Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Waist-Hip Ratio
Ratio pinggang dan pinggul yaitu perbandingan antara lingkar pinggang
dan lingkar pinggul. Diukur dengan menggunakan metline. Skala: Nominal
dikatakan berisiko jika > 0,85 pada perempuan dan > 0,90 pada laki-laki, dan
tidak berisiko jika nilainya 0,85 pada perempuan dan 0,90 pada laki-laki (7).
Lingkar pinggang juga telah direkomendasikan sebagai ukuran yang
sederhana dan praktis untuk mengidentifikasi pasien kelebihan berat badan dan
obesitas serta kriteria populasi tertentu telah ditiadakan. Rasio Pinggang / pinggul
adalah pengukuran yang cenderung dipilih untuk obesitas dan memprediksi
penyakit kardiovaskular, dengan aplikasi yang lebih universal pada individu dan
kelompok populasi yang berbeda dalam struktur tubuh (8).
WHR telah ditemukan untuk menjadi prediktor yang lebih efisien untuk
tingkat mortalitas pada orang tua jika dibandingkan dengan angka lingkar
pinggang atau IMT (9). Jika obesitas didefinisikan ulang dengan menggunakan
WHR bukannya IMT, proporsi orang dikategorikan sebagai beresiko serangan
jantung di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat (10). WHR telah terbukti
menjadi prediktor yang lebih baik untuk penyakit kardiovaskular daripada lingkar
pinggang dan indeks massa tubuh (11).
Obesitas merupaka akibat dari ketidakseimbangan antara asupan energi
dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan di dalam
tubuh dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut merupakan hasil
dari konsumsi terhadap makanan yang berlebihan disertai oleh rendahnya
pengeluaran energi yang biasanya disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh,
aktivitas fisik serta termogenesis makanan tersebut (12).
Telah dikemukakan bahwa lingkar pinggang, WHR dan rasio pinggangtinggi, yang mencerminkan adipositas perut, lebih unggul daripada IMT dalam
memprediksi risiko cardiovascular disease (CVD). Sebagai contoh, dalam studi
case-control infark miokard INTERHEART pada populasi yang beragam di 52
negara (Yusuf et al., 2005), BMI, lingkar pinggang dan rasio pinggang-pinggul
semua kuat dan linear terkait dengan risiko infark miokard (6).
WHR memberikan ukuran yang baik untuk mengukur distribusi lemak
serta untuk memprediksi adanya penyakit cardiovascular. Namun, WHR memiliki
beberapa kekurangan seperti (13):
1. Lebih rentan terhadap kesalahan pengukuran karena memerlukan dua
pengukuran.
2. Lebih sulit untuk mengukur pinggul daripada untuk mengukur pinggang.
3. Lebih kompleks untuk menafsirkan daripada lingkar pinggang, karena
peningkatan rasio pinggang-pinggul dapat disebabkan oleh peningkatan
perut lemak atau penurunan massa otot sekitar pinggul.
4. Beralih pengukuran ke rasio menyebabkan hilangnya informasi:
Dua
orang
dengan
BMI
yang
sangat
berbeda
bisa
memiliki
Setiap kali jantung berdenyut terdapat gelombang darah baru yang mengisi
arteri. Bila tidak ada distensibilitas sistem arteri, semua darah terrangsebut akan
segera mengalir melalui pembuluh darah perifer hanya selama periode sistol, dan
tidak aka nada darah yang mengalir selama diastole. Namun pada keadaan normal,
komplians percabangan arteri akan menurunkan pulsasi tekanan menjadi hamper
tidak berpulsasi pada saat darah mencapai kapiler, oleh karena itu, aliran darah
jaringan berlangsung terutama secara terus-menerus dengan pulsasi yang sangat
kecil. Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut
tekanan sistolik, adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi,
yang disebut tekanan diastolic, nilainya sekitar 80 mmHg (14). Perbedaan tekanan
ini dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan
nadi adalah 40 mmHg (120 mmHg 90 mmHg) (15).
Dua faktor yang mempengaruhi tekanan nadi, yaitu curah isi sekuncup
dari jantung dan komplians (distensibilitas total) dari percabangan arteri. Faktor
ketiga tetapi kurang berperan adalah sifat ejeksi jantung selama periode sistol.
Pada umumnya semakin besar curah isi sekuncup, semakin besar pula jumlah
darah yang harus ditampung di percabangan arteri pada setiap denyut jantung, dan
oleh karena itu, makin besar peningkatan dan penurunan tekanan selama sistol dan
diastole akan menyebabkan makin besarnya tekanan nadi. Sebaliknya, makin kecil
komplians sistem arteri, makin besar kenaikan tekanan yang akan diopompa ke
dalam arteri. Dari hal diatas secara praktis dapat ditarik kesimpulan, tekanan nadi
ditentukan oleh rasio curah isi sekuncup terhadap komplians percabangan arteri
(14).
asupan
makanan
dan
meningkatkan
metabolisme.
Leptin