Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Beberapa orang mungkin sangat sensitive terhadap kandungan aktif dari beberapa
obat. Hal ini dapat menyebabkan beberapa reaksi alergi, seperti batuk, pembengkakan
pada bibir, lidah atau wajah, gatal-gatal pada kulit, atau bintik merah dan bengkak.
Apabila anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai alergi obat atau reaksi alergi
pada kandungan obat pereda nyeri yang dijual bebas, konsultasikan dengan dokter
atau apoteker anda sebelum menggunakannya. Gejala-gejala alergi yang harus
diwaspadai dan diobati, meliputi:4
Masalah pada jaringan: pembengkakan pada tenggorokan dan lidah, suara serak,
suara tarikan napas yang terdengar keras.
Maslah pada peredaran darah; detak jantung yang cepat, merasa pusing, pucat,
kehilangan kesadaran
Minum obat juga ada aturannya, aturan itu dibuat supaya kerja obat dalm tubuh kita
bisa maksimal. Sebelum minum obat sebaiknya kita cek, sudah benar atau belum cara
minum obat kita
Cek Label
Baca baik-baik label obatnya, terutama kalau kita membeli obat bebas yang nggak
memerlukan resep dokter. Lihat tanggal kadaluarsa dan perhatikan isi obat
tersebut. Yang paling penting juga, jangan sampai obat tersebut mengandung zat
yang bisa memicu alergi buat kita.
Dosis Pas
Minum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Soalnya, menurut Patrick J.
McDonnel, dosen di Temple University of Pharmacy di Philadelphia, sebagian
besar obat memiliki efek samping yang nggak bagus kalau diminum berlebihan.
Jadi, kalau dosisnya satu tablet, jangan ditambah jadi dua atau tiga, ya.
Tepat Waktu
Setiap obat diminum dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang satu kali sehari,
ada juga yang tiga kali sehari. Kalau kita harus minum obat tiga kali sehari, berarti
menghitungnya adalah 24 jam dibagi tiga. Itu berarti kita harus minum obat
tersebut setiap 8 jam. Jeda waktu ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang
cukup lama untuk obat itu bekerja di tubuh sebelum dibuang lagi melalui keringat,
urin, atau feces.
Habiskan Antibiotik
Resep antibiotik dari dokter harus dihabiskan meskipun kita merasa sudah
membaik. Soalnya, dokter sudah memberi takaran obat untuk waktu tertentu
sehingga kuman penyakit tersebut akan mati. Kalau obat nggak dihabiskan, kita
membuka peluang buat si kuman penyakit balik lagi ke tubuh kita karena nggak
ditumpas sampai habis.
Jangan Dicampur
Jangan mencampur obat yang satu dengan yang lain. Soalnya, kita nggak tahu
efek yang mungkin ditimbulkan dari kedua obat tersebut. Untuk menghindari
kesalahan, lebih baik bertanya ke dokter atau apoteker.
Obat bermanfaat sebagai penyembuh. Namun siapa sangka, obat juga berpotensi
mendatangkan malapetaka. Karena itu, dengan pengetahuan tentang obat dan
penggunaannya secara tepat dan aman, anda akan terhindar dari bahaya yang mungkin
ditimbulkan olehnya. Bahkan, anda juga akan lebih banyak memetik manfaatnya,
seperti halnya anda memetik manfaat dengan melakukan sarapan pagi
Seiring dengan kesadaran akan pentingnya kualitas kesehatan, pemakaian obat juga
terjadi peningkatan. Orang cenderung mempunyai persediaan obat dirumah untuk
keadaan-keadaan darurat tertentu atau bagi orang-orang yang memang harus
mengkonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Obat membutuhkan perlakuan
khusus dalam penyimpanan tergantung dari karakteristiknya sehingga obat tetap bisa
dipakai dan tidak kehilangan efeknya.
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun
obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya
khasiat obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas,
misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak
seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar
zat aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun.
berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium.
Menurut aturan nternasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan
menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu banyak dan obat
harus dibuang.
Berikut ini cara penyimpanan obat yang benar yang dapat dilakukan dirumah ;
1. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Jika anda punya kebiasaan untuk menyimpan obat ditempat yang mudah terlihat
agar mudah ingat untuk meminumnya, tinggalkan wadah obat yang kosong
ditempat itu dan simpan obatnya pada tempat yang tidak mudah dijangkau anakanak.
2. Simpa sesuai dengan petunjuk yang tertera
Kebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu
kamar yang jauh dari sumber panas. Jika obat tidak tahan terhadap cahaya maka
dapat digunakan botol bewarna coklat atau botol plastik yang tidak tembus
cahaya. Beberapa obat harus disimpan di lemari pendingin tapi jangan disimpan
di freezer.
3. Simpan obat dalam kemasan aslinya
Penandaan pada kemasan asli serta brosur jangan dibuang, karena pada etiket
obat tersebut tertera cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang
penting. Ini penting agar Anda selalu mengetahui keterang`n obat dengan lengkap
4. Hal-hal lain yang harus diperhatikan:
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung
atau seperti yang tertera pada kemasan.
Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat
menimbulkan kerusakan.
Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah
kadaluarsa atau rusak.
F. ATURAN PENYIMPANAN
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat
yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya
di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen
berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus
disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis.
insulin.
G. LAMA PENYIMPANAN OBAT
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat
yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat
tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan
hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka
waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang
dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah
dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara
keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau
mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung
atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu
setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan
pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara2 maju pada setiap kemasan obat
harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya,
diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia
secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal
kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari
jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka.
Angka2 ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan
menurut petunjuk2 yang tertera dalam aturan pakai
Jangka
tab/kap
salep/pasta (tube)
serbuk/tabor
pil
krim/gel (tube)
larutan tetesan
suspensi
waktu
3 tahun
3 tahun
1 tahun
1 tahun
6 bulan
6 bulan
6 bulan
salep mata
salep/pasta
pot cairan untuk kulit
tet .telinga
tet/sempr.hidung
krem (pot)
tet/bilasan mata
penyimpanan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
3 bulan
3 bulan
1 bulan
Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya terjadi:
1. Aborsi atau keguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakan untuk pencegahan
(gastric ulcer) borok lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.
I.
1. Faktor Pasien
Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang diderita. Pada
pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolism belum sempurna
sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar, begitu
juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun.
Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan ginjal
penggunaan obat perlu perhatian khusus karena dapat menyebabkan efek
samping yang serius.
2. Faktor Obat
Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping
seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya
interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki mekanisme dan tempat
kerja yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan efek samping yang
berbeda
2.
3.
4.
wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol infus
5.
6.
pelalatan anestesi
7.
8.
9.
Alarm bunyi
2.
3.
4.
Saat Di Rumah
Saat menggunakan alat medis di rumah, perhatikan beberapa hal berikut;
a. Satuan Alat ukur: Pastikan satuan hasil ukurnya sudah sesuai dengan standart
yang anda inginkan, sehingga saat hasilnya tertera dialat tidak salah
mengartikan dan tidak salah merespon hasil.
b. Alat observasi/pemantauan: Pastikan petugas telah menjelaskan instruksi
kerja/petunjuk tehnis penggunaan alat yang akan digunakan dirumah.
Termasuk hal-hal penting yang bisa mempengaruhi hasil pemantauan.
c. Alat suntik: Pastikan petugas menjelaskan cara menggunakan alat tersebut dan
khususnya cara pengaturan dosis obatnya.
d. Kenali faktor-faktor yang bisa membuat alat medis tersebut rusak atau tidak
berfungsi, konsultasikan jika terjadi perubahan fungsi/rusak.
D. MAKSUD DAN TUJUAN PENGGUNAAN ALAT MEDIS
1. Untuk mencapai target waktu
2. Untuk mencapai target dosis
3. Untuk diagnosis /alat ukur
D. PERSYARATAN PERALATAN
1. Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan baik pakai;
2. Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/ atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang;
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang;
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai
dengan indikasi medis pasien;
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya;
6. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan;
7. Ketentuan mengenai pengujian dan/ atau kalibrasi peralatan medis, standar yang
berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2
I.
Interaksi
obat
adalah
perubahan
efek
suatu
obat
akibat
Adanya reaksi atau interaksi obat dengan makanan atau obat dengan zat lain dapat
menurunkan potensi obat dan mengurangi efek pengobatan, atau sebaliknya bisa terjadi
peningkatan efek samping dari obat itu sendiri. Interaksi antara obat dengan makanan dapat
terjadi jika makanan yang kita makan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan
sehingga mempengaruhi efek obat tersebut. Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai
proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi,
Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME) obat.
B. BERDASARKAN
JENIS
ATAU
BENTUKNYA
INTERAKSI
OBAT
DIKLASIFIKASIKAN ATAS:
1. Interaksi secara kimia atau farmasetis
Interaksi secara kimia / farmasetis terjadi apabila secara fisik atau kimia suatu obat
inkompatibel dengan obat lainnya. Pencampuran obat yang inkompatibel akan
mengakibatkan inaktivasi obat. Interaksi ini sering terjadi pada cairan infus yang
mencampurkan berbagai macam obat.
2. Interaksi secara farmakokinetik
Interaksi secara farmakokinetik terjadi apabila suatu obat mempengaruhi absorpsi,
distribusi, biotransformasi / metabolisme, atau ekskresi obat lain.
3. Interaksi secara fisiologi
Secara fisiologi interaksi terjadi apabila suatu obat merubah aktivitas obat lain pada
lokasi yang terpisah dari tempat aksinya.
d.
beta reseptor.
Potensiasi, contoh :
banyak diuretika yang menurunkan kadar kalium plasma, dan yang akan
memperkuat efek glikosid jantung yang mempermudah timbulnya
toksisitas glikosid.
Penghambat monoamin oksidase meningkatkan jumlah noradrenalin di
ujung syaraf adrenergik dan karena itu memperkuat efek obat-obat seperti
efedrin dan tiramin yang bekerja dengan cara melepaskan noradrenalin.
3.
Memperluas Spektrum
Contoh : kombinasi antiinfeksi
4.
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Sering, zat
tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan lain dapat
disebabkan oleh jumlah protein dalam diet anda, atau bahkan cara makanan tersebut
disiapkan. Salah satu cara yang paling umum terjadi, dimana makanan mempengaruhi
efek obat adalah dengan mengubah cara obat tersebut diuraikan ( dimetabolisme )
oleh tubuh anda. Jenis protein yang disebut enzim, memetabolisme banyak obat. Pada
sebagian besar obat, metabolisme adalah proses yang terjadi di dalam tubuh terhadap
obat dimana obat yang semula aktif/ berkhasiat, diubah menjadi bentuk tidak aktifnya
sebelum dikeluarkan dari tubuh. Sebagian obat malah mengalami hal yang sebaliknya,
yakni menjadi aktif setelah dimetabolisme, dan setelah bekerja memberikan efek
terapinya, dimetabolisme lagi menjadi bentuk lain yang tidak aktif untuk selanjutnya
dikeluarkan dari tubuh. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini bekerja
lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau memperpanjang waktu
yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih
singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efekteif. Jika makanan
memperlambat enzim, obat akan berada lebih lama dalam tubuh dan dapat
menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki.
C. INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN YANG UMUM TERJADI
Makanan yang mengandung zat Tyramine ( seperti bir, anggur, alpukat, beberapa jenis
keju, dan berbagai daging olahan ) memperlambat kerja enzim yang memetabolisme
obat penghambat MAO ( kelompok obat antidepresi ) dan dapat menyebabkan efek
yang berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Beberapa jenis makanan
dapat mencegah obat tertentu untuk diserap ke dalam darah setelah ditelan, dan yang
lain sebaliknya dapat meningkatkan penyerapan obat. Contohnya, jika anda meminum
segelas susu ketika menggunakan obat antibiotik tetrasiklin, calcium yang ada dalam
susu akan mengikat tertrasiklin, membentuk senyawa yang tidak mungkin dapat
diserap oleh tubuh ke dalam darah. Sehingga efek yang diharapkan dari obat
tetrasiklin tidak akan terjadi. Di sisi lain, meminum segelas jus citrus bersamaan
dengan suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat karena vitamin
C yang ada dalam jus akan meningkatkan penyerapan zat besi. Akhirnya, beberapa
makanan benar-benar bisa mengganggu efek yang diinginkan dari obat. Contohnya,
orang yang menggunakan obat pengencer darah warfarin seharusnya tidak
mengkonsumsi secara bersamaan dengan makanan yang banyak mengandung vitamin
efek
warfarin
menjadi
terlalu
kuat.
Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk
susu lainnya dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin.
10. Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus
dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya
warfarin), untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas
pengobatan dan meningkatkan risiko trombosis (pembekuan darah).
11. Kafein
meningkatkan
risiko overdosis
antibiotik
tertentu
(enoxacin,
YANG
PERLU
DILAKUKAN
UNTUK
MENGHINDARI
2. Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memehami dapat ditanyakan
kepada apoteker atau dokter.
3. Bacalah aturan pakai, perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum
dalam lebel dan wadah obat.
4. Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih
5. Tanyakan kepada apoteker atau dokter mengenai informasi tentang makanan,
minuman dan suplemen serta yang harus dihindari ketika minum obat.
dengan penyakit kritis baik yang disebabkan oleh trauma, luka bakar, pembedahan,
khemoterapi, sepsis dan kausa lainnya.
Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan terapi
nutrisi kombinasi.
Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan
terapi nutrisi kombinasi. Tetapi nutrisi oral dan enteral diberikan pada
pasien dengan fungsi saluran pencernaan baik sedangkan terapi nutrisi
parenteral dan terapi nutrisi parenteral dan terapi nutrisi kombinasi
diberikan pada pasien dengan fungsi saluran pencernaan tidak baik.
Terapi Nutrisi Parenteral (TNPE) diberikan pada pasien dengan indikasi
tidak mau makan, tidak cukup makan, tidak bias makan dan tidak boleh
makan. Rule pemberian TNPE bias melalui vena sentral dan vena perifer.
Perbedaan penggunaan vena sentral dan perifer dilihat dari lamanya terapi,
batas osmolaritas, stress metabolic dan derajat malnutrisi.
C. STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
Standar makanan rumah sakit merupakan pedoman pemberian makanan bagi pasien di
rumah sakit. Ada 2 golongan yaitu :
1. Makanan Umum
Merupakan dasar untuk modifikasi makanan khusus
Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien
Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat di rumah
2. Makanan Khusus (Therapeotic Diet)
Perubahan konsistensi : Makanan lunak, makanan saring, makanan cair
Penambahan / pengurangan energy : Diet kalori rendah, diet kalori tinggi
Penambahan / pengurangan jenis makanan : Diet garam rendah, diet laktosa
rendah, diet albumin tinggi
D. STANDAR BENTUK MAKANAN DI RUMAH SAKIT
1. Makanan Biasa
Pengertian :
sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam,
Tujuan diet :
Tujuan diet ;
Indikasi Pemberian:
Pasien sesudah operasi tertentu
Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh
tidak terlalu tinggi
Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan
Perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa
3. Makanan Saring
Pengertian ;
makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus
dari pada makan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan
Tujuan diet :
dicerna.
memberikan makanan dalam bentuk semi padat untuk
jangka waktu pendek sehingga proses adaptasi terhadap
brntuk makanan yang lebih padat
Indikasi Pemberian;
Pasien pasca operasi tertentu
Infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna
Pasien kesulitan mengunyah makanan
Perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak
Ket ; makanan jenis ini kurang ssehat dan Vit C maka sebaiknya diberikan
untuk jangka waktu pendek yaitu selama 1-3 hari saja.
4. Makanan cair
Pengertian :
makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental
Jenis makana cair
Makanan cair jernih
Makanan cair penuh
Makanan cair kental
a. Makanan Cair jernih
Pengertian
makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada
suhu ruang dengan kandungan sasa ( resdu ) minimal dan
tembus pandang bila diletakan dalam wadah bening.
Tujuan diet
memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan sedikit
meninggalkan sisa
mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus
Indikasi pemberian
diberikan pada pasien pra dan pasca oprasi tertentu
keadaan mual dan muntah
sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna
Ket : makanan ini nilai gizi sangat rendah karena hanya terdiri dari
kandungan karbohierat
b. Makanan Cair Penuh
Pengertian
Tujuan diet
drip ( tetes ) .
c. Makanan Cair Kental
Pengertian
makanan yang mempunyai konsentrasi kental/ semi
padat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan
mudah ditelan
Tujuan diet
b. Sebelum dan sesudah operasi tertentu, multi trauma sera selama radioterapi
dan kemoterapi
c. Luka bakar dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
d. Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan protein
meningkat
2. Diet energi rendah
Diet energi rendah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan
normal, cukup Vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang
bermanfaat dalam proses penurunan berat badan.
Tujuan diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur , gender dan
kebutuhan fisik.
a. Mencapai IMI normal yaitu 18,5 25 kg/m2
b. Mengurangi asupan energi, sehingga teerapai penurunan berat badan
sebanyak setengah 1 kg/ minggu. Pastikan yang berkurang adalah sel
lemak dengan mengukur lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
Indikasi
Diet ini diberikan pada pasien yang berdasarkan perhitungan
mempunyai IMI lebih dari 25 kg/m2. Sesuai dengan kemampuan pasien, diet
energi rendah dapat diberikan secara perorangan. Diet diberikan sapai tercapai
berat badan normal.
3. Diet Garam Rendah
Diet garam rendah adalah program natrium seperti yang terdapat di
dalam garam dapur ( NACL ) , soda kue ( NaHCO3 ), baking powder, natrium
benzoat dan vetsin ( mono sodium glutanat )
Tujuan diet :
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi
garam air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi
Indikasi :
Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan
atau hipertensi besar pada pengolahan makananya tidak ditambahkan ggaam
dapur. Hindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
4. Diet Serat tinggi
Pada umumnya serat tinggi mengandung energi rendah dengan
demikian dapat memmbantlu menurunkan berat badan. Menimbulkan rasa
kenyang sehingg menunda rasa lapar. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim
cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat erdiri dari 2 golongan :
serat larut air dan tidak larut air.
Tujuan diet :
mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak
merangsang saluran cerna.
Indikasi :
Diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan sluran cerna
akut, divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran
cerna, hemorod berat, serta pada pra dan pasca bedah saluran cerna.
F. TUJUAN PELAYANAN GIZI
Tujuan khusus pelayanan gizi menurut PGRS (2003) adalah :
1. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan
anamneses, antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh.
2. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan
anamnesis diet dan pola makan.
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien
4. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan
jumlah pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.
5. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai
perubahan klinis, status gizi dan status laboratoriium.
6. Penterjemahan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan pasien.
7. Penyelenggaraan penelitian aplikasi dibidang gizi dan dietetik
8. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
9. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada
pasien dan keluarganya.
5. Manajemen Nyeri
A. PENGERTIAN
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan antara orang yang satu dengan
orang lain berbeda perasaan nyerinya, dan hanya orang itu yang dapat menjelaskan rasa
nyeri yang dialaminya.
Pengertian nyeri menurut para ahli adalah:
a. Mc Coffery (1979) : suatu keadaan yg mempengaruhi seseorang, yg keberadaanya
diketahui hanya jika orang itu pernah mengalaminya.
b. Wolf W. Feurst (1974) : suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yg menimbulkan ketegangan.
c. Arthur C. Curton (1983) : suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan
sedang
rusak,dan
menghilangkan nyeri.
menyebabkan
individu
tersebut
bereaksi
utk
d. Kozies dan Erb (1983) : sensasi ketidaknyamanan yang dialami sebagai penderitaan
yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka. Adapun
definisi dari kozier dan Erb, nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional
yang penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun penting
juga untuk melakukan manipulasi psikologis untuk mengatasi nyeri.
e. Asosiasi Internasional (1979) : Suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik secara
aktual maupun potensial.
B. JENIS-JENIS NYERI
1. Nyeri akut Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri Kronis Nyeri yang timbul secara perlahan-lahan dan biasanya berlangsung
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
3. Nyeri Somatis Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada
otot dan tulang, tetapi nyeri ini tidak menjalar pada bagian tubuh lainnya.
4. Nyeri Viseral Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada otot
dan tulang tetapi nyeri ini dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya.
5. Nyeri Menjalar Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi
akibat kerusakan pada cedera organ viseral.
6. Nyeri Psikogenik Nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat
psikologis.
7. Nyeri Phantom Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi.
8. Nyeri Neurologis Merupakan nyeri yang tajam karena adanya spasme disepanjang
atau beberapa jalur saraf.
C. TAHAPAN FISIOLOGI NYERI
Fisiologis nyeri dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap Trasduksi
Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri untuk melepaskan mediator kimia
(prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi P) yang mensensitisasi
nosiseptor.
Mediator kimia akan berkonversi menjadi impuls-impuls nyeri elektrik.
2. Tahap Transmisi
Terdiri atas 3 bagian:
a. Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke
medula spinalis.
b. Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras
spinotalamikus (STT) mengenal sifat dan lokasi nyeri.
Message kulit
Stimulasi Kontralateral
Tens
Pijat refleksi
Plasebo
Stimulisasi elektrik
Akupuntur
Distraksi
Relaksasi
Komunikasi terapeutik
Hipnosis
Biofeedback
3. Penanganan Kognitif
4. Regional Analgesia
Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan obat pada batang
saraf. Obat ini dilakukan dengan cara disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi
tulang.
Terdiri atas 2 analgesia yaitu:
Analgesia Lokal
Analgesia Infiltrasi
SKALA DESKRIPTIF
SKALA WAJAH
SKALA OUCHER
mengalami nyeri.
Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk
3.
4.
5.
Faktor presipitasi
Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas
fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan
( lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosionaljuga
dapat memicu munculnya nyeri.
6.
A. PENGERTIAN
Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, definisi rehabilitasi adalah pemulihan
ke bentuk atau fungsi yang normal setelah terjadi luka atau sakit, atau pemulihan
pasien yang sakit atau cedera pada tingkat fungsional optimal di rumah dan
masyarakat, dalam hubungan dengan aktivitas fisik, psikososial, kejuruan dan
rekreasi. Jika seseorang mengalami luka, sakit, atau cedera maka tahap yang harus
dilewati adalah penyembuhan terlebih dulu. Setelah penyembuhan atau pengobatan
dijalani maka masuk ke tahap pemulihan. Tahap pemulihan inilah yang disebut
dengan rehabilitasi. Jadi, rehabilitasi medis adalah cabang ilmu kedokteran yang
menekankan pada pemulihan fungsional pasien agar aktivitas fisik, psikososial,
kejuruan, dan rekreasinya bisa kembali normal.
Ilmu Rehabilitasi Medik (disebut juga sebagai ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi)
adalah ilmu yang mengkhususkan diri dalam pelayanan masyarakat sejak bayi, anak,
remaja, dewasa sampai usia tua, yang memerlukan asuhan rehabilitasi medis. Dimana
pelayanan yang diberikan adalah untuk mencegah terjadinya kecacatan yang mungkin
terjadi akibat penyakit yang diderita serta mengembalikan kemampuan penderita
seoptimal mungkin sesuai kemampuan yang ada pada penderita.
Rehabilitasi Medik merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat :
1.
Medis
2.
Sosial
3.
Edukasional
4.
Vokasional
Ada tiga jenis kecacatan/gangguan/kerusakan yang bisa terjadi pada penderita yang
memerlukan rehabilitasi:
1. Impaimint : kerusakan yang bisa kembali seperti semula
2. Disabilitas : kerusakan yang bisa reversible ataupun irreversible
3. Handicap
Ischialgia
Bell's Palsy
Post Stroke
Cerebral Palsy
Tennis Elbow
Osteo arthritis
Gout Artritis
Scoliosis
Pyriformis Syndrom
Paraplegia - Tetraplegia
Frozen Shoulder
Rheumatoid Arthritis
Monoparese extremitas
Sport Injuries
Adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan
oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik,
keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Pelayanan Rehabilitasi Medik meliputi:
1. Pelayananan Fisioterapi
Adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh dengan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapiutik dan mekanis), pelatihan.
2. Pelayanan Okupasi Terapi
Adalah Pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi
dan atau mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktivitas sehari-hari (Activity
Daily Living), produktivitas, dan waktu luang melalui remediasi dan fasilitasi.
3. Pelayanan Terapi Wicara
Adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk memulihkan dan mengupayakan
kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui
pelatihan remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik, elektroterapiutis dan mekanis)
4. Pelayanan Ortotis-Prostetis:
Adalah salah satu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan kepada
individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan
pemulihan fungsi, atau pengganti anggota gerak.
5. Pelayanan Psikologi
Adalah bentuk pelayanan untuk pengembangan, pemeliharaan mental emosianal serta
pemecahan problem yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit dan
cedera.
6. Pelayanan Sosial Medik
Adalah bentuk pelayanan pemecahan masalah sosial akibat dari suatu keadaan/kondisi
sakit, penyakit atau cedera untuk bisa kembali ke masyarakat.
Contoh Penerapan Rehabilitasi Medik :
1. Penyakit Anak :
- Bronkhitis dengan Bentuk Lama
- Kelumpuhan Tangan pada Bayi Baru Lahir
- Kaki bengkok (CTEV)
- Keterlambatan Perkembangan Anak
- Penyakit Otot pada Anak
2. Penyakit Syaraf
- Nyeri Pinggang
- Leher Cengeng
- Kelumpuhan
- Stroke
3. Bedah :
- Pasca Operasi Patah Tulang
- Luka Bakar
- Pasca Amputasi
- Nyeri Pasca Operasi
4. Penyakit dalam
- Rematik
- Osteoporosis
- Akibat Penyakit Kencing Manis
5. Penyakit Kandungan
- Senam Hamil
- Senam Nifas
- Radang Saluran Indung Telur