Вы находитесь на странице: 1из 11

Mata Kuliah Mikrobiologi Lingkungan

Jenis Mikroorganisme Yang Merugikan Kesling

Disusun Oleh :

KELOMPOK

Awanda Putri

Amalia
(P2.31.33.1.15.005)

Dila Mutiara Junia

(P2.31.33.1.15.012)

Hasna Nafiah

(P2.31.33.1.15.018)

Muhammad Andrie Ardiansyah

(P2.31.33.1.15.023)

Restia Dwi Kurwanti

(P2.31.33.1.15.037)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-IV TINGKAT
II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769

2016

Jenis Mikroorganisme Yang Merugikan Kesling


1. Mikroorganisme dalam air
Bakteri patogen merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia, hewan, dan juga pada tumbuhan. Beberapa jenis bakteri patogen
yang umum menjadi penyebab masalah kesehatan manusia, yaitu
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis,
Bacillus cereus, dan Escherichia coli. Secara mikrobiologi bakteri indikator
pencemaran yaitu bakteri coliform, fecal coli dan fecal steptococcus, diantara
ketiga bakteri tersebut yang utama adalah E. coli. E. coli ditemukan selalu
pada badan-badan air seperti danau, sungai dan laut. Bahan ini berasal dari
feses manusia dan hewan berdarah panas serta perairan yang terkontaminasi
oleh limbah yang bersifat organik.
Bakteri Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli termasuk dalam famili enterobacteriaceae. Bakteri
ini termasuk patogen gram negatif dan bersifat anaerob fakultatif, bersifat
kemoorganik dengan tipe metabolisme fermentatif dan respiratif, ada yang
bersifat motil dengan flagela peritrik dan ada juga yang nonmotil. Memiliki
batang tunggal dan berpasangan dengan ukuran 1,1-1,5 m x 2,0-6,0 m,
diameter koloni 2-3 m, memiliki kapsul dan mikrokapsul. E. coli tumbuh
pada temperatur 15-45o C dengan suhu optimum 37o C. E. coli merupakan
menghuni saluran pencernaan (coliform fecal) manusia dan hewan, maka
digunakan secara luas sebagai bioindikator pencemaran lingkungan. Bakteri
ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan makanan
(enterik) manusia dan hewan. E. coli merupakan penyebab utama meningitis
pada bayi yang baru lahir (Daluningrum,2009).
Kondisi jumlah bakteri E. coli suatu perairan yang tercemar dapat
diketahui karena bakteri tersebut merupakan indikator pencemaran. Level
maksimum

E.

coli

yang

diperbolehkan

berdasarkan

Kep-02/

MENKLH/I/1988, baku mutu air laut untuk pariwisata dan rekreasi (mandi,

renang dan selam) adalah < 1000 cfu/100 ml. Sedangkan kualitas air secara
biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri E. coli di dalamnya. Kandungan
bakteri E. coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1977), air untuk
rekreasi jumlah maksimum yang diperkenankan setiap 100 ml adalah 1.00
koloni, air untuk kolam renang 20 koloni, dan untuk air minum 1 koloni.
Standar jumlah total bakteri E. coli yang sesuai dengan Permenkes No.
416/PERMENKES/PER/IX/1990 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 10
koloni total bakteri E. coli. Penentuan kehadiran bakteri dalam air
berdasarkan kebutuhannya, dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit, penghasil toksin, dan
penyebab pencemaran air (Suriawiria, 2005).
Bakteri Vibrio
Vibrio sp. merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam
divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae.
Bakteri ini bersifat gram negatif, fakulttif anaerobik, fermentatif, bentuk sel
batang dengan ukuran panjang antara 2-3 um, berwarna kuning, datar,
katalase dan oksidase, methyl red dan H2S glukosa, laktosa, galaktosa dan
manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. Bakteri
Vibrio sp. adalah bakteri yang paling umum terdapat pada perairan dangkal
diseluruh dunia. Vibrio sp. dapat bergerak dan memiliki satu flagel kutub
dan dapat tumbuh baik pada suhu 370 C. Kebanyakan spesies bakteri ini
tahan terhadap salinitas tinggi, dan pertumbuhannya sering dirangsang oleh
NaCl. Beberapa Vibrio sp. bersifat halofilik, memerlukan NaCl untuk
pertumbuhannya (Jawetz dkk, 2001).
Vibrio sp. merupakan patogen oportunistik yang dalam keadaan normal
ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang
saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan.
Bakteri Vibrio sp. yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain
baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian
dalam seperti hati, usus dan sebagainya. Salah satu jenis bakteri yang sangat

dikenal yaitu Vibrio chorela yang menyebabkan penyakit pada manusia


(Feliatra,1999). Beberapa jenis Vibrio sp. yang bersifat patogen yaitu
dengan mengeluarkan toksin ganas dan seringkali mengakibatkan kematian
pada manusia dan hewan. Vibrio cholera yang berasal dari darat atau air
tawar, sudah dikenal sebagai penyebab penyakit muntah berak di Indonesia
(Thayib,1994).
Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran karena jumlah
koloninya pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen,
selain itu mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah
E.coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi Coliform adalah indikator kualitas
air, semakin sedikit Coliform semakin baik kualitas air. Dalam industri
bahan makanan, kehadiran bakteri golongan coliform tidak diharapkan,
karena menunjukkan adanya kontaminasi dari buangan yang berasal dari
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.
Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator polusi kotoran dan sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,
susu dan produk-produk yang dibuat dari susu. Adanya bakteri Coliform di
dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya
mikroorganisme yang bersifat enteropatogenetik dan toksigenetik bagi
kesehatan (Wanda, 2012).
Bakteri Salmonella typhi
Salmonella typhi merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dari
golongan bakteri berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan gram
bersifat negatif, ukuran 1-3,5 m x 0,5-0,8 m, besar koloni ratarata 2-4
mm, mempunyai flagel peritrikh. Salmonella typhi juga memiliki 3 macam

antigen, yaitu antigen O (somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H


(flagel) dan antigen Vi. (Jawetz, 2001).
Menurut Budiyanto (2002), bakteri Salmonella typhi berbentuk batang,
bergerak, gram negatif, fakultatif anaerob yang secara khas meragikan
glukosa dan maltosa tetapi tidak meragikan laktosa atau sukrosa, tidak
berspora, punya flagella peritrih. Kuman ini cenderung menghasilkan
hidrogen sulfida.
Mikroorganisme Air Yang Merugikan
a. Yang paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba
penyebab

penyakit,

seperti

Salmonella

penyebab

penyakit

tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit disentribasiler, Vibrio


penyebab penyakit kolera, Entamoeba penyebab disentriamuba.
b. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti :
Clostridium yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya :
Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis
mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis.
c. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air
tersebut berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang
tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal
Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri.
d. Di permukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa
disimpan menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya
bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S.
e. Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau
atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh
mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau
kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh
algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis
mikroalgae yang berperan didalamnya adalah Anabaena flosaquae

dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan blooming sering terjadi


kasus-kasus :
- Ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena
jenis-jenis mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin yang
-

dapat meracuni ikan.


Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang mengandung
senyawa Fe atau S), karena di dalam massa mikroalgae penyebab
blooming didapatkan pula bakteri Fe atau S penghasil asam yang
korosif.

2. Mikroorganisme dalam makanan


Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C.
Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang
berlainan.
1) Infeksi Makanan
Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak
hewan, meliputi burung, hewan ternak, reptilia, dan manusia.

Orang

menjadi terinfeksi karena kemasukan makanan atau minuman yang


terkontaminasi.

Sudah barang tentu air menjadi tercemar karena

masuknya kotoran dari hewan apa saja yang mengekskresi Salmonella.


Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging yang
terkontaminasi atau melewati tangan sebagai perantara dalam pemindahan
Salmonella dari sumber yang terinfeksi.
Clostridium perfringens
Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin. Membentuk
spora apabila berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan
endospora dalam usus itulah toksin peracunan makanan diproduksi.
Sumber yang paling sering ialah daging atau produk-produk daging.
Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan rasa sakit perut
dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.

Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan jika
dimasak mentah atau sedikit dimasak.

Belum diketahui dengan tepat

bagaimana diare yang dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi,


tetapi kegawatan infeksi ini dapat dirasakan dengan memikirkan kenyataan
bahwa laju kematian karena infeksi V. Parahaemolyticus dapat mendekati
7 atau 8 persen.
2) Peracunan Makanan
Peracunan makanan tidak disebabkan oleh menelan organisme hidup
melainkan dengan kemasukan toksin atau substansi beracun yang beracun
yang disekresikan ke dalam makanan. Dalam hali yang terakhir, organisme
ini mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan, tetapi
apabila toksin itu sendiri dimusnahkan, peracunan makanan yang hebat
dapat terjadi dari memakanan makanan itu. Organisme yang menyebabkan
peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium, dan B. cereus.
a. Staphylococcus
Peracunan ini disebabkan oleh kokus gram positif kecil, stafilokokus
yang sama bertanggung jawab atas banyak masalah infeksi di rumah
sakit.

Organisme itu mudah tumbuh pada media hara biasa dan

walaupun banyak galur memerlukan beberapa asam amino dan satu


vitamin B atau lebih, galur-galur ini tidak dapat dipandang sebagai
bakteri yang sukar dipelihara. Ciri peracunan makanan stafilokokus
yang sangat menonjol adalah diare yang hebat, muntah-muntah dan
sakit perut, sedangkan bantuan yang menonjol adalah masa
inkubasinya yang pendek sekitar 2 sampai 4 jam.

b. Bacillus cereus
Organisme ini adalah batang besar gram positif yang membentuk
spora dan merupakan salah satu anggota suku Bacillaceae saprofit
yang paling sering terdapat dimana-mana. Apabila makanan yang di

dalamnya terdapat organisme ini, selama 24 jam terjadi rasa sakit


perut yang hebat dan diare beberapa jam setelah termakan.
Ditemukan di dalam tanah dan pada makanan mentah dan kering,
mencakup beras yang belum dimasak.
c. Clostridium botulinum
C. botulinum, batang gram positif yang besar dalam suku Bacillaceae,
adalah jasad etiologi peracunan makanan yang sangat fatal dan
biasanya

terjadi

setelah

menelan

eksotoksin

yang

terbentuk

sebelumnya yang dihasilkan oleh organisme ini sewaktu tumbuh


dalam makanan.
Banyak bakteri saprofitik yang hidup pada bahan makanan dan dapat
merusak serta meracuni bahan makanan tersebut. Akibat aktivitas tersebut,
tidak sedikit kerugian yang ditimbulkannya. Berikut ini beberapa contoh
bakteri perusak bahan makanan, yaitu: Pseudomonas cocovenenans
penghasil asam bongkrek pada tempe bongkrek. Clostridium botulinum
penghasil toksin pada makanan dan minuman kaleng. Erwinia, Bacillus dan
Clostridium bersifat pektolitik yang menyebabkan busuk air atau busuk lunak
(soft rot) pada sayuran dan buah- buahan dan juga dapat menyebabkan
hilangnya kemampuan membentuk gel pada sari buah. Alcaligens viscolactis
dan

Enterobacter

aerogenes

menyebabkan

pelendiran

pada

susu.

Lactobacillus plantarum menyebabkan pelendiran pada produk buahbuahan, sayuran, cider, sauerkraut, dan bir (Budiyanto, 2002).

Ada dua intoksikasi pangan utama yang disebabkan bakteri, yaitu (1)
botulisme, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium
botulinum dan (2) intoksikasi stapilokoki, disebabkan oleh toksin yang
dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi
dimana makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya,
patogen penyebab tuberkolosis (Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis),

brucellosis (Brucela aortus, b. melitensis), dipteri (Corynebacterium


diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam tifus, kolera , hepatitis, dan
lain-lain; dan (2) infeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur
untuk pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk
menimbulkan infeksi bagi pengkonsumsi makanan tersebut; infeksi ini
mencakup

Salmonela

spp,

Listeria,

vibrio

parahaemolyticus,

dan

Escherichia coli enteropatogenik.

Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46931/4/Chapter%20II.pdf
https://www.academia.edu/10213507/MIKROORGANISME_DALAM_AIR_5_
https://apikdewefppundip2011.wordpress.com/2012/06/29/makalah-mikrobiologimikroorganisme-dalam-makanan/

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-albiner3.pdf

Вам также может понравиться