkan
korosi sebab
larutan katalis
yang
digunakan
bersifat asam
kuat[17].

Ukuran partikelmenumpuk di
bahan baku alang-bagian bawah
alang
dibuatserta
bahan
seragam sekitarbaku
dapat
80 mesh. Partikelterkontak
terlebih
dahulusecara
baik
dikecilkan
lalu
dengan
dimaksudkan agar
larutan
selama
pemasakan areapemasak.
dari partikel dapatKecepatan
terkontak semuapengadukan
dengan
larutantidak
pemasak,
dilakukan
sehingga prosesmelebihi 150
pemasakan
rpm
karena
berlangsung lebihakan
baik. Akan tetapi,menimbulkan
partikel tidak bisa
vorteks yang
dikecilkan
menyebabkan
lagi sebab ketikasebagian
partikel menjadi
sangat
kecil,alang-alang
kandungan darimenempel di
alfa selulosa
akan
dinding labu
rusak[17].
leher tiga.
Volume
asam asetat yang
digunakan pada
penelitian kali iniPengaruh
Konsentrasi
mempunyai
Larutan
perbandingan
Asam Asetat
10:1
dari(CH3COOH)
Terhadap
massa/berat
Jumlah
alang-alang yangKadar Alfa
dimasak. VolumeSelulosa
Yang
yang digunakanDihasilkan
tidak lebih kecil
Dari
daripada
hasil
perbandingan
penelitian
10:1 karena daridapat dilihat
penelitian
bahwa
pendahuluan, jikasemakin
semakin
kecilmeningkatnya
volume
asamkonsentrasi
asetat
yangasam asetat
digunakan, luasyang
digunakan
kontak
sebagai
permukaan
dengan
bahanlarutan
baku akan lebihpemasak akan
kecil,
sertamempengaruh
adanya
bahani kadar alfa
baku
yangselulosa yang
didapat.
menumpuk
di
Semakin
bagian
bawah
besar
labu leher tiga.konsentrasi
Pada penelitianlarutan asam
ini
digunakanasetat
akan
pengadukan
memberikan
dengan kecepatankadar
alfa
150 rpm. Prosesselulosa yang
ini
perlulebih besar.
pengadukan agarHal tersebut
bahan baku tidakterlihat pada

Gambar
5,
bahwa pada
konsentrasi
asam asetat
90% memiliki
titik
maksimum
kadar
alfa
selulosa yang
lebih tinggi
daripada
konsentrasi
asam asetat
75% dan 60%
yaitu sebesar
84,6% pada
waktu
pemasakan 60
menit dengan
suhu 100C.
Begitu juga
dengan
konsentrasi
asam asetat
75%
pada
waktu
pemasakan 90
menit
pada
suhu 100C
memiliki titik
maksimum
kadar
alfa
selulosa
sebesar 74,3%
yang
lebih
tinggi
daripada titik
maksimum
konsentrasi
asam asetat
60%
pada
waktu
90
menit
suhu
100C yang
hanya
menghasilkan
kadar
alfa
selulosa
sebesar
65.2%.
Hal
ini
disebabkan
karena
dengan
semakin
tingginya
konsentrasi
asam asetat
yang
digunakan,
menyebabkan
lebih banyak
asam asetat
yang
dapat
mengikat

lignin.
15

Gambar 5. Hubungan
Antara Waktu terhadap
KAS Untuk Berbagai
Konsentrasi Asam
Asetat Pada Suhu 100C

Degradasi dari lignin


menyebabkan
alfa
selulosa
yang
sebelumnya
terikat
oleh
lignin
akan
terlepas dari lignin
sehingga
didapat
kandungan
pulp
dengan kadar alfa
selulosa yang lebih
tinggi[15]. Mekanisme
reaksi pemasakan serta
degradasi alang-alang
dapat dilihat pada
persamaan
reaksi
berikut:
[C10H10O2]n + n
CH3COOH + nH2O

Lignin

a
i
asam asetatr

nC6H3C4H9O3 + nCH3COOH
aseto ligninat asam asetat
Pada Gambar 5
dapat dilihat adanya
titik maksimum dan
penurunan untuk kadar
alfa selulosa yang
didapat untuk setiap
beda
konsentrasi
larutan
pemasak.
Adanya
titik
maksimum dan adanya
penuruan kadar alfa
selulosa
disebabkan
oleh waktu atau lama

proses
pemasakan
berlangsung.
Penurunan kadar alfa
selulosa yang terjadi
dikarenakan
dengan
semakin
tinggi
pemakaian konsentrasi
asam asetat untuk
hidrolisis bahan baku,
menyebabkan
alfa
selulosa
yang
sebenarnya
mudah
untuk terhidrolisis akan
mengalami gangguan
dalam
hidrolisis
sehingga kadar alfa
selulosa
mengalami
penurunan.
Ketika
larutan pemasak sudah
hampir menghidrolisis
lignin
sepenuhnya,
maka larutan pemasak
juga bereaksi dengan
ikatan
selulosa
sehingga
merusak
ikatan polimerisasi alfa
selulosa dan membuat
kadar dari alfa selulosa
menurun.
Pengaruh
Suhu
Proses
Pemasakan
Terhadap
Jumlah
Kadar Alfa Selulosa
Yang Dihasilkan
Dari
hasil
penelitian
yang
disajikan pada Gambar
6
terlihat
bahwa
dengan
semakin
meningkatnya
suhu
pada proses pemasakan
yang dipakai akan
mempengaruhi kadar
alfa

WIDYA TEKNIK
Vol. 10, No. 1, 2011
(11-20)

Kadar Alfa Selulosa ( % )

mempunyai
titik
maksimum kadar alfa
selulosa sebesar 78.1%
pada konsentrasi 90%
selulosa yang didapat.
selama 90 menit.
Semakin besar dari
Dari penelitian
suhu pada proses
pendahuluan
diketahui
pemasakan
yang
bahwa
reaksi
dipakai memberikan
pemasakan
bahan
baku
kadar alfa selulosa
dengan
asam
asetat
yang lebih besar.
berlangsung
pada
kondisi endotermis, di
100
mana konversi reaksi
pada reaksi endotermis
akan dipengaruhi oleh
80
panas yang diterima
pada
saat
proses
60
pemasakan.
Besar
pemasokan
akan
40
kebutuhan
panas
Suhu Pemasakan 70C
bergantung
pada
Suhu Pemasakan 85C
20
perubahan
suhu.
Suhu Pemasakan 100C
Semakin
besar
0
0
20
40
60
perubahan suhu akan
waktu ( menit
)
menyebabkan
semakin
Gambar 6. Hubungan
besar pula panas yang
Antara Waktu Terhadap
dihasilkan.
Maka
KAS Untuk Berbagai
dengan
penggunaan
Variasi Suhu Pada
suhu pemasakan yang
Konsentrasi Asam Asetat
90%
lebih
tinggi
akan
membuat konversi dari
Pada
proses
reaksi
lebih baik.
pemasakan
dengan
Dengan
semakin
suhu 100C memiliki
baiknya
konversi
titik maksimum kadar
reaski
akan
alfa selulosa yang
menyebabkan lignin
lebih tinggi daripada
yang
terdegradasi
proses
pemasakan
semakin
besar
dengan suhu 85C dan
sehingga kadar alfa
70C, yaitu sebesar
selulosa dalam pulp
84,6% pada waktu
menjadi lebih besar.
pemasakan 60 menit
dengan
konsentrasi
asam asetat 90%.
Pengaruh
Begitu juga dengan
Konsentrasi Larutan
proses
pemasakan
Asam
Asetat
Terhadap
Jumlah
dengan suhu 85C
Yield
Pulp
Yang
memiliki
titik
Dihasilkan
maksimum kadar alfa
Yield pulp hasil
selulosa sebesar 81.1%
pemasakan merupakan
pada konsentrasi asam
perbandingan antara
asetat 90% selama 60
jumlah pulp yang
menit, yang lebih
dihasilkan
terhadap
tinggi daripada proses
jumlah bahan baku
pemasakan
dengan
yang
suhu 70C yang hanya
16

Yield

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

(%)

60
digunakan.
Penurunan
dari
konsentrasi asam
asetat
yang 50
digunakan
Konsent
berpengaruh
rasi
asam
terhadap
yield
asetat
pulp. Yield pulp
60%
merupakan hasil
yang
didapat
Konsent
sebagai sisa hasil
rasi
asam
pemasakan dari
asetat
pengurangan
75%
lignin
hasil
Konsent
pemasakan.
rasi
Hubungan antara
asam
waktu terhadap
asetat
yield pulp untuk
90%
berbagai
40
konsentrasi asam
0
20
asetat pada suhu
1000C disajikan
7.
pada Gambar 7. Gambar
Hubungan
Pada Gambar 7 Antara Waktu
terlihat
bahwa Terhadap Yield
pada konsentrasi Pulp Untuk
asam asetat 90% Berbagai
Konsentrasi
pada suhu 100C Asam
Asetat
pada waktu akhir Pada Suhu
pemasakan
100C
memiliki
yield
pulp yang lebih
Hal ini
rendah daripadadikarenakan
konsentrasi asampada
asetat 75% dan
konsentrasi
60% yaitu sebesar
asam asetat
57,2%.
Begitu
lebih
juga
denganyang
besar,
dengan
konsentrasi asam
asetat 75% padamelihat
suhu 100C padapersamaan
waktu
akhirreaksi
pemasakan,
pemasakan
memiliki
yield mengakibatka
pulp
sebesarn mol asam
yang
61,1% yang lebihasetat
rendah daripadabereaksi
konsentrasi asamdengan lignin
asetat 60% padamenjadi
suhu 1000C padasemakin besar
waktu
akhirsehingga
lignin
yang
pemasakan
dapat
memiliki
yield
pulp sebesar 64%. didegradasi
menjadi lebih
banyak.
Dengan lignin
90
yang semakin
banyak
didegradasi
80
menyebabkan
sisa
hasil
reaksi
70
menjadi lebih
kecil. Hasil

reaksi yang
semakin kecil
mengakibatka
n yield pulp
yang
didapatkan
menjadi lebih
rendah.
Penuru
nan yield pulp
juga
dipengaruhi
oleh
alfa
selulosa yang
rusak,
semakin
banyak alfa
selulosa yang
mengalami
kerusakan
pada
rantai
polimerisasi
maka
menyebabkan
hasil
sisa
pemasakan
lebih
kecil
pula[16].

Yield ( % )

pemasakan
dihidrolisis
dengan
suhu
dengan baik
Pengaruh Suhu
70C.
karena proses
Larutan Asam
berlangsung
Asetat Terhadap
pada sistem
Jumlah
Yield
100
Pulp
Yang
endotermis, di
Dihasilkan
mana
pada
Dari hasil
sistem
Suhu endotermis
penelitian
Pem
hubungan antara
semakin
asak
waktu terhadap
banyak panas
an
yield pulp untuk
70C yang diterima
berbagai
suhu
semakin baik
90
pada konsentrasi
hasil reaksi
asam asetat 90%
yang didapat.
80
yang
disajikan
Dengan lignin
pada Gambar 8
yang semakin
70
terlihat
bahwa
banyak
perbedaan suhu
didegradasi
60
yang digunakan
menyebabkan
dalam pemasakan
sisa
hasil
50
bahan
baku
reaksi
mempengaruhi
menjadi lebih
40
dari hasil yield
kecil. Hasil
0 20
pulp
yang
reaksi yang
40
didapat. Semakin
semakin kecil
60
besar suhu yang
mengakibatka
80
digunakan dalam
n yield pulp
100
proses
yang
pemasakan
didapatkan
120
membuat
yield
menjadi lebih
140
pulp dari alangrendah.
alang
semakin
Pengurangan
waktu yield
berkurang. Proses
pulp
( meni
pemasakan
juga
t)
dengan
suhu
dipengaruhi
Gambar 8.
100C
oleh
alfa
Hubungan
mempunyai yield Antara Waktu
selulosa yang
pulp yang lebih Terhadap Yield
rusak,
rendah daripada Pulp Untuk
semakin
Berbagai Suhu
proses
banyak alfa
Pemasakan
pemasakan
selulosa yang
Pada
dengan suhu 70 Konsentrasi
mengalami
dan 85C. Begitu Asam Asetat
kerusakan
90%
juga
dengan
pada
rantai
proses
polimerisasi,
Hal ini
pemasakan
akan
dengan
suhu disebabkan
menyebabkan
85C
memiliki karena lignin
hasil
sisa
reaksi yang
yield pulp yang yang terdapat
lebih
kecil
lebih
rendah pada alangpula[20].
daripada proses alang dapat
160

17

Pengaruh
Konsentrasi Larutan
Asam
Asetat
Terhadap Bilangan
Kappa
Yang
Dihasilkan
Dalam
penelitian ini, bilangan
Kappa menunjukkan
seberapa banyak lignin

yang masih terdapat


dalam
pulp,
jika
bilangan Kappa tinggi,
maka kadar lignin dari
pulp juga tinggi, dan
jika bilangan Kappa
menurun, maka kadar
lignin dalam pulp juga
menurun,
hal
ini
disebabkan
oleh
penggunaan
larutan

asam asetat dalam


pemasakan. Dari hasil
penelitian dapat dilihat
bahwa bilangan Kappa
akan
mengalami
penurunan
seiring
dengan meningkatnya
persentase konsentrasi
asam
asetat
dan
lamanya
waktu
hidrolisis yang dapat
dilihat pada Gambar 9.

ligninat.
Banyaknya
lignin
yang
terhidrolisis ini dapat
dilihat
berdasarkan
jumlah
mol
aseto
ligninat yang diperoleh
sebanding
dengan
jumlah
mol
asam
asetat.
Konsentrasi
asam asetat berbanding
lurus dengan mol asam
asetat, semakin besar
konsentrasi,
maka
semakin besar pula
molnya.
Semakin
meningkat jumlah mol
asam asetat, maka
aseto ligninat yang
diperoleh juga

40

Kappa numbers

35

30

25

20

Konsentrasi asam asetat 60%


Konsentrasi asam asetat 75%
Konsentrasi asam asetat 90%

15

10

20

40

60

waktu ( menit )

Gambar 9. Hubungan
Antara Waktu Terhadap
Bilangan Kappa Untuk
Berbagai Konsentrasi
Asam Asetat Pada Suhu
100C

Hal
ini
disebabkan
karena
semakin
tinggi
konsentrasi asam asetat
dan semakin lama
waktu hidrolisis, maka
semakin banyak lignin
yang
terhidrolisis.
Lignin
mempunyai
sifat mengikat selulosa,
sehingga
semakin
banyak
lignin
terhidrolisis,
maka
semakin banyak pula
selulosa yang terlepas
dari ikatan lignin. Oleh
karena itu kadar alfa
selulosa dalam pulp
meningkat
karena
penurunan
lignin.
Dengan
melihat
persamaan
reaksi
pemasakan,
bahwa
lignin yang bereaksi
dengan asam asetat
akan membentuk pulp
dan cairan berupa
black liquor yang
mengandung
aseto

semakin
meningkat.
Sehingga lignin yang
tersisa di dalam pulp
semakin kecil.

Kappa bers

WIDYA TEKNIK
Vol. 10, No. 1, 2011
(11-20)

25

20

Suhu pemasakan 70C


Suhu pemasakan 85C
Suhu pemasakan 100C

15

10
0

Pengaruh
Suhu
Pemasakan Terhadap
Bilangan Kappa Yang
Dihasilkan
Hubungan
antara waktu terhadap
bilangan Kappa untuk
berbagai
suhu
pemasakan disajikan
pada Gambar 10.
Dalam
penelitian ini, bilangan
Kappa menunjukkan
banyaknya
lignin
dalam pulp. Dari hasil
penelitian
pada
Gambar 10, terlihat
bahwa semakin tinggi
suhu yang digunakan
untuk
pemasakan
menggunakan
asam
asetat
90%
menghasilkan
hidrolisis lignin yang
lebih
baik.
Pada
Gambar
10
juga
terlihat bahwa suhu
cukup berperan dalam
reaksi hidrolisis lignin,
misal pada suhu 70C
hasil degradasi lignin
lebih rendah daripada
yang bersuhu 85C
ataupun 100C. Begitu
juga dengan yang
bersuhu 85C hasil
degradasi lignin lebih
rendah daripada suhu
100C.

Num

40

35
30

20

40

60

80

100

waktu ( menit )

Gambar 10.
Hubungan Antara
Waktu Terhadap
Bilangan Kappa
Untuk Berbagai
Suhu Pada
Konsentrasi Asam
Asetat 90%

Hal
ini
disebabkan sifat reaksi
yang dipakai untuk
pemasakan
lignin
adalah
reaksi
endotermis, yang jika
semakin
tinggi
suhunya,
maka
konversi
reaksi
semakin baik, dan
tentunya
waktu
mengikutinya, semakin
lama waktu reaksi,
maka lignin yang
terhidrolisis
juga
semakin
meningkat.
Reaksi
endotermis
pada pemasakan ini
akan dipengaruhi oleh
panas yang diterima
sewaktu pemasakan.
Dengan begitu, hasil
pemasakan lignin yang
baik adalah pemasakan
dengan konversi reaksi
yang tinggi, yaitu pada
suhu tertinggi. Jika
lignin semakin banyak
yang hilang, maka
kadar alfa selulosa
dalam
pulp
akan
semakin tinggi.
1
8

120

140

160

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

Perbandingan
Antara
Pulp
Dari
Alangalang, Ampas
Tebu
dan
Eceng Gondok
Dengan Pulp
Yang
Dipersyaratkan
Oleh
Pabrik
Kertas
Pada
penelitian yang
telah dilakukan,
asam
asetat
dengan
konsentrasi 90%
dan pada suhu
pemasakan
100C selama
60
menit,
memberikan
pulp
dengan
kadar
alfa
selulosa sebesar
84,6%
dan
lignin sebesar
23,6628.
Jika
dibandingkan
dengan
pulp
yang
dipersyaratkan
oleh
pabrik
kertas
yang
mengandung
kadar
alfa
selulosa sebesar
86% dan lignin
19,2041, kadar
alfa
selulosa
pulp dari alangalang tersebut
masih
lebih
rendah,
sedangkan
untuk
lignin
masih
lebih
tinggi.
Lebih
tingginya kadar
alfa selulosa dan
lebih rendahnya
lignin
yang
didapat
untuk
pulp
yang
dipersyaratkan
oleh
pabrik
kertas
dapat
dipengaruhi
oleh
berbagai
faktor
seperti
pemilihan jenis
bahan baku dan
jenis
proses

pemasakan
yang
digunakan.
Umumnya
pabrik
menggunaka
n bahan baku
berjenis
hardwood
yang
mengandung
kadar
alfa
selulosa dan
lignin yang
lebih besar
dari
nonwood,
tetapi jenis
proses
pemasakan
pada pabrik
yang
umumnya
memakai
proses kraft
memberikan
kadar
alfa
selulosa dan
degradasi
lignin yang
lebih baik.
Berda
sarkan studi
literatur yang
didapat
untuk proses
pemasakan
menggunaka
n
proses
asetosolv
diketahui
kadar
alfa
selulosa,
lignin
dan
yield
pulp
yang didapat
untuk bahan
baku alangalang, ampas
tebu
dan
eceng
gondok
sebagaimana
disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2.
Perbandinga
n Kadar Alfa
Selulosa,
Lignin Dan
Yield Pulp
Untuk Tiap
Jenis Bahan
Baku Hasil
Dari Proses
Asetosolv[18]

Kadar alfa
selulosa
Lignin
Yield Pulp

Alangalang
84,6%

Ampas
tebu
83,93%

Eceng
gondok
75,2%

23,6628
62,8%

39,13
64,79%

8,71
-

Dari Tabel 2
dapat dilihat
bahwa kadar
alfa selulosa
dari alangalang
memiliki
nilai
tertinggi
dibandingka
n
dengan
jenis bahan
baku yang
lain, dengan
kadar alfa
selulosa
yang
semakin
tinggi
mengakibatk
an daya tarik
kertas
semakin
kuat
dan
daya hapus
juga
semakin
baik
sehingga
kualitas dari
kertas yang
dihasilkan
oleh
pulp
berbahan
baku alangalang lebih
baik
jika
dibandingka
n
dengan
pulp
dari
ampas tebu
dan eceng
gondok.
Akan tetapi
pulp
dari
alang-alang
memiliki
intensitas
kecerahan
kertas yang
lebih jelek
jika
dibandingka
n
dengan
pulp
dari
eceng
gondok,

karena banyakterkandung
dalam
pulp
lignin yang
menyebabkan
kertas
yang
dihasilkan
menjadi lebih
gelap.
Jika
ditinjau dari
jumlah produk
pulp
yang
dihasilkan,
pemasakan
dengan
menggunakan
bahan
baku
ampas tebu,
memiliki yield
pulp
yang
lebih
tinggi
dari yield pulp
alang-alang,
sehingga yield
pulp
yang
dihasilkan
menjadi lebih
tinggi.
KESIMPUL
AN
Dari
hasil
penelitian dan
pembahasan,
dapat
disimpulkan
bahwa:
1. Kadar alfa
selulosa
tertinggi
didapat
pada
konsentrasi
asam asetat
yang
digunakan
90% dan
pada suhu
proses
pemasakan
100C
pada waktu
60 menit
dengan
kadar alfa
selulosa
sebesar
84,6%;
2. Bilangan
Kappa
terendah
didapat
pada
konsentrasi
asam asetat
yang
digunakan
90% dan

pada suhu
proses
pemasakan
100C
pada
waktu 150
menit
dengan
bilangan
Kappa
sebesar
20,4100;
3. Yield pulp
tertinggi
didapat
pada
konsentras
i
asam
asetat
yang
digunakan
60% dan
pada suhu
proses
pemasakan
70C pada
waktu 30
menit
dengan
yield pulp
sebesar
88,2%.
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Kumitir,
M.,
Culture
Library,
Penerbit
PT.
Gramedia
, Jakarta,
2010
[2] Paskawati
, Y. A.,
dan
Susyana,
Skripsi:
Pembuat
an Pulp
dari
Sabut
Kelapa
sebagai
Bahan
Baku
Kertas
Komposit,
Hlm. 130,
Jurusan
Teknik
Kimia,
Fakultas
Teknik,
Universit
as Katolik

Widya
Mandala,
Subabaya,
2010
[3] Muzzie, M.
D.,
Hemiselulosa
and Lignin,
New Jersey,
2006
[4] Smook, G.
A.,
Handbook
for Pulp &
[6]
Paper
Technologist,
Edisi
Keenam,
Hlm.
146148, 1989
[5] Mudjijati and
Lourentius, S.
,
Laporan
Penelitian:
Pembuatan
Pulp Alang- [7]
alang dengan
Proses Soda,
Hlm. 10-40,
19

Hlm. 1214,
Jurusan
Teknik
Kimia,
Fakultas
Teknik,
Universita
s Katolik
Widya
Mandala,
Surabaya,
1996
Bocah,
Teknologi
Ramah
Lingkung
an Untuk
Industri
Pulp Dan
Kertas,
Penerbit
Liberty,
Yogyakart
a, 2009
Judi, R.,
Penentua
n Kondisi

Optimum
Awal
Pada
Proses
Enzimatis
Pembuat
an Pulp
Kertas
Dari
Pelepah
Pisang,
Surabaya,
2000
[8] Surjosepu
tro,
W.
dan
Tjanarko,
L. S.,
Skripsi:
Pembuat
an Kertas
Komposit
Dari
Serat
Alangalang
Dan
Polipropi
len, Hlm.

WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

s 20
1-30,
Oktob
er
Jurusan
2010
Teknik
Kimia, [11] Hiday
Fakultas
ati,
Sri.,
Teknik,
Pemb
uatan
Universi
Pulp
tas
Dan
Kerta
Katolik
s
Dari
Widya
Ampa
s
Mandal
Tebu
a,
Deng
Surabay
an
a, 2001
Prose
[9] Johnson
s
, RockAceto
Tenn
solv,
Packag
2009,
e
and
http://
Materia
aprysi
ls
lverfo
Testing
x.com
Laborat
/2010/
ory
08/ma
2003,
kalah
http://w
-pemb
ww.rock
uatantennlab.
pulpcom/,
Diakses
dan20
kertas
Nopemb
er 2010
dari.ht
ml,
[10] Siregar
Diaks
, D.,
es 10
Pengg
Oktob
unaan
er
Hijaua
2010
n
Dalam [12] Anton
Ransu
,
Alang
m
Ayam
alang
2001,
Pemle
http://r
mbut
eposito
Kulit,
ry.ipb.
http://
aneka
ac.id/b
planta
itstrea
.com/
m/han
2009/
dle /
01/21/
12345
alang6789/1
alang,
322/Ba
Diaks
bII
es 10
1986m
Oktob
ms.pdf
er
?
2010
sequen
ce=8, [13] Aziza
h, U.,
Diakse

Strukt
ur
Polim
er,
2008
,
http://
www.
chemistry.or
g/mat
eri_ki
mia/ki
miapolim
er/pen
gantar
polim
er/stru
kturpolim
er/,
Diaks
es 5
Oktob
er
2010
[14] Badan
Stand
arisasi
Nasio
nal,
Cara
Uji
Kada
r Alfa
Selulo
sa,
Beta
Dan
Gam
ma,
20
09,
htt
p://
pus
tan
.bp
ki
mi.
ke
me
np
eri
n.
go.
id/f
iles
/S
NI
%2
00
44
400
9_l

Encen
g
Gond
ok
denga
n
Prose
s
Orga
nosol
v,
2010,
http://
si.uns.
[15] Enny,
K.,
ac.id/
Penga
profil/
ruh
uploa
Konse
dpubli
ntrasi
kasi/e
Laruta
kuilib
n
Pemas
rium/
ak
2009Pada
volProses
lib.ug
Delign
m.ac.i
infikas
d/jurn
i
al/do
wnloa
d.php
?
datala
d=42,
Diaks
es 10
Juli
2010
[16] Oktav
eni,
D.,
Lignin
Terlar
ut
Asam
Dan
Delig
nifika
si
Pada
Tahap
Awal
Prose
s
Pulpi
ng
Alkali
,
2009,
http://
www.
scribd.
com/d
oc/501
54312
/E09
dok,
Diaks
ogo
%2
0
bar
u.p
df,
Dia
kses
10
Agu
stus
201
0

es 9
Agust
us
2010

[17] Wagiy

anto,
D.,
Prose
s
Produ
ksi
Kerta
s dan
Limb
ah
Yang
Dihas
ilkan,
2008,
http://
uns.ac
.id/me
mbers
/d12x/
recent
posts,
Diaks
es 9
Agust
us
2010
[18] Sutejo
, M. I,
dan
Purna
ma, Y.
E.,
Skrips
i:
Pemb
uatan
Pulp
Dari
Jeram
i Dan
Ampa
s
Tebu
Deng
an
Pelar
ut
Asam
Asetat
, Hlm.
10-30,
Jurusa
n
Tekni
k
Kimia
,
Fakult
as
Tekni
k,
Unive

rsitas
Katoli
k
Widya
Manda
la,
Suraba
ya,
2003
[19] Enny
K.,
Artati,
Effend
i, A.,
dan
Harya
nto, T.,
Peman
faatan
Ampas [20]
Tebu
Denga
n
Proses
Orgno
solv,

2009,
http://
bogor
agricu
ltural
univer
sity.ac
ademi
a.edu/
adiset
iadi/P
apers/
82341
2/,
Diaks
es 10
Agust
us
2010
Amir,
B.,
Pemb
uatan
Kerta
s
Melal

ui
Prose
s
Aseto
solv,
2008,
http://
reposi
tory.ip
b.ac.i
dbitstr
eamha
ndle1
23456
78939
950B
ab
%20II
%20F
95sfs.
pdfs
equen
ce=7,
Diaks
es 10
Juli
2010

2
0

Вам также может понравиться