Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
BENCHMARKING
DISUSUN OLEH:
Daniel Kusdhana Ariwangga
Erik Hermawan
Danny Syahril Ardiyansyah
Mustar Rifki
Restyono Apri Bintoro
M. Alief Fahrizal
C1F015007
C1F015021
C1F015022
C1F015028
C1F015029
C1F015044
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun tugas makalah yang
berjudul Benchmarking dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen pada kegiatan perkuliahan program alih jenjang S1Akuntansi Program Beasiswa STAR-BPKP Batch III Semester Ganjil.
Sebagai latar belakang dan niat tulus, kami harapkan keberadaan sumbangsih
pemikiran dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak terkait, baik kalangan
mahasiswa, akademisi, pemerintahan, serta masyarakat luas dalam rangka
mewujudkan tujuan penulisan makalah ini.
Sebagai penutup, kami menyadari masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Ke depan, harapan kami adalah
masukan, kritik, dan saran konstruktif dari pengguna untuk dapat menjadi
perbaikan pada penyusunan makalah selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
I. PEMBAHASAN ......................................................................................... 1
A. Sejarah dan Definisi Benchmarking ........................................................... 1
B. Azas Benchmarking ..................................................................................... 3
C. Benchmarking dan Analisis Persaingan ...................................................... 4
D. Evolusi Konsep Benchmarking .................................................................. 6
E. Jenis-Jenis Benchmarking ........................................................................... 7
F. Proses dan Tahap-Tahap dalam Benchmarking ........................................... 9
G. Persyaratan Benchmarking ......................................................................... 12
H. Kode Etik Benchmarking ............................................................................ 13
I. Hambatan-Hambatan dalam Kesuksesan Penerapan Benchmarking .......... 14
II. KESIMPULAN ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
I.
PEMBAHASAN
negara
barat.
Jepang
menggunakan
proses
mengambil
dan
dan
Davis,
mengartikan
benchmarking
sebagai
proses
Benchmarking
Melihat pada proses
Analisis Persaingan
Melihat pada hasil
industri lainnya
Perbandingan di dalam
industri
manfaat bersama
Membagi informasi
Selalu kompetitif
Kemitraan
Rahasia
Kerjasama/Interdependen
Tersendiri
Mandiri
perbaikan
persaingan
proses
Tanpa Benchmarking
Berdasarkan historis,
Dengan Benchmarking
Realita pasar, Penilaian
pelanggan
Persepsi, Tingkat
tinggi
fit)
Kekurangan
eksternal,
diargumentasi,
Mengembangkan tolok
memimpin
Mengejar proyek yang Memecahkan
benar
kelemahan
tidak keluaran,
masalah
Berdasarkan
industri
secara nyata/kongkrit
evolusioner,
yang rendah
yang
yang
dari
dan
teknologi,
Praktik-praktik
solusi,
Kriteria
Tanpa Benchmarking
Dengan Benchmarking
kemajuan PT, Aktivitas pilihan,
Terobosan
pengerjaan yang dadakan
Menurut Ross (1994, pp. 239-240), secara umum manfaat yang diperoleh dari
benchmarking dapat dikelompokkan menjadi:
1. Perubahan Budaya
Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang
realisitis yang berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan
kredibilitas target yang ingin dicapai.
2. Perbaikan Kinerja
Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja
dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki.
3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberap
proses bisnis perusahaan terkemuka yang sukses memiliki kemiripan
dengan perusahaan yang akan melakukan benchmarking.
4. Strategic Benchmarking
Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi alternatif,
implementasi strategi bisnis dan memperbaiki kinerja dengan memahami
dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh mitra
eksternal yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis. Membahas tentang
hal-hal yang berkitan dengan arah strategis jangka panjang
5. Global Benchmarking
Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan tambahan bahwa
cakupan geografisnya sudah mengglobal dengan membandingkan terhadap
mitra global maupun pesaing global.
E. Jenis-jenis Benchmarking
Dalam pelaksanaannya/prakteknya, menurut Hiam dan Schewe (1992),
dikenal empat jenis dasar dari benchmarking, yaitu:
1. Benchmarking Internal, pendekatan dilakukan dengan membandingkan
operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu
organisasi, misal dibandingkan kinerja tiap divisi di perusahaan, dilakukan
antara departemen/divisi/cabang dalam satu perusahaan atau antar
perusahaan dalam satu group perusahaan.
2. Benchmarking Kompetitif, pendekatan dilakukan dengan mengadakan
perbandingan dengan berbagai pesaing, misalnya membandingkan
karakteristik produk dari produk yang sama yang diliasilkan pesaing
dalam pasar yang sama.
3. Benchmarking Fungsional, pendekatan dengan diadakan perbandingan
fungsi atau proses dari perusahaan lain yang berada di berbagai industry,
atau dengan kata lain dilakukan perbandngan dengan perusahaan/industri
yang lebih luas/pemimpin industri untuk fungsi-fungsi yang sama.
Profitabilitas
Unit Pengukuran
Unit Rupiah
Margin contribution,Return on total
capital or equity
Pertumbuhan pesaing
langsung/ tidak
langsung
Biaya modal
Karakteristik produk
Kebijakan depresiasi
10
No
Kriteria Kinerja
Unit Pengukuran
Kinerja
Pelayanan
10
Citra (image)
perusahaan
akan
meningkat
dengan
perbaikan
yang
11
perusahaan
harus
pula
memperbaharui
benchmarking
secara
berkesinambungan
G. Persyaratan Benchmarking
Adapun prasyarat suatu perusahaan untuk melakukan benchmarking, antara
lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prinsip Legalitas.
12
Prinsip Pertukaran.
Perlu dilakukan diskusi antar perusahaan dan mitra benchmarking untuk
menghindari salah pengertian dan pemberian informasi yang sebanding.
Prinsip Kerahasiaan.
Setiap informasi yang diperoleh perusahaan dan benchmarking harus
dijaga kerahasiaannya dan tidak dibenarkan memberikan informasi kepada
pihak lain tanpa persetujuan dengan mitra benchmarking.
Prinsip Penggunaan.
Informasi beberapa aspek yang diperoleh dan mitra benchmarking
digunakan sebagai bahan perbaikan proses atau aspek-aspek dalam
perusahaan.
dan
kemudian
menghubungi
bagian
yang
akan
di-
benchmarking.
Fokus internal.
Organisasi terlalu berfokus internal (kepada diri sendiri) dan mengabaikan
kenyatan bahwa proses yang terbaik dalam kelasnya dapat menghasilkan
efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi organisasi menjadi sempit.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
14
15
II. KESIMPULAN
Dari definisi dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan
Fisik dan Mental. Secara Fisik karena dibutuhkan kesiapan sumber daya
manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara
akurat. Sedangkan secara Mental Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan
harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka
menemukan kesenjangan yang cukup tinggi. Benchmarking merupakan kiat untuk
mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan yang memimpin
dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari
perusahan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa
menjalar kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll.
Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang
tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu
berada. Praktik banchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan
praktik manajemen lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis
pesaing,Dll
Proses benchmark bukan sekedar menyontek, tetapi membandingkan
keberadaan suatu proses di satu pihak dengan pihak lain yang melakukan proses
yang sama. Hasil analisa yang diperoleh digunakan sebagai alat untuk melakukan
perbaikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. bukannya meniru
secara gelap.tapi Meniru dan memodifikasi secara jujur, artinya kita minta izin
dan bekerja sama dengan pemilik patent-nya, karena pada dasarnya diatur oleh
International Benchmarking Clearinghouse (IBC).
16
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoni, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management (TQM)Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
17