Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB III

BANGUNAN, SALURAN, DAN PETAK


3.1 Bangunan Irigasi
3.1.1 Bangunan Utama
Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai: semua
bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi
dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen
yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur dan mengatur
air yang masuk.
Ada 6 (enam) bangunan utama yang sudah pernah atau
sering dibangun di Indonesia, antara lain:
1.

Bendung Tetap,
Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang
sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan
muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap
dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi.

2.

Bendung Gerak Vertikal


Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap
yang rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat
digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi
ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung
kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air
sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai
keperluan.

3.

Bendung Karet (Bendung Gerak Horizontal)


Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air
dengan cara mengempiskannya.

4.

Bendung Saringan Bawah


Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
saluran penangkap dan saringan.
5.

Pompa
Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain
tidak dapat memecahkan permasalahan pengambilan air dengan
gravitasi,

atau

kalau

pengambilan

air

relative

sedikit

beberapa

bagian,

adapun

dibandingkan dengan lebar sungai.


6.

Pengambilan Bebas
Bangunan

utama

terdiri

dari

pembagiannya adalah bangunan pengelak, bangunan pengambilan,


bangunan penguras, kantong lumpur, pekerjaan sungai dan bangunanbangunan pelengkap. Bangunan utama ini dapat mengurangi kadar
sediment yang berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk.

Gambar 3.1 Bangunan Utama


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -01 2010)

Adapun keterangannya adalah sebagai berikut :


Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Bangunan pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama
yang benar-benar dibangun didalam air. Bangunan ini diperlukan
untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi,
dengan jalan menaikkan muka air di sungai atau dengan
memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti

pada tipe

bendung saringan bawah.


Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untuk mengatur
elevasi air di sungai maka ada dua buah tipe yang dapat digunakan
yaitu:
1. Bendung pelimpah
2. Bendung gerak
Bendung gerak adalah bangunan yang dilengkapi dengan
pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi
banjir besar dan ditutup apabila alirannya kecil .
Bendung saringan bawah adalah tipe bangunan yang dapat
menyadap air dari sungai tanpa terpengaruh oleh tinggi muka air.
Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka yang terletak tegak lurus
terhadap aliran sungai.

Gambar 3.2 Bangunan Pengelak


(Sumber : http://bbwscimancis.net/13B/images/berita/080)

Bangunan pengambilan
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air.
Air irigasi dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Pertimbangan

utama

dalam

merencanakan

sebuah

bangunan pengambilan adalah debit rencana dan pengelakan


sediment.

Gambar 3.3 Bangunan Pengambilan


(Sumber : http://bbwscimancis.net/13B/images/berita/080)

Bangunan pembilas (penguras)


Bangunan pembilas berguna untuk mencegah masuknya
bahan sedimen kasar kedalam jaringan saluran irigasi. Bangunan
pembilas dapat dibangun pada tubuh bendung tepat dihilir
pengambilan. Bangunan pembilas dapat direncanakan sebagai:
1. Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan
2. Pembilas bawah
3. Shunt undersluice
4. Pembilas bawah tipe boks.
Perencanan pembilas dengan dinding pemisah dan pembilas
bawah telah diuji dengan berbagai penyelidikan model.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Gambar 3.4 Bangunan Pembilas


(Sumber : http://parang08.blogspot.co.id/2013/01/irigasi.html)

Kantong Lumpur
Kantong Lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang
lebih besar dari pasir halus (0,06-0,07 mm) dan biasanya
ditempatkan di hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus
tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus
diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah. Bahan yang
telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara
berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan menggunakan aliran
air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan ke sungai.

Gambar 3.5 Kantong Lumpur


(Sumber : http://www.panoramio.com/photo/101614194)

Kolam Olak
Kolam Olak adalah suatu bagian dari bendung yang berfungsi
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
untuk meredam energi di bagian hilir bendung. Hal-hal yang
menjadi faktor dalam penentuan tipe kolam olak adalah kondisi
dasar sungai dan tipe sedimen yang diangkut.
Berikut adalah beberapa tipe kolam olak berdasarkan keadaan
sungai dan material yang diangkut :
a) Bendung di sungai yang mengangkut bongkah atau batu-batu
besar dengan dasar yang relative tahan gerusan, biasanya cocok
dengan kolam olak tipe bak tenggelam.
b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar, tetapi
sungai itu mengandung bahan alluvial dengan dasar tahan
gerusan, akan menggunakan kolam loncat air tanpa blok-blok
haling atau tipe bak tenggelam atau peredam energi.
c) Bendung sungai yang

hanya

mengangkut

bahan-bahan

sedimen halus dapat direncanakan dengan kolam loncat air


yang diperpendek dengan menggunakan blok-blok haling.

Gambar 3.6 Kolam Olak


(Sumber : http://www.panoramio.com/photo/101614194)

Perencanaan Mercu
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu
untuk bendung pelimpah : tipe Ogee dan tipe bulat

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Gambar 3.7 Bentuk bentuk mercu


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -02 2010)

Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi


beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan
disini berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir
vertikal mungkin menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari
batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini kavitasi dan
aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.
(1) Mercu bulat
Bendung dengan mercu bulat (lihat Gambar 4.2) memiliki harga
koefisiensi debit yang jauh lebih tinggi (44%) dengan dibandingkan
koefisiensi bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan banyak
memberikan keuntungan karena bangunan ini akan mengurangi tinggi
muka air hulu selama banjir. Harga koefisiensi debit menjadi lebih
tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu.
(2) Mercu Ogee
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bandung ambang
tajam aerasi. Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan
tekanan subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung
mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air
akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
3.1.2 Bangunan Pelengkap
1. Tanggul
a. Kegunaan
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi dari banjir
yang disebabkan oleh sungai, pembuang yang besar atau laut.
Biaya pembuatan tanggul akan menjadi sangat besar bila tanggul
itu panjang dan tinggi. Karena fungsi lindungnya yang besar
terhadap daerah irigasi dan penduduk yang tinggal disekitarnya,
maka kekuatan dan keaman tanggul harus benar-benar diselidiki
dan direncanakan sebaiknya.
b. Bahan
Tanggul terbuat dari bahan timbunan yang digali didekat
atau sejajar dengan garis tanggul. Apabila galian dibuat sejajar
dengan lokasi tanggul, maka penyelidikan untuk pondasi dan
daerah galian dapat dilakukan sekaligus. Untuk tanggul-tanggul
tertentu, mungkin perlu membuka daerah sumber bahan
timbunan khusus diluar lapangan dan mengangkutnya ke lokasi.
c. Trase
Tanggul di sepanjang sungai sebaiknya direncanakan pada
trase pada jarak yang teapat dari dasar air rendah. Bila hal
tersebut tidak dapat dilakukan maka harus dibuat lindungan
terhadap erosi di sepanjang tanggul.
Adalah perlu melakukan penyelidikan pendahuluan mengenai
lokasi tanggul guna menentukan :
1. Perkiraan muka air banjir
2. Elevasi tanah yang akan dilindungi
3. Hak milik yang dilibatkan
4. Masalah-masalah fisik yang sangat mungkin dijumpai
5. Tata guna tanah dan peningkatan tanah pertanian.
d. Tinggi jagaan
Tinggi rencana tanggul (Hd) akan merupakan jumlah tinggi
muka air rencana (H) dan tinggi jagaan (Hf). Ketinggian yang
dibuat

sebaiknya dilebihkan dari tinggi rencana untuk

mencegah apabila terjadi penurunan (Hs). Tinggi minimum


jagaan tanggul sebaiknya digunakan sebesar 0.6 m.
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
e. Lebar atas
Untuk tanggul tanah yang direncanakan guna mengontrol
kedalaman air 1,5 m , lebar atas minimum tanggul dapat
diambil 1,50 m. Jika kedalamannya lebih dari 1,50 m, maka
lebar atas minimum sebaiknya diambil sebesar 3,0 m. Lebar atas
diambil 3,0 m jika tanggul dipakai untuk jalur pemeliharaan.
f. Kemiringan talut
Jika pondasi tanggul terdiri dari lapisan-lapisan lulus air
atau lapisan yang rawan terhadap bahaya erosi bawah tanah
(piping), maka harus dibuat parit halang yang dalamnya 1/3 dari
kedalaman air.
g. Stabilitas tanggul
Tanggul yang tingginya lebih dari 5 m harus di cek
stabilitasnya dengan metode stabilitas tanggul yang dianggap
sesuai. Apabila tanggul melintasi saluran lama, maka

dasar

tanggul harus diperlebar di bagian samping luar. Lebar


tambahan ini sekurang-kurangnya sama dengan tinggi tanggul
(Hd) diatas elevasi tanah.

Gambar 3.8 Tanggul


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -04 2013)

h. Pembuang
Fasilitas pembuang harus disediakan untuk tanggul yang
harus menahan air untuk jangka waktu yang lama (tanggul
banjir biasanya tidak diberikan pembuang)
Pembuang terdiri dari :
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
1. Parit di pangkal tanggul
2. Saringan pemberat (reverse filter)

Gambar 3.9 Pembuang Pada Tanggul


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -04 2013)

i. Lindungan
Lindungan lereng terhadap erosi oleh aliran air , baik yang
berasal dari hujan atau sungai , bisa berupa tipe-tipe berikut :
1. Rumput
2. Pasangan batu kosong
3. Pasangan (lining)
4. Bronjong
Rumput pelindung yang memadai hendaknya diberikan
pada permukaan-permukaan tanggul untuk melindunginya dari
bahaya erosi akibat limpasan air hujan pada tanggul. Sedangkan jenis-jenis lindungan lainnya dipakai untuk lindungan
terhadap aliran air di sungai atau saluran. Karena jenis
lindungan ini cukup mahal, mereka hanya digunakan untuk
bentang pendek.
2. Fasilitas Eksploitasi
a. Komunikasi

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Komunikasi adalah merupakan hal pokok bagi jaringan
irigasi yang dikelola dengan baik, disini akan ditinjau dua
metode komunikasi :
1. Komunikasi fisik (dengan jaringan jalan)
2. Komunikasi non fisik (dengan radio, telepon)
Pentingnya jaringan jalan yang memadai sudah jelas.
Jaringan jalan tidak hanya dibutuhkan untuk inspeksi dan jalan
masuk ke daerah irigasi, tetapi juga untuk angkutan bahan ke
lokasi dan angkutan hasil-hasil produksi ke luar daerah dan ke
pasar.

Jaringan jalan
Jaringan jalan sangat berguna bagi keperluankeperluan eksploitasi dan pemeliharaan (E&P), oleh karena
itu jaringan jalan harus dibangun disepanjang urat nadi
jaringan irigasi, yaitu saluran primer dan sekunder.
Bangunan-bangunan penting harus mudah dicapai sewaktu
turun hujan. Jika kurang berfungsi maka bangunanbangunan itu akan membahayakan keselamatan proyek dan
penduduk yang bermukim di sekitarnya.

Jaringan Radio dan Telepon


Jaringan komunikasi telepon dan radio turut
berperan penting dalam kegiatan eksploitasi jaringan
irigasi. Jaringan telepon dan radio memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, beberapa diantaranya adalah :
1. Pemasangan jaringan telepon lebih mahal.
2. Saluran telepon mudah rusak.
3. Jaringan telepon dapat dihubungkan ke jaringan
umum.
4. Sambungan radio mudah pemasangannya.
5. Persediaan tenaga tidak bisa diandalkan jika
sistem penyediaan tenaga umum tidak ada.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
6. Jarak yang bisa diliput oleh pemancar radio
terbatas akibat jangkauan gelombang radio yang
terbatas (biasanya FM).
Karena alasan-alasan di atas, maka cara pemecahan yang
dianjurkan adalah membuat suatu sistem komunikasi yang
merupakan kombinasi antara sambungan telepon dan radio
pemancar.
b. Kantor dan Perumahan staff
Perumahan harus disediakan untuk staff lapangan, seperti
misalnya juru pengairan, mantri pengairan dan pengamat. Para
petugas lapangan bermukim di lapangan dekat dengan daerah
kerja mereka atau dengan bangunan yang menjadi tanggung
jawabnya. Rumah-rumah ini digolongkan menurut pangkat
pegawai.
c. Patok Hektometer
Untuk mempermudah orientasi dan identifikasi di lapangan,
patok-patok hektometer harus ditempatkan di sepanjang saluran
primer dan sekunder dan di sepanjang tanggul. Patok-patok ini
akan menunjukan (singkatan) nama saluran irigasi dan
pembuangan dari awal saluran atau tanggul dalam hektometer
(100m), dan singkatan nama saluran

Gambar 3.10 Patok Hektometer


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -04 2013)

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
d. Pelat nama
Pelat nama untuk saluran dan bangunan berfungsi untuk
mempermudah

identifikasi.

Pelat-pelat

tersebut

harus

menunjukkan nama saluran dan daerah yang diairi dalam ha.


Pelat-pelat itu diletakkan di awal saluran pada lereng
dalam. Pelat nama untuk setiap bangunan harus dipasang
ditempat yang benar pada bangunan tersebut.
e. Papan pasten
Papan pasten dipasang pada setiap bangunan sadap atau
bagi. Ukuran dan tulisan pada papan pasten distandarisasi. Juru
pintu akan mengisi papan-papan ini secara teratur dengan datadata sebenarnya. Papan pasten juga menunjukkan

berbagai

daerah dengan tanamannya serta tahap pertumbuhan tanamantanaman tersebut.


f. Papan duga muka air
Papan duga berfungsi untuk membaca tinggi muka air di
saluran yang terbuat dari pelat juga yang dilapisi oleh logam
enamel. Warna-warna yang digunakan adalah putih untuk alas
dan biru untuk huruf dan angka .
Ukuran papan duga juga sudah distandarisasi, serta penempatan
papan duga tergantung pada pemanfaatan papan tersebut. Untuk
bangunan-bangunan utama dipasang dengan ketinggian nol pada
mercu bendung atau pada elevasi yang tepat sesuai dengan
ketinggian titik nol yang dipakai.
g. Pintu
Pintu bangunan pada saluran biasanya terbuat dari baja.
Dalam Standar Bangunan Irigasi diberikan detail-detail ukuran
dan tipe standar pintu. Adapun tipe pintu tersebut adalah :
1. Pintu gerak romijn
2. Pintu Crump-de Gruyter
3. Pintu sorong

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Pintu-pintu sorong dengan bukaan lebar biasanya terbuat
dari kayu yang lebih murah untuk ukuran ini.
Untuk pintu-pintu yang besar atau kompleks pintu biasanya
dibuat rumah pintu untuk tenaga eksploitasi agar terlindung dari
keadaan cuaca.
Pintu-pintu radial mempunyai keuntungan-keuntungan
ekonomis bila bangunan di mana pintu ini dipasang dibuat dari
beton. Pada bangunan-bangunan dari pasangan batu, gaya-gaya
horizontal pada as menimbulkan masalah-masalah konstruksi.
3. Bangunan-bangunan lainnya
a. Peralatan pengaman
Para perencana harus menyadari bahaya yang ditimbulkan
oleh bangunan yang direncana terhadap keamanan umum,
terutama anak-anak.Peralatan pengaman dimaksudkan untuk
mencegah orang atau ternak masuk ke dalam saluran atau
membantu keluar orang-orang dengan sengaja atau tidak masuk
ke dalam saluran. Peralatan pengaman yang dipakai adalah
pagar, pegangan / sandaran, tanda bahaya. Karena peralatan
pengaman ini mahal harganya, maka harus benar-benar
diselidiki apakah alat-alat itu memang perlu dipasang.
b. Tempat cuci
Tempat cuci yang berupa tangga pada tanggul saluran akan
memungkinkan para penduduk yang tinggal di daerah dekat
saluran akan mencapai air saluran. Dengan menyediakan tempat
mencuci mencegah para penduduk tidak membuat fasilitasfasilitas itu sendiri dengan cara

merusak atau menghalangi

saluran.
c. Kolam mandi ternak
Memandikan ternak di saluran merupakan penyebab utama
rusaknya tanggul saluran di berbagai daerah. Agar ternak tidak
masuk saluran maka dibuatlah tempat mandi khusus untuk
ternak.
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Jika tersedia tempat, kolam ini akan dibuat di luar saluran
tapi diberi air dari saluran dengan mengunakan pipa.
Apabila tidak cukup tersedia tempat di luar saluran, kolam
mandi ternak dapat dibuat sebagai bagian dari saluran yang di
perlebar dan diberi perlindungan. Satu kolam mandi ternak
untuk satu desa akan cukup.
4. Pencegahan rembesan
a Umum
Rembesan terjadi apabila bangunan harus mengatasi beda
tinggi muka air dan jika aliran yang diakibatkan meresap masuk
ke dalam tanah di sekitar bangunan.
b. Dinding halang
Dinding-dinding

yang

dibuat

tegak

lurus

terhadap

bangunan merupakan lindungan yang efektif terhadap rembesan.


Dalam teori angka rembesan Lane, dinding vertical diambil /
dihitung penuh, sedangkan bidang horizontal diambil 1/3 dari
panjangnya. Pada bangunan pengatur, tempat terbaik untuk
dinding haling adalah di lokasi yang sama dengan lokasi pintu.
3.2 Saluran Irigasi
3.2.1. Saluran Irigasi Primer
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran
primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
3.2.2. Saluran Irigasi Sekunder
Saluran irigasi sekunder membawa air dari saluran primer ke
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir.
Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lainnya
ke jaringan irigasi primer.
3.2.3. Saluran Irigasi Tersier
Saluran ini termasuk dalam wewenang dinas irigasi dan oleh
sebab itu pemeliharaannya menjadi tangung jawab pemerintah.
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Saluran irigasi tersier adalah saluran pembawa yang mengambil
airnya dari bangunan sadap melalui petak tersier sampai ke boks bagi
terakhir. Pada tanah terjal saluran mengikuti kemiringan medan,
sedangkan pada tanah bergelombang, saluran mengikuti kaki bukit
atau tempat-tempat tinggi.
Boks tersier akan membagi air ke saluran tersier atau kuarter
berikutnya, sedangkan boks kuarter akan memberikan airnya
kesaluran-saluran kuarter.Saluran kuarter membawa air dari boks bagi
kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawahsawah.
3.2.4. Saluran Pembuangan
Jaringan pembuang tersier dipakai untuk:
Mengeringkan sawah
Membuang kelebihan air hujan
Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuarter biasanya berupa saluran buatan yang
merupakan garis tinggi pada medan terjal. Kelebihan air ditampung
langsung dari sawah didaerah atas atau dari saluran pembuang cacing
di daerah bawah. Saluran pembuangan kuarter terletak didalam satu
petak tersier menampung air dari sawah dan membuang air tersebut ke
saluran pembuang tersier.
Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran
pembuang kuarter dan sering merupakan batas antara petak-petak
tersier. Saluran pembuang tersier biasanya berupa saluran yang
mengikuti kemiringan medan.
Diusahakan agar saluran irigasi dan pembuang tidak saling
bersebelahan, karena saluran pembuang dapat mengikis dan merusak
saluran irigasi.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Gambar 3.11 Saluran-saluran Primer dan Sekunder


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -04 2013)

3.2 Petak
3.3.1. Petak Tersier
Perencanaan teknis petak tersier harus menghasilkan perbaikan
kondisi

pertanian.

Masalah-masalah

yang

diperkirakan

akan

menghalangi tujuan ini harus dikenali dan dipertimbangkan dalam


pembuatan layout dan perencanaan jaringan tersier
Untuk menentukan layout aspek-aspek berikut harus diperhatikan:
1. Luas petak tersier
2. Batas-batas petak tersier
3. Bentuk yang optimal
4. Kondisi medan
5. Jaringan irigasi yang ada
6. Eksploitasi jaringan
Berhubung para petani harus mengelola dan memelihara sendiri
jaringan tersier, maka kebutuhan untuk eksploitasi dan pemeliharaan
harus dibuat minimum. Pembagian air harus adil dan efisien.
Perencana hendaknya terbiasa dengan daerah yang bersangkutan
dan selalu berkonsultasi dengan para petani.dengan demikian rencana
yang akan dihasilkan akan dapat diterima , sehingga pengembangan
petak tersier lebih berhasil.
Untuk inventarisasi petak tersier yang dilakukan dengan baik
pada tahap ini memerlukan waktu yang cukup banyak. Waktu akan
dapat di hemat kelak selama perencanaan dan pelaksanaan, dengan cara
membuat layout yang baik, sehingga hanya diperlukan perubahanperubahan yang kecil.
Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Petak tersier dikatakan ideal, jika masing-masing sawah memiliki
pengambilan air sendiri dan dapat membuang kelebihan air langsung ke
jaringan pembuang. Juga para petani dapat mengangkut hasil pertanian
dan peralatan mesin atau ternak mereka ke dan dari sawah melalui jalan
yang ada. Untuk mencapai pola pemilikan sawah yang ideal dalam
petak tersier, para petani harus diyakinkan agar membentuk kembali
petak-petak sawah mereka dengan cara saling menukar
Bagian-bagian tertentu dari sawah mereka atau dengan cara
lainnya yang sesuai dengan hukum yang berlaku (misalnya konsolidasi
tanah pertanian).
Adapun terdapat karakteristik ideal dari petak tersier adalah :
6 8 dari pemilikan sawah yang ada di organisasi menjadi jalurjalur atau strip.
Air diberikan dari saluran kuarter dan kelebihan air dibuang
melalui pembuang kuarter .
Jalan petani dibangun di sepanjang saluran kuarter .
Pembagian air proposional dengan boks bagi yang dilengkapi
dengan pintu guna memungkinkan pembagian air secara selangseling ke petak-petak kuarter.

Gambar 3.12 Petak Tersier yang Ideal


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -05 2013)

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Ukuran dan bentuk petak tersier dan kuarter
Ukuran petak tersier bergantung pada besarnya biaya
pelaksanaan jaringan irigasi dan pembuang (utama dan tersier) serta
biaya eksploitasi dan pemeliharaan jaringan.
Umumnya, ukuran optimum petak tersier adalah antara 50
100 ha, ukuran dapat ditambah sampai maksimum 150 ha jika
keadaan topografi memaksa demikian.
Pada petak tersier yang berukuran kecil efisiensi irigasi akan
menjadi lebih tinggi karena :

Diperlukan lebih sedikit titik-titik pembagian air.

Saluran-saluran yang lebih pendek menyebabkan kehilangan


air yang lebih sedikit.

Kerja sama akan lebih baik , karena jumlah petani yang terlibat
lebih sedikit.

Pengaturan air lebih baik sesui dengan tanaman.

Perencanaan lebih fleksibel sehubungan dengan batas-batas


desa
Bentuk optimal petak tersier tergantung pada biaya minimum

pembuatan saluran, jalan dan boks bagi. Pembagian air akan menjadi
lebih sulit pada petak tersier berbentuk memanjang.
Berikut adalah kriteria umum untuk pengembangan petak
tersier :

Ukuran petak tersier

50 100

ha

Ukuran petak kuarter

8 15

ha

Panjang saluran tersier

1500

Panjang saluran kuarter

500

Jarak antara saluran kuarter dan pembuang

300

Batas petak
Batas petak tesier didasarkan pada kondisi topografi. Agar
E&P jaringan baik, maka daerah tersebut harus diatur sebaik

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
mungkin sehingga satu petak tersier terletak dalam satu daerah
administratif desa.
Batas-batas petak kuarter biasanya akan berupa saluran irigasi dan
pembuang kuarter yang memotong kemiringan medan dan saluran
irigasi tersier serta pembuang tersier atau primer yang mengikuti
kemiringan medan. Jika mungkin batas-batas ini bertepatan dengan
batas-batas hak milik tanah.
Identifikasi daerah-daerah yang tak diairi
Di beberapa petak tersier ada bagian-bagian yang tidak diairi
karena alasan-alasan tertentu , misalnya :
1.

Tanah tidak cocok untuk pertanian

2.

Muka tanah terlalu tinggi

3.

Tak ada petani penggarapnya

4.

Tergenang air
Kita harus melakukan pengecekan, apakah daerah-daerah ini

tidak akan diairi selamanya atau diairi untuk sementara saja.


Jika pada daerah tersebut tidak akan dilakukan penanaman
pada masa depan, maka daerah tersebut dapat kita tandai pada peta,
dan tidak akan ada fasilitas irigasi yang diberikan.
Batasan pengembangan sawah :
1.

Laju perlokasi lebih dari 10 mm/hari.

2.

Lapisan tanah atas tebalnya kurang dari 30 cm.

3. Kemiringan tanah lebih dari 5 % (tergantung pada tekstur dan


kedalaman lapisan tanah atas).
4. Pembuang jelek yang tak dapat diperbaiki ditinjau dari segi
ekonomis.
5.

Biaya pelaksanaan jaringan irigasi tersier terlampau tinggi.


Elevasi sawah yang akan diairi harus dicek terhadap muka air

di saluran.
Hal-hal berikut akan ditentukan :
1.

Elevasi sawah yang menentukan

2.

Muka air rencana di bangunan sadap

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas
3.

Kehilangan total tinggi energi di jaringan tersier


Suatu daerah tidak akan bias diairi jika muka air di saluran

tidak cukup tinggi untuk memberikan airnya kesawah-sawah.


3.3.2.

Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang

kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak


sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran
primer atau sekunder.
Batas-batas petak sekunder pada urnumnya berupa tanda
topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder
dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah yang
bersangkutan. Saluran sekunder pada umumnya terletak pada punggung
mengairi daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran
drainase yang membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan
sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang
lebih rendah.
3.3.3

Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil

langsung air dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran
primer yang mengambil air langsung dari bangunan penyadap. Daerah
di sepanjang saluran primer sering dapat dilayani dengan mudah dengan
cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer
melewati sepanjang garis tinggi daerah saluran primer yang berdekatan
harus dilayani langsung dari saluran primer.
3.4 Standar Tata Nama Petak
Petak tersier diberi nama seperti bangunan sedap tersier dan jaringan
utama. Misalkan kotak tersier A51 mendapat air dari pintu air kiri bangunanbangunan bagi yang terletak di saluran.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Gambar 3.13 Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Quarter


(Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi KP -05 2013)

Penjelasan gambar di atas :


1. Saluran irigasi kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dilayani tetapi dengan huruf kecil, misalnya al, a2, dan seterusnya.
2. Saluran pembuang kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dibuang airnya, diawali dengan dk, misalnya dka1, dka2 dan seterusnya.
3. Saluran pembuang tersier diberi kode dt1, dt2, juga menurut arah jarum
jam.
3.5 Tata Warna Peta
Warna-warna standar akan digunakan untuk menunjukan berbagai
tampakan irigasi pada peta. Warna-warna yang dipakai :
1.

Biru untuk jaringan irigasi, garis penuh untuk jaringan pembawa yang
ada, dan putus-putus untuk jaringan yang sedang direncanakan.

2.

Merah untuk sungai dan jaringan pembuang, garis penuh untuk jaringan
yang sudah ada, dan garis putus-putus untuk yang sedang direncanakan.

3.

Coklat untuk jaringan jalan.

4.

Kuning untuk daerah yang tidak diairi (dataran tinggi, rawa, dll).

5.

Hijau untuk perbatasan kabupaten, kecamatan, desa dan kampung.

6.

Merah untuk tata nama bangunan.

7.

Hitam untuk jalan kereta api.

8.

Warna bayangan dipakai untuk batas-batas petak sekunder. Batas petak


tersier akan dibatasi (diarsir) dengan warna yang lebih muda dari warna
sama (untuk petak sekunder). Semua petak tersier yang xxx diberi air
langsung dari saluran primer akan mempunyai warna yang sama.

Kelompok XXXIX

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air


Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Kelompok XXXIX

Вам также может понравиться