Вы находитесь на странице: 1из 5

E3: PENGELOLAAN PERIKANAN MSY, MEY, MODEL SCHAEFER

SLIDE 1: Model Schaefer


Tujuan: Maximum Sustainable Yield dan model produksi surplus, Schaefer, adalah
bagian dari mata kuliah pada tingkat sarjana perikanan. Walaupun pendekatan ini
sudah agak kedaluwarsa, Indonesia dan banyak negara lain masih menggunakan
pendekatan ini sebagai informasi dan dasar bagi pengelolaan perikanan. Peserta
diharapkan memahami prinsip dari MSY agar menjadi mitra terpercaya bagi Dinas
Perikanan setempat. Pada akhir sesi ini peserta diharapkan memahami model MSY
beserta asumsi yang menyertainya, dan bagaimana MSY terkait dengan wilayah
larang-ambil dan pengelolaan berbasis ekosistem.
SLIDE 2: Prinsip Dasar
Model Schaefer membuat asumsi dasar: hubungan parabola (kuadratik) antara
jumlah effort (X-axis) yang dilakukan oleh nelayan dengan hasil tangkap, catch (Yaxis). Kurva ini melewati titik awal (0,0). Hal ini memberikan implikasi bahwa:
-

Jika tidak ada usaha atau effort (X-axis), maka tidak akan ada hasil tangkap,
catch (Y-axis) implikasi dari kurva melewati titik awal (0,0)

Ketika perikanan tangkap dimulai (usaha atau effort rendah), penambahan


usaha atau effort akan meningkatkan total hasil tangkapan. Namun laju
peningkatan tangkap menurun.

Penambahan effort selanjutnya sampai titik tertentu, menghasilkan total


tangkapan maksimum, maximum sustainable yield (MSY). Effort atau usaha
penangkapan pada tingkat ini disebut maximum sustainable effort (MSE),
suatu tingkat effort optimum yang menghasilkan stok pada kondisi
berkelanjutan.

Dari titik MSE, jika usaha penangkapan atau effort ditambah lagi, total
tangkapan akan menurun. Jumlah armada yang lebih tinggi dari titik MSE
menyebabkan kondisi tangkap lebih (over-fishing).

SLIDE 3: Persamaan Schaefer


Dari prinsip dasar yang dijelaskan sebelumnya, maka persamaan matematis dari
model Schaefer adalah sebagai berikut:
Catch = (a * effort) (b * effort ^2) jika persamaan tersebut dibagi dengan jumlah
effort atau usaha maka dia menjadi persamaan seperti berikut: Catch / effort = a
(b * effort) perhatikan bahwa ini adalah hasil tangkap-per-satuan-usaha atau
catch-per-unit-effort (CpUE).
Titik MSE didapat ketika turunan dari persamaan tersebut = 0 atau 0 = a - (2 * b *
effort), dimana effort = MSE, jadi 0 = a - (2b * MSE) dan MSE = - (a)/(2b). Masingmasing a dan b adalah konstan yang dihasilkan dari persamaan regresi.
SLIDE 4: Kurva model Schaefer
Slide menunjukkan ilustrasi terbentuknya kurva parabola model Schaefer.
1

Pada ilustrasi pertama kita akan melihat terbentuknya kurva parabola atau
kuadratik
Kurva tersebut mulai dari perpotongan X-axis dan Y-axis atau melewati titik (0,0). Ini
berarti bahwa tidak akan ada tangkapan kalau tidak ada usaha
Penambahan effort (pada skala konstan) mulanya menyebabkan penambahan total
tangkapan, namun pada laju yang menurun.
SLIDE 5: Contoh hipotetis
Misalkan suatu stok ikan dengan biomas awal = 200 kg. Setelah kompensasi
terhadap kematian alami, ikan tumbuh setiap tahun dengan faktor 0,1. Ikan ini
ditangkap setiap tahunnya oleh alat pancing tonda dengan efisiensi alat = 0,05.
Jumlah tonda meningkat setiap tahunnya, seperti ditunjukkan dalam tabel.
Pada awal eksploitasi (2006) hanya ada satu pancing tonda. Hasil tangkap-per-unitusaha adalah = 10 kg, dan total tangkapan adalah = 10 * 1 = 10 kg. Sedangkan
ikan tumbuh = 0,1 * 200 = 20 kg. Sisa ikan pada akhir tahun 2006 menjadi = 200 +
20 10 = 210 kg. Pada awal tahun 2007, jumlah tonda meningkat menjadi 3 unit,
demikian seterusnya.
Ketika data pada tabel diisi sampai selesai terlihat bahwa peningkatan effort pada
awalnya meningkatkan total tangkapan sampai titik tertentu. Setelah itu
penambahan armada selanjutnya menyebabkan turunnya total tangkapan. Pada
saat itu, stok ikan dikatakan sudah mengalami tangkap lebih. Total tangkapan
maksimum dicapai ketika effort (MSE) mencapai 9 unit tonda.
SLIDE 6: Data statistik
Pada kondisi lapang, pemerintah mencatat jumlah alat (effort) yang beroperasi
setiap tahunnya dan total tangkapan dari alat spesifik tersebut. Dengan asumsi
perikanan mono-alat (stok hanya dieksploitasi oleh satu alat) maka
perkembangan data antara effort dan total tangkapan setiap tahunnya bisa
dituliskan seperti pada tabel. Dari data tersebut kita bisa menghitung nilai CpUE,
yaitu total tangkapan dibagi effort.
Hubungan antara effort dengan CpUE adalah linier negatif dengan menggunakan
persamaan regresi linier sederhana, kita bisa menghitung nilai konstan a dan b.
Nilai a didapat = 3,91, sedangkan nilai b = 0,16
SLIDE 7: Bentuk kurva linier model Schaefer
Ketika nilai konstan a dan b dimasukkan ke dalam persamaan linier maka kurva
linier dari Schaefer menjadi seperti yang ditunjukkan dalam slide.
SLIDE 8: Nilai penduga MSY dan MSE
Persamaan linier di atas adalah sebagai berikut; CpUE = 2,91 (0,16 * effort).
Maximum sustainable effort (MSE) adalah jumlah effort atau usaha penangkapan
untuk mencapai total tangkapan maksimum atau MSY. Persamaannya adalah: MSE
= 3,91 / (2 * 0,16) = 12,2 hari-perahu. Sedangkan total tangkapan MSY adalah: MSY
= (a ^2) / (4 * b) = (3,91 ^2) / (4 * 0,16) = 24 ton per tahun.
2

SLIDE 9: Kurva parabola dari model Schaefer


Ketika nilai konstan a dan b dimasukkan ke dalam persamaan parabola dari model
Schaefer (dengan menggunakan data catch-effort statistik yang tersedia) maka
kurva parabola model Schaefer bisa didapat seperti pada slide. Dengan menarik
garis ke atas pada titik MSE (12,2) maka akan didapat nilai MSY pada saat itu (24
ton). Total effort di sebelah kanan dari titik MSE menyebabkan penangkapan
berlebih dan hasil tangkapan akan lebih rendah dari MSY.
SLIDE 10: Maximum Economic Yield (MEY)
Biaya untuk menangkap ikan akan berbanding lurus dengan jumlah effort atau
usaha untuk menangkap ikan. Kurva biaya terhadap effort merupakan garis lurus
(perhatikan pada grafik). Kurva total tangkapan menunjukkan penerimaan dari
perikanan (dikalikan dengan indeks harga ikan). Total penerimaan dikurangi biaya
merupakan keuntungan. Pada model Schaefer ini, keuntungan positif ketika kurva
parabola masih berada di atas kurva lurus.
Jumlah usaha pada titik MSE masih menguntungkan secara ekonomi. Namun,
seperti terlihat pada kurva, keuntungan maksimum dicapai pada usaha atau effort
di sebelah kiri dari titik MSE. Sedangkan penangkapan berlebih secara jangka
panjang akan merugikan nelayan (perhatikan kurva di sebelah kanan ketika biaya >
penerimaan.
SLIDE 11: Alat ukur pengelolaan perikanan tangkap
Selama ini pengelolaan perikanan tangkap dilakukan melalui mekanisme
pengaturan antara lain:
-

Pembatasan jumlah usaha / effort / armada penangkapan yang dilakukan


melalui perijinan menangkap ikan, ijin usaha, dll

Pembatasan jenis alat tangkap, seperti ukuran mata jaring (mesh size),
ukuran perahu, dll

Pemberian kuota, seperti misalnya Jumlah Tangkapan yang DiperBolehkan


(JTB)

Atau pembatasan melalui persyaratan hukum minimal seperti IUP sebelum


mempunyai SIPI

Pada kondisi lapang, semua pengaturan tersebut sangat sulit diterapkan. Hal ini
disebabkan karena kondisi riil perikanan Indonesia sebagai berikut:
-

Indonesia termasuk jenis perikanan multi-alat dan multi-spesies. Saat ini


mungkin sudah lebih dari 240 spesies ekonomis penting yang dicatat oleh
nelayan dengan sekitar 100 jenis alat tangkap dengan berbagai
modifikasinya. Sedangkan dengan lebih dari 17.00 pulau akan menyulitkan
menerapkan semua ketentuan pengaturan tersebut di atas secara merata
pada semua tempat.

Kapasitas pemerintah terutama untuk melakukan penegakan aturan dan


mencapai seluruh wilayah perikanan sangat terbatas
3

Sementara itu kita membutuhkan informasi yang sangat kompleks sebelum


bisa menerapkan aturan tersebut di atas.

SLIDE 12: Model Schaefer


Kurva pada slide menunjukkan penilaian status perikanan udang di laut Arafura.
Titik menunjukkan data, sedangkan garis menunjukkan model parabola dari
Schaefer setelah pengolahan data (titik). Tanda panah menunjukkan titik MSE yang
menghasilkan produksi maximum sustainable yield (MSY).
Dari sini kita bisa melihat bahwa model Schaefer sangat sederhana dan langsung
bisa diterapkan untuk melihat status eksploitasi sumber daya perikanan (tangkapkurang, MSY atau tangkap lebih) ketika tersedia data statistik antara total effort dan
total tangkapan dari effort tersebut.
SLIDE 13: Asumsi dari model Schaefer
Model Schaefer bisa diterapkan dengan beberapa asumsi-asumsi tertentu. Namun,
hampir semua asumsi tersebut sangat sulit diterapkan pada kondisi di Indonesia
dan hal ini sering menimbulkan masalah. Beberapa asumsi dari model Schaefer
yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
-

Model Schaefer valid atau paling baik diterapkan pada jenis perikanan monospesies dan mono-alat. Artinya, dalam suatu wilayah penangkapan hanya
ada satu jenis ikan dan hanya satu jenis alat tangkap tertentu. Kondisi riil di
Indonesia hal ini hampir tidak bisa dipenuhi. Karena data tidak tersedia maka
seluruh hasil tangkapan digabungkan ke dalam satu spesies dan alat
tangkap.

Data statistik alat tangkap (effort) dan total tangkapan dari alat tersebut
cukup akurat. Kenyataannya, sangat sulit untuk mendapatkan data catcheffort yang akurat dan hal ini sering diakui oleh pemerintah.

Catch-per-unit-effort, CpUE merupakan sebuah indeks yang menunjukkan


kelimpahan stok ikan (CpUE = q * B). Kembali, pada kondisi lapang hal ini
hampir sulit untuk didapat.

SLIDE 14: Interpretasi status perikanan


Pada tingkat lapang pernah terjadi salah interpretasi terhadap status perikanan.
Karena total hasil tangkapan lebih rendah dari MSY, dikatakan stok perikanan masih
dalam kondisi under-fishing atau tangkap kurang. Kenyataannya, nilai yang lebih
rendah dari MSY bisa terjadi ketika effort berada di sebelah kiri atau di sebelah
kanan MSE. Status perikanan ditentukan dari nilai MSE, bukan dari nilai MSY.
SLIDE 15: Effort meningkat terus
Pada kondisi lapang, selalu kita temukan data effort yang meningkat setiap
tahunnya. Akibatnya, stok tidak mempunyai tenggang waktu bagi stok untuk
mengantisipasi perubahan effort.
SLIDE 16: data tersedia pada CpUE rendah
4

Sering kali ketika dilakukan penelitian, data yang tersedia untuk penelitian adalah
ketika CpUE sudah menurun tajam. Kita tidak mempunyai data secara historis,
termasuk ketika nilai CpUE tinggi dan perikanan masih baik.
SLIDE 17: Pengujian model
Kita sering kali menerapkan model Schaefer secara langsung (dari data yang
tersedia), tanpa melakukan pengujian untuk menentukan model yang paling sesuai.
Titik-titik pada slide menunjukkan data antara total effort dan total tangkapan dari
effort tersebut. Dari data tersebut, model perikanan yang paling sesuai mungkin
berbeda dengan model Schaefer.
SLIDE 18: Kesalahan rekomendasi
Penerapan model Schaefer dalam menduga MSY, dengan tanpa memperhatikan
asumsi-asumsi di belakang model tersebut bisa berakibat fatal bagi perikanan itu
sendiri. Terutama sekali karena model Schaefer sangat sederhana dan langsung
bisa diaplikasikan dalam perikanan tangkap. Perhatikan dialog antara pengelola
perikanan dan pakar yang memberikan rekomendasi kepada pengelola.
SLIDE 19: Terimakasih

Вам также может понравиться