Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses- proses kehidupan. Pendapat lain mengatakan, bahwa zat gizi merupakan zat kimia yang
terdapat dalam makanan yang diperlukan manusia untuk memelihara, menjaga dan
meningkatkan kesehatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa zat gizi adalah bahanbahan kimia yang
diperlukan tubuh untuk hidup, tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya, dan sumber bahanbahan kimia itu berasal dari makanan.
Jumlah zat gizi yang dikenal saat ini sebanyak 45 jenis, dan dikelompokkan menjadi zat
gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak, yang
merupakan zat gizi sumber energi. Zat gizi yang dikelompokkan ke dalam zat gizi mikro antra
lain vitamin, mineral dan air yang merupakan zat gizi pembangun dan pengatur Karbohidrat
sebagai sumber energi utama berguna untuk aktivitas sel-sel tubuh, karbohidrat dalam makanan
dan minuman diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana (glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Masalah gizi adalah gangguan pada perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh
tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi makro,
terutama masalah kurang energi protein, merupakan masalah yang mendominasi perhatian dunia.
Kekurangan konsumsi protein mengakibatkan berbagai penyakit. Pola konsumsi protein yang
sesuai dengan kebutuhan seseorang sangat bermanfaat untuk daya tahan jantung. Konsumsi zat
Fe juga bermanfaat bagi daya tahan jantung dan paru-paru. Semakin tinggi konsumsi Fe pada
seorang atlet, semakin tinggi daya tahan jantung dan paru-parunya.
Beberapa masalah gizi yang penting antara lain kurang protein, kurang energi atau
kombinasi kurang energi dan protein. Juga masalah gizi mikro, khususnya masalah kurang
vitamin A, kurang zat yodium, kurang zat besi dan kurang zat seng. Selain itu, mulai muncul
masalah gizi lebih, yaitu kelebihan konsumsi energi yang bersumber dari lemak.
Berdasarkan sudut pandang zat gizi, masalah gizi dibedakan menjadi masalah gizi makro
dan masalah gizi mikro. Masalah gizi makro dapat berbentuk gizi kurang dan gizi lebih,
sedangkan untuk masalah gizi mikro hanya dikenal gizi kurang. Masalah gizi makro yang sering
disebut kurang energi protein (KEP) adalah salah satu masalah gizi kurang akibat konsumsi
makanan yang tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena gangguan kesehatan.
Golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi termasuk rawan terkena KEP
adalah balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Terkait dengan hal ini, kita mengenal beberapa istilah
kurang energi protein dan gizi buruk, seperti marasmus dan Kwashiorkor.
Menurut Depkes R.I. (2006), untuk mengenali tanda-tanda klinis anak balita yang menderita gizi
buruk kwashiorkor adalah dengan memeriksa fisik tubuh balita. Anak balita yang menderita
kwashiorkor memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:
Sedangkan tanda-tanda balita penderita marasmus antara lain memiliki ciri ciri fisik sebagai
berikut:
Refference :
Almatsier, S. (2002), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soekirman (2000), Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI, Jakarta.
http://www.indonesian-publichealth.com/problem-gizi-di-indonesia/