Вы находитесь на странице: 1из 18

MATERIAL KOMPOSIT

TUGAS 8

MACHINING AND JOINING


PROCESS
ANGGOTA KELOMPOK :
DIAN RATNA SUMINAR
(1506695190)
ISRAYANDI
(1506695266)
PRISTI AMALIA NURCAHYANI
(1506695410)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
0 | MACHINING AND JOINING PROCESS

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ 2
DAFTAR TABEL............................................................................................................ 3
7.1 Pemotongan dan Pengikisan.................................................................................4
7.1.1 Conventional Machining and Drilling............................................................10
7.1.2 Water Jet Cutting Technique.........................................................................11
7.1.3 Laser Cutting................................................................................................ 11
7.2 Joining Techniques.............................................................................................. 12
7.2.1 Mechanical Joining Technique.......................................................................12
7.2.1.1 Geometri penggabungan.......................................................................13
7.2.1.2 Pengikat untuk penggabungan mekanis................................................13
7.2.1.3 Tipe kegagalan penggabungan..............................................................14
7.2.2 Ikatan penggabungan..................................................................................15
7.2.2.1 Adhesive material..................................................................................16
7.2.2.2 Curing.................................................................................................... 17

1 | MACHINING AND JOINING PROCESS

DAFTAR GAMBA
Gambar 7.1 Carbide Countersink T302Y2 (menggunakan countersink cage)................................6
Y

Gambar 7.2 Carbide Countersink T302Y3 (menggunakan hand countersink cage).......................6


Gambar 7.3 Carbide Gun Drill T301N280...................................................................................7
Gambar 7.4 Two step Drilling of a laminate.....................................................................................
Gambar 7.5 Two Step Drilling of Hybrid Structure.....................................................................7
Y

Gambar 7.6 Gun Drill ..8

Gambar 7.7 Gun Drill Point configuration stack point for laminates...
Gambar 7.8 Cutter Direction for a hand-trim setup...10
Y

Gambar 7.9 Skema water jet nozzle.............................................................................................11


Gambar 7.10 Skema laser cutting.12
Gambar 7.11 Ciri khas single dan double shear joints...13

Gambar7.12 Tipe kegagalan pada penggabungan komposit secara mekanis ...

Gambar 7.13 Bentuk khas penggabungan ....................

2 | MACHINING AND JOINING PROCESS

DAFTAR TABE
Tabel 7.1 Drill Material Information...............................................................................................5
Y

Tabel 7.2 Point type information for various drills..........................................................................5


Tabel 7.3 Typical drilling and reaming parameters.........................................................................6
Tabel 7.4 Recommende tool, types for the cutting and trimming of composites

MACHINING AND JOINING PROCESS


3 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Sifat-sifat mekanik dari komposit material, peralatan yang digunakan,pelepasan peralatan


atau cetakan dari komposit material, pemotongan, pengeboran serta proses penggabungan
merupakan hal yang penting selama proses pembuatan material komposit. Peralatan
konvensional maupun teknologi terbaru dengan menggunakan mesin dapat digunakan dalam
pemotongan, pengeboran serta proses pengikisan material komposit. Pemilihan alat harus
dilakukan secara hati-hati sesuai dengan material komposit yang akan di potong atau dibor.
Pemilihan alat yang kurang akurat akan menyebabkan kerusakan material seperti delaminasi,
fiber yang keluar dari matrik atau menjumbai, maupun kerusakan peralatan seperti penumpulan.
Water-jet dan pemotongan dengan laser merupan teknik yang baru dan biasa digunakan dalam
proses manufaktur material komposit. Dalam proses penggabungan bagian-bagian material
komposit dapat dilakukan secara mekanik dan adhesive bonding yang merupakan metode dasar
dalam proses penggabungan.

7.1 Pemotongan dan Pengikisan


Teknik dan peralatan yang tepat diperlukan dalam proses pengikisan dan mesinisasi
material komposit. Hasil akhir yang harus dihasilkan dari proses pengikisan dan hole machining
adalah
a.
b.
c.
d.

Tidak ada delaminasi permukaan dan permukaan pecah yang terdeteksi secara visual
Memiliki kekerasan permukaan sekitar 250 rougness average (RA)
Tidak ada perubahan warna karena overheating
Fiber yang lepas dari permukaan lubang tidah boleh melebihi 25% panjang diameter

lubang.
e. Fiber yang terlepas dan terurai tidak boleh ada di lapisan permukaan
Untuk memenuhi persyaratan diatas diperlukan peralatan yang pas untuk mengontrol
kecepatan dan feed. Tabel 7.1,7.2 dan 7.3 memeberikan informasi tentang material bor, tipe
drilling, dan parameter drilling yang efektif untuk menghasilkan hasil drilling komposit.
Tabel 7.1 Drill Material Information

4 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Tabel 7.2 Point type information for various drills

5 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Tabel 7.3 Typical drilling and reaming parameters

Gambar 7.1 Carbide Countersink T302Y2 (menggunakan countersink cage)

Gambar 7.2 Carbide Countersink T302Y3 (menggunakan hand countersink cage)

6 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Gambar 7.3 Carbide Gun Drill T301N280


Dalam pengeboran ada dua langkah dalam proses pengoperasian yang diperlihatkan dalam
gambar 7.4 dan 7.5

Gambar 7.4 Two step Drilling of a laminate

Gambar 7.5 Two Step Drilling of Hybrid Structure

7 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Dalam penggunaan gun drill, pada gambar 7.6 dan 7.7, coolant (cairan pendingin)
digunakan untuk membantu dalam proses pendinginan lobang ketika drill hole sehingga tidak
terjadi pemanasan pada fiber maupun matrik.

Gambar 7.6 Gun Drill

Gambar 7.7 Gun Drill Point configuration stack point for laminates
Selain coolant, sistem vacum juga dibutuhkan untuk meghisap debu ketika pengoperasian
drilling. Pada komposit grafit, matrik yang digunakan bersifat rapuh sehingga diperlukan
material cadangan dalam proses drilling untuk mencegah bagian luar material terurai. Material
yang umum digunakan untuk cadangan adalah fiberboard, fiberglass, kayu dan alumunium.
Perlengkapan router juga dapat bertindak sebagai material cadangan ketika proses pengikisan.
8 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Meskipun menggunakan bor dan pemotong yang tepat dengan material cadangan, fiber yang
terurai maupun terbakar biasanya akan tetap terjadi. Dalam proses pengikisan dan pemotongan
dibutuhkan pisau intan atau karbid dan router bits. Pada tabel 7.4 dapat kita lihat macam-macam
tipe peralatan yang cocok dalam proses pemotongan atau pengikisan material komposit.
Tabel 7.4 Recommende tool, types for the cutting and trimming of composites

Ketika pemotongan komposit, orientasi fiber pada lapisan permukaan harus


dipertimbangkan agar tidak terjadi permukaan yang terurai. Pisau gerjaji yang bulat serta dilapisi
dengan intan sangat efektif digunakan dalam pemotongan dengan menggunakan meja atau radial
arm. Pengunaan alat ini akan mengurangi fiber yang terurai dalam proses pemotongan. Peralatan
ini dapat dilihat pada gambar 7.8. Dalam proses drilling harus sangat diperhatikan agar tidak
terjadi panas yang berlebihan pada laminasi. Ketika laju pemotongan sangat cepat maka akan
menimbulkan bau terbakar, sehingga indikator terperatur sangat diperlukan dikedua sisi pisau
yang warna nya akan berubah ketika adanya proses terbakar.
9 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Gambar 7.8 Cutter Direction for a hand-trim setup


7.1.1 Conventional Machining and Drilling
Material memiliki sifat yang tidak homogen karena terdiri dari fiber dan matriks,
sehingga dibutuhkan peralatan drilling and cutting yang sesuai agar bisa didapatkan permukaan
komposit yang halus. Masalah utama yang timbul jika metode cutting and drilling dilakukan
secara konvensional adalah terpisahnya lapisan-lapisan komposit dan resin yang tertarik keluar.
Berikut ini adalah cutting tools konvensional yang biasa digunakan untuk komposit:
1. Abrasive tools
2. Routers cutter
Digunakan untuk trimming dan finishing.
3. Circular blade
Umum digunakan karena harganya murah dan masa pakainya lama. Cocok untuk tipe
straight and long line cuts.
Untuk menyambungkan 2 komponen, harus dibuat lubang yang halus untuk bautnya. Jika
lubang yang dibuat memiliki bentuk bergelombang atau tidak halus, akan muncul titik-titik lokal
dimana beban terkumpul kemudian akan menyebabkan kerusakan material.

10 | MACHINING AND JOINING PROCESS

7.1.2 Water Jet Cutting Technique


Teknik ini menggabungkan antara aliran water-jet stream dengan bahan yang abrasif
sehingga dapat memotong material yang tidak homogen. Rata-rata kecepatan aliran yang melalui
nozzle berkisar antara 4-8 liter/menit, kemudian setelah melalui orifice keepatannya akan
menjadi 850 m/s. Bahan abrasif yang biasa digunakan adalah garnet. Teknik ini cocok digunakan
untuk material yang sensitif terhadap temperatur. Gambar di bawah ini menunjukkan skema dari
water jet nozzle.

Gambar 7.9 Skema water jet nozzle

7.1.3 Laser Cutting


Konsep dasar dari metode ini adalah memfokuskan sinar laser ke permukaan komposit
sehingga temperatur dari permukaan komposit meningkat dan akan melelehkan logam serta
menguapkan bahan-bahan organik. Metode ini menghasilkan permukaan potongan yang sangat
halus. Karena metode ini merupakan proses termal, maka kecepatan pemotongan akan sangat
bergantung pada titik leleh material sehingga memotong komposit organik akan lebih cepat
daripada memotong komposit logam. Gambar di bawah ini merupakan skematik dari alat laser
cutting.

11 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Gambar 7.10 Skema laser cutting

7.2 Joining Techniques


Penggunaan material komposit dapat secara potensial mengurangi beban suatu produk
hingga 50%, tetapi karena batasan-batasan praktikal realisasinya hanya sekitar 30%. Batasan
utama dalam masalah ini adalah pada sambungan-sambungan (joints) antar komposit. Tidak
seperti material logam, material komposit memiliki sifat ortotropik yang sensitif karena komposit
bukan material yang homogen.
Sambungan-sambungan ini, yang harus ada jika ingin menyatukan 2 bagian, akan
mengalami konsentrasi beban yang besar. Ada 2 joining technique yang digunakan, yaitu
mechanical joints dan adhessively bonded joints. Pada mechanical joints, keuntungannya adalah
permukaan yang akan dikerjakan tidak memerlukan perlakuan khusus, mudah dibongkar, dan
tidak diperlukan adanya inspeksi khusus. Tetapi lubang yang ditimbulkan akan mengalami beban
mekanik yang tinggi dan sambungan dapat mengakibatkan penalti berat yang besar. Pada
adhessively bonded joints, diperlukan perlakuan khusus pada permukaan yang akan dikerjakan,
tidak bisa dibongkar, dan perlu inspeksi khusus untuk mengecek kekuatan sambungannya.

7.2.1 Mechanical Joining Technique


Mechanical joints membutuhkan penguat untuk mengurangi beban yang timbul pada
lubang-lubang sambungan. Contoh dari mechanical joints adalah paku keling, pin, dan mur baut.
12 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Karena adanya lubang yang dihasilkan, biasanya kekuatan mekanik yang diperoleh hanya 2050% dan hal ini tidak diinginkan. Oleh karena itu dibutuhkan penguat sambungan yang bisa
terbuat dari logam, doublers, ataupun local build up. Keuntungan dari mechanical joints adalah:
1. Hanya dibutuhkan metode pengerjaan logam secara konvensional
2. Inspeksi mudah
3. Dapat dibongkar-pasang dengan mudah
4. Reliabilitas struktur terjamin
5. Tidak mudah mulur
6. Tidak mudah terkelupas
7. Konfigurasi permukaan mudah
8. Tidak sensitif terhadap pengaruh lingkungan

7.2.1.1 Geometri penggabungan


Jenis joint geometry ini telah digunakan dalam struktur komposit. Secara umum ada dua
kategori yaitu single shear joint (sambungan tunggal) dan double shear joints (sambungan ganda)
dapat dilihat pada gambar 7.11. Bentuk khasnya adalah straight lap, offset lap, butt lap joint, dan
tapered butt joint. Untuk mengurangi pembengkokan disekitar tempat untuk menguncinya,
disarankan untuk menggunakan jenis tapered butt-plate joint.

Gambar 7.11 Ciri khas single dan double shear joints.

7.2.1.2 Pengikat untuk penggabungan mekanis


Memilih pengunci (penyambung) komposit tidak hanya ditentukan berdasarkan jumlah
beban yang diberikan tetapi juga berdasarkan galvanic activity nya (seperti derajat aktifitas kimia
dan perbedaan logam) dengan komponen utamanya. Untuk graphite-reinforced composite
13 | MACHINING AND JOINING PROCESS

structure, pengunci titanium dan stainless steel yang banyak digunakan. Jika tidak terlalu
membutuhkan ikatan atau kuncian yang kuat, maka dapat menggunakan soft rivets (paku
sumbat)
Riverts merupakan yang paling banyak digunakan untuk menyambung lapisan yang
memiliki ketebalan kurang dari 3mm. ada dua jenis rivets yaitu padat dan berlubang. Seperti
biasa, solid rivert menghasilkan penguncian yang kuat jika dibandingkan dengan hollow rivert.
Pada saat instalasi rivert, memungkinkan terdapat beberapa pengganggu antara paku penguat dan
lubang, pengganggu tersebut harus kita control sebab dapat mengganggu (melemahkan) hasil
sambungan.
Bolts juga pada umumnya digunakan untuk instalasi satu dan dua sisi. Dengan cara
mengikatkan bolt ke lapisan, dengan cara melewatkan menuju ketabalan lapisan sambal ditekan
sehingga akan menghasilkan sambungan yang kuat. Tidak ada batasan ketebalan lapisan dalam
menggunakan metode ini.
7.2.1.3 Tipe kegagalan penggabungan
Jenis kegagalan pada penggabungan secara mekanis suatu komposit sama dengan cara
penggabungan logam dengan dipasang secara konvensional. Gambar 7.12 merupakan tipe
kegagalan penggabungan.

Figure 7.12 Tipe kegagalan pada penggabungan komposit secara mekanis


14 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Pada umumnya kegagalan penggabungan sering terjadi pada jenis bearing modes.
Dikarenakan lebarnya yang berkurang maka kegagalan ini akan menyebabkan tekanannya
berubah. Namun lebarnya akan berubah berdasarkan bentangannya, ukuran lubang akan
mempengaruhi sifat dasar bahannya.

7.2.2 Ikatan penggabungan


Ada dua jenis metode untuk memasang komponennya:
- co-curing : semua komponen yang ingin di gabungkan di perbaiki satu sama lain dalam satu
rangkaian perbaikan.
- secondary bonding : komponen-komponen tersebut diperbaiki secara terpisah kemudian
digabungkan seluruhnya menggunakan suatu lapisan perekat pada pengerjaan keduanya.
Elaldi dkk, menyimpulkan bahwa teknik secondary bonding lebih mudah untuk
diterapkan daripada teknik co-curing untuk struktur yang kompleks dan pada umumnya
peralatannya juga murah karena sangat simple. Walaupun demikian teknik co-curing
menawarkan beberapa keuntungan sebagai berikut:

Struktur satu lapisan yang besar dapat dibuat, hingga menghilangkan sambungan dan

meningkatkan strukturnya yang tepat.


Proses manufakturingnya melibatkan hanya melibatkan pengerjaan yang sedikit.
Masalah ketidakcocokan bentuk hanya sedikit yang terjadi dan hanya membuuhkan
sedikit seal sehingga akan mengurangi biayanya.

15 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Gambar 7.13 Bentuk khas penggabungan

7.2.2.1 Adhesive material


Material polimer, yang strukturnya mirip dengan matriks komposit biasanya digunakan
untuk melekatkan 2 struktur komposit.
Perekat yang paling banyak digunakan adalah epoxy, zat perekat tersebut bias dalam
satu-elemen (curing agent sudah dicampurkan didalamnya) atau dua-elemen (suring agent
dicampurkan pada saat zat perekatnya dibutuhkan). Perekat satu-elemen biasanya dalam bentuk
lembaran seperti prepreg tanpa perekat. Perekat dua-elemen sering dalam bentuk pasta atau
cairan. Proses curing kedua jenis perekat ini dapat dilakukan pada suhu ruangan atau suhu yang
semakin meningkat levelnya.
Sebagai tambahan, untuk pereat epoxy, perekat acrylic dan bahan termoplasti juga
digunakan sebagai perekat suatu komposit. Termoplastik merupakan perekat yang dipanaskan
dalam pengaplikasiannya. Sebelum diaplikasikan pada komposit maka termoplastik tersebut
dilelehkan dan kemudian akan menjadi cair barulah kemudian dilakukan proses penggabungan
komposit, setelah dingin maka akan mengeras kembali.
16 | MACHINING AND JOINING PROCESS

7.2.2.2 Curing
Pengaruh dari perekatan tergantung dari :

Komposisi polimer dari zat perekat tersebut


Agent persiapan permukaan yang digunakan
Teknik persiapan permukaan
Proses pengerasan (curing)
Prosedur perekatan
Untuk membuat ikatan yang kuat, permukaan harus benar-benar bersih. Semua jenis

miyak (grease) dan kontaminasi lainnya harus dihilangkan dengan pelarut special dan mudah
menguap serta mudah hilang jika di lap. Setelah dibersihkan dengan air atau larutan alkaline,
permukaan nya di amplas dengan kertas pasir kemudian dicuci lagi dan dikeringkan jika perlu di
oven apabila masih terdapat air. Permukaan yang kasar memiliki energy dan area permukaan
yang lebih tinggi untuk meningkatkan kemampuan pengikatan suatu komposit.

17 | MACHINING AND JOINING PROCESS

Вам также может понравиться