Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran dosis efektif pekerja radiasi di PSTA BATAN Yogyakarta untuk
kajian penentuan pembatas dosis. Dalam studi ini dosis efektif terikat dari paparan internal hanya
dihitung dari pernapasan saja. Dosis internal dihitung dari Kadar Radioaktifitas Udara (KRU)
dianalisis kualitatif dengan spektrometer gamma, didapatkan dosis internal sebesar 0,729 mSv.
Dosis eksternal didapat dari pembacaan dosimetri perorangan (TLD), dari rata-rata dosis tertinggi
tiap tahun ditambah standar deviasinya yaitu sebesar 11,43 mSv. Dosis efektif didasarkan pada
akumulasi penerimaan dosis yang berasal dari paparan radiasi eksternal dan paparan radiasi
internal sehingga besarnya pembatas dosis adalah 12,2 mSv. Pembatas dosis merupakan bagian
dari proses optimisasi proteksi radiasi, yang menempatkan perhatian pada dosis individu.
ET =H p (10 )+ e (g) j .h I j .h
j
(1)
ET
= masukan melaui
pernapasan
dari radionuklida j (Bq)
Proteksi Radiasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat
paparan radiasi. Salah satu persyaratan
proteksi radiasi dalam pemanfaatan
tenaga nuklir ialah optimisasi, semua
paparan harus diusahakan serendah
yang dapat dicapai. Berdasarkan PerKa
BAPETEN No.4 tahun 2013, optimisasi
dapat dilaksanakan melalui penetapan
pembatas dosis. Pembatas dosis
merupakan nilai dosis perorangan yang
diharapkan tidak dilampaui dalam
distribusi dosis perorangan terkira. Nilai
pembatas dosis harus berada dibawah
Nilai Batas Dosis (NBD untuk pekerja
radiasi sebesar 20 mSv per tahun dalam
periode 5 tahun ). Nilai pembatas dosis
dapat ditentukan dari nilai dosis efektif
ekivalen seluruh tubuh[3].
METODE PELAKSANAAN
t '
(R
R ) e
L
KRU = cacah tlatar
f
Ld
F (1e )f d P
..(2)
(4)
Sebelum melakukan analisis
d. Analisis Penentuan Pembatas Dosis
menggunakan Geiger Muller terlebih
Pekerja
dahulu dicari tegangan kerja detektor,
Dosis eksternal didapat dari
yaitu 500 Volt dan juga dicari nilai
pembacaan
dosimetri
TLD,
efisiensi detektor Geiger Muller
dilakukan
penjumlahan
nilai
digunakan serbuk KCl sebagai
maksimum dosis ekivalen rata-rata
sampel radioaktifitas. Sehingga
per tahun dengan nilai standar
didapatkan efisiensi detektor Geiger
deviasi dari nilai maksimum dosis
Muller 22,82 %. Dari cacah netto dan
ekivalen per tahun. Dosis internal
efisiensi detektor GM menggunakan
didapat dari hasil spektrometri
persamaan 2 diperoleh nilai KRU
gamma, yaitu dipilih nilai dosis
pada masing-masing tempat
efektif tertinggi. Pembatas dosis
sebagaimana terlihat pada tabel 1
ditentukan dari nilai kumulatif dosis
Gedung 13 Gudang Bahan Limbah
internal (dari nilai dosis efektif
yaitu 1,95 10
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No
1
2
Bq/cc
Lokasi
Gd. 02.I.17
Laboratorium
Gd. 02.I.22
Laboratorium
Gd. 02.II.13
Laboratorium
Gd. 04 Hole
Reaktor
Gd. 04
Lab.bagian
selatan
Gd. 04 Lab.
Preparasi AAN
Gd. 04 Ruang
Pneumatik
Gd. 06 Hole
Timur
Gd. 07.I.05
Ruang proses
Gd. 07.I.06
Ruang proses
Gd. 08
Pengolahan
limbah
Gd. 08 Lab.
Preparasi Limbah
Gd. 13 Gudang
Bahan Limbah
Gd. 16 Lab.
Preparasi
Gd. 22,
Laboratorium
KRU
(Bq/cc)
2,12 E-02
1,97 E-02
1,47 E-02
5,57 E-02
5,43 E-03
7,39 E-03
1,45 E-02
1,20 E-02
8,83 E-02
6,04 E-02
1,16 E-01
2,68 E-02
1,95 E-01
2,62 E-02
16
aktif
Gd. 22,
Laboratorium
Non-aktif
3,78 E-03
4,58 E-03
Lokasi pengukuran
Unsur radioaktif
Pb-214, Bi-214
Pb-212, Bi-214, Ac-228,K-40
dosis
efektif
(mSv)
2,34E-05
5,59E-05
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
mSv.
Tahun
1
2
3
4
2005
2006
2007
2008
Dosis
tertinggi
(mSv)
8,63
2,63
4,38
2,64
Dosis
terendah
(mSv)
0,23
0,27
0,42
0,65
5
6
7
8
9
10
9,11E-05
1,63E-04
1,09E-05
3,83E-05
4,45E-05
3,22,E-05
1,32E-04
2,75E-04
3,91E-04
4,64E-05
7,29E-01
1,27E+05
9,90E-05
2,08E-05
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2,70
21,92
2,38
3,15
2,07
2,21
0,08
0,26
0,32
0,29
0,28
0,23
Rata2 :
5,27
0,30
6,1666278
38
0,148477
5
Standar
deviasi
1,95 10
Bq/cc..
2. Analisis
kualitatif
dengan
spektrometer gamma, dilakukan
analisis unsur-unsur radionuklida
yang terkandung pada masingmasing sampel udara. sebagian
besar
lokasi
sampling
mengandung unsur radioaktif Pb212, Pb-214, Bi-214, Bi-212, Ac228, K-40. Dosis efektif terbesar
sebesar
7,29 10
mSv.
3. Dari perhitungan yang telah
dilakukan
didapatkan
dosis
internal sebesar 0,729 mSv dan
dosis eksternal sebesar
11,43
mSv/ tahun, sehingga besarnya
pembatas dosis adalah 12,2 mSv.
Pembatas dosis merupakan bagian
dari proses optimisasi proteksi
radiasi,
yang
menempatkan
perhatian pada dosis individu.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adiwardojo, Ruslan, Eko Madi
Parmanto. 2010. Fakta seputar
radiasi. Jakarta : BATAN
[2] BATAN. 2011. Pengenalan
Proteksi Radiasi. Yogyakarta :
BATAN
[3] BAPETEN. 2013. Peraturan
Kepala Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (PerKa
BAPETEN) Nomer 4 Tahun
2013, Tentang Proteksi Dan
Keselamatan Radiasi Dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.