Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PENGERTIAN
Gagal ginjal Kronik merupakan akibat beberapa gangguan atau
penyebab yang bervariasi yang ditandai oleh kerusakan yang frogresif dan
irreversible pada nefron dan glomerolus atau penurunan faal ginjal yang
menahun yang umumnya tidak reversible dan cukup lanjut.
B. MANIFESTASI KLINIK
Pada klien cenderung terjadi retensi air dan natrium dan
menyebabkan Waterloggel yang ditandai dengan adanya Odema,
Hypertensi, Potensial CHF dan Edema Pulmonal. Aktivitas Renin
Angiotensin Aldosteron akan menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit. Cairan dan elektrolit yang keluar yaitu Na, Cl, Mg dan K,
sehingga terjadi Imbalance cairan dan elektrolit. Pada gagal ginjal kronik,
tidak mampu mengatur ekskresi Na. Hiponatrimia akibat diare dan muntah,
juga Hypernatrimia akibat penurunan ekskresi ginjal.
Pada system Hematolik, dimana ginjal berperan dalam pembentukan
sel darah merah oleh elektroprotein yang merangsang pada sel darah di sumsum tulang belakang, sehingga klien mengalami anemia.
Komplikasi neurologi seperti sakit kepala, kelemahan, irritabilitas dan
depresi sebagai akibat dari gagal ginjal
Gangguan pencernaan misalnya, mual, muntah, anoreksia dan
cegukan, hal ini disebabkan karena peningkatan produksi uremia 40-60%
dengan klien gastritis atau ulkus peptikum. Kadang konstipasi penurunan
aktivitas stomatis.
bakteri
usus seperti
usus
seperti
amonia
dan
Faktor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur
diubah oleh bakteri dimulut menjadi amonia sehingga nafas berbau
amonia.
Cegukan
2. Kulit berupa :
C. PATOFISIOLOGI
Banyak penyakit gagal ginjal kronik dengan kerusakan progresif yang
dapat muncul pada masing-masing gejala. Karena ginjal menerima 20-25%
darah dari cardiac output, maka ginjal sangat sensitive terhadap penyuplai
darah. Apabila aliran darah terganggu maka kekuatan ginjal untuk
memfiltrasi mengakibatkan kurangnya suplai nutrisi yang vital sebagai
metabolisme.
Kerusakan frogresif yang mungkin timbul misalnya uremia dan
penyebab lain yaitu peningkatan tekanan darah, diabetes, dan kerusakan
yang menyebar yang disebabkan oleh uremia. Pada kondisi ini, produk
sampah dan akumulasi cairan tubuh serta penyebab gagal ginjal lainnya.
Sebenarnya pada tahap awal gangguan ginjal dapat mengkompensasi
fungsi nefron sebagai pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit,
hanya dapat 25% saja. Kerusakan nefron diawali dengan hipertropi yang
meningkat untuk memfiltrasi cairan dan kehilangan kemampuan BAB yang
tidak kuat.
Patofisiologi dari gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal pada tahap
akhir dengan karakteristik yaitu progresif dan kerusakan irreversible pada
nefron. Gangguan fungsi ginjal akan menyebabkan terakumulasinya
produksi akhir
Azotemia.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagal ginjal
2. Klirens Kreatinin menunjukan penyakit ginjal tahap akhir berkurang
sampai 90%
3. Elektrolit serum menunjukan peningkatan Kalium, Fosfor, Kalsium,
Magnesium dan produk Fosfor Kalsium dengan Natrium serum darah.
4. GDA menunjukan Asidosis metabolic (Nilai PH, Kadar Bikarbonat dan
kelebihan Basa dibawah normal)
5. Hb dan Hematokrit dibawah normal.
6. Jumlah sel darah merah dibawah normal.
7. Kadar Alkali Fosfat mungkin tinggi bila metabolisme tulang dipengaruhi.
Peningkatan Kalori
3. Dialisa
4. Tranplantasi Ginjal
G. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, Nursing Diagnosis, Application to Clinical Practice,
Lippencett : New York
Judaidi, Purnawan, dkk, 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Kedua.
Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI : Jakarta
Soeparman, dkk, 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Balai Penerbit FKU :
Jakarta
Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Penerbit EGC
TUGAS KMB II
GAGAL GINJAL KRONIK
( GGK )
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
FINA ANDRIATI
MARIA ULFAH
RISNAWATI
YAYAN RUNIANA