Вы находитесь на странице: 1из 26

KONSENTRASI KRITIS MISEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Percobaan kali ini berhubungan dengan penentuan konsentrasi yaitu konsentrasi kritis
misel (kkm). Konsentrasi kritis misel itu sendiri diproleh dari terbentuknya misel. Misel
merupakan suatu yang dihasilkan dari penggabungan (agregasi) dari ion-ion surfaktan yang
merupakan zat pengaktif permukaan.Banyak kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
fenomena permukaan-antarmuka. Misalnya proses pembersihan kotoran pada pakaian, dan
peralatan rumah tanggga, menulis pada kertas dengan menggunakan tinta, air dijaga agar tidak
penetrasi kedalam daun oleh suatu senyawa hidrofobik menyerupai lilin yang terdapat
dipermukaan daun. Fenomena permukaan-antarmuka juga banyak dimanfaatkan pada prosesproses industri.

1.2

Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi kritis
misel dari gelatin pada pelarut air dan untuk menentukan harga entalpinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1

MSDS ( Materials Safety Data Sheet)


Gelatin

Gelatin atau biasa disebut dengan agar-agar ini merupakan produk yang diperoleh dari
proseshidolisis parsial dari kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikan putih, dan tulang
hewan. Hal tersebut tidak dianggap berbahaya dibawah Hazard Federal Communications
Standard (29CFR 1910-1200). Gelatin Innovations agar-agar daalah makanan kelas, dan
umumnya diakui sebagai safe (GRAS).
Wujud atau bentuk dari gelatin ini sendiri sangat ringan dan bubuknya berwarna jerami. Gelatin
ini mudah larut dalam air panas dan larut pula dalam air dingin dengan membentuk jelas cahaya
ambar solusi. Gelatin dalam keadaan bubuk akan mulai membusuk pada temperature 100 0C atau
dalam kata lain titik didih gelatin terletak pada temperature 100 oC. Gelatin akan mengalami
pembakaran sempurna pada suhu 5000C. Gelatin mempunyai sifat tidak mudah terbakar. Agaragar atau gelatin mempunyai sifat stabil serta tidak tunduk pada polimerisasi berbahaya, serta
tidak kompatibel dengan oksidator kuat(NN,2009).
Gelatin tidaklah berbahaya atau beracun. Tidak akan menyebabkan resiko jika terkena hirup,
tertelan, atau bersentuhan dengan kulit ataupun mata. Tetapi hal tersebut jika dalam skala yang
kecil. Apabila berkontak langsung dengan organ tubuh dalam skala yang banyak jika tertelan
akan menyebabkan gastro-intestinal marah, jika terkena kulit tidak terdapat efek samping dan
jika terkena mata juga tidak ada efek samping tetapi debu dapat menyebabkan iritasi mekanis.
Untuk keamanan, gelatin seharusnya disimpan di wadah yang tertutup rapat dan diletakkan di
tempat yang sejuk, kering dan daerah yang berventilasi karena akan melindunginya dari
kerusakan fisik. Wadah bahan ini bisa berbahaya bila dalam keadaan kosong karena mereka
memperthahankan produk residu (debu,padatan). Untuk pertimbangan pembuangan wadah
gelatin bahwa apa pun yang tidak dapat disimpan untuk pemulihan atau daur ulang harus
dikelola dalam fasilitas pembuangan limbah yang sesuai dan disetujui. Pemrosesan, penggunaan
atau kontaminasi produk ini dapat mengubah pilihan-pilihan pengelolaan limbah(NN,2009).

Aquades

Akuades memiliki nama IUPAC Dihydrogen monoxide, atau Oxidaneleh mikroba dengan
rumus molekul H2O. Akuades tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada keadaan
standar. Akuades memiliki kerapatan 1000 kg m -3, dengan titik leleh 0C dan titik didih
100C(www.sciencestuff.com/msds/C1498.html) .
2.2

Konsentrasi Kritis Misel (KKM)


Zat pengaktif permukaan (surfaktan) bersifat sebagai zat terlarut normal dalam Larutan
encer,. Untuk larutan dengan konsentrasi tinggi/ larutan pekat, maka akan terjadi perubahan
mendadak pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan
tegangan muka. Surfaktan dan zat aktif permukaan merupakan spesies yang aktif pada
antarmuka antara dua fase, seperti antarmuka antara fase hidrofil dan hidrofob.Surfaktan
berakumulasi pada antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997).
Surfaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan
molekul organic yang terdiri dari dua kelompok gugus.Gugus pertama, dinamakan liofolik
(hidrofob bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti benci air dan gugus
kedua,dinamakan liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti suka
air.Pada sabun, gugus hidrofilik memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air,
sedangkan gugus hidrofob bergabung dengan gugus hidrofob dari molekul sabun lain
membentuk agregat yang dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul.
Gugus-gugus hidrofob akan berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan
berada diluar (Bird, 1993).
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan lemak.
Hal ini, disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan kepala hidrofilnya
memberikan perlindungan. Dan misel merupakan penggabungan (agregasi dari ion ion
surfaktan), dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan menuju ke bagian dalam misel,
meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan medium air. Misel hanya terbentuk diatas
konsentrasi misel kritis (CMC) dan di atas temperature Kraft (Atkins, 1997).
Bentuk misel yang berukuran koloid termasuk koloid asosiasi. Perubahannya bersifat reversible.
Koloid asosiasi ini meliputi :
-

Sabun-sabun

Alkil sulfat tinggi

Alkil sulfonat tinggi

Garam amina tinggi

Zat-zat warna tertentu

Ester gliserol tinggi

Polietilena oksida

Sabun, alkil sulfat, dan alkil sulfonat termasuk micelles anion, garam amina termasuk
micelles kation sedang polietilena oksida termasuk micelles non ionik. Kenaikan temperature,
menaikkan CMC dan pada temperature tinggi tidak terjadi lagi micelles. Adanya elektrolit,
merendahkan CMC. Berat molekul koloid asosiasi pada CMC sudah dapat ditentukan dengan
cara light scattering dan berharga 10.000-30.000 gram/mol. Banyak koloid anionik, kationik, dan
non ionik merupakan emulgator, detergent dab stabilizer koloid yang baik. Beberapa merupakan
stabilizer zat organik dalam air (Sukardjo, 1989)
Pembentukkan misel dapat terjadi pada konsentrasi di atas KKM untuk mengetahui
harga KKM yang paling tepat diperlukan tabel entalpi, karena entalpi sangat berkaitan erat
dengan KKM. Jika konstanta kesetimbangan k, dan perubahan energi standar = G o, maka untuk
miselisasi 1 mol zat pemantap sesuai dengan persamaan :

Pada kkm x = 0 dan G0 = RT ln (kkm)


Sehingga:

Dengan mengintegralkan persamaan diatas diperoleh persamaan:

Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/ T dapat diperoleh harga H0/ R sebagai slopenya(Tim
Penyusun, 2011).

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1

Alat dan Bahan


3.1.1. Alat

: - Labu ukur 100 mL


- Labu ukur 1 L
- Gelas beker
- Gelas arloji
- Pipet ukur 1 mL
- Konduktometer
- Tensiometer

3.1.2. Bahan

: - Gelatin
- Akuades

3.2 Skema Kerja

Sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam 1 liter aquades

Dari larutan tersebut kemudian diambil 42,0; 44,0; 46,0; 48,0 mL

Masing-maisng larutan tersebut diencerkan dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas

HASIL
Untuk masing-masing larutan diukur daya hantar pada temperatur 30, 34, 36, 38, 40oC.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Data Daya Hantar Listrik Pada Gelatin
42,0

30C
19,9

34C
19,9

36C
19,9

38C
19,9

40
19,9

mL
44,0

S
19,9

S
19,9

S
19,9

S
19,9

S
19,9

mL
46,0

S
45,2

S
45,0

S
44,7

S
45,4

S
45,5

mL
45,0

S
46,9

S
47,0

S
47,4

S
48,0

S
48,8

mL

4.2 Pembahasan
praktikum kali ini akan di bahas mengenai Konsentrasi Kritis Misel(KKM). KKM adalah
Konsentrasi dimana misel mulai terbentuk. Pada percobaan kritis misel digunakan alat
konduktometer. Alat konduktometer digunakan untuk mengukur derajat ionisasi suatu larutan
elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Selain itu
konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang
diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Dengan adanya sifat yang dimiliki
oleh konduktometer yang dapat mengukur daya hantar yang dihasilkan larutan koloid tersebut
maka konduktometer dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Konduktometer
tersusun atas beberapa komponen yaitu konduktor atau inputnya dan bagian output
(menampilkan data yang diperoleh dari input berupa angka). Prinsip kerja konduktometer

adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan akan menerima rangsang
(dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor). Lalu hasil ini diproses dan
dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka yang tertera pada layar kaca Konduktometer.
Adapun bahan yang di ginakan dalam percobaan ini adalah Gelatin, gelatin dipilih karena
gelatin termasuk dalam surfaktan yang merupakan zat aktif permukaan yang mengandung kedua
kelompok hidrofobik (ekor) dan kelompok hidrofilik (kepala). Oleh karena itu, molekul
surfaktan berisi air larut (atau komponen minyak larut) dan komponen larut air. Struktur gelatin:

Gelatin sendiri akan terjadi misel jika penggabungan ion dalam gelatin tersebut menjadi
satu layaknya proses elektrolisis dimana senyawa-senyawa ion bergerak dan gerak tersebut
memiliki energi kinetik yang besar. Fenomena terbentuknya misel dapat dijelaskan di bawah
konsentrasi misel, konsentrasi surfaktan yang mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah
jika konsentrasi surfaktan dinaikkan, titik kkm ada dikarenakan titik dimana baik antar muka
maupun dalam cairan jenuh dengan monomer dan jika surfaktan akan dinaikkan maka akan
terbentuk suatu misel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi.
Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu
suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada
pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung
akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu

partikel semakin tinggi ( gerakan molekul semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu
konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.
Proses terbentuknya misel yaitu dibawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi surfaktan
yang mengalami adsorpsi pada antar permukaan bertambah jika konsentrasi surfaktan total
dinaikkan. Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam cairan
menjadi jenuh dengan monomer. Keadaan inilah yang disebut dengan Konsentrasi Kritis Misel.
Jika surfaktan terus ditambah lagi hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus
membentuk

misel.Surfaktan merupakan

molekul

yang

memiliki

gugus

polar

yang

suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif
permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari
sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun
netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan
rantai alkil yang panjang.
Sesuai dengan data yang di peroleh dari percobaan kritis misel dapat digambarkan
dengangrafik pada saat suhu pada 30C seperi dibawah ini :
Konduktivitas pada suhu 30C

Berdasarkan grafik di atas dapat di ketahui bahwa terdapat kesalahan, menurut literature dan data
dari kelompok sebelumnya seharusnya grafik yang di dapat tidak naik turun namun akan terus
naik sedikit demi sedikit berdasarkan kenaikan konsentrasinya
Karena semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tingi pula konduktivitasnya, hal ini
dikarenakan pergerakan dari larutan gelatin seperti senyawa elektrolit, yang memiliki energi
kinetik yang besar untuk mencapai suatu larutan yang koloid.

Konsentrasi awal dari gelatin yaitu sebesar 5,9.10-3 M, sedangkan pada saat pengenceran 42mL
didapatkan konsentrasi sebesar 2.5 x 10-3 M, pada pengenceran 44 mL diperoleh 2.6 x 10-3 M,
pada pengenceran 46 mL diperoleh 2.7 x 10-3 M dan pada pengenceran sebanyak 48 mL
diperoleh konsentrasi sebesar 2.8 x 10-3 M.
Konduktivitas pada suhu 34C

Pada grafik ini juga di dapatkan hasil yang sama dengan grafik sebelumnya begitu pula pada
grafik berikutnya yaitu pada konduktivitas 36C,38C dan 40C tidak terdapat kenaikan yang
signifikan.

Dari beberapa macam grafik pada masing-masing suhu dapat dicari harga sebuah kkm
dimana pada saat suhu 30C ln kkm yang diperoleh sebesar -257,7, pada saat suhu 34C nilai ln
kkm yang diperoleh sebesar -258, pada saat suhu 36C diperoleh nilai ln kkm sebesar -260,3,
pada suhu 38C diperoleh nilai ln kkm sebesar 262,1 dan pada saat suhu 40C nilai ln kkm
sebesar -273,1. Sehingga grafik yang diperoleh data antara ln KKM dan 1/T :

H = ln (kkm). RTrata-rata
= - 508,54 x 8.314 x 308.6
= - 13,04 x 105 J

BAB 5. PENUTUP
5.1

Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi.
Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu
suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
KKM adalah Konsentrasi dimana misel mulai terbentuk
5.2

Saran

Praktikan hendaknya harus lebih teliti dalam melakukan percobaan agar hasil yang di dapatkan
valid.
Alat yang di gunakan juga sangat berperan penting jadi sebaiknya alat yang sudah lama atau
tidak layak pakai tidak di gunakan pada saat praktikum

BAB 1. PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang

Surfaktan adalah senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda
interaksinya dengan air, yakni ujung satu (biasa disebut kepala) yang suka air dan ujung satunya
(yang disebut ekor) yang tidak suka air. surfaktan dibagi atas surfaktan anionik, kationik, non
ionik, dan amfoterik.
Surfaktan merupakan senyawa organik yang dalam molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus
hidrofilik dan satu gugus hidrofobik. Apabila ditambahkan ke suatu cairan pada konsentrasi
rendah, maka dapat mengubah karakteristik tegangan permukaan dan antarmuka cairan
tersebut. . Surfaktan akan berbusa dengan baik di segala jenis air dan akan dapat dibilas dengan
mudah dan sempurna dalam sampo modern.
Konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari molekul-molekul surfaktan
membentuk misel. Misel merupakan sebuah kumpulan molekul surfaktan yang terdispersi dalam
koloid cair. Sifat khas misel dalam larutan encer membentuk suatu kumpulan dengan kepala
gugus hidrofilik bersinggungan dengan solven yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus

hidrofobik didalam pusat misel. Misel biasanya berbentuk globular dan secara garis besar
berbentuk speris, akan tetapi dapat pula berbentuk elipsoida, silinder, dan bilayer. Bentuk dan
ukuran misel merupakan fungsi dari geometri molekular dari molekul surfaktan tersebut dan
kondisi larutan seperti konsentrasi surfaktan, temperatur, pH, dan kekuatan ionik. Proses
pembentukan misel disebut sebagai miselisasi.
II.

Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi kritis misel dari gelatin pada pelarut air dan penentuan harga

entalpinya.
BAB 2. TINAJUAN PUSTAKA
Surfaktan adalah molekul amfifilik yang mempunyai sifat hidrofobik dan hidrofilik.
Molekul surfaktan secara umum mempumyai ekor yang berupa rantai hidrokarbon panjang yang
larut dalam hidrokarbon dan pelarut non polar yang lain, dan kepala hidrofilik yang larut dalam
pelarut polar (misalnya air). Salah satu molekul dengan karakter ganda ini adalah Sodium
Dodesil Sulfat (SDS), NaOSO3C12H25. Salah satu sifat khas surfaktan adalah pembentukan misel,
yaitu fenomena penting yang mempengaruhi sifat permukaan seperti detergensi, solubilisasi dan
tegangan permukaan. Misel adalah struktur bulat dengan diameter sekitar 5 nm yang terbentuk
dari monomer-monomer surfaktan. Bagian dalam misel tersusun dari rantai hidrokarbon
surfaktan sedangkan bagian luar misel tersusun dari kepala ioniknya (Atkins, 1997).
Zat pengaktif permukaan (surfaktan) dalam larutan encer bersifat sebagai zat terlarut normal.
Untuk larutan dengan konsentrasi tinggi/ larutan pekat, maka akan terjadi perubahan mendadak
pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan
muka. Surfaktan dan zat aktif permukaan merupakan spesies yang aktif pada antarmuka antara
dua fase, seperti antarmuka antara fase hidrofil dan hidrofob. Surfaktan berakumulasi pada
antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997).
Surfaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan molekul
organik yang terdiri dari dua kelompok gugus. Gugus pertama, dinamakan liofolik (hidrofob
bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti tidak suka air dan gugus kedua, dinamakan
liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti suka air. Pada sabun,
gugus hidrofilik memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus
hidrofob bergabung dengan gugus hidrofob dari molekul sabun lain membentuk agregat yang

dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul.Gugus-gugus hidrofob akan
berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan berada diluar (Bird, 1993).
Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan, yaitu dibawah konsentrasi kritis misel,
konsentrasi surfaktan (sabun) yang mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah jika
konsentrasi surfaktan total dinaikkan. Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka
maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer keadaan inilah yang disebut kkm, jika
sulfaktan terus bertambah lagi hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus
membentuk misel. Pada peristiwa ini tenaga bebas sistem berkurang (Tim kimia fisik, 2011).
Kesetimbangan diantara molekul-molekul atau ion-ion misel yang tidak berasosiasi berlaku
hukum aksi masa untuk kesetimbangan miselisasi. Jika C adalah konsentrasi stoikiometri larutan,
x adalah fraksi dari satuan monomer yang diendapkan dan m adalah jumlah satuan monomer per
satuan misel, maka :
M (X)
C(1-x)

(x0 m
Cx /m

atau
Dimana

konsentrasi

fraksi

stoikiometri

larutan

satuan

monomer

kelompok

m = jumlah satuan monomer per misel


untuk m >>, pernyataan ini menunjukkan bahwa x menjadi << pada nilai C dan naik dengan
cepat (Tim kimia fisika, 2011).
Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi diatas kkm untuk mengetahui harga kkm yang
paling tepat diperlukan tabel entalpi, karena entalpi sangat erat kaitannya dengan kkm. Jika
konstanta kesetimbangan k, dan perubahan energy standart = G0, maka untuk miselisasi 1 mol
zat pemantap sesuai dengan persamaan berikut :
Go = -(RT/m) ln (C.x/m) + RT ln [c(1 x)]
Pada kkm x = 0 dan G0 = RT ln (kkm)
Sehingga:
Go

0So

Go

= [-RT2d ln (kkm)]/dT
dengan mengintegralkan persamaan diatas diperoleh persamaan:

THo

Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga H o/Rsebagai slopenya (Tim kimia
fisik, 2011).
Bentuk misel yang berukuran koloid termasuk koloid asosiasi. Perubahannya bersifat reversible.
Koloid asosiasi ini meliputi :

Sabun-sabun

Alkil sulfat tinggi

Alkil sulfonat tinggi

Garam amina tinggi

Zat-zat warna tertentu

Ester gliserol tinggi

Polietilena oksida

Koloid terdiri dari koloid anionic, kationik dan non ionic. Surfaktan termasuk micelles anion
yang umumnya merupakan suatu garam.. Dan pada temperature tinggi, dapat menaikkan cmc
dan tidak terjadi lagi micelles. Tetapi dengan adanya elektrolit dapat merendahkan cmc. Banyak
koloid anionic yang mrupakan emulgator, detergent dan stabilizer dispersi koloid yang baik
(Sukardjo, 1989).
Gugus hidrofilik pada sabun memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan
gugus hidrofobik bergabung dengan gugus hidrofobik dari molekul sabun lain membentuk
agregat yang dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari seratus molekul. Gugus-gugus
hidrofobik akan terkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan berada diluar.
Molekul- molekul sabun baru akan membentuk misel apabila telah mencapai konsentrasi
tertentu. Untuk sabun konsentrasi ini berkisar antara 10-2 dan 10-4 mol per liter (Bird,1993).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
3.1.1

Alat dan Bahan


Alat

Labu ukur 100 mL

Labu ukur 1 L

Beaker glass

Gelas arloji

Pipet ukur 1 mL

Konduktometer

Tensiometer
3.1.2 Bahan

Gelatin

Sabun

Aquades
3.2 Prosedur Percobaan
1. Larutkan 5 gram gelatin dalam 1 liter akuades
2. Dari larutan tersebut, ambil: 42,0; 44,0;46,0; 48,0 mL kemudian encerkan dalam labu ukur
100 mL dengan akudes sampai tanda batas.
3. Untuk masing-masing larutan diukur daya hantar dan tegangan mukanya pada temperatur 30,
34, 36, 38, 40C,

KONSENTRASI KRITIS MISEL


I.

Tujuan

Percobaan

Mampu menentukan konsentrasi kritis misel (kkm) dan menentukan harga entalpi miselisasi
gelatin

pada

pelarut

II.

air.
Pendahuluan

Misel merupakan sebuah kumpulan molekul surfaktan yang terdispersi dalam koloid cair. Sifat
khas misel dalam larutan encer membentuk suatu kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik
bersinggungan dengan solven yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus hidrofobik
didalam pusat misel. Misel biasanya berbentuk globular dan secara garis besar berbentuk speris,
akan tetapi dapat pula berbentuk elipsoida, silinder, dan bilayer. Bentuk dan ukuran misel
merupakan fungsi dari geometri molekular dari molekul surfaktan tersebut dan kondisi larutan
seperti konsentrasi surfaktan, temperatur, pH, dan kekuatan ionik. Proses pembentukan misel
disebut

sebagai

miselisasi.

Molekul surfaktan individual yang terdapat didalam koloid, namun bukan bagian dari misel
disebut monomer. Didalam air, kepala hidrofilik molekul surfaktan selalu bersinggungan dengan
sebagian besar dari solven, tanpa memperdulikan apakah keberadaan surfaktan sebagai monomer
atau bagian dari misel.

Namun demikian, ekor hidrofobik molekul surfaktan memiliki sedikit kontak dengan air bila
merupakan bagian dari misel. Didalam suatu misel, ekor hidrofobik dari beberapa molekul
surfaktan berkumpul menjadi seperti inti minyak yang memiliki sedikit kontak dengan air.
Sebaliknya monomer surfaktan dikelilingi oleh molekul air yang membuat suatu kurungan
molekul yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Kurungan air ini memiliki struktur kristal
seperti

es.

Misel tersusun dari surfaktan ionik yang dikelilingi oleh awan ion-ion. Karena ion-ion ini
memiliki muatan berlawanan dengan muatan ionik surfaktan, maka disebut ion berlawanan.
Walaupun ikatan ion berlawanan menetralisir muatan misel (hampir 90%), efek dari muatan
misel dapat mempengaruhi stuktur solven yang mengelilinginya pada jarak tertentu dari misel.
Misel ionik dapat mempengaruhi beberapa sifat campuran, termasuk konduktivitas listrik.

Penambahan garam pada koloid yang mengandung misel dapat menurunkan kekuatan interaksi
elekrostatik

dan

menyebabkan

menjadi

formasi

misel

ionik

yang

lebih

besar.

Misel hanya terbentuk bila konsentrasi surfaktan lebih besar daripada konsentrasi kritis misel
(kkm) dan temperatur sistem lebih besar daripada temperatur kritis misel atau temperatur Kraff.
Konsentrasi kritis misel (kkm) merupakan titik penjenuhan surfaktan dalam sistem air. Kkm
dapat diamati dengan kurva yang diskontinu dari sifat fisik sistem sebagai suatu fungsi dari
jumlah surfaktan yang ditambahkan. Pembentukan misel dapat dipahami dengan menggunakan
termodinamika: misel dapat terbentuk secara spontan karena keseimbangan antara entropi dan
entalpi. Didalam air efek hidrofobik merupakan gaya pendorong pembentukan misel, meskipun
faktanya pengumpulan molekul surfaktan menurunkan entropinya. Pada umumnya, diatas kkm,
entropi dari pengumpulan molekul surfaktan lebih sedikit daripada entropi dari molekul
kurungan air. Hal yang juga penting adalah pertimbangan entalpi seperti interaksi elektrostatis
yang

terjadi

antara

muatan

(atau

ionik)

surfaktan.

Ketika surfaktan berada diatas kkm (konsentrasi kritis misel), surfaktan dapat berfungsi sebagai
pengemulsi yang akan melarutkan senyawa yang secara normal tidak larut dalam solven yang
digunakan. Hal ini terjadi karena spesies tidak mudah larut dapat dimasukkan kedalam inti misel,
dimana spesies tersebut terlarut didalam sebagian besar solven oleh kebalikan kepala gugus yang
berinteraksi dengan baik dengan spesies solven. Contoh yang paling umum adalah fenomena
detergen, yang membersihkan bahan hidrofobik terlarut (seperti minyak, lemak, atau kotoran)
yang tidak bisa dibersihkan dengan air. Detergen juga membantu membersihkan dengan
menurunkan tegangan permukaan air, membuat lebih mudah untuk membersihkan kotoran dari
permukaan. Kemampuan mengemulsikan surfaktan juga merupakan dasar untuk emulsi
polimerisasi.
III.
1. Konduktometer

Alat

dan
Alat

Bahan
:

2. Timbangan analitik

3.
4.
6.
7. Gelas arloji

Labu
Labu

ukur
ukur
Gelas

1
100

L
mL
beker

8.

Gelas

beker

9. Termometer

10. Corong

11.

Pemanas

12.

Pipet

Bahan

1. Gelatin

2.

Akuades

IV.

Prosedur

Kerja

1. Sebanyak 5 gram gelatin dilarutkan ke dalam 1 liter akuades dalam labu ukur kemudian
dipanaskan dengan pengaduk magnet di dalam larutan selama kurang lebih 15 menit.
2. Dari larutan tersebut diambil 42,0; 44,0; 44,4; 44,8; 45,2; 45,6; 46,0; 46,4; 46,8; 47,2; 47,6;
48,0; 50,0; dan 52,0 ml kemudian diencerkan dengan akuades pada labu takar 100 ml untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi berturut-turut : 2,10; 2,20; 2,22; 2,24; 2,26; 2,28; 2,30;
2,32;

2,34;

2,36;

2,38;

2,40;

2,50;

dan

2,60

g/L.

3. Untuk masing-masing larutan diukur daya hantar listriknya pada variasi temperatur 30, 32, 34,
36, 38, dan 40 C.
KONSENTRASI

KRITIS

MISEL DAN

ENTHALPI

BERBAGAI TEMPERATUR
I.

Tujuan:
Menentukan konsentrasi kritis misel dan enthalpi dari deterjen.

II.

Teori.

DARI

DETERJEN

PADA

Larutan dari bahan yang permukaan aktifnya tinggi, menunjukkan sifat-sifat fisik yang tidak
umum. Di dalam larutan encer, zat pemantap (surfaktan) bersifat sebagai zat terlarut normal.
Untuk larutan dengan larutan tinggi / pekat, maka akan terjadi perubahan mendadak pada
beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmose, turbiditas, daya hantar listrik, dan tegangan muka.
(Tim laboratorium Kimia Fisik, 2010)
Pada kesetimbangan di antara molekul-molekul atau ion-ion dari misel yang tidak berasosiasi,
berlaku hukum aksi massa untuk kesetimbangan miselasi. (Tim laboratorium Kimia Fisik, 2010)
mx
c (1-x)

(x) m

cx / m

k = cx / m_
c (1-x)m
dalam hal ini:
c

: konsentrasi storkrometri larutan

: fraksi kelompok satuan monomer

m : jumlah satuan monomer per misel


Untuk harga m yang semakin besar, pernyataan ini menunjukkan bahwa x menjadi semakin kecil
pada nilai c tertentu dan sesudah itu naik dengan tepat.
Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi di atas k.k.m (konsentrasi kritis misel). Untuk
mengetahui harga k.k.m yang paling tepat, diperlukan adanya table enthapi, karena enthapi
sangat erat kaitannya dengan k.k.m. (Tim Laboratorium Kimia Fisik, 2010)
Jika konstanta keseimbangan adalah k dan perubahan energi standar adalah G, maka akan
membentuk miselasi 1 mol zat pemantap sesuai dengan persamaan: (Tim Laboratorium Kimia
Fisik, 2010)

G = -RT ln k
m

G = -

RT

ln

cx

+ RT ln [c(1-x)]

Pada k.k.m, x = 0, dan G = RT ln (k.k.m), sehingga:


S = -d (G)
-dt
= -RT d ln (k.k.m) R ln (k.k.m)
Dt
H = G + T.S

= - RT2 d ln (k.k.m)
dT
dengan mengintegrasikan persamaan di atas diperoleh persamaan:
ln (k.k.m) = H + c
RT
Dengan membuat grafik ln (k.k.m) terhadap 1/T diperoleh harga H/R sebagai slopenya.

Molekul sabun dapat berkumpul sebagai misel, yaitu kumpulan molekul berukuran koloid,
walaupun tidak ada tetesan lemak. Hal ini disebabkan: ekor hidrofobnya cenderung berkumpul,
dan kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Misel hanya terbentuk di atas konsentrasi
misel kritis (CMC) dan di atas temperatur kraft. Molekul surfaktan non ionik dapat berkumpul
dalam kerumunan 1000 atau lebih, tetapi spesies ionik dapat terganggu oleh tolakan elektrostatik
antara gugus kepala, ehingga biasanya terbatas sampai antara 10 dan 100 molekul. Populasi
misel sering bersifat polidispersi, dan ukuran misel individual bervariasi dengan konsentrasi.
Walaupun misel bulat juga ada, tetapi umumnya di dekat CMC bentuknya bulat ppipih, dan pada
konsentrasi lebih tinggi berbentuk seperti batang. Bagian dalam misel menyerupai tetesan
minyak, dan resonansi magnetic menunjukkan bahwa ekor hidrokarbon itu mobil, tetapi sedikit
lebih terbatas dari pada di dalam bagian terbesar larutannya (Atkins, 1999)
Misel ini penting dalam industri dan biologi disebabkan oleh fungsi pelarutnya: materi dapat
ditransportasikan oleh air setelah materi itu melarut dalam hidrokarbon dari misel. Dengan
alasan ilmiah, misel digunakan sebagai detergen, pembawa obat, sintesis organic, pengapungan
buih, dan penemuan minyak bumi. (Atkins, 1999)
Termodinamika pembentukan misel menunjukkan bahwa enthalpi pembentukannya dalam sistem
air mungkin positif. (Jadi, pembentukan tersebut endotermik) dengan H 1-2 kl per mol
surfaktan. Pembentukan misel di atas, CMC menunjukkan bahwa perubahan entropi yang
menyertai pembentukannya pasti positif, dan pengukuran nilai sekitar = 140 JK-1 mol-1 pada
temperature kamar. Perubahan enthalpy (entropi) yang positif walaupun molekul itu berkumpul
menunjukkan adanya kontribusi pelarut pada entropi dan molekul akan lebih bebas
bergerak setelah molekul terlarut terkumpul menjadi kumpulan kecil. Hal ini masuk akal, karena
setiap molekul terlarut individual terkurung dalam pelarut yang teratur, tetapi setelah misel
terbentuk, molekul pelarut hanya perlu membentuk satu kurungan yang lebih besar. Kenaikan
energi ketika gugus hidrofob berkumpul dan mengurangi tuntuntan strukturnya pada pelarut,
merupakan asal usul antar aksi hidrofob yang akan menstabilkan pengelompokkan gugus
hidrofob dalam makromolekul biologis. (Atkins, 1999)
Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah
konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak pada konsentrasi yang tertentu. Perubahan

yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa
molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritis misel (CMC). (Anonimus, 2009)
Beberapa faktor yang mempengaruhi CMC: (Anonimus, 2009)
-

Untuk deret homolog surfaktan rantai hidrokarbon, nilai CMC bertambah 2x dengan
berkurangnya satu atom c dalam rantai.

Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai CMC dan juga kelarutan.

Adanya garam menurunkan nilai CMC surfaktan ion.


Penurunan CMC hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar
konsentrasinya makin menurun CMC-nya.
Pada CMC terjadi penggumpalan dari molekul surfaktan, maka cara penentuan CMC dapat
menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang menunjukkan perubahan dari keadaan
ideal menjadi tidak ideal. Di bawah CMC, larutan menjadi bersifat ideal, sedangkan di atasnya
larutan bersifat tak ideal. Besaran fisik yang dapat digunakan adalah tekanan osmosis, titik beku
larutan, hantaran jenis atau hantaran ekivalen, kelarutan, indeks bias, hamburan cahaya, tegangan
permukaan, dan tegangan antar muka. (Anonimus, 2009)
Koagulasi sel liofil atau liofob, menghasilkan endapan. Bila keadaannya dibuat tepat, dapat
terjadi zat cair yang ada diserap oleh zat padatnya. Proses ini disebut gelasi dan zat yang terjadi
disebut gel. Pembuatan gel dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pendinginan, metatesa,
perubahan pelarut. (Sukardjo, 2002)

III. Alat dan Bahan yang digunakan.


a. Alat yang digunakan:
1. Konduktometer JENWAY.
2. Labu ukur 500 ml.
3. Labu ukur 50 ml.
4. Beaker glass 500 ml.
5. 7 buah Beaker glass 100 ml.
6. Batang pengaduk.

7. Spatula.
8. Gelas arloji.
9. Pipet tetes.
10. Gelas ukur 25 ml.
11. Gelas ukur 5 ml.
12. Timbangan.
b. Bahan yang digunakan:
1. Sabun batang.
2. Akuades.
3. KCl

Вам также может понравиться