Вы находитесь на странице: 1из 18

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PT APAC INTI CORPORA

Disusun Oleh :
Tabita Fani
Ervando Tommy
Vega Natalia Kusumastuti
Ahmad Iman Tauhid
Widiya Ningrum
Roland Ignasius
Erika Lucitawati
Yudha Bayu Laksono
Cagayana

21080113130034
21080113140081
21080114130065
21080114130069
21080114140086
21080114140099
21080114130109
21080114140114
21080114140116

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

I.

Latar Belakang Perusahaan


PT. Apac Inti Corpora (APACINTI) merupakan produsen tekstil terkemuka di
Indonesia. PT. Apac Inti Corpora berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto Kav. 23 Jakarta
12930. Pabrik sebagai tempat produksi berlokasi di Jalan Soekarno Hatta km 32. Desa
Harjosari, Bawen, Kabupaten Semarang. PT. Apac Inti mengoperasikan pemintalan
benang dan penenunan kain terbesar di dunia dalam satu lokasi, yaitu di Bawen, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. APACINTI berdiri sejak tahun 1989 dengan jumlah karyawan
kurang lebih 7200 karyawan dan hampir 60% nya adalah buruh wanita. Fasilitas yang
tersedia merupakan infrastruktur terbesar, terintegrasi serta dilengkapi dengan masin
pertenunan dan pemintalan tercanggih di Indonesia. PT. Apac Inti Corpora dibawah brand
APACINTI memproduksi empat kelompok produk yaitu yarn, kain greige, kain finished
dan denim.

Gambar 1.1 Logo Perusahaan


Visi perusahaan ini adalah Menjadi perusahaan tekstil kelas dunia yang terus
bertumbuh bersama seluruh stakeholder dan bertanggungjawab terhadap kelestarian alam.
PT. Apac Inti Corpora memiliki pilar pedoman yang dirumuskan dalam Panca Dharma
Perusahaan yang berisi
1. Kreativitas tingii
2. Mengutamakan kerjasama
3. Siap dan tanggap terhadap perubahan
4. Dedikasi dan prestasi kerja yang tinggi
5. Menghargai pelanggan
Dari visi yang telah dicetuskan tersebut terdapat misi yang akan dilakukan berupa
mengahasilkan produk tekstil berkualitas, ramah lingkungan, dan hemat energi guna :
1. Meningkatkan nilai investasi
2. Menciptakan nilai bagi bisnis
3. Menghadirkan kesejahteraan bagi karyawan dan masyarakat

II.

Struktur Organisasi

Vega Natalia
(Direktur Utama)

Vianti Setya

(Manajer Representatif)
Cagayana

Erika Lucitawati

Ahmad Iman

Ervando Tommy

Roland Ignasius

(HSE)

(Legal)

(Process Engineer)

(Finance)

(HRD)

Widiya Ningrum

Yudha Bayu

(Staff Ahli)

(Staff Ahli)

Tabita Fani
(Staff Ahli)

III.

Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan menurut prosedur SML ISO14001 PT Apac Inti Corpora
bertujuan untuk menjamin bahwa kebijakan lingkungan secara efektif diterapkan, di
dokumentasikan dan setiap perubahan pada kebijakan lingkungan secara tepat diawasi
dan dikendalikan. Kebijakan lingkungan di PT Apac Inti Corpora Bawen ditetapkan oleh
Presiden Direktur PT Apac Inti Corpora pada tanggal 15 Maret 2006 dan kebijakan ini
juga merupakan kebijakan lingkungan kepada semua unit-unit pengolahanyang terdapat
di PT Apac Inti Corpora.
Isi dari Kebijakan Mutu, Lingkungan, dan Energi tersebut adalah
1. PT. APACINTI dapat memenuhi persyaratan pelanggan
Kebijakan ini memenuhi poin C
2. PT. APACINTI melakukan pengidentifikasian dan pengolahan limbah guna
mencegah pencemaran udara, air, dan tanah
Kebijakan ini memenuhi poin A dan B
3. PT. APACINTI mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku di
bidang lingkungan dan energi serta ketentuan hukum lain yang terkait dengan
aktivitas perusahaan
Kebijakan ini memenuhi poin C
4. PT. APACINTI menyediakan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran mutu, lingkungan, dan energi
Kebijakan ini memenuhi poin D
5. PT. APACINTI selalu berusaha melakukan perbaikan berkesinambungan
terhadap kinerja mutu, lingkungan, dan energi
Kebijakan ini memenuhi poin B

IV.

Proses Produksi yang Ditinjau


Proses produksi yang dilakukan di PT. Apac Inti Corpora terbagi atas 3 (tiga)
bagian proses, yaitu Spinning, Weaving Grey, dan Weaving Denim. Berikut alur proses
produksi yang berlangsung pada industri,

Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi PT. Apac Inti Corpora
a. Unit Spinning
Unit Spinning merupakan proses pembuatan benang dari bahan baku
serat kapas/alami maupun bahan sintetis. Hasil proses ini berupa benang yang
sebagian dipasarkan dan sebagian lagi digunakan sendiri sebagai bahan
pembuat kain di Unit Grey dan Denim.
Pada proses spinning menghasilkan material sisa yang berpotensi
menjadi dampak pencemaran, yaitu kebisingan alat, debu, dan oli mesin.

Gambar 4.2 Alat Spinning

b. Unit Weaving Grey


Dalam unit ini terjadi proses penenunan benang menjadi kain Grey. Pada
proses ini untu setiap konstruksi kain tertentu yang diproduksi, benang lusi dan
benang pakanyang dipakai terbuat dari benang alami (cotton) atau sintetis
(polyester, rayon). Proses penenunan pada unit Weaving Grey hanya
menghasilkan kain berwarna putih/kain baku, tidak seperti pada proses
berikutnya, Weaving Denim, yang mengalami proses pewarnaan.
Pada proses ini potensi limbah yang dihasilkan berupa benang dan kain
yang tidak terpakai/rusak selama proses penenunan. Hasil sisa benang dan kain
yang rusak akan dikumpulkan di TPS unit lalu diangkut ke TPA.

Gambar 4.3 Unit Weaving Grey


c. Unit Weaving Denim
Pada unit Weaving Denim, proses penenunan hampir sama dengan proses
Weaving Grey. Namun, pada unit ini dilakukan proses sizing (proses pemberian
kanji), pewarnaan, dan juga finishing yang menggunakan bahan kimia. Pada unit
ini potensi limbah yang dihasilkan berupa limbah hasil penggunaan bahan kimia
yang sebagian besar adalah limbah cair dan limbah B3.

Gambar 4.4 Unit Weaving Grey

Selain itu selain proses produksi tersebut yang menghasilkan limbah terdapat juga
utilitas pendukung, yaitu Boiler. Boiler merupakan unit yang berfungsi untuk
menghasilkan uap panas air yang digunakan untuk penyokong proses produksi. Boiler
harus mampu menyediakan uap dengan jumlah yang cukup pada waktu yang tepat untuk
seluruh bagian pabrik yang membutuhkan. Contohnya, pada unit Weaving Denim uap
panas air digunakan untuk proses pengeringan kain yang telah diberi warna. Limbah yang
dihasilkan dari proses boiler berupa fly ash dan emisi udara.

Gambar 4.5 Boiler PT. Apac Inti Corpora

Alur perputaran limbah yang dihasilkan oleh PT. Apac Inti Corpora dijelaskan
dengan diagram alir berikut ini,

Gambar 4.6 Diagram Alir Alur Limbah

Sumber limbah yang dihasilkan oleh PT. Apac Inti Corpora terdiri dari limbah
cair, padat, B3, dan emisi udara. Berikut penjelasan tentang sumber sumber limbah
yang dihasilkan oleh PT. Apac Inti Corpora
1. Limbah cair
Limbah cair hasil produksi seperti proses pewarnaan kain dan proses sizing
(penganjian) dan kegiatan operasional lainnya. Agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan, sebelum di buang ke badan air, limbah cair tersebut diolah di
IPAL perusahaan.
2. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Apac Inti Cropora ada dua jenis, yaitu
limbah padat yang memerlukan proses insenerasi dan limbah padat yang
tidak memerlukan proses insenerasi.

3. Limbah B3
Sampah B3, yang merupakan limbah padat yang telah terkontaminasi dengan
minyak dan oli seperti dari mesin produksi. Sampah B3 berupa kain majun akan
dikumpulkan dan di bawa ke unit tempat penyucian kain majun. Selanjutnya kain
yang telah bersih akan di pakai kembali. Lampu T.L dan aki bekas akan di bawa
menuju gudang scrap yang kemudian akan di angkut oleh Pihak ke 3 yang telah
mendapat izin mengelola sampah B3.
4. Emisi udara
Perusahaan melakukan kegiatan yang berdampak terhadap aspek lingkungan
emisi ke udara. Emisi yang dihasilkan berasal dari proses pembakaran di unit Unit
boiler ini terjadi pemanasan air dari gas buang pada cerobong pembuangan,
sehingga unit ini menghasilkan emisi dengan suhu dan tekanan tertentu yang
konstan. Uap dari pemanasan air tersebut yang kemudian berdampak terhadap
kualitas udara sekitar. Untuk mengurangi dampak tersebut maka perusahaan
melakukan pemantauan emisi secara berkala oleh pihak ke tiga. Emisi yang
dihasilkan adalah S02, NO2, CO, Partikulat, dan Opasitas.
Inovasi yang dilakukan oleh PT. Apac Inti Corpora untuk mengurangi pencemaran
yang dihasilkan oleh kegiatan produksi perusahaan adalah
1.

2.

3.

4.

V.

Penggunaan bahan baku


Kapas yang tidak dipergunakan dalam proses produksi (tidak lolos sortir) dibuat
menjadi pupuk kompos tanaman di wilayah perusahaan.
Limbah produk samping
- Pemanfaatan drum bekas sebagai pewadahan limbah b3
Drum yang tidak terpakai digunakan untuk penyimpanan tempat b3 seperti
sarung tangan atau lap hasil kontaminasi, lampu neon, bahan kimia, dll.
- Pendataan hasil limbah B3
Data tersebut berisi dokumentasi dan data penting yang nantinya di laporkan
ke instansi terkait supaya dapat dilakukan pengelolaan tingkat lanjut.
Buangan ke badan air
Limbah cair dari proses diolah di IPAL perusahaan dengan metode dan standar
yang sudah di tentukan.
Buangan ke tanah
Limbah b3 yang telah terkontaminasi dengan minyak di kumpulkan dan di bawa
ke unit penyaringan kain, sedangkan untuk lampu dan aki bekas akan di angkut
ke gudang scrap.

Matriks Kajian Aspek dan Dampak Lingkungan


Matriks lingkungan pada unit proses Spinning yang dilakukan oleh bagian Health,
Safety, and Environment adalah

Tabel 4.1 Matriks Kajian Lingkungan terhadap Unit Proses Spinning PT. Apac Inti Corpora

Sumber : Analisa Penulis, 2016

Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan


Kriteria penilaian merupakan kriteria signifikan dari tingkat perhatian
lingkungan yang terdiri dari peluang kejadian dan keseriusan dampak serta
tingkat penilaian perusahaan yang terdiri atas peraturan perundangan, pihak
berkepentingan, dan tingkat kepentingan perusahaan
a. Skala Penilaian
Dalam matriks kajian awal lingkungan terdapat dua penilaian yakni
penilaian berupa skala angka 1 sampai dengan 3 pada kolom tingkat
perhatian lingkungan dan tingkat perhatian perusahaan dan penilaian pada
kondisi lingkungan
Keterangan Poin:

b. Tingkat Perhatian Lingkungan


1. Peluang kejadian
Peluang kejadian yang paling besar adalah buangan limbah padat
bahan baku yang berasal dari unit kegiatan spinning yang diberi poin
3
2. Keseriusan dampak
Keseriusan dampak paling besar adalah pada buangan limbah cair
yang berasal dari unit weaving denim karena unit tersebut
merupakan penghasil limbah cait terbesar pada proses produksi dan
berpotensi untuk mencemari air serta kontaminasi tanah jika terserap
sampai ke dalam tanah. Oleh karena itu, perusahaan sangat
memperhatikan hal ini dengan memberikan poin keseriusan dampak
yakni sebesar 3.

11

3. Tingkat perhatian lingkungan


Pada kolom tersebut, nilai dari peluang kejadian dan keseriusan
dampak dikalikan sehingga menghasilkan tingkat perhatian
lingkungan pada aspek tertentu. Tingkat perhatian lingkungan
terbesar terdapat pada aspek lingkungan buangan limbah padat
bahan baku, buangan limbah cair, dan buangan limbah padat unit
weaving denim sebesar 6 poin.
c. Tingkat Perhatian Perusahaan
1. Peraturan perundangan
Peraturan perundangan pada perusahaan menyesuaika dengan
kondisi tingkat perhatia lingkungan. Pada aspek lingkungan yang
memiliki poin tertinggi baik peluang kejadian maupun keseriusan
dampak diberikan poin peraturan perundangan paling tinggi karena
hal tersebut mempunyai pengaruh besar baik terhadap perusahaan
maupum lingkungan sehingga harus dibuat peratura perundangan
khusus mengenai penanganan buangan limbah padat bahan baki
serta buangan limbah cair dari unit weaving denim. Poin yang
diberikan sebesar 3 pada masing-masing aspek lingkungan.
2. Pihak berkepentingan
Pihak berkepentingan merupakan pihak yang terkena dampak
langsung oleh kegiatan produksi sehingga mendapatkan pengaruh
langsung dari aspek lingkungan. Paparan debu dan kebisingan mesin
pada unit spinning serta buangan limbah cair dari unit weaving
denim berpengaruh secara langsung kepada pekerja yang mengelola
unit tersebut sehingga pada aspek lingkungan tersebut diberi poin
sebesar 3.
3. Kepentingan Perusahaan
Perusahaan menilai beberapa aspek lingkungan yang telah didata
dari dua unit produksi dari segi pengaruh aspek lingkungan tersebut
pada perusahaan dalam skala umum dan menjadi salah satu penentu
untuk perusahaan memilih prioritas untuk dilakukan perbaikan
sistem produksi dari yang sudah ada. Perusahan menilai bahwa
paparan debu dan buangan limbah cair unit weaving denim menjadi
kepentingan perusahaan untuk lebih diperhatikan.
4. Tingkat Perhatian Perusahaan
Dari penilaian peraturan perundangan, pihak berkepentinganm dan
kepentingan perusahaan maka didapat tingkat kepentingan
perusahaan dengan menjumlahkan parameter tersebut sesuai dengan
aspek lingkungan masing-masing. Tingkat perhatian perusahaan
terbesar terdapat pada aspek lingkungan Buangan Limbah Cair Unit
Weaving Denim yakni sebesar 9 poin.

12

d. Tingkat Penting Aspek dan Dampak Lingkungan


Tingkat Penting Aspek dan Dampak Lingkungan merupakan gabungan
penilaian dari Tingkat Perhatian Lingkungan dengan Tingkat Perhatian
Perusahaan. Penilaian tersebut didapatkan dengan cara perkalian antara
tingkat perhatian lingkungan dengan tingkat perhatian perusahaan. Hasil
yang didapatkan berupa poin penilaian. Aspek lingkungan dengan poin
terbesar akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu untuk dilakukan perbaikan
atau inovasi agar pengelolaan aspek lingkungan tersebut lebih baik, efisien,
dan tidak mencemari lingkungan.Poin terbesar terdapat pada aspek
lingkungan buangan limbah cair unit weaving denim yakni sebesar 54 poin.
Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan memberikan
perhatian terhadap seluruh aspek lingkungan yang ditimbulkan oleh unit Spinning
dan Weaving Denim, baik dari segi tingkat perhatian lingkungan maupun tingkat
perhatian perusahaan, namun perusahaan memilih untuk melakukan perbaikan serta
inovasi pada aspek lingkungan buangan air limbah pada unit Weaving Denim
karena unit tersebut merupakan penghasil terbesar limbah cair industri dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan mempengaruhi kondisi air di sekitar lokasi
pengolahan serta mempengaruhi penilaian perusahaan dalam pengelolaan limbah
cair.

13

VI.

Program program yang Dijalankan


Dari dampak lingkungan yang telah diidentifikasi serta matriks penilaiannya,
disusun program program oleh bagian Human Resources Development (HRD) untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan produksi di dalam perusahaan.
Program program yang telah disusun untuk menanggulangi dampak akibat
kegiatan unit proses Spinning dicantumkan pada tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2 Program yang Dilaksanakan PT. Apac Inti Corpora

Sumber : Analisa Penulis, 2016

14

Program program yang telah disusun untuk menanggulangi dampak akibat


kegiatan unit Proses Weaving Denim dicantumkan pada tabel 4.3 berikut ini
Tabel 4.3 Program yang dilaksanakan oleh PT. Apac Inti Corpora

Sumber : Analisa Penulis, 2016

VII. Biaya Pelaksanaan Program


Segala program yang disusun oleh bagian HRD membutuhkan dana untuk
merealisasikannya. Kebutuhan dana yang digunakan oleh perusahaan dihitung oleh
bagian Finance PT. Apac Inti Corpora.
Dalam tabel yang akan dipaparkan berikut ini diperoleh dana yang dibutuhkan
untuk merealisasikan program program manajemen lingkungan yang telah diususun
oleh bagian HRD. Selain jumlah dana yang dibutuhkan, juga dicantumkan jadwal
pelaksanaan dilakukannya program tersebut yang sekaligus mempengaruhi besarnya
biaya yang dibutuhkan. Berikut detail keuangan yang dibutuhkan untuk merealisasikan
program yang telah disusun,

15

Tabel 4.4 Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Program Manajemen Lingkungan PT. Apac Inti Corpora

16

Sumber : Analisa Penulis, 2016

17

Dari tabel yang dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa biaya yang dibutuhkan
untuk menjalankan program manajemen lingkungan berjumlah Rp 81.000.000,00 untuk
seluruh program penanggulangan dampak pada unit proses Spinning dan unit proses
Weaving Denim. Program dan biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan program
adalah
1. Unit Proses Spinning
Program :
a. Sosialisasi pelatihan diri dan perlindungan kerja : Rp 15.000.000,00
b. Pelatihan pencegahan penyakit
dan akibat kerja dan kecelakaan kerja
: Rp 15.000.000,00
2. Unit Proses Weaving Denim
Program :
a. Pelatihan pengolahan B3
: Rp 15.000.000,00
b. Pelatihan tanggap darurat
: Rp 15.000.000,00
c. Pelatihan K3
: Rp 21.000.000,00

18

Вам также может понравиться