Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Kelompok 3
Anggi Khoirudin
1414051010
Dora Safitri
1414051030
Mia Oktasari
1414051064
1414051066
Mutiara Makhfiroh
1414051070
Rimadina Arumayanti
1414051084
Shahelia Hakim
1414051086
Tiara Alfiani
1414051092
1414051094
II.TINJAUAN PUSTAKA
mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika
mengandung minyak tidak terasa tengik. Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi
tengik akibat adanya kerja enzim lipase yang tahan panas dan adanya reaksi oksidasi
(Setiawihardja, 1994).
2.1.3. Alpukat
Alpukat atau Avocado merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah dan
Meksiko. Ditempat asalnya buah dinamakan ahuacat oleh bangsa Aztek dan pasukan
Spanyol mulai masuk pada abad ke 16 dan memperkenalkan ke bangsa Eropa. Buah
alpukat memiliki bentuk yang lonjong membuat, memiliki kulit berwarna hijau tua
sampai ungu kecoklatan. Daging buah alpukat memiliki tekstur yang sangat lembut
dan memiliki warna hijau muda ( dekat kulit ) dan kuning ( dekat biji ). Kandungan
lemak nabati yang tinggi dan tak jenuh bermanfaat untuk menurunkan kolesterol LDL
( kolesterol jahat ) sehingga dapat berguna untuk mencagah stroke, penyakit jantung,
darah tinggi dan kanker. Kandungan lemak tak jenuh sangat mudah dicerna dan diolah
tubuh sehingga bermanfaat secara maksimal dan lemak tak jenuh pada alpukat juga
mengandung zat anti jamur dan anti bakteri. Kandungan lemak nabati tidak dapat
menyebabkan seseorang menjadi gemuk, justru dengan manfaat lemak nabati tak jenuh
ini mampu mengurangi nafsu makan. Alpukat juga mengandung serat, protein, dan
beberapa phytochemical bermanfaat seperti beta-sitosterol, glutathione dan lutein,
yang dapat melindungi tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.
2.1.4. Peanut Butter ( Selai Kacang )
Peanut Butter ( Selai Kacang ) adalah suatu jenis makanan yang berbentuk
pasta dengan medium minyak, tersbeuat dari biji kacang tanah yang disangrai
kemudian digiling dengan atau tanpa tambahan (SNI 01-2979-1992). Selai kacang
tanah merupakan produk olahan kacang tanah yang dibuat dengan cara disangrai
ataupun dimasak dan dihaluskan setelah itu diberi gula dan garam. Menurut
Mousazadeh salah satu komponen yang paling penting dalam pembuatan selai adalah
lemak. Lemak akan memberikan efek seperti mentega, memperkaya rasa, memberi
tekstur yang lembut, serta akan meningkatkan mouthfeel, flavor, dan persepsi.
Kelebihan selai kacang dari pada jenis selai lainnya adalah rasanya yang enak dan
lezat, teksturnya lembut, serta bernulai gizi tinggi (khususnya protein dan lemak).
Selai memiliki daya simpan yang cukup lama salah satunya karena adanya
penambahan gula yang mana berfungsi sebagai pengawet. Pada konsentrasi tinggi
(paling sedikit 40% padatan terlarut) gula dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan
kapang. Selai kacang tanah yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut
yaitu berwarna coklat, kental, penampakan homogen (merata), halus dan menggumpal,
aroma kuat, rasanya manis, serta tidak ditumbuhi jamur (Wirawan & Wahyu, 2008).
2.1.5 Chocolate Spread ( Selai Coklat )
Selai cokelat adalah pasta rasa cokelat yang digunakan sebagai olesan di roti kue
kering mirip seperti muffin. Produk selai cokelat yang disukai terutama oleh anakanak dan berfungsi sebagai olesan yang sering digunakan pada roti tawar. Meskipun
rasa, bau, dan penampakan seperti cokelat namun tidak menggunakan cokelat atau
kakao murni. Selai cokelat biasanya mengandung kakao dan minyak, dan juga
mungkin mengandung komponen susu dan tambahan rasa dan bau. Selai cokelat
dibuat dengan mencampurkan minyak nabati, gula, tepung cokelat, whey powder,
susu full cream, lesitin, dan antioksidan. Zat terbanyak yang terkandung dalam
coklat adalah theobromine yang dapat menstimulasi jaringan saraf dan jantung yang
membuat kita terjaga dan bersemangat. Manfaat lainnya dari theobromine adalah dapat
meredakan batuk.
2.2. Analisis Kadar Lemak
Menurut Lehninger (1982) lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam
lemak jenuh bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam
serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil
eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya.
Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama
dengan pelarut .
Dalam mengetahui kadar lemak yang terdapat di bahan pangan dapat dilakukan dengan
mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit dilakukan,
sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam
lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan
lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar bahan-
bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan
pelarut tersebut menjadi berkurang. Kadar lemak dapat dihitung dengan persamaan
berikut Kadar lemak (% bb) = (W1-W2)/W0 x 100 Kadar lemak (% bk) = (kadar lemak
(bb))/((100-kadar air (bb))) x 100 dimana: W0 = Bobot contoh dalam gram (g) W1 =
Bobot labu + lemak hasil ekstraksi (g) W2 = Bobot labu lemak kosong (g).
Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode
untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah.
Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak
dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan
menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum
menjadi amat sederhana, bersifat universal dan mempunyai ketepatan yang baik.
Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang
digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak.
(Herlina dan Neti, 2002).
2.3. Penetapan Kadar Lemak Metode Soxhlet
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling
water in, dan cooling water out. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini
dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.
Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan
supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta
keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah
pelarut hexane (Darmasih 1997).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring
atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup
dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan
dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini
relatif mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:
-
Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami
oksidasi dan sebagainya.
Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan
airnya meskipun sudah dipanaskan.
2. Metode Destilasi
Metode destilasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air suatu
bahan pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yang
mudah teroksidasi. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki ciri-ciri di
atas agar pengeringan yang dilakukan tidak menghilangkan kadar air seluruhnya.
Destilasi dilakukan melalui tiga tahap, yakni evaporasi yaitu memindahkan pelarut
sebagai uap air dari cairan; pemisahan uap cairan di dalam klom, untuk memisahkan
komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatil dari komponen lain yang
kurang volatil; dan kondensasi dari uap cairan untuk mendapatkan fraksi pelarut yang
lebih volatil. Metode destilasi ini diguanakan suatu pelarut yang immiscible yaitu pelarut
yang tidak dapat saling bercampur dengan air dan diisuling bersama-sama dari contoh
yang telah ditimbang dengan teliti. Pelarut tersebut memiliki titik didih sedikit di atas
titik didih air. Pelarut yang biasa digunakan adalah toluene, xylene, dan campuran
pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain. Metode ini sering digunakan pada produik-produk
bahan pangan yang mengadung sedikit air atau mengandung senyawa volatil,
diantaranya adalah keju biru, kopi dan bahan volatil seperti rempah-rempah yang banyak
mengandung minyak volatile (Guenther 1987).
Fresh Product
No
Komoditi
Kadar Air
(wb%)
Chocolate
Spread
Peanut
Butter
0,33
Kadar
Lemak(
wb%)
29,84
0,65
44,46
Dray Product
Kadar
Lemak
Kadar Air
(db%)
(wb%)
Kadar
Lemak(
wb%)
Kadar
Lemak
(db%)
29,94
1,94
29,89
30,49
44,74
1,29
32,40
32,40
Dodol
12,94
5,90
Sosis
57,67
6,66
15,73
3,37
21,38
22,13
Alpukat
88,78
4,80
42,70
4,95
58,50
61,54
4.2. Pembahasan
Kadar lemak merupakan kandungan lemak yang terdapat dalam bahan pangan, untuk
mengetahui kadar lemak harus terlebih dahulu diteliti kadar airnya. Dengan diketahui
kadar lemak dari suatu bahan, maka dapat ditentukan bahwa bahan tersebut merupakan
sumber lemak. Selain itu apabila diketahui kadar lemak dalam suatu bahan tersebut perlu
diperhatikan agar tidak terjadi proses hidrolis atau oksidasi terhadap lemak yang
mengakibatkan menurunnya mutu bahan tersebut. Dan analisis lemak dalam suatu bahan
pangan penting dilakukan khususnya untuk penentuan nilai gizi. Hal tersebut karena
dalam penentuan nilai gizi suatu bahan pangan harus diketahui pula kandungan lemak
dalam bahan pangan tersebut.
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis kadar air dengan menggunakan oven dan
analisis kadar lemak dengan menggunakan metode soxhlet pada fresh product maupun
dray product yang ada pada chocolate spread, peanut butter, dodol, sosis, dan alpukat.
Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kadar lemak ini adalah metode alat soxhlet.
Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam
wadah pelarut (labu soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara
dipanaskan dengan oven 105 OC. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena
titik didih lemak lebih tinggi dari 105 OC, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Bahan pelarut yang
digunakan adalah petoleum ether (heksan) yang merupakan bahan pelarut lemak
nonpolar yang paling banyak digunakan karena harganya relative murah ,kurang
berbahaya terhadap kebakaran dan ledakan serta lebih selektif untuk lemak nonpolar.
Untuk langkah awal sebelum pengukuran, sampel tersebut
harus dipotong-potong
terlebih dahulu. Pengecilan ukuran dilakukan agar sampel dapat dimasukkan ke dalam
alat dan juga dapat diekstraksi dengan lebih mudah. Selanjutnya sampel akan ditimbang
pada timbangan analitik sebanyak kurang lebih 25 gram lalu dibungkus dengan kertas
saring untuk kemudian dimasukkan ke dalam thimble. Thimble adalah selongsong
tempat sampel yang ada pada perangkat Soxhlet. Thimble yang sudah terisi sampel
dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada
alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air
untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Ketika pelarut
dididihkan ,uapnya naik melewati soxhlet menuju pipa pendingin. Air dingin yang
dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali
ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble,
larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu.
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data hasil pengamatan terhadap bahan
yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic Chemistry. New
York: John Wiley and Sons, Inc.
Satiawihardja, B. 1994. Makanan Semi Basah Menurut Selera Dan Tahan Lama. Femina No.
39/XXII 6-12 Oktober Hal 98-100. Jakarta
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
GAMBAR