Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal Kasus
: 28 Maret 2014
Tanggal Presentasi :
Pendamping
Tempat Presentasi
Objektif Presentasi :
Keilmuan / Keterampilan / Penyegaran / Tinjauan Pustaka
Diagnostik / Manajemen / Masalah / Istimewa
Neonatus / Bayi / Anak / Remaja / Dewasa / Lansia / Bumil
Deskripsi
Tujuan
Bahan Bahasan
Cara Membahas
Nama
: Tn. A
No. RM
: 5479838
Usia
: 25 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: MT Haryono
Pendidikan
: SMK
Laki-laki, usia 25 tahun datang dengan keluhan kepala terbentur saat kecelakaan lalu
lintas. Pasien sedang mengemudikan motor dengan kecepatan 40-60 km/jam saat terjatuh dari
motor karena menghindari lubang di jalan. Pasien terlempar dan jatuh dengan posisi
terlentang, kepala sisi kiri terbentur aspal, pasien menggunakan helm.
Pasien sempat tidak sadarkan diri selama 15 menit, mengeluh sakit kepala, dan
muntah sebanyak 2 kali. Kejang disangkal, perdarahan dari telinga, hidung, dan mulut
disangkal, kelemahan pada tubuh disangkal.
Dari pemeriksaan didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
somnolen, GCS E5V4M6. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Terdapat luka robek pada
kepala sisi kiri sepanjang 5 cm, dasar tengkorak, perdarahan aktif (-),
krepitasi (-).
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis CKS
2. Pemeriksaan penunjang CKS
3. Panatalaksanaan CKS
KU
tampak
sakit
Mata
: kojungtiva anemis
sedang
Nadi
: 90x/menit, reguler,
deformitas
-/-,
isi cukup
Suhu
: 36.70C
BB
: 65 kg
Kepala
deformitas
sinistra
Hidung
deformitas
(-),
darah -/
(-),
Telinga
Mulut
deformitas (-),
Paru
dada
sudah
:
simetris,
vesikular
dilakukan hecting
+/+,
pengembangan
bunyi
ronkhi
napas
-/-,
wheezing -/
Jantung
Ekstremitas :
akral
hangat,
CRT<2
Hasil Laboratorium 28 Maret 2014
Hb : 12 g/dl
Basofil
: 0.1 %
Ht : 36.0 %
Segmen
: 52.4 %
Leukosit
Limfosit
: 37.3 %
Monosit
: 9.9 %
Eritrosit
Hitung jenis
: 11.600 /uL
Calsium
: 1.26 mmol/L
Natrium
: 139 mmol/L
: 0.3 %
Kalium
: 5.3 mmol/L
: 5.3 jt/uL
Eosinofil
3. Assessment
Cedera kepala dapat dibagi menjagdi 3 kelompok berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma
Scale) yaitu:
CKR (Cedera Kepala Ringan):
o GCS > 13
o Tidak terdapat kelainan pada CT scan otak
o Tidak memerlukan tindakan operasi
o Lama dirawat di RS < 48 jam
CKS (Cedera Kepala Sedang):
o GCS 9-13
o Ditemukan kelainan pada CT scan otak
o Memerlukan tindakan operasi untuk lesi intrakranial
o Dirawat di RS setidaknya 48 jam
CKB (Cedera Kepala Berat):
o Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma, nilai GCS < 9
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik:
Glasgow Coma Scale Pada Dewasa
Membuka Mata (E)
Skor
Spontan
Skor
Kacau
Tidak Tepat
Mengerang
Skor
Menurut Perintah
Melokalisasi Nyeri
Reaksi Menghindar
PTA didefinisikan
sebagai lamanya waktu setelah cedera kepala saat pasien merasa bingung
(confused), disorientasi, konsentrasi menurun, atensi menurun, dan atau
ketidakmampuan untuk membentuk memori baru
Panduan Amnesi Pascatrauma
PTA 1 hari atau kurang: perbaikan yang cepat dan sepenuhnya dengan terapi yang
sesuai. Pada beberapa kasus ditemukan disabilitas yang menetap biasanya post-ok
syndrome
PTA lebih dari 1 haru, tapi kurang dari 1 minggu: masa penyembuhan lebih
6
panjang, biasanya beberapa minggu sampai bulan. Penyembuhan sepenuhnya
sangat mungkin dengan perawatan yang baik
PTA 1-2 minggu: penyembuhan memerlukan waktu beberapa bulan, pada
beberapa pasien masih terdapat gejala sisa, pada umumnya dapat kembali bekerja,
pasien dapat melakukan aktivitas sosial dengan perawatan yang baik
PTA 2-4 minggu: proses penyembuhan beralngsung lama, biasanya 1 tahun atau
lebih. Didapatkan defisit permanen, sebagian tidak dapat melakukan fungsional
(bekerja atau melakukan aktivitas sosial)
PTA lebih dari 4 minggu: terdapat defisit dan disabilitas yang permanen,
dibutuhkan pelatihan dari perawtan jangka panjang
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Kepala. Foto polos kepala/ otak memiliki sensitivitas dan spesifitas
yang rendah dalam mendeteksi perdarahan intrakranial. Pada era CT scan, foto
amnesia
o Kejang
o Riwayat gangguan vaskuler atau menggunakan obat - obat antikoagulan
o Amnesia, gangguan orientasi, berbicara, membaca, dan menulis
o Rasa baal pada tubuh
o Gangguan keseimbangan atau berjalan
MRI Kepala. MRI adalah teknik pencitraan yang lebih sensitif dibandingkan
dengan CT scan; kelainan yang tidak tampak pada CT scan dapat dilihat oleh
MRI. Namun, dibutuhkan waktu pemeriksaan lebih lama dibandingkan dengan
7
penemuan abnormalitas tersebut masih dipertanyakan. Saat ini , penggunaan PET
atau SPECT pada fase awal kasus CKR masih belum direkomendasikan
Jalan Napas. Memaksimalkan oksigen dan ventilasi. Daerah tulang servikal harus
diimobilisasi dalam posisi netral menggunakan stiffneck collar, head block, dan
laju
pernapasan,
harus dipertimbangkan.
Defisit Neurologis. Status neurologis diniali dengan meniali tingkat kesadaran,
ukuran dan reaksi pupil. Tingkat kesadaran dapat diklasifikasikan menggunakan
GCS. Hiperventilasi menurunkan pCO 2 dengan sasaran 35-40 mmHg, sehingga
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah di otak, yang menurunkan aliran darah ke otak
dan menurunkan tekanan intrakranial. Penggunaan manitol juga dapat menurunkan
tekanan intrakranial yaitu dengan diberikan manitol 20% dengan dosis 1-2 g/ kgBB
atau 100 gr IV selama 10-20 menit kemudian dilanjutkan 0.25-0.5 g/ kgBB atau 25 g
setiap 6 jam.
Kontrol pemaparan/ lingkungan. Semua pakaian harus dilepas sehingga semua
luka dapat terlihat. Waspada terjadi hipotermia, selalu persiapkan selimut untuk
menghangatkan tubuh pasien
Maka penderita dapat meninggalkan rumah sakit dan melanjutkan perawatannya di rumah.
Namun bila tanda-tanda diatas dietmukan pada observasi 24 jam pertama, penderita harus
dirawat di rumah sakit dan observasi ketat. Status cedera kepala yang dialami menjadi cedera
kepala sedang atau berat dengan penanganan yang berbeda.
Bila pada CT scan kepala ditemukan hematom epidural (EDH) atau hematom subdural
(SDH), maka indikasi bedah adalah:
4. Plan
a. Diagnosis
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, dapat
ditegakkan diagnosis cedera kepala ringan.
b. Pengobatan
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Cefotaxime IV 2x1 gram
Ketorolac IV 3x1 ampul
Ranitidin IV 2x1 ampul
c. Pendidikan