Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
Cintya Dunihapsari - 012116354
Pembimbing:
dr. Luh Putu Endyah Santi Maryani, Sp. Rad
Nama
: Cintya Dunihapsari
NIM
: 012116354
Fakultas
: Kedokteran Umum
Universitas
Bidang Pendidikan
Diajukan
: 26 Oktober 2016
Pembimbing
Mengetahui,
Pembimbing
Ketua SMF
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, hingga laporan kasus berjudul Seorang Pasien Laki-Laki dengan
Perdarahan Intra Serebral dan Infark Lakunar ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Laporan kasus ini disusun pada saat melaksanakan kepaniteraan klinik
Ilmu Radiologi di RSUD Semarang pada periode 17 Oktober 2016 - 11 November
2016, dengan berbekal pengetahuan, bimbingan, serta pengarahan yang diperoleh
baik selama kepaniteraan maupun pada saat kuliah pra-klinik.
Banyak pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan laporan
kasus ini, dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
dr. Luh Putu Endyah Santi M., Sp. Rad, selaku pembimbing laporan kasus
dr. Oktina Rachmi Dachlia, Sp. Rad dan dr. Lia Sasdesi M., Sp. Rad
baiknya, penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun akan diterima dengan
senang hati untuk perbaikan di masa mendatang, sehingga dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Cintya Dunihapsari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iv
BAB
I PENDAHULUAN...........................................................................
4
4
2.3.4. Patofisiologi.................................................................................
2.3.5. Klasifikasi....................................................................................
2.4.1. Definisi........................................................................................
2.4.2.
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5.
Etiologi........................................................................................
Manifestasi Klinik.......................................................................
Diagnosa .....................................................................................
Tatalaksana .................................................................................
10
10
10
11
3.3...........................................................................................
Pemeriksaan Fisik
..........................................................................................
..........................................................................................
14
3.4...........................................................................................
Pemerikasaan Penunjang
..........................................................................................
..........................................................................................
20
3.5...........................................................................................
Tatalaksana
...
..........................................................................................
21
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
22
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan intra serebral (ICH) adalah disfungsi neurologi fokal akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan,
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh
arteri, vena dan kapiler. Perdarahan intra serebral merupakan 10% dari semua
jenis stroke, tetapi persentase kematian lebih tinggi disebabkan oleh stroke.
Sekitar 60% terjadi di putamen dan kapsula interna, dan masing-masing 10% pada
substansia alba, batang otak, serebelum dan talamus.1
Infark lakunar, atau stroke pembuluh darah kecil, 15-30% dari stroke
iskemik. Infark lakunar biasanya pada diameter kurang dari 1 cm dan disebabkan
oklusi arteri penetrasi kecil yang memperdarahi struktur dalam otak, seperti
kapsula interna, ganglia basalis, korona radiata, thalamus, dan batang otak. Karena
arteri ini (penetrating arteries) hanya memiliki sedikit hubungan kolateral maka
5
v
disebut juga end arteries, sehingga obstruksi pada arteri ini menyebabkan area
infark yang terbatas (dengan ukuran kurang dari 15 mm pada daerah vaskularisasi
suatu pembuluh darah kecil).2
Pada kasus perdarahan intra serebral (ICH), tekanan intra kranial dapat
meningkat. Hal ini disebabkan karena terjadi penambahan volume relatif jaringan
otak. Pada orang dewasa, volume intra kranial normalnya sekitar 1500 ml, dimana
85-90% merupakan jaringan otak, 10% volume darah intravaskular serebral, dan
sisanya <3% merupakan volume cairan serebrospinal.3
Pada penyajian kasus ini akan dibahas mengenai perdarahan intra serebral
dan infark lakunar dengan harapan dapat menambah informasi tentang imejing
perdarahan intra serebral dan infark lakunar disertai peningkatan tekanan intra
kranial, sehingga dapat membantu dalam mendiagnosisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Serebrum
2.1.1. Hemisfer Serebri
Serebrum adalah bagian dari encephalon yang terdiri dari dua hemisfer.
Hemisfer serebri terdiri atas lipatan kortex berupa substansia grisea, di bawahnya
terdapat substansia alba serta kumpulan neuro profunda yang disebut ganglia
basalis. Kedua hemisfer serebri dipisahkan oleh fissura longitudinalis serebri.
Pada fissura ini terdapat falx cerebri. Dasar dari fissura longitudinalis adalah
corpus callosum, yang menghubungkan kedua hemisfer serebri.5
Substansia grisea korteks serebri sangat berlipat-lipat. Satu rigi lipatan
korteks disebut gyrus cerebri, sedangkan parit yang memisahkan gyrus tersebut
disebut sulcus cerebri.4
Berdasarkan gyrus dan sulcus cerebri yang konstan, serebrum terbagi menjadi
enam lobus :
1
2
3
4
5
6
Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus temporalis
Lobus occipitalis
Lobus insularis
Lobus limbic
(lobus insularis dan lobus limbic bukan merupakan lobus dalam arti
sebenarnya)
Sulcus-sulcus yang konstan membagi lobus tersebut adalah
1 Sulcus centralis : memisahkan lobus frontalis dan lobus parietalis
2 Sulcus lateralis : memisahkan lobus temporalis dengan lobus frontalis dan
lobus parietalis
3 Sulcus
kapsula
interna
terdiri
dari
pars
thalamolentiformis,
melalui sinus venosus, LCS juga keluar melalui pembuluh limfe perineural
saraf cranial dan saraf spinal.6
Area vaskularisasi
Isi cavum orbita, daerah frontal kulit kepala,
sinus ethmoidal, sinus frontalis dan dorsum
nasii
homunculus motorik)
ganglia basalis (melalui cabang a.
lentikulostriata), claustrum, capsula externa
dan capsula interna, lobus insula, gyrus frontal
inferior pars orbitalis, pars opercularis dan
gyrus Heschl, serta kortex cerebri lobus
frontal, lobus parietal dan lobus temporal
Arteri Vertebralis
Area vaskularisasi
tulang dan duramater di fossa crania
posterior
dua per tiga bagian anterior medulla
spinalis
sepertiga posterior medulla spinalis
Area Vaskularisasi
substansi pons
Arteri labirintis
1. segmen precommunicans
2. Segmen postcommunican
Sirkulus Willisi
Sirkulus Willisi terletak di fossa interpedunkularis basis cranii. Sirkulus ini
dibentuk oleh kedua arteri carotis interna dan kedua arteri vertebralis. Arteri
communicans anterior, arteri cerebri anterior dextra dan sinistra, arteri
communicans posterior dextra dan sinistra, arteri cerebri posterior dextra dan
sinistra serta arteri basillaris ikut membentuk sirkulus Willisi ini. Sirkulus WIllisi
ini memungkinkan darah yang berasal dari arteri carotis interna dan arteri
vertebralis dapat memperdarahi semua bagian di kedua hemisfer cerebri.5
10
Gambar 6.
Sirkulus Willisi
(Diambil dari7)
2.1.4.2. Aliran
Vena
Sinus Duramatris
Sinus Sagitallis Superior
Sinus ini menempati pinggir atas falx cerebri yang terfiksasi.Sinus ini dimulai dari
foramen caecum lalu berjalan ke posterior dan membelok ke salah sati sisi
(biasanya kanan) di protuberantia occipitalis interna kemudia bersambungan
dengan sinus tranversus.Pada protuberantia occipitalis interna, sinus melebar
membentuk confluens sinuum.Di confluens sinuum, sinus sagitallis superior
berhubungan dengan sinus tranversus kanan dan juga merupakan tempat muara
dari sinus occipitalis.
Sinus sagitalis superior menerima darah dari vena superior cerebri.
Sinus Sagitalis Inferior
Sinus sagittalis inferior menempati tepi inferior falx cerebri yang bebas.Sinus ini
berjalan ke posterior dan bergabung dengan vena magna cerebri pada pinggi bebas
tentorium cerebelli untuk membentuk sinus rectus.Sinus ini menerima vena dari
permukaan medial hemisfer cerebri.
Sinus Rectus
Sinus rectus menempati garis pertemuan antara falx cerebri dan tentorium
cerebelli.Sinus ini terbentuk dari gabungan sinus sagitallis inferior dengan vena
magna cerebri kemudian berhubungan dengan sinus tranversus sinistra.
Sinus Tranversus
11
sisi
tengkorak.
Masing-masing
sinus
petrosus
superior
12
sinus cavernosus
Vena cerebri media profunda
Mengalirkan darah ke insula serta bergabung dengan vena cerebri anterior
dan vena striata untuk membentuk vena basalis. Vena basalis akhirnya
13
Terdapat dua buah vena cerebri interna dan vena vena ini terbentuk dari
gabungan vena talamostriata dan vena choroidea di foramen interventrikuler.
Vena vena cerebri interna ini berjalan ke posterior di dalam tela choroidea
ventrikuli tertius dan keduanya bergabung di bawah splenium corporis untuk
membentuk vena cerebri magna yang akan bermuara ke sinus rectus
2.2. Fisiologi Serebrum
2.2.1. Hemisfer Serebrum
Tabel 4. Fungsi gyrus-gyrus dalam hemisfer serebri5
LOBUS
Lobus Frontalis
GYRUS
Gyrus Precentralis
FUNGSI
Area Motorik
Keterangan
Area broadmann 4
Gyrus Frontalis
Primer
Kesadaran diri,
dan 6
Area broadmann
Superior
koordinasi dengan
8,9, dan 10
aksi system
Gyrus Frontalis
sensorik
Mempertahankan
Media
Gyrus Frontalis
motork
Area bicara Broca
Area Bicara
Inferior :
(Triangularis dan
motorik
- Pars orbitalis
opercularis)
Area broadmann 44
-Pars Triangularis
Lobus Parietalis
Lobus Temporalis
Area broadmann 46
dan 45
- Pars Opercularis
Gyrus Postcentralis
Area Somesthetica
Area broadmann
Gyrus
Primer
Daerah asosiasi
3,2,1
Area broadmann 40
supramarginalis
Gyrs angularis
umum
Gyrus Temporalis
AreaWernick
Area broadmann 39
Superior
Area Bicara
Sensorik
Area broadmann 22
14
Gyrus Temporalis
Membantu proses
Area broadmann 21
Medius
Gyrus Temporalis
pemahaman kata
Membantu
Area broadmann 20
Inferior
Gyrus Temporalis
interpretasi visual
Cortex auditorik
Area broadmann 41
Tranversi
Gyrus
Costex olfaktorius
dan 42
Bersama uncus dan
parahipocammpalis
primer
stria olfactoria
lateralis
Gyrus
Proses informasi
Area broadmann 34
Area broadmann 36,
occipitotemporalis
warna, pengenalan
37, 19
Gyrus lingualis
kata
Cortex visual
Gyrus cuneus
Area broadmann 17
calcarinus)
2.2.2. Substansia Alba
Substansia alba hemisfer serebri terdiri atas tiga jenis serabut
(fibrae), yaitu:6
1. Neurofibrae projectiones
Berfungsi menghatarkan impuls dari korteks ke bangunan dicaudalnya
atau sebaliknya
2. Neurofibrae associationes
Berfungsi menghubungkan berbagai daerah korteks dalam hemisfer yang
sama
3. Neurofibrae commissurales
Berfungsi menghubungkan daerah-daerah antara kedua hemisfer serebri
2.3. CT Scan Kepala
15
Hounsfield Unit
-1000
-100
0
30
100
1000
Warna
Hitam ()
Hitam ()
Hitam ()
Abu-abu (-)
Putih ()
Putih ()
2.
3.
16
4.
5.
6.
7.
17
wanita, terutama yang lebih tua dari 55 tahun, dan dalam populasi
tertentu, termasuk orang kulit hitam dan Jepang.3
2.4.3. Etiologi
Perdarahan intraserebral dapat disebabkan oleh :
1. Hipertensi
2. Cerebral Amyloid Angiopathy
3. Arteriovenous Malformation
4. Neoplasma intrakranial. Akibat nekrosis dan perdarahan oleh jaringan
neoplasma yang hipervaskular.
5. Trauma
Perdarahan di lobus temporoparietal, putamef, thalamus, dan pons
biasanya akibat ruptur a. lentikulostriata, a. thalamoperforating dan
kelompok basilar-paramedian. Sedangkan perdarahan di sentrum semiovale dan kapsula interna biasanya akibat rupture dari a. rekuren heubner
cabang dari a. cerebri anterior.3
2.4.4. Diagnosa
Untuk mendapatkan diagnosa, pemeriksaan dengan CT scan
merupakan modalitas yang paling bermanfaat. Hematoma akan tampak
sebagai bayangan hiperdens yang homogeny dengan batas tegas, dan
terdapat edema perifokal disekitarnya. Akan tetapi pada kenyataannya
tidak jarang pemeriksaan CT scan yang dilakukan segera setelah cedera
terjadi justru memberikan hasil yang kesannya normal. Karenanya,
berdasarkan gambaran yang diperoleh pada pemeriksaan CT scan,
hematoma intraserebral terbagi menjadi:10
1. Tipe 1, hematoma telah tampak sejak CT scan awal
18
Pemeriksaan CT Scan:9
a.
19
Gambar
11.
Pontine
20
Anatomic Localization
Putamocapsulocaudate
infarct
Capsulopallidal infarct
Anterior
choroidal artery
capsulocaudate Reccurent artery of Heubner
2.5.
4.
infarct
Patofisiologi
Terdapat beberapa teori yag menjelaskan terjadinya infark lakunar.
Semua memeiliki kesepakat bahwa hipertensi merupakan faktor utama.
Hipertensi dapat mnimbulkan perubahan patologis yang berbeda pada
pembuluh darah sedang dan pembuluh darah kecil di otak. Biasanya
hipertensi mengubah dinding pembuluh darah kecil pada daerah belokan atau
cabang pembuluh darah penetrasi. Awalnya berupa deposit fokal material
fibrinoid pada subintima, muncul sebagai material eosinophilia granular.
Pada stadium lanjut, material fibrinoid ini didistribusikan melalui semua
lapisan dinding pembuluh darah. Disorganisasi ini akhirnya mengarah pada
pembentukan mikroaneurisma.1
Infark lakunar terkait dengan perubahan intravascular sebagai akibat
dari hipertansi. Lipohyalinosis (perubahan lemak hialin), angionekrosis,
arteritid fibrinoid, disorganisai arteri secara segmental, nekrosis fibrinoid,
plak lipofag dan mikroateromatosis, merupakan nama-nama yang berbeda
yang digunakan untuk arteripoati. Istilah ini dapat dianggap sinonimdari
22
Location of Infarct
Internal capsule or basis pontis
Posterior limb of the internal capsule,
2.5.6. Diagnosis
a. Pemeriksaan faktor resiko
Faktor resiko yang berhubungan denga terjadinya infark lakunar
adalah usia tua, hipertensi, diabetes mellitus, hiperlipidemia, dan merokok.
Tekanan darah dilaporkan meningkat pada pasien sindom lakunar fase
akut. Diabete sebagai penyebab penyulit pembulug darah kecil sehingga
lebih cenderung menjadi faktor resiko pada infark lakunar. Merokok juga
merupakan faktor resiko infark lakunar.1
b. Pemeriksaan imaging
Pemeriksaan neuroimaging untuk
diagnosis
infark
lakunar
23
dipertimbngkan
bahwa antikoagulan
mungkin
serebrospinal, dan darah yang mengalir ke jaringan otak melalui arteri karotis
interna dan arteri vertebralis, merupakan komponen pengisi rongga tengkorak dan
unsur dari tingginya tingkat tekanan intrakranial.10
Konsep ini dijabarkan dalam hukum Monroe-Kellie yang menegaskan bahwa
total volume intrakranial adalah tetap, karena sifat dasar dari tulang tengkorak
yang tidak elastic. Volume intrakranial (Vic) adalah sama denga jumlah total
volume komponen-komponennya, yaitu volume jaringan otak (Vbr), volume
cairan serebrospinal (Vcsf), dan volume darah (Vbl). Pada orang dewasa, volume
intracranial normalnya sekitar 1500 ml, dimana 85-90% merupakan jaringan otak,
10% volume darah intravascular serebral, dan sisanya <3% merupakan volume
cairan serebrospinal.10
Tekanan intrakranial dapat meningkat karena beberapa sebab. Pada kasus
perdarahan intra serebral, peningkatan tekanan intrakranial terjadi karena adanya
penambahan volume relatif jaringan otak.10
Gejala khas dari penginkatan tekanan intracranial adalah adanya nyeri kepala
hebat, muntah proyektil, dan edem papil nervus opticus. Untuk mengetahui
peningkatan tekanan intrakranial, ada beberapa cara pengukuran yang dapat
dilakukan, yaitu dengan fungsi lumbal, pungsi sub-oksipital, pungsi ventrikel,
pengukuran tekanan ekstradural, dan pengukuran tekanan jaringan otak.10
25
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas pasien
Nama
: Tn. M
Usia
: 71 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku Bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Status Pernikahan
: Sudah menikah
Tanggal Masuk
: 20 Oktober 2016
No. RM
: 376686
3.2. Anamnesis
Data alloanamnesa diperoleh pada tanggal 22 Oktober 2016 di
ruang rawat inap Yudistira Rumah Sakit Umum Daerah Semarang.
Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang
26
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
: 190/120 mmHg
Suhu
: 36,4 C
27
Nadi
: 94x/menit
Pernapasan
: 18x/menit
GCS
: E4M6V5
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
Telinga
: discharge (-).
Hidung
Tenggorokan
Leher
Dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Jantung
LMCS.
Perkusi
Auskultasi
Perut
Ekstremitas
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Hemoglobin
Hematokrit
: 40,10 % (40-52)
Jumlah leukosit
: 10,5/uL (3,8-10,6)
Jumlah trombosit
: 289/uL (150-400)
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Kolesterol total
Trigliserid
: 90 mg/dl (<=150)
SGOT
SGPT
: 7 u/L (0-50)
Albumin
Natrium
Kalium
Calsium
Pemeriksaan Radiologi
-
CT Scan Kepala
29
30
31
32
33
Head up 30o
Prognosis
-
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
Quo ad functionam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
34
BAB IV
PEMBAHASAN
35
DAFTAR PUSTAKA
36
pathology (2):
37