Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KETEBALAN DAN KEDALAMAN
dalam
ilmu
kebumian
selalu
berkaitan
dengan
kedalaman dan ketebalan. Oleh karena itu, seorang ahli ilmu kebumian
harus
Kedalaman sendiri sebenarnya adalah lokasi sebuah titik, yang diukur secara
vertikal
ilmu
kebumian,
untuk
mengetahui
(cara)
danmenentukan
Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah:
LA ODE DZAKIR
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Kertas kalkir ukutan A4
2. Kertas A4
3. Problem set
FIRA OKTAVIA. S
09320130044
LA ODE DZAKIR
FIRA OKTAVIA. S
09320130044
LA ODE DZAKIR
FIRA OKTAVIA. S
09320130044
LA ODE DZAKIR
t = A sin + v cos
sin - v cos
Untuk mengukur ketebalan pada lereng apabila pengukuran tidak tegak lurus
jurus, digunakan persamaan trigonometri:
t = 1 [sin cos sin sin - cos ]
Dimana:
= kemiringan lereng terukur
Perhitungan dengan cara lain dapat juga dilakukan dengan mencari lebih
dahulu kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan. Untuk mencari kemiringan
lereng yang tegak lurus jurus lapisan (), dapat dilakukan dengan menggunakan table
koreksi atau aligment nomograph yaitu dengan menggunakan kemiringan lereng
tegak lurus jurus sebagai kemiringan sebenarnya. Dengan menggunakan rumus
persamaan:
= sin tan
Dimana:
= sudut antara jurus dengan arak pengukuran
= sudut lereng terukur
FIRA OKTAVIA. S
09320130044
LA ODE DZAKIR
Dari perhitungan diatas dapat diperoleh lebar singkapan yang tegak lurus
jurus (w), dengan mengguanakan persamaan:
1 sin
w=
sin
Dengan menggunakan salah satu persamaan diatas untuk dapat menentukan
ketebalan. Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (1), maka
lebar sebenarnya harus dikoreksi terlebih dahulu, w = 1 sin , dimana adalah sudut
Antara jurus dengan arahh pengukuran. Ketebalan yang didapatkan adalah:
t = 1 sin sin
Dimana:
t = W sin
W = lebar singkapan
1 = panjang pengukuran
= besar kemiringan lapisan
Beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng dan perhitungan
ketebalannya adalah:
FIRA OKTAVIA. S
09320130044
LA ODE DZAKIR
tertentu. Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan
rumus:
D = m tag
Dimana:
M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu
= ketinggian lapisan
Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah
kemiringan semu:
D = m [sin = cos tan ]
Dimana:
m = jarak
= kemiringan lereng
= kemiringan lapisan
Untuk menghitung kedalaman bias juga dipergunakan Aligment nomograph
atau dengan kurva yang penggunaannya yakni:
membesarkan
kedalaman
ruang.
Pada
Ketika sebuah foto dibuat dengan dua besar format yang berbeda pada
bukaan danlensa yang memberikan sudut pandang yang sama, besar format yang
lebih kecil akan memberikan kedalaman ruang yang lebih besar.
Ketika sebuah foto dibuat dengan dua besar format yang berbeda pada
bukaan, panjang fokus lensa dan jarak fokus (focal distance), jarak antara subyek
denganbidang fokal) yang sama, besar format yang lebih kecil akan menghasilkan
kedalaman ruang yang lebih dangkal.
mengukur
toleransi
ketajaman
(bahasa
Inggris:sharpness)
subyek fotografiterhadap pergeseran bidang fokal (bahasa Inggris: focal plane) yang
berkaitan dengan lensa. Kedalaman fokus terkadang disebut juga lens-to-film
tolerance. Walaupun frasa kedalaman fokus dahulu, dan sampai sekarang masih
digunakan untuk menjelaskan kedalaman ruang, pada era modern kedalaman fokus
digunakan sebagai ukuran pergeseran (bahasa Inggris: displacement) bidang
fokal dengan mempertahankan ketajaman fokus subyek pada bidang fokusnya. Pada
kamera format kecil, kecilnya jarak antara lingkaran gamang (bahasa Inggris:circle
of confusion) berakibat pada kecilnya kedalaman fokus. Pada kamera sinematografi,
montase lensa yang berbeda mempunyai ukuran flange focal depth untuk kalibrasi
lensa.
kedalaman ruang yang kecil disebut shallow focus. Perubahan kedalaman ruang
dipengaruhi oleh tiga faktor :
Jarak fokus (focus distance) dari kamera, lebar ruang tajam berbanding lurus
dengan kuadrat jarak obyek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan objek
sebesar 3x (lebih jauh - dengan menggeser kamera mundur dari posisi semula) maka
lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebar semula. Dengan kriterialingkaran
gamang (circle of confusion).
Saat fokus ditetapkan pada jarak hiperfokal (hyperfocal distance), kedalaman
ruang akan berkisar antara setengah dari jarak hiperfokal hingga tak berhingga, dan
merupakan kedalaman ruang terbesar untuk sebuah nilai bukaan.
Bukaan (f-number) dari rana, lebar ruang tajam berbanding lurus dengan rana.
Contoh: jika rana dinaikkan 2 stop dari f/8 ke f/16, maka lebar ruang tajam akan
menjadi dua kali lebar semula.
1. Panjang Fokus (focal length) dari lensa yang digunakan, lebar ruang tajam
berbanding terbalik dari kuadrat panjang fokus. Dengan kata lain, lebar ruang
tajam akan menjadi 4x lebar semula jika kita mengubah lensa dari 100mm ke
50mm (panjang fokus lensa setengah dari semula).
2. Besar format (format size) bidang fokal, dengan subyek pada jarak moderat,
kedalaman ruang ditentukan oleh pembesaran (magnification ratio) subyek dan
bukaan rana (f-number). Pada bukaan tertentu, penambahan pembesaran, baik
dengan bergerak mendekati subyek maupun dengan penggunaan lensa dengan
panjang fokus yang lebih besar, akan menurunkan kedalaman ruang; sebaliknya
menurunkan pembesaran akan
membesarkan
kedalaman
ruang.
danlensa yang
memberikan sudut
pandang yang
sama, besar
format yang lebih kecil akan memberikan kedalaman ruang yang lebih
besar.
b. Ketika sebuah foto dibuat dengan dua besar format yang berbeda pada
bukaan, panjang fokus lensa dan jarak fokus (focal distance), jarak antara
subyek denganbidang fokal) yang sama, besar format yang lebih kecil akan
menghasilkan kedalaman ruang yang lebih dangkal.
berlawanan
arah
dengan
kemiringan
lereng/slope ()
1. Suatu singkapan batubara memiliki kedudukan N3250E/650 dimana dip lebih
besar dari kemiringan lereng (450) dan tebal semu 77 m. Hitunglah ketebalan
nyata dari singkapan tersebut.
2. Suatu singkapan batubara memiliki kedudukan N2650E/250 dimana dip lebih
kecil dari kemiringan lereng (550) dan tebal semu 86 m. Hitunglah ketebalan
nyata dari singkapan tersebut.
3. Suatu singkapan batubara memiliki kedudukan N1250E/450 dimana dip sama
dengan kemiringan lereng (450) dan tebal semu 98 m. Hitunglah ketebalan nyata
dari singkapan tersebut.
d. Kemiringan lereng slope (00) dan (900)
1. Suatu singkapan batubara dengan kedudukan N1350E/350 dengan slope 00 dan
tebal semu 97 m, hitunglah tebal nyata dari singkapan tersebut
2. Suatu singkapan batubara dengan kedudukan N450E/750 dengan slope 00 dan
tebal semu 45 m, hitunglah tebal nyata dari singkapan tersebut
3. Suatu singkapan batubara dengan kedudukan N1750E/670 dengan slope 900 dan
tebal semu 125 m, hitunglah tebal nyata dari singkapan tersebut
e. Menghitung Volume
1. Ditemukan suatu singkapan batubara dengan kedudukan N550E/450 dengan slope
00 dengan tebal semu 94 m. hitunglah volume batubara tersebut pada luas area
100 x 100 m.
: 67 m
Ditanya
:t
=......?
Penyelesaian
:
t = sin
= 67 m sin 65
= 67 m x 0,906
= 60,702 m
Jadi, pada penggambaran pertama ini pada singkapan batubara dengan
kedudukan N1350E/00 dengan slope 650, tebal semu 67 m dan dip 0 0, diperoleh
tebal sebenarnya barubara 60,702 m dengan lapisan horizontal terhadap
kemiringan lereng.
2. Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
:t
:
: N 450E/ 900
: 35
: 90
: 87 m
=......?
90
35
t
t = cos
= 87 m sin 35
= 87 m x 0,819
= 71,253 m
Jadi, pada penggambaran kedua ini pada singkapan batubara dengan kedudukan
N450E/ 900 dengan slope 350, tebal semu 87 m dan dip 900, diperoleh tebal
sebenarnya barubara 71,253 m dengan lapisan vertikal terhadap kemiringan
lereng.
b. Kemiringan lapisan/dip () searah dengan kemiringan lereng/slope ()
1. Diketahui
: Kedudukan : N450E/650
Slope ()
: 45
Dip ()
: 65
: 89 m
>
Ditanya
:t
=......?
Penyelesaian
:
45
89m
65
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
<
:t
:
: N2250E/350
: 75
: 35
: 100 m
=......?
35
o
o
75
t
100m
t = sin (-)
= 100 m sin (75-35)
= 100 m sin 40
= 100 m 0,643
= 64, 3 m
Jadi, pada penggambaran pertama ini pada singkapan batubara dengan
kedudukan N2250E/350 dengan slope 750, tebal semu 100 m dan dip 350,
diperoleh tebal sebenarnya barubara 64, 3 m dengan lapisan horizontal terhadap
kemiringan lereng
c. Kemiringan lapisan/dip () berlawanan arah dengan kemiringan lereng/slope ()
1. Diketahui
: Kedudukan : N3250E/650
Slope ()
: 45
Dip ()
: 65
: 77 m
>
Ditanya
:t
=......?
Penyelesaian
:
65 o
45o
77 m
Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
<
:t
:
25
55
: N2650E/250
: 55
: 25
: 86 m
=......?
86m
t = sin (+)
= 86 m sin (25+55)
= 86 m sin 80
= 86 m 0,985
= 84,71 m
Jadi, pada penggambaran kedua ini pada singkapan batubara dengan kedudukan
N2650E/250 dengan slope 550, tebal semu 86 m dan dip 25 0, diperoleh tebal
sebenarnya barubara 84,71 m
3.
Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
=
:t
:
45
45
98 m
t=
t = 98 m
: N1250E/450
: 45
: 98 m
=......?
Jadi, pada penggambaran ketiga ini pada singkapan batubara dengan kedudukan
N1250E/450 dengan slope 450, tebal semu 98 m dan dip 45 0, diperoleh tebal
sebenarnya barubara 98 m
d.
1.
: 97 m
Ditanya
:t
=......?
Penyelesaian
:
97 m
35
t = sin
= 97 m sin 35
= 97 m 0,573
= 55,581 m
Jadi, pada penggambaran pertama ini pada singkapan batubara dengan
kedudukan N1350E/350 dengan slope 00, tebal semu 97 m dan dip 35 0, diperoleh
tebal sebenarnya barubara 55,581 m
2.
Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
:t
:
: N450E/750
: 0
: 75
: 45 m
=......?
45 m
75
t = sin +
= 45 m sin 75
= 45 m 0,966
= 43, 47 m
Jadi, pada penggambaran kedua ini pada singkapan batubara dengan kedudukan
N450E/750 dengan slope 00, tebal semu 45 m dan dip 75 0, diperoleh tebal
sebenarnya barubara 43,47 m.
3.
Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
:t
:
: N1750E/670
: 90
: 67
: 125 m
=......?
o
6 7
125m
t = sin (180- )
= 125 m sin (180 - 670 900)
= 125 m sin 0,391
= 48, 875 m
Jadi, pada penggambaran ketiga ini pada singkapan batubara dengan kedudukan
N1750E/670 dengan slope 900, tebal semu 125 m dan dip 67 0, diperoleh tebal
sebenarnya barubara 48, 875 m
e. Menghitung Volume
1. Diketahui
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
Luas area
Ditanya
: V.Batubara
Penyelesaian
:
: N550E/450
: 0
: 45
: 94 m
: 100 x 100 m
=......?
94 m
6m
45
100 m
t = sin
= 94 m sin 45
= 94 m 0,707
= 66,458 m
d = m tan
= (100 - 94) m tan 45
=6m1
=6m
x = m2 + d2
= 6 2 + 62
= 72
= 8,485 m
v=pxlxt
= 100 m x 8,485 m x 66,458 m
= 56. 389,613 m3
2. Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan : N1230E/350
Slope ()
: 0
Dip ()
: 35
: 64 m
Luas area
: 150 x 95 m
P.penyebaran : 150 m
: V.Batubara = . . . . . . ?
:
64 m
31 m
5
3
95 m
t = sin
= 64 m sin 35
= 64 m 0,573
= 36,708m
d = m tan
= (95 - 64) m tan 35
= 31 m 0,700
= 21,706 m
x = m2 + d2
= (31)2 + (21,706)2
= 961 + 471,150
= 1432,15
= 37,843m
v=pxlxt
= 150 m x 37,843m x 36,708m
= 224,551 m3
3. Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan : N2250E/750
Slope ()
: 35
Dip ()
: 75
: 35 m
Luas area
: 99 x 78 m
P.penyebaran : 95 m
: V.Batubara = . . . . . . ?
:
99
75
35
35
4. Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: 72 m
Luas area
: 160 x 250 m
P.penyebaran : 250 m
: V.Batubara = . . . . . . ?
:
= 72 m sin 52
= 72 m 0,788
= 56,736 m
d = m tan
= (160 - 72) m tan 52
= 88 m 1,729
= 112,634 m
x = m2 + d2
= (88)2 + (112,634)2
= 7744 + 12686,417
= 20430,417
= 142,935m
v=pxlxt
= 250 m x 142,935m x 56,736m
= 2027390,04 m3
5. Diketahui
Ditanya
Penyelesaian
: Kedudukan
Slope ()
Dip ()
Luas area
: V.Batubara
:
: N1550E/450
: 45
: 45
: 94 m
: 300 x 150 m
=......?
t = = 94
d = m sin 45
= 56 m sin 45
= 56 m x 0,707
= 39,592 m
x = d cos 45
= 39,592 m x cos 45
= 39,592 m x 0,707
= 27,99 m
v=pxlxt
= 300 m x 94 m x 27,99 m
= 789,318 m3
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum secara langsung dan meyelesaikan laporan
kesimpulan yang diperoleh ialah:
1. Ketebalan adalah garis tegak lurus antara dua buah bidang sejajar yang
merupakan batas lapisan batuan. Sedangkan kedalaman adalah jarak vertikal dan
ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi) kearah bawah, terhadap satu
titik, garis atau bidang.
2. Menghitung ketebalan dan kedalaman dapat dilakukan dengan cara mengetahui
data-data lapangan seperti kedudukan, slope, dip serta ketebalan semu dari suatu
singkapan, dapat juga dihitung volume dari lapisan batuan tersebut.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan ialah agar tidak melakukan praktikum
di ruangan yang tidak nyaman seperti di dekat toilet karena dapat mengangu proses
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Korps Asisten, 2015, Penuntun Geologi Struktur, Universitas Muslim Indonesia,
Makassar.
http://core.ac.uk/download/pdf/11703381.pdf
http://kartono.sttnas.ac.id/Geologi%20Struktur/14.%20KEDALAMAM%20DAN
%20KETEBALAN.pdf
http://ilmugeologistpertambangan.blogspot.co.id/2010/11/tebal-dankedalaman.html.pdf