Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kuman Tuberkulosis
Mycobacterium tuberculosis termasuk family Mycobacteriaceae
yang mempunyai berbagai genus, satu di antaranya adalah Mycobacterium,
dan
salah
satu
spesiesnya
adalah
Mycobacterium
tuberculosis.
2.1.4
2.1.5
Tipe Pasien
Tipe
pasien
ditentukan
berdasarkan
riwayat
pengobatan
Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT (Obat Anti
TB) atau sudah pernah meminum OAT kurang dari satu bulan (30 dosis
harian).
Kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapatkan
terapi tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak Basil Tahan Asam positif.
Gagal (failure)
1Adalah pasien Basil Tahan Asam positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke -5 atau lebih.
2
10
Lain-lain
Semua kasus yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.
Termasuk dalam kelompok ini adalah kasus kronik (adalah pasien
dengan hasil pemeriksaan masih Basil Tahan Asam positif setelah
selesai pengobatan ulangan).
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami
kambuh, default, gagal maupun menjadi kasus kronik. Meskipun sangat
jarang, harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan),
radiologik, dan pertimbangan medis spesialistik.16
2.1.6
11
Klasifikasi
Berdasarkan pemeriksaan dahak, tuberkulosis paru terbagi menjadi
2 yaitu :16
1.
12
2.1.8
Patofisiologi
Kuman Mycobacterium tuberculosis masuk kedalam tubuh melalui
pernapasan kemudian basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus
menyebabkan reaksi peradangan, tubuh mencoba bereaksi melalui leukosit
polimorfonuklear memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme
tersebut sehingga sampai menyerang alveoli. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi maka muncul gejala pneumonia akut dan bakteri
terus di fagosit dan berkembang dalam sel sehingga ada yang sembuh
13
dengan sendirinya namun ada yang menyebar melalui getah bening menuju
ke kelenjar bening regional yang menyebabkan TB.17
2.1.9
2.1.10 Pengobatan
Obat yang digunakan untuk TB digolongkan atas dua kelompok
yaitu :16,17
1 Obat Primer : Isoniazid (H) atau INH, Rifampisin (R), Streptomisin(S),
Pirazinamid (Z), Ethambutol (E). Memperlihatkan efektifitas yang
tinggi dengan toksisitas yang dapat ditolerir, sebagian besar penderita
dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
a. Isoniazid (H) atau INH bersifat bakterisid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam hari pertama pengobatan. Isoniazid
biasanya diberikan dalam dosis tunggal per oral per hari, dengan
dosis 5 mg/kg BB. Efek samping umum dari INH berhubungan
dengan hepatitis. Efek samping ringan yang paling banyak terjadi
14
15
16
17
18
19
20
b. Limfosit
Tiap mm3 darah mengandung 1.500 3.000 butir. Berinti
satu, selnya tidak dapat bergerak bebas, ukurannya ada yang sebesar
eritrosit. Sel ini berperan besar dalam pembentukan zat kebal
(antibodi). Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah tepi
21
22
Fungsi Defensif
Mempertahankan tubuh terhadap benda benda asing termasuk kuman
penyebab infeksi.
b. Fungsi Reparatif
Memperbaiki atau mencegah kerusakan terutama kerusakan vaskuler.
Leukosit yang memegang peranan adalah basofil yang menghasilkan
heparin, sehingga pembentukan trombus pembuluh pembuluh darah
dapat dicegah.
2.2.1.4
Pembentukan Leukosit
Sel sel darah putih yang dibentuk didalam sumsum tulang
terutama granulosit akan disimpan didalam sumsum tulang sampai
mereka diperlukan dalam sirkulasi. Dalam keadaan normal granulosit
yang bersirkulasi didalam seluruh aliran darah kira kira tiga kali dari
jumlah granulosit yang disimpan dalam sumsum tulang, jumlah ini
sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari.
a. Granulopoeisis
Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama
dari
hemositoblas
yang
dinamakan
myeloblas,
selanjutnya
b. Limfopoesis
23
Limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk
limfosit yang selanjutnya dengan pengaruh unsur unsur epitel
jaringan limfoid akan berdeferensiasi menjadi limfosit.
2.2.1.5
2.2.1.6
24
2.2.1.7
Pemeriksaan Leukosit
Secara Automatik dengan BCC-3000 B Hematology Analyzer
Pemeriksaan leukosit secara automatik menggunakan alat analisis sel
darah automatik. BCC-3000 B Hematology Analyzer merupakan suatu
penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif
maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White
Blood Cell atau leukosit), sel tengah (monosit,basofil,eosinofil),
limfosit, granulosit, persentase limfosit, persentase sel tengah,
persentase granulosit, RBC (Red Blood Cell atau eritrosit), HGB
(Hemoglobin), MCV (Mean Corpuscular Volume), MCH (Mean
Corpuscular Hemoglobin), MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration),
RDW-CV, RDW-SD,
HCT
(Hematocrit),
PLT
25
Histogram).
Pengukuran WBC
menggunakan
metode
26
c.
d.
b.
c.
d.
e.
Kaca
penutup
mikroskop.
tergeser
karena
disentuh
dengan
lensa
27
Kerugian :
1.
Cara Manual
Waktu pemeriksaan lebih lama, tidak praktis, ketelitian tergantung
oleh pemeriksa.
Apabila mata sudah lelah dapat menghasilkan perhitungan yang
tidak akurat.
2. Cara Automatik
Alat yang digunakan mahal. Alat bekerja tidak stabil, alat tidak
berfungsi dengan normal atau alat tidak bekerja dengan baik karena
keadaan alat yang kotor, alat bekerja tidak teliti, tidak tepat dan
tidak peka karena alat belum dikalibrasi, oleh karena itu setiap
waktu harus dikalibrasi agar hasilnya selalu tepat. Tidak
28
29
30
eritrosit
tersebut
saling
menyatukan
diri
sehingga
1) Fase pertama
Disebut juga fase of aggregation karena dalam fase ini eritrosit baru
mulai saling menyatukan diri. Waktu yang dibutuhkan adalah dari
beberapa menit sampai 30 menit.
2) Fase kedua
Disebut juga fase pengendapan maksimal karena telah terjadi agregasi
atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel - partikel
eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil
sehingga lebih cepat pula pengendapannya. Kecepatan pengendapan
pada fase ini adalah konstan. Waktunya antara 30 120 menit.
3) Fase ketiga
31
32
Faktor Plasma
Yang meningkatkan LED : kolesterol, fibrinogen, globulin.
Bila kadar kolesterol meningkat tekanan ke atas mungkin dapat
menetralkan tarikan ke bawah terhadap sel atau gumpalan sel.
Sedangkan setiap keadaan yang meningkatkan LED dapat mengurangi
sifat saling menolak diantara sel eritrosit, dan mengakibatkan eritrosit
lebih mudah melekatsatu dengan yang lain, dan memudahkan
terbentuknya rouleaux.
Bila perbandingan globulin terhadap albumin meningkat atau kadar
fibrinogen sangat tinggi pembentukan rouleaux sangat mudah sehingga
LED meningkat.
Kemudian yang menjadi alasan tersering dalam peningkatan LED
adalah peningkatan kadar fibrinogen plasma yang berkaitan dengan
reaksi kronis, tetapi peningkatan dalam makromolekul lainnya dalam
plasma,
juga
akan
meningkatkan
kadar
fibrinogen
terutama
immunoglobulin.
Yang menurunkan LED : albumin, lecitin
Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma dan
perubahan protein plasma akan mempengaruhi LED, karena itu dengan
kadar albumin yang tinggi menyebabkan LED lambat.
c. Faktor Temperatur atau Suhu
33
Sebaiknya digunakan pada suhu 22- 270C pada suhu rendah viskositas
meningkat dan laju endap darah (LED) lambat turun, bila makin tinggi
suhu, maka laju endap darah (LED) akan semakin cepat turun.
d. Faktor Tehnik
Posisi tabung yang tidak vertikal atau tabung miring 3 o akan
mempercepat LED sebanyak 30 %. Perbandingan antara antikoagulan
dan darah yang tidak tepat, keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
defibrinasi atau partial clothing yang akan memperlambat LED. Bila
antikoagulan yang digunakan terlalu banyak, maka pengendapan sel
akan jauh lebih lambat. Dan untuk pemeriksaan LED sendiri sebaiknya
dikerjakan maksimal 2 jam sesudah pengambilan darah. Apabila baru
dikerjakan
lebih
dari
dua
jam
maka
akan
mempercepat
34
35
36
menginduksi
cachexia
cachectin
dan sebelumnya
bernama
37
bioaktivitasnya.
Bentuk
disekresikan
manusia
TNF-
38
Rat TNF- cDNA mengkode asam amino 235 (aa) residu tipe II protein
membran. The 156 aa residu terlarut TNF- dilepaskan dari terminal Cdari membran-berlabuh TNF- oleh TNF--converting enzyme (TACE),
sebuah metalloprotease matriks. Bentuk membrane berlabuh TNF- telah
terbukti memiliki aktivitas litik dan juga mungkin memainkan peran
penting dalam komunikasi antar sel. Biologis aktif TNF- telah terbukti
ada sebagai trimer.
Dua tipe yang berbeda TNF reseptor, disebut sebagai tipe I (atau tipe B
atau P55) dan tipe II (atau tipe A atau P75), yang secara khusus mengikat
TNF- dan TNF- dengan afinitas yang sama telah diidentifikasi. Kedua
TNF reseptor transduce sinyal independen satu sama lain. Urutan asam
amino dari domain ekstraselular dari dua reseptor yang homolog dan
kedua reseptor adalah anggota dari keluarga reseptor TNF yang juga
termasuk reseptor NGF, antigen fas, CD27, CD30, dan CD40. Domain
intraseluler dari dua reseptor yang tampaknya tidak berhubungan,
menunjukkan bahwa dua reseptor menggunakan jalur transduksi sinyal
yang berbeda. Bentuk larut dari kedua jenis reseptor telah ditemukan
dalam serum manusia dan urin. Reseptor ini larut mampu menetralkan
aktivitas biologis dari TNFs dan dapat berfungsi untuk memodulasi
aktivitas TNF.
TNF dianggap diproduksi terutama oleh makrofag, tetapi juga diproduksi
oleh berbagai macam tipe sel termasuk limfoid sel, sel mast, sel
endotel, miosit jantung, jaringan adiposa, fibroblas, dan saraf jaringan.
Sejumlah besar TNF dilepaskan dalam menanggapi lipopolisakarida, lain
39
bakteri produk, dan Interleukin-1 (IL-1). Pada kulit, sel mast tampaknya
menjadi sumber utama dari pre-formed TNF, yang dapat dirilis pada
stimulus inflamasi (misalnya, LPS).
Ini memiliki sejumlah tindakan pada berbagai sistem organ, umumnya
bersama-sama dengan IL-1 dan Interleukin-6 (IL-6):
a. Di hipotalamus:
1)
Stimulasi
dari sumbu
hipotalamus-hipofisis-adrenal dengan
chemoattractant
mempromosikan
ekspresi
ampuh
molekul
untuk
adhesi
pada
neutrofil
sel
dan
endotel,
40
41
42
enzim yang sama yang membelah TNF. Reseptor ini dapat dilepaskan dari
permukaan sel dan ada dalam bentuk larut.
5. Fungsi TNF Alpha
Fungsi menguntungkan tambahan TNF-A termasuk perannya dalam
respon kekebalan terhadap bakteri dan jamur tertentu, invasi virus, dan
parasit serta perannya dalam nekrosis tumor tertentu. Terakhir ia bertindak
sebagai mediary kunci dalam respon imun lokal inflamasi. TNF-A adalah
protein fase akut yang memulai kaskade sitokin dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah, sehingga merekrut makrofag dan neutrofil
ke situs infeksi. TNF-A disekresikan oleh makrofag menyebabkan
pembekuan darah yang berfungsi mengandung infeksi. Tanpa TNF-A,
tikus yang terinfeksi dengan bakteri gram negatif mengalami syok septic.
Kegiatan patologis TNF-A telah menarik banyak perhatian. Misalnya,
meskipun TNF-A menyebabkan nekrosis dari beberapa jenis tumor, itu
mendorong pertumbuhan jenis sel tumor.
Tingginya kadar TNF-A berkorelasi dengan peningkatan risiko kematian.
TNF-A berpartisipasi dalam kedua gangguan inflamasi asal inflamasi dan
non inflamasi. Awalnya sepsis itu diyakini hasil langsung dari bakteri
menyerang dirinya, tapi kemudian diakui bahwa sistem host protein,
seperti TNF-A sepsis diinduksi dalam menanggapi. Faktor eksogen dan
endogen dari bakteri, virus, dan parasit merangsang produksi TNF-A dan
sitokin lainnya. Lipopolisakarida dari dari dinding sel bakteri merupakan
stimulus sangat ampuh untuk TNF-A sintesis. Ketika produksi sitokin
meningkat sedemikian rupa sehingga lolos dari infeksi lokal atau ketika
43
44
45
rouleaux sehingga laju endap darah cepat. Laju endap darah dijumpai
meningkat selama proses inflamasi / peradangan akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Laju endap
darah yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan laju
endap darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas,
sedangkan laju endap darah yang menurun dibandingkan sebelumnya
menunjukkan suatu perbaikan.