Вы находитесь на странице: 1из 15

TUGAS MATA KULIAH KIMIA ZAT PADAT

KOMPOSIT

Kelompok

: 4 (Empat)

Anggota

: Putri Apriogansi

(06121010004)

Dwi Kurnia

(06121010006)

Ranny Rolinda Rusman

(06121010020)

Tamalia Andesta

(06121010024)

Dosen Pembimbing
Drs. M. Hadeli L., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang
terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang
terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang
luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan
bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan.
Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang
tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik.
Serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari komposit karena
meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta
material serat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property mekanik dari lamina. Serat
alam yang dikombinasikan dengan resin sebagai matrik akan dapat menghasilkan komposit
alternatif yang salah satunya berguna untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan
lebar serat woven tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit yang
maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif.
Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan dengan
bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan fiber glass adalah
komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan
harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass. Sedangkan fiber glass sukar terdegradasi
secara alami. Selain itu fiber glass juga menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi
kesehatan jika fiber glass didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti
fiber glass tersebut.
Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat istimewa
yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kimia Zat Padat - Polyblends

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komposit


Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap
terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.
Sangatlah sederhana, bahwa sebuah komposit adalah bahan yang dicampurkan dalam dua
atau lebih tahap yang berbeda (Gambar 2.1). Oleh karena itu komposit bersifat heterogen.
Komposit adalah material yang satu tahap berlaku sebagai sebuah penguatan terhadap tahap
kedua. Tahap kedua disebut matriks. Tantangannya adalah untuk mengkombinasikan serat
dan matriks ke bentuk material yang paling efisien untuk penerapan yang dimaksudkan atau
diinginkan.

Gambar 2.1 Media Multiphase


Umumnya dalam komposit terdapat bahan yang disebut sebagai matriks dan
bahan penguat. Bahan matriks umumnya dapat berupa logam, polimer, keramik, karbon.
Matriks dalam komposit berfungsi untuk mendistribusikan beban kedalam seluruh
material penguat komposit. Sifat matriks biasanya ulet (ductile). Bahan penguat dalam
komposit berperan untuk menahan beban yang diterima oleh material komposit. Sifat

Kimia Zat Padat - Polyblends

bahan penguat biasanya kaku dan tangguh. Bahan penguat yang umum digunakan selama ini
adalah serat karbon, serat gelas, dan keramik. Serat alam sebagai jenis serat yang memiliki
kelebihan-kelebihan mulai diaplikasikan sebagai bahan penguat dalam komposit polimer.
2.2 Konsep Material Komposit
Berbagai kemungkinan material komposit yang dibuat dengan menggabungkan
berbagai jenis material penyusunnya. Susunan serat yang digunakan adalah serat yang telah
dibentuk sebagai woven 0, dan 90 fabrics preform. Geometri komponen dirancang dengan
memperhatikan bentuk aerodinamika struktur, sehingga dapat mengurangi hambatan (drag)
fluida udara ketika digunakan. Pada umumnya konsep material komposit yang dibuat dapat
dibagi kedalam tiga kelompok utama :
a. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites PMC)
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan. Disebut Polimer
Berpenguatan Serat (FRP Fibre Reinforced Polymers or Plastics) karena bahan ini
menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti
kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
b. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)
Ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu
logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon
karbida.
c. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites CMC)
Digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan
keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut
(whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitride.

2.3 Klasifikasi Komposit


Secara garis besar komposit dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, antara lain:
a. Material serat komposit (Fibrous composites materials)
Terdiri dari dua komponen penyusun yaitu matriks dan serat. Skema penyusunan serat
dapat dibagi menjadi tiga.

Kimia Zat Padat - Polyblends

Gambar 2.2 Skema Penyusunan Serat


(a) serat berturut, (b) serat terputus, ( c) serat acak terputus
b. Material komposit berlapis (Laminated composites materials)
Terdiri dari dua atau lebih lapisan material yang berbeda dan digabung secara
bersama-sama. Laminated composite dibentuk dari dari berbagai lapisan-lapisan dengan
berbagai macam arah penyusunan serat yang ditentukan yang disebut lamina.
Yang termasuk Laminated composites (komposit berlapis) yaitu :

Bimetals
Cladmetals
Laminated Glass
Plastic-Based Laminates

c. Material komposit partikel (Particulate composites materials)


Terdiri dari satu atau lebih partikel yang tersuspensi di dalam matriks dari matriks
lainnya.

Partikel

logam

dan

non-logam

dapat

digunakan

sebagai

matriks.

Empat kombinasi yang digunakan sebagai matriks komposit partikel :

Material komposit partikel non-logam di dalam matriks non-logam


Material komposit partikel logam di dalam matriks non-logam
Material komposit partikel non-logam di dalam matriks logam
Material komposit partikel logam di dalam matriks logam

d. Kombinasi dari ketiga tipe di atas


Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :

Sifat-sifat serat
Sifat-sifat resin
Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat Fibre Volume

Fraction)
Geometri dan orientasi serat pada komposit

2.4 Macam Macam Komposit

Kimia Zat Padat - Polyblends

Berikut adalah beberapa macam composit (campuran material) berbahan dasar fiber,
antara lain adalah:
a. Glass-reinforced Cement (GRC)
Glass-reinforced Cement adalah campuran semen dan fiberglass ditambah beberapa
material pendukung lainnya. Material GRC banyak kita temui pada produk ornamen dan
dekoratif pada bangunan arsitektur. Material ini bisa disebut lumayan fleksibel untuk
menciptakan bentuk yang komplek dan rumit pada bidang arsitektural, misalnya GRC
krawangan, GRC ornamen dll.
b. Steel-fiber-reinforced Concrete (SRC)
Adalah composit dengan bahan dasar, fiberglass, besi (baik serbuk atau batangan) dan
semen serta beberapa bahan pendukung lainnya. Keunggulan SRC terletak pada
strenght/kekuatannya yang melebihi GRC, karena didalamnya terdapat struktur penahan
berbahan besi. Pembuatan SRC lebih rumit dibanding GRC, meskipun SRC masih
mempunyai sisi fleksibelitas pada bentuk, dimensi dan ketebalannya. Hal ini dikarenakan
pekerjaan pembesian sangat menyita waktu produksi lebih dibanding pengerjaan GRC.
c. Glass-reinforced Gypsum (GRG)
Sebenarnya GRG sudah sangat familier di dunia arsitektural. Produk composit ini
sudah beredar luas hampir di seluruh toko bangunan. GRG biasanya di gunakan sebagai
plafon rumah atau bangunan lain. Hal ini dikarenakan produk yang berbahan dasar
gypsum (casting) dan fiberglass ini sangat ringan, sehingga sangat cocok untuk plafon.
Kelemahan produk ini adalah tidak punya ketahanan terhadap perubahan cuaca. Beberapa
kalangan salah menyebut nama GRG menjadi GRC, padahal dari segi bahan baku
penyusunnya sudah beda sama sekali.
d. Glass-fiber-reinforced Polyester Resin (GRP)
Composit ini sering digunakan untuk produk yang membutuhkan ketebalan minim
(tipis) namun masih sangat kuat jika di cetak dalam bentuk lembaran besar. Beberapa
contoh produknya antara lain, Body kapal, tangki tandon air, body modifikasi pada motor
dan mobil, dll.
e. Fiber-reinforced Polymer (FRP)
Hampir sama dengan GRP, hanya saja material utamanya terdiri dari fiberglass dan
cairan polymer yang lebih fleksibel.

Kimia Zat Padat - Polyblends

2.5 Struktur dan Unsur Utama Pada Bahan Komposit


1. Serat

Sebagai unsur utama pada komposit

Menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekuatan, kekauan, daan


sifat mekanik lainnya.

Menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada material komposit.

Bahan yang dipilih harus kuat dan getas, seperti carbon, glass, boron, dll.

Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk
jaringan memanjang yang utuh. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu :
1. Serat Alami
2. Serat Sintetis (serat buatan manusia)
Jenis-jenis Serat
Jenis-jenis serat yang banyak tersedia untuk menggunakan komposit, dan jumlahnya
hampir meningkat. Kekakuan spesifik yang tinggi (kekakuan dibagi oleh berat jenisnya) dan
kekuatan spesifik yang tinggi (kekuatan dibagi oleh berat jenisnya) serat-serat tersebut
disebut Advanced Fiber. Komposit terbuat dari serat-serat tersebut yang disebut Advanced
Composite. Pembahasan yang mendalam dari jenis-jenis serat dan cara-cara pembuatannya
dapat ditemukan dalam buku Chawla (1987).
Pada pemodelan ini serat kaca dipergunakan untuk memperkuat komposit epoxy, dimana
serat gelas tersedia dengan bentuk yang banyak : E-glass dan S-2 (Owens-Corning Fiberglass
Corporation) adalah bentuk yang paling umum untuk penggunaannya secara struktural. Eglass digunakan dimana kekuatan dan ketahanannya pada arus listrik yang tinggi diperlukan,
dan S-2 digunakan pada penerapan stuktur komposit yang membutuhkan kekuatan yang
tinggi, modulus dan kestabilan dibawah suhu tinggi dan lingkungan yang bersifat korosif.
Sifat Serat

Kimia Zat Padat - Polyblends

Nilai yang sangat beragam untuk sifat serat bisa ditemukan pada literatur tergantung pada
pembuatannya, proses pembuatan, dan cara tesnya. Nilai akhir yang tinggi disajikan untuk
menunjukkan sifat terbaik yang dapat dicapai saat sekarang. Pengalaman telah menunjukkan
bahwa nilai-nilai ini terus meningkat seperti serat baru dikembangkan. Tabel meliputi
kepekatan , modulus axial EL, Ratio poisson axial VL, kekuatan tarikan axial , kekakuan
khusus dan kekuatan khusus dinormalisasikan mengenai nilai untuk aluminium, dan koefisien
axial pemuaian thermal (CTE) .
Modulus dan nilai kekuatannya adalah untuk muatan tarikan disepanjang axis serat
(longitudinal).
2. Matrik

Melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik.

Bahan yang dipilh bahan yang lunak.

Material Matriks
Polymer, logam, dan keramik semuanya dibuat sebagai material matriks pada serat
komposit searah, bahan matriks polymeric selanjutnya dapat dibagi-bagi kedalam
thermoplastic dan thermoset. Thermoplastik polymeric bisa dibentuk ulang dengan
pemanasan dan penekanan yang semuanya memanfaatkan suhu yang cenderung naik dari 225
C (437 F).
Material

matriks

thermoset

polymeric

yang

paling

umum

adalah

- Polyesters, digunakan secara luas pada serat kaca. Polyester tidak mahal, ringan,
menggunakan suhu mencapai 100 C (212 F) agak sedikit resisten terhadap cahaya
lingkungan
- Epoxies, lebih mahal tapi lebih tahan terhadap kelembaban dan lebih mudah menyusut.
Suhu

maksimum

yang

digunakan

pada

suhu

sekitar

175

(347F).

- Polyimides, menggunakan suhu yang lebih tinggi (300 C, 572 F) tapi lebih sulit untuk
dibuat.
Sistem Matriks

Kimia Zat Padat - Polyblends

Apapun sistem matriks yang digunakan dalam bahan komposit akan memerlukan
sifat-sifat berikut :
1. Sifat-sifat mekanis yang bagus
2. Sifat-sifat daya rekat yang bagus
3. Sifat-sifat ketangguhan yang bagus
4. Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus

2.6 Kepentingan Bahan Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas,
perkapalan, automobile dan industri pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar (5,10).
Dalam kebanyakan bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai
density yang tinggi dan rapuh.
Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yang diperlukan
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan perhatian untuk
menggantikan bahan konvensional.
2.7 Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa
sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability),
kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari
bahan konvensional seperti keluli.

Kimia Zat Padat - Polyblends

- Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena
komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut
yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam
industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan dengan
penghematan bahan bakar.
- Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah
terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk
mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.
Bahan komposit sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.
- Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu
produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan
mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid.
b. keboleh prosesan
Keboleh prosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu
bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan dengan produktivitas dan mutu suatu
produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks
pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan
keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu produk.
Adalah jelas bahwa bahan komposit diboleh prosesan dengan berbagai teknik
fabrikasi yang merupakan daya tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan bahan
komposit. Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan dari segi
pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik fabrikasi yang umum yang
biasadigunakan untuk memproses termoplastik tanpa serat.
c. Biaya

Kimia Zat Padat - Polyblends

10

Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu produk
yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah, pemrosesan,
tenaga manusia, dan sebagainya.
2.8 Kegunaan Bahan Komposit
a. Angkasa luar: Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter,Komponen satelit
b. Automobile: Komponen mesin, Komponen kereta
c. Olah raga dan rekreasi: Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
d. Industri Pertahanan: Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e. Industri Pembinaan: Jembatan, Terowongan, Rumah
f. Kesehatan: Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
Poliblen
Proses pencampuran polimer dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara fisik dan
kimia. Pencampuran fisik terjadi antara dua atau lebih polimer yang berbeda dan tidak
membentuk ikatan kovalen antara komponen-komponen penyusunnya yang disebut dengan
poliblen. Pencampuran kimia terjadi antara polimer-polimer penyusunnya sehingga
menghasilkan kopolimer (Rabek 1983). Kompatibilitas poliblen menggambarkan kekuatan
antaraksi yang terjadi antara rantai polimer sehingga membentuk campuran homogen atau
mendekati homogen. Poliblen homogen dapat membentuk film yang transparan dengan
transisi kaca (Tg) dan titik leleh tunggal, sedangkan poliblen heterogen membentuk campuran
keruh dan tidak transparan serta mempunyai Tg majemuk, dan mempunyai beberapa suhu
titik leleh.
Poliblen komersial dapat dibentuk dari polimer sintetik-polimer sintetik, polimer
sintetik-polimer alam, atau polimer alam-polimer alam. Kelebihan poliblen adalah dapat
memanfaatkan formulasi yang telah ada dari material dengan sifat khusus sehingga poliblen
akan mempunyai ciri unggul komponen-komponen penyusunnya dan menghasilkan produk
baru lebih menguntungkan.
Poliblen bertujuan mendapatkan sifat-sifat material yang diinginkan dan disesuaikan
dengan keperluan. Selain itu juga, bertujuan meningkatkan kompatibilitas dan degradabilitas
Kimia Zat Padat - Polyblends

11

yang lebih baik. Polimer yang akan dicampur harus memiliki sifat fisik dan mekanis yang
lebih baik. Penentuan Kompatibilitas Poliblen Ditinjau dari segi termodinamika, kinetika, dan
kesetimbangan mekanik, suatu poliblend tidak mungkin homogen dalam satu fase.
Kompatibilitas poliblen tidak dapat ditentukan secara pasti. Kompatibilitas mempunyai sifat
alami dalam pencampuran dua cairan.
Pengertian kompatibel dapat digambarkan sebagaicairan yang dicampur untuk
membentuk campuran satu fase dan homogen. Kompatibilitas dari poliblen ditunjukkan oleh
seberapa dekat poliblen tersebut mendekati campuran fase tunggal dan pengukurannya relatif
tergantung pada derajat heterogenitas poliblen itu sendiri (Rabek 1983).
Kompatibilitas poliblen menggambarkan kekuatan antaraksi yang terjadi antara rantai
polimer sehingga membentuk campuran homogen atau mendekati homogen. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk penentuan kompatibilitas poliblen (Rabek 1983):
1. Lelehan film. Film yang rapuh dan kusam menunjukkan tidak kompatibilitas.
2. Penampilan poliblen. Sifat transparan dari kertas menunjukkan kompatibilitas,
sedangkan penampilan yang rapuh menunjukkan tidak kompatibilitas.
3. Suhu transisi kaca. Jika poliblen menunjukkan dua suhu transisi kaca yang beda
sesuai dengan asal polimer, maka dinyatakan tidak kompatibel. Jika poliblen
menunjukkan hanya satu suhu transisi, sistem ini dinyatakan kompatibel.
4. Pengukuran mekanik-dinamik. Ini merupakan metode yang paling akurat. Pencirian
Polimer Difraksi Sinar X (XRD).
Sinar X merupakan radiasi elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 100 pm
yang dihasilkan dari penembakkan logam dengan elektron energi tinggi. Difraksi sinar X
merupakan metode analisis yang didasarkan pada hamburan cahaya oleh kisi kristal yang
dikenai sinar X. Metode ini dapat digunakan dalam penentuan struktur kristal suatu padatan
dengan menganalisis pola difraksinya dan juga digunakan untuk penentuan komposisi bahan
penyusun suatu campuran. Pola difraksi sinar X khas untuk setiap material karena masingmasing komponen material terdiri atas kombinasi kecil dan susunan atom yang khas. Suatu
bahan yang bersifat kristalin akan mempunyai puncak difraktogram yang tajam. Hal ini
terjadi karena sebuah kristalin atau mikrokristalin akan membiaskan sinar X pada sudut
tertentu.
Namun, lain halnya dengan bahan yang bersifat amorf akan memiliki puncak
difraktogram yang lebar karena bahan amorf cenderung menghamburkan sinar X (Perdiman
2005). Derajat kristalinitas dapat ditentukan bila difraksi kristalin dipisahkan dari difraksi
amorf, dengan cara menghitung perbandingan luas difraksi kristalin terhadap luas total
difraksi (amorf dan kristalin).
Kimia Zat Padat - Polyblends

12

Persamaan 1:
Derajat kristalinitas = Luas kristalin x 100%
Luas (kristalin+amorf)
Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier (Spektoskopi FTIR).
Spektroskopi inframerah transformasi fourier merupakan suatu teknik pengukuran
spektrum berdasarkan respon dari radiasi elektromagnet. FTIR dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif maupun kualitatif suatu senyawa organik, dan dapat pula digunakan untuk
menentukan struktur molekul suatu senyawa anorganik. Spektroskopi ini bekerja dengan cara
sampel dikenai radiasi elektromagnetik dan responnya (intensitas dari radiasi yang
diteruskan) diukur. Energi dari radiasi tersebut bervariasi dalam jarak tertentu dan responnya
diplot dalam suatu fungsi radiasi energi (frekuensi). Sekarang ini ciri spesifik yang dimiliki
oleh contoh akan menghasilkan seri puncak spektrum yang khusus dan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi contoh. Walaupun radiasi elektromagnetik ini bervariasi, dengan
transformasi fourier, sampel yang diradiasi bisa dinyatakan dalam satu pulsa tunggal. Karena
resonansi dari suatu sampel bervariasi, maka digunakan operasi matematika yang disebut
dengan transformasi fourier sehingga sinyal tersebut dapat dihitung menjadi suatu frekuensi
tertentu.
Dengan cara ini, FTIR dapat menghasilkan spektrum yang sama dengan
spektrofotometer biasa namun dengan waktu yang lebih singkat. FTIR telah membawa
tingkat keserbagunaan yang lebih besar ke penelitian-penelitian struktur polimer. Hal ini
dikarenakan spektrum-spektrum dapat discan, disimpan, dan ditransformasikan dalam
hitungan detik. Teknik ini memudahkan penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi
atau ikatan silang. FTIR teristimewa bermanfaat dalam meneliti paduan-paduan polimer.
Sementara paduan lain yang tidak campur memperlihatkan suatu spektrum IR yang
merupakan superposisi dari spektrum homopolimer. Spektrum paduan yang dapat campur
adalah superposisi dari tiga komponen, yaitu dua spektrum homopolimer dan satu spektrum
interaksi yang timbul dari interaksi kimia atau fisika antara homopolimer-homopolimer
(Steven 2001).

Kimia Zat Padat - Polyblends

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari ini kita dapat mengetahui bahan komposit ialah Kombinasi dari dua
macam atau lebih bahan yang berbeda. Ada dua hal yang pelu di perhatikan pada komposit
yang diperkuat agar Dapat membentuk produk yang efektif. Pertama penguat harus memiliki
modulus elastisitas yang lebih tinggi dari komponen matriknya. Kedua harus ada ikatan
permukaan yang kuat antara komponen penguat dan matriknya. Bahan komposit yang bagus
ialah serat dari boron dan karbon,tetapi proses biaya masih tinggi, hingga penggunaannya
masih terbatas.
3.2 Saran

Setelah mempelajari pelajaran ini saya harap kan kawan-kawan dapat mengetahui apa itu
bahan komposit. Dan bisa memakai bahan komposit yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA
http://ery12metal.blogspot.com/

http://material-teknik.blogspot.com/ Herman Sinaga


http://tetiselfiana.blogspot.com/2013/07/makalah-bahan-konstruksi-teknik-kimia.html

Вам также может понравиться