Вы находитесь на странице: 1из 2

1.

Chartering Phase
A. Pihak-pihak yang terlibat didalam pencegahan pencemaran adalah :
a. General Manager
General Manager(GM) merupakan jabatan tertinggi yang memutuskan segala yang berkaitan
dengan perbaikan, pemeliharaan, perawatan, instalasi, serta koordinasi-koordinasi dengan semua
departemen, dalam hal ini dipabrik PT. SMART tbk. Oleh karena itu GM memiliki tanggung jawab
penuh terhadap hal tersebut.
b. Deputy General Manager
Deputy GM adalah wakil dari GM tersebut, memiliki fungsi dan tugas serta kewajiban yang sama
dengan GM
c. Departement Head of HSE (Healthy, Safety and Environmental)
Departement Head of HSE adalah kepala bagian yang memiliki hak wewenang untuk mengatur
dan membuat keputusan terkait pencegahan pencemaran. Adapun tugasnya yakni :
1. Membuat dan melaksanakan planning yang telah ditetapkan (dalam hal ini pencegahan
pencemaran) juga menyiapkan rancangan-rancangan, program-program dalam menangani
waste yang ada pada pabrik dengan cost seminimal mungkin dan limbah dengan kualitas yang
baik.
2. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Standard Operational Procedure (SOP), dan Work
Instruction (WI) serta keselamatan kerja dan perlengkapan safety kerja
d. Section Head of HSE
Merupakan tangan kanan dari Departement Head of HSE yang bertugas :
1. Membuat dan melaksanan planning yang telah dirancang oleh Dept. Head of HSE
2. Melakukan pengawasn langsung terhadap kegiatan pollution preventing (seperti : penanganan
limbah B3, limbah cair dan padat)
3. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Standard Operational Procedure (SOP), dan Work
Instruction (WI) serta keselamatan kerja dan perlengkapan safety kerja
e. Staff Officer of HSE
Menjalankan planning yang telah dibuat sekaligus mengawasi operator. Memiliki tanggung jawab
penuh terlaksananya kegiatan pencegahan pencemaran tersebut.
f.

Foreman dan Operator

Seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk pelaksanaan plan pengolahan limbah.
B. Tujuan Pencegahan pencemaran
Pada proses Bleaching tidak efisien karena menggunakan dosis pemakaian bleaching earth yang
terlalu tinggi dan dilakukan tanpa penggantian sehingga mengakibatkan jumlah limbah cake
meningkat. Oleh karena itu perlu pengurangan penggunaan adsorben bleaching earth dengan harapan
mengurangi limbah cair yang diperoleh serta menambah funding pabrik dengan pengurangan tersebut.

C. Rencana pencegahan pencemaran


Dengan mengganti tahap penggunanaan dan dosis bleaching earth yang semula hanya digunakan
sekali langsung dibuang menjadi digunakan berulang-ulang (reuse) dengan harapan dapat
meminimalisir limbah yang dihasilkan

2. Assesment
A. Data yang dibutuhkan
Data yang dibutuhkan untuk meninjau kembali bleaching earth yang digunakan adalah
a.
b.
c.
d.

Kapasitas( ton/jam )dari minyak yang dilakukan proses refinery


Tahap-tahap proses yang dilakukan pada proses refinery terkhusus pada proses bleaching
Kondisi Operasi yang digunakan (tekanan, suhu, dan variabel penting lainnya)
Dosis bleaching earth yang digunakan

B. Metode Pencegahan Pencemaran yang digunakan


Metode pencegahan pencemaran ialah dengan melakukan penggunaan bleaching earth secara
berulang-ulang (reuse) sehingga dapat mengurangi limbah yang dihasilkan. Sebagian besar dari
limbah yang dihasilkan pada pabrik-pabrik CPO dan turunannya berasal dari proses
pemurnian/refinery terutama berasal dari proses bleaching yang menghasilkan limbah spent
bleaching earth. Limbah yang dihasilkan juga masih memiliki kadar minyak yang cukup tinggi yakni,
30%. (Young, 1987).
Selain ditinjau dari segi environmental nya yang dapat mengurangi limbah, ditinjau dari segi
economic juga berpeluang memberi keuntungan kepada pihak pabrik. Karena didalam spent
bleaching earth masih terdapat kadar minyak yang tinggi yakni 30% sehingga dapat diambil
minyaknya kemudian bleaching earth dapat di reuse sehingga pabrik dapat mengurangi anggaran
untuk menyediakan bleaching earth tersebut.
Metode reuse bleaching earth sendiri adalah dengan menggunakan metode pemanasan pada suhu
300-700oC dan penambahan asam. Sedangkan pengambilan minyak yang terdapat pada spent
bleaching earth adalah dengan menggunakan metode solvent extraction (metode ekstraksi pelarut)
dengan solventnya adalah n-heksan. (Kheang, dkk. 2006)

Вам также может понравиться