Вы находитесь на странице: 1из 3

MANAGEMEN LAKTASI

RSUD
KAB. JOMBANG

No. Dokumen
94/YANMED.KSK.KB/PP
PT D.2 5

Tanggal Terbit

No.Revisi
02
0000

Halaman
11/3

DISAHKAN
Direktur RSUD Kab. Jombang,

SPO
101 September 2014
ovember 2HGG012
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

ASI adalah minuman yang dianjurkan untuk semua neonates, termasuk


bayi kurang bulan. ASI memiliki manfaat nutrisi, imunologis dan fisologis
dibandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya.
ASI ekslusif
Bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan atau makanan lain; dianjurkan
diberikan Selama 6 bulan pertama kehidupannya
Inisiasi Menyusui Dini
Member kesempatan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan
meletakkan bayi di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit
ibu (skin to skin contact) setidaknya selama 1-2 jam sampai bayi menyusu
sendiri
Memberikan ASI secara ekslusif kepada bayi dan mempertahankan
produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi melalui inisiasi menyusu
dini.
Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang No. 188.4/72/415.44/2011
tentang Penetapan pemberlakuan SPO Perinatal Resiko Tinggi
Anjurkan suami atau anggota keluarga mendampingi ibu waktu bersalin
Anjurkan tindakan non-formakologis untuk membantu ibu melalui
proses persalinan (berikan pijatan, aromaterapi, cairan, bergerak)
Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan posisi yang diinginkan
oleh ibu
Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih (verniks) yang
melindungi kulit bayi
Lakukan kontak kulit dengan kulit cara meletakkan bayi di atas dada
ibu, menghadap ibu, dan tutupi keduanya dengan kain atau selimut
Biarkan bayi mencari payudara ibu sendiri. Ibu akan merangsang
bayinya dnegan sentuhan dan bisa juga membantu memposisikan
bayinya lebih dekat dengan puting (jangan memaksakan memasukkan

puting susu ibu ke mulut bayi)

MANAGEMEN LAKTASI

RSUD
KAB. JOMBANG
Prosedur

No. Dokumen
94/YANMED.KSK.KB/PP
PT D.2 5

No.Revisi
02
0000

Halaman
12/3

Teruskan kontak kulit dnegan kulit hingga menyusui pertama kali


berhasil diselesaikan dan selama bayi mengingikannya
Ibu yang melahirkan melalui operasi juga bisa melakukan kontak kulit
dnegan kulit setelah bersalin
Bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan diberikan
obat preventif setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang insentif atau
membuat stress seperti menyuntik bit K dan menetesi mata bayi
Jangan memberikan minuman atau makanan prelaktal, kecuali ada
indikasi medis yang jelas
Bayi dikeringkan dan, pemotongan tali pusat dapat dilakukan dengan
bayi diletakkan di tas perut ibu
Untuk persalinan yang menggunakan obat-obatan, neonatus perlu
waktu lebih lama untuk memulai inisiasi menyusu dini
Memberi dorogan kepada ibu untuk mengenali perilaku saat bayi siap
untuk menyusu dengan tanda-tanda antara lain : bergerak merangkak ke
arah payudara dan puting susu ibu, bayinya : mendekatkan tangan ke
mulutnya, lidan menjilat-jilat kulit ibu, gerakan menghisap, setelahmenemukan, puting dijilat-jilat, dikulum dan diisap
Indikator Posisi Menyusui yang Benar Termasuk :
Tubuh bayi dnegan tubuh ibu
Bayi datang dari arah bawah bayi sehingga dagu bayi adalah bagian
pertama yang melekat pada payudara dengan hidung menghadap puting
ibu
Kepala dan tubuh neonatus dalam posisi lurus dagu bayi menyentuh
payudara ibu, dada bayi melekat pada dada ibu
Seluruh tubuh bayi disangga, tidak hanya bagian leher dan bahu saja
Indikator Pelekatan yang Baik adalah
Lebih banyak daerah areola yang terlihat di atas mulut daripada di
bawah mulut neonatus
Mulut terbuka lebar, bibir bawah terlipat kearah luar

MANAGEMEN LAKTASI

RSUD
KAB. JOMBANG
Prosedur

Unit Terkait

No. Dokumen
94/YANMED.KSK.KB/PP
PT D.2 5

No.Revisi
02
0000

Halaman
13/3

Untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI ekslusif, setiap RS yang


mempunyai program pelayanan neonatus harus mengikuti 10 langkah
menuju keberhasilan menyusu
10 langkah keberhasilan menyusu
1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang
dikomunikasikan secara rutin dnegan staf pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk
menerapkan kebijakan tersebut
3. Memberitahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada
semua ibu hamil
4. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu setengah jam
setelah kelahiran
5. Memperlihatkan kepada ibu yang belum berpengalaman bagaimana
cara menyusui dan tetap memberikan ASI meskipun ibu terpisah dari
neonatus
6. Tidak memberikan makanan atau minuman lain selain ASI kepada
neonatus kecuali terindikasi secara medis
7. Mempraktekkan rawat gabung : Mengijinkan ibu dan neonatus untuk
terus bersama-sama 24 jam sehari.
8. Mendorong pemberian ASI setiap saat neonatus memintanya.
9. Tidak memberikan dot atau empeng pada neonatus yang diberi ASI.
10. Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk
pada para ibu ke kelompok tersebut ketika mereka keluar dari RS atau
klinik.
PONEK ,R Anggrek,R Melati

Вам также может понравиться