Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Infrastuktur Makanan Terkait Pencemaran Merkuri


Seperti yang telah disebutkan oleh Kodoatie (2005) dan KBBI (2016),
dapat disimpulkan bahwa infrastruktur adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses yang
menopang sistem sosial dan sistem ekonomi yang sekaligus menjadi
penghubung dengan sistem lingkungan. Maka, infrastruktur dalam
bidang makanan terkait merkuri dapat ditinjau seperti berikut :
1. Administrasi
Fungsi administrasi dilakukan oleh pusat dan daerah. Administrasi
daerah bertugas untuk :
a. Melakukan operasi rutin, seperti inspeksi.
b. Merencanakan program inspeksi terhadap cemaran residu logam
berat merkuri.
1) Mempersiapkan anggaran yang cukup untuk biaya pelayanan
termasuk

peralatan

dan

bahan

yang

diperlukan

oleh

inspektur, analis, dan staf administrasi;


2) Merekrut dan melatih petugas agar mempunyai kompetensi
dalam

melakukan

inspeksi

dan

mengandung merkuri.
3) Membuat Standar Operasional
pengambilan

contoh

dan

analisis

pangan

yang

Procedure

(SOP)

untuk

yang

diduga

analisis

pangan

terkontaminasi merkuri.
4) Melakukan aksi tindak lanjut terhadap hasil temuan oleh
inspektur dan analis pangan terkait merkuri. Salah satu tindak
lanjutnya dapat berupa himbauan untuk membatasi konsumsi
atau mengatur waktu dan jumlah konsumsi pangan tersebut,
jika ditemukan pangan yang beredar mengandung merkuri
dalam tingkat yang cukup tinggi.
5) Melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama di tingkat
daerah. Jika sistem memungkinkan dalam hal ini peraturan,
administrasi
registrasi.

daerah

juga

memberikan

ijin,

lisensi,

dan

Sedangkan tugas administrasi pusat antara lain :


a. Mengembangkan peraturan dan kebijakan penegakkannya,
b. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan terkait dalam pengawasan
pangan,
c. Menyetujui usulan anggaran dan

organisasi personalia dari

daerah dan
d. Melakukan kontak dengan organisasi.
2. Inspeksi dan pengambilan contoh pangan
Inspektur pangan melaksanakan inspeksi dan mengambil sampel
dari

bahan

pangan

yang

diolah,

dikemas,

disimpan

atau

ditempatkan di toko untuk dijual. Inspeksi pangan dilakukan


terhadap makanan yang beredar yang berpotensi mengandung
logam berat merkuri seperti ikan, kerang, sayur dan buah-buahan
yang dijual dipasar terutama yang berada disekitar kawasan yang
tingkat penggunaan merkurinya tinggi dan sepanjang aliran sungai
yang mengikutinya. Pekerjaan inspektur pangan akan dilanjutkan
oleh

analis

pangan

untuk

dilakukan

uji

laboratorium

terkait

kandungan merkuri dalam bahan makanan tersebut.


3. Pelayanan analisis pangan
Pengawasan pangan yang efektif harus didukung oleh infrastruktur
seperti laboratorium yang memadai dari segi fasilitasnya dengan
dukungan tenaga analis berkompeten. Analisis laboratorium yang
akurat merupakan bagian yang penting setelah inspeksi yang
cermat dan pengambilan contoh yang selektif.
4. Pelatihan dan pengadaan staf
Selain merupakan tanggung jawab administrator pusat dan daerah,
pengadaan tenaga dan pelatihan juga menjadi tanggung jawab dari
para inspektur dan analis dimana mereka dapat melatih tenaga
baru secara efektif. Pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk
menghasilkan tenaga yang memiliki kompetensi terkait pengawasan
pangan khususnya terhadap kontaminasi makanan oleh merkuri,
sehingga dapat mengumpulkan data yang valid dan menghasilkan
informasi yang dapat dijadikan dasar bagi pembuat sistem.
5. Kerjasama antar lembaga terkait
Perlu kerjasama antar berbagai lembaga dan interdisiplin dalam
mengembangkan sistem pengawasan pangan khususnya terkait
kontaminasi oleh merkuri. Oleh karena itu, sudah sewajarnya setiap

lembaga terkait harus memahami dan menjalankan tugasnya sesuai


dengan

tujuan

serta

ruang

lingkup

bidangnya.

Untuk

dapat

menggapai tujuan pengawasan pangan secara nasional, potensi


yang ada harus dapat dikembangkan suatu sistem jaringan kerja
antar instansi dan antar laboratorium pengujian. Sistem jaringan
kerja ini tidak terbatas untuk departemen terkait saja tetapi juga
dapat memanfaatkan eksistensi laboratorium di swasta, industri dan
perguruan tinggi atau lembaga penelitian.
B. Problem Solving

Вам также может понравиться