Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kp
10
5
0
643 647 651 655 659 663 667 671 675 679 683 687 691 695 699 703 707 711 715 719 723
Temperatur (K)
Dapat dilihat dari H yang negatif melambangkan reaksi ini adalah reaksi
endotermis. Reaksi berlaku dari suhu 370oC hingga 450oC dimana nilai Kp akan
meningkat seiring naiknya suhu. Dari grafik yang diperoleh, hubungan antara Kp
dan suhu adalah linear dengan orde sekitar 2 dengan slope yang negatif, tidak
seperti reaksi endotermis.
b. Reaksi endotermis yang saya pilih adalah Primary Steam Reforming yang
berlangsung pada suhu 6210C-8100C dengan reaksi seperti berikut :
CH4 + H2O CO + 3H2
H=206 kJ/mol
Kp
200
150
100
50
0
Temperatur (K)
Dapat dilihat dari H yang positif melambangkan reaksi ini adalah reaksi
endotermis. Reaksi berlaku dari suhu 621oC (893 K) hingga 810oC (1083 K) dimana nilai
Kp akan meningkat seiring naiknya suhu. Saat suhu mulai memasuki 1000 oC, Kp mulai
meningkat dengan pesat. Dari grafik yang diperoleh, hubungan antara Kp dan suhu
adalah linear dengan orde sekitar 2.
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (endoterm).
Dengan asas Le Chatelier maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (ke arah produk)
sehingga nilai Kp yang diperoleh menjadi semakin besar. Oleh karena itu, temperatur
memiliki nilai yang sebanding dengan nilai Kp yaitu semakin tinggi suhu yang diberikan
pada reaksi endotermis, maka semakin besar Kp yang diperoleh (begitu pula sebaliknya).
2.
Periksalah, apakah data-data hasil reaksi dalam tabel sudah mendekati (beda
<10%) atau jauh dari harga kesetimbangan-nya (beda >10%). Pilih data reaksi,
kondisi reaksi dan titik dalam flowsheetnya (inlet/outlet unit mana??) dari tabel
yang mana dan dievaluasi, dan diberikan alasannya titik pemilihan.
Jawab :
Kondisi Reaksi:
T inlet = 370C = 643 K
T exit = 450C = 723K
P = 30 bar
T (pada tabel 2) = 432C = 705 K
Dari perhitungan persamaan Kp, diperoleh nilai Kp:
Kp=exp{-4,2939+ 4546/705)} = 8.622085
Dengan menggunakan data Tabel 2 dan Tabel 3 pada soal, kita harus mencari fraksi mol
dan tekanan parsial tiap komponen senyawa yang terlibat pada reaksi Water High Steam
Reforming High Temperature
Kompo
nen
N2
% mol
Tabel 3
Actual
Tabel 2
20,16
21,23
Tabel 3
Design
Tabel 2 (soal)
Fraksi Mol
Tekanan
Parsial
(bar)
20,51
0,202265859
H2
60,02
58,39
60,2
CH4
0,21
0,3
0,22
CO2
15,85
16,16
16,44
0,602182384
0,002106936
CO
H2O
Total
3,33
0,1008
99,6708
3,65
96,08
2,37
0,1056
99,8456
0,159023505
0,033409986
0,001011329
1
6,06797
6
18,0654
7
0,06320
8
4,77070
5
1,0023
0,03034
30
Tabel 3 (soal)
Fraksi Mol
Tekanan
Parsial
(bar)
0,2054172
6,162515
0,6029309
18,08793
0,0022034
0,066102
0,1646542
0,0237366
0,0010576
1
4,939627
0,712099
0,031729
30
K R=
Sehingga, data-data hasil reaksi dalam tabel jauh dari harga kesetimbangan literatur.
3.
p H 2 pCO 2
=8,622085
pCO p H 2 O
8,622085=
a p CO2
pCO p H 2 O
4.
Berdasarkan persamaan Vant Hoff yang sudah anda pelajari, bisakah anda
menghitung harga H untuk reaksi tersebut (pilih 2 reaksi : eksotermis & endotermis).
Jawab :
Persamaan Vant Hoff adalah
d lnK H
=
dT
RT2
Ketergantungan konstanta kesetimbangan pada tempratur dapat dinyatakan oleh
persamaan Vant Hoff. Pengembangan persamaan ini dimulai dengan penyusulan
persamaan kesetimbangan.
Setiap suku yang digunakan pada persamaan di atas akan tereliminasi menjadi
persamaan yang lebih sederhana sehingga akan didapat persamaan,
d lnK (Vc h c +Vd h d Va h a+Vb h b)
=
2
dT
RT
atau dapat diringkas menjadi
d lnK H
=
dT
RT2
Persamaan Vant Hoff menunjukkan nilai entalpi reaksi pada temperatur. Ketika
H bernilai negatif maka reaksi tersebut dikatakan eksotermis dan nilai K akan
berkurang seiring dengan peningkatan temperatur. Sedangkan, ketika nilai H bernilai
positif reaksi tersebut dikatakan endotermis dan K akan meningkat seiring dengan
peningkatan temperatur. Entalpi reaksi bernilai hampir konstan di dalam interval
temperatur yang lebar, sehingga diperoleh,
ln
K 2 H 1
1
=
( )
K1
R
T2 T1
di mana rumus ini akan digunakan dalam perhitungan nilai H dalam soal.
Reaksi Endotermis (Primary Steam Reforming)
In
Out
T (K)
894
1083
Kp1
30,345
30,345
ln
K 2 H 1
1
=
( )
K1
R
T2 T1
ln
173,7396145
H 1
1
(
)
( 0,8459412194
)=
0.082 1083 894
Kp2
-27278
-27278
Kp
0,8459412194
173,7396145
H=223,6
H yang didapat dari reaksi endotermis primary steam reforming adalah 223,6 kJ/mol.
Reaksi Eksotermis (WGSR High Temperature)
In
Out
T (K)
643
723
ln
K 2 H 1
1
=
( )
K1
R
T2 T1
ln
H 1
1
=
(
)
( 7,343314
)
16,05603
0.082 723 643
Kp1
-4,2939
-4,2939
Kp2
4546
4546
Kp
16,05603
7,343314
H=371,82
H yang didapat dari reaksi eksotermis WGSR High Temperature adalah -371,82 kJ/mol.
5. Karena reaksi berlangsung pada fasa gas, uraikan bagaimana pengaruh suhu
terhadap berlangsungnya reaksi fasa gas. Tunjukkan persamaan matematika yang
memadai!
Jawab :
H = 206 kJ/mol
H=-41 kJ/mol
Jika pada reaksi kesetimbangan di atas suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri (ke arah endotermis atau ke arah reaksi yang membutuhkan kalor). Jika
pada reaksi kesetimbangan tersebut suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser
ke kanan (ke arah eksotermis ke arah reaksi yang melepaskan kalor). Pengaruh suhu
terhadap kesetimbangan dapat dilihat dari persamaan Vant Hoff dari turunan persamaan
kesetimbangan yang menyatakan hubungan temperatur terhadap kesetimbangan.
DG/RT = lnK
dlnK /dT =- (1/R)(d(DG /T)/dT)
dengan menggunakan persamaan Gibbs-Helmhotz, diperoleh
d(DG /T)/dT = [d(DG /T)/d(1/T)][d(1/T)/dT]
d(DG /T)/dT = [d(DG /T)/d(1/T)][1/T2]
maka,
Jika reaksi tersebut endothermis DH >0 dengan slope ln(K) vs. 1/T is negatif (>0)
energi aktivasi. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan
transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis
hubungan antara nilai konstanta laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh persamaan
Arrhenius:
dimana:
k : konstanta laju reaksi
E : energi aktivasi
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (K)
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
6. Berdasarkan pendapat anda, seharusnya bagaimanakah konversi yang setinggitingginya bisa dicapai oleh berbagai reaksi tersebut?
Jawab :
Reaksi primary steam reforming CH4 dalam gas alam merupakan cara yang paling
ekonomis pada saat ini untuk memproduksi hidrogen secara komersial. Hasil reaksi steam
reforming CH4 adalah synthetic gas atau gas sintesis yang kandungannya berupa CO dan
H2. Selain untuk mensintesa amoniak, gas sintesis merupakan bahan baku yang sangat
dibutuhkan oleh berbagai industri (methanol, asam asetat, glikol, dan sebagainya).
Nyatanya, industri amonia merupakan salah satu industri yang cukup banyak
didirikan dan dibutuhkan terutama dalam negara agraris seperti Indonesia. Dalam pabrik
amoniak, unit yang digunakan untuk sintesis H2 adalah unit primary and secondary
reformer. Pada unit ini H2 terbentuk dari reaksi steam reforming CH4 (dari gas alam) yang
menghasilkan produk berupa gas CO dan H2 yang biasa disebut dengan synthesis gas.
Beberapa yang menjadi faktor penentu dalam efektivitas sintesa tersebut adalah
rasio H2O terhadap CH4, tekanan operasi, serta temperatur umpan (feed) yang masuk.
Rasio H2O:CH4 yang biasanya banyak digunakan adalah 2 : 6. Konversi untuk
menghasilkan H2 yang relatif tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan rasio H2O:CH4
pada temperatur tinggi. Namun penggunaan rasio yang tinggi juga akan meningkatkan
kebutuhan H2O yang akan meningkatkan biaya karena peningkatan rasio sedikit saja akan
berdampak sangat besar bagi biaya dalam skala industri. Pemilihan rasio ini berdasarkan
pertimbangan untuk mencegah terjadinya pembentukan karbon pada permukaan katalis
yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja katalis. Menurut hukum termodinamika
untuk reaksi steam reforming, semakin tinggi temperatur dan semakin rendah tekanan
akan mengakibatkan peningkatan konversi CH4. Pada nyatanya, penggunaan tekanan
tinggi tetap dilakukan dengan pertimbangan bahwa gas alam tersedia pada tekanan tinggi.
Selain itu, penggunaan tekanan tinggi dapat meningkatkan jumlah umpan gas. Tekanan
umpan yang biasanya digunakan adalah 5-30 atm. Temperatur umpan yang digunakan
sangat bervariasi, diantaranya adalah 454650C. Sedangkan temperatur reaksi yang
digunakan adalah 727927oC.
Di dalam steam reforming, umpan hidrokarbon dapat berupa gas alam yang akan
diubah menjadi gas sintesis (H2 dan CO) melalui reaksi dengan steam dengan bantuan
katalis dalam primary reformer furnace. Proses ini biasanya dioperasikan pada
temperatur sekitar 800-870oC dan pada tekanan 2,17-2,86 MPa (300-400 psig), dengan
menggunakan bantuan katalis nikel. Temperatur di atas 1000oC dan tekanan di atas 3,79
MPa (550 psia) digunakan pada unit autothermal reformer (secondary reformer), dimana
hidrogen yang dihasilkan kemudian digunakan untuk produksi amonia atau metanol.
Pada proses steam reforming dengan menggunakan gas alam, reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CH4 + H2O CO + 3H2
H = + 205 kJ/mol
Dari reaksi tersebut dapat dilihat bahwa reaksi yang terjadi bersifat sangat
endoterm sehingga proses steam reforming ini membutuhkan panas yang besar supaya
reaksi dapat berjalan dengan baik. Reaksi tersebut merupakan reaksi reversible pada
temperatur reforming, sehingga perlu untuk memperhatikan prinsip Le Chatelier agar
konversi kesetimbangan dapat dioptimalkan. Menurut Le Chatelier, temperatur, tekanan
serta penambahan atau pengurangan pereaksi dan produk reaksi akan mempengaruhi
kesetimbangan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
antara lain :
1. Tekanan
Tekanan hanya sedikit berpengaruh pada reaksi dalam larutan atau dalam
keadaan padat, karena cairan dan padatan sukar dimampatkan. Akan tetapi
dengan mengubah tekanan dari campuran gas pada keadaan kesetimbangan,
maka sistem tidak lagi berada dalam keadaan setimbang. Jika tekanan
dinaikkan dengan memperkecil volume campuran reaksi, reaksi bergeser ke
arah jumlah mol gas paling sedikit.
2. Penambahan atau pengurangan pereaksi dan produk reaksi
a. Jika pereaksi ditambahkan atau produk dikurangi yaitu mengubah
konsentrasi maka reaksi bergeser dari kiri ke kanan (produk bertambah)
untuk memperoleh kesetimbangan baru.
b. Jika pereaksi diambil atau produk ditambahkan yaitu mengubah konsentrasi
maka reaksi akan bergeser dari kanan ke kiri (pereaksi bertambah) untuk
memperoleh kesetimbangan baru.
3. Suhu
a. Untuk reaksi endoterm (H positif), produk reaksi bertambah pada keadaan
kesetimbangan jika temperatur dinaikkan.
b. Untuk reaksi eksoterm (H negatif), produk reaksi bertambah pada keadaan
kesetimbangan jika temperatur diturunkan
Berdasarkan pada hukum Le Chatelier, jika produk yang kita inginkan adalah H2,
maka reaksi harus dilakukan pada suhu tinggi serta pada tekanan rendah. Selain itu, kita
juga dapat menggunakan konversi yang tinggi, di mana akan dihasilkan pula
perbandingan penggunaan rasio steam dan karbon yang tinggi. Reaksi steam reforming
ini memerlukan katalis yang memiliki pusat aktif yang menggunakan logam nikel.