Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Laut merupakan kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di
permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan
benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya. Jadi laut merupakan
wilayah yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam-garam yang berasa asin. Biasanya air mengair yang ada di
darat akan bermuara ke laut. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih
luas daripada daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara
maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora
maupun fauna.
Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut. Namun, untuk
penggunaan sehari-hari tidak bisa digunakan secaara langsung karena harus
melalui pengolahan terlebih dahulu, mengingat salinitas air laut sangat tinggi.
Hydro sea water membran dapat mengubah air laut dengan salinitas tinggi
menjadi tawar untuk penggunaan sehari-hari.

1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun rumusan
masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan perairan
laut?
2. Apa sajakah klasifikasi dari laut?
3. Apa sajakah batas-batas perairan laut di
Indonesia?
4. Apa sajakah jenis-jenis gerakan pada laut?
5. Apakah manfaat perairan laut bagi
kehidupan?

1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas adapun tujuan
yang ingin penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

mengetahui dan memahami definisi perairan laut


mengetahui jenis-jenis laut
mengetahui jenis-jenis gerakan pada laut
mengetahui dan memahami manfaat perairan laut bagi kehidupan

1.4 Manfaat Pemecahan Masalah sebagai Strategi Mengajar


1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman
bagi penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping
itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis
materi

yang

ditulis dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan

berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik


pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2. Bagi Pembaca
Pembaca yang membaca makalah ini akan dapat memahami
konsep tentang perairan laut tentang klasifikasi laut, jenis gerakan pada
laut serta manfaat perairan bagi kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1
Definisi Perairan Laut
Laut adalah air yang berada di permukaan bumi yang menghubungkan
antarpulau dan antarbenua. Volume air laut meliputi 97,2% dari seluruh
volume air di permukaan bumi, dan dilihat dari luasnya meliputi 71% dari
luas permukaan bumi. Berikut merupakan tabel perbandingan luas daratan dan
lautan.

Air laut memiliki salinitas atau kadar garam. Salinitas (kadar garam) ialah
banyaknya garam dalam gram yang terdapat pada satu liter air laut. Laut
airnya terasa asin karena hasil pelapukan dari daratan yang mengandung
garam yang dibawa oleh sungai ke laut. Semakin tinggi garam-garam yang
terlarut dalam air laut semakin asin air laut tersebut.
Kadar garam biasanya dinyatakan dengan permil ()) atau perseribu yang
menunjukkan berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air
laut. Misalnya, salinitas Laut Jawa 32, hal ini berarti bahwa dalam setiap
1.000 gram air Laut Jawa terlarut kadar garam sebanyak 32 gram. Salinitas
rata-rata lautan ialah sekitar 35%, sedangkan kandungan garam di laut
tersusun atas beberapa persenyawaan, antara lain natrium klorida (77,75%),
magnesium klorida (10,89), magnesium sulfat (4,73%), kalsium sulfat
(3,60%), kalium sulfat (2,46%), kalsium karbonat (0,35%), magnesium
bromida (0,21%), dan unsur runutan (0,01%). Kadar garam air laut di berbagai
tempat tidaklah sama. Kadar garam yang normal rata-rata adalah 3,5%. Laut
yang mempunyai kadar garam di atas 3,5% adalah laut berkadar garam tinggi,
misalnya Laut Mati (27,5%), Terusan Zues (6%), dan Laut Merah (4%). Laut
yang kadar garamnya rendah adalah laut yang memiliki kadar garam di bawah
3,5%, misalnya Teluk Bornis (2%), laut Hitam (1,6%), dan Laut Timur
(1,2%).

Tinggi rendahnya salinitas air laut tergantung pada berbagai faktor, berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat salinitas air laut.
1. Curah hujan
Curah hujan yang terlalu banyak berarti menambah air tawar ke
dalam laut. Dengan adanya air tawar yang terlalu banyak, berarti salinitas
air laut menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan laut-laut yang berada di
daerah khatulistiwa atau tropis (yang mempunyai curah hujan tinggi) ratarata kadar garamnya rendah 33, misalnya, di Indonesia.
2. Penguapan
Penguapan yang tinggi mengakibatkan akumulasi mineral di laut.
Penguapan yang tinggi terdapat pada daerah antara garis balik utara (23
LU) dan garis balik selatan (23 LS). Penguapan berpengaruh terhadap
salinitas air laut. Semakin tinggi penguapan semakin tinggi pula kadar
garamnya karena penguapan yang tinggi mengakibatkan akumulasi garam
di laut semakin besar.
3. Banyak sedikitnya air laut yang bermuara ke laut
Pada musim hujan, laut mendapat tambahan air tawar dari sungai
yang cukup banyak karena semua aliran sungai bermuara di laut. Menurut
penelitian para ahli oseanografi, laut-laut di Indonesia bagian barat
berkadar garam lebih rendah daripada Indonesia bagian timur. Hal ini
dikarenakan Indonesia bagian barat mempunyai aliran sungai yang besar
dan bermuara di laut Indonesia bagian barat.
4. Penambahan air tawar karena pencairan es
Pada musim panas (summer) di daerah kutub (baik 66LS/LU)
mengalami penambahan air tawar akibat dari mencairnya es pada kedua
kutub tersebut. Kondisi ini menyebabkan salinitas air laut di daerah kutub
menjadi rendah.
Selain tingkat salinitas atau kadar garam, laut juga memiliki warna. Warna
air laut tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada di laut.
Berdasarkan tingkat kecerahannya warna air laut dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain sebagai berikut.
a. Warna biru, karena sinar matahari yang bergelombang pendek (warna biru)
dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain.

b. Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan di dekat pantai yang
memantulkan warna hijau dan adanya plankton-plankton yang berwarna
hijau dalam jumlah besar.
c. Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai
kuning di Cina (Sungai Huang Ho).
d. Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinarsinar fosfor, misalnya laut Ambon.
e. Warna putih karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya laut di
Kutub Utara dan Selatan.
f. Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah
yang terapung di permukaan laut, misalnya laut Merah.
g. Warna hitam karena di dasarnya terdapat lumpur hitam, misalnya laut
Hitam.
2.2

Klasifikasi Perairan Laut

1. Menurut cara terjadinya


a. Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan
permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan
ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang
turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut.
Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah laut
Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
b. Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah
di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah
turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan
palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang
berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda
dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan
di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung
Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya
7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana
yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
c. Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena
adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang

dibawa oleh sungai- sungai yang bermuara di laut tersebut.


Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.
2. Menurut letaknya
a. Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua
(kontinen) dan seolah- olah terpisah dari samudera luas oleh daratan
pulau-pulau atau jazirah. Contohnya laut Cina Selatan dipisahkan oleh
kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.
b. Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua.
Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut
Tengah di antara benua Afrika- Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara
benua Asia dengan Amerika dan lain-lain.
c. Laut pedalaman, adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi
oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.
3. Berdasarkan kedalaman
a. Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di
wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut
surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga
disebut wilayah pasang-surut.
b. Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang
surut hingga kedalaman 200 m. Pada zona ini masih dapat ditembus
oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat
berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar
kepulauan Riau.
c. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 200 m hingga 2000 m. Wilayah ini tidak dapat
tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya
tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritik.
d. Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang
memiliki kedalaman di atas 2000 m. Di wilayah ini suhunya sangat
dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup
di wilayah ini sangat terbatas.
2.3
Batasan-batasan Perairan Laut di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan luas
wilayah negara RI 9,8 juta km2 dan luas lautannya 7,9

juta km2. Perairan laut ini merupakan lalu lintas yang ramai
dilalui

kapal-kapal

asing.

Wilayah

perairan

Indonesia

berbatasan dengan negara-negara tetangga sehingga lalu


lintas laut dan udara serta pemasangan kabel telepon di
bawah laut perkirakan sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum laut internasional.
Batas wilayah negara Indonesia sebagai berikut.
a. Bagian utara berbatasan dengan selat Malaka, Laut Cina Selatan,
Malaysia, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik.
b. Bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Papua Nugini.
c. Bagian selatan berbatasan dengan Timor Timur, Laut Arafuru, dan
Samudra Hindia.
d. Bagian barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
Sementara itu, Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas
mengenai batas wilayah perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahayabahaya yang mungkin timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982.
Berdasarkan kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas
laut teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.

Batas laut kontinental


Dasar laut secara geologis yang merupakan kelanjutan dari
kontinental dan kedalaman lautnya 150 m.
Batas laut teritorial (laut wilayah)
Batas laut yang ditarik dari garis yang menghubungkan titik-titik
dari ujung-ujung pulau dengan jarak 12 mil ke arah luar lautan bebas.
Batas zone ekonomi eksklusif
Jarak 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Hak
suatu negara di dalam batas zone ekonomi eksklusif, yaitu dapat
memanfaatkan sumber daya, baik di laut maupun di bawah dasar laut.

2.4

Jenis-jenis Gerakan Air Laut

a. Arus Laut
Arus laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu
tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerakan ke atas) maupun secara
horizontal (gerakan ke samping).
7

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus
bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut, sedangkan
arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Menurut
suhunya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus panas dan arus dingin.
Arus panas adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang
dilalui, sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari
daerah yang dilaluinya.
Terjadinya arus laut disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya arus laut adalah sebagai berikut.
1. Angin
Angin merupakan salah satu penyebab terjadinya arus. Angin yang
menyebabkan terjadinya arus yaitu angin yang tetap berada pada suatu
daerah atau selama satu musim bertiup tetap dan kencang. Misalnya
angin pasat, angin barat, dan angin muson.
a. Angin pasat
Angin ini menyebabkan terjadinya arus khatulistiwa (karena
terdapat di daerah khatulistiwa) dan bergerak ke barat.
b. Angin Barat
Angin barat merupakan angin yang menyebabkan terjadinya
arus teluk, arus kurosyiwo, dan arus barat. Arus teluk (the gulfstream) terletak di lautan atlantik belahan bumi utara. Arus kurosio
terletak di lautan pasifik pada belahan bumi utara. Sedangkan arus
angin barat yang terletak di lautan belahan bumi selatan.
c. Angin muson
Angin ini menyebabkan terjadinya arus muson. Arus muson
terdapat di laut pedalaman Indonesia dan di Lautan Hindia utara
khatulistiwa. Arus muson ini arahnya berganti setiap setengah
tahun.
2. Perbedaan kadar garam (salinitas)
Air laut yang salinitasnya tinggi, berat jenisnya besar, sedangkan
air laut yang salinitasnya rendah, berat jenisnya kecil. Oleh karena itu,
perbedaan salinitas menyebabkan terjadinya arus bawah dan arus atas.
a. Arus bawah dari laut yang salinitasnya tinggi mengalir ke laut lain yang
salinitasnya rendah.Arus atas dari laut yang salinitasnya rendah mengalir
ke laut yang salinitasnya tinggi.

3. Perbedaan Suhu
Air laut yang mempunyai suhu rendah, volume molekul
airnya menjadi kecil dan berat jenisnya akan menjadi besar. Air
laut lalu turun dan menyebabkan terjadinya arus bawah.
Temperatur (suhu) yang tinggi menyebabkan volume molekul air
menjadi besar dan berat jenisnya kecil. Akibatnya, air menjadi
ringan sehingga air naik dan menyebabkan terjadinya arus di
permukaan (arus atas). Akibat dari itu semua, maka terjadilah arus
bawah yang dingin berasal dari kutub menuju khatulistiwa dan dari
khatulistiwa arus atas yang panas menuju kutub. Arus laut yang
disebabkan karena perbedaan suhu daerah satu dengan daerah yang
lain disebut sirkulasi termohaline.
b. Gelombang Laut
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling
umum dan mudah kita amati. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut
puncak gelombang sedangkan titik terendah pada gerakan menurun
disebut lembah gelombang. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut
puncak gelombang sedangkan titik terendah pada gerakan menurun
disebut lembah gelombang.

Helmholts menerangkan prinsip dasar

terjadinya gelombang laut sebagai berikut:


Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya)
bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan terbentuk
gelombang.
Terdapat beberapa penyebab terjadinya gelombang antara lain
disebabkan oleh sebagai berikut.
1. Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di
permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
2. Gelombang akibat gunung meletus. Apabila gunung berapi yang berada
di laut meletus dengan hebatnya, maka akan terjadi gelombang besar.
Misalnya, Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883. Akibat letusan
tersebut, tanah seluas 1 km2 masuk ke dalam kawah. Ini terjadi cepat
sekali, akibatnya terbentuk gelombang yang sangat besar dengan

ketinggian 30 m. Kapal Berau yang berlabuh terlempar sejauh 3,5 km


ke dalam hutan.
3. Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di
dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau
adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang
ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang
tsunami. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun
1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsu- nami yang banyak
menimbulkan banyak kerugian.

c. Psang Surut
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang
terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal
ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi: Kekuatan tarikmenarik antara dua buah benda adalah berbanding lurus dengan massa
kedua benda itu, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Berdasarkan hukum tersebut berarti makin besar/jauh jaraknya makin
kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari
pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak
dipengaruhi oleh bulan.
Pasang surut air laut dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
1. Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang
surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1
(berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan
purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi - Bulan - Matahari
berada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan
matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi.
Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik
besar. Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan
mengalami pasang surut besar.
2. Pasang Perbani, merupakan peristiwa terjadinya pasang naik dan
pasang surut terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan

10

21 kalender bulan. Pada kedua tanggal

tersebut

posisi. Matahari-

Bulan-Bumi membentuk sudut 900. Gaya tarik Bulan dan Matahari


terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi
berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang terendah.

2.5

Manfaat Laut bagi Kehidupan

A. Di Bidang Perikanan
Di dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat
banyak. Secara geografis perairan yang kaya berbagai jenis ikan antara
lain tepian Laut Cina Selatan, tepian Samudra Pasifik, dan tepian samudra
Hindia. Di Indonesia, laut yang kaya akan ikan antara lain Laut Natuna,
Laut Sulawesi sampai Papua, laut di sebelah barat Pulau Sumatra sampai
sebelah selatan Nusa Tenggara Timur.
B. Di Bidang Pertanian Laut
Di bidang pertanian laut khususnya untuk budidaya rumput laut.
Manfaat dari rumput laut di antaranya, sebagai bahan pembuat agar-agar
dan bahan dasar kosmetika.
C. Sumber Mineral
Beberapa material laut antara lain sebagai berikut.
1.
Fosfat berasal dari tulang-belulang
ikan dan kotoran burung pemakan ikan. Fosfat dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pupuk.
2.

Endapan metalik, seperti timah dan

3.

Garam,

bauksit.
kegiatan

penambangan

garam di Indonesia antara lain di pantai Pulau madura (Sumenep,


Kalianget) serta di pantai Pulau Jawa (Rembang).
4.
Bahan baku obat-obatan, berbagai
bahan kimia yang terkandung dalam biota laut dapat digunakan untuk
bahan baku obat-obatan.
D. Tempat Wisata dan Olahraga
Pemandangan laut yang indah baik di pantai maupun di dalam laut
menarik perhatian, seperti tamanlaut Bunaken (Sulawesi Utara) dan
terumbu-terumbu karang di Lombok. Laut juga merupakan sarana untuk
olahraga air seperti menyelam, selancar air, dan berlayar, sehingga

11

menarik menarik minat para wisatawan baik domestik maupun


mancanegara.
E. Sarana Transportasi
Laut merupakan sarana lalu lintas air yang murah, karena hampir tidak
diperlukan biaya pembuatan dan pemeliharaan. Melalui laut, bermacam-macam
hasil dapat didistribusikan dari satu tempat ke tempat lain. Laut dapat juga
dijadikan sarana untuk menjalin hubungan timbal balik antara negara yang satu
dengan negara yang lain.

F. Pengatur Iklim
Perbedaan sifat fisik laut dan daratan dapat menimbulkan gerakan udara
(angin). Bersama-sama angin uap air laut terbawa dan dapat menyejukkan atau
memanaskan tempat yang dilalui serta dapat menyebabkan turunnya hujan.

G. Alat Pertahanan dan Keamanan


Sejarah telah membuktikan bahwa penguasaan laut sangat menentukan
pertahanan dan keamanan negara. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, laut
dapat

digunakan

untuk

mengamankan

dan

mempertahankan

keutuhan

seluruhwilayah tanah air dari berbagai ancaman yang datang dari negara lain.

H. Sumber Bahan Tambang


Sumber bahan tambang yang terdapat di laut di antaranya minyak, gas
bumi, endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekitar 50 cekungan
dasar laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.

I. Wahana Konservasi Alam


Laut mempunyai sifat khusus untuk melindungi dan melestarikan
lingkungan. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pengembangan kawasan
konservasi laut di Indonesia seluas 10 ribu ha pada tahun 2000.

2.6

Permasalahan yang Dihadapi dalam Memanfaatkan Perairan

Laut
Dalam memanfaatkan perairan laut terdapat berbagai permasalahan dan
kendala yang menyebabkan tidak optimalnya proses pemanfaatan sumber
daya laut tersebut. Beberapa kendala dalam memanfaatkan perairan laut yaitu
sebagai berikut.
a. Masih terbatasnya sarana pelayaran
Sebagaimana telah kita ketahui negara Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari hampir 17.000 pulau besar dan kecil
serta sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan. Dengan
demikian

diperlukan

sarana

pelayaran

yang

mencukupi

untuk
12

menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya agar potensi lautnya


dapat dimanfaatkan secara maksimal. Namun pada kenyataannya sarana
tersebut masih terbatas sehingga pemanfaatan perairan laut tidak optimal.
b. Potensi laut belum dimanfaatkan secara maksimal
Terbatasnya sarana pelayaran yang ada serta fasilitas-fasilitas
pendukung yang diperlukan, menyebabkan potensi laut belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Padahal laut Indonesia memiliki potensi
yang sangat besar, baik potensi yang berupa ikan, bahan tambang maupun
mineral lainnya. Keterbatasan lainnya dalam bentuk kemampuan dan
keterampilan Sumber Daya Manusianya (SDM) yang belum mampu
memanfaatkan perairan laut dengan baik..
c. Sarana perikanan laut yang umumnya masih sederhana
Sarana perikanan laut (baik yang berupa sarana penangkapan,
pengolahan serta penyimpanan) kebanyakan masih sederhana. Kapal-kapal
penangkap ikan yang dilengkapi dengan sarana modern jumlahnya masih
sangat terbatas, hal ini tidak sesuai dengan potensi laut yang dimillki.
Kapal penangkap ikan yang modern telah dilengkapi dengan radar sebagai
sarana untuk berhubungan dengan satelit maritim guna mendeteksi tempattempat berkumpulnya ikan. Selain itu di dalam kapal jenis ini juga
dilengkapi sarana modern guna mengolah dan menyimpan hasil
tangkapan. Dengan demikian hasil tangkapan siap dipasarkan, atau bahkan
kapal dapat langsung berlayar menuju negara tempat tujuan ekspor.

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan

3.2

Saran

13

14

Вам также может понравиться