Вы находитесь на странице: 1из 27

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Oleh :
KELOMPOK 5
Syifa Hayyu Fauzal

B.131.13.0373

Diana Ambarwati

B.131.13.0384

Devi Finsa

B.131.13.0403

Ahmad Zaenudin

B.131.13.0454

Nanang Apriliyanto

B.131.13.0532
Ekonomi - Manajemen

Universitas Semarang
Semarang
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah
yang berjudul Kepemimpinan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Dalam
menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen sebagai pembimbing, orang tua dan semua
orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini
terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang
hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat
dicapai dengan sempurna. Amin.

Penulis,

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
A.

LATAR BELAKANG.......................................................................................4

B.

RUMUSAN MASALAH..................................................................................5

A.

TUJUAN............................................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................6


A.

CIRI CIRI KEPEMIMPINAN......................................................................8

B.

GAYA KEPEMIMPINAN................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................12


A.

PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI.....................12

B.

SIKAP KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI...................................13

C.

PERANAN KEPEMIMPINAN......................................................................14

D.

KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL............................................15

E.

CONTOH KASUS KEPEMIMPINAN..........................................................16

BAB 5 KESIMPULAN............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan telah menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia,
terutama dalam kehidupan organisasi. Seringkali dikatakan suatu organisasi akan
berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu
ungkapan lain mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas
kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, dan juga menjadi faktor utama penentu
keberhasilan dari suatu pekerjaan.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan
terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu
tujuan tertentu.
Dapat terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan
dia mampu mempengaruhi perilaku orang - orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer
untuk mempengaruhi perilaku orang - orang lain. Dengan kata lain seorang leader
atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku
sebagai seorang leader atau pemimpin.
Dalam konsep Total Quality Management Kepemimpinan dan management,
lebih ditekankan merupakan dua konsep yang hanya dapat dibedakan, tetapi tidak
dapat dipisahkan.
Seorang manajer belum tentu dapat menjadi seorang pemimpin, tetapi seorang
pemimpin dituntut untuk dapat berperan sebagai manajer (berfungsi mengatur). Agar
mampu bertahan di era perubahan dan persaingan global sekarang ini, organisasi atau
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 4

perusahaan memerlukan seorang pemimpin, bukan lagi manajer.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang, maka penulis menarik
suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana cara pemimpin menyelesaikan masalah?

2.

Seberapa besar pengaruh seorang pemimpin dalam suatu organisasi?

3.

Apa saja contoh aplikasi seorang pemimpin dalam suatu organisasi?

A. TUJUAN
Berdasarkan makalah yang kami susun, bertujuan untuk mengetahui serta
memahami apa yang dimaksud dengan Integrasi Kepemimpinan dalam Manajemen
Sumber Daya Manusia. Agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 5

BAB II
LANDASAN TEORI

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
1. Pemimpin sebagai subjek, dan.
2. Yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin (leader = head) mengandung pengertian mengarahkan, membina
atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan
aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan
tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian
memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
sekelompok orang tanpa menanyakan alasan - alasannya. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana - rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang - orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian
pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku
orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun
diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 6

tersebut yang mendorongnya untuk berperilaku tertentu. Dalam hal semacam itu
kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk
berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada
kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu
kerjanya. kepemimpinan harus diarahkan agar orang - orang mau berkerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang ditimbulkan oleh kepemimpinan itu
berupa kesediaan orang - orang untuk saling bekerjasama mencapai tujuan organisasi
yang disepakati bersama. Dalam implementasinya kepemimpinan yang berhasil
adalah yang mampu menumbuhkan kesadaran orang - orang dalam perguruan tinggi
untuk melakukan peningkatan - peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama
dalam kelompok - kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing - masing
kelompok maupun kinerja perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama kerjasama kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan.
Dalam

proses

tersebut

pimpinan

membimbing,

member

pengarahan,

mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan


orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang
dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya
sebagai bantuan kepada orang - orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya.
Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting.
Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilainilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik
mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain
sebagainya. Dengan nilai - nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh
kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk
dalam kawasan affective. Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus
selalu dapat memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan
perbaikan - perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus
memberi perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan. Kalau setiap
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau
tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 7

mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Oleh karena itu agar
kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah tentang hal - hal
yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk menumbuhkan
motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap orang dalam
perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing - masing
secara individual maupun bersama - sama sebagai kelompok ataupun sebagai
organisasi.

A. CIRI CIRI KEPEMIMPINAN


Menurut Davis yng dikutip oleh Reksohadiprodjo dan Handoko (2003:290-291),
ciri cirri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :
1. Kecerdasan (Intelligence)
Penelitian penelitian pada umumnya menunjukkan bahwa seorang
pemimpin yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada
pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.
2. Kedewasaan social dan hubungan social yang luas (Social Matiarity and
Breadht).
Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang,
serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.
3. Motivasi diri dan dorongan ber[restasi.
Pemimpin secara relative mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang
tinggi. Mereka berkerja keras lebih untuk nilai instrinsik.
4. Sikap sikap hubungan manusiawi.
Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat
pengikut pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi
pada bawahannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapaat disimpulkann bahwa seorang pemimpin
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 8

harus mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari para bawahannya,
dan mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi pula.

B. GAYA KEPEMIMPINAN
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya ini kadang - kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang
terpusat

pada

anak

buah,

kepemimpinan

dengan

kesederajatan,

kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan


anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri - cirinya sebagai berikut:
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
d. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara wajar
f. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
g. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan
dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi
h. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling
percaya, saling menghormati.
2. Gaya Kepemimpinan Delegatif

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 9

Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin


memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (Mac
Grefor, 2004). Gaya Kepemimpinan adalah suatu ciri khas prilaku seorang
pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan
demikian maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat dipengaruhi
oleh karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya
kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya yang
memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan kegiatannya yang untuk
sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai
sebab. Gaya kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika staf yang
dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi, dengan demikian
pimpinan tidak terlalu banyak memberikan instruksi kepada bawahannya,
bahkan pemimpin lebih banyak memberikan dukungan kepada bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas.
Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu
organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan
dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan
tersebut dapat tercapai dengan baik. Disini bawahan hanyalah suatu mesin
yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang
datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.
4. Gaya Kepemimpinan Karismatik

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 10

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik


perhatian bawahannya. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat.
Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaries, mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar
tipe kepemimpinan model ini bisa dianalogikan dengan peribahasa Tong
Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang
kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidakkonsistenan. Apa yang diucapkan ternyata tidak
dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan
memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
5. Gaya Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah a leadership contingency theory that
focuses on followers readiness/maturity. Inti dari teori kepemimpinan
situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan
berbeda - beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah
tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan yang
efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin
yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.
Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu
dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi
yang dibutuhkan secara keseluruhan. Jadi pendekatan kepemimpinan
situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang
unik.
Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu
menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah - ubah. Teori
kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental yaitu:

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 11

tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut


dan gaya kepemimpinan.

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 12

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM


ORGANISASI
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarah terhadap usaha usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan - tujuan organisasi. Tanpa
kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan
organisasi mungkin menjadi renggang (lemah). Keadaan ini menimbulkan situasi
dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu
keseluruhan organisasi menjadi tidak menjadi efisien dalam mencapai sasaran sasaranya. Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi
ingin sukses.
Tanggung jawab dan wewenang kepemimpinan
1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam arti kuantitas, kualitas,
keamanan, dan sebagainya)
2. Melengkapi para karyawan dengan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya
3. Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka
4. Memberikan susunan imbalan atau hadiah yang sepadan untuk mendorong
prestasi
5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan
6. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif
7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
8. Menunjukkan perhatian kepada bawahannya.

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 13

B. SIKAP KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


1. Tindakan kepemimpinan yang efektif
Adalah penting bagi seseorang pemimpin untuk memiliki karakter yang
kuat dan dapat dipercaya. Dia harus mampu memimpin para pengikutnya.
Kata kata dalam kepemimpinan organisasi akan efektif jika disertai dengan
tindakan , jadi dalam sebuah organisasi pemimpin harus menjadi teladan bagi
pengikutnya melalui kehidupan dan tindakannya.
2. Jadilah antusias
Tujuannya adalah

memotivasi

pengikutnya

untuk

bekerja

dan

merealisasikan rencana. Seorang pemimpin yang antusias dan berpikiran


terbuka akan lebih didekati oleh para pengikutnya. Salah satu atribut
mendasar dalam jiwa kepemimpinan adalah didekati oleh para karyawannya.
3. Jadilah percaya diri
Sebagai penentu kunci dari kepemimpinan adalah percaya diri.
Kepercayaan

diri

seorang

pemimpin

yang

dimiliki

dalam

dirinya

diterjemahkan dalam tindakan untuk mengambil keputusan ynag tepat dan


tindakan yang efektif.
4. Sikap tenang
Bagian penting dari menjadi seorang pemimpin yang baik. Rasa tenang
membantu anda dalam mengambil keputusan yang tepat, sebagai seorang
pemimpin berfikir dalam keadaan tenang dapat menghasilkan tujuan dalam
rencana.
5. Mengetahui keadaan anak buah
Memberikan tanggung jawab dan memilih orang orang yang layak
untuk mengimplementasikan keputusan anda. Memahami potensi anaka buah
anda adalah hal penting bagi pelaksanaan kerja yang tepat. Membuat yang
adil dan tepat pada waktu yang tepat adalah ciri yang untuk kepemimpinan
dalam organisasi.
6. Menghargai orang lain

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 14

Orang orang yang menghargai orang lain itu adalah perilaku yang
sangat layak untuk menjadi seorang pemimpin. Hal ini sangat bearti karena
menghargai pendapat orang lain dapat menimbulkan motivasi terhadap
karyawan dalam mencapai tujuan dari suatu organisasi.

C. PERANAN KEPEMIMPINAN
1. Integration
Tindakan tindakan yang mengarah pada peningkatan koordinasi
2. Communication
Tindakan tindakan yang mengarah pada meningkatnya saling pengertian,
penyebaran informasi
3. Product Emphasis
Tindakan tindakan yang berorientasi pada volume pekerjaan yang dilakukan
4. Fraternization
Tindakan tindakan yang menjadikan pemimpin dan bagian dari kelompok
5. Organization
Tindakan tindakan yang mengarah pada perbedaan dan penyesuaian dari
pada tugas tugas
6. Evaluation
Tindakan tindakan yang berkenaan dengan pendistribusian ganjaran
ganjaran atau hukuman.
7. Innitation
Tindakan tindakan yang menghasilkan perubahan perubahan pada
kegiatan organisasi
8. Domination
Tindakan tindakan yang menolak pemikiran pemikiran seseorang atau
anggota kelompok

D.KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL


Kearifan local yaitu spirit local genius yang dispadankan maknanya dengan

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 15

pengetahuan, kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam


pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang
relative pelik dan rumit. Dalam suatu local (daerah) tentunya selalu diharapkan
kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh
kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang
dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh
pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah
boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan
memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menanggulangi setiap
masalah yang muncul.
Manusia dibesarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap
masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat
setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang dialami masyarakat di berbagai
tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta. Sebagai
tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini
haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur
lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan
tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat
gotong gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya telah
melakukan sosialisasi terkait pembangunan gotong gorong.

E. CONTOH KASUS KEPEMIMPINAN


BIOGRAFI SRI MULYANI INDRAWATI
Sri Mulyani Indrawati atau biasa disingkat SMI lahir di Bandar
Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum menjabat Menteri Keuangan,
dia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal
sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 16

(LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk
menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah
Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Pada

tahun

2010,

Sri

Mulyani

menjadi

tokoh

yang

hangat

diperbincangan berkaitan dengan kasus Bank Century. Di tengah penyelidikan


terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia menunjuknya sebagai Direktur
Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan
pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang
membawahi 70 lebih negara. (Sumber:Berirama.com, Wikipedia).
Pendidikan :

Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta. (1981 1986)

Master of Science of Policy Economics di University of Illinois Urbana


Champaign, USA (1988 1990)

Ph.D. of Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA


(1990-1992)

KEPEMIMPINAN SRI MULYANI


REFORMASI BIROKRASI
Reformasi birokrasi adalah salah satu hal penting yang dijalankan oleh Sri
Mulyani selama masa jabatannya di kementerian keuangan. Saat pelantikan
menteri keuangan pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan salah satu tugas
menteri keuangan yang baru adalah meneruskan reformasi perpajakan dan bea
cukai yang telah dimulai oleh SMI (Antara News.com, 20 Mei 2010). Agus
Martowarjono, Menteri Keuangan penggantinya menyatakan bahwa SMI telah
membangun landasan sistem yang kuat di Kementerian Keuangan dan
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 17

lingkungannya, dan akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh SMI.
SMI berhasil mencatat beberapa prestasi penting di bidang pembangunan
ekonomi dan good governance. Salah satunya ialah keberhasilan pelaksanaan
reformasi birokrasi di Departemen Keuangan melalui terbentuknya transparansi
dan akuntabilitas di internal departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi
landasan untuk membuat kebijakan fiskal yang lebih baik di masa depan. SMI
juga

berhasil

meningkatkan

penerimaan

negara

dari

pajak

selama

kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah


pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy
diyakini juga tidak terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal
bagi beberapa sektor dan komoditas yang berpotensi ekspor ataupun menyerap
tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang dihasilkan dalam rangka menjadikan
pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. SMI juga
berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan daerah melalui desentralisasi
fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat
membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi pada
daerah-daerah

yang

kurang disiplin

dalam mengelola APBD,

seperti

keterlambatan penetapan APBD ataupun kegagalan dalam mengelola DAK.


(Blog Detik.com, 17 Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya diakui di tingkat kementerian keuangan
yang dipimpinnya dan di tingkat nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah
internasional. Pengaruhnya sangat besar dalam sejumlah forum ekonomi baik
dengan negara-negara maju maupun sesama negara berkembang, misalnya,
dalam forum G-20. Ada beberapa forum dalam lingkup G-20 yang merupakan
hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri Mulyani, seperti forum
Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama SMI menyatakan bahwa dia adalah orang
yang tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus. SMI dengan tegas, berani
mereformasi seluruh struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di
kementerian keuangan dan membuat banyak terobosan dalam kebijakan serta
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 18

berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya keputusan menyelamatkan Bank


Century (Vivanews, 5 Mei 2010). Sri Mulyani dinilai mampu menggawangi
perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia
hingga mampu melampaui krisis. Di dalam pengelolaan ekonomi, Indonesia
diakui mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari sektor
riil. Baik dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang relative susah
dilihat, seperti masalah confident dan persepsi, kata Sri Mulyani. Dan diakui,
penyumbang terbesar dari kemajuan itu adalah dari Kementerian Keuangan,
tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010, kalangan ekonom menilai pengunduran diri
SMI sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi barunya sebagai pejabat tinggi
di Bank Dunia merupakan solusi terbaik di tengah tekanan poltik mengenai
kasus Bank Century, kerja keras SMI didukung oleh para pegawainya seperti
yang mereka nyatakan dalam website Dirjen Perbendaharaan (21 Mei 2010),
ingin tetap melanjutkan reformasi keuanganyang telah dimulai SMI. Dalam
kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak telah
melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base, dengan
melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi dengan menggunakan based marking
profiling, dan sisi governence tata kelola untuk mengurangi penyelewengan
maupun tindakan-tindakan yang tidak baik dari fiskus maupun wajib pajak.

Di

bidang perbendaharaan, sudah banyak reformasi yang dilakukan di Direktorat


Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan ada percepatan treasury function,
pelayanan yang baik mulai dari penggunaan anggaran, pengelolaannya dan juga
reportingnya.
PRESTASI SRI MULYANI
Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk
tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang
Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita
paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan sebagai
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 19

wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan
Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan cadangan devisa Indonesia
terus menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Pada 2008 bahkan cadangan
devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga menilai, investasi
asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di Departemen Keuangan
yang dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak
dan mempermudah UU. Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai
gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008 juga dinobatkan sebagai tokoh paling
berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair (SIIA).
(Topix.com, 2 September 2008)

DUKUNGAN TERHADAP SRI MULYANI: CAPRES 2014?


Banyak dukungan diberikan kepada SMI, salah satunya pada awal Oktober
2010, Persatuan Pembangunan (PPP) memberikan sinyalemen dukungan pada
pencalonan Sri Mulyani Indrawati menjadi Presiden pada 2014, mengingat SMI
memiliki kemampuan, intelektual, dan kepribadian yang baik sehingga layak
dipertimbangkan dan diperhitungkan semua partai politik (parpol). Ketua Umum
PPP Suryadarma Ali, menyatakan, peluang Sri Mulyani untuk maju menjadi
capres 2014 cukup besar. (Republika.co.id, 1 Oktober 2010). Salah satu
pendukung SMI, Wimar Witoelar menyatakan Suatu saat, SMI akan bergabung
dengan kita semua, dan pada saat itu bisa katakan, bahwa yang disebutnya
sebagai ongkos demokrasi mahal yang harus kita bayar, menjadi biaya investasi
yang kembali dalam jumlah berlipat ganda. tugas kita kini adalah menjaga
investasi agar demokrasi kita tumbuh subur dan seimbang. Masa terpenting
adalah masa sekarang,
Pada akhir November 2010, buku setebal 202 halaman yang berjudul
Mengapa Sri Mulyani diluncurkan oleh para pendukung SMI di Jakarta. Buku
tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tuduhan yang berkaitan
dengan kasus Bank Century yang dialamatkan ke SMI dan Boediono tidak ada
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 20

satupun yang dapat dibuktikan. Tidak ada bukti sama sekali bahwa proses
pengambilan kebijakan cacat hukum. Juga sama sekali tidak dapat dibuktikan
bahwa segala langkah yang diambil dalam kebijakan itu ditujukan hanya untuk
menguntungkan pihak-pihak tertentu, ungkap SMI dalam buku tersebut
(Okezone.com, 27/11/2010). SMI akan menjadi kekuatan yang diperhitungkan
pada 2014 kalau citra sebagai orang terdizalimi, yang terpaksa pindah kerja ke
luar negeri, bisa terus dikemas dengan baik, ditambah dengan kenyataan SMI
juga terkenal sebagai pendukung reformasi sistem keuangan dan memiliki
integritas yang baik. (Antara, 7 Mei 2010). Seperti yang pernah dikatakan SMI
Saya tetap berkeyakinan bahwa memegang teguh etika dan menjaga integritas,
merupakan suatu syarat yang tidak boleh dikompromikan (MetroTV News.com,
26 November 2010).
Situs www.srimulyani.net diluncurkan di Jakarta, Kamis (30/9/2010).
Meski menggunakan namanya dan sebagai ikon situs, ini bukan situs pribadi
SMI, bahkan dia tidak terlibat dalam pembuatannya. Situs publik ini dibuat
Perhimpunan Pendidikan Demokrasi atau P2D sebagai media untuk memajukan
etika publik. Menurut Todung Mulya Lubis, salah satu pengurus situs, tujuan
pembuatan situs untuk memberikan contoh kepada masyarakat mengenai
pentingnya menjaga etika publik, tempat bagi prinsip utama etika publik
berfungsi mencegah politik menjadi urusan personal. Lebih lanjut Todung
memaparkan, SMI layak dijadikan ikon etika publik karena ia telah dengan tegas
menolak kekuasaan. Srimulyani.net diinspirasikan oleh integritas SMI yang
dengan kukuh membela kepentingan publik dari rongrongan politik koruptif elite
kekuasaan. Mudah-mudahan situs ini bisa menjadi tempat pendidikan politik
yang baik, bagaimana etika publik yang baik, ungkap Ikrar Nusa Bhakti,
Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI dalam
kesempatan yang sama. (Kompas.com, 30 September 2010).

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 21

Selain itu dukungan terhadap SMI juga banyak dilakukan melalui dunia
maya oleh para pendukungnya melalui situs-situs jejaring social seperti;
facebook yang telah mencapai lebih dari 88 ribu orang, twitter dan blog-blog
individu yang menyatakan bahwa mereka mempercayai integritas SMI dan
mendukungnya untuk mencalonkan diri menjadi presiden pada putaran
pemilihan 2014.
HIKMAH YANG DIDAPAT
Sri Mulyani adalah seorang pemimpin transformasional dan sekaligus
pemimpin transaksional yang berkarakter, dia memegang teguh etika kerjanya
dan memiliki integritas yang kuat sehingga terkenal sebagai pemimpin yang
bersih dari faktor KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme). Dia berani mengambil
resiko, melawan arus birokrasi yang ada yang sudah berjalan bertahun-tahun dan
mengakar dengan kuat dengan cara melakukan pembaharuan dan reformasi
proses birokrasi di departemen keuangan dan departemen terkait lainnya, seperti
bea cukai, perpajakan, yang terkenal kuat dengan citra KKN. SMI juga
menerapkan sistem reward dan punishment untuk memacu proses reformasi
birokrasi (misal; menaikkan pendapatan pegawai departemen keuangan tetapi
menekankan transparansi dan akuntabilitas pegawai; mendorong setiap daerah
agar menerapkan desentralisasi fiskal tetapi juga bersikap tegas ketika ada
daerah yang terlambat membelanjakan anggaran). Tidaklah mengherankan bila
kemudian dia mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas prestasinya
memimpin departemen keuangan dan sebagai mentri koordinator perekonomian
sebagai mentri keuangan terbaik Asia tahun 2006, dan beberapa penghargaan
internasional lainnya yang sangat membanggakan bangsa Indonesia.
Walaupun demikian ada kasus besar yang menghadang SMI mendekati
akhir masa 5 tahun jabatannya yaitu kasus Bank Century. SMI bersama dengan
Direktur BI pada saat itu dituduh mengambil keputusan yang kurang tepat dan
mengakibatkan kerugian negara, walaupun sampai saat makalah ini ditulis, hal
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 22

tersebut tidak dapat dibuktikan. Kesimpulan yang dapat dikatakan disini adalah
SMI berada pada situasi yang sulit waktu itu, dan siapapun yang berada pada
posisinya akan dihadapkan pada alternatif pilihan - pilihan yang memang tidak
mengenakkan, tetapi sebagai pemimpin dia tetap harus melakukan pilihan dan
mengambil keputusan, setelah berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dan
kompeten; walaupun pada akhirnya hal tersebut berbalik menjatuhkan dirinya.
Sehingga dia harus menyerahkan jabatannya dan mengambil posisi lain yang
ternyata bahkan bersifat lebih internasional dan sebenarnya merupakan
promosi bagi seorang mentri keuangan, mengingat sejarah posisi yang
sekarang dipegangnya di Bank Dunia, selalu diduduki oleh para mantan mentri
keuangan yang mempunyai track record internasional yang baik dan
berintegritas.
Belakangan kasus besar lainnya yang terungkap setelah kepergian SMI
adalah tentang

mafia pajak dan peradilan melalui kasus Gayus Tambunan.

Kembali SMI dikaitkan dengan pertanyaan seberapa efektifnya reformasi


departemen keuangan yang dilakukan dimasa dia memimpin. Kasus Gayus
mendapatkan perhatian media yang sangat besar mengingat jumlah uang,
perusahaan dan nama-nama besar yang terlibat. Walaupun demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa terlepas dari kasus Gayus ini, dirjen pajak berhasil menambah
jumlah WP yang mempunyai NPWP dan jumlah penerimaan penghasilan negara
melalui program sunset policy yang juga merupakan salah satu program kerja
SMI; dan tidak dapat dipungkiri bahwa diperlukan waktu yang lebih lama dan
dukungan dari semua pihak untuk benar-benar memberantas KKN, terlalu absurd
bila semua pihak mengharapkan hasil yang instan dari reformasi tersebut, karena
semua pihak juga mengakui bahwa KKN sudah terlalu mengakar keseluruh
bagian dari republik ini, tidak hanya disistem tetapi yang lebih berat lagi bahkan
sudah merasuk ke hampir semua pekerja dipemerintahan, oleh sebab itu, upaya
yang digulirkan oleh SMI seharusnya didukung oleh semua pihak, bukan hanya
menyetujui apa yang ingin dilakukannya tetapi yang lebih penting adalah turut

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 23

melakukan aksi nyata untuk mendukung reformasi birokrasi tersebut. Hasil


sudah mulai terlihat dengan adanya perbaikan disana sini tetapi perjuangan
tersebut masih jauh dari selesai. Tidaklah mengherankan bila kemudian banyak
pihak yang terganggu dengan sepak terjang SMI, sehingga ketika ada
kesempatan untuk menjungkalnya melalui kasus Bank Century, beberapa pihak
dengan bersemangat mempolitisir dan melakukannya. Walaupun disatu sisi hal
tersebut menunjukkan bahwa SMI kurang bisa bermanuver dalam politik, tetapi
dilain pihak hal tersebut justru menunjukkan bahwa SMI memang mempunyai
integritas yang tinggi dan prinsip yang kuat. Hal inilah yang justru menjadikan
dia sebagai ikon dari pejabat publik yang berintegritas.
SMI

menjalankan

gaya

kepemimpinan

yang

transaksional

dan

transformasional pada saat yang bersamaan selama masa kepemimpinannya.


Kepemimpinan transaksionalnya terlihat pada saat dia menekankan agar
pegawainya bersikap terbuka, akuntabel dan melayani publik dan dia juga
memberikan peningkatan remunerasi sebagai imbalannya, sedangkan untuk
kepemimpinan transformasionalnya saat dia melakukan pembaharuan dan
reformasi

birokrasi

didepartemen-departemen

yang

dipimpinnya,

dia

memberikan contoh tentang apa yang harus dilakukan, dia mendorong agar anak
buahnya menjadi lebih baik dan bertransformasi meninggalkan citra yang buruk,
dia menginspirasi orang banyak untuk mempertahankan inegritas dan etika yang
baik sebagai pejabat publik.
SMI juga telah membuktikan bahwa dia mempunyai kualitas-kualitas dan
cirri-ciri sebagai pemimpin yang efektif; seperti berintegritas, beretika,
mempunyai visi dan misi yang jelas, berani membuat tindakan/keputusan, berani
menempuh resiko, memberikan rewards dan punishment, membawa dan
melakukan perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan bertanggungjawab dan akuntabel atas keputusannya, serta masih banyak lagi kualitas lainnya.
Dari segi kompetensi inti atau skill, SMI memiliki intelektualitas dan
pengalaman dibidang perekonomian dan dunia internasional yang sangat baik
MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 24

bahkan diakui oleh pihak internasional serta memiliki kemampuan konseptual


yang baik.
Hal yang sebaiknya ditingkatkan oleh SMI dimasa mendatang adalah
kenyataan bahwa untuk mengatasi keadaan KKN di Indonesia harus dilakukan
secara bersama-sama, dia harus mendapatkan dukungan yang kuat dari sesama
pejabat publik lainnya, dia harus menggalang kekuatan dan solidaritas mulai dari
orang-orang disekitarnya dan juga orang-orang yang berada pada level yang
sama, tanpa mengorbankan integritas dan etika publik yang dimilikinya. SMI
harus mengusahakan sinergi antar golongan yang berbeda, hal ini tidak mudah
tetapi harus diupayakan untuk mendapatkan dukungan yang kuat dan total atas
program kerjanya.
Sampai saat ini dukungan terhadap SMI tidak pernah surut. Pada akhir
November 2010, sekelompok penggemarnya meluncurkan buku setelah
sebelumnya meluncurkan srimulyani.net, ditambah dukungan dari dunia maya,
dimana berpuluh ribu pendukungnya menyatakan secara terbuka agar SMI
mencalonkan dirinya sebagai calon presiden 2014. Saat ini, semua pihak
menunggu, baik para pendukung maupun yang tidak, apa yang akan terjadi
menjelang 2014, apakah SMI akan mencalonkan dirinya? apakah SMI dapat
menarik banyak pendukung? Apakah SMI benar-benar mau terjun ke dunia
politik praktis?

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 25

BAB 5
KESIMPULAN

Pemimpin adalah orang yag tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan


adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Dalam arti yang lebih luas, kepemimpinan atau leadership adalah kegiatan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia,
baik perseorangan maupun kelompok.
Teori kepemimpinan merupakan teori yang berusaha untuk menerangkan cara
pemimpin dan kelompok yang dipimpinnya berperilaku dalam berbagai struktur
kepemimpinan, budaya, dan lingkungannya.
Teori kepemimpinan yang dibentuk atau sering di sebut dengan teori sosial pada
intinya ialah bahwa Leader are made and not born (pemimpin itu dibuat atau
dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang
bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Merenungkan

kembali

arti

makna

kepemimpinan,

sering

diartikan

kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan
pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara
pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah,
namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada
pemimpin yang sungguh sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu
kepemimpinan yang melayani.

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 26

DAFTAR PUSTAKA

http://farizsasongko.blogspot.com/2014/01/pengertian-kepemimpinan-tipe-dangaya.html
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/16/gaya-gayakepemimpinan-649412.html
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, 2003, manajemen sumber daya manusia, Jakarta,
Bumi Aksara

MANAJEMEN SDM | Kepemimpinan dalam Manajemen SDM 27

Вам также может понравиться