Вы находитесь на странице: 1из 22

Kalo gak ada orang tua, kita gak akan ada di dunia ini, HORMATI mereka

Melihat orang tua tesenyum karena bangga melihatku adalah surga kecil bagiku
Melakukan apapun aku rela demi kebahagiaan orangtua ku
Ibu ajarilah aku bagaimana caranya untuk ikhlas dan selalu tersenyum meskipun hati dalam terluka,,
peluklah aku ibu karna hanya pelukanmu yang dapat menenangkan jiwaku
Kasih sayang ibu sangat sempurna kepada anaknya dan sejahat apapun engkau menyakitinya tapi ibu
tak pernah membencimu
Cinta Yang luar biasa adalah Cinta seorang ibu Kepada Anaknya
Aku malu dgn gelar sarjana, tapi tanganku masih tengadah meminta jatah pada bapak dan ibu Aku
maluuuu
Sebaik baik manusia adalah seorang ibu, karena ibu akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan
anaknya
Bukan harta yang orangtua kalian harapkan dari kalian, cukup menjadi anak yang shaleh/shalehah
Orang tua adl sumber kekuatan utk anaknya, begitupun sebaliknya
Ayah Ibu Semoga Tuhan mempermudahkan jalanku untuk membahagiakanmu
Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan
kepadaku, Sampai kapanpun!
Orang yang paling perhatian terhadap dirimu adalah orang tuamu
Sebesar apapun dosa yang engkau perbuat, Ibu selalu mendoakan kebaikan untukmu
Mama dan Papa adalah motivator terbaik dalam hidupku
Pelajaran hidup yg paling penting untuk disadari adalah berbaktiKepada Tuhan dan orang tua
Tidak akan pernah aku membiarkan ibu bersedih,, aku kan selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik bagimu
Terima kasih Ya Allah Engkau telah menurunkan kasih terbesarMu, kasih yang diwakilkan oleh seorang
Ibu
Kasih sayang yang tak mengharapkan balasan dan takkan pernah bisa terbalas, Kasih sayang Bunda

Peluk dan ungkapkan rasa sayangmu pada Bunda, selagi masih bisa memeluk raganya Setiap saat bila
perlu
Jadilah berhasil semuda mungkin, supaya anda bisa cepat membahagiakan org tua dlm jangka waktu yg
lama
Terimakasih tuhan telah menitipkanku kepada malaikatmu yang kusebut Bunda
Ada banyak Ibu terbaik di dunia, tapi hanya ada satu Ibu terbaik di dunia Itu Ibuku dan Ibu adalah yang
terbaik di dunia ini, selamanya!
Menjadi anak yang shaleh dan tidak pernah menyakiti hati orang tua itulah hal yang paling diinginkan
orang tua kita
Ibu yang sangat mencintaimu mendengar apa yang kamu katakan bahkan memahami apa yang belum
engkau katakan

Kata Kata Bijak tentang Ibu dalam Bahasa Inggris dan Artinya
Mothers hold their child's hand for moment and their heart for lifetime.
Ibu menggenggam tangan anaknya untuk sesaat dan hati mereka untuk sepanjang hidup.
The more I grow, the more I really realize that my mom is my best friend that I ever had.
Semakin saya tumbuh, semakin saya sangat menyadari bahwa ibuku adalah teman terbaikku yang
pernah saya miliki.
I believe about love at first sight, it is because Ive been loving my mother since I open my eyes.
Saya percaya tentang cinta pada pandangan pertama, ini karena saya sudah mencintai ibu saya sejak
saya membuka mata saya.
Dear mom, I may not always like you. We may have different arguments and fights sometimes. But
there's one thing that you should know that I LOVE YOU ALWAYS AND FOREVER.
Untuk ibu, saya mungkin tidak sejalan seperti Anda selalu. Kita mungkin memiliki argumen kita masing
masing dan berdebat kadang-kadang. Tapi ada satu hal yang harus kau tahu bahwa AKU SELALU
MENCINTAIMU DAN SELAMANYA.
The best thing about you as a Mom is my kids having you as a grandma.
Hal terbaik tentang Anda sebagai Ibu adalah anak-anak saya memiliki Anda sebagai nenek.
I love my mother as the tree love water and sunshine she helps me grow, prosper, and reach
high peak. Terri Guillements
Aku mencintai ibuku seperti air mencintai pohon dan sinar matahari - dia membantu saya tumbuh,
makmur, dan mencapai puncak yang besar. - Terri Guillements

A mothers love is full of patient and always forgiving when all others are forsaking, it never fails
or falters, even though the heart is breaking.
Cinta seorang ibu adalah penuh dengan kesabaran dan selalu memaafkan ketika semua orang lain
menjauhi, ini tidak pernah gagal atau terputus-putus, meskipun hati sedang bergejolak.
Mother, you left us a lot of beautiful memories, your love is still our guide, although we cannot see
you, youre always at our side.
Ibu, Engkau meninggalkan kami banyak kenangan indah, cintamu masih menjadi panduan kami,
meskipun kami tidak dapat melihat Anda, Anda selalu menjadi bagian dari kami.
Of all the good gifts that life has to offer, a loving mother is the greatest of them all.
Dari semua hadiah baik yang ditawarkan kehidupan, seorang ibu yang penuh kasih adalah yang paling
baik dari mereka semua.
Mother, no matter how many age you get. You will always be the Queen in my heart.
Ibu, tidak peduli berapa banyak umur Anda dapatkan. Anda akan selalu menjadi Ratu hatiku.
Mom is a neverending song in my heart of comfort, happiness, and being. I may sometimes forget
the words but I always remember the tunes. - Graycie Harmon
Ibu adalah lagu yang tak pernah berakhir di dalam hatiku yang penuh kenyamanan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan. Kadang-kadang saya bisa melupakan liriknya tapi aku selalu ingat nadanya. - Graycie
Harmon
My mom is more than A brave woman. Shes More than a super hero. Shes more than a best
friend. She is my life.
Ibuku adalah lebih dari seorang wanita yang pemberani. Dia Lebih dari pahlawan super. Dia lebih dari
seorang sahabat. Dia adalah hidup saya.
The most beautiful necklace mother can wear is not gold or gems, but her childs arms around her
neck.
Kalung yang paling indah seorang ibu bisa memakai bukanlah emas atau permata, tapi lengan anaknya
di lehernya.
A mother is a person who seeing there are only four pieces of pie for five people. She will
announce she never did care for the pie. Tenneva Jordan
Seorang ibu adalah orang yang melihat ada hanya empat potong kue untuk lima orang. dia akan
mengumumkan bahwa dia tidak pernah peduli tentang kue. - Tenneva Jordan
Dear mom, thanks for always being there for me, loving me, and care for me. No one can replace
you in my deepest heart.
Sayang ibu, terima kasih untuk selalu berada di sana untuk saya, mencintai saya, merawat saya. Tidak
ada yang bisa menggantikan Anda dalam hati saya yang paling dalam.
A mother may be educated or uneducated. But, she will always be the best guidelines in the world
when you fail in your life.
Seorang ibu mungkin berpendidikan atau tidak berpendidikan. Tapi, dia adalah pedoman terbaik di dunia
ketika Anda gagal dalam menjalani hidup Anda.

A mother understands what a child does not say. A mother will always teach her child the ways.
Poet Chrisopher Robin
Seorang ibu mengerti apa yang tidak anaknya katakan. Seorang ibu bahkan akan selalu mengajarkan
anaknya caranya. - Penyair Chrisopher Robin
Grown means nothing to a mother. Her child is always a child. They get bigger, older, and grown.
But, although grown, In a mothers heart will always be her baby.
Tumbuh tak berarti apa-apa untuk ibu. Seorang anak tetaplah anak. Mereka menjadi lebih besar, lebih
tua, dan tumbuh. Meski tumbuh, Di dalam hati seorang ibu dia akan selalu menjadi bayinya.











Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri nimat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Qs. Al-Ahqaaf
: 15)

Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah,


bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6
bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui
anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat
14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (Qs. Luqman : 14)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan,
yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya
menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada
kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,


:



Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, belia berkata, Seseorang datang


kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan berkata, Wahai
Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Nabi
shalallaahu alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Dan orang tersebut kembali
bertanya, Kemudian siapa lagi? Nabi shalallaahu alaihi wasallam
menjawab, Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa
lagi? Beliau menjawab, Ibumu. Orang tersebut bertanya kembali,
Kemudian siapa lagi, Nabi shalallahu alaihi wasallam menjawab, Kemudian
ayahmu.' (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, Hadits tersebut menunjukkan bahwa


kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat
besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu alaihi
wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah
hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa
hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan
merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan
itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak

memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan


bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)

Begitu pula dengan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliauberkata dalam


kitabnya Al-Kabaair,

Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan,


seolah-olah sembilan tahun.

Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan


nyawanya.

Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya


karena menjagamu.

Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari
padadirinya serta makanannya.

Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau
mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali
kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang
mengobatimu.

Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan


meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang
tidak baik.

Dia selalu mendoakanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun


terang-terangan.

Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan
dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.

Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.

Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.

Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada
ibumu.

Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.

Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang


mudah.

Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya


pendek.

Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.

Padahal Allah telah melarangmu berkata ah dan Allah telah mencelamu


dengan celaan yang lembut.

Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.

Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul


aalamin.

(Akan dikatakan kepadanya),




Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh
kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah
penganiaya hamba-hamba-Nya. (QS. Al-Hajj : 10)

(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa


seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada
anak tidak bisa dihitung.

Yah, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu
hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita
untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan
kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita
lakukan, demi kebahagiannya.

Contoh manusia terbaik yang berbakti kepada Ibunya


Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang
sedang thawaf di sekitar Kabah sambil menggendong ibunya di
punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, Wahai Ibnu Umar, apakah aku
telah membalas budi kepadanya? Ibnu Umar menjawab, Engkau belum
membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika
melahirkan. (Adabul Mufrad no. 11; Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih)

Dalam sebuah riwayat diterangkan:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwasanya seseorang


mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia
enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya.
Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih
bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia
menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah Azza wa
Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho bin Yasar berkata:
maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan
tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: Aku tidak mengetahui
amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah taala selain berbakti
kepada ibu. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syuabul
Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah
(2799))

Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah
ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan
bisa membantu taubat seseorang diterima Allah taala. Seperti dalam
riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu
membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa
bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang
ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah
amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah
termasuk dosa yang dibenci Allah.

Berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfaat untuk
menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan
untuk masuk surga.

Jangan Mendurhakai Ibu


Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam bersabda,

. : :

Sesungguhnya Allah Taala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada


ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban
dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci
jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan
menyia-nyiakan harta. (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim,
no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, Dalam hadits ini


disebutkan sikap durhaka terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah
dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,ibu adalah wanita yang lemah. Selain
itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik kepada itu
harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik
itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang
mendalam. (Lihat Fathul Baari V : 68)

Sementara, Imam Nawawi menjelaskan, Di sini, disebutkan kata durhaka


terhadap ibu, karena kemuliaan ibu yang melebihi kemuliaan seorang
ayah. (Lihat Syarah Muslim XII : 11)

Buatlah Ibu Tertawa


)) : :



((
Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu alaihi wa sallam dan
berkata, Aku akan berbaiat kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan
kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Rasulullah Shalallaahu alaihi
wa sallam bersabda, Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah
keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya
menangis. (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), AlBaihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))

Jangan Membuat Ibu Marah



.

:
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Ridha Allah tergantung ridha orang
tua dan murka Allah tergantung murka orang tua. (Adabul Mufrod no.
2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada
sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam)

Kandungan hadits diatas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang


tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat
memancing kemurkaan mereka.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian


ibunya tersebut mendoakan kejelekan, maka doa ibu tersebut akan
dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Taala. Sebagaimana dalam hadits yang
shahih Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda,

.
:
Ada tiga doa yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Taala yang tidak
diragukan tentang doa ini: (1) doa kedua orang tua terhadap

anaknya, (2) doa musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) doa
orang yang dizhalimin. (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no.
32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))

Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan doanya mengiringi setiap langkah
anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa
menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu
kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan
terkena doa ibunya. Wal iyyadzubillaah..

Saudarikujangan sampai terucap dari lisan ibumu doa melainkan kebaikan


dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan doa seorang ibu dan
mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah,
selagi masih ada waktu

***
Artikel muslimah.or.id
Penulis : Hilda Ummu Izzah
Murajaah : Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji :

Quranul Karim dan Terjemahannya


Rekaman Talim Ustadz Abuz Zubair Al-Hawary Hafizhahullaahu Taala
www.buletin.muslim.or.id
www.almanhaj.or.id
Asy-Syaikh DR. Muhammad Luqman Salafi, Rasysyul Barad Syarh Al-

Adabil Mufrad, Daarud Daa-iy Linnasyr wat Tauzii, Riyadh.


Imam Adz-Dzahabi, Al-Kabaair, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian.

Abu Abdillah Muhammad Luqman Muhammad As-Salafi, Syarah Adabul

Mufrad Jilid 1, Griya Ilmu, Jakarta.


Imam Adz-Dzahabi, Al-Kabair Dosa-dosa yang Membinasakan, Darus

Sunnah, Jakarta.
Abu Zubeir Hawary, Wahai Ibu Maafkan Anakmu, Darul Falah, Jakarta.
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Birrul Walidain, At-Taqwa, Bogor.
Abu Umar Basyir, Sutra Kasih Ibunda Kepadamu Berbakti Tiada
Henti, Rumah Dzikir, Sukoharjo, Solo.

***

Diperbarui oleh redaksi www.muslimah.or.id pada 28 April 2011.

Sumber: https://muslimah.or.id/1861-ibumu-kemudian-ibumu-kemudianibumu.html

Kedudukan Seorang Ibu



Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Dalam Tanzil-Nya yang mulia, Allah Azza wa Jalla berfirman:




Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti kepada) kedua orangtuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu dan hanya kepadaKulah kembalimu. (Luqman: 14)
Di tempat lain, Dia Yang Maha Suci berfirman:










Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula.
Mengandungnya dengan menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (Al-Ahqaf: 15)
Dua ayat yang mulia di atas berisi perintah berbakti kepada orangtua sebagai suatu kewajiban
dalam agama yang mulia ini. Bahkan Allah Azza wa Jallamenggandengkan perintah berbakti ini
dengan perintah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Seperti dalam ayat:








Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatupun serta
berbuatbaiklah kepada kedua orang tua. (An-Nisa`:36)
Ayah dan ibu berserikat dalam hal memiliki hak terhadap anaknya untuk memperoleh bakti.
Hanya saja ibu memiliki bagian dan porsi yang lebih besar dalam hal beroleh bakti. Karena
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya:

.
: . . : . :
: . : . : .
Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik? Beliau
berkata, Ibumu. Laki-laki itu kembali bertanya, Kemudian siapa?, tanya laki-laki itu. Ibumu,
jawab beliau, Kemudian siapa? tanyanya lagi. Kemudian ayahmu, jawab beliau. (HR. AlBukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata menukilkan ucapan Ibnu
Baththal rahimahullahu, Kandungan hadits ini adalah seorang ibu memiliki hak untuk
mendapatkan kebaikan yang disebutkan tiga kali daripada hak seorang ayah. Ibnu Baththal juga
mengatakan, Yang demikian itu diperoleh karena kesulitan yang didapatkan saat mengandung,
kemudian melahirkan lalu menyusui. Tiga perkara itu dialami sendiri oleh seorang ibu dan ia
merasakan kepayahan karenanya. Kemudian ibu menyertai ayah dalam memberikan tarbiyah
(pendidikan kepada anak). Isyarat akan hal ini terdapat dalam firman AllahSubhanahu wa Taala:







Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti kepada) kedua orangtuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun. (Luqman: 14)
Allah Subhanahu wa Taala menyamakan antara ayah dan ibu dalam mendapatkan bakti, dan Dia
mengkhususkan ibu dalam tiga perkara (mengandung, melahirkan dan menyusui). (Fathul
Bari, 10/493)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menyatakan, Dalam hadits ini ada hasungan untuk berbuat
baik kepada kerabat[1]. Ibu adalah yang paling berhak mendapatkan bakti di antara kerabat
yang ada, kemudian ayah, kemudian kerabat yang terdekat. Ulama berkata, Sesbab
didahulukannya ibu adalah karena banyaknya kepayahan yang dialaminya dalam mengurusi
anak. Di samping karena besarnya kasih sayangnya, pelayanannya, kepayahan yang dialaminya
saat mengandung si anak, kemudian saat melahirkannya, menyusuinya, mendidiknya,
melayaninya, mengurusi/merawatnya tatkala sakit dan selainnya. (Al-Minhaj, 16/318)
Al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa`di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya
terhadap surat Al-Ahqaf ayat 15, Ini merupakan kelembutan Allah Subhanahu wa
Taala terhadap hamba-hamba-Nya dan kesyukuran-Nya kepada kedua orangtua. Di mana Dia
mewasiatkan kepada anak-anak agar berbuat baik kepada kedua orangtua dengan menunjukkan
kepada keduanya perkataan yang lembut, kalimat yang lunak/halus, memberikan harta dan
nafkah serta sisi-sisi kebaikan lainnya. Kemudian Allah Subhanahu wa Taala memberikan
peringatan dengan menyebutkan sebab seorang anak harus berbuat baik kepada orangtuanya.
Dia menyebutkan kesulitan-kesulitan yang ditanggung/dipikul oleh seorang ibu saat mengandung
anaknya, kemudian kesulitan yang besar saat melahirkannya, lalu kepayahan menyusuinya dan
memberikan pelayanan dalam mengasuhnya. Kesulitan dan kepayahan yang disebutkan ini
dihadapi bukan dalam masa yang pendek/singkat, sejam atau dua jam. Tapi dihadapi dalam
kadar masa yang panjang tiga puluh bulan, masa kehamilan selama sembilan bulan atau
sekitarnya dan waktu yang tersisa untuk masa penyusuan. Ini yang umum terjadi. Ayat ini dengar
firman-Nya:

Dan para ibu hendaknya menyusui anak-anak mereka selama dua tahun yang sempurna. (AlBaqarah: 233)
dijadikan sebagai dalil untuk menyatakan bahwa minimal masa kehamilan itu enam bulan.
Karena masa menyusui (sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat di atas, pent.) lamanya dua
tahun (24 bulan, pent.). Bila diambil dua tahun (24 bulan) dari masa 30 bulan maka tersisalah
enam bulan sebagai masa kehamilan. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 781)
Dari ayat, hadits dan penjelasan di atas tampaklah bagi kita peran agung seorang ibu. Ia telah
mengandung anaknya selama sembilan bulan lebih beberapa hari, dengan kepayahan,

keberatan, dan kesulitan. Tiba saat melahirkan, ia pun berjuang menghadapi maut. Sakit yang
sangat pun dialaminya untuk mengeluarkan buah hatinya ke dunia. Tidak sampai di situ, setelah
si anak lahir dengan penuh kasih disusunya kapan saja si anak membutuhkan. Tak peduli siang
ataupun malam sehingga harus menyita waktu istirahatnya. Kelelahan demi kelelahan
dilewatinya dengan penuh kesabaran dan lapang dada, demi sang permata hati
Demikianlah. Sehingga pantaslah syariat yang suci ini memberinya pemuliaan dengan
memerintahkan anak agar berbakti kepadanya, selain berbakti kepada sang ayah. Bakti ini terus
diberikan sampai akhir hayat keduanya. Bahkan juga sepeninggal keduanya, dengan
menyambung silaturahim dan berbuat baik kepada sahabat/orang-orang yang dikasihi keduanya.
Karena Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:









Sesungguhnya berbuat baik yang paling baik adalah seseorang menyambung hubungan dengan
orang yang dikasihi ayahnya. (HR. Muslim no. 6461)
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu yang meriwayatkan hadits di atas dari
Rasulullah Shallallahu alahi wasallam mencontohkan pengamalan hadits ini dengan
perbuatannya. Disebutkan, ada seorang Arab gunung bertemu Abdullah di jalanan di Makkah.
Abdullah mengucapkan salam kepadanya, lalu menyerahkan keledai yang ditungganginya agar
dinaiki oleh orang tersebut dan memberinya sorban yang semula dipakainya. Ibnu Dinar, seorang
perawi hadits ini bertanya kepada Abdullah, Semoga Allah memperbaikimu! Mereka itu orang
gunung (Arab) dan mereka sudah cukup senang dengan pemberian yang sedikit. Abdullah
berkata menjelaskan sebab ia berbuat demikian kepada si Arabi, Ayah orang Arab gunung itu
dulunya sahabat yang dikasihi oleh Umar ibnul Khaththab. Sementara aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya berbuat baik yang paling baik
adalah seorang anak menyambung hubungan dengan orang yang dikasihi ayahnya. (HR.
Muslim no. 6460)
Satu lagi atsar yang menunjukkan keutamaan berbakti kepada ibu. Diriwayatkan dari Atha` bin
Yasar, dari Ibnu Abbas seraya berkata, Aku telah meminang seorang wanita, namun wanita itu
menolak untuk menikah denganku. Kemudian ada lelaki lain yang meminangnya dan ternyata ia
senang menikah dengan lelaki tersebut. Aku pun cemburu hingga membawaku membunuh
wanita tersebut. Lalu, adakah taubat untukku? Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bertanya, Apakah
ibumu masih hidup?
Tidak, jawab lelaki tersebut.
Bertaubatlah kepada Allah Azza wa Jalla dan taqarrub-lah (mendekat dengan melakukan amal
shalih) kepada-Nya semampumu.
Atha` bin Yasar berkata, Aku pergi lalu bertanya kepada Ibnu Abbas, Kenama engkau
menanyakan tentang kehidupan ibunya (masih hidup atau tidak)?.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma menjawab, Sungguh aku tidak mengetahui adanya suatu
amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalladaripada berbakti kepada ibu.
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullahu dalam Al-Adabul Mufrad dan dishahihkan
dalam Ash-Shahihah no. 2799)
Karena berbakti kepada orangtuakhususnya ibu yang sedang menjadi pembicaraan kitatelah
diperintahkan oleh agama Islam, maka kita tidak membutuhkan perayaah Hari Ibu untuk

mengenang jasa-jasa seorang ibu dan menjadikannya sebagai momen untuk memberi hadiahhadiah kepada ibu. Atau memberikan perhatian khusus kepadanya dan meng-istirahat-kannya
dari pekerjaan pada hari tersebut. Seorang anak, dalam Islam, harus berbuat baik kepada ibunya
kapan pun. Di setiap waktu dan di setiap keadaan tanpa menunggu datangnya Hari Ibu yang
justru merupakan suatu perayaan yang diada-adakan tanpa perintah dari agama. Bahkan semata
taklid kepada budaya Barat yang memang tidak mengenal istilah berbakti kepada orangtua
dalam budaya mereka.
Contoh Anak yang Berbakti
Abu Hurairah radhiyallahu anhu dikenal sebagai seorang yang berbakti kepada ibunya dan tidak
melupakan untuk meminta ampun bagi ibunya bila ia beristighfar kepada Allah Subhanahu wa
Taala. Muhammad bin Sirin rahimahullahu berkata, Kami sedang berada di sisi Abu Hurairah
pada suatu malam. Saat itu Abu Hurairah berdoa, Ya Allah, ampunilah Abu Hurairah dan ibuku,
serta ampunilah orang yang memintakan ampun untuk Abu Hurairah dan ibunya. Muhammad
berkata, Maka kami pun memintakan ampun untuk keduanya agar kami dapat masuk dalam doa
Abu Hurairah. (Diriwayatkan Al-Bukhari rahimahullahu dalam Al-Adabul Mufrad no. 37 dan
dishahihkan sanadnya oleh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad)
Sebelumnya, ibu Abu Hurairah enggan masuk Islam, Abu Hurairah berkisah, Aku mengajak ibuku
yang masih musyrik untuk masuk Islam. Suatu hari aku mendakwahinya maka ia
memperdengarkan kepadaku ucapan yang kubenci tentang Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam. Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan menangis. Aku
berkata, Wahai Rasulullah! Aku mengajak ibuku masuk Islam namun ia menolak. Suatu hari aku
mendakwahinya, namun ia memperdengarkan kepadaku ucapan yang kubenci tentangmu. Maka
doakanlah kepada Allah Subhanahu wa Taala agar memberi hidayah kepada ibu Abu Hurairah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun berdoa:




Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu Abu Hurairah.
Aku pun keluar dalam keadaan gembira dengan doa Nabiullah Shallallahu alaihi wasallam. Ketika
tiba di rumah, aku menuju pintu yang ternyata sedang tertutup. Ibuku mendengar suara gesekan
dua telapak kakiku di tanah, maka ia berkata, Tetaplah di tempatmu, wahai Abu Hurairah. Aku
mendengar suara gerakan/percikan air. Ternyata ibuku mandi, lalu mengenakan pakaian dan
kerudungnya. Setelahnya ia membuka pintu, kemudian berkata, Wahai Abu Hurairah! Aku
bersaksi Laa ilaaha ilallah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Aku
pun kembali menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan menangis karena
bahagia. Aku berkata, Wahai Rasulullah! Bergembiralah, sungguh Allah Subhanahu wa
Taala telah mengabulkan doamu dan memberi hidayah kepada ibu Abu Hurairah. Beliau pun
memuji Allah Azza wa Jalla dan menyanjung-Nya. (HR. Muslim no. 6346)
Ada lagi seorang tokoh tabiin yang dikenal sangat berbakti kepada ibunya. Dia adalah Uwais AlQarani rahimahullahu. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallambersabda tentangnya kepada Umar
ibnul Khaththab radhiyallahu anhu, Suatu saat nanti akan datang kepada kalian Uwais bin Amir
bersama rombongan pasukan penduduk Yaman. Dia berasal dari kabilah Murad, dari Qaran. Dulu
dua terkena penyakit belang, lalu dia disembuhkan dari penyakitnya itu, kecuali sebesar dirham

di pusarnya. Dia memiliki seorang ibu dan sangat berbakti kepadanya. Kalau dia bersumpah
kepada Allah, pasti Allah Subhanahu wa Taalakabulkan sumpahnya. Kalau engkau bisa
memintanya agar memohonkan ampun untukmu maka lakukanlah[2]. (HR. Muslim no. 6439)
Haramnya Durhaka kepada Ibu
Perintah berbakti kepada ibu telah jelas bagi kita. Kebalikan dari berbakti adalah berbuat
durhaka. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang perbuatan durhaka ini, dalam hadits
beliau Shallallahu alaihi wasallam:









Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi kalian berbuat durhaka kepada para ibu . (HR. AlBukhari no. 5975 dan Muslim no. 4457)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, Durhaka kepada ibu adalah haram dan termasuk
dosa besar, menurut kesepakatan para ulama. Betapa banyak hadits shahih yang
memasukkannya ke dalam dosa besar. Demikian pula berbuat durhaka kepada ayah termasuk
dosa besar. Dalam hadits ini dibatasi penyebutan durhaka kepada ibu (tanpa menyebutkan
durhaka kepada ayah) karena kehormatan mereka (para ibu) lebih ditekankan daripada ayah.
Karenanya, ketika ada yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang
siapakah yang paling berhak mendapatkan kebaikannya, Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam menjawab, Ibumu kemudian ibumu, sebanyak tiga kali. Setelah itu, pada kali yang
keempat beliau baru menyebutkan, Kemudian ayahmu. Juga karena kebanyakan perbuatan
durhaka dari anak diterima/dirasakan oleh para ibu. (Al Minhaj, 11/238)
Taat Hanya dalam Perkara yang Selain Dosa dan Maksiat
Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu menyebutkan bahwa telah turun beberapa ayat AlQuran yang berkaitan dengan dirinya. Ia berkisah bahwa Ummu Sad (yakni ibunya) bersumpah
tidak akan mengajaknya bicara selama-lamanya sampai ia mau meninggalkan agama Islam. Dia
juga bersumpah tidak akan makan dan minum. Si ibu berkata, Engkau mengaku bahwa
Allah Subhanahu wa Taala mewasiatkanmu untuk berbakti kepada kedua orangtuamu.
Sementara aku adalah ibumu dan aku memerintahkanmu untuk meninggalkan agama baru yang
engkau anut. Sad berkata, Ibuku melewati tiga hari dengam melaksanakan sumpahnya untuk
tidak makan dan minum, hingga ia jatuh pingsan karena kepayahan yang dideritanya. Maka
bangkitlah putranya yang bernama Umarah lalu memberinya minum. Mulailah si ibu mendoakan
kejelekan untuk Sad. Allah Azza wa Jalla pun menurunkan dalam Al-Quran, ayat berikut:






?

Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya. (AlAnkabut: 8)

Namun bila keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku.


Dalam ayat tersebut dinyatakan:





?
?
Maka janganlah engkau menaati keduanya dan bergaullah kepada keduanya di dunia dengan
maruf. (Luqman: 15) (HR. Muslim no. 6188)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:








Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang maruf.
(HR. Al-Bukhari no. 7257 dan Muslim no. 4742)
Bolehnya Menyambung Hubungan dengan Ibu yang Musyrik
Dibolehkan bagi seorang anak untuk tetap menjaga hubungan baik dengan ibunya yang berbeda
agama dengannya alias kafir. Karena Allah Azza wa Jallaberfirman:



?


?


??


Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kalian dari negeri kalian.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya
melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena
agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu orang lain untuk mengusir kalian. Dan
barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan maka mereka itulah orang-orang yang
zalim. (Al-Mumtahanah: 8-9)

Asma bintu Abi Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhuma berkata:

Ibuku datang menemuiku dalam keadaan ia masih musyrikah di masa perjanjian


Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (dengan kafir Quraisy). Aku pun meminta fatwa kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Aku berkata, Ibuku datang menemuiku untuk meminta
baktiku kepadanya dalam keadaan mengharap kebaikan putrinya. Apakah aku boleh
menyambung hubungan dengan ibuku? Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab, Iya,
sambunglah hubungan dengan ibumu. (HR. Al-Bukhari no. 2620 dan Muslim no. 2322)
Lalu bila timbul pertanyaan, bagaimana dengan ayat Allah Azza wa Jalla yang menyatakan:




Engkau tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, sekalipun orangorang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. (AlMujadilah: 22)
Juga ayat:

??


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan bapak-bapak dan saudarasaudara kalian sebagai kekasih, jika mereka lebih mencintai/mengutamakan kekafiran daripada

keimanan. Dan siapa di antara kalian yang berloyalitas dengan mereka maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim. (At-Taubah: 23)
Maka dijawab, bahwa berbuat baik dan menyambung hubungan tidak mengharuskan adanya
rasa saling cinta. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullahu berkata dalam tafsir Athiyyah Muhammad
Salim dalam kitab pelengkap (Titimmah) Adhwa`ul Bayan (8/154), Menyambung hubungan
dengan memberikan harta, berbuat baik, berlaku adil, berbicara lembut dan surat menyurat,
dengan hukum Allah Subhanahu wa Taala tidaklah termasuk loyalitas yang terlarang bagi kaum
muslimin terhadap orang yang tidak boleh mereka berikan sikap wala` (loyalitas) karena
permusuhannya dengan kaum muslimin. Berlaku baik dan adil seperti itu dibolehkan Allah Azza
wa Jalla dan tidak haram untuk dilakukan kepada orang-orang musyrikin yang tidak memusuhi
kaum muslimin. Bahkan Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan tentang orang-orang yang
menampakkan permusuhan kepada kaum muslimin, kepada mereka ini kita dilarang untuk
berloyalitas apabila bentuk loyalitas tersebut selain berbuat baik dan bersikap adil.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata, Kemudian berbakti, menyambung hubungan dan
berbuat baik tidaklah mengharuskan saling cinta dan sayang menyayangi yang dilarang dalam
firman-Nya, Engkau tidak akan mendapai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya. Karena ayat
ini umum mencakup diri orang yang memerangi dan orang yang tidak memerangi. (Fathul
Bari)
Wallahu taala alam bish-shawab.
Catatan kaki:
[1] Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab:

Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu. Kemudian kerabat yang paling
dekat denganmu, dan yang paling dekat denganmu. (HR. Muslim no. 6448)
[2] Kata Imam An-Nawawi rahimahullahu, Hadits Uwais ini menunjukkan keutamaan berbakti
kepada kedua orangtua. (Al-Minhaj, 16/312)
(Sumber: Asy Syariah No. 42/1429 H/2008, halaman 83-88, judul: Kedudukan Seorang Ibu,
penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah, katagori: Niswah)
November 18th, 2009 | Tags: birrul walidain, ibu, ummi | Category: Akhlak & Adab

Вам также может понравиться